Anda di halaman 1dari 10

A.

Skenario Kasus

Judul Kasus : Nyeri bahu kanan

Seorang laki-laki 24 tahun datang ke IGD RS Gunadarma dalam keadaan sadar,


diantar oleh keluarganya. Pasien mengeluh nyeri bahu kanan sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengeluhkan rasa nyeri hebat dan kesulitan menggerakkan bahu kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan bahwa kira-kira 2,5 jam sebelumnya, pasien sedang


mengendarai sepeda motor dengan kecepatan cukup tinggi. Pasien mengerem mendadak
karena menghindari kendaraan lain, sehingga terpental dan terjatuh dalam posisi miring
kanan. Bahu kanan pasien menghantam aspal cukup keras. Pasien merasakan nyeri pada
bahu kanan terutama saat bahu digerakkan. Area di sekitar bahu kemerahan dan agak
menonjol. Pasien mengenakan helm, tidak ada pingsan, tidak ada mual muntah, tidak ada
pusing.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat operasi disangkal, riwayat penyakit kronik disangkal, riwayat alergi obat
disangkal. 

B. Sistematika Kasus 
1. Identifikasi Kata
a. Mual: Perasaan tidak menyenangkan yang samar  pada abdomen dengan
kecendrungan untuk muntah.
b. Nyeri: Perasaan tidak nyaman berupa sakit.
c. Operasi: Setiap tindakan yang dilakukan dengan alat atau dengan tangan 
seorang ahli bedah.
d. Pusing: sensasi terombang ambing serta perasaan adanya pergerakan di dalam
kepala.
e. Kronik: Menetap untuk periode yang lama.
f. Menghantam: Menyerang dengan hebat.
g. Muntah: Kondisi yang terjadi saat otot perut mengalami kontraksi sehingga isi
perut keluar dari mulut.
h. Pingsan: Kondisi kehilangan kesadaran sementara.
i. Menonjol: Berjendul.
j. Krepitasi: Suara retakan yang dihasilkan oleh gesekan antar tulang ataupun
persendian.
k. Retraksi: Tindakan pada keadaan tertaik  atau menarik kembali dinding dada.
l. Racoon Eye: Perubahan warna kulit dibawah mata, akibat adanya cedera pada
mata atau kepala.
m. Isokor: Kondisi pupil pada kedua mata yang ukurannya sama.
n. CRT: Tes yang dilakukan cepat pada daerah dasar kuku untuk memonitor
dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan.
o. Memar: Suatu jenis cedera pada jaringan tubuh yang menyebabkan aliran darah
dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitar.
p. Gallop: Kelainan irama jantung.

2. Identifikasi Masalah
a. Apa yang menyebabkan bahu menjendol pada pasien?
b. Apa yang menyebabkan rasa nyeri pada bahu kanan pasien?
c. Mengapa pasien mengalami kesulitan saat menggerakkan bahu?
d. Mengapa pasien tidak mengalami mual, muntah, dan pusing?
e. Apa usaha yang dilakukan agar bahu pasien dapat digerakkan kembali?
f. Mengapa pasien merasakan nyeri terutama saat digerakkan?
g. Bagaimana terjadinya kemerahanpada bahu pasien?
h. Apakah posisi jatuhnya pasien mempengaruhi rasa sakitnya?
i. Apa tatalaksana untuk mengurangi nyeri pada bahu pasien?
j. Apa pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis pada pasien?
k. Mengapa saat palpasi, regio bahu teraba hangat?
l. Apa yang menyebabkan terjadinya edema pada bahu?
m. Mengapa terdapar nyeri tekan pada clavicula?
n. Apa yang menyebabkan krepitasi?
o. Mengapa terjadi deformitas?
p. Apa yang menyebabkan pasien tidak bisa menggerakkan tangan (merujuk hasil
pemerikasaan pada tahap 2)

3. Analisis Masalah (Brainstorming)


a. Diperkirakan terdapat dislokasi ataupun fraktur pada bahu pasien, penonjolan
dapat terjadi akibat proses inflamasi, kelainan patologis abnormal, atau
perubahan struktur penyusun regio bahu.
b. Karena pasien mengalami trauma berupa benturan pada bahu bagian kanan dan
diindikasi terdapat pergeseran pada tulang serta tekanan yang berlebih
menyebabkan nosiseptor aktif sehingga terasa nyeri.
c. Diperkirakan terjadinya gangguan fungsi motorik muskuloskeletal berupa
gangguan otot, saraf, tulang dan sendi.
d. Karena diindikasi saat kecelakaan bagian kepala pasien terlindungi dan hanya
bagian bahu kanan pasien yang terbentur. Keluhan pasien berada terlokalisir
tidak tersebar sistemik ataupun menyebabkan gangguan SSP.
e. Perlu dilakukannya pemeriksaan pada bahu (foto radiologi) apabila terdapat
struktur yang tidak seharusnya maka akan dilakukan perbaikan pada bahu
pasien.
f. Karena bahu kanan diindikasi terdapat dislokasi ataupun fraktur sehingga saat
menggerakan bahu terasa nyeri.
g. Karena pada bahunya ada benturan yang menyebabkan memar, serta adanya
kerusakan secara kimiawi dan menyebabkan reseptor serotonidan histaminnya
keluar sehingga terjadi vasodilatasi, akibat tekanan yang tinggi pada pembuluh
darah pada daerah tersebut rusak sehingga terjadi penumpukkan darah diluar
pembuluh darah.
h. Ya, mempengaruhi, dikarenakan bagian tersebut bisa mengalami gangguan pada
sistem muskuloskeletalnya.
i. Mengistirahatkan sendi bahu, agar proses peradangan mereda dan nyeri
berkurang.
j. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (foto radiologi).
k. Karena terjadinya proses inflamasi.
l. Karena terjadi penumpukkan cairan di bagian intertitial. Saat cairan di
pembuluh darah keluar ke jaringan sekelilingnya. Cairan kemudian menumpuk
sehingga membuat jaringan tubuh menjadi bengkak.
m. Karena fraktur jadi, saraf di clavicula terhimpit dan menyebabkan nyeri saat
ditekan.
n. Karena terdapat pergesekkan atau retakan pada tulang yang diakibatkan oleh
trauma (kecelakaan) menyebabkan terdapatnya suara krepitasi.
o. Terjadi karena adanya perubahan struktur pada suatu regio.
p. Karena pada PF ROM terdapat gerakan aktif dan pasif yang terbatas.

Pertanyaan dan Jawaban Intruksi

Tahap 1

1) Apakah masalah yang dihadapi pasien?

Jawaban: Pasien merasakan nyeri dengan penojolan juga kemerahan pada bahu serta
tidak dapat menggerakan bahu.

2) Apakah hipotesis yang didapat dari anamnesis?

Jawaban: Dislokasi, fraktur tertutup, dan cedera otot pada regio bahu pasien.

3) Apakah informasi selanjutnya yang anda butuhkan untuk membuktikan hipotesis?

Jawaban: Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (foto radiologi).

Tahap 2

1) Apakah hipotesis yang anda dapatkan dari pemeriksaan fisik?


Jawaban: Dislokasi, fraktur tertutup, dan pada regio bahu pasien.

2) Apakah informasi lain yang anda butuhkan untuk membuktikan hipotesis anda?

Jawaban: Pemeriksaan penunjang (foto radiologi).

Tahap 3

1) Apakah hipotesis anda saat ini?

Jawaban: Fraktur pada 1/3 medial klavikula dekstra oblique

2) Bagaimana tatalaksana yang tepat pada kondisi di atas?

Jawaban: Diberikan obat anti nyeri, pemberian vitamin dan kalsium, kemudian
dipakaikan kain gendong dan melakukan latihan aktif pada bahu (fisioterapi),
imobilisasi lengan, operasi.

4. Tujuan Pembelajaran atau Learning objective


a. Mengetahui anatomi muskuloskeletal.
b. Mengetahui histologi muskuloskeletal.
c. Mengetahui Fisiologi muskuloskeletal.
d. Mengetahui mekanisme patogenesis.
e. Mengetahui biomekanika trauma.
f. Mengetahui diagnosis klinis pada pasien dan perbedaan pada diagnosis
bandingnya.
g. Mengetahui fisiologi (proses pembentukan dan regenerasi) pada tulang.
h. Mengetahui osteogenesis ekstremitas superior.
i. Mengetahui dan menjelaskan dari segi orthopedi tentang:
a) Biomekanika trauma
b) Definisi fraktur dan dislokasi
c) Prinsip penanggulangan cedera musculoskeletal
d) Klasifikasi fraktur
e) Klasifikasi dislokasi
f) Pergeseran fragmen fraktur
g) Prinsip penyembuhan normal fraktur dan abnormal fraktur
h) Komplikasi fraktur dan dislokasi
i) Pemeriksaan fisik pada fraktur dan dislokasi
j) Pemeriksaan radiologis pada fraktur dan dislokasi
k) Tatalaksana fraktur tertutup dan terbuka
l) Prinsip BTLS
m) Mengetahui tatalaksana fraktur dan dislokasi.
C. Pembahasan Kasus
a) Anamnesis
- Keluhan utama – Nyeri bahu kanan sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit.
- Keluhan tambahan – Kesulitan menggerakan bahu kanan
b) Pemeriksaan fisik
- Primary survey:
 A = respon bicara baik
 B = tidak tampak sesak napas, RR: 24x/menit, pulse oxymetri 99%
 C = TD: 143/86 mmHg, N: 106x/menit reguler, isi cukup
 D = GCS: E4V5M6, pupil isokor 3mm/3mm refleks cahaya (+/+)
 E = tidak tampak perdarahan aktif, S: 36.5 C
- Status generalis:
 Kepala: Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), raccoon eye
(-/-)
 Hidung: perdarahan (-), deformitas (-)
 Telinga: perdarahan (-)
 Leher: memar (-), pergerakan bebas
 Toraks: Inspeksi: simetris statis dan dinamis, retraksi (-), luka (-)

Palpasi: krepitasi (-)

Perkusi: paru sonor, jantung redup


Auskultasi: Pulmo: SD vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing
(-/-)

Cor: BJ 1-2, reguler, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen: datar, memar (-), luka (-), supel, BU (+) normal, nyeri tekan
(-), nyeri lepas (-)
 Ekstremitas superior: memar (+), luka lecet (+), perdarahan aktif (-),
akral hangat, CRT <2 detik, tidak pucat, pulsasi A. Radialis dan A.
Ulnaris teraba, hipoestesi (-)
- Status lokalis:
Regio shoulder dextra
 Inspeksi: kemerahan (+), edema (+), tampak deformitas klavikula
dekstra
 Palpasi: nyeri tekan klavikula (+), krepitasi (+), teraba hangat
 ROM: aktif dan pasif terbatas
- Gambar pemeriksaan fisik:

D. Pemeriksaan Penunjang

Foto rontgen AP kedua bahu:


Berdasarkan hasil foto rontgen kedua bahu, terdapat kesan:

Tampak garis fraktur pada 1/3 medial klavikula dekstra oblique

E. Diagnosis Banding
 Fraktur os. Clavicula
 Fraktur costae ½
 Fraktur acromion
 Dislokasi articulatio region bahu
F. Diagnosis Kerja
Pada skenario kasus ini, kelompok kami memilih “fraktur os clavicula”
sebagai diagnosis kerjanya. Alasan kami memilih diagnosis tersebut didasarkan dari
hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan adanya krepitasi serta dari hasil
pemeriksaan penunjang yang berupa rontgen, pada foto radiologi ditemukan adanya
garis fraktur oblique pada 1/3 medial klavikula dextra.

Anda mungkin juga menyukai