Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARANSTUDENT CENTERED LEARNING BERBASIS CLASSROOM BLOGGING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Maryam Nur Azizah R Pendidikan Ilmu Ko mputer FPMIPA UPI Dr.Enjang Ali Nurdi n, M.Kom Pendidikan Ilmu Ko mputer FPMIPA UPI Dr. Wawan Setiawan, M.Kom Pendidikan Ilmu Ko mputer FPMIPA UPI

maryam.rahmah@gmail.com
ABSTRAK

enjang@upi.edu

wawan@upi.edu

Secara umum penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji efektivitas penggunaan M etode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging(SCLBCS) pada pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan M etode Pembelajaran SCLBCS dengan siswa yang menggunakan metode konvensional dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan M etode Pembelajaran SCLBCS. M etode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental-semu atau quasi-experimental research. Data dikumpulkan melalui instrumen tes yang berbentuk pilihan ganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hipotesis uji ( (H 1) dalam penelitian ini adalah M etode Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian didapat hasil bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 66 dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 54,75. Setelah dilakukan uji-t dengan nilai t hitung = 2,1688 dan t tabel pada taraf kebenaran = 0.05 sebesar 1,990. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H0) ditolak dan hipotesis (H 1) diterima. Artinya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK dengan menggunakan M etode Pembelajaran SCLBCS efektif meningkatkan hasil belajar siswa daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kata Kunci Efektivitas, Hasil Belajar, Classroom Blogging, Blog.

memiliki tanggungjawab atas beberapa aktivitas penting seperti perencanaan, pembelajaran, interaksi antara guru siswa, penelitian dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan.[1] Salah satu faktor untuk aspek yang diyakini mampu membantu mempercepat implementasi metode pembelajaran SCL ini adalah teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan yang kini sangat terpengaruh adalah dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Salah satu teknologi yang dapat mendukung SCL ini adalah media weblog. M elalui weblog, siswa dapat mengekspresikan diri mereka dengan menulis apa yang mereka pikirkan. Weblog memfasilitasi siswa untuk dapat saling berinteraksi antar siswa yang memiliki weblog, saling mengunjungi, berdiskusi mengenai topik yang diangkat, saling berkomentar, berbagi pengetahuan dan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

2.

RUMUS AN MASALAH

Student Centered Learning.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan pokok yang akan diteliti oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar TIK siswa yang menggunakan M etode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS) dengan menggunakan metode konvensional? 2. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging (SCLBCS) bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional?

1. PENDAHULUAN
Sekolah sebagai sebuah satuan pendidikan sebaiknya dijadikan sebagai tempat untuk mencari, mengembangkan dan membekali siswa dengan berbagai kompetensi dengan tujuan agar siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan yang ada. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka proses belajar mengajar di sekolah diharapkan dapat menjadikan siswa lebih berpartisipasi dan berperan lebih aktif, dimana hal ini dapat memberikan siswa pengalaman belajar sesungguhnya yang sesuai dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pendidikan itu sendiri serta dapat tercapainya hasil belajar yang optimal. Salah satu strategi pembelajaran yang tepat untuk dapat mendukung pernyataan tersebut, adalah metode pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Istilah Student Centered Learning (SCL) merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan dan pengajaran dimana didalamnya siswa

3.

TINJAUAN PUS TAKA

3.1 S TUDENT CENTERED LEARNING (S CL) SCL merupakan suatu metode pembelajaran dalam dunia pendidikan, dimana guru dan penyelenggara pendidikan memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan materi pelajaran, metodepembelajaran dan cepat-lambat tahapan dalam pembelajaran. [2] SCL adalah tentang bagaimana cara membantu siswa menemukan gaya belajarnya sendiri, memahami motivasi dan menguasai keterampilan belajar yang paling sesuai bagi mereka. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup mereka.[3] Dalam melaksanakan M etode Pembelajaran SCLBCS, guru perlu membantu siswa untuk menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk

dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar yang tersedia. Pembelajaran lebih merupakan bentuk pengembangan diri secara keseluruhan dibandingkan kemajuan linier yang dicapai guru dengan cara pujian dan sanksi. Kesalahan dilihat sebagai bagian konstruktif dari proses belajar dan tidak perlu dilihat sebagai hal yang memalukan. [4] 3.2 CLAS S ROOM BLOGGING

Istilah blog atau blogging muncul dari adanya tindakan pengeposan/pencatatan pada sebuah jurnal online. Kebanyakan penulis setuju bahwa weblog merupakan suatu situs web yang sering diperbaharui, yang terdiri atas berbagai posting, komentar yang ditanggali secara terurut berkebalikan.[5] Kesukaran tentang penjelasan weblogs karena adanya fakta bahwa blog diisi dengan sasaran, penggunaan-penggunaan, dan gaya-gaya penulisan berbeda, namun hanya satu hal sama yakni bentuknya (berupa blog). Kini, weblog banyak juga dimanfaatkan untuk dunia pendidikan yang biasa disebut Classroom Blog, khususnya pada level pendidikan tinggi, contohnya Universitas Iowa, Beras University dan RM IT University di M elbourne yang menggunakan Classroom Blog sebagai media pembelajaran. Weblog banyak ditulis secara informal, dan sering kali memaparkan pengalaman penulis, hasil berpikir yang mencerminkan diri penulis. [6] Classroom Blog dapat digunakan oleh para guru atau dosen untuk mengikuti proses pembelajaran para siswa baik ketika berada didalam kelas maupun diluar kelas. Siswa dapat juga menjadikannya sebagai suatu jurnal pelajaran yang berisi tentang materi-materi yang mereka pahami dan menggambarkan ringkasan dari apa yang mereka baca, serta menjadikannya sebagai pusat informasi yang dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan siswa. Dengan menggunakan Classroom Blog, siswa dan guru dapat dikondisikan untuk dapat membangun sebuah lingkungan yang interaktif dimana mereka dapat saling berinteraksi, menganalisa sebuah topik yang diangkat, dan saling berkirim komentar. Dengan demikian guru, dapat menilai sejauh mana peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di luar maupun di dalam kelas.[7]

karaktersitik media pembelajaran sebagai pendukung metode SCL, antara lain: [8] 1. Aktif. M emungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. 2. Konstruktif. M emungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya. 3. Kolaboratif. M emungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya. 4. Antusiastik. M emungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 5. Dialogis. M emungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. 6. Kontekstual. M emungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem-based atau case-based learning 7. Reflektif. M emungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. 8. M ultisensory. M emungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik. 9. High order thinking skills training. M emungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll). 3.4 CLAS S ROOM BLOGS EBAGAI ALAT PENDUKUNG S TUDENT C ENTERED LEARNIN G Berikut ini adalah beberapa aspek dalam pemanfaatan weblog sebagai media pembelajaran SCL diantaranya adalah sebagai berikut: [9] 1. Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara: curah gagasan (brainstorming), kooperatif (bekerja kelompok), kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion). Weblog memungkinkan penggunanya untuk dapat mengunjungi blog (link), saling berbagi konten, melakukan tautan sebuah topik dengan topik lain, memungkinkan siswa-guru untuk dapat saling berkomunikasi dan berdiskusi dalam fitur komentar, saling bertukar gagasan dll. 2. Belajar dari pengalaman ( Experience Based). Siswa yang menggunakan Classroom Blog sebagai media pembelajaran yangterhubung ke internet, memungkinkan untuk dapat memperoleh informasi dan materi lebih banyak, melalui situs-situs pembelajaran atau saling berkunjung ke blog teman atau guru lainnya. Sehingga siswa akan mendapat pengalaman belajarnya sendiri dengan cara mencari secara mendalam atas apa yang mereka pelajari. 3. Pembelajaran melalui Pemecahan M asalah (Problem Solving Based). Dengan memungkinkannya Classroom Blog ini dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat berbagi pengetahuan (Sharing Knowledge), maka media ini juga

Gambar 3.1 Contoh Classroom Blog

3.3 KARAKTERIS TIK MEDIA PEMBELAJARAN


PENDUKUNG S CL Untuk mendukung proses integras i antara sebuah media pembelajaran dan metode pembelajaran, maka M anajemen Sekolah, Guru dan Siswa harus memahami 9 (sembilan)

memungkinka siswa untuk dapat menjadikannya sebagai media untuk memecahkan sebuah masalah secara bersama. Siswa dapat mempublish masalah yang diangkat, dan membahasnya serta menganalisanya secara mendalam. 3.5 PEN ERAPAN METODEPEMBELAJARAN S TUDENT CENTERED LEARNING BERBAS IS CLAS S ROOM BLOGGING Tahapan-tahapan yang dapatdilakukandalampenelitianini, antara lain :

A. TAHAP PERS IAPAN 1. Guru melakukan studiliteraturmengenaiClassroom Bloggingdanmetodepembelajaran Student Centered Learning. Guru harus memahami setiap aspek dan karakterstik antara metode dan media yang digunakan apakah cocok untuk siswa atau tidak. 2. Guru memastikan fasilitas pendukung Media Classroom Blog, seperti Internet dan perangkat komputer tersedia dengan baik. 3. Guru mempelajari dan memahami langkah-langkah teknis membuat sebuah blog. 4. Guru membuat modul tutorial langkah-langkah cara membuat blog untuk diberikan kepada siswa. 5. Guru mengisi Classroom Blog dengan konten yang sesuai dengan materi apa yang akan diberikan kepada siswa. Konten berupa materi, tugas, sumber belajar, video pendukung, Feed News, Link, newletter,dan Informasi lain yang dibutuhkan siswa. B. TAHAP PELAKS ANAAN 1. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa bahwa akan akan diterapkannya M etode Pembelajaran SCLBCSsebagai suatu variasi metode pembelajaran. 2. Guru mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok kerja. 3. Guru mempersiapkan dan mendampingin siswa untuk dapat membuat blog kelompok/ perorangan, yang akan digunakan sebagai media selama proses pembelajaran dilakukan. 4. Guru memberikan penjelasan mengenai fitur, fungsi dan melakukan koneksi ke blog siswa yang telah dibuat ke Classroom Blogsebagai blog sentral pembelajaran. 5. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang pentingnya menggunakan media weblog selama proses pembelajaran. Guru menginstruksikan siswa untuk dapat lebih aktif mengisi weblognya dan berdiskusi antar sesama siswa. Siswa yang rajin mengupdate blognya dan berperan aktif pada diskusi yang diangkat di Classroom Blog, diberikan apresiasi berupa nilai. 6. Sebelum pembelajaran, sebelumnya guru telah memberikan arahan kepada siswa untuk dapat mencari dan menggali informasi mengenai materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. M ateri yang telah diperoleh siswa di posting ke blognya masingmasing dan ditautkan ke Classroom Blog. 7. Guru melakukan apersepsi kepada siswa berdasarkan materi yang apa yang telah didapat oleh siswa sebelumnya dengan cara menginstruksikan setiap kelompok untuk mengutarakan pendapatnya mengenai materi yang telah di posting ke blognya. 8. Guru memberikan tanggapan atas pendapat masingmasing siswa dan menjelaskan materi singkat (Teaching Group)dengan menggunakan media pembelajaran Classroom Blog.

9. Guru memberikan instruksi pada kelompok yang telah terbentuk sebelumnya untuk menyelesaikan tugas berdasarkan bahan yang sudah disiapkan dengan menciptakan lingkungan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok (Student Creative). Latihan yang harus dikerjakan siswa merupakan latihan studi kasus mengenai materi yang diajarkan. 10. Guru mendampingi kelompok untuk dapat berdiskusi, menyelesaikan masalah dan membuat laporan akhir,yang kemudian di posting di blog kelompok masing-masing. Diskusi antar kelompok dapat dilakukan langsung pada masing-masing blog apabila waktu di dalam kelas telah habis. 11. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan kelompok atau hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual (Team Study). C. TAHAP AKHIR 1. Guru dan siswa melakukan refleksi dan review atas pembelajaran yang dilakukan. 2. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi dan pemberian tugas rumah (PR) yang dapat langsung diakses Classroom Blog. Alur pembelajaran dengan menggunakan Classroom Blog dapat dilihat secara keseluruhan pada gambar di bawah ini :

Gambar 3. 2 Aktivitas Classroom Blogging [10] 3.6 KENDALA PELAKS AAN PEMBELAJARAN PROS ES

Pelaksaanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SCLBCS ini tidak lepas dari kendala yang terjadi di lapangan, antara lain : 1. M engubah kultur pembelajaran yang semula berpusat pada guru (Teacher Centered Learning) menjadi berpusat pada siswa (Student Centered Learning). 2. Karena proses pembelajaran banyak melibatkan peran aktif siswa, maka alokasi waktu pembelajaran menjadi lebih panjang, sering kali beberapa tahap tidak bisa dilakukan pada pertemuan tatap muka di hari yang sama. 3. Kemampuan daya serap siswa untuk dapat memahami materi melalui proses dan metode yang berbeda seperti pembelajaran konvensional, sehingga siswa harus lebih banyak diberikan pengarahan. 4. Untuk membentuk kultur pembelajaran terpusat pada siswa, diperlukan lebih banyak waktu untuk pembiasaan,

5.

6.

7.

direkomendasikan lebih dari waktu pada saat penelitian (tiga kali pertemuan). Kesulitan dalam menentukan penilaian keaktifan siswa terlibat langsung di Classroom Blog dan mengaktifkan blognya masing masing, seperti keaktifan berdiskusi, keaktifan menulis, membuat tugas dll. Karena sebagian siswa memiliki keterbatasan dalam akses internet ketika di luar sekolah, sehingga tidak terlalu maksimal dapat dimanfaatkan ketika pembelajaran di kelas berakhir. Guru harus lebih banyak meluangkan waktu diluar waktu pembelajaran reguler di kelas. Hal ini karena proses pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blog memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran di luar kelas. Peran guru selalu dibutuhkan untuk menjadi fasilitator yang dapat mengarahkan siswa memahami pembelajaran lebih baik. Infrasktruktur yang kurang mendukung. Proses pembelajaran dengan menggunakan media Classroom Blog sangat tergantung oleh adanya ketersediaan internet, sehingga ketika fasilitas jaringan internet tidak maksimal, maka proses pembelajaran juga kurang maksimal.

2. Reliabilitas Instrumen Perhitungan reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus product moment Pearson, yaitu sebagai berikut :
r11
22

n n x
2 1

x1 x 2 x1
2

x1 n x
2 2

x2 x2
2

Untuk mencari realibilitas seluruh tes, digunakan rumus Spearman-Brown yang pada prinsipnya adalah menghitung koefisien korelasi diantara kedua belah koefisien yaitu sebagai berikut :
2r11 r11
22

1 r11
22

3.

Tingkat Kesukaran

Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal pilihan ganda adalah sebagai berikut: B P = JS 4. DayaPembeda Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi adalah

4. METODOLOGI PEN ELITIAN 4.1 Metode Penelitian


M etode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menginterprestasikan data serta menarik kesimpulan. M etode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi ekperiment).

4.2 Desain Peneliti an


Desain kuasi eksperimen pada penelitian ini adalah Desain Nonequivalent Pretest-Postest T1 T1 X T2 T2

4.5 Teknik Analisis Data 4.5.1 Tes


Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan uji perbedaan dua ratarata dengan hipotesis: H0 :Tidak terdapat perbedaan peningkatan pemahaman siswa dari reratan hasil belajar yang mennggunakan model pembelajaran generatif dengan metode pembelajaran konvensional. H1 : Terdapatperbedaanpeningkatan pemahaman siswa dari rerata hasil belajar yang mennggunakan model pembelajaran generatif dengan metode pembelajaran konvensional. Apabila diperoleh data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian menggunakan uji statistik parametrik, yaitu melalui uji-t dengan taraf kesalahan 5%.
t x1
2 1

Keterangan: T 1 :Pretest kelompok eksperimen dan kontrol T 2 : Posttest kelompok eksperimen dan kontrol X : Perlakuan dengan model pembelajaran generatif pada kelas eksperimen

4.3 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) dengan teknik pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban, serta angket untuk mengetahui respon siswa mengenai model pembelajaran generatif.

4.4 Teknik Pengolahan Data


Instrumen penelitian yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data diujicobakan kepada kelas yang telah mempelajari materi tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan alat ukur yang valid dan reliabel, serta mengukur tingkat kesukaran dan daya pembedanya. 1. AnalisisValiditasButirSoal Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut : NXY - (X)(Y) rxy = {NX 2 - (X)2}{NY2 - (Y)2}

x2 1 n1 1 n2

2 (n1 1) s (n 2 1) s 2 n1 n 2 2

4.5.2 Uji Gain


Ujigaininidilakukanuntukmelihatefektivitasdari model pembelajarangeneratifdalammatapelajaran TIK. Hal inidapatdilakukandenganmenggunakanrumussebagaiberikut:

5. HAS IL PENEL ITIAN DAN PEMB AHASAN 5.1 Analisis Data Pretes
Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 5.1 S tatistik Deskriptif Data Pretes

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa skor tertinggi postes kelas eksperimen adalah 100,00, skor terendahnya adalah 30,00. Skor rata-rata kelas adalah 66,00 dengan standar deviasi sebesar 14,8. Sedangkan skor tertinggi postes kelas kontrol adalah 75,00 dan terendahnya adalah 35,00. Skor ratarata kelas adalah 54,87dengan standar deviasi sebesar 11,00. Tabel 5.6Hasil Uji Normalitas Postest

Berdasarkan data pada Tabel 5.1, terlihat bahwa rata-rata skor pretes kelas eksperimen adalah 34,87 dengan skor maksimum 60 dan skor minimum 15. Sedangkan rata-rata skor pretes kelas control adalah 33,75 dengan skor maksimum 55 dan skor minimum 15. Dari tabel 5.1 dapat terlihat pula bahwa varians yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 108,31 dan kelas kontrol 79,16 dengan standar deviasi yang diperoleh masingmasing kelas sebesar10,40 dan 8,89. Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas ternyata hasil dari postes kelas ekperimen adalah _hitung^2<_tabel^2 dan postes kelas control adalah _hitung^2<_tabel^2). Hal tersebut berarti baik kelas eksperimen maupun kontrol data berdistribusi normal. Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas Postes

Berdasarkan perhitungan uji normalitas maka pada kelas kontrol diperoleh 2hitung = 10,03 dan pada kelas eksperimen diperoleh 2hitung = 2,43. Dengan membandingkan 2hitung pada 2tabel pada taraf signifikans i = 0,05 diketahui 2tabel = 11,07 maka diperoleh 2hitung < 2tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Tabel 5.3 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes

Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji homogenitas adalah F hitung adalah 1,007 dan Ftabel = 1,704. Pada taraf signifikansi =0,05 diperoleh Fhitung<Ftabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). Tabel 5.8 Hasil Uji-t Postes

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada taraf signifikansi = 0,05 diperoleh Fhitung adalah 1,36. Hasil perhitungan memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel, Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). Tabel 5.4 Hasil Uji t

Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji-t, t hitung(2,1688)>t tabel(1,990) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan antara nilai postes kelas ekperimen dan kontrol. Hal itu berarti keadaan akhir siswa kelas eksperimen dan kontrol setelah perlakuan terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang berarti H 0 ditolak. 5.3 Analisis Data Indeks Gain Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai postes dan nilai pretes. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud yaitu adanya peningkatan yang dialami siswa. Untuk mengetahui keefektivan penggunaan metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging pada kelas ekperimen dan penggunaan metode konvensional pada kelas control digunakan perhitungan Gain Ternormalisasi. Hasil dari perhitungan Gain Ternormalisasi (G) pada kelas eksperimen dan control dapat dilihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9 Hasil Indeks Gain Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan tabel diatas hasil dari perhitungan uji-t, t hitung(0,0237) < t tabel(1,990) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai pretes kelas ekperimen dan kontrol. Hal itu berarti keadaan awal siswa kelas eksperimen dan kontrol sebelum pembelajaran mempunyai kemampuan yang sama. H 0 diterima. 5.2 Analisis Data Postes Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 5. 5 Deskripsi Data Hasil Postest
Kelas Ekspe rimen Kontrol Mean 66.0000 54.8750 Min 30.00 35.00 Max 100.00 75.00 Std Deviasi 14.81510 11.00626

Berdasarkan data nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen, diperoleh nilai Gain ternormalisasi (G) pada kelas eksperimen sebesar 0,777 dan pada kelas kontrol sebesar 0,312. Nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan kedalam kriterium nilai G, setelah diinterpretasi diperoleh bahwa efektivitas penggunaan M etode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging di kelas eksperimen tergolong tinggi.

Oxford:O xford Centre for Staff Learning and Development. [3] Hall, B. The nature of "Student-Centred Learning". Diambil 10 A gustus 2010. http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2 200/Jul/StudentcenteredLearning.html. [4] Bender, B., 2003, Student-Centered Learning: A Personal Journal, Educause Center. For Applied Research-Research Bulletin. http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf Available at :18Juni 2010 [5] Burns, S. dan Cox B., Blogging in the Classroom, http://www.il-tce.org/present05/handouts/cox.pdf Available at :15 juni 2010) [6] Downes, S., 2004, Educational blogging, EDUCAUSE Review. http://www.educause.edu/pub/er/erm04/erm0450.asp, Available at:18 Juni 2010 [7] Du, H.S. dan Wagner, C.(2005). Learning with Weblogs: An Empirical Investigation, http://csdl2.computer.org/comp/proceedings/hicss/2005/2268/ 01/22680007b.pdf Available at : 16 Juni 2010 [8] Syamsul, Arifin. Memahami KBK_SCL dan implementasinya.P3AI-ITS Available at : http://www.vilila.com/2010/10/memahami-kbk-scl-danimplementasinya.html [9] Syamsul, Arifin. Strategi Pengembangan Pembelajaran TIK. P3AI-ITS Available at : http://www.vilila.com/2010/04/strategi-pengembanganpembelajaran.html [10]Kurniawan, Dwi Ely.2009.Pengembangan Media PembelajaranBerbasis Classroom Blogging UntukSiswa SMA. Bandung: Program PendidikanIlmuKomputer FPM IPA UPI. [11]Kvavik, R. B. 2005. Convenience, communications, and control: How students use technology, in Educating the net generation. (online). Available at 16 agustus 2010) http://www.educause.edu/ir/library/pdf/pub7101g.pdf .

Gambar 6.1 Grafik Normalized Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Jika dibandingkan nilai gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan M etode Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging dibandingkan dengan yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. 6. KES IMPULAN Berdasarkan hasil penelitian quasi eksperimen dalam penerapan metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging menunjukkan bahwa : 1. Terdapat perbedaan peningkatan antara hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging dan siswa yang menggunakan metode yang biasa digunakan o leh guru (konvensional). Hal ini ditunjukkan pada Uji hipotesis dimana H 0 yang ditolak dan H 1 yang diterima artinya terdapat adanya peningkatan hasil belajar siswa. 2. Uji Gain ternormalisasi untuk melihat keefektivitasan dari metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging termasuk kategori tinggi dan untuk kelas kontrol termasuk kategori sedang. Berdasarkan kesimpulan dari peneliti ini dapat dirumuskan bahwa setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Student Centered Learning Berbasis Classroom Blogging pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional terlihat bahwa proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen terdapat efektifitas peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontrol.

REFERENS I
[1] Anderson, dkk. (2006), Learner-centered Teaching and Education at USC: A Resource for Faculty. http://www.usc.edu/academe/acsen/documents/LC_Resoir ce_final1.pdf [3 juli 2010] [2] Gibbs, G. (1995). Assessing Student Centred Courses

Anda mungkin juga menyukai