Maryam Nur Azizah R Dr.Enjang Ali Nurdi n, M.Kom Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
Pendidikan Ilmu Ko mputer Pendidikan Ilmu Ko mputer Pendidikan Ilmu Ko mputer
FPMIPA UPI FPMIPA UPI FPMIPA UPI
maryam.rahmah@gmail.com enjang@upi.edu wawan@upi.edu
1
dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka untuk karaktersitik media pembelajaran sebagai pendukung metode
bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka SCL, antara lain: [8]
mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber belajar 1. Aktif. M emungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh
yang tersedia. Pembelajaran lebih merupakan bentuk adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
pengembangan diri secara keseluruhan dibandingkan kemajuan 2. Konstruktif. M emungkinkan siswa dapat
linier yang dicapai guru dengan cara pujian dan sanksi. menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang
Kesalahan dilihat sebagai bagian konstruktif dari proses belajar telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau
dan tidak perlu dilihat sebagai hal yang memalukan. [4] keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada
dalam benaknya.
3.2 CLAS S ROOM BLOGGING 3. Kolaboratif. M emungkinkan siswa dalam suatu
Istilah blog atau blogging muncul dari adanya tindakan kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama,
pengeposan/pencatatan pada sebuah jurnal online. Kebanyakan berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan
penulis setuju bahwa weblog merupakan suatu situs web yang memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
sering diperbaharui, yang terdiri atas berbagai posting, 4. Antusiastik. M emungkinkan siswa dapat secara aktif dan
komentar yang ditanggali secara terurut berkebalikan.[5] antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang
Kesukaran tentang penjelasan weblogs karena adanya fakta diinginkan.
bahwa blog diisi dengan sasaran, penggunaan-penggunaan, dan 5. Dialogis. M emungkinkan proses belajar secara inherent
gaya-gaya penulisan berbeda, namun hanya satu hal sama merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa
yakni bentuknya (berupa blog). memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut
baik di dalam maupun luar sekolah.
Kini, weblog banyak juga dimanfaatkan untuk dunia 6. Kontekstual. M emungkinkan situasi belajar diarahkan
pendidikan yang biasa disebut Classroom Blog, khususnya pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui
pada level pendidikan tinggi, contohnya Universitas Iowa, pendekatan ”problem-based atau case-based learning”
Beras University dan RM IT University di M elbourne yang 7. Reflektif. M emungkinkan siswa dapat menyadari apa
menggunakan Classroom Blog sebagai media pembelajaran. yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah
Weblog banyak ditulis secara informal, dan sering kali dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu
memaparkan pengalaman penulis, hasil berpikir yang sendiri.
mencerminkan diri penulis. [6] 8. M ultisensory. M emungkinkan pembelajaran dapat
disampaikan untuk berbagai modalitas belajar
Classroom Blog dapat digunakan oleh para guru atau dosen (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik.
untuk mengikuti proses pembelajaran para siswa baik ketika 9. High order thinking skills training. M emungkinkan untuk
berada didalam kelas maupun diluar kelas. Siswa dapat juga melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti
menjadikannya sebagai suatu jurnal pelajaran yang berisi problem solving, pengambilan keputusan, dll).
tentang materi-materi yang mereka pahami dan
menggambarkan ringkasan dari apa yang mereka baca, serta 3.4 CLAS S ROOM BLOGS EBAGAI ALAT
menjadikannya sebagai pusat informasi yang dapat dijadikan PENDUKUNG S TUDENT C ENTERED LEARNIN G
referensi untuk menambah pengetahuan siswa. Dengan
menggunakan Classroom Blog, siswa dan guru dapat Berikut ini adalah beberapa aspek dalam pemanfaatan
dikondisikan untuk dapat membangun sebuah lingkungan yang weblog sebagai media pembelajaran SCL diantaranya
interaktif dimana mereka dapat saling berinteraksi, adalah sebagai berikut: [9]
menganalisa sebuah topik yang diangkat, dan saling berkirim
komentar. Dengan demikian guru, dapat menilai sejauh mana 1. Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara:
peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di luar maupun di curah gagasan (brainstorming), kooperatif (bekerja
dalam kelas.[7] kelompok), kolaboratif, diskusi kelompok (group
discussion). Weblog memungkinkan penggunanya untuk
dapat mengunjungi blog (link), saling berbagi konten,
melakukan tautan sebuah topik dengan topik lain,
memungkinkan siswa-guru untuk dapat saling
berkomunikasi dan berdiskusi dalam fitur komentar,
saling bertukar gagasan dll.
2
memungkinka siswa untuk dapat menjadikannya sebagai 9. Guru memberikan instruksi pada kelompok yang telah
media untuk memecahkan sebuah masalah secara terbentuk sebelumnya untuk menyelesaikan tugas
bersama. Siswa dapat mempublish masalah yang berdasarkan bahan yang sudah disiapkan dengan
diangkat, dan membahasnya serta menganalisanya secara menciptakan lingkungan dimana keberhasilan individu
mendalam. ditentukan oleh keberhasilan kelompok (Student
Creative). Latihan yang harus dikerjakan siswa
3.5 PEN ERAPAN METODEPEMBELAJARAN merupakan latihan studi kasus mengenai materi yang
S TUDENT CENTERED LEARNING BERBAS IS diajarkan.
CLAS S ROOM BLOGGING 10. Guru mendampingi kelompok untuk dapat berdiskusi,
Tahapan-tahapan yang dapatdilakukandalampenelitianini, menyelesaikan masalah dan membuat laporan akhir,yang
antara lain : kemudian di posting di blog kelompok masing-masing.
Diskusi antar kelompok dapat dilakukan langsung pada
A. TAHAP PERS IAPAN masing-masing blog apabila waktu di dalam kelas telah
1. Guru melakukan studiliteraturmengenaiClassroom habis.
Bloggingdanmetodepembelajaran Student Centered 11. Perwakilan kelompok melaporkan keberhasilan
Learning. Guru harus memahami setiap aspek dan kelompok atau hambatan yang dialami anggota
karakterstik antara metode dan media yang digunakan kelompoknya. Jika diperlukan, guru dapat memberikan
apakah cocok untuk siswa atau tidak. bantuan secara individual (Team Study).
2. Guru memastikan fasilitas pendukung Media Classroom
Blog, seperti Internet dan perangkat komputer tersedia C. TAHAP AKHIR
dengan baik. 1. Guru dan siswa melakukan refleksi dan review atas
3. Guru mempelajari dan memahami langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan.
teknis membuat sebuah blog. 2. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
4. Guru membuat modul tutorial langkah-langkah cara tugas rumah (PR) yang dapat langsung diakses
membuat blog untuk diberikan kepada siswa. Classroom Blog.
5. Guru mengisi Classroom Blog dengan konten yang
sesuai dengan materi apa yang akan diberikan kepada Alur pembelajaran dengan menggunakan Classroom
siswa. Konten berupa materi, tugas, sumber belajar, Blog dapat dilihat secara keseluruhan pada gambar di
video pendukung, Feed News, Link, newletter,dan bawah ini :
Informasi lain yang dibutuhkan siswa.
B. TAHAP PELAKS ANAAN
1. Guru menjelaskan kepada seluruh siswa bahwa akan
akan diterapkannya M etode Pembelajaran
SCLBCSsebagai suatu variasi metode pembelajaran.
2. Guru mengkondisikan siswa untuk membentuk kelompok
kerja.
3. Guru mempersiapkan dan mendampingin siswa untuk
dapat membuat blog kelompok/ perorangan, yang akan
digunakan sebagai media selama proses pembelajaran
dilakukan.
4. Guru memberikan penjelasan mengenai fitur, fungsi dan
melakukan koneksi ke blog siswa yang telah dibuat ke
Classroom Blogsebagai blog sentral pembelajaran.
5. Guru memberikan arahan kepada siswa tentang
pentingnya menggunakan media weblog selama proses
Gambar 3. 2 Aktivitas Classroom Blogging [10]
pembelajaran. Guru menginstruksikan siswa untuk dapat
lebih aktif mengisi weblognya dan berdiskusi antar
3.6 KENDALA PELAKS AAN PROS ES
sesama siswa. Siswa yang rajin mengupdate blognya dan
PEMBELAJARAN
berperan aktif pada diskusi yang diangkat di Classroom
Blog, diberikan apresiasi berupa nilai.
Pelaksaanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
6. Sebelum pembelajaran, sebelumnya guru telah
metode pembelajaran SCLBCS ini tidak lepas dari kendala
memberikan arahan kepada siswa untuk dapat mencari
yang terjadi di lapangan, antara lain :
dan menggali informasi mengenai materi yang akan
1. M engubah kultur pembelajaran yang semula berpusat
disampaikan pada pertemuan selanjutnya. M ateri yang
pada guru (Teacher Centered Learning) menjadi berpusat
telah diperoleh siswa di posting ke blognya masing-
pada siswa (Student Centered Learning).
masing dan ditautkan ke Classroom Blog.
2. Karena proses pembelajaran banyak melibatkan peran
7. Guru melakukan apersepsi kepada siswa berdasarkan
aktif siswa, maka alokasi waktu pembelajaran menjadi
materi yang apa yang telah didapat oleh siswa
lebih panjang, sering kali beberapa tahap tidak bisa
sebelumnya dengan cara menginstruksikan setiap
dilakukan pada pertemuan tatap muka di hari yang sama.
kelompok untuk mengutarakan pendapatnya mengenai
3. Kemampuan daya serap siswa untuk dapat memahami
materi yang telah di posting ke blognya.
materi melalui proses dan metode yang berbeda seperti
8. Guru memberikan tanggapan atas pendapat masing-
pembelajaran konvensional, sehingga siswa harus lebih
masing siswa dan menjelaskan materi singkat (Teaching
banyak diberikan pengarahan.
Group)dengan menggunakan media pembelajaran
4. Untuk membentuk kultur pembelajaran terpusat pada
Classroom Blog.
siswa, diperlukan lebih banyak waktu untuk pembiasaan,
3
direkomendasikan lebih dari waktu pada saat penelitian 2. Reliabilitas Instrumen
(tiga kali pertemuan). Perhitungan reliabilitas instrument dalam penelitian ini
5. Kesulitan dalam menentukan penilaian keaktifan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus product moment
terlibat langsung di Classroom Blog dan mengaktifkan Pearson, yaitu sebagai berikut :
blognya masing masing, seperti keaktifan berdiskusi,
keaktifan menulis, membuat tugas dll. Karena sebagian n x1 x 2 x1 x2
r11
siswa memiliki keterbatasan dalam akses internet ketika 22 n x2
x1
2
n x 2
x2
2
1 2
di luar sekolah, sehingga tidak terlalu maksimal dapat
dimanfaatkan ketika pembelajaran di kelas berakhir.
6. Guru harus lebih banyak meluangkan waktu diluar waktu Untuk mencari realibilitas seluruh tes, digunakan rumus
pembelajaran reguler di kelas. Hal ini karena proses Spearman-Brown yang pada prinsipnya adalah menghitung
pembelajaran Student Centered Learning Berbasis koefisien korelasi diantara kedua belah koefisien yaitu sebagai
Classroom Blog memungkinkan siswa melakukan proses berikut :
pembelajaran di luar kelas. Peran guru selalu dibutuhkan 2r11
22
untuk menjadi fasilitator yang dapat mengarahkan siswa r11
1 r11
memahami pembelajaran lebih baik. 22
7. Infrasktruktur yang kurang mendukung. Proses 3. Tingkat Kesukaran
pembelajaran dengan menggunakan media Classroom
Blog sangat tergantung oleh adanya ketersediaan internet, Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran
sehingga ketika fasilitas jaringan internet tidak maksimal, soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
maka proses pembelajaran juga kurang maksimal.
B
P =
4. METODOLOGI PEN ELITIAN JS
4.1 Metode Penelitian
M etode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk 4. DayaPembeda
mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi
menginterprestasikan data serta menarik kesimpulan. M etode adalah
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen semu (quasi ekperiment).
N∑XY - (∑X)(∑Y)
rxy =
√ {N∑X 2 - (∑X)2}{N∑Y2 - (∑Y)2}
4
5. HAS IL PENEL ITIAN DAN PEMB AHASAN Berdasarkan Tabel 5.5 di atas terlihat bahwa skor tertinggi
postes kelas eksperimen adalah 100,00, skor terendahnya
5.1 Analisis Data Pretes
adalah 30,00. Skor rata-rata kelas adalah 66,00 dengan standar
Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor pretes
deviasi sebesar 14,8. Sedangkan skor tertinggi postes kelas
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
kontrol adalah 75,00 dan terendahnya adalah 35,00. Skor rata-
Tabel 5.1 S tatistik Deskriptif Data Pretes
rata kelas adalah 54,87dengan standar deviasi sebesar 11,00.
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Tabel 5.7 Hasil Uji Homogenitas Postes
Berdasarkan perhitungan uji normalitas maka pada kelas Berdasarkan table diatas hasil dari perhitungan uji homogenitas
kontrol diperoleh χ2hitung = 10,03 dan pada kelas eksperimen adalah F hitung adalah 1,007 dan Ftabel = 1,704. Pada taraf
diperoleh χ2hitung = 2,43. Dengan membandingkan χ2hitung signifikansi α=0,05 diperoleh Fhitung<Ftabel. Sehingga dapat
pada χ2tabel pada taraf signifikans i α = 0,05 diketahui χ2tabel disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi dengan
= 11,07 maka diperoleh χ2hitung < χ2tabel, sehingga dapat varians yang sama (homogen).
disimpulkan bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal. Tabel 5.8 Hasil Uji-t Postes
5
Berdasarkan data nilai pretes dan postes pada kelas Oxford:O xford Centre for Staff Learning and
eksperimen, diperoleh nilai Gain ternormalisasi (G) pada kelas Development.
eksperimen sebesar 0,777 dan pada kelas kontrol sebesar [3] Hall, B. The nature of "Student-Centred Learning".
0,312. Nilai tersebut selanjutnya diinterpretasikan kedalam
Diambil 10 A gustus 2010.
kriterium nilai G, setelah diinterpretasi diperoleh bahwa
http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2
efektivitas penggunaan M etode Pembelajaran Student Centered
Learning Berbasis Classroom Blogging di kelas eksperimen 200/Jul/StudentcenteredLearning.html.
tergolong tinggi. [4] Bender, B., 2003, Student-Centered Learning: A Personal
Journal, Educause Center. For Applied Research-Research
Bulletin.
http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf
Available at :18Juni 2010
REFERENS I
[1] Anderson, dkk. (2006), Learner-centered Teaching and
Education at USC: A Resource for Faculty.
http://www.usc.edu/academe/acsen/documents/LC_Resoir
ce_final1.pdf
[3 juli 2010]
[2] Gibbs, G. (1995). Assessing Student Centred Courses