OLEH :
KELOMPOK V
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai konsep belajar mandiri. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, akan tetapi
semuanya akan dijadikan pembelajaran untuk terus belajar.
Segala bentuk kritik dan saran sangat dibutuhkan dari berbagai pihak dalam pembuatan
makalah ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami ucapkan banyak terima kasih yang
tidak akan terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga amal dan kebaikannya dilipat gandakan dan dibalas oleh Allah SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar seringkali melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi
siswa. Jika belajar bukan hanya sekedar proses mengumpulkan informasi baru, siswa
harus dilibatkan secara penuh dalam proses pembelajaran. Belajar bukan hanya tentang
mendapatkan informasi tentang apa yang ingin diketahui orang lain. Pembelajaran yang
benar membutuhkan motivasi yang tinggi dan suasana yang mendukung proses
pembelajaran.
Menurut Stewart, Keagen dan Holmberg (Juhari, 1990), pembelajaran
mandiri pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh gagasan bahwa setiap orang memiliki
hak atas kesempatan pendidikan yang sama. Proses pembelajaran harus terus dilakukan
untuk memberikan kebebasan dan kemandirian peserta didik dalam proses
pembelajaran. Peserta didik dapat memutuskan atau memilih mata pelajaran mana yang
akan dipelajari dan bagaimana mempelajarinya. Ketika pembelajar tradisional lebih
banyak berkomunikasi dengan orang-orang, seperti guru dan pembelajar lainnya.
Pembelajaran jarak jauh, di sisi lain, berkaitan dengan komunikasi interpersonal dalam
bentuk informasi atau materi pembelajaran elektronik, cetak, atau non-cetak, seperti
komputer/internet melalui surat elektronik (e-mail) atau media telepon. , layanan pos,
siaran radio, atau media lain, siaran televisi. Belajar mandiri berarti tidak hanya belajar
sendiri tetapi juga belajar sendiri seperti kelompok, kelompok belajar.
Pembelajaran mandiri adalah suatu metode untuk meningkatkan motivasi dan
kemampuan seorang pembelajar dalam proses pembelajaran tanpa bantuan guru,
pembimbing, teman, atau orang lain. Tugas seorang guru hanyalah menjadi fasilitator
atau memberikan kemudahan dan dukungan kepada siswa. Sifat pendukungnya
terbatas, antara lain menetapkan tujuan pembelajaran, memilih bahan ajar, menentukan
media pembelajaran, dan memecahkan masalah siswa. Dukungan belajar adalah segala
bentuk kegiatan pendukung yang dilakukan dalam pembelajaran jarak jauh untuk
memfasilitasi proses pembelajaran, dalam bentuk layanan manajemen akademik dan
akademik dan secara langsung.
B. Rumusan Masalah
1
Pada makalah ini kami akan membahas tentang Konsep Belajar Mandiri,
dengan beberapa rumusan masalah yang akan kami jabarkan, yaitu:
1. Jelaskan pengertian Belajar Mandiri?
2. Bagaimanakah konsep dari Belajar Mandiri?
3. Apa saja motivasi dalam Belajar Mandiri?
4. Apa pentingnya Belajar Mandiri bagi peserta didik di Perguruan Tinggi?
C. Tujuan
Adapun tujuan atau maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mencapai tujuan pemahaman mengenai konsep dari Belajar Mandiri, diantaranya :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Belajar Mandiri.
2. Untuk mengetahui dan memahami konsep dari Belajar Mandiri.
3. Untuk mengetahui dan memahami motivasi dalam Belajar Mandiri.
4. Untuk mengetahui dan memahami pentingnya Belajar Mandiri bagi peserta
didik di Perguruan Tinggi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Belajar mandiri dapat dilakukan pada setiap waktu yang diinginkan
pembelajar.
5. Tempo dan Irama Belajar
Laju belajar dan intensitas kegiatan belajar ditentukan oleh peserta didik itu
sendiri, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan kemungkinan yang ada.
6. Cara Belajar
Siswa mempunyai cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri. Ini tergantung
pada tipe pembelajar: auditori, visual, kinestetik, campuran.
7. Evaluasi Hasil Belajar
Hasil belajar mandiri dinilai oleh peserta didik sendiri, membandingkan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai.
8. Refleksi
Refleksi merupakan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan. Hasil refleksi membantu peserta didik menentukan langkah selanjutnya
untuk mencapai keberhasilan dan menghindari kegagalan.
9. Konteks Sistem Pembelajaran
Kegiatan dalam belajar mandiri dapat berbentuk sistem pendidikan tradisional
atau sistem yang lebih tinggi lainnya. Pembelajaran mandiri dapat berlangsung
dalam sistem pendidikan formal, informal, atau bahkan bentuk pembelajaran
campuran.
10. Status Konsep Belajar Mandiri
Status kegiatan belajar mandiri adalah kegiatan yang berlangsung dalam
sistem pendidikan formal tradisional untuk mengajar atau melatih siswa dalam
keterampilan belajar mandiri.
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah aktivitas manusia yang paling kompleks dan berlangsung
seumur hidup karena di dalam kandungan janin sudah mulai belajar. Berinteraksi
dengan lingkungan menuntut seseorang untuk terus belajar, beradaptasi, dan merespon,
hingga akhirnya mencapai suatu keadaan dimana mereka dapat “mengambil alih dunia”
atau sebaliknya merebut kekuasaan di dalamnya. dalam proses pembelajaran,
menjadikannya pembelajaran yang komprehensif. Pada tahun 1956 Benjamin Bloom
mengembangkan metode membagi aspek pembelajaran ke dalam tiga bidang tersebut.
Pada tahun 2001 Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl menulis A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessment (A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational
4
Objectives). Anderson dan Kratwohl secara mendasar memodifikasi taksonomi Bloom.
Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa orang dalam tindakan (berpikir) tidak dapat
dipisahkan sebagian. Tiga aspek aktivitas terjadi secara bersamaan: kognitif,
emosional, dan psikomotorik.
2. Pengertian Mandiri
Pengertian mandiri dapat ditinjau dari sudut pandang etimologi dan
terminologi. Mandiri secara etimologi adalah sebagai sesuatu yang tidak bergantung
dengan orang lain. Sedangkan secara terminologi, mandiri diartikan sebagai
kecenderungan untuk melakukan sesuatu tanpa meminta bantuan kepada orang lain.
Barnadib mendefinisikan mandiri sebagai: (Trisdiono, 2013)
1) memiliki perilaku yang mampu berinisiatif,
2) mampu mengatasi masalah, hambatan dan tantangan,
3) memiliki rasa percaya diri yang kuat,
4) mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain,
5) memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.
Mampu melakukan sesuatu tanpa pertolongan orang lain bukan berarti bahwa
seseorang yang mandiri tercampakkan dari masyarakat sekitar karena dalam kehidupan
bermasyarakat sikap tolong menolong justru harus dikembangkan sebagai pemaknaan
atas kehidupan.
Habigerst mengatakan bahwa orang dimaksudkan untuk mandiri secara
emosional, yang ditunjukkan oleh kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi
mereka dan bahwa kebutuhan emosional mereka tidak tergantung pada orang tua
mereka, tetapi itu tidak berarti bahwa tidak ada hubungan emosional dengan orang lain.
kemandirian diartikan sebagai masalah emosional seseorang yang dikendalikan untuk
mencapai perilaku yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Kemandirian
intelektual dikatakan sebagai kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah. Masalah
dalam konteks ini berarti segala sesuatu yang menyangkut kehidupan seseorang.
Memahami masalah tidak hanya mengkhawatirkan, tetapi juga berpotensi untuk
dikembangkan.
5
a. Mengakui bahwa hubungan antara guru dengan dirinya sendiri tetap ada, tetapi
hubungan itu diwakili oleh materi dan media pembelajaran.
b. Mengetahui konsep belajar mandiri.
c. Tahu kapan harus meminta bantuan dan kapan Anda membutuhkan bantuan
atau dukungan. yaitu mengetahui siapa yang dapat atau harus mendapatkan
bantuan/dukungan dan di mana.
Bagian terpenting dari konsep belajar mandiri adalah setiap siswa harus
mampu mengidentifikasi sumber informasi. Identifikasi sumber informasi tersebut
diperlukan untuk memudahkan kegiatan belajar siswa ketika siswa membutuhkan
bantuan atau dukungan.
Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya dorong di belakang
menjadi aktif dan motif adalah daya dorong di balik perjuangan untuk keberhasilan
belajar (Sudirman, 2001). Dengan memperhatikan kekuatan motif tersebut dan berbagi
pemikiran kita tentang motif dan motif, kita dapat menafsirkan: Ini ada hubungannya
dengan aspek kognitif, kreatif dan emosional.
Kesediaan dan motivasi untuk belajar secara mandiri sangat penting dalam
proses pembelajaran. Motivasi memandu pengambilan keputusan dan mendukung
kesediaan untuk mengeksplorasi tugas belajar sedemikian rupa sehingga tujuan yang
direncanakan tercapai. Kontrol pembelajaran dan keputusan tentang tujuan
pembelajaran ditetapkan sebagai kompetensi yang harus dikuasai. Belajar mandiri
karena itu merupakan proses pendidikan yang memungkinkan peserta untuk mencari
pengetahuan.
6
emosi, sensasi, kesenangan, kecenderungan, dan impuls naluriah yang
memanifestasikan diri sebagai minat dan, kecuali ada hambatan internal atau eksternal,
Mengambil tindakan untuk memuaskan minat Anda. .
7
pedoman dari badan pelaksana. Selain pembelajaran yang bertanggung jawab dan aktif,
siswa harus memiliki pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.Beberapa
strategi dapat diikuti untuk terlibat dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa: Ciri-
cirinya adalah terbuka terhadap kesempatan belajar, siswa yang berinisiatif dalam
belajar, siswa yang memiliki tujuan yang jelas, dan memiliki kemampuan belajar dan
pemecahan masalah yang sangat baik.
8
serta menciptakan rasa saling menghormati dan menghargai antara dosen dan
mahasiswa.
3. Tahapan Belajar Mandiri
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau
motivasi untuk memperoleh keterampilan pemecahan masalah berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh. Penetapan kompetensi sebagai tujuan
pembelajaran dan cara mencapainya, waktu pembelajaran, tempat belajar, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar dilakukan secara mandiri.
Belajar mandiri memberikan kesempatan besar bagi siswa untuk menjadi
lebih sadar akan lingkungannya. Pembelajaran mandiri membantu siswa membuat
pilihan positif tentang bagaimana menghadapi ketakutan dan kekacauan dalam
kehidupan sehari-hari. Pola ini memungkinkan siswa untuk bertindak atas inisiatif
sendiri untuk membentuk lingkungan.
B. SARAN
Kami tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan kami, kritik dan saran
yang relevan sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini agar dapat
berguna bagi pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
BASTARI, K. (2021). Belajar Mandiri Dan Merdeka Belajar Bagi Peserta Didik, Antara
Tuntutan Dan Tantangan. Academia: Jurnal Inovasi Riset Akademik, 1(1), 68–77.
Fitriatien, S. R., & Mutianingsih, N. (2020). Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri pada
Mata Kuliah Operasional Riset melalui Self Regulated Learning. Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, 9(1), 95–106.
Helita, H., & Usman, A. (n.d.). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Mandiri
Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 6(12).
Jamil, J. (2022). Pengaruh Keterampilan Belajar Mandiri, Disiplin Belajar, dan Keinginan
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa UPBJJ Universitas Terbuka Makassar.
Cokroaminoto Journal of Primary Education, 5(1), 120–133.
Putra, R. A. (2017). Penerapan Metode Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik (Studi pada Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM
Bina Mandiri Cipageran). Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 13(1).
11