Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR HUBUNGAN MASYARAKAT

“Sejarah Public Relation di Indonesia dan Luar Negeri”

DOSEN PEMBIMBING :
DR. RETNA MAHRIANI, M.Si

Disusun Oleh
KELOMPOK 2
1. Shintia (07031381924221)
2. Angel Aprianto (07031381924145)
3. Muhammad Naufal R. (07031381924138)
4. Debie Ruth Amanda (07031381924169)
5. Fatia Audry A. (07031381924214)
6. Melinda Tri A. (07031381924211)
7. Adinda Tiara M. (07031381924162)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat Nya sehingga makalah
tentang “Sejarah Public Relation di Indonesia dan Luar Negeri” ini dapat tersusun
hingga selesai. Kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yaitu Dr.
Retna Mahriani,M.SI atas bimbingannya dalam menyusun makalah ini. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Humas ini juga menjadi bahan pembelajaran kami bersama. Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita dan tentunya ilmu yang didapat
semakin bertambah dan kami juga berharap agar para pembaca bisa mempraktekkan
dalam kehidupan. Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
agar lebih dan kurangnya makalah Pengantar Hubungan Masyarakat ini dapat
menjadi pembelajaran untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Palembang, 17 Januari 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan….………………..…………………...…….………………..5

II. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Public Relation di Indonesia………………………..…………………7
2.2 Tahap Perkembangan Public Relation di Indonesia………………..………….8
2.2.1 Tahap Awal Perkembangan…………………………………….……8
2.2.2 Tahap Perkembangan Public Relation dan kemunculan Perhumas.....8
2.2.3 Tahap Reformasi………………….……...………………...………...9
2.2.4 Era Internet dan Era Web 2.0…………………...……………....…..10
2.2.5 Tahap Era Industri 4.0…………..………………………..……..…..10
2.3 Sejarah Internasional Public Relation………………………..……….............11
2.3.1 Perkembangan Public Relation di Beberapa Belahan dunia………..13

III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan…...................................................................................................20
3.1 Saran……..…...................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Public Relations atau Hubungan Masyarakat merupakan suatu usaha yang
dilakukan dan direncanakan secara berkesinambungan dalam menciptakan relasi yang
saling pengertian antara sebuah lembaga atau institusi dengan masyarakat. Public
Relations merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target tertentu yang
sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta,
merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telat
dicapai. Lahirnya Public Relations ialah karena adanya kemajuan pada bidang
keilmuan, teknologi, dan komunikasi. Public Relationpertama kali muncul melalui
peradaban-peradaban besar di masa lalu seperti Babilonia, Mesir, Yunani Kuno, dan
Romawi. Teknik-teknik yang biasa digunakan dalam Public Relations sekarang sudah
digunakan oleh raja atau pemuka agama sedari dulu.
Public Relations merupakan yang sangat strategis dengan menggunakan
konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005 :1). Dalam sejarahanya istilah Public
Relations sebagai sebuah teknik menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan
oleh Ivy Iedbetter Lee yang pada tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan
industri batu baradi Amerika Serikat dan sukses di Indonesia sendiri yang pada
akhirnya diangkat menjadi the father of public relations.
Latar belakang keberadaan Public Relations didukung oleh beberapa aspek.
Mulai dari keperluan propaganda masyarakat untuk kepentingan kemerdekaan
Republik Indonesia, perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia hingga
lahirnya dunia digital dikalangan masyarakat. Pada hakikatnya kita dapat merangkum
3 (Tiga) periode sejarah Public Relations Negara Republik Indonesia, yakni: Periode
Pertama adalah saat munculnya Negara Indonesia di tahun (1900-1942), dimana
ketika itu beberapa tokoh penting sedang berembuk untuk membuat identitas negara.
Periode Kedua adalah era Jepang yakni di tahun (1942-1945), saat itu Jepang
menggunakan beberapa strateginya untuk mengandeng Indonesia dalam mendukung
tujuan bersama. Serta politik mereka. Periode Ketiga adalah masa Soekarno (1945-
1966) Soekarno meresmikan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan
independen.

4
1.2 Rumusan Masalah
Pada penulisan makalah ini dapat ditemukan pada latar belakang beberapa
rumusan masalah yang dapat digunakan sebagai materi pembahasan pada penulisan
ini, yaitu:
1. Bagaimana sejarah Public Relation di Indonesia?
2. Apa saja tahap perkembangan yang sudah dilalui untuk mengembangkan
Public Relations di Indonesia?
3. Bagaimana alur sejarah Public Relation Internasional?
4. Apa saja tahap perkembangan yang sudah dilalui untuk mengembangkan
Public Relations di beberapa belahan dunia?

1.3 Tujuan Penulisan


Pada penulisan makalah ini dapat ditemukan pada rumusan masalah beberapa
tujuan penulisan yang dapat digunakan sebagai materi pembahasan pada penulisan
ini, yaitu:
1. Memahami sejarah Public Relation di Indonesia.
2. Mengetahui tahap perkembangan yang sudah dilalui untuk mengembangkan
Public Relations di Indonesia.
3. Memahami sejarah keberadaan pada bidang Public Relations dalam lingkup
Internasional.
4. Mengetahui tahap perkembangan yang sudah dilalui untuk mengembangkan
Public Relations di beberapa belahan dunia.

1.4 Manfaat Penulisan


Pada penulisan makalah ini dapat ditemukan pada tujuan penulisan beberapa
manfaat penulisan yang dapat digunakan sebagai materi pembahasan pada penulisan,
yaitu:
1. Dapat menarik minat para pembaca untuk menambah wawasan mengenai
sejarah Public Relation di Indonesia.
2. Dapat memberikan informasi untuk para pembaca agar bisa menambah
wawasan dan ilmu mengenai tahap perkembangan yang sudah dilalui
terhadap Public Relations di Indonesia.
3. Dapat menarik minat para pembaca untuk menambah wawasan mengenai
sejarah Public Relations dalam lingkup Internasional atau luar negeri.
4. Dapat memberikan informasi untuk para pembaca agar bisa menambah
wawasan dan ilmu mengenai tahap perkembangan yang sudah dilalui
terhadap Public Relations di beberapa belahan dunia.
5
BAB II
PEMBAHASAN

6
2.1 Sejarah Public Relations Di Indonesia
Pada permulaannya, aktivitas Public Relations secara resmi terbentuk pada
tahun 1962, yakni pada saat pembentuk Public Relations secara resmi melalui
Presidium Kabinet Perdana Menteri Juanda. Pada perkembangan tahun 1972
merupakan 1 (Satu) dekade setelah pembentukan Public Relations secara resmi dan
terbentuklah organisasi PERHUMAS sebagai wadah untuk profesi Public Relations
atau Hubungan Masyarakat professional di Indonesia.
Menurut Wasesa. dkk (2013), Public Relations pernah berada pada suatu
momen yang membuatnya sangat menonjol. Momen tersebut adalah di saat masa
krisis. Krisis tersebut dalam konteks mikro yang menghantam perusahaan-perusahaan
di Indonesia maupun dalam krisis ekonomi yang melanda Negara Republik Indonesia
pada tahun 1997. Lalu, krisis global yang disebabkan oleh kondisi keuangan Amerika
tahun 2008 hingga saat ini.
Pada masa-masa tersebut Public Relations memiliki peranan yang sangat
penting. Karena krisis tersebut menghasilkan instansi, perusahaan, organisasi, maupun
lembaga yang terkait dengan Public Relations untuk menerapkan strategi komunikasi
yang tepat dan baik. Artinya, dalam kondisi krisis, instansi, dan lembaga Public
Relations harus menerapkan strategi komunikasi yang Low Cost dan minim dalam
bidang perbudgetan untuk pengeluaran, namun memiliki efek yang tinggi dan dampak
yang besar untuk suatu instansi, perusahaan, organisasi, maupun lembaga terkait.
Public Relations mengalami kondisi dimana aktivitas Public Relations di
Negara Republik Indonesia tergantung pada perkembangan teknologi dan informasi.
Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa rahasia mengenai Negara Republik Indonesia
juga telah memasuki era dimana pertimbangan teeknologi komunikasi yang telah
menjadi komunitas yang sangat interaktif dan cepat. Era ini disebut dengan Era Web
2.0 (Wasesa. dkk, 2013). Jika sebelumnya dunia maka hanya dihubungkan dengan
situs Web Statis yang hanya dapat berkirim pesan melalui E-Mail atau memesan
barang tertentu, sekarang telah berubah menjadi sebuah komunitas yang aktif. Dimana
media sosial terus menerus mengalami perkembangan hingga menjadi strategi Public
Relations suatu lembaga dan organisasi harus terus dikaji dan harus diteliti secara
rutin.

2.2 Tahap Perkembangan Public Relations di Indonesia

7
Di olah dari berbagai sumber perkembangan Public Relations di Negara
Republik Indonesia sejak dahulu hingga saat ini adalah sebagai berikut:
2.2.1 Tahap Awal Perkembangan
Kemunculan praktik Public Relations di Indonesia telah muncul sejak
kelahiran Republik Indonesia itu sendiri. I Alwi Dahlan, Muntahas, dan W.Noeradi
dalam Putra (1996) yang merupakan pakar praktisi senior Public Relations atau
Hubungan Masyarakat di Indonesia menyepakati bahwa praktik kegiatan Public
Relations Modern dan Kehumasan sama usianya dengan Indonesia.
Para pendiri Republik Indonesia memiliki keyakinan bahwa sebuah negara
yang baru merdeka tentu membutuhkan sarana untuk memperkenalkan dirinya di
kalangan internasional. Pada saat itulah, dirancang sebuah konferensi yang dihadiri
seluruh wartawan dalam maupun luar negeri untuk menyampaikan informasi perihal
kemerdekaan Indonesia. Meski belum disebut Public Relations atau Hubungan
Masyarakat dan Kehumasan, kegiatan ini adalah cikal bakal keduanya.
Dalam Putra (1996) dijelaskan bahwa sebagai negara merdeka, setelah
Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamsikan para Fonding Father (Para Pendiri
Bangsa) menilai bahwa informasi tentang usaha luar biasa di Indonesia untuk
merdeka perlu disebarluaskan. Selain untuk membangun citra sebagai bangsa yang
merdeka untuk meraih simpati internasional, di Negara Republik Indonesia juga
membantu Negara India dengan mengirimkan bantuan berupa beras yang merupakan
salah satu kegiatan Public Relations dengan menggunakan pendekatan manajemen.
2.2.2 Tahap Perkembangan Public Relation dan Kemunculan PERHUMAS
(Orde Baru – Sebelum Reformasi)
Sejalannya waktu, Public Relations terus mengalami perkembangan setelah
kemerdekaan, praktik-praktik Public Relations atau Hubungan Masyarakat dan
Kehumasan mulai diterapkan oleh sejumlah instansi dan lembaha pemerintahan.
Menurut Muntahar dalam Putra (1996) lembaga pemerintahan saat itu yang mulai
melakukan praktik Public Relations adalah Radio Republik Indonesia (RRI) dan
Kepolisian Republik Indonesia. Mereka melakukan kegiatan Kehumasan dan Public
Relations mulai perkembangan tahun 1950-an.
Pengenalan praktik Public Relations tersebut dilakukan dengan membetuk
bagian Public Relations atau Hubungan Masyarakat dalam struktur organisasi
tersebut.

8
Pertumbuhan organisasi bisnis, baik swasta maupun milik negara juga ikut
mendorong peningkatan kebutuhan Public Relations dan praktisi Public Relations
pada tahun 1972, PERHUMAS atau Perhimpunan Hubungan Masyarakat berdiri di
Indonesia. Organisasi ini berdiri sebagai usaha untuk meningkatkan profesionalisme
para praktisi Public Relations di Indonesia. Keanggotaan PERHUMAS semuala
sangat terbatas, namu sejalan perkembangan waktu organisasi ini terus berkembang
pada 1980-an. Pada awalnya organisasi PERHUMAS diragukan tetapi saat ini
PERHUMAS memiliki anggota mencapai lebih dari 2.000 orang.
2.2.3 Tahap Reformasi
Reformasi politik tentunya akan membawa kondisi yang berbeda pula bagi
perkembangan Public Relation di Indonesia. Reformasi tahun 1998 berimplikasi pada
pengakuan kebebasan informasi yang menuntut adanya kebebasan dan penuhnya
untuk memperoleh sekaligus menyebarkan informasi bagi masyarakat, kebebasan
berkumpul dan berorganisasi menjadi masyarakat semakin sadar haknya. Kondisi ini
akan sangat sulit dijumpai pada masa orde baru.
Putra (1996), menyebutkan bahwa pada era reformasi dan kebesan informasi
ini membuat praktik Public Relations yang dijalankan suatu organisasi harus lebih
teliti. Kini, organisasi harus mengantisipasi masalah, khususnya yang timbul akibat
dibukanya kran demokrasi, yakni kebebasan pers. Pers berani dan terbuka untuk
mengukur dan membongkar praktik-praktik busuk dalam perusahaan dan pemerintah.
Public Relations pada masa sekarang ini tidak lagi bersikap reaktif seperti pada masa
lalu. Public Relations harus dapat mencegah gelombang pemogokan buruh dan segala
hal yang berkenaan dengan kesejahteraan kaum pekerja. Pada tahap ini, bagian Public
Relations dalam suatu organisasi maupun instansi juga wajib memerhatikan
kebebasan informasi untuk publik. Artunya, bagian Public Relations harus
mengetahui informasi apa saja yang wajib diberikan pada publik sesuai dengan
kepentingan instansi sekaligus kepentingan publik.
Pada era ini, informasi public dan kondisi Public Relations di Indonesia telah
berubah. Semula, pesan dan informasi dari organisasi hanya disampaikan secara
sepihak, searah, dan hanya sekedar infomatif. Namun, pada era ini, Public Relations
mengalami kemajuan yang sangat signifikan, yakni sudah mengarah pada model
komunikasi 2 (Dua) arah. Disebut dengan model Public Relations simetris dua arah
seperti yang diusulkan oleh Crrunig sejak lebih dari 23 tahun yang lalu.
2.2.4 Era Internet dan Era Web 2.0
9
Perkembangan Public Relations selanjutnya di Indonesia adalah berkaitan
dengan lajunya informasi dan komunikasi. Masuknya internet ke Indonesia membuat
aktivitas Public Relations yang semakin berkembang. Pengaruh teknologi komunikasi
terhadap Public Relations bisa berbentuk hanya sebagai media semata. Namun, pada
masa internet ini muncul sebuah perspektif baru terhadap Public Relations, yakni
istilah Cyber Public Relations atau juga disebut Net Public Relations. Artinya, kajian
atau aktivitas Public Relations di dalam dunia cyber (Dunia Maya).
Dalam sejumlah kepentingan, era web 2.0 banyak membantu manusia. Mulai
dari menemukan masa lalu yang hilang, kawan lama yang kembali terhubung di masa
kini, dan lain-lain. Melalui berbagai macam media pada era sekarang ini yang
menjadikan Public Relations tidak ketinggalan mengambil manfaatnya. Media sosial
sekejap menjadi media publikasi informasi dan Public Relations .
Menyongsong pada era internet dan era web 2.0 ini, berdirinya konsultan
Public Relations terus menjamur. Dalam Vusparatih (2013), disebutkan bahwa
industri Public Relations di Indonesia terus berkembang pesat yang disebabkan oleh
kebutuhan yang semakin tinggi. Peluang jasa konsultan Public Relations juga semakin
banyak. Karena setiap perusahaan, lembaga, organisasi, maupun instansi sangat
memerlukan strategi komunikasi dan Public Relations.
2.2.5 Tahap Era Industri 4.0
Era industri 4.0 ini disebut juga dengan revolusi industri keempat yang
merupakan pintu masuknya era digitalisasi. Hal ini merujuk pada gambaran situasi
perubahan gaya hidup dan perilaku individu maupun organisasi atau lembaga saat ini.
Pada era saat ini, tentunya Public Relations sebagai ilmu dan praktik mengalami
perkembangan dan harus memiliki perspektif yang mutakhir. Tantangan dan peluang
Public Relations juga semakin kompleks serta mengalami transformasi seiring
memasuki era industri 4.0.
Pada perkembangannya di era sekarang ini, strategi Public Relations dan
Kehumasan memasuki babak baru dalam aktivitas penyebaran informasi dan
publikasi. Sebelumnya praktisi Public Relations hanya berfokus menggunakan media
cetak dan papan pengumuman sebagai perangkat keras, sementara website dan blog
sebagai perangkat lunak.
Pada era ini, strategi Public Relations dan Kehumasan digital telah lebih maju
dengan menggunakan berbagai macam aspek digital. Strategi Public Relations lebih

10
mengedepankan platform online, serta media sosial untuk menjangkau ruang virtual
dan publik melalui dunia maya.

2.3 Sejarah Internasional Public Relation


Menurut May Rudy, perkembangan atau sejarah berkembangnya kegiatan-
kegiatan yang tergolong Public Relations di bagi dalam tiga tahap, yaitu sebagai
berikut:
 Sejak permulaan sejarah sampai awal abad XVII
Selama kurang lebih 16 abad, Public Relations sama sekali belum dikenal,
tetapi secara lambat laun kegiatan-kegiatan semacam Public Relations mulai ada dan
mulai di praktikkan oleh pemerintah, organisasi maupun perusahaan-perusahaan
walau belum terorganisasi dengan baik. Pada abad ini belum ada pemikiran bahwa
hal-hal tersebut memang upaya secara sengaja untuk meningkatkan citra pemerintah,
organisasi dan perusahaan serta untuk mengarahkan opini masyarakat.
 Pada abad XVII dan XVIII
Pada abad ini, kegiatan Public Relations mulai terorganisasi dengan baik.
Tahap pada abad ini disebut dengan tahap Gilda. Pada saat itu Eropa mempunyai
perkumpulan-perkumpulan dagang dalam bidang perniagaan yang sejenis. Gilda-gilda
itu masing-masing berusaha untuk meningkatkan produksi dan memasarkan hasil
produksi para anggotanya dengan cara memperluas pasar melalui kegiatan Public
Relations kepada masyarakat, para pelanggannya, dan konsumen potensial seperti
calon pembeli.
 Pada abad XIX sampai XX
Pada abad ini, kegiatan Public Relations mulai ditandai dan didukung oleh
berlangsungnya kemajuan diberbagai bidang. Ini merupakan kemajuan teknologi dan
industri , sehingga kegiatan Public Relations diorganisasikan secara spesifik dengan
memamfaatkan kemajuan teknologi, transportasi, dan telekomunikasi.
Sejarah kehadiran Internasional Public Relations ada kaitannya dengan
pertumbuhan dan perkembangan dibidang ekonomi, bidang teknologi komunikasi,
persuasi dan teknik penjualan
Indikator utama hadirnya Internasional Public Relations antara lain munculnya
Multinational Business Internasional. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

11
a. Ada semacam perbedaan besar dalam cara-cara berbisnis dan pengelolaan
sistem pabean di Amerika dan negara lain di dunia.
b. Industrialisasi di Eropa dan Asia bangkit setelah Perang Dunia kedua.
c. Tuntutan akan better life oleh rakyat biasa.
d. Gaya hidup di Amerika setelah Perang Dunia II membawa pengaruh ke
sebagian besar masyarakat dunia.
e. Perusahaan-perusahaan multinational telah tumbuh berkembang sebagai
respons terhadap dunia yang semakin terindustrialisasi
f. Perusahaan-perusahaan mempunyai kantor yang pusatnya diluar negeri,
seperti Unilever, Shell, Caltex, Volkswagen , Philips, dan Sony Corp
Selain itu, muncul indikator lain yang spesifik seperti berikut ini :
a. Appels yang berhasil ke pasaran Amerika, antara lain munculnya kendaraan
kecil di Amerika seperti VW
b. Produk Olivetti berhasil masuk ke pasaran Amerika
c. Produk-produk Jepang yang relatif murah, tetapi menggunakan teknologi
tinggi, masuk ke Amerika Serikat, antara lain mobil dan kamera
d. Produk makanan dari Eropa masuk ke Amerika Serikat , seperti Keju dari
Denmark
e. Penurunan harga atas produk yang dijual di Amerika Serikat. Hal ini dilakukan
karena ada perbedaan didalam sistem pengajian dalan memproduksi suatu
barang.
f. Ada tambahan biaya dalam perdagangan luar negeri
g. Perdagangan hasil produk dari negara-negara komunis ketika itu harus melalui
negara ketika, jika tidak, tidak akan bisa masuk ke Amerika Serikat.
h. Barang-barang yang bisa masuk ke Amerika Serikat adalah barang-barang
yang perusahaannya sudah lolos menurut kategori perdagangan internasional
seperti Iso System.
i. Dalam sistem global, semua negara, pemerintahnya aktif melakukan kegiatan
Internasional Public Relations
Dari indikator tersebut, Internasional Public Relations memfungsikan tugas-
tugasnya diluar negeri.
Yang perlu dilakukan dalam melakukan kegiatan IPR adalah adanya semacam
perbedaan yang universal sifatnya, antara lain beda dalam cara pandang atau budaya.
Oleh karena itu, beberapa pertimbangan utama yang perlu diambil dilihat dari :
12
a. Menentukan postur lokal
b. Melihat siapa publik utama
c. Melakukan identifikasi atas kebutuhan lokal
d. Perlu adanya staf yang kompeten dan Lembaga / konsultan PR di luar
negeri
2.3.1 Perkembangan Public Relation di Beberapa Belahan Dunia
A. Perkembangan Public Relation di Asia
Di beberapa Negara di Asia seperti China, Jepang, Korea selatan,
Singapore dan United Arab Emirates (UAE) sudah lebih dulu menjalankan
praktik humas dari pada Indonesia. Public relations di China cukup sulit untuk
di definisikan meskipun setiap provinsi dan kota-kota di Negara tersebut telah
memiliki lebih dari 150 asosiasi humas. tetapi tidak ada yang dapat mencakup
seluruh bidang yang berhubungan dengan itu ataupun mengumpulkan data
lengkap tentang praktik kerjanya, dan juga kualifikasi praktisi humas.
Di tahun 2000 an, menurut survei oleh China International Public
Relations Association (CIPRA), Public Relation di China mulai berkembang,
pendapatan dari layanan Public Relation tumbuh dari 200 juta menjadi lebih
dari 2 milyar dalam waktu sekitar tiga tahun. Public Relation China (PRC)
memiliki perusahaan PR yang terus tumbuh sampai 30% pertahun. Sedangkan
perusahaan PR asing yang berada di RRC (Republik Rakyat China) hanya
memiliki tingkat pertumbuhan sebanyak 15% pertahun. Survei CIPRA
mengatakan bahwa di negara China telah memiliki lebih dari 100.000 praktisi
PR, Hanya sampai akhir abad ini. (Chen dan Culbertson dalam Sriramesh.Ed).
Pada awal 1990 an banyak sekali perubahan dan inovasi dalam bidang
Public Relation yang nyata (Chen dan Culbertson). Setelah ada penurunan
maka disusul juga dengan pertumbuhan yang cukup pesat, perubahan praktik
Public Relation di China sangat cepat
Beralih ke Jepang, sejarah PR di Negara ini cukup singkat ketimbang
China. Berawal dari pendudukan Jepang oleh US di tahun 1945 disusul
dengan kekalahan Jepang pada perang dunia ke-2. Dari sanalah PR mulai
diperkenalkan di Jepang. Menurut literatur yang membahas tentang ini belum
ada yang mengkonfirmasi mengenai praktik Public Relation yang ada sebelum
perang dunia ke-2. Tetapi terdapat beberapa kejadian yang dapat disandingkan
dengan praktik PR, seperti yang ditulis oleh (Shibasaki dalam Sriramesh.ed,)

13
bahwa perusahaan rel kereta api Manchuria Selatan telah membentuk humas
independen di bawah naungan kantor presiden yang berbeda
Dari tahun 1950-an hingga 1970-an, merupakan tahun dimana
pertumbuhan ekonomi di Jepang berkembang dengan pesat. Perusahaan-
perusahaan PR besar banyak dibangun untuk mensiasati dan mengatasi
permasalahan yang akan ada di era mendatang. Beberapa perusahaan PR
berdiri di tahun 1950-an seperti PR internasional, dan Cosmo PR. Pada tahun
1980 asosiasi industri PR Jepang bekerja sama dengan beberapa Asosiasi
Humas Jepang untuk membentuk masyarakat Jepang sadar akan pentingnya
PR. (Aprox dalam Sriramesh.Ed)
Terbang ke negara mayoritas muslim, yaitu United Arab Emirates
(UAE), model PR barat merupakan hal yang baru muncul di awal tahun 1970-
an (Sriramesh dan White). Perbedaan Budaya, kebiasaan, dan kultur diantara
masyarakat juga berpengaruh besar terhadap praktek PR yang akan diterapkan.
Di dunia Arab, sifat, tujuan, peran, dan fungsi PR sering digambarkan sebagai
sesuatu yang "samar" (Al-enad dalam Sriramesh. Ed).
Praktek PR yang tradisional biasanya dilakukan untuk
mendeskripsikan orang-orang yang menjadi lingkup ruang kerjanya, mengatur
transportasi yang berurusan dengan mobilitas perusahaan, dan juga mengurus
tamu. (Ayish dan Kruckeberg dalam Sriramesh
Saat itu di UAE deskripsi pekerjaan PR swasta maupun pemerintah
masih mengarah dan menekankan ke model awal praktik PR, meskipun begitu
fungsi-fungsi manajemen tetap terus dijalankan disana. Kesalahan ini
disebabkan oleh kedatangan agen profesional PR pada 1970-an dan tahun
1990-an dimulainya pengenalan pendidikan PR di UAE, pendidikan PR saat
itu diperkenalkan dengan program yang berbau teknologi.
Berpindah ke Negara tetangga kita yaitu Singapura, Negara ini
berevolusi dari apa yang digunakan kolonial Inggris dalam ber “PR”. Setelah
Inggris kalah dari Jepang dalam perang dunia ke 2, mereka berusaha
mempropagandai masyarakat Singapura akan kredibilitas yang dimiliki
Inggris. Berbagai informasi Publik serta publisitas di terbitkan oleh
departemen publisitas dan percetakan dibawah militer Inggris (Yeap dalam
Sriramesh 2003:88). Di tahun 1980 mulai banyak perusahaan multinasional
dan para konsultan PR Internasional memasuki sektor ekonomi di Singapura.
14
Konsultan in-house PR juga makin menjamur. Semenjak itu kondisi ekonomi
di Singapura mulai melejit kearah Global dan berganti kearah (KBE)
Knowledge Based Economy.
B. Perkembangan Public Relation di Australia
Di Selandia Baru dan Autralia perbedaan Budaya, ekonomi, dan
sejarah berkembang secara berdampingan. Kelahiran profesi PR di Selandia
baru diprakarsai oleh pertemuan bersejarah di hotel Auckland tahun 1954 yang
diikuti oleh beberapa kelompok pers militer yang kemudian lahirlah PRINZ
(Public Relation Institute of New Zealand) (Mottion dan Leitch dalam
Sriramesh). Jika Australia para praktisi yang tergabung dari beberapa kota
disana membentuk (PRIA) Public Relation Institute of Australia.
Para praktisi humas di Australia dan Selandia mengetahui pengetahuan
tentang PR sesaat setelah menghadiri perkumpulan PRINZ di tahun 1954.
Mereka aktif menyebarkan buku dan selembaran serta mencari informasi-
informasi yang berhubungan tentang PR khususnya dari Negara Ameika
Serikat dan Negara-negara di Eropa yang telah memulai praktik tersebut jauh
sebelum mereka.
Beralih ke pendidikan PR yang ada di Australia dan new Zealand,
umumnya pendidikan PR formal dimulai pada akhir 1960-an di politeknik
Wellington. Setelah berkembang, saat ini pendidikan PR memiliki program
gelar sarjana dan diploma, serentak di beberapa institusi di Selandia baru.
C. Perkembangan Public Relation di Afrika
Bidang PR di Afrika Selatan masih mencari identitas diri agar diakui
oleh professional PR. Karena Afrika merupakan Negara demokrasi yang baru,
maka praktik-praktik PR sangat dibutuhkan pada waktu itu. Praktik PR disana
disesuaikan oleh perkembangan masyarakatnya yang selalu berubah sesuai
zaman. Menurut Nartey dalam Sriramesh konsep PR di Afrika selatan telah
ada jauh sebelum era kolonialisme. ia menggambar praktik tersebut seperti
sebuah pararel yang saling berkaitan antara tugas praktisi PR dengan juru
bicara dari kursi kepala daerah di Afrika.
Menurut Lubbe dan Puth (dalam Sriramesh. Ed) pendekatan yang
dapat dilihat ketika meninjau perkembangan PR di Afrika selatan ada 2. Yang
pertama adalah pendekatan sistem, dimana perluasan ruang lingkup kerja PR
terlihat dan kaitannya dengan sosial, politik dan ekonomi Negara tersebut.
15
yang kedua adalah pendekatan struktural yang menggambarkan para
professional PR ketika membetuk asosiasi maupun organisasi yang
berhubungan dengan PR.
Di Afrika Selatan perkembangan PR tidak jauh lepas dari
pembangunan sosial dan ekonomi serta fungsi-fungsi manajemen strategis
yang dijalani di sektor bisnis dan industri. Perkembangan PR di Afrika juga
terlihat tanpa campur tangan Negara lain dalam bidang praktik, penelitian,
maupun pendidikan. PRISA telah mengadopsi pengertian PR seperti berikut
ini : "PR adalah manajemen melalui komunikasi, persepsi dan hubungan
strategis antara organisasi dan para pemangku kepentingan internal dan
eksternal" Mersham, Rensburg & Skinner (dalam Sriramesh. Ed).
Berbicara tentang status dan image PR di afrika selatan banyak yang
telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir untuk mengoptimalkan peran di
bidang Profesi dan pendidikan. Kegiatan PR di Afrika selatan telah berubah
dari masa ke masa dan saat ini telah menjadi suatu kepentingan yang
diprioritaskan, tetapi tetap saja Afrika harus menerima akibat dari reputasinya
di masa dahulu yang merendahkannya.
PR di Afrika Selatan dapat digambarkan berada dalam fase transisi,
mereka selalu mencoba menggabungkan kegiatannya dengan unsur-unsur
etnik dengan mengadopsi visi misi sosial yang ada. Terlepas dari itu semua, di
tahun 1950 istilah PR di Afrika selatan mulai disalah pahami, mereka hanya
tau bahwa PR itu identic dengan propaganda, pers, dan juga manipulasi.
Bahkan seringkali dianggap sama dengan iklan, pemasaran, dan juga promosi.
Karena hal itu terjadi praktisi PR menjadi dicurigai karena tidak
menyampaikan informasi, serta ilmu yang lengkap, dan jelas.
Setelah tahun 1994 upaya habis-habisan telah dilakukan oleh para
akademisi, praktisi serta PRISA untuk meluruskan apa yang sebenarnya
menjadi ranah dan sifat PR Cullingworth dan Mersham (dalam Sriramesh.
Ed). Berbicara ke etika praktisi PR di afrika selatan mereka harus benar-benar
berkomitmen untuk berkomunikasi dengan jujur. Terutama ketika
berhubungan dengan klien, harus menghindari posisi yang ekstrem. Jangan
sembarangan meningkatkan sesuatu demi posisi klien menjadi tinggi. Tidak
hanya klien di organisasi maupun perusahaan pun ini menjadi sangat penting.
Jujurlah sesuai dengan apa yang menjadi kenyataannya, karena jika tidak
16
mereka, dan para klien juga akan dirugikan. Serta proses hukum kemungkinan
besar akan terjadi Martisan (dalam Sriramesh & Dejan. Ed).
D. Perkembangan Public Relation di Eropa
Perkembangan PR di Jerman sebagai salah satu Negara besar di eropa
tidak lain dibentuk oleh berbagai kondisi seperti historis, politik, ekonomi, dan
pengaruh sosial berdampak pada perkembangan profesi ini. Awal abad ke 19
sejarah politik di Jerman berubah meskipun tidak semuanya. Salah satu
pemicunya adalah ketika perang dunia ke 1, terdapat kampanye yang
dilakukan oleh perkumpulan PR nasional untuk menggalang dana dimana
hasilnya akan digunakan sebagai keperluan perang. PR perusahaan juga
dipengaruhi oleh perang, makadari itu perusahaan membuat majalah karyawan
untuk mendukung mereka secara moral. (Heise dalam Sriramesh). Pada akhir
perang dan ketika masa pembentukan Republik Weirmar, PR membuat
langkah besar di Jerman. Sejumlah besar kantor pers dan biro berita
bermunculan, dan ledakan ekonomi di abad 20-an meyakinkan para pengusaha
untuk melakukan PR yang aktif dan efektif. Kunczik (dalam Sriramesh &
Dejan. Ed).
Sebaliknya, di periode 1933-1945 mewakili langkah mundur untuk
seluruh bidang komunikasi publik. di bawah kediktatoran NAZI, Negara
memutuskan untuk melakukan upaya propaganda besar-besaran dan membela
media-media yang saat itu hampir musnah seperti pers, penyiaran, dan film.
Selama periode ini, pelopor PR Jerman, Carl Hundhausen dan Albert
Oeckl mendapat pengalaman pertama mereka dalam menggunakan praktek
periklanan dan PR. Ivy.L lee yang pada awal rezim NAZI adalah konselor
untuk anak perusahaan dari Farben IG, ikut membantu dalam mewakili
hubungan antara pengembangan PR di Jerman dan Amerika Serikat, Kunckiz
(dalam Sriramesh. Ed). Setelah perang dunia 2, lapangan PR di Jerman barat
terlahir kembali. Amerika cukup berpengaruh dalam hal ini dimana ikut
banyak meninggalkan perkembangan PR di Jerman barat terutama saat pasca
perang. selain itu agensi PR dan periklanan di Jerman yang merupakan cabang
dari Amerika mulai beroperasi di wilayah Jerman Barat. Sejak saat itu
pandangan PR di Negara ini sudah naik menjadi taraf yang lebih tinggi.
Meskipun terdapat praktik-praktik yang tetap tidak bisa dilakukan selama
rezim NAZI.
17
Hingga akhir 1900-an, pemahaman PR di Jerman ditafsirkan agak
sederhana yakni sebagai iklan untuk kepercayaan informasi, dan yang
menciptakan perhatian agar perusahaan maupun organisasi dapat dipercaya
untuk menarik perhatian media. Ketika awal tahun 1970-an pemahaman PR
sebagai dialog dengan berbagai kelompok mulai berkembang
E. Perkembangan Public Relation di Amerika
Beralih ke Amerika, di Negara ini telah lahir banyak praktisi dan
sarjana PR mereka telah melakukan penelitian ekstensif tentang sejauh mana
organisasi mempraktekkan empat model PR. Terdapat 4 cara khas yang
dilahirkan oleh praktisi dan akademisi PR di Amerika untuk melakukan fungsi
komunikasi serta untuk mengidentifikasi model mana yang cocok untuk
mengerjakan praktik yang efektif dan tepat..
Pada 1983, publikasi perdagangan dalam hal ini yang berkaitan dengan
PR telah merayakan seperempat abad pertama. Dalam edisi 26 tahun PR
reporter. editor Pat Jackson mencatat empat perubahan yang dianggapnya
"Elemental" Sejak lahirnya News Letter pada tahun 1958, yaitu: (a) bidang
tersebut telah bergerak terus dari publisitas ke kebijakan, (b) praktik diperluas
dari teori komunikasi terapan ke ilmu perilaku dan tindakan, (c) memiliki
tujuan dari mempengaruhi pendapat menjadi motivasi, dan (d) penelitian, baik
kualitatif dan kuantitatif, formal dan informal, menjadi besar. (PR reporter,
1983 dalam Sriramesh. Ed).
Pada tahun 1985 tahun, profesional PR logam Reynolds, Joseph awad,
mengidentifikasi tren yang hanya meningkat dalam generasi praktek ini. dia
juga membuat perkiraan yang setidaknya telah terjadi. Seperti prediksi Awal
bahwa PR akan mengalami pertumbuhan yang sebagian besar didorong dari
tekanan eksternal yang selalu meningkat. ini telah terjadi dilihat dari jumlah
mahasiswa PR dan praktisi di negara ini dan dalam hal tanggung jawab
praktisi yang yang mencakup tanggung jawab manajemen strategis.
Pendidikan singkat seperti pelatihan atau kursus pertama dalam PR di
Amerika Serikat diajarkan oleh bernays di Cornell University pada tahun
1923. Ia memulai apa yang telah menjadi tradisi luhur menggunakan buku
teksnya sendiri di kelas. Sejak itu lebih dari 300 program studi ekstensif telah
dikembangkan di universitas-universitas AS.

18
Sejak 1956, PRSA telah mempelajari pendidikan PR di negara ini.
Pada tahun 1981 ia mendirikan komisi pendidikan, yang kemudian
menerbitkan kurikulum model yang terdiri dari minimal lima mata kuliah di
PR (Ehling & Plannk dalam Sriramesh
Beberapa kelompok profesional digagas oleh para praktisi di AS.
PRSA didirikan pada 1948 dan berkantor pusat di New York dengan hampir
20.000 anggota. IABC memiliki lebih dari 13.000 anggota yang didirikan pada
tahun 1970 dan kantor pusatnya ada di San Fransisco.

BAB III
PENUTUP

19
3.1 Kesimpulan
Dari paparan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa perkembangan Public
Relations di Indonesia maupun dunia berkembang sangat pesat yang terjadi akibat
perkembangan teknologi dan juga perubahan zaman. Dimana di Indonesia Public
Relations mengalami beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap awal
perkembangan yang berlangsung sejak kelahiran Republik Indonesia itu sendiri, yang
kedua ada tahap perkembangan Public Relations dan kemunculan PERHUMAS (Orde
baru sebelum reformasi), tahap yang ketiga adalah Tahap Reformasi, dan tahap yang
keempat adalah Era internet dan Era Web 2.0, hingga sampailah pada tahap terakhir
yaitu tahap era industri 4.0.
Sedangkan sejarah kehadiran Internasional Public Relations berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan di bidang ekonomi, bidang teknologi, komunikasi,
persuasi, dan teknik penjualan sejak permulaan sejarah sampai abad XX M. Dan
Public Relations akan terus berkembang dalam berbagai hal. Bahkan sebuah
tantangan dalam Public Relations akan membuat Public Relations menjadi semakin
dewasa, terstruktur, dan terarah.

3.2 Saran
Perkembangan Public Relation saat ini di era modern berkembang dengan
sangat baik bahkan dengan adanya banyak sekali perusahaan atau organisasi yang
membuka kegiatan Public Relations. Jadi akankah lebih baik kalau PR bisa lebih
berguna bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi dari yang
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

20
Raditia Yudistira Sujanto, M.A, Pengantar Public Relation di era 4.0. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press

Surajiyo. (2009, Desember). Ultimacomm : Peran Komunikasi Massa dalam Proses


Transformasi Budaya, Vol 1 No 1,
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/repository/article/download/1518/1211

Citra Kharimaningtyas Widani. Naskah Publikasi : Sejarah Kehumasan di Indonesia,


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14192/FINAL
%20NASPUBB.pdf?sequence=14&isAllowed=y

Mughnifar.2019. Sejarah dan Perkembangan Humas di Dunia,


https://materibelajar.co.id/sejarah-humas-di-dunia/ diakses pada 15 Oktober 2019

Universitas Islam Indonesia. Sejarah Humas di Beberapa Belahan Dunia,


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14192/FINAL%20BAB
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y

Nurtanio (Universitas Negeri Yogyakarta) , Public Relation,


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296019/pendidikan/PR+PP_cha.
+pub+lic+relations.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai