Skenario Kasus
Riwayat operasi disangkal, riwayat penyakit kronik disangkal, riwayat alergi obat
disangkal.
B. Sistematika Kasus
1. Identifikasi Kata
a. Mual: Perasaan tidak menyenangkan yang samar pada abdomen dengan
kecendrungan untuk muntah.
b. Nyeri: Perasaan tidak nyaman berupa sakit.
c. Operasi: Setiap tindakan yang dilakukan dengan alat atau dengan tangan
seorang ahli bedah.
d. Pusing: sensasi terombang ambing serta perasaan adanya pergerakan di dalam
kepala.
e. Kronik: Menetap untuk periode yang lama.
f. Menghantam: Menyerang dengan hebat.
g. Muntah: Kondisi yang terjadi saat otot perut mengalami kontraksi sehingga isi
perut keluar dari mulut.
h. Pingsan: Kondisi kehilangan kesadaran sementara.
i. Menonjol: Berjendul.
j. Krepitasi: Suara retakan yang dihasilkan oleh gesekan antar tulang ataupun
persendian.
k. Retraksi: Tindakan pada keadaan tertaik atau menarik kembali dinding dada.
l. Racoon Eye: Perubahan warna kulit dibawah mata, akibat adanya cedera pada
mata atau kepala.
m. Isokor: Kondisi pupil pada kedua mata yang ukurannya sama.
n. CRT: Tes yang dilakukan cepat pada daerah dasar kuku untuk memonitor
dehidrasi dan jumlah aliran darah ke jaringan.
o. Memar: Suatu jenis cedera pada jaringan tubuh yang menyebabkan aliran darah
dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitar.
p. Gallop: Kelainan irama jantung.
2. Identifikasi Masalah
a. Apa yang menyebabkan bahu menjendol pada pasien?
b. Apa yang menyebabkan rasa nyeri pada bahu kanan pasien?
c. Mengapa pasien mengalami kesulitan saat menggerakkan bahu?
d. Mengapa pasien tidak mengalami mual, muntah, dan pusing?
e. Apa usaha yang dilakukan agar bahu pasien dapat digerakkan kembali?
f. Mengapa pasien merasakan nyeri terutama saat digerakkan?
g. Bagaimana terjadinya kemerahanpada bahu pasien?
h. Apakah posisi jatuhnya pasien mempengaruhi rasa sakitnya?
i. Apa tatalaksana untuk mengurangi nyeri pada bahu pasien?
j. Apa pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis pada pasien?
k. Mengapa saat palpasi, regio bahu teraba hangat?
l. Apa yang menyebabkan terjadinya edema pada bahu?
m. Mengapa terdapar nyeri tekan pada clavicula?
n. Apa yang menyebabkan krepitasi?
o. Mengapa terjadi deformitas?
p. Apa yang menyebabkan pasien tidak bisa menggerakkan tangan (merujuk hasil
pemerikasaan pada tahap 2)
Tahap 1
Jawaban: Pasien merasakan nyeri dengan penojolan juga kemerahan pada bahu serta
tidak dapat menggerakan bahu.
Jawaban: Dislokasi, fraktur tertutup, dan cedera otot pada regio bahu pasien.
Tahap 2
2) Apakah informasi lain yang anda butuhkan untuk membuktikan hipotesis anda?
Tahap 3
Jawaban: Diberikan obat anti nyeri, pemberian vitamin dan kalsium, kemudian
dipakaikan kain gendong dan melakukan latihan aktif pada bahu (fisioterapi),
imobilisasi lengan, operasi.
Abdomen: datar, memar (-), luka (-), supel, BU (+) normal, nyeri tekan
(-), nyeri lepas (-)
Ekstremitas superior: memar (+), luka lecet (+), perdarahan aktif (-),
akral hangat, CRT <2 detik, tidak pucat, pulsasi A. Radialis dan A.
Ulnaris teraba, hipoestesi (-)
- Status lokalis:
Regio shoulder dextra
Inspeksi: kemerahan (+), edema (+), tampak deformitas klavikula
dekstra
Palpasi: nyeri tekan klavikula (+), krepitasi (+), teraba hangat
ROM: aktif dan pasif terbatas
- Gambar pemeriksaan fisik:
D. Pemeriksaan Penunjang
E. Diagnosis Banding
Fraktur os. Clavicula
Fraktur costae ½
Fraktur acromion
Dislokasi articulatio region bahu
F. Diagnosis Kerja
Pada skenario kasus ini, kelompok kami memilih “fraktur os clavicula”
sebagai diagnosis kerjanya. Alasan kami memilih diagnosis tersebut didasarkan dari
hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan adanya krepitasi serta dari hasil
pemeriksaan penunjang yang berupa rontgen, pada foto radiologi ditemukan adanya
garis fraktur oblique pada 1/3 medial klavikula dextra.