Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG


SISWA TUNA GRAHITA KELAS IV SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN
TAHUN PELAJARAN 2017-2018

Disusun untuk memenuhi persyaratan


Kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru
ke golongan III/d

oleh :
Zumaroh, S.Pd
NIP 19701017 200701 2 011

SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN


Jalan Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben,Kabupaten Jombang 2018

LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Oleh: ZUMAROH, S.Pd. NIP 19701017 200701 2 011,
Dengan Judul “ PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TUNA
GRAHITA KELAS IV SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN
TAHUN PELAJARAN 2017-2018”

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ......................... 2018 oleh:

Kepala SDLB Pelita Bangsa Guru Pemandu DPK Menulis


Kec. Kesamben

SIH WILUDJENG,S.Pd. Drs Singgih , M.Pd.


NIP. 19680212 200701 2 029 NIP. 196

Pengawas PLB
Kec. Jombang

TRI PAMUJI, S.Pd.


NIP. 19621201 198403 2 013

KATA PENGANTAR
Segala puja Syukur kehadirat Allah Subhaanahu Wa Ta`ala karena atas
berkat rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang berjudul “PENERAPAN
MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TUNA GRAHITA KELAS IV SDLB PELITA
BANGSA KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2017-2018” tepat pada waktunya.

Penelitian PTK ini akan di lakukan kepada Siswa Tunagrahita Sedang Kelas
IV SDLB Pelita Bangsa , bertujuan menampilkan konsep suatu benda baik secara
konkret ataupun abstrak serta dapat merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh
informasi bahan ajar yang tersaji.

Hal ini perlu dilakukan karena guru menyadari bahwa membaca merupakan
gerbang semua ilmu pengetahuan. Di samping itu, penelitian ini dilakukan karena
prestasi belajar siswa khususnya dalam hal berhitung sangat rendah. Hal ini terbukti
bahwa nilai yang diperoleh siswa tidak dapat memenuhi standar ketuntasan minimal
yang dipatok dengan nilai 70, yakni hanya berkisar sekitar 60. untuk itu maka perlu
dicarikan upaya sehingga hasil belajar siswa tersebut dapat optimal melalui
penelitian tindakan kelas ini.

Keberhasilan penulisan PTK ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Sih Wiludjeng, S.Pd. selaku Kepala SDLB Pelita Bangsa Kesamben..
2. Bapak Drs. Singgih Susanto, M.Pd, selaku Tim Penilai Angka Kredit Provinsi
Jawa Timur yang memberikan bimbingan pembuatan PTK di kelompok DPK
Kabupaten Jombang. Dan yang selalu memberikan arahan-arahan demi
terselesaikannya PTK ini.
3. Semua Dewan Guru SDLB Pelita Bangsa yang telah membantu
terselesaikannya PTK ini.
4. Semua D
5. Berbagai pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran dalam
penyelesaian proposal PTK ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Tidak ada gading yang retak, ungkapan ini disadari sepenuhnya oleh
penulis bahwa penulisan karya tulis ilmiyah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu saran serta kritik yang membangun sangat diharapkan.

Semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin.

Jombang, Maret 2018

Peneliti
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permasalahn dalam bidang Pendidikan, semakin lama semakin
kompleks dan sarat akan tantangan. Sekolah merupakan suatu lembaga yang
memiliki fungsi untuk membantu perkembangan siswa serta memecahkan
berbagai masalah yang di hadapi siswa di sekolah. Hal ini sesuai dengan
fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang system pendidikan, yang menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasionla berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi siswa agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus membutuhkan
suatu pola layanan tersendiri, khususnya bagi anak-anak dengan hendaya
perkembangan (children with developmental impairment). Hendaya
perkembangan mengacu pada suatu kondisi tertentu dengan adanya
hendaya intelegensi dan fungsi adaptif, menunjukkan beragai masalah
dengan kasus-kasus berbeda lebih yang disebabkan oleh adanya
keabnormalan genetic. Hendaya perkembangan lebih popular dengan
sebutan tunagrahita (delphie, 2007 : 3)
Istilah Tuna grahita berasal dari bahasa sangsekerta “Tuna” yang
artinya rugi, kurang dan “grahita” yang berarti berfikir. Tuna grahita
merupakan anak yang secara nyata mengalami hambatan dan
keterbelakangan perkembangan mental di bawah rata-rata sedemikian rupa
sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi
maupun social, dank arena itu anak ini memerlukan pendidikan khusus.
Tunagrahita adalag hambatan fungsi intelektual umum di bawah rata-rata
disertai ketidakmampuan beradaptasi pada tuntutan lingkungan yang muncul
selama pertumbuhan. Anak tunagrahita berdasarkan hasil pengukuran
intelegensi memiliki IQ kurang dari 70 dan tidak memiliki ketrampilan social
atau menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan usia anak.
Dengan adanya keterbatasan dalam berfikir, sebagian besar anak
tunagrahita mengalami kesulitan belajar dalam matematika (kemampuan
berhitung). Kesulitan belajar matematika seringkali dirasakan dalam kaitannya
dengan proses belajar mengajar untuk anak tunagrahita adalah dalam
menangkap materi pelajaran, konsentrasi, kemampuan berfikir abstrak yang
terbatas, daya ingat yang lemah dan sosilisasi terhadap lingkungan yang
terganggu. Dalam kehidupan sehari-hari matematika memiliki peran yang
sangat penting terutama dalam perkembangan intelektual, perkembangan
interaksi social dan dalam kehidupan jual beli di lingkungan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran untuk anak tunagrahita
khusunya matematika, perlu adanya usaha dari guru untuk melakukan
berbagai aktivitas dan inovasi dalam menggunakan media dan model model
pembelajaran.
Dalam pembelajaran matematika, banyak sekali media dan model
pembelajaran yang bisa digunakan, mengingat cakupan dari pembahasan
matematika itu sendiri sangat luas. Namun dalam menggunakan media atau
model belajar ini tidak bisa digunakan begitu saja, tanpa melihat keadaan
anak dan kedalaman materi itu sendiri.
Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk
menunjang kemampuan matematika siswa tunagrahita adalah, modifikasi
permainan bola bowling. Permainan ini telah di modifikasi sedemikian rupa
sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang lebih bermakna
dan menyenangkan.
Unsur permainan bola bowling ini, selain mengutamakan konsentrasi
siswa juga menantang, sangat mengasyikkan dan tidak membosankan.
Dengan botol dalam permainan bowling yang berwarna warni mampu
menarik minat serta mampu merespon anak tunagrahita kelas IV untuk dapat
mengikuti pelajaran matematika menjumlahkan bilangan 1 sampai 10 dengan
baik. Dengan demikian anak akan merasa senang untuk belajar sambil
bermain-main,anak dapat mengenal, menyebutkan, menjumlahkan, bilangan
dan dapat menunjuk bilangan 1 sampai 10.
Keistimewaan permainan ini adalah dapat menarik minat belajar anak
serta anak cenderung tidak mudah bosan dalam menerima materi pelajaran.
Permainan ini dapat memicu anak lebih aktif serta meningkatkan daya
konsentrasi anak. Bermain dapat membangun perilaku positif individu
membangun kemampuan dan ketrampilan social serta meningkatkan
kemampuan berkomunikasi secara verbal dengan orang lain.
Berdasarkan alasan diatas perlu dilakukan penelitian tentang
“Peingkatan Kemampuan Matemtika Melalui Modifikasi Permainan Bola
Bowling Pada Anak Tunagrahita Kelas IV di SDLB Pelita Bangsa”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagimana PENERAPAN MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TUNA

GRAHITA KELAS IV SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN TAHUN

PELAJARAN 2017-2018?

2. Apakah MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BOWLING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TUNA GRAHITA

KELAS IV SDLB PELITA BANGSA KESAMBEN TAHUN PELAJARAN 2017-

2018

B. Pemecahan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu melakukan

percobaan – percobaan dengan menggunakan model pembelajaran terpadu di

kelas. Dilakukan adapun langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penyiapan dengan menyusun rencana materi sesuai dengan keadaan siswa

2. Melaksanakan kegiatan.

3. Mengumpulkan dan menganalisis data.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan arah suatu rangkaian kegiatan oleh karena itu harus

ditetapkan terlebih dahulu, dengan maksud supaya kegiatan ini tercapai dalam

hasil yang diharapkan serta terlaksana dengan baik dan teratur. Adapun tujuan

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan model

modifikasi permainan bola bowling yang dilaksanakan oleh guru untuk

meningkatkan pemahaman konse

2. Untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep dilihat dari

kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dengan baik

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan

kepada pembelajaran matematika utamanya dalam meningkatkan

pemahaman konsep belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini

diharapkan dapat memberi kontribusi pada strategi pembelajaran matematika.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi siswa

Proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan menganalisis

masalah dalam menyelesaikan soal- soal matematika dengan baik.

b. Bagi guru

Memberikan masukan kepada guru, bahwa model pembelajaran melalui

model Pembelajaran dengan modifikasi permainan dapat digunakan

untuk menyelenggarakan pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Anak Tunagrahita

1. Pengertian
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik

khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan

pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK

antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan

belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan.

Anak Tunagrahita adalah anak yang mengalami keterbelakangan

mental menunjukkan fungsi intelektualnya di bawah rata-rata secara jelas

disertai ketidakmampuan penyesuaian prilaku dan terjadinya pada masa

perkembangan (kaufman dan Hallahan dalam Sutjihati Somantri 1996:84).

Sedangkan menurut Karna Suryatmana (1984/1985:30), anak

tunagrahita adalah “mereka yang mempunyai kecerdasan di bawah

kecerdasan anak normal sehingga tidak memungkinkan untuk mengikuti

program pendidikan di sekolah umum”. Berdasarkan beberapa pengertian dia

atas, dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimasud dengan aanak

tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan/kelaianan perkembangan

mentalnya sedemikian rupa dan ditandai dengan intelegensi di bawah rata-

rata yang diikuti dengan kelainan perkembengan emosi dan sosial atau

kurang sanggup menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga memerlukan

pelayanan pendidikan secara khusus.


2. Karakteristik Anak Tunagrahita

James D Page (dalam Amin, M 1995: 34/35) menguraikan karakteristik

anak tunagrahita dalam hal: kecerdasan, sosial, fungsi-fungsi, mental dan

organisme.

a. Kecerdasan

Kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang

abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (rote learning)

bukan dengan pengertian.

b. Sosial

Dalam pergaulan mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan

memimpin diri. Mereka bermain dengan teman-temannya yang lebih

mudah dari padanya, tidak dapat bersaing dengan teman sebaya. Tanpa

bimbingan dan pengawasan mereka dapat terjerumus ke dalam tingkah

laku yang terlarang terutama mencuri, merusak dan pelanggaran seksual.

c. Fungsi-fungsi mental yang lain

Mengalami kesukaran dalam pemusatan perhatian, jangkauan

perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang tangguh

dalam menghadapi tugas. Pelupa dan mengalami kesukaran

mengungkapkan kembali ingatan kurang mampu membuat asosiasi dan

sukar membuat kreasi baru.

d. Organisasi
Baik struktur maupun fungsi organisasi pada umumnya kurang dari anak

normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia yang lebih

tua dari anak normal. Sikap dan gerak lagaknya kurang indah. Di

antaranya banyak yang mengalami cacat indera. Mereka kurang mampu

membedakan persamaan dan perbedaan. Pendengaran dan

penglihatannya banyak yang kurang sempurna.

3. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Setelah mengetahui faktor penyebab anak tunagrahita maka

keterbelakangan atau kelainan yang satu dengan yang lain tidak sama,

sehingga anak tunagrahita dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkat

kecerdasan dan keterbelakangannya menurut AAMD dan PP. No. 72 dalam

Moh. Amin (1995:22,23,24) anak tunagrahita diklasifikasikan menjadi tiga

golongan yaitu:

a. Tunagrahita Ringan

Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan

adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan

untuk berkembangdalam bidang pelajaran akademik, penyesuaian soal

dan kemampuan bekerja. Dalam mata pelajaran akademik mereka pada

umumnya mampu mengikuti mata pelajaran tingkat lanjutan, baik SMPLB

dan SMLB, maupun sekolah biasa dengan program khusus sesuai

dengan berat ringannya ketunagrahitaan yang disandang. Program

hendaknya disesuaikan dengan khebutuhan khusus. IQ anak tunagrahita

ringan berkisar 50-70. Dalam lingkungan sosial mereka dapat bergaul,

dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial tidak saja pada


lingkungan terbatas tetapi juga pada lingkungan yang lebih luas, bahkan

kebanyakan dari mereka dapat mandiri dalam masyarakat.

b. Tunagrahita Sedang

Mereka yang termasuk tunagrahita sedang memiliki kemampuan

intelektual umum dan adaptasi perilaku di bawah tunagrahita. Mereka

dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan fungsional, mencapai

tingkat “tanggung jawab sosial” dan mencapai penyesuaian sebagai

pekerja dengan bantuan.

Pada umumnya anak tungrahita sedang dapat diketahui sewaktu bayi

atau waktu kecil karena kelambatan perkembangan dan kadang-kadang

dapat terlihat dari penampilan fisik. IQ anak tunagrahita sedang berkisar

antara 30-50, sehingga tingkat kemampuan dan perkembangan yang

dapat dicapai bervariasi.

c. Tunagrahita Berat

Anak yang tergolong dalam kelompok ini pada umumnya hampir tidak

memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri, melakukan

sosialisasi dan bekerja. Sepanjang hidupnya mereka akan selalu

tergantung pada bantuan dan perawatan orang lain, mereka mempunyai

hak yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan atau perawatan

sebagaimna IQ mereka kurang dari 20.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

klasifIkasi anak tunagrahita sebagai berikut:


a. Tunagrahita ringan

A. Kecerdasan dan adaptasi social terhambat

B. Mampu mengikuti mata pelajaran tingkat SMPLB dan SMLB

C. Mempunyai IQ : 50-70

D. Dapat mandiri dalam masyarakat

b. Tunagrahita sedang

A. Kemampuan intelektualnya di bawah anak tunagrahita ringan.

B. Perkembangannya terhambat

C. Mempunyai IQ antara 30 – 50

D. Tingkat perkembangannya bervariasi

c. Tunagrahita berat

A. Tidak mampu mengurus diri sendiri

B. Hidupnya tergantung pada orang lain

C. Mempunyai IQ 30

B. Modifikasi Bola Bowling

1. Modifikasi
a. Pengertian Modifikasi
Modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan.
Bahagia (2010 :13), mengemukakan bahwa : modifikasi dapat diartikan
sebagai upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian
baik dalam segi fisik material (fasilitas dan perlengkapan ) maupun tujuan
dan cara (metode, gaya, pendekatan, aturan serta penilaian).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa modifikasi
merupakan suatu usaha perubahan yang dilakukan berupa penyesuaian-
penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan perlengkapan atau dalam
metode, gaya pendekatan, aturan serta penialaian.
Selain itu modifikasi juga diartikan sebagai usaha untuk mengubah
atau menyesuaiakan. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru,
unik, dan menarik.
Modifikasi disini mengacu kepada sebuah penciptaan, penyesuaian,
dan menampilkan suatu alat / sarana dan prasarana yang baru, unik dan
menarik terhadap suatu proses belajar mengajar.
Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi setiap guru sebagai
salah satu alternatif atau solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi
dalam proses belajar mengajar, modifikasi merupakan implementasi yang
sangat berintegrasi dengan aspek pendidikan lainnya.

b. Tujuan Modifikasi
Setiap rencana yang akan dilaksanakan tentunya terdapat suatu
maksud dan tujuan. Dalam hal ini Lutan (1988) menyatakan mengenai
tujuan memodifikasi dalam pelajaran pendidikan jasmani yang dikutip oleh
Husdarta (2011:179) yaitu agar :
1. Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran,
2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan
3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam

kurikulum dapat tersampaikan dan disajikan sesuai dengan tahap-tahap

perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor anak, sehingga

pembelajaran di Sekolah dapat dilakukan secara intensif.

Pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternative


dalam pembelajaran karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap
perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti
pelajaran dengan senang dan gembira.
Dengan melakukan modifikasi, guru akan menyajikan materi pelajaran
yang sulit lebih mudak dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan
makna dan apa yang akan diberikan. Anak akan lebih leluasa bergerak
dalam berbagai sutuasi dan kondisi yang dimodifikasi.
2. Bola Bowling
a. Pengertian Bola Bowling
Bowling adalah jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan
menggelindingkan bola khusus menggunakan satu tangan. Bola bowling
akan di gelindingkan ke pin yang berjumlah sepuluh buah yang telah di
susun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari sisi atas.
Dalam permainan bola bowling, jika semua pin dijatuhkan dalam sekali
gelinding (lemparan) maka itu disebut strike. Jika pin tidak dijatuhkan
sekaligus maka di berikan satu kesempatan lagi untuk menjatuhkan pin yang
tersisa. Bilamana pada lemparan kedua tidak ada lagi pin tersisa di sebut
spare. Jika setelah dua kali masih ada pin yang tersisa maka disebut open
frame (missed) yang kesemuanya itu akan menentukan perhitungan angka
yang didapat dalam setiap game. Pin akan disusun kembali seperti semula
untuk frame selanjutnya.
b. Teknik Dasar Bermain Bola Bowling
 Memilih Bola
Sebelum memulai permainan sebaiknya anda memilih bola dengan
ukuran lubang yang pas dengan jari-jari anda. Tangan anda sebaiknya
bisa masuk dengan pas ke dalam lubang bola. Tapi, jangan terlalu
sempit sehingga nantinya anda kesulitan untuk megeluarkannya
dengan cepat. Untuk memilih bola yang paling pas untuk anda, lakukan
ini : masukkan jempol anda lalu lebarkan jari-jari anda yang lain di
sekeliling bola. Ruas jari anda harus segaris dengan bagian tengah
luban. Lalu, pilih bola paling berat yang bisa nada ayunkan dengan
baik.
 Mengincar Strike
Hal yang paling diinginkan oleh semua permainan bowling adalah
menjatuhkan semua pin, maka dai itu mengincar strike merupakan hal
yang pertama jadi acuan.
Jika anda pengguna tangan kanan, posisikan bola di arah jam 6,
sementara tangan kiri anda di arah jam 8 untuk memberikan sokongan.
Jika anda kidal maka posisikan di arah jam 6 dan jam 4. Ambil ancang-
ancang empat langkah di belakang garis, plus setengah langkah untuk
nantinya meluncurkan bola. Gunakan anda panah di lane bowling
sebagai panduan.
Untuk mendapatkan sudut lemparan terbaik, arahkan bola di antara
baris kedua dan ketiga dari seloka (gutter) itu merupakan tempat
terbaik untuk menjatuhkan pin dengan reaksi berantai.
 Persiapan Akhir
Melangkanlah dengan cepat ke arah garis, tekuk sedikit lutut anda,
dimulai dari tangan dan kaki anda yang dominan. Ketika maju ke
depan, alihkan berat tubuh anda ke kaki yang lain biarkan tangan anda
yang lain jatuh sehingga bola bisa mengayun mulus. Arahkan dengan
bahu anda lalu biarkan dengan anda relaks dan mengayun kebelakang
setinggi bahu anda.

 Menjatuhkan Semua Pin


Ketika bola ada di belakang badan anda, meluncurlah untuk melakukan
gerakan finishing. Ayunkan bola ke depan dan ketika bola melewati
pergelangan kaki anda, putar bolanya sehingga ibu jari anda menunjuk
kea rah jam 10. Untuk mendapatkan efek putaran yang lebih
bertenaga, putar tangan anda dari arah jam 12 ke arah jam 10 tepat
ketika bola mengayun melewati pergelangan kaki anda. (sumber :
www.menshealth.co.id)
c. Cara Menghitung Angka Dalam Permainan Bola Bowling
Setiap jenis olahraga ada aturan dan cara menghitungnya, hal ini
berguna untuk mengetahui pemenang dan yang kalah dalam suatu
permainan. Cara perhatungan angka untuk olahraga bowling adalah :
 Setiap permainan mempunyai 10 frame
 Setiap frame mempunyai 2 kotak yang melambangkan dua kali
kesempatan lemparan
 Khusus pada frame ke 10 ada 3 kotak yang artinya bisa mempunyai
kesempatan 3 kali lemparan
 Skor tertinggi dalam setiap permainannya adalah 300 yang disebut
perfect game
 Setiap frame strike akan mendapatkan tambahan angka dari 1
lemparan selanjutnya.
d. Manfaat Bermain Bola Bowling
 Mengurangi stress : selain menyehatkan kebanyakan jenis olahraga
merupakan kegiatan yang menyenagkan sehingga mampu menghalau
stress. Salah satunya olahraga bowling. Apalagi bowling merupakan
jenis olahraga yang lebih mirip permainan seperti sepak bola, bahkan
lebih santai sehingga melakukannya dapat membuat pikiran lebih
lapang dan mengatasi stres.
 Melatih koordinasi mata dan tangan : dalam melakukan olahraga
bowling kita dituntut agar mampu mengkoordinasikan gerakan tangan
ketika melempar bola dengan sasaran yang dituju. Hal ini sangat baik
untuk melatih koordinasi tubuh sehingga kemampuan motoric dan
focus kita menjadi lebih baik.
 Melatih konsentrasi : untuk dapat menembak semua pin dengan tepat
diperlukan konsentrasi yang baik sehingga arah dan kekuatan
gelindingan bola tepat mengenai sasaran. Dengan rajin bermain
bowling akan turut mengasah konsentrasi sehingga kita lebih mudah
focus dan konsentrasi tidak mudah buyar.
3. Modifikasi Permainan Bola Bowling
Modifikasi merupakan suatu usaha perubahan yang dilakukan berupa
penyesuaian-penyesuaian baik dalam bentuk fasilitas dan perlengkapan
atau dalam metode, gaya pendekatan, aturan serta penialaian.
Dalam hal ini modifikasi dilakukan dalam permainan bola bowling.
Permainan bola bowling di modifikasi sedemikian rupa sehingga mampu
menunjang proses pembelajaran berhitung mata pelajaran matematika.
Desain modifikasi permainan bola bowling :
a. Dalam modifikasi permainan bola bowling ini, pin terbuat dari botol plastic
(bisa dari botol bekas air mineral / botol Milagros) yang di dalamnya diisi
batu / kelereng (jumlah batu / kelereng di dalam botol di sesuaikan
kebutuhan / mengacu materi pelajaran)
b. Bola yang digunakan untuk bowling, merupakan bola biasa yang terbuat
dari bahan karet / bisa menggunakan bola kasti.
c. Bola bowling akan di gelindingkan ke pin yang berjumlah sepuluh buah
yang telah di susun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari sisi atas.
d. Selanjutnya pin yang berhasil jatuh, siswa diminta untuk menghitung
jumlah baru / kelereng yang ada di dalam botol pin tersebut.
e. Selain itu, siapkan sebuah bidang datar yang berisi kotak-kotak angka-
angka.

Gambar 2.1

f. Setelah siswa menghitung jumlah batu / kelereng di dalam pin (botol),


siswa diminta menunjuk angka pada kotak yang sesuai dengan jumlah
batu yang dihitung.
g. Selanjutnya, siswa di instruksikan membuka kotak tersebut. Di dalam
kotak – kotak tersebut terdapat potongan-potongan bagian tubuh
hewan ( misal ekor kucing )
h. Guru bertanya kepada siswa gambar apa dalam kotak tersebut, hal ini
untuk mengetahui pengetahuan siswa akan bagian tubuh hewan.
i. Kemudian siswa di minta untuk mencocokkan, potongan bagian tubuh
hewan tersebut pada gambar tubuh hewan secara utuh.
Gambar 2.2 Gambar 2.3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris disebut dengan istilah

classroom action research. Dari nama tersebut terkandung tiga kata yakni.
1. Penelitian : menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan cara

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat

dan penting bagi peneliti

2. Tindakan : menunjukkan pada suatu obyek kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa

3. Kelas : dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik, yakni sekelompok siswa yang dalam waktu yang

sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. (Suharsimi Arikunto,

et.al. Penelitian Tindakan Kelas : 2-3)

Sehingga dengan menggabungkan ketiga kata tersebut menjadi Penelitian Tindakan

Kelas. Dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut

diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Dalam Ibid halaman 109 menejelaskan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan

ragam penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil

pembelajaran dan mencoba hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu

dan hasil pembelajaran PTK mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan

dengan penelitian yang lain, diantaranya yaitu : masalah yang diangkat adalah masalah

yang dihadapi oleh dikelas dan adanya tertentu untuk memperbaiki proses belajar

mengajar di kelas.

Kumandar menjelaskan dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembang Profesi Guru halaman 46 bahwa Penelitian Tindakan Kelas termasuk


penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja kuantitatif, dimana

urainnya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument

pertama dalam pengumpulan data, proses dama pentingnya dengan produk.

1. Rancangan dan Jenis Penelitian

Menurut Darsono dkk, dalam Manajemen Penelitian Tindakan Kelas menjelaskan

bahwa seorang peneliti bukan sebagai penonton tentang apa yang dilakukan guru

terhadap muridnya, tetapi bekerja secara kolaboratif dengan guru mencari solusi terbaik

terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu dalam Penelitian Tindakan Kelas yang

bersifat kolaboratif . peneliti berkolaborasi dengan guru dalam merencanakan,

mengidentifikasi, mengobservasi, dan melaksanakan tindakan yang telah dirancang.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas system spiral

dengan model Hopkins seperti pada gambar 3.1

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting penelitian ini meliputi :

a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDLB Pelita Bangsa Kecamatan Kesamben

Kabupaten Jombang, khususnya pada siswa tunagrahita kelas IV.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan pada semester ganjil

tahun ajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus

1 pada tanggal 12 dan 14 September 2018 dan siklus II pada tanggal 24

Oktober 2018.

c. Siklus PTK

PTK ini dilakukan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti

prosedur yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan kemampuan

berhitung siswa Tunagrahita melalui modifikasi permainan bola bowling.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa Tunagrahita kelas IV SDLB Pelita Bangsa

Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang, yang berjumlah 2 siswa yang terdiri dari

1 laki-laki dan 2 perempuan. Matapelajaran yang menjadi sasaran penelitian adalah

mata pelajaran Matemtaikan kelas IV C khususnya pada materi penjumlahan

Table 3.1
Nama siswa Tunagrahita kelas IV SDLB Pelita Bangsa Kecamatan Kesamben
Kabupaten Jombang
No. Nama Siswa Laki-laki Perempuan
1. Arie Wahyu Setyoko v
2. Adinda Nur Azizah v
3. Atin Qoyum

C. Variabel yang diselidiki


Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini variabel-variabel yang akan diselidiki adala

sebagai berikut :

1. Variabel input : Siswa kelas IV SDLB Pelita Bangsa Kecamatan Kesamben

Kabupaten Jombang

2. Variabel proses : Menggunakan media bola kasti, botol bekas, papan angka,

gambar hewan

3. Variabel output : Mengkatkan kemampuan berhitung

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan rancangan penelitian model Hopkins yang

diawali dengan tindakan pendahuluan kemudian dilanjutkan perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil evaluasi pada

siklus I masih belum tuntas, sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II. Reflleksi

siklus I dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus II. Tahap-

tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Tindakan pendahuluan yang dilakukan sebelum pelaksanaan siklus, meliputi :

a. Memohon ijin kepada kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di SDLB

Pelita Bangsa Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang

b. Melakukan observasi

c. Menentukan jadwal penelitian

Setelah dilakukan observasi, diperoleh data berupa hasil tes siswa untuk

mengukur kemampuan siswa dalam berhitung dan kendala – kendala yang

dihadapi guru selama proses pembelajaran. Seluruh data yang diperoleh dari

tindakan pendahuluan digunakan untuk mempersiapkan siklus selanjutnya.


2. Pelaksanaan Siklus

a. Siklus I

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan meliputi :

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

media bola bowling yang telah di modifikasi sebagai tindakan perbaikan

pada pembelajaran berhitung.

b) Menyiapkan media pembelajaran berupa bola kasti, botol bekas, papan

angka, dan gambar anggota tubuh hewan.

c) Menyusun pedoman observasi

d) Menyusun alat evaluasi siswa

2) Tindakan

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal, guru menyiapkan media pembelajaran dan mengajak

siswa bernyanyi tentang penjumlahan / berhitung ( 1+ 1 = 4). Kemudian

membangkitkan semangat siswa dengan melakukan Tanya jawab tentang

angka hingga penjumlahan sederhana.

b) Kegiatan Inti

Hal-hal yang dilakukan guru pada kegiatan inti yaitu :

 Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan

 Guru menunjukkan kepada siswa media pembelajaran berupa bola

bowling yang telah di modifikasi (pin terbuat dari botol plastic, bisa

dari botol bekas air mineral / botol Milagros, yang di dalamnya diisi

batu / kelereng (jumlah batu / kelereng di dalam botol di sesuaikan


kebutuhan / mengacu materi pelajaran sedangkan bola yang digunakan

adalah bola kasti).

 Guru menata pin bowling yang berjumlah sepuluh buah yang telah di

susun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari sisi atas. Selain itu guru

juga menyiapkan sebuah bidang datar yang berisi kotak-kotak angka

serta gambar bagian tubuh hewan.

 Guru mengintruksikan kepada siswa untuk memegang bola bowling

(bola kasti) serta berdiri di depan pin bowling dengan jarak kurang

lebih setengah meter

 Guru membimbing siswa untuk menggelindingkan bola bowling untuk

menjatuhkan pin bowling.

 Selanjutnya pin yang berhasil jatuh, siswa diminta untuk menghitung

jumlah kelereng yang ada di dalam botol pin tersebut

 Guru mengintruksikan kepada siswa untuk menunjukkan angka pada

papan sesuai jumlah kelereng yang telah dihitung.

 Guru mengajak siswa membuka kotak pada papan sesuai angka yang

telah dihitung. Di dalam kotak tersebut erdapat potongan – potongan

bagian tubuh hewan ( misal : gambar ekor kucing)

 Guru bertanya kepada siswa gambar apa dalam kotak tersebut, hal ini

untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang bagian tubuh hewan.

 Kemudian siswa diminta untuk mencocokkan, potongan bagian tubuh

hewan tersebut pada gambar tubuh hewan secara utuh.

 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

 Guru memberikan lembar evaluasi pada siswa

c) Kegiatan Akhir
Di akhir pembelajaran guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan

menjelaskan manfaat dari pembelajaran penjumlahan / berhitung. Seteleh

jam pelajaran berakhir tugas dikumpulkan.

3) Pengamatan (Observasi)

Pelaksanaan pengamatan melibatkan beberapa pihak diantaranya guru,

peneliti, dan teman sejawat. Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung dengan berpedoman pada lembar observasi

yang telah dibuat oleh peneliti. Hal yang harus diamati oleh observer adalah

aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, dan proses

pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. Selanjutnya dilakukan analisis hasil observasi untuk

mengetahui keaktifan siswa, guru dan jalannya pembelajaran.

4) Refleksi

Seluruh hasil observasi, evaluasi siswa, dan catatan lapangan

dianalisis, dijelaskan, dan sidimpulkan pada tahap refleksi. Tujuan dari

refleksi adalah untuk mengetahui keberhasilan dan proses pembelajaran

berhitung dengan menggunakan media bola bowling yang telah di

modifikasi. Peneliti bersama observer menganalisis tindakan pada siklus I

dan II untuk mempertimbangkan apakah perlu dilakukan siklus lanjutan.

b. Siklus II

Siklus II merupakan tindakan perbaikan dari siklus I yang masih belum

berhasil. Secara umum, penerapan pembelajaran pada siklus II sama dengan

penerapan pembelajaran pada siklus I, hanya saja dilakukan lebih cermat dan

memperhatikan hal-hal yang masih belum tercapai pada saat siklus I. Hal ini

dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan


E. Data dan Cara Pengumpulannya

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dan dianalisis bukan dalam bentuk angka –

angka melainkan dideskripsikan dengan kata-kata. Hasil wawancara terhadap guru dan

siswa, hasil observasi aktivitas guru, dan hasil catatan lapangan merupakan data kualitatif.

Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan angka-angka. Data

kuantitatif berupa hasil observasi siswa dan hasil tes evaluasi siswa setelah mengikuti

pembelajaran berhitung dengan media bola bowling yang telah di modifikasi.

1. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari siswa Tunagrahita kelas IV SDLB Pelita Bangsa

Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang Tahun Ajaran 2018/2019 untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berhitung setelah

menggunakan media bola bowling yang telah dimodifikasi dan bagaimana proses

pembelajaran berhitung menggunakan media bola bowling yang telah di modifikasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Observasi

Teknik observasi meruakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan pada objek penelitian. Pada penelitian ini melibatkan 2 observer,

antara lain guru dan peneliti. Proses observasi dilakukan dengan mengacu pada

pedoman observasi yang telah disusun. Aktivitas dan perhatian siswa diamati

untuk mendapatkan data kualitatif yaitu mengeni seberapa besar proses


pembelajaran berhitung dengan menggunakan media bola bowling yang telah di

modifikasi dapat mempengaruhi aktifitas siswa dan apakah kegiatan yang

dilakukan guru telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan berhitung siswa

tunagrahita setelah digunakan pembelajaran berhitung dengan menggunakan

media pembelajaran bola bowling yang telah di modifikasi. Bentuk tes yang

digunakan adalah tes pengetahuan, yaitu siswa diminta untuk mengerjakan soal.

Untuk menilai hasil evaluasi siswa digunakan pedoman penilaian evaluasi siswa

yang dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Evaluasi Siswa

Aspek
Nilai
Ketepatan dalam menghitung
c. 40

Catatan Lapangan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi berupa kegiatan-

kegiatan yang tidak terangkum dalam pedoman observasi yang telah dibuat oleh

peneliti. Dalam penelitian ini yang menulis catatan lapangan adalah peneliti

sebagai pelaksana tindakan.

3. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dalam suatu penelitian untuk menarik kesimpulan dari

seluruh data yang telah diperoleh. Data-data dianalisis adalah hasil observasi

aktivitas guru dan siswa, hasil wawancara, hasil catatan lapangan, dan hasil evaluasi

siswa. Data berupa hasil observasi aktivitas guru, hasil wawancara, dan hasil catatan

lapangan dianalisis berupa deskripsi dalam bentuk penarikan kesimpulan. Data hasil
evaluasi siswa dan hasil observasi aktivitas siswa dianalisis dengan angka-angka.

Untuk menganalisis ketuntasan belajar siswa digunakan rumus :

Anda mungkin juga menyukai