Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH UANG SAKU

TERHADAP NILAI IPK

Nama Kelompok :
1. Nur Alvianita Erwin 18042010128
2. Ratih Nariwanti A 18042010120
3. Fenny Ambarwati 18042010132
4. Safiinatul Jannah N 18042010138
5. Nabila Rizqi O 18042010152
6. Gayuh Kurnia W 18042010155

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Surabaya, 2 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..4
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….5
2.1 Dampak Pemberian Uang Saku………………………………………………………….5
2.2 Hasil Penyajian Data Kuantitatif………………………………………………………...5
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………13
1.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………...13
1.2 Saran…………………………………………………………………………………….13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG
Pemberian uang saku oleh orang tua kepada anaknya seingkali menyesuaikan dengan
kondisi perekonomian keluarga. Ada 2 tipe anak yang telah menerima uang saku, yaitu
(1) mendapatkan sesuai dengan kebutuhan, dan (2) mendapatkan uang saku yang tidak
sesuai dengan kebutuhan atau dapat dikatakan kurang dari kebutuhan. Penggunaan uang
saku oleh seorang pelajar tergantung bagaimana cara mereka dalam mengeluarkan dan
membagi setiap nilai uang yang dipunya.
Setiap fasilitas yang diberikan orang tua pasti bermanfaat untuk anak-anaknya.
Pemberian uang saku juga mempunyai dampak positif dan negatif terhadap bidang
akademik dan non akademik.

1.2.RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana dampak pemberian uang saku oleh orang tua kepada anaknya ?
1.2.2. Bagaimana hasil data statistik pengaruh uang saku terhadap nilai ipk ?
1.2.3. Adakah pengaruh uang saku terhadap nilai IPK pada mahasiswa ?

1.3.TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui dampak pemberian uang saku oleh orang tua kepada anaknya
1.3.2. Untuk mengetahui hasil data statistik pengaruh uang saku terhadap nilai IPK
1.3.3. Untuk mengetahui pengaruh uang saku terhadap nilai IPK pada mahasiswa

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. DAMPAK PEMBERIAN UANG SAKU


Pemberian uang saku oleh orang tua kepada anaknya merupakan suatu kewajiban
orang tua untuk memfasilitasi anaknya demi kelangsungan hidup. Namun pemberian
fasilitas oleh orang tua kepada anaknya biasanya diberikan untuk anak mereka yang
belum bekerja atau masih sekolah.
Pemberian uang saku oleh orang tua terhadap anak memiliki dampak positif dan
negatif. Dan dampak tersebut tergantung oleh anaknya sendiri bagaimana dalam
menggunakan uang tersebut dengan baik dan benar.
Dampak Positif :
1. Memenuhi kebutuhan akademiik, selain kebutuhan hidup.
2. Sebagai motivasi tersendiri oleh anak.
3. Belajar membagi pengeluaran uang.
4. Belajar menabung.
Dampak Negatif :
1. Menghambur-hamburkan uang untuk hal yang tidak bermanfaat.
2. Tidak terpenuhinya kebutuhan hidup.
Uang yang diberikan oleh orang tua biasanya melebihi atau kurang dari pengeluaran
kebutuhan yang sesseungguhnya, maka dari itu ada 2 tipe sikap anak setelah diberi uang
saku, yaitu : (1) merasa cukup dan bahkan lebih, dan (2) kurang dari standart
pengeluaran dia setiap bulannya.
Dampak – dampak tersebut semua tergantung dengan anaknya dalam mengelola
keuangan mereka, dan akibatnya akan terjadi di diri mereka sendiri.

2.2.HASIL DATA KUANTITATIF


A. PENYAJIAN DATA
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil
penelitan yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Data yang disajikan harus sederhana dan jelas agar muda dibaca.
Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami
apa yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan
lain-lain.

5
B. TUJUAN PENYAJIAN DATA
Tujuan penyajian data adalah sebagai berikut :
a. Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan
hasil penelitian atau observasi.
b. Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti.
c. Memudahkan dalam membuat analisis data, dan
d. Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan
akurat.

C. CARA PENYAJIAN DATA


Ada 3 macam penyajian data yang sering dilakukan, yaitu :
a. Narasi, yaitu penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat.
b. Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori.
Misalnya berat badan menurut jenis kelamin, jumlah pegawai menurut pendidikan,
jumlah penjualan menurut jenis barang dan daerah penjualan, dll.
c. Grafik atau Diagram, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data
berupa angka atau simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel
yang telah dibuat.

D. BENTUK DATA YANG DISAJIKAN


Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan
dapat
berbentuk skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk
mana yang memberikan manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data,
antara lain :
a. Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung
diambil berdasarkan hasil pengukuran variabel tertentu atau responden.
Pengukuran dilakukan
dengan mengubah respons yang diberikan oleh responden atas instrumen
menggunakan aturan skoring.
b. Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase
dengan cara membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya:

6
Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa
yang tidak lulus adalah (15/50) x 100 = 30 %. Data bentuk persentase biasanya
dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara total keseluruhan.
c. Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga
penyajian data menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga
dapat dimaksudkan untuk mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data.
Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk persen, sedang angka indeks disajikan
dalam bentuk angka desimal. Misalnya: Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang
tidak lulus dalam sebuah tes yang diikuti oleh 20 orang, maka angka
ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.

2.3.HUBUNGAN ANTARA UANG SAKU TERHADAP NILAI IPK


Dalam Hubungan antara uang saku terhadap penilaian nilai ipk, kami memiliki 7
pertanyaan, antara lain :
1. Semester berapa yang dilakukan survei ?

18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Semester 1 Semester 3 Semester 5

Dari 24 orang yang mengisi data maka dapat di temukan mean,median dan modus :
 Mean
2 + 16 + 5 = 23 = 7,6
3 3
 Median
33 = 16,5
2

7
 Modus
Modus nya berada di semster 3
 Presentasi persen setiap semester
Semester 1 : 2 x 100 = 8,69 %
23
Semester 3 : 16 x 100 = 69,5 %
23
Semester 5 : 5 x 100 = 21,7 %
23

2. Berapa IPK yang di dapatkan ?


 Mean
18 + 5 = 5,5
4

 Median
23 = 11,5
2
 Modus
Yang mendapat IPK paling banyak adalah 3-4

3. Berapa uang saku dalam 1 bulan ?


 Mean
 Mean
9 +10+3+1 = 5,75
4

8
4,34
%

 Median
23 = 5,75
4
 Modus
Modusnya berada di uang saku 1.000.000 – 2.000.000

4. Berapa Pengeluaran yang dikeluarkan dalam 1 bulan ?


 Mean
9+12+2+0 = 5,75

Tidak ada pengeluaran diatas 3.000.00


 Median
23 = 11,5
2
 Modus
Modus yang berada di pengeluaran 1.000.000 – 2.000.000

9
5. Sebagian besar pengeluaran digunakan untuk ?
 Mean

Pendidikan : Tidak ada


Transportasi : 4 Orang
Makanan : 8 Orang
Gaya Hidup : 5 Orang
Lain – Lain : 6 Orang

Mean : 0 +4+8+5+6 = 23 = 4,6


5 5
 Median
23 = 11,5
2
 Modus
Modus nya berada di keperluan makanan yaitu 8 Orang atau 34,8 %

10
6. Berapa uang yang dikeluarkan untuk keperluan pendidikan selama 1 bulan ?
 Mean

4,34 %

< 300.000 = 16 Orang


300.000 – 600.000 = 6 Orang
600.000 – 1.000.000 = 1 Orang
> 1.000.000 = Tidak Ada

Mean = 16+6+1+0 = 23 = 5,75


4 4
 Median
23 = 11,5
2
 Modus
Modus nya yaitu < 300.000 atau 16 orang dan presentasinya 68,2 %
Dan >1.000.00 tidak ada yang memilih atau 0

11
7. Alasan apakah Uang Saku mempengaruhi IPK ?
 Mean

Jumlah
25
20
15
10 Jumlah

5
0
Iya Tidak

Mean = 23 = 11,5
2
 Median
Median dari data tersebut adalah 11,5
 Modus
Modus atau nilai yang sering muncul adalah Tidak

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami. Kami
melakukan survey kepada mahasiswa semester 1, 3 dan 5 dengan jumlah total 24.
Jumlah terbanyak pengisi kuisioner ini yaitu mahasiswa semester 3. Mahasiswa
semester 1,3 dan 5 paling banyak mendaoatkan ipk 3-4. Uang saku mahasiswa selama
satu bulan umumnya Rp 1.000.000-Rp 2.000.000. Mahasiswa semester 1, 3, dan 5
melakukan pengeluaran paling banyak terletak pada pengeluaran membeli makan
untuk sehari-harinya. Untuk keperluan pendidikan, umumnya pengeluarannya sebesar
Rp 300.000. Menurut mahasiswa yang kami melakukan penelitian, bahwa uang saku
tidak mempengaruhi nilai IPK yang didapatkannya.

3.2 Saran
Demikian laporan makalah yang telah kami buat. Semoga bermanfaat bagi
pembaca dan juga bagi. Kami sadar bahwa didalam menyusun laporan terdapat
kesalahan dalam penyusunan makalah penelitian ini, maka dari itu kritik dan saran
dari pihak pembaca agar kami dapat menyusun makalah ini lebih baik kedepannya.

13

Anda mungkin juga menyukai