Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KURIKULUM MERDEKA

Mata kuliah : Kurikulum dan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Buyung,M.Pd.

Nama Kelompok 6 :

1. Resky Rahmad Vernandes


2. Ika Khusnul
3. Yesa Fitriani

Universitas Bengkulu

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2024/2025
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah yang berjudul “Kurikulum Merdeka”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh
Masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin dalam pembuatan makalah ini masih banyak ditemukan
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 8 Februari 2024

Penulis

ii
Daftar Isi

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merdeka merupakan suatu upaya dari Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI)
untuk memulihkan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Salah
satu bentuk penyesuaian kurikulum adalah diluncurkannya kurikulum
darurat yang merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013. Selain
itu, ada juga kurikulum merdeka yang merupakan penyempurnaan dari
Kurikulum 2013 yang diterapkan di beberapa sekolah. (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaaan, 2020).

Kurikulum merdeka menekankan pada esensi merdeka belajar, di


mana peserta didik diberikan kebebasan untuk belajar sesuai dengan
minat dan potensi yang dimiliki. Kurikulum harus relevan dengan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai, sehingga perangkat pelajaran
yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam
mengembangkan kompetensi.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19, penyesuaian kurikulum


sangat penting dilakukan untuk meminimalkan dampak kehilangan
pembelajaran pada peserta didik. Kurikulum merdeka dan kurikulum
darurat menjadi salah satu bentuk penyesuaian kurikulum yang
diharapkan dapat membantu dalam memulihkan dunia pendidikan di
masa pandemi Covid-19. (Widodo, 2021)

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep kurikulum merdeka
2. Apa prinsip-prinsip kurikulum merdeka
3. Bagaimana model-model pembelajaran dalam Kurikulum
Merdeka
4. Bagaimana sistem evaluasi hasil belajar kurikulum Merdeka
5. Bagaimana Implementasi Kurikulum Merdeka

iv
C. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Kurikulum Merdeka
2. Mengetahui Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka
3. Mengetahui Model-model pembelajaran dalamkurikulum
Merdeka
4. Mengetahhui sistem evaluasi hasil pembelajaran kurikulum
Merdeka
5. Mengetahui Implementasi kurikulum Merdeka

v
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum Merdeka

Konsep merdeka belajar merupakan suatu inovasi dalam dunia


pendidikan yang memungkinkan siswa untuk memiliki kontrol penuh
terhadap proses pembelajaran yang mereka lakukan. Pada dasarnya,
konsep ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dan kemandirian pada
siswa dalam menentukan jalannya proses belajar yang mereka lakukan,
sehingga mereka dapat mencapai potensi diri yang terbaik. Adapun
beberapa poin penting yang mendasari konsep merdeka belajar adalah
sebagai berikut (Alawi et al., 2022):

1. Kontrol penuh pada siswa


Konsep merdeka belajar memberikan kontrol penuh pada siswa
dalam menentukan jalannya proses pembelajaran yang mereka
lakukan. Artinya, siswa dapat menentukan kapan dan di mana
mereka akan belajar, materi apa yang mereka pelajari, serta
bagaimana cara mereka belajar.
2. Fokus pada pembelajaran yang relevan
Dalam konsep merdeka belajar, fokus diberikan pada pembelajaran
yang relevan dengan kebutuhan dan minat siswa. Dalam hal ini,
siswa dapat menentukan bidang studi yang mereka minati dan
lebih memfokuskan pembelajaran pada bidang tersebut, sehingga
mereka dapat mengembangkan potensi diri dengan lebih optimal.
3. Pembelajaran kolaboratif
Dalam konsep merdeka belajar, siswa didorong untuk melakukan
pembelajaran secara kolaboratif. Artinya, siswa dapat belajar
dengan cara berdiskusi, saling membantu, dan saling memberikan
masukan dalam kelompokkelompok kecil. Hal ini dapat membantu
meningkatkan kemampuan sosial siswa serta memperkaya
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.

vi
4. Penilaian yang fleksibel
Dalam konsep merdeka belajar, penilaian yang dilakukan lebih
bersifat fleksibel. Artinya, siswa tidak hanya dinilai berdasarkan
hasil ujian atau tes tertulis, tetapi juga dinilai berdasarkan hasil
karya, proyek, dan presentasi yang mereka hasilkan. Hal ini dapat
membantu siswa untuk menunjukkan potensi diri mereka yang
sebenarnya dan memberikan pengalaman belajar yang lebih
holistik.
5. Kemandirian dan tanggung jawab
Dalam konsep merdeka belajar, siswa didorong untuk menjadi
mandiri dan bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran
yang mereka lakukan. Artinya, siswa harus dapat mengatur waktu
belajar mereka sendiri, mengambil keputusan sendiri, dan
bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh. Hal ini dapat
membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan
dan kemandirian mereka.

Secara keseluruhan, konsep merdeka belajar bertujuan untuk


memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan,
bermakna, dan memberdayakan bagi siswa. Dalam penerapannya,
konsep ini dapat membantu siswa untuk mencapai potensi diri mereka
yang sebenarnya dan meraih kesuksesan di masa depan.

Konsep merdeka belajar adalah sebuah konsep pendidikan yang


memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih sendiri
program belajar yang diinginkan, serta menyesuaikan waktu, tempat,
dan metode belajar yang paling efektif bagi mereka. (Angga et al.,
2022) Konsep ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap individu
memiliki potensi yang unik dan cara belajar yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, merdeka belajar berusaha untuk memfasilitasi proses
belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

vii
B. Prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka

Konsep Merdeka Belajar menekankan pentingnya memberikan


kemerdekaan pada guru untuk mengajar pada level yang sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa, sehingga guru dapat
menentukan sendiri level kurikulum yang sesuai untuk siswa. Hal ini
memungkinkan setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang
optimal sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Dalam Merdeka
Belajar, guru harus berfungsi sebagai fasilitator yang menciptakan
kondisi menyenangkan bagi siswa untuk belajar. Guru harus memilih
metode dan media pembelajaran yang cocok untuk menciptakan
kegiatan belajar yang menyenangkan dan terbebas dari perasaan
tertekan.

Ada tiga prinsip utama Merdeka Belajar, yaitu:

1) berpusat pada siswa, dimana siswa menjadi fokus utama dari


proses pembelajaran;
2) proses pembelajaran bersifat literasi, artinya siswa didorong
untuk menjadi lebih aktif dan kreatif dalam memahami dan
memanfaatkan informasi; dan
3) cita, cara, dan cakupan belajar, artinya siswa didorong untuk
memiliki cita-cita dan tujuan belajar yang jelas, serta memilih
cara dan cakupan belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
tersebut.

viii
C. Model-model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada guru untuk


memilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik peserta didiknya. Berikut beberapa model
pembelajran yang dapat diguanakan dalam Kurikulum Merdeka :

1. Model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning)


Model ini menekankan pada pembelajaran melalui pengerjaan
projek yang melibatkan pemecahan masalah dan kolaborasi.
Peserta didik akan belajar secara mendalam dan bermakna
melalui proses investigasi, perancangan, dan pelaksanaan
projek.
2. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri (Inquiry Based Learning)
Model ini mendorong peserta didik untuk aktif mencari tahu dan
memahami konsep melalui pertanyaan dan investigasi. Guru
berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
Model ini berfokus pada penyelesaian masalah yang otentik dan
relevan dengan kehidupan nyata. Peserta didik akan belajar
bagaimana berpikir kritis, kreatif, dan bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah.
4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model ini menekankan pada pentingnya kerja sama dan
kolaborasi antar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Peserta didik akan belajar bagaimana
berkomunikasi, bertukar ide, dan saling membantu dalam
kelompok.

ix
5. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Learining)
Model ini menghubungkan matri pembelajaran dengan dunia
nyata dan pengalaman hidup peserta didik. Hal ini membantu
peserta didik memahami konsep dengan lebih mudah dan
bermakna.
6. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan konsep dan pengetahuan secara mandiri melalui
eksperimen dan observasi.
7. Model Pembelajaran Problem Solving
Model ini melatih peserta didik untuk menyelesaikan masalah
dengan langkah-langkah yang sistematis dan logis
8. Model Pembelajaran Berbasis TIK(ICT-Base Learning)
Model ini memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) dalam proses pembelajaran. Hal ini membantu peserta
didik belajar dengan lebih menarik dan interaktif.
9. Model Pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning)
Model ini memungkinkan peserta didik untuk belajar dari jarak
jauh tanpa harus datang ke sekolah.
10. Model Pembelajaran Blended Learning
Model ini menggabungkan pembelajaran tatap muka di kelas
dengan pembelajaran daring.

x
D. Sistem Evaluasi Hasil Belajar Kurikulum Merdeka
Sistem evaluasi hasil belajar dalam Kurikulum Merdeka nerbeda
dengan sistem evaluasi pada Kurikulum sebelumnya. Kurikulum
Merdeka menekankan pada penilaian yang berkelanjutan,
komprehensif, dan holistik, dengan fokus pada kemajuan belajar
setiap siswa dibandingkan dengan standar baku.

Berikut beberapa poin penting mengenai sistem evaluasi hasil


belajar Kurikulum Merdeka :
1. Prinsip Dasar Evaluasi
 Berkelanjutan : Dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan untuk memantau kemajuan belajar
siswa.
 Komprehensif : Menilai seluruh aspek capaian belajar
siswa, termasuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
 Holistik : Melihat perkembangan siswa secara
menyeluruh, tidak hanya berdasarkan hasil tes semata.
 Otentik : Menilai siswa dalam situasi yang sebenarnya
dan relevan dengan kehidupan nyata.
 Berkeadilan :Memberikan kesempatan yang sama
kepada semua siswa untuk menunjukkan
kemampuannya
2. Jenis-jenis Penilaian
 Penilaian Formatif : Dilakukan selama proses
pembelajaran untuk memantau kemajuan belajar siswa
dan memberikan umpan balik. Contohnya: observasi, tes
formatif, dan tugas harian.
 Penilaian Sumatif : Dilakukan pada akhir pembelajaran
untukmengukur pencapaian belajar siswa. Contohnya :
proyek akhir, portofolio, dan ujian akhir semester.

xi
3. Instrumen Penilaian
 Tes : Tes tertulis, dan tes kinerja
 Non-Tes : Observasi, jurnal, portofolio, proyek, dan
penilaian diri.
4. Pelaporan Hasil Belajar
Hasil belajar dilaporkan dalam bentuk deskripsi kualitatif yang
menggambarkan kemajuan belajar siswa scara menyeluruh.
Laporan hasil belajjar tidak hanya berisi nilai akhir,tetapi juga
informasi tentang kemajuan belajar siswa dalam berbagai
aspek.
5. Peran Pemangku Kepentingan
 Guru: Berperan sebagai evaluator utama dalam menilai
kemajuan belajar siswa
 Orang tua: Dilibatkan dalam proses penilaian dan
pelaporan hasil belajar
 Siswa: Melibatkan diri dalam proses penilaian diri dan
refleksi belajar
6. Manfaat Sistem Evaluasi Kurikulum Merdeka
 Memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang
perkembangan belajar siswa,
 membantu siswa untuk belajar lebih efektif dan efisien,
 meningkatkan motivasi belajar siswa,
 memberikan informasi yang bermanfaat bagi guru untuk
mengembangkan pembelajaran yang lebih berkualitas

xii
E. implementasi Kurikulum Merdeka
Implementasi kurikulum merdeka melibatkan tiga tahapan utama
sebagai berikut:
1. Asesmen Diagnostik
Tahap pertama adalah melakukan asesmen diagnostik untuk
mengidentifikasi potensi, karakteristik, kebutuhan,
perkembangan, dan pencapaian peserta didik dalam
pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada tahun ajaran untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tetang kemampuan
dan kebutuhan siswa. Hasil asesmen diagnostik ini menjadi
dasar untuk perencanaan pembelajaran yang lebih efektif.
2. Perencanaan
Tahap kedua melibatkan perencanaan pembelajaran yang
mencakup tujuan, strategi, metode dan materi pembelajaran.
Guru menggunakan hasil asesmen diagnostik untuk menyusun
perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
siswa. Selain itu, guru juga dapat mengelompokkan siswa
berdasarkan tingkat kemampuan mereka sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu.
3. Pembelajaran
Tahap terakhir adalah implementasi pembelajaran. Guru
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang tekah disusun. Selama proses
pembelajaran, guru melakukan asesmen formatif secara berkala
untuk memantau perkembangan siswa. Hal ini memungkinkan
guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran jika
diperlukan.pada akhir periode pembelajaran, guru juga
melakukan asesmen sumatif sebagai evaluasi akhir untuk
mengukur pencapaian tujuan pembelajaran.

xiii
Dengan mengikuti tahapan ini, implementasi Kurikulum Merdeka dapat
memastikan pembelajaran yang lebih efektif, sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan peserta didik.

Implementasi Kurikulum Merdeka memerlukan kolaborasi antara


pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat. Langkah-langkah
implementasinya termasuk:

1. Pelatihan Guru: Memberikan pelatihan kepada guru untuk


meningkatkan keterampilan dalam merancang dan
melaksankan kurikulum yang sesuai dengan prinsip kurikulum
merdeka
2. Penyusunan Kurikulum Lokal: Sekolah dan komunitas lokal
bersama-sama merancang kurikulum yang mencerminkan nilai,
kebutuhan, dan prinsip lokal
3. Pengembangan Bahan Ajar: Mengembangkan bahan ajar yag
relevan dengan konteks lokal,budaya, dan kebutuhan siswa
4. Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala terhadap
implementasi kurikulum untuk mengevaluasi keberhasilan dan
menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan

Selain itu, penting juga untuk memastikan adanya dukungan dari


pemerintah dalam bentuk regulasi yang mendukung fleksibilitas serta
alokasi sumber daya yang memadai untuk mendukung implementasi
Kurikulum Merdeka.

xiv
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

xv

Anda mungkin juga menyukai