Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGELOLAAN PUSAT SUMBER BELAJAR

“Kerangka Konsep Pusat Sumber Belajar dan Proses Individualisasi


Pembelajaran”
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar

Oleh :

Ridho Aprilia Nugraha 22155007


Mutia Egica Putri 22155020

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Darmansyah Nabar, S.T.,M.Pd
Dr. Fetri Yeni J, M.Pd.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan limpahan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas
Makalah dengan judul “Kerangka Konsep Pusat Sumber Belajar dan Proses
Individualisasi Pembelajaran“ dan makalah ini tidak terlepas dari peran berbagai
pihak yang bersedia mengulurkan tangan dan membantu sehingga makalah ini
dapat selesai. Kami mengucapkan banyak terima kasih yang sedalam – dalam nya
atas budi baik Dosen kami Bapak Dr. Drs. Darmansyah Nabar, S.T.,M.Pd dan Ibu Dr.
Fetri Yeni J, M.Pd yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari penyusunan makalah perencanaan sumber daya manusia ini
belum sempurna. Oleh sebab itu, penulis memohon kepada pembaca agar
memberikan kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca
dan pada penulis sendiri secara khusus.

Padang, Maret 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kerangka Konsep Pusat Sumber Belajar ..................................... 3
B. Individualisasi Pembelajara.......................................................... 5
C. Proses Individualisasi Pembelajaran............................................ 6
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................ 16
DAFTAR RUJUKAN 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses saling melengkapi dari setiap komponen
pendidikan. Pembelajaran yang baik adlah optimalisasi dari setiap komponennya
seperti pendidik, peserta didik dan sumber belajar. Peran sumber belajar sangat
penting dalam mendukung proses pembelajaran. Maka dari itu tugas seorang
pendidik adalah memfasilitasi peserta didik dengan sumber belajar yang tepat guna
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Pemilihan dan pengembangan sumber belajar perlu dilakukan dengan cermat.


Sehingga dihadirkan yang disebut dengan pusat sumber belajar. Pusat sumber
belajar yang dibicarakan bukan hanya perpustakaan, melainkan sebuah fasilitas
yang dapat digunakan pendidik dan peserta didik secara maksimal untuk
memperoleh sumber belajar yang tepat. Pusat sumber belajar juga lahir dengan
tujuan tidak hanya memenuhi kebutuhan bahan ajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran, namun juga untuk memenuhi kebutuhan individual peserta didik.
Sehingga dalam prosesnya peserta didik akan di pandang sebagai individual bukan
sekelompok pada kelas yang sama atau dengan pelajaran yang sama. Lebih jauh
lagi mengenai kerangka konsep dan proses individualisasi pembelajaran akan
dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kerangka konsep dari pusat sumber belajar?
2. Apa itu proses individualisasi pembelajaran?

1
3. Bagaimana proses terjadinya individualisasi pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini aalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kerangka konsep dari pusat sumber belajar.


2. Untuk mengetahui proses individualisasi pembelajaran.
3. Untuk proses terjadinya individualisasi pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerangka Konsep
Konsep pusat belajar hadir berdasarkan kemampuan belajar anak yang berbeda-
beda. Pola-pola perkembangan pada anak terdiri dari psikologikal, psikomotor,
piskologi sosial dan kognitif. Maka dengan perbedaan tersebut di bentuk pusat
belajar untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berbeda tersebut. Pada buku
Cole kemampuan dalam belajar dibedakan atas 4 yaitu
a. Kemampuan instrumental yang terdiri dari membaca, menulis, berbicara,
mendengarkan dan berhitung. Literasi visual
b. Kemampuan menganalisis
c. Kreatif dan ekspresif
d. Kemampuan interaksi sosial
e. Kemampuan untuk mengevaluasi diri
Pusat belajar digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak agar bisa
mandiri, pembelajar seumur hidup dan melatih potensinya secara maksimal.
Sebagai tambahan, Mcluhan mengusulkan kemampuan instrumental yang kelima
yaitu literasi visual.
Pusat belajar juga berfungsi dalam memfasilitasi gaya belajar peserta didik yang
berbeda-beda. Perbedaan gaya belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
beberapa diantaranya yaitu :
a. Konteks sosial. Maksudnya adalah dengan siapa peserta didik belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Bisa belajar sendiri, berdua atau berkelompok.
b. Bahan ajar
c. Fitur konten. Berkaitan dengan kesesuaian materi dengan ketertarikan,
pengalaman dan usia peserta didik.
d. Sistem penghargaan (motivasi dalam belajar)
1. Penghargaan dari Orang. Bisa berupa pujian dan perhatian dari teman
sebaya dan guru.
2. Penghargaan berupa benda.
3. Penghargaan dari proses
e. Faktor waktu

3
f. Penyusunan dan pengurutan unit pembelajaran
g. Stimulasi kemampuan psikomotirik
1. Kemampuan auditori : kemampuan pendengaran seperti ucapan, musik, dll.
2. Olfactory : kemampuan indera penciuman seperti aroma, ventilasi, dll.
3. Visual : seperti dekorasi, gerak, aktivitas, pencahayaan, gambar,dll.
4. Kinestetik : kebebasan bergerak fisik.
Sehingga, pusat belajar dikembangakan dengan asumsi bahwa :
1. Peserta didik memiliki cara dan tingkat belajar nya masing-masing
2. Ketertarikan, sikap, bakat, kemampuan peserta didik akan berhubungan dengan
proses belajar
3. Peserta didik harus didampingi dalam mengembangkan keterampilan-
keterampilan yang berkaitan dengan kehidupan.
4. Gaya belajar dapat di akomodasi dengan lingkungan belajar yang tepat
5. Intruksi individual merupakan proses yang terdiri dari asesmen kebutuhan
peserta didik, diagnose kebutuhan peserta didik, Keputusan, proses interaksi,
evaluasi, dan follow-up.
6. Tenaga pendidik harus menyesuaikan pembelajaran dengan intruksi individual
tersebut.
7. Pusat belajar merupakan fokus dari proses pembelajaran dalam menerapkan
instruksi individual.
8. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam menentukan capaian, membuat
keputusan dan pilihan-pilhan terkait proses pengembangannya.
9. Peserta didik akan memilih tujuan dan strategi yang akan digunakan ketika
diberikan pilihan..
10. Peserta didik mampu membimbing dirinya sendiri.
11. Mendorong peserta didik untuk mandiri dalam belajar.
12. Media cetak dan non-cetak dibutuhkan dalam mendukung instruksi individual.
13. Pendapat atau perasaan peserta didik dalam pembelajaran sama pentingnya
dengan keterampilan dan pengetahuan dalam belajar.
14. Peserta didik dapat langsung belajar mengenai materi terkait.
Berdasarkan asumsi-asumsi yang mendasari dikembangkannya pusat sumber
belajar maka dapat dituliskan tujuan-tujuan dari pusat pembelajaran yaitu :
1. Untuk mengakomodasi gaya belajar yang beragam.
2. Untuk memberikan pilihan belajar-mengajar tidak tersedia di kelas mandiri.
4
3. Untuk memberikan kesempatan untuk pengalaman dimediasi ketika pengalaman
tangan pertama tidak layak atau memuaskan seperti pengalaman yang dimediasi,
misalnya, penggunaan kamera gerak lambat untuk mengamati fenomena alam;
penggunaan film untuk menangkap kembali peristiwa sejarah.
4. Untuk memberikan kesempatan bagi Mandiri, Mandiri belajar.
5. Untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk berbagi di pengambilan
keputusan yang melibatkan pembelajaran mereka sendiri.
6. Untuk mengembangkan keterampilan proses dan keterampilan instrumental
menggunakan media.
7. Untuk mengembangkan inisiatif, arah diri, kemandirian, pengalaman yang dapat
berfungsi sebagai rangsangan untuk interaksi bahasa ini dan, dengan demikian,
untuk belajar. Pengalaman mungkin langsung atau mereka dapat dimediasi dan
perwakilan.
8. Untuk mengembangkan keterampilan penelitian perpustakaan, keterampilan
penyelidikan, dan keterampilan pengambilan informasi menggunakan media
cetak dan non-cetak dan semua jenis sumber informasi lainnya.
9. Untuk melayani sebagai katalis untuk perubahan dan kendaraan untuk
pengembangan staf profesional berkelanjutan.
10. Untuk memfasilitasi implementasi pendekatan proses untuk individualisasi
instruksi.

B. Individualisasi Pembelajaran

Individualisasi dalam pembelajaran selama ini diartikan sebagai pembelajaran


yang dilaksanakan sendiri oleh peserta didik, dikelola jadwalnya oleh peserta didik,
keberlanjutan materi tergantung kemampuan peserta didik sebelumnya, remedial
dari kemampuan yang kurang juga dilakukan sesuai dengan peserta didik dan
pemilihan sumber belajar yang sesuai karakteristik peserta didik. Hal-hal seperti
bagaimana peserta didik berhubungan dengan sesama peserta didik dan pendidik
serta sumber belajar tampaknya juga harus diperhatikan serta hal lainnya. Sehingga
individualisasi pembelajaran berarti juga melibatkan kemampuan pengajar untuk
terlibat di dalam proses tersebut. Artinya individualisasi pembelajaran melibatkan
kemampuan pendidik untuk belajar secara mandiri dengan kemampuan pendidik
mengatur pembelajaran individu tersebut.Individualisasi instruksi adalah proses
dinamis, dimana dalam berinteraksi lingkungannya mencakup situasi orang-orang

5
dan sumber. Sebagai hasil dari interaksi ini, baik peserta didik maupun lingkungan
dapat berubah. Perubahan pada pihak peserta didik mungkin dalam bentuk
pembelajaran kemudian perilaku/sikap hingga keterlibatannya .

C. Proses Individualisasi Pembelajaran

Proses pembelajaran individu yang sangat sistematis berarti pembelajaran


tersebut melibatkan beberapa elemen secara utuh. Elemen-elemen yang dimaksud
yaitu penilaian kebutuhan peserta didik, diagnosis data kebutuhan peserta didik,
pemilihan strategi, proses interaksi, evaluasi dan penilaian kembali. Gambar
dibawah ini menjelaskan mengenai hubungan dari setiap elemen :

1. Penilaian Kebutuhan Peserta Didik


Pada proses ini dilakukan pengumpulan data mengenai informasi peserta didik.
Tujuan dilakukannya pengumpulan informasi itu untuk mengetahui kebutuhan-
kebutuhan peserta didik apa saja yang akan terpengaruh oleh pembelajaran yang akan
dilakukan. Data yang dikumpulkan terbagi 2 yaitu,
a. Data mengenai kemampuan umum peserta didik siswa seperti kemampuan
membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, literasi visual, dll
b. Data mengenai gaya belajar masing-masing peserta didik
Teknik pengambilan data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a. Interview dengan peserta didik, guru dan wali peserta didik
b. Survei dan kuisioner
c. Inventoris informal
6
d. Teknik observasi
e. Tes standar
f. Tes kriteria khusus
g. Diskusi kelompok kecil
h. Penelitian ber kelanjutan tentang bentuk pembelajaran atau bentuk-bentuk
perkembangan, dan
i. Tes fisik
Test fisik juga dapat mengetahui begaimana peserta didik belajar karena
kemunculan gaya belajar dan sebagainya berpengaruh terhadap kemampuan
fisiknya. Semisal peserta didik dengan kemampuan kinestetik memiliki
kemampuan gerak aktif.
2. Diagnosis Kebutuhan Peserta Didik
Analisis dan menerjemahkan data yang kemudia akan menjadi acuan dalam
membuat keputusan pada proses pembelajaran. Untuk mendiagnosis dibutuhkan
tenaga ahli.
Diagnosis ini bertujuan untuk mengetahui pola, kesenjangan, ketidakteraturan,
masalahm kekuatan, penyebab masalah dan penyimpangan dalam proses
perkembangan. Untuk memperoleh hasil tersebut perlu dilakukan analisis,
interpretasi dan intuisi dalam membuat keputusan.
Diagnosis kebutuhan peserta didik merupakan proses yang kontinu. peserta didik
akan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya sehingga hal tersebut akan
mempengaruhi kemampuan, pengetahuan atau sikap nya. Perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut tentu membutuhkan analisis kembali sehingga proses
pengambilan keputusan akan tepat.

3. Pemilihan Strategi
Hasil diagnosis kebutuhan peserta didik kemudian akan digunakan untuk
membuat keputusan dalam menetapkan tujuan dan strategi pembelajaran. Pada proses
ini menyesuaikan lingkungan belajar dan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan oleh masing-masing peserta didik. Tujuan dan model pembelajaran yang
ditetapkan disesuaikan dengan hasil diagnostic individual peserta didik.
Pengembangan yang dilakukan untuk pemilihan strategi yaitu,
a. Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran spesifik untuk masing-masing
kategori keterampilan umum.
7
b. Sumber dan teknik pembelajaran. Kelompok sumber dan teknik pembelajaran
berdasarkan hal berikut,
1. Sumber dan teknik pembelajaran digunakan peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran
2. Klasifikasi konten
3. Disesuaikan dengan jenjang peserta didik
4. Kemudahan bahan ajar tertulis untuk dibaca
5. Komponen media
6. Strategi pendekatan
7. Faktor gaya belajar
Untuk sumber dan teknik pembelajaran ini bervariasi pada jenjang pendidikan.
Pada jenjang pendidikan universitas biasanya pusat sumber media dengan
staff yang akan melayani dalam persiapan untuk pembelajaran media yang
akan membantu dalam belajar.
c. Katalog. Sumber belajar cetak dan non-cetak di simpan sesuai dengan aturan
yang berlaku
d. Modul belajar-mengajar.
e. Pembelajaran mandiri
f. Keterlibatan peserta didik dalam menetapkan tujuan dan mengambil keputusan
Keterlibatan peserta didik disini dapat berupa feedback atau umpan balik
mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut bisa menjadi
informasi yang dapat digunakan selanjutnya dalam mengambil keputusan yang
lebih efisien dan untuk ahli diagnostic peserta didik juga bertujuan agar dapat
melihat capaian dan upaya memofidikasi keputusan yang ada.
g. Kriteria penilaian peserta didik
Ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran membutuhkan kriteria
tertentu. Ukuran tersebut dapat diambil berdasarkan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. format penilaian tersebut dapat tertulis atau verbal.
Cara yang dilakukan bisa dengan interview antara guru dan peserta didik,
presentasi oleh peserta didik, proyek dan tugas. Kriteria penilaian tersebut
berbeda dengan teknik diagnostic karena siswa yang dapat membaca dengan
benar belum tentu paham dengan apa yang telah ia baca.
h. Fleksibilitas
Keputusan tersebut fleksibel artinya jika diperlukan untuk dikembangkan atau
8
bahkan diganti untuk menyesuaikan kebutuhan peserta didik maka hal tersebut
perlu dilakukan.

Peserta Didik Dengan Kebutuhan Khusus


Peserta didik yang berkebutuhan khusus dalam pendidikan misalkan yang
lambat, cepat, disabilitas, bilingual, dan terganggu secara emosional akan tetap
dilayani oleh pusat sumber belajar karena fokusnya yaitu memenuhi kebutuhan
dan gaya belajar individual dari peserta didik. Mungkin yang akan membedakan
adalah kebutuhan sumber belajar yang beda. namun, tetap harus diketahui bahwa
peserta didik dengan kebutuhan pendidikan khusus juga memiliki kebutuhan yang
berbeda. Misal, anak yang memiliki kecerdasaan diatas rata-rata akan memiliki
kemampuan menyerap atau mengolah informasi lebih cepat jika sendiri atau
dalam kelompok kecil dengan teman-teman yang sama, tetapi mereka juga butuh
dikembangkan keterampilan interaksi sosialnya. Maka pengambilan keputusan
dalam pembelajaran ini harus memenuhi kebutuhan peserta didik seperti yang
diatas. Pengambilan keputusan dalam pembelajaran tidak boleh mengembangkan
satu kemampuan dengan meninggalkan keterampilan yang lain. Dan yang paling
penting dari pusat sumber belajar adalah tidak membeda-bedakan peserta didik
dalam hal kesempatan belajar.

Modul Belajar-Mengajar
Yang harus terpenuhi dalam modul tersebut adalah
a. Tujuan pembelajaran
b. Strategi pembelajaran
c. Media yang akan digunakan
d. Kegiatan atau interaksi yang akan dilakukan
e. Kriteria penilaian
f. Strategi bagi peserta didik dalam mengintegrasikan pengetahuan yang telah
didapat.
Integrasi pengetahuan dan keterampilan ini meliputi aplikasi dan transfer.
Peserta didik diharapkan dapat berinteraksi atau mengaplikasikan langsung
pengetahuannya dalam bentuk keterampilan. Jadi pembelajaran yang dilakukan
tidak hanya terbatas pada membaca buku-buku pembelajaran, namun bisa
diperbanyak dengan literasi spesifik mengenai yang dipelajari lainnya. Peserta
9
didik yang dapat membaca dan mengikuti bagaimana langkah-langkah membuat
model pesawat untuk apat tiba didestinasi, memperbaiki mesin atau alat-alat
elektronik, untuk memasak merupakan contoh dari integrase pengetahuan serta
keterampilan yang telah diperoleh.
Dalam bahasa dan seni, kegiatan-kegiatan yang mendukung integrase
pembelajaran tersebut contohnya,
1. Membuat naskah untuk drama, presentasi
2. Berpartisipasi dalam produksi drama atau
3. Membaca atau menulis surat
4. Menyiapkan undangan
5. Memberikan atau mengikuti arahan secara verbal atau tertulis
6. Terlibat dalam diskusi formal
7. Menulis puisi
8. Menulis karya tulis ilmiah

Kontrak
Kontrak pembelajaran merupakan teknik yang digunakan untuk mengatur
pembelajaran mandiri. Kontrak tersebut berisi rangkaian kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kontrak
tersebut harus disetujui oleh peserta didik dan guru yang bersangkutan. Format
dari kontrak tersebut bisa bervariasi sesuai kebutuhan dan jenjang peserta didik.
Misalnya untuk sekolah dasar dapat dibuat lebih sederhana dan simbolik agar lebih
mudah dipahami oleh peserta didik. Karakteristik yang terdapat dalam kontrak
yaitu,
1. Minimal satu tujuan pembelajaran yang harus dicapai
2. Pilihan bahan ajar, media dan pengalaman belajar yang akan digunakan
3. Pilihan kegiatan pembelajaran
4. Pilihan untuk kriteria penilaian. Bisa ditambahkan hal-hal seperti,
a. Kecepatan peserta didik
b. Evaluasi diri
c. Percakapan individual peserta didik dan guru
d. Catatan pencapaian peserta didik
5. Pengembangan dan aplikasi dari kemampuan kognitif pada 6 tahap yaitu
pengetahuan, komprehensif, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
10
4. Proses Interaksi
Proses interaksi merupakan tahap dimana peserta didik akan berinteraksi dengan
lingkungan termasuk orang dan sumber belajar yang telah di sesuaikan dengan
kebutuhan belajar dan gaya belajarnya. Pada proses ini peserta didik akan melakukan
kegiatan-kegiatan yang telah diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan
pembelajaran. Masing-masing peserta didik melakukannya dengan kecepatan
belajarnya masing-masing atau sesuai dengan waktu yang telah disetujui sebelumnya.
Anderson menjelaskan bahwa Interaksi yang akan terjadi pada pembelajaran
individual ini ada 5 jenis yaitu :
a. Belajar mandiri yang variatif
Beberapa cara belajar mandiri misalnya seperti berikut:
1. Dengan Bahan Ajar Yang Telah Diprogram Sebelumnya
Bahan ajar atau material yang telah diprogram sebelumnya menawarkan
kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
dan keterampilannya dengan kecepatan mereka sendiri. Bahan ajar ini
sederhananya hanya menampilkan informasi yang terbatas pada peserta didik
sehingga peserta didik dapat merespon dan mendapatkan umpan balik secara
langsung. Hal itu tentu tidak terlalu membutuhkan interaksi peserta didik dan
guru yang sering, namun guru dapat memeriksa dan memberikan tutorial kepada
peserta didik secara individual atau dalam kelompok-kelompok kecil.
Bentuk bentuk dari bahan ajarnya yaitu computer, alat belajar elektronik,
multimedia, buku, film dan program pembaca kartu audio. Penggunaan bahan
ajar tersebut juga bervariasi untuk tiap jenjang pendidikan. Pada sekolah dasar
bahan ajar tersebut dapat digunakan hingga 30 menit pembelajaran, pada jenjang
sekolah menengah bisa menggunakannya selama 40-60 menit.
2. Penelitian
Pusat sumber belajar juga dapat digunakan peserta didik untuk meneliti
suatu topik. Peserta didik dapat mengumpulkan informasi mengenai topik yang
diinginkannya melalui beragam sumber belajar yang tersedia.
3. Menulis kreatif
Kegiatan ini biasanya didahului dengan diskusi kelompok yang aktif
sehingga menstimulus gagasan-gagasan baru yang kemudian akan dituliskan.
Pusat sumber belajar juga menyediakan bahan-bahan yang dapat menstimulus
11
kemampuan menulis peserta didik dengan rekaman kaset, film, cerita dengan
open-ending, serta gambar-gambar yang dapat memicu pertanyaan-pertanyaan.
4. Presentasi
Kegiatan yang dilakukan setelah menulis cerita, narasi, serta deskripsi maka
peserta didik dapat melakukan presentasi atau menampilkan apa yang telah
dituliskan melalui media seperti kaset, film, slide presentasi atau program
televisi.
5. Aktivitas mendengar
Pusat sumber belajar menyediakan media-media audio yang dapat
didengarkan peserta didik dengan tujuan yang beragam. Peserta didik dapat
mendengarkan tentang budaya, music, sejarah, pidato dari tokoh terkenal, puisi
serta literasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengembangkan
kemampuan dan keterampilan, menghargai atau bahkan hanya untuk bersenag-
senang.

b. Peserta Didik Akan Menerima Bantuan, Tutorial Serta Konseling Dari Tenaga
Pendidik
Konseling merupakan tahap vital dalam interaksi peserta didik dan guru
pada aktivitas pusat sumber belajar. Hal tersebut biasanya dilakukan secara
individual. Fungsi dari konseling ini adalah itu membantu peserta didik dalam
menggali dan menjelaskan tujuan, sikap, tantangan dalam belajar, masalah,
aspirasi dan laporan progress belajar yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaanya
penting untuk memprioritaskan peserta didik sehingga keputusan-keputusan
yang dibuat akan membantu mereka dalam mencari solusi alternative dalam
tantangan belajarnya.
Proses ini dilakukan untuk mendorong peserta didik dalam mengambil
keputusan untuk solusi-solusi alternative yang dapat diambilnya. Maka dari itu,
seorang guru harus memberikan semua pilihan yang mungkin kepada peserta
didik.
Tutorial merupakan keadaan dimana peserta pendidik mendapatkan
instruksi bisa dari teman sebaya, peserta didik yang lebih tua, volunteer, guru
atau ahli. Tutorial yang berkaitan dengan kebutuhan belajar khusus peserta didik
sebaiknya diberikan secara individual.

12
c. Kelompok Belajar Kecil Yang Homogen
Kelompok belajar ini dapat terbentuk dari peserta didik yang memiliki
kesamaan dalam kebutuhan belajar. Peserta didik dengan perilaku dan gaya
belajar yang sama cenderung akan bekerja pada project atau tugas yang sama
pula. Hal tersebut menawarkan kemudahan pada pusat sumber belajar sehingga
pelayanan dapat dilakukan secara efisien untuk kelompok peserta didik dengan
kebutuhan belajar yang sama.

d. Kelompok Belajar Kecil Yang Heterogen


Kelompok belajar ini dapat terdiri peserta didik dengan perilaku, minat,
pengalaman dan faktor lainnya bekerja sama dalam aktivitas atau kegiatan yang
kemudian akan menguntungan masing-masing individu secara unik. Misalnya
kegiatan mendengarkan kaset yang kemudian akan menstimulasi terjadinya
diskusi dengan pendapat yang bebeda-beda dari peserta didik. Pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok dapat melatih kemampuan dan keterampilan
berbeda dari masing-masing peserta didik. Maka pusat sumber belajar harus
memiliki sumber yang bervariasi untuk menunjang kegiatan tersebut.

e. Kegiatan dengan kelompok besar


Model pembelajaran pada kegiatan ini biasanya demonstrasi, tutorial atau
presentasi oleh guru yang menargetkan kelompok-kelompok besar atau seluruh
kelas memahami instruksi yang sama secara bersamaan.

5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data mengenai tingkat ketercapaian
tujuan pembelajaran oleh peserta didik. Data dapat dikumpulkan melalui observasi
terhadap proyek yang dilakukan peserta didik seperti drama, presentasi media,
pembangunan model, secara oral dengan interview atau pidato atau berupa tulisan
seperti puisi, essai, karangan, makalah dan laporan. Data yang dikumpulkan tersebut
akan di analisis dan di interpretasikan. Kemudian kesimpulannya akan digunakan
untuk membuat keputusan apakah kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan harus
dilanjutkan, dikembangkan, di desain ulang, dimodifikasi atau diubah strategi serta
lingkungan belajarnya. Evaluasi yang biasa dilakukan di sekolah adalah dengan cara
latihan atau ulangan tertulis mengenai materi-materi yang bersangkutan.
13
6. Penilaian Kembali, Tindak Lanjut Dan Pengembangan Kembali
(1) Penilaian ulang ini perlu dilakukan secara periodic setelah peserta didik
menuntaskan kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tujuan dari penilaian ulang ini adalah untuk menentukaan dan
memastikan,
a. Kesiapan peserta didik dalam melanjutkan materi berikutnya
b. Perubahan dan modifikasi apa yang perlu dilakukan dalam kegiatan
belajar mengajar.
(2) Tindak Lanjut
Jika terdapat peserta didik yang tidak mencapai target tujua pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya maka dibutuhkan remedial. Remedial ini
dilakukan dengan mengidentidikasi hambatan-hambatannya dalam belajar dan
mencari solusi alternatifnya.

(3) Penanganan Kembali


Proses ini dilakukan karena dalam penilaian atau peninjauan ulang guru
mungkin akan mengidentifikasi minat, bakat, kelebihan, kekurangan serta
kesempatan baru dalam mengembangkan kegiatan peserta didik.

Proses individualisasi pembelajaran melibatkan kebutuhan belajar dan faktor


pendukung yang dikembangkan secara serantak. Seluruhnya berlangsung berkelanjutan
yang bila diurai menjadi: 1) Kompetensi awal peserta didik (input). Kemampuan awal
yang ditunjukkan peserta didik untuk dapat naik ke level berikutnya atau sebagai
prasyarat menjalankan level saat ini; 2) Tujuan belajar yang terinci; 3) Gaya belajar yang
teridentifikasi sejak awal; 4) Modul belajar-mengajar; 5) Modul belajar mandiri: 6)
Integrasi pembelajaran. Merupakan pengabungan beberapa aktivitas pembelajaran baik
yang tercantum dalam modul maupun merupakan tambahan; 7) Monitoring aktivitas
pembelajaran dan 8) Evaluasi. Model yang diurai menjadi 8 bagian dapat digambarkan
melalui bagan berikut:

14
15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konsep Pusat belajar yaitu untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik sesuai dengan kemampuan dan gaya belajarnya masing-masing agar
bisa mandiri, menjadi pembelajar seumur hidup dan melatih potensinya
secara maksimal.
2. Proses pembelajaran individu merupakan proses peserta didik akan
dipandang secara individu dan elemen pendidikan lainnya berusaha
memfasilitasi kebutuhan setiap peserta didik secara optimal.
3. Proses invidualisasi dalam pembelajaran terdiri dari 6 elemen yaitu penilaian
kebutuhan peserta didik, diagnosi hasil penilaian kebutuhan peserta didik,
pemilihan strategi, proses interaksi, evaluasi serta penilaian kembali.

16
DAFTAR RUJUKAN

Bennie, F. (1977). LEARNING CENTERS Development and Operation. United States Of America:
Library of Congress Cataloging in Publication Data.

17

Anda mungkin juga menyukai