Anda di halaman 1dari 22

PEMELIHARAAN MEDIA BELAJAR

MAKALAH

Oleh :

Kelompok 2

1. Muhammad Chairun Nafsi


2. Nur Indah Sari
3. Nur Syarifah Hani

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dosen Pengampu : Dr. Suasana Nikmat, M.A

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH

AL – HIKMAH TEBING TINGGI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan karuni Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul teori
belajar behavioristik.

Shalawat dan salam tidak lupa kami sampaikan kepada pemimpin para nabi, nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang kita harapkan syafaatnya baik di dunia
maupun di akhirat.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada bapak Suasana Nikmat, M.A sebagai
pengampu mata kuliah media dan teknologi pembelajaran yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman
sekalian yang membantu kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Tebing Tinggi 04 Oktober 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Hakikat Sumber Belajar ............................................................................................3


B. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran Taman Kanak – Kanak .....

BAB III PENUTUP .............................................................................................................

A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber belajar sangat sering kita dengar dan kita temui dalam buku-buku mengenai
pendidikan dan pengajaran. Sumber belajar memiliki sebuah pengertian yang cukup luas dan
tidak terbatas buku-buku teks ataupun guru. Kualitas pembelajaran dan pendidikan
masyarakat sangat dipengaruhi dengan kondisi sumber belajar yang ada. Hal ini tidak bisa
dipungkiri, jika kondisi dan ketersediaan sumber belajar memadai, maka proses belajar bisa
berjalan dengan baik. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti dan
fungsi sumber belajar dalam sebuah proses pembelajaran. Namun realitas di lapangan tidak
demikian, masyarakat masih saja memiliki pandangan yang sempit mengenai arti dan fungsi
sumber belajar. Anak didik kita, selaku generasi masa depan bangsa pun juga demikian.
Dari Seels dan Richey menjelaskan bahwa teknologi pendidikan dicirikan dengan
pemanfaatan sumber belajar seluas mungkin untuk kebutuhan belajar dan dalam upaya untuk
mendapat hasil belajar yang maksimal, maka sumber belajar tersebut perlu dikembangkan
dan dikelola secara sistematik, baik, dan fungsional.
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru
sebagai fasilitator. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar
melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar. Dengan semakin
cepatnya arus globalisasi, dunia pendidikan sekarang ini menghadapi berbagai tantangan.
Dunia pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan
kemampuan dasar untuk menjadi individu yang unggul dan memiliki daya saing kuat secara
cepat. Sementara pandangan masyarakat pada umumnya mengenai pendidikan bersifat
konvensional yaitu mengkaitkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang terjadi
hanya berlangsung di dalam kelas, di mana sejumlah murid atau peserta belajar secara
bersama-sama memperoleh pelajaran dari seorang guru atau instruktur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Sumber Belajar?
2. Bagaimana Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran di Taman
Kanak – Kanak ?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi Hakikat Sumber Belajar
2. Menganalisis Pemanfaatan Media dan Sember Belajar Pembelajaran Di
Teman Kanak – Kanak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Sumber Belajar


1. Pengertian Sumber Belajar
Abdul Majid menjelaskan dalam buku nya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran
bahwa sumber belajar (learning reseource) mempunyai pengertian yaitu segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi serta dapat digunakan
sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Sumber belajar terdiri dari dua kata yaitu sumber dan belajar. Kata yang pertama yaitu
sumber. Menurut KBBI, sumber berarti tempat keluar atau asal. Kemudian kata yang kedua
yaitu belajar.
Adapun beberapa pengertian belajar diantaranya sebagai berikut:1
a. Belajar adalah proses yang terus-menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak
pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada
amunisi bahwa sepanjang kehidupan manusia akan selalu di hadapkan pada masalah
atau tujuan yang ingin di capainya.
b. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku.
c. Belajar adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur baik latihan di dalam
laboratorium maupun di dalam lingkungan alamiah.
d. Belajar adalah dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan.
e. Belajar adalah merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
f. Belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang dinamis sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan unsur kognitif,
afektif dan psikomotorik.

Maka dapat ditarik kesimpulan, belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa
untuk lebih mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang di
harapkan. Tujuan yang diharapkan adalah perubahan perilaku dari yang baik menjadi lebih
baik.

1
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2015), hlm.3.
Adapun pengertian belajar menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut:2

a. Gage (1948)
Gage berpendapat bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
b. B. F. Skinner (1958)
B.F. Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
c. Gagne (1970)
Gagne berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan
hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang
dilakukan sebagai proses perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Belajar disini
juga bisa diartikan sebagai proses dalam mengubah perilaku dalam lingkungan menjadi lebih
baik.

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka pengertiam sumber belajar dapat
disimpulakan sebagai berikut:

a. Sumber belajar juga dapat berarti segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang
maupun yang telah tersedia, yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik
belajar.3
b. Sumber belajar juga dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.4

Adapun pengertian sumber belajar menurut para ahli diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Menurut Ahmad Sudrajat, sumber belajar (learning resources) adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh

2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 110-112.
3
Abdul Hafid. “Sumber dan Media Pembelajaran”,Jurnal Sulesana Vol. 6 No. 2, 2011, hlm. 1.
4
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), hlm. 76.
peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu.5
b. Menurut Oemar Hamalik, sumber belajar adalah yang dapat dipakai oleh
siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lain) untuk
memudahkan belajar.6
c. Menurut Syaiful Sagala, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar
memungkinkan peserta didik belajar secara individual.7

Dari beberapa pengertian sumber belajar menurut para ahli di atas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang bisa mendatangkan manfaat,
mendukung dan membantu individu untuk berubah ke arah yang lebih positif untuk menuju
perkembangan.

2. Fungsi Sumber Belajar


Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Kalau media pembelajaran lebih sekedar sebagai media untuk menyampaikan pesan,
sedangkan sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tetapi juga termasuk strategi, metode
dan tekniknya.
Sumber belajar memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai berikut:8
a. Memungkinkan penyajian-penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
cara Penyajian innformasi yang mampu menembus batas geografis.
b. Meningkatkan produktifitas pembelajaran, dengan cara :
1) Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan
waktu secara lebih baik.
2) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar siswa.

5
Ahmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2008), hlm. 128.
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV. Mandar Maju, 2003), hlm. 48.
7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.13.
8
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian II: Ilmu Pendidikan
Praktis (Bandung: IMTIMA, 2007), hlm.201.
c. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara :
1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
2) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya.
d. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan cara :
1) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis.
2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
e. Lebih memantapkan peembelajaran, dengan cara :
1) Meningkatkan kemampuan sumber belajar.
2) Penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.
f. Memungkinkan belajar secara seketika, dengan cara:
1) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan ralitas yang sifatnya konkrit.
2) Memberikan yang sifatnya langsung.

3. Pemanfaatan Sumber Belajar


Dalam rangka memanfaatkan sumber belajar secara lebih luas, maka perlu
diperhatikan bagi seorang guru untuk memahami terlebih dahulu beberapa kualifikasi yang
dapat menunjuk pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber belajar dalam proses
pengajaran.
Secara umum, guru sebelum mengambil keputusan terhadap penentuan sumber
belajar, ia perlu mempertimbangkan segi-segi berikut ini.
a. Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber
belajar (yang memerlukan biaya).
b. Teknisi, yaitu tenaga entah guru atau pihak lain yang mengoprasikan suatu alat
tertentu yang dijadikan sumber belajar. Adakah tersedia teknisi
khusus/pembantu atau guru-guru itu sendiri, apakah dapat mengoprasikannya?
c. Bersifat praktis, dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan,
dan tidak sulit / langka.
d. Bersifat fleksibel, maksudnya, sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber
belajar jangan bersifat kaku/ paten, tapi harus mudah dikembangkan, bisa
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi
factor lain.
e. Relevan, dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran
lainnya.
f. Dapat membantu efisien dan kemudian pencapaian tujuan pengajaran / belajar.
g. Memiliki nilai positif bagi proses/aktifitas pengajaran khususnya peserta didik.
h. Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang/ sedang
dilaksanakan.9

4. Jenis - Jenis Sumber Belajar 


Jenis - jenis sumber belajar pada umumnya seperti :
a. Pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya;
b. Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya;
c. Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
d. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD,
kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan
sebagainya;
e. Pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,
permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan
sejenisnya;
f. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar,
toko, museum, kantor dan sebagainya.

Sedangkan menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:10

a. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster,


dan denah.
b. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, dan audio
kaset.
c. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.

9
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.pertama edisi revisi, hal. 190
10
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.pertama edisi revisi
d. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, dan permainan.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.

B. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran Taman Kanak – Kanak


1. Pemanfaatan Media di TK
Anak usia taman kanak-kanak adalah pribadi yang unik, yang memiliki rasa ingin
tahu yang sangat besar serta memiliki keinginan yang kuat untuk meniru dan mencoba segala
stimulus atau rangsangan yang mereka indra di lingkungannya.
Keberadaan media pengajaran sebagai penunjang dalam proses pembelajaran
diharapkan dapat menjadi stimulus yang dibutuhkan oleh anak, karena pada usia tersebut
mereka akan lebih tertarik serta lebih cepat dalam hal mempelajari sesuatu yang dapat di
indranya , baik dengan cara dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan secara langsung.
Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar, pada dasarnya tujuan pendidikan di taman
kanak-kanak adalah untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik
dan psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Siswa usia Taman Kanak-kanak menurut Piaget dalam pekembangan kognitifnya
berada pada fase Pra Operasional. Dalam tahap ini anak dapat merepresentasikan suatu objek
dalam bentuk lain atau kegiatan yang bersifat simbolik.
Pada tahap ini anak juga masih berpikir konkrit sehingga segala sesuatu yang
berhubungan dengan konsep harus diperkenalkan anak dalam bentuk yang konkrit. Fase ini
dapat dikatakan memberikan andil yang besar bagi perkembangan kognitif manusia.

2. Media Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak


Ada beberapa prinsip dalam pembuatan media yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Media yang dibuat hendaknya multi guna, artinya media tersebut dapat
digunakan untuk semua pengembangan dan kemampuan lain yang sesuai.
Disamping dapat dipergunakan sebagai alat peraga juga dapat digunakan
sebagai alat bermain oleh anak.
b. Bahan yang digunakan mudah didapat di lingkungan sekitar dan murah
harganya. Bahan-bahan tersebut dapat dibeli, diambil di lingkungan sekitar
atau dari bahan-bahan bekas/sisa. Dan alangkah lebih baik apabila bahan yang
digunakan merupakan barang-barang bekas yang layak pakai sehingga selain
mendapatkan bahan yang lebih murah atau mungkin tidak perlu membeli juga
dapat mengenalkan kepada anak didik proses daur ulang serta memungkinkan
bagi pendidik untuk menuangkan kreativitasnya.
c. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
d. Media yang dibuat dapat menimbulkan kreativitas anak, dapat dimainkan
sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan
daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
e. Sesuai dengan tujuan dan fungsi media.
f. Dapat digunakan secara individu, kelompok dan klasikal.
g. Alat dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Berikut ini ialah macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini:
a. Media Audio
Media audio ialah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-
pesang dalam bentuk auditif, juga hanya mengandalkan kemampuna suara
saja, seprti radio dan juga kaset.
Untuk pendidikan anak usia dini media ini bisa digunakan untuk memutar
sebuah cerita atau pun lagu untuk anak-anak, melalui media ini anak
diperhatikan untuk menyimak, mendengarkan atau juga meniru cerita dan juga
lagu yang diputarkan.
Manfaat dari media audio untuk anak usia dini adalah bisa merangsang
perkembangan imajinasi dan juga perkembangan bahasanya. Oleh karenanya
untuk bisa memanbaatkan media oudio dengan baik, media ini harus
dipersiapkan secara maksimal, seperti besar kecilmua volume suara.
b. Media Visual
Media visual ialah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Bentuk
dari media visual ini ialah media grafis dan uga media proyeksi. Media grafis
merupakan media visual yang mengkomunikasikan antara fakta dan juga datta
yang berupa gagasan atau kata-kata berbal dengan gambar misalnya seperti
poster, komik dan juga kartun. Sedangkan media proyekksi ialah media
proyektor yang memiliki unsur cahara dan juga lensa atau cermin, misalnya
ialah OHP, slide, dan jgua film strip.
Dibandingkan dengan media audio, media visual dalam situasi tertentuk jauh
lebih baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Khusunya yaitu bagi
anak usia dini. Dengan menggunakan penglihatannya seorang seorang anak
akann bisa mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari. Hanya saja bagi
anak yang mempunyai keterbatasan dalam penglihatan media ini kurang pas
untuk di jadikan dalam pembelajaran.
c. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan yang mempunyai unsur suara dan juga unsur
gambar. Jenis media ini dibedakan mendadi dua, diantaranya yaitu audi visual
diam dan audio visual gerak,
1) Audi visual diam merupakan media yang menampilkan suara dan juga
gambar diam seperti film bingkai, film rangkai suara dan dan cetak
suara.
2) Audio visual gerak merupakan media yang bisa menampilkan suara
dan juga gambar yang bergerak seperti film suara dan juga vidio
cassette.

Penggunaan alat pereaga dalam kegiatan pembelajran bagi anak usia dini
hendaknya ialah sesuai kan dengan kebutuhan anak berdasarkan pertumbuhan
dan juga perkembangan serta alur dunia anak aialh dunia bermain.

d. Media Lingkungan
Media lingkungan ini merupakan suatu tempat atau suasana yang bisa
mempengaruhi pertumbuhan dan juga perkembangan seseorang. Artinya,
media lingkungan ialah dalam proses pembelajaran anak dikenalkan atau
dibawa ke suatu tempat yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan juga
perkembangannya.
e. Media Permainan
Media permainan ini merupakan media sangat disukai oleh anak-anak.
Permainan merupakan suatu benda yang bisa digunakan perserta didik sebagai
sarana bermain dalam rangka mengembagkan kreativias dan juga segala
potensi yang dimiliki oleh anak.
3. Kriteria Pemilihan Media Dan Sumber Belajar
Media pengajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar
hendaknya memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam pemilihan media pengajaran di taman kanak-kanak mencakup hal
sebagai berikut:
a. Media pengajaran yang dipersiapkan sesuai dengan tujuan dan fungsi
penggunaan media tersebut.
b. Dapat memberi pengertian atau menjelaskan suatu konsep tertentu.
c. Dapat mendorong kreatifitas anak, memberi kesempatan kepada anak untuk
bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri).
d. Media pengajaran harus memenuhi unsur kebenaran ukuran, ketelitian dan
kejelasan. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk menghindari kesalahan
konsep atau pengertian tentang sesuatu yang akan digambarkan atau
dijelaskan. Misalnya pendidik memilih menggunakan gambar-gambar
binatang untuk menjelaskan bahwa binatang itu bermacam-macam. Hal yang
perlu diperhatikan adalah bentuk proporsi gambar binatang tersebut memiliki
proporsi atau perbandingan ukuran antara bentuk muka, badan dan anggota
badan lainnya menggambarkan binatang-binatang yang dimaksud.
e. Media yang tersedia harus aman, tidak membahayakan bagi anak. Misalnya
menggunakan zat pewarna yang aman bagi kesehatan, bahan yang tidak tajam
dan rapi sehingga tidak akan melukai dan membahayakan anak.
f. Dapat dipergunakan secara individual, kelompok atau klasikal.
g. Media pengajaran tersebut hendaknya menarik, menyenangkan dan tidak
membosankan, serta memenuhi keindahan dalam bentuk maupun warna, serta
rapi dalam pembuatannya.
h. Mudah digunakan oleh pendidik maupun anak.

4. Aplikasi Media Dan Sumber Belajar AUD (Anak Usia Dini)


Mengajar merupakan aktivitas profesional yang memerlukan keterampilan tingkat
tinggi. Anak usia taman kanak-kanak mempunyai keunikan yaitu sepanjang kegiatan sehari-
hari selalu diwarnai dengan kegiatan bermain, sehingga dikatakan bahwa dunia anak adalah
dunia bermain. Oleh karena itu strategi pembelajaran di taman kanak-kanak paling tepat bila
dilakukan dengan bentuk bermain.
Anak taman kanak-kanak berada pada usia 4-6 tahun termasuk kategori anak
prasekolah pada sub tingkat berpikir intuitif. Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak
menggunakan simbol yang mewakili sesuatu konsep. Kemampuan simbolik ini
memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang
dilalui.
a. Perkembangan Kognitif
Ditinjau dari perkembangan kognitif, anak usia 4-6 tahun ditandai dengan
kemampuan anak melakukan kegiatan representasi mental yaitu suatu
kemampuan untuk menghadirkan benda, objek, orang, dan peristiwa secara
mental.
Hal ini berarti anak telah memiliki kemampuan untuk membayangkan benda,
objek, orang, dan peristiwa didalam pemikirannya walaupun semuanya tidak
hadir secara empirik dihadapan anak.
Dengan menggunakan media dan sumber belajar yang tepat, kemampuan
siswa dalam memahami apa yang disampaikan dapat diterima secara baik,
disamping itu juga guru dituntut untuk memiliki keahlian dalam memilih dan
membuatnya.
Pembelajaran dengan menggunakan media dan sumber belajar di taman
kanakkanak akan menggali informasi tambahan untuk memperkaya materi
yang akan diberikan kepada siswa sehingga guru dalam menyajikannya tidak
bersifat text book.
b. Kualitas Media
Namun demikian perlu kita ketahui bersama bahwa kualitas media dan sumber
belajar yang digunakan juga mempengaruhi kemurnian dari informasi yang
dikandungnya.
Pemahaman guru taman kanak-kanak akan pentingnya media dan sumber
belajar akan mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Motivsi, kreativitas,
dan kemampuan guru taman kanak-kanak dalam menggunakan media dan
sumber belajar merupakan faktor penting yang harus dikuasainya sehingga
kegiatan pembelajaran pada taman kanak-kanak menjadi lebih baik.
Media atau bahan kreatif sekaligus dapat menunjang kreativitas anak. Media
kreatif untuk anak-anak khususnya usia Taman Kanak-kanak biasanya
berhubungan dengan kegiatan bermain anak. Karena pada dasarnya anak usia
Taman kanak-kanak berada pada tahap bermain.
5. Pemanfaatan Media Pembelajaran Yang Kreatif Di Taman Kanak - Kanak
Selain sebagai perantara dalam interaksi belajar mengajar, media pembelajaran
memiliki peran sebagai alat bantu proses belajar mengajar yang efektif. Guru dituntut untuk
kreatif mengelola pembelajaran dengan daya dukung terbatas.
Guru kreatif adalah mereka yang secara teratur menempatkan diri mereka di sekitar
ide-ide baru yang muncul dari berbagai sumber. Orang yang tidak kreatif adalah orang yang
sering mengalami kegagalan, yaitu mereka yang terus menerus mengulang-ulang berbagai ide
lamayang sudah usang dengan sedikit sekali imajinasi dan kreativitas.11
Menurut Supriadi, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru baik berupa gagasan, maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, di tandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.12
Dick dan carey (1978) sebagaimana dikutif Arif Budiman Dkk, menyebutkan di
samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor
lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media.13
Pertama, adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang
bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.
Kedua, adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana,
tenaga dan fasilitasnya.
Ketiga, adalah faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media
yang yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di manapun
dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan
dipindahkan.
Keempat, adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada sejenis
media yang biaya produksinya mahal.

6. Alat Permainan Edukatif dan Media Dengan Bahan – Bahan Limbah


Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan alat bantu bermain sambil belajar yang
meliputi alat-alat untuk bermain bebas dan kegiatan-kegiatan di bawah pimpinan guru.

11
Deni Koswara dan Halimah, Bagaimana Menjadi Guru..., h.24
12
YeniRachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan..., h.13.
13
Arief S Sadiman, Dkk, Media Pendidikan..., h.86.
Menurut Meyke mengatakan bahwa alat permainan edukatif adalah alat permainan
yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.
APE adalah alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal
dalam membantu perkembangan anak usia dini. Melalui alat permainan edukatif ini anak
akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif, dan adaptasi
sosialnya.
Sebuah alat permainan dapat dikatakan sebagai APE apabila memenuhi syarat alat
permainan yang meliputi aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik,
sederhana, dan tidak mudah rusak.
APE memiliki berbagai fungsi dalam mendukung pembelajaran PAUD. Dikutip dari
laman Paudpedia Kemdikbud, berikut adalah empat fungsi dari alat permainan edukatif
PAUD:
a. APE berperan penting dalam memberikan motivasi dan merangsang anak
untuk melakukan kegiatan menemukan pengalaman baru yang bermanfaat
untuk eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan pengembangan.
b. Membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik,
moral agama, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
c. Meningkatkan konsentrasi anak serta memperdalam pengalaman belajar dan
ingatan anak.
d. Menumbuhkan minat anak dalam pembelajaran atau kegiatan.
e. Menambah kesegaran dan kesenangan dalam pembelajaran atau kegiatan.

Berikut adalah contoh alat permainan edukatif yang dapat membantu pembelajaran:

a. Sepeda roda dua atau tiga, bola, atau mainan yang ditarik dan didorong
mampu membantu pertumbuhan fisik atau motorik kasar anak usia dini.
b. Gunting, pensil, balok, bola, dan lilin dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan motorik halus anak usia dini.
c. Buku cerita, buku bergambar, boneka, puzzle, pensil warna, radio, dan lain-
lain dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa.
d. Sendok, sepatu, kaos kaki, baju, semuanya dapat dipakai untuk
mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri.
e. Bola, tali, dan kotak dapat digunakan bersama-sama untuk mengembangkan
tingkah laku sosial.
Tidak semua media pembelajaran didapatkan dengan membeli. Para guru Taman
Kanak-Kanak dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan membuat sendiri media
pembelajarannya. Bahan-bahan yang digunakan pun tidak selalu harus membeli, namun coba
lihat di sekitar kita banyak sekali terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai. Namun
barang itu masih dapat kita gunakan lagi, diantaranya dapat ubah fungsi barang bekas itu
sebagai alat peraga/media pembelajaran. Ada banyak barang yang dapat dimanfaatkan,
antara lain:
a. Kardus Bekas Susu. Dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita
potong-potong kardus bekas susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata
atau juga suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni sehingga menarik.
Dapat pula ditambahkan dengan gambar.
Pembelajarannya:
1) Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan kata-
kata yang sejenis.
2) Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir yang
sama.

b. Gelas Plastik Bekas


Bagian atas dari ring gelas plastik dapat kita gunakan dalam permainan fisik
motorik kasar yang dipadu dengan berhitung. Sebelumnya rapikan dulu ring
yang telah kita gunting. Kemudian siapkan tiang kecil dari kayu atau bambu.
Usahakan tiang dapat berdiri. Berilah angka pada tiang tersebut.
Pembelajarannya:
1) Suruh anak menghitung ring bekas gelas dengan melemparkannya
pada tiang pancang yang telah disiapkan.
2) Bagian bawahan gelas yang telah di potong kita tulisi dengan huruf
atau angka. Tulislah dengan spidol permanen agar tulisannya tidak
hilang.
3) Dapat digunakan untuk membuat kata-kata dengan menyusun huruf
demi huruf.

Selain itu, dapat juga dibuat berbagai macam permainan seperti teropong, telpon-telponan,
dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau digunakan
seseorang untuk memfasilitasi segala kegiatan belajar, baik itu secara terpisah maupun secara
terkombinasi agar dapat mempermudah seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang
diinginkan.
Menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:
a. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster,
dan denah.
b. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, dan audio
kaset.
c. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.
d. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, dan permainan.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.
Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar, pada dasarnya tujuan pendidikan di taman
kanak-kanak adalah untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik
dan psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Siswa usia Taman Kanak-kanak menurut Piaget dalam pekembangan kognitifnya
berada pada fase Pra Operasional. Dalam tahap ini anak dapat merepresentasikan suatu objek
dalam bentuk lain atau kegiatan yang bersifat simbolik.
Menurut Supriadi, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru baik berupa gagasan, maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, di tandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
B. Saran
Kami menyadri bawasannya, penyusun dari hasil revisi makalah ini hanyalah manusia
yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dalam penulisan dan penyusunannya revisi dari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kami sebagai pemakalah memohon maaf
yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.

Jaya, farid. Perencanaan Pembelajaran. Medan: Universitas Sumatera Utara, 2015.

Hafid, Abdul. Sumber dan Media Pembelajaran. Jurnal Sulesana Vol. 6 No. 2, 2011.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Mandar Maju, 2003.

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan


Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Prastowo, Andi.Sumber Belajar dan Pusat Belajar: Teori dan Aplikasi di Sekolah/Madrasah.
Depok: Prenadamedia Group, 2018.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: PT. Ghalia
Indonesia, 2010.

Supriadi. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. Lantanida Journal, Vol.
3 No. 2, 2015.

Anda mungkin juga menyukai