Oleh :
BINTANG
NIM. 22690109145
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
“Belajar dan Pembelajaran” tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan dapat
pengetahuan yang saya miliki cukup terbatas.Oleh karena itu, saya berharap kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
H. Evaluasi Pembelajaran..........................................................................18
A. Simpulan..................................................................................................20
B. Saran .......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Arti dari disengaja
sebenarnya proses belajar timbul karena ada suatu niatan. Sedangkan perubahan
itu misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,
dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain
pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut
ilmu.
(under going). Sumber belajar sangat sering kita dengar dan kita temui dalam
pengertian yang cukup luas dan tidak terbatas buku-buku teks ataupun guru.
Kualitas pembelajaran dan pendidikan masyarakat sangat dipengaruhi dengan
kondisi sumber belajar yang ada. Hal ini tidak bisa dipungkiri, jika kondisi dan
ketersediaan sumber belajar memadai, maka proses belajar bisa berjalan dengan
baik. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti dan fungsi
mengenai arti dan fungsi sumber belajar. Anak didik kita, selaku generasi masa
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
penulis sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakekat Belajar
Secara harfiah, Belajar adalah yang tidak tahu menjadi tahu. Secara
seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir,
merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar
pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. belajar ada kaitannya
dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dari segi siswa, belajar yang
emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa
4
5
tenaga dan daya indera, menimbulkan gairah belajar, bisa melakukan interaksi
mandiri, memberi rangsangan, pengalaman dan persepsi yang sama, dan bisa
berikut:
adalah pembelajaran dapat lebih menarik dan interaktif, bisa menyampaikan pesan
yang lebih standar, waktu pembelajaran menjadi lebih efektif, dan kualitas
dilihat, secara langsung dan konkret, misalnya: denah, sketsa, foto, film, dan
majalah.
6
c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
d. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya: buku bacaan,
baik dalam lingkup makro (misalnya, belajar sistem jarah jauh melalui modul)
misalnya: buku teks, buku bacaan, dan film yang mengandung daya penalaran
didik dapat lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran yang di berikan.
Dilihat dari pihak yang memanfaatkan sumber belajar, manfaat sumber belajar
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi pendidik dan manfaat
fasilitator
1
Andi Prastowo, Op. Cit. hlm. 32-33.
7
d. Pedoman bagi pendidik yang akan mengarakan semua aktivitas nya dalam
a. Dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman siswa yang lain
Begitu banyak manfaat sumber belajar baik dari pihak pendidik maupun
dari peserta didik, dimana dapat membantu pendidik atau peserta didik agar
Pemanfaatan sumber belajar dan pola interaksi peserta didik dengan sumber
semakin tinggi ketersediaan dan variasi sumber belajar yang tersedia, maka
belajar.
membantu peserta didiknya untuk belajar dan agar belajar menjadi lebih
pembelajaran.
laku.
pengajarannya.
3
Supriadi. “Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran”, Lantanida
Journal Vol. 3 No. 2, 2015, hlm. 3.
9
peserta didik yang memiliki pemahaman dalam kategori baik tentang sumber
belajarnya.
secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Arti dari disengaja
sebenarnya proses belajar timbul karena ada suatu niatan. Sedangkan perubahan
itu misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil,
dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain
pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan
suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut
(under going).
ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari
berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku
umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik
bagi peserta didik yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi
335 ). Perhatian terhadap belajar akan timbul pada peserta didik apabila
mesin dan kemudi pada mobil (gage dan Berliner, 1984 : 372).
b. Keaktifan Belajar
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang
lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendri.
yang harus dikerjakan peserta didik untuk dirmya sendiri. maka inisiatif
harus datang dari peserta didik sendiri.” Guru sekedar pembimbing dan
Teori belajar sosial dikenalkan oleh Albert Bandura, yang mana konsep
dari teori ini menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan
Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada
komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang
terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen
yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert
Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan
peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa
untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku
orang tuanya. Albert Bandura merupakan salah satu peracang teori kognitif social.
faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling
tidak bersifat menilai ataupun tidak memberikan arahan yang membantu klien
diinginkan. Teori ini lebih menekankan pada isi materi yang harus dipelajari dari
proses belajar agar membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar dilakukan agar
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan manusia kan manusia itu sendiri. Maka
teori humanistic bersifat lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat,
teori kepribadian , dan psiko terapi dari pada bidang kajian-kajian psikologi
belajar .
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar (dalam hal ini
guru berperan sebagai fasilitator). Hal ini diterapan melalui kegiatan diskusi,
dalam kelas dan juga tujuan –tujuan kelompok yang bersifa tumum. Fasilitator
individu yang meliputi bagian/dominan yang ada, yaitu dapat meliputi dominan
kognitif, afektif dan psikomotorik. Siswa berperan sebagi pelaku utama yang
secara positif dan meminimal kanpotensi diri yang bersifat negatif. Banyak tokoh
secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan
secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat
memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih
tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut
(fame, 2004:7).
yang bersifat normatif (tekstual) tetapi juga harus juga menyampaikan materi
belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada pada diri siswa. Dalam
situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan, terdapat tata hubungan,
tata tingkah laku dan sikap di antara sesama manusia. konsekuensinya, siswa
secara bermakna
perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori-teori dalam rumpun ini
b. Bersifat mekanistis,
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons. Atau
dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
Menurut teori ini, orang terlibat di dalam tingkah laku tertentu karena
belum diberi hadiah atau telah mendapat hukuman. Semua tingkah laku, baik
pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang tampak, bukan dengan
kejadian yang diperkirakan terjadi di dalam pikiran, tetapi tidak dapat diamati
dan diukur.
Behaviorisme. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari suatu
Tokoh yang sangat terkenal dari teori ini adalah Thorndike. Belajar
pada binatang yang juga berlaku bagi manusia menurut Thorndike adalah trial
and error (uji coba). Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum
of exercies, belajar akan berhasil apabila banyak latihan, ulangan. Ketiga, law
yang baik.
dengan keluarnya air liur. Air liur akan keluar apabila anjing melihat atau
ternyata air liur tetap keluar bila bel berbunyi meskipun makanannya tidak
18
perilaku atau respons terhadap sesuatu. Kebiasaan makan atau mandi pada jam
H. Evaluasi Pembelajaran
bertujuan. Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan sadar oleh guru dengan
tujuan untuk memperoleh suatu kepastian yang pasti mengenai suatu keberhasilan
belajar peserta didik dan memberikan masukan kepada guru mengenai apa yang
1. Syarat-Syarat Evaluasi
ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa adalah menyusun alat
evaluasi (test instrument) yang sesuai dengan kebutuhan, dalam arti yang tidak
a. Reliabilitas
145).
b. Validitas
19
dipandang valid atau abash apabila dapat mengukur apa yang seharusnya
a. Kesahihan
b. Keterandalan
hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran yang satu ke pengukuran
yang lain”. Dengan kata lain, keterandalan dapat kita artikan sebagai
instrument evaluasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya
perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan
dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi,
emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah individu
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan
ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang
masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah ini. Karena itu saran dan
20
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Mandar Maju, 2003.
Jaya, Farida. Perencanaan Pembelajaran. Medan: Universitas Sumatera Utara,
2015.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. Evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2003. No.4.
Knight, George R. 1982. Issues and Alternatives in Educational Philosphy. Cet.
XII, Michigan: Andrews University Press.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar
melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. Cet. II, Bandung:
Refika Aditama.
Fred Percival dan Henry Ellington, A Handbook of Educational Technology
( London: Kogan Page, 1993)
Gulö, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Hafid, Abdul. “Sumber dan Media Pembelajaran”. Jurnal Sulesana Vol. 6 No. 2,
2011.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Naim, Ngainun dan Patoni, Achmad. 2007. Materi Penyusunan Desain
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (MPDP-PAI). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ngalim, purwanto M. prinsip-prinsip dan tekni evaluasi pengajaran. Bandung :
jurnal info media, 2009.
Roziqin, Muhammad Zainur. 2007. Moral Pendidikan di Era Global; Pergeseran
Pola Interkasi Guru-Murid di Era Global. Malang: Averroes Press.
Slameto. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bina Aksara , 1988
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Cet.
IV, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Taher, Thahroni. (2013). Psikologi pembelajaran pendidikan agama islam.
Jakarta: PT rajagrafindo persada.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan. Kebudayaan, dan Masyarakat Madani
Indonesia; Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet. III, Bandung:
Remaja Rosdakarya.