Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Fisiologi Manusia

SUHU TUBUH DAN PENGATURANNYA


( THERMOREGULASI )

Oleh :

RINI ROSDIYANA
163112620120111

JURUSAN S1 BIOLOGI MEDIK


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2016
Laporan praktikum IV
A. Judul : Suhu Tubuh dan Pengaturannya (Termoregulasi)
B. Hari dan tanggal : Jumat 28 Oktober 2016
C. Tujuan
1. Mengukur suhu ketiak (axilla) dan suhu mulut seseorang.
2. Menerangkan pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur air es pada
suhu mulut seseorang.
3. Menyimpulkan pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh binatang
poikilotermik.
D. Dasar Teori
1. Pengertian Termoregulasi
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk
mempertahankan suhu internal agar tetap berada di dalam kisaran yang dapat
ditolerir. Mekanisme termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan
antara masuknya panas dan pelepasan panas. Pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan eksresi adalah elemen elemen
dari homeostasis.
Pengaruh suhu lingkungan pada hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu
poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm yaitu suhu tubuh dipengaruhi oleh
lingkungan, suhu tubuh dibagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu
tubuh luar. Hewan yang termasuk golongan poikiloterm disebut hewan berdarah
dingin, contohnya ; bangsa ikan, reptil, dan amfibi. Homoiterm disebut juga
hewan berdarah panas, karena dapat man digolonhenjaga suhu tubuhnya. Hewan
yang termasuk golongan homoioterm yaitu aves dan mamalia.
Suhu tubuh ideal yang paling disukai Suhu Ekritik berkisar antara 35-40 oC.
Kisaran toleransi termal adalah kisaran suhu yang lebih luas dan dapat diterma
hewan. Titik terendah dari kisaran termal adalah suhu kris minimum. Titik
tertinggi dari kisaran termal adalah suhu kritis, maksimum. Suhu tubuh kosntan
sangat dibutuhkan karena perubahan suhu akan mempengaruhi konformasi
protein dan aktivitas enzim sehingga aktivitas enzim terganggu maka reaksi sel
juga akan ikut terganggu.

2. Poikilotermik dan Homoitermik


Pengaruh suhu terhadap lingkungan, hewan digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu poikiloterm dan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya
dipengaruhi oleh lingkungan, suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi
dibandingkan suhu bagian luar.Golongan poikiloterm biasanya disebut hewan
berdarah dingin, hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya
kira kira sama dengan suhu lingkungan (Dukes, 1985).
Homoiterm disebut juga golongan hewan berdarah panas yaitu hewan yang
dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu suhu tertentu yang konstan biasanya
lebi tinggi dibandingkan suhu lingkungan sekitar. Sebagian panas hilang melalui
radiasi mengeluarkan keringat yang menyejukkan badan dan melalui evaporasi
berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar tetap konsta (Guyton,1987)
Hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor
dalam otak sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat
melakukan aktivitas pada suhu lingkungan yang berbeda, karena kemampuan
mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal
yang dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, lingkungan, panjang waktu
siang dan malam, dan makanan yang dikonsumsi (Swenson, 1997).
Termoregulasi manusia berpusat pada hypotalamus anterior terdapat tiga
komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas, yaitu transreseptor,
hypotalamus, dan saraf eferen serta pengaturan termoregulasi (Swenson, 1997).
Pusat pengaturan suhu tubuh yang berfungsi sebagai termostat tubuh adalah
suatu kumpulan neuron neuron di bagian anterior hypotalamus yaitu ; Preoptic
Area. Area ini menerima impuls impuls syaraf dari termoreseptor dari kulit dan
membran mukosa serta dalam hipotalamus. Neuron neuron pada area preoptic
membangkitkan impuls syaraf pada frekwensi tinggi ketika suhu darah
meningkat dan frekwensi berkurang ketika suhu darah menurun. (Ikhwan, 2009).
Keseimbangan termoregulasi dicapai dengan diikuti oleh mekanisme di
dalam regio anterior hypotalamus atau area preoptic yang termosensitif. Neuron
neuron yang sensitif terhadap dingin terlebih dahulu mengintegrasikan input
sensori dan kemudian memicu efektor untuk memproduksi metabolisme panas,
vasokontriksi, menggigil dan respon lainnya. Untuk mengaktifkan kehilangan
panas, neuron neuron yang sensitif terhadap panas merangsang efektor untuk
mengalami dilatasi, bernapas pendek dan cepat, berkurangnya metabolisme rate,
dan menghambat efektor untuk penghasil panas (Ronald. B. 2009).
3. Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah keadaan seimbang antara produksi panas tubuh dan
kehilangan panas dari tubuh dan diukur dengan derajat. Suhu tubuh dibagi
menjadi dua, yaitu produksi panas dan pengeluaran panas.
Produksi Panas Pengeluaran Panas
Metabolisme basal Radiasi
Aktivitas Otot dan menggigil Konduksi
Tiroksin dan epineprin Evaporasi
Efek suhu terhadap sel

Suhu tubuh manusia dibagi menjadi 3 macam, yaitu :


a. Suhu inti (core temperature): Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ
dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37C.
b. Suhu kulit (shell temperature): Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh,
jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh
suhu lingkungan.
c. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature): Merupakan suhu rata-rata
gabungan suhu inti dan suhu kulit.
Ada beberapa macam termometer yang dapat digunakan untuk mengukur suhu
tubuh :
a. The mercury-in-glass thermometer
b. The electrical digital reading thermometer
c. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu
timfani).
4. Faktor faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh, yaitu :
a. Variasi diurnal: Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu
terendah manusia yang tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang
terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal malam.
b. Kerja jasmani/ aktivitas fisik: Setelah latihan fisik atau kerja jasmani suhu
tubuh akan naik terkait dengan kerja yang dilakukan oleh otot rangka.
Setelah latihan berat, suhu tubuh dapat mencapai 40C.
c. Jenis kelamin: Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih
tinggi daripada wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat
ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3-0,5C.
d. Lingkungan: Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh.
Udara lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu tubuh karena
menyebabkan hambatan penguapan keringat, sehingga panas tertahan di
dalam tubuh.
5. Pembentukan dan Pengeluaran Panas
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung
pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ;
a. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.
b. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan
panas.
c. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang
merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh selama terpapar
dingin.
d. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis)
Hal ini terjadi pada bayi baru lahir. Sumber energi pembentukan panas ini
ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat ditemukan pada skapula, aksila,
dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak biasa, ukurannya lebih kecil,
mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf simpatis, dan
kaya dengan suplai darah.
Pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya
berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui
pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air
(Sherwood, 1993)
a. Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan tubuh dalam bentuk
gelombang elektromagnetik melalui suatu ruang.
b. Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang berbeda suhunya
melalui kontak langsung obyek tersebut.
c. Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran udara/ air.
d. Evaporasi ialah perpindahan panas melalui ekskresi air dari permukaan kulit
dan saluran pernapasan saat bernapas.
6. Pengaturan Suhu Tubuh
Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis termoreseptor, satu di kulit
(peripheral thermoreceptors) dan satu lagi di hipotalamus, medula spinalis
(central thermoreceptors). Termoreseptor sentral memberi umpan balik yang
penting dalam mempertahankan suhu inti tubuh ketika termoreseptor perifer
memberi informasi.
Hipotalamus mengintegrasikan refleks dan mengirimnya melalui saraf
simpatis ke kelenjar keringat, arteriola kulit, dan medula adrenal serta melalui
saraf motorik ke otot rangka. Suhu tubuh diatur oleh hipothalamus untuk
mempertahankan suhu tubuh pada suhu lingkungan antara 27,8 - 30C. Kisaran
suhu lingkungan ini disebut thermoneutral zone.
Suhu lingkungan yang lebih dari suhu tubuh dapat dipertahankan dengan
mekanisme vasokonstriksi atau vasodilatasi. Suhu lingkungan di bawah atau di
atas thermoneutral zone, tubuh harus meningkatkan pembentukan panas dan
selanjutnya akan meningkatkan pengeluaran panas.
E. Alat dan Bahan yang Diperlukan
1. Kodok, papan fiksasi kodok dan tali
2. Termometer kimia dengan skala 10oC sampai +50oC dan termometer dengan
skala 10oC sampai 100oC, dan termometer klinik.
3. Air es, air hangat, alkohol, kapas.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum suhu tubuh dan pengaturan (termoregulasi)

No Nama alat Jumlah


1 Termometer kimia 1 unit
2 Termometer Klinik 1 unit
3 Papan fiksasi Katak 1 unit
4 Tali 1 meter
5 Gelas Ukur 1 unit

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum suhu tubuh dan pengaturan


(termoregulasi) :

No Nama Bahan Jumlah


1 Katak 1 ekor
2 Orang Pecobaan (OP) 1 Orang
3 Air hangat dan air es @ 500 ml

F. Cara Keja
1. Pengukuran Suhu Mulut
a. Bersihkan termometer klinik dengan alkohol
b. Turunkan miniskus bawah air raksa sampai dibawah skala dengan
mengayunkan sentakan termometer tersebut berkali-kali.
c. Letakan reservoir termometer dibawah lidah dan OP menutup mulut rapat-
rapat.
d. Setelah 5-10 menit kemudian baca dan catat suhu OP.
2. Pengaruh bernafas melalui mulut dan berkumur dengan air es pada suhu
mulut
a. Turunkan miniskus air raksa sampai miniskus bawah.
b. Letakan termometer dibawah lidah OP
c. Baca dan catat suhu mulut setelah 5 menit.
d. Tanpa menurunkan miniskus air raksa letakan kembali termometer di bawah
lidah OP.
e. Baca dan catat lagi suhu mulut setelah 5 menit.
f. OP bernafas tenang melalui mulut selama 2 menit sambil menutup lubang
hidung. Ulangi percobaan 1 sampai 5
g. OP berkumur berulang-ulang dengan air es selama 1 menit, segera setelah itu
ukur dan catat suhu dan ulangi percobaan 1 sampai 5
3. Pengukuran suhu axilla
a. Keringkan ketiak OP, OP berbaring terlentang
b. Seperti prosedur 1 a dan b letakan termometer dibawah keriak dan jepit dengan
baik.
c. Setelah 10 menit baca dan catat suhu ketiak OP.
4. Pengaruh suhu lingkungan pada suhu tubuh binatang poikilotermik
a. Tetapkan suhu ruang dengan termometer kimia.
b. Ikat dengan tali seekor kodok yang terlentang diatas papan fiksasi.
c. Masukan termometer kimia ke dalam esofagus kodok,
d. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
e. Dengan termometer masih dalam esofagus katak benamkan kodok ke dalam air
es selama 5 menit.
f. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
g. Keluarkankodok dari air es dan ukur suhu air es.
h. Keluarkan kodok adari air es dan diamkan beberpa menit dalam suhu ruang,
sementara itu siapkan air hangat.
i. Masukan kembali termometer kedalam esofagus kodok, benamkan kodok
dalam air hangat sampai setinggi leher kodok.
j. Baca dan catat suhunya setelah 5 menit.
G. Hasil
Di Lampirkan
H. Pembahasan

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan di beberapa tempat, diantaranya adalah di


mulut (oral), ketiak (axilla). Tiap tiap pengukuran suhu tubuh di berbagai tempat
memiliki keuntungan dan kerugian yaitu :

a. Mulut (Oral)
1. Keuntungan
Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
Nyaman bagi pasien
Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat
2. Kerugian
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang bernafas lewat mulut.
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau
pasien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
b. Ketiak (Axilla)
1. Keuntungan
Aman dan non invasif
Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dan pasien
2. Kerugian
Waktu pengukuran lama
Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi pasien

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pengukuran suhu pada beberapa


tempat yaitu ; suhu mulut dan suhu ketiak serta pengaruh bernafas melalui mulut dan
berkumur air es, hasil yang diperoleh rata rata 37,1oC. Hasil tersebut menunjukkan
tidak terdapat perbedaan suhu pada tempat tersebut. Percobaan ini dilakukan untuk
mengukur suhu pada golongan hewan homoitermik dengan sampel mamalia (orang
percobaan). Hewan homoitermik memiliki suhu tubuh yang konstan, tidak berubah
meskipun suhu lingkungannya berubah secara ekstrim. Jadi ketika pengukuran yang
dilakukan pada suhu mulut yaitu 37,2oC sedangkan suhu ketiak 37oC, suhu ketiak lebih
rendah dibandingkan suhu mulut dengan perbedaan 0,3oC.

Pengaruh bernafas pada mulut seharusnya memberikan hasil pengukuran suhu


tubuh yang lebih tinggi, karena pada saat bernafas adalah proses untuk menghasilkan
energi, energi dihasilkan karena adanya panas. Semakin cepat dan lama melakukan
respirasi semakin besar pula energi yang dihasilkan dan panas yang lebih banyak.
Tetapi suhu tubuh tersebut masih normal yaitu 37,3oC. Berkumur dengan es hasilnya
lebih rendah, hal ini dikarenakan terjadi vasokontriksi pada air dingin, yaitu 36,5oC .

Setelah dilakukan kedua percobaan di atas suhu tubuh masih tetap normal sebab
pada tubuh mamalia terdapat thermoreseptor di otak, thermoreseptor ini mengatur suhu
tubuh mammalia. Pada saat bernafas terjadi proses pemasukan panas sedangkan pada
saat berkumur dengan air es terjadi proses pengeluaran panas yang terjadi karena radiasi
dan konveksi (tubuh mengeluarkan panas).

Lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh hewan poikiloterm, karena hewan


poikiloterm sangat tergantung pada suhu lingkungan. Bahan percobaan yang digunakan
pada percobaan kali ini yaitu katak (amfibi). Katak termasuk hewan berdarah dingin.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan suhu tubuh katak pada suhu ruangan (29oC)
yaitu 26oC, suhu tubuh katak setelah dibenam air es (18oC) yaitu 21oC. Suhu tubuh
katak setelah dibenamkan ke dalam air panas (40oC) yaitu 36oC. Suhu tubuh katak
berubah ubah karena katak hewan poikilotermik tidak memiliki thermoreseptor yang
terdapat di otak sehingga suhu tubuhnya berubah ubah.

I. Kesimpulan

Thermoregulasi adalah proses pengaturan suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh


dapat dilakukan di beberapa tempat yaitu mulut dan ketiak. Pengukuran yang dilakukan
pada suhu mulut yaitu 37,3oC sedangkan suhu ketiak 37oC, terdapat perbedaan diantara
kedua pengukuran tersebut.

Suhu tubuh dipengaruhi oleh proses bernapas dari mulut terjadi proses
pemasukan panas karena proses bernafas menghasilkan energi yang banyak. Berkumur
dengan air es terjadi proses pengeluaran panas (konveksi dan radiasi) agar dapat
menyesuaikan suhu tubuh tersebut dengan kondisi lingkungannya.

Suhu tubuh digolongkan menjadi dua golongan, yaitu poikilotermik dan


homoitermik. Poikilotermik adalah suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh lingkungan,
sedangkan homoitermik suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

J. Saran
Sebelum melakukan pengukuran suhu, sebaiknya diperhatikan faktor-faktor
yang bisa mempengaruhi hasil baik kondisi pasien seperti umur, berat badan, jenis
kelamin maupun alat yang akan digunakan agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran
dan hasil pengukuran yang diperoleh benar-benar valid. Pengukuran suhu dapat
dilakukan di tiga tempat yaitu mulut, ketiak, dan anus, tetapi dianjurkan untuk
melakukan pengukuran suhu di mulut.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatulloh, W.S.,dkk. 2013.Proses Thermoregulasi Pada Hewan Homoiterm dan


Poikiloterm. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Purwekerto. Tersedia
http://www.scribd.com/doc/56191664/Proses-Thermoregulasi-Pada-Hewan-Homoiterm-
dan-Poikiloterm. [ 28 Oktober 2016 ]
Duke, NH. 1985. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing: New York.
Guyton, D.C. 1993. Fisiologi Hewan, edisi 2. EGC. Jakarta.
Swenson, G.M. 2002. Dules Physiology of Domestic Animals. Publishing Co Inc: USA.
Ikhwan. 2009. Macam macam Thermometer.
Tersedia:http://ikhwan.nanggroe.com/2009/08/09/macam-macam-thermometer. [28
Oktober 2016]

Anda mungkin juga menyukai