MAKALAH
Oleh :
Kelompok 2
Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan rahmat dan karuni Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dengan judul teori
belajar behavioristik.
Shalawat dan salam tidak lupa kami sampaikan kepada pemimpin para nabi, nabi
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang kita harapkan syafaatnya baik di dunia
maupun di akhirat.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada bapak Suasana Nikmat, M.A sebagai
pengampu mata kuliah media dan teknologi pembelajaran yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman – teman
sekalian yang membantu kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber belajar sangat sering kita dengar dan kita temui dalam buku-buku mengenai
pendidikan dan pengajaran. Sumber belajar memiliki sebuah pengertian yang cukup luas dan
tidak terbatas buku-buku teks ataupun guru. Kualitas pembelajaran dan pendidikan
masyarakat sangat dipengaruhi dengan kondisi sumber belajar yang ada. Hal ini tidak bisa
dipungkiri, jika kondisi dan ketersediaan sumber belajar memadai, maka proses belajar bisa
berjalan dengan baik. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan betapa pentingnya arti dan
fungsi sumber belajar dalam sebuah proses pembelajaran. Namun realitas di lapangan tidak
demikian, masyarakat masih saja memiliki pandangan yang sempit mengenai arti dan fungsi
sumber belajar. Anak didik kita, selaku generasi masa depan bangsa pun juga demikian.
Dari Seels dan Richey menjelaskan bahwa teknologi pendidikan dicirikan dengan
pemanfaatan sumber belajar seluas mungkin untuk kebutuhan belajar dan dalam upaya untuk
mendapat hasil belajar yang maksimal, maka sumber belajar tersebut perlu dikembangkan
dan dikelola secara sistematik, baik, dan fungsional.
Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru
sebagai fasilitator. Konsep teknologi pendidikan menekankan kepada individu yang belajar
melalui pemanfaatan dan penggunaan berbagai jenis sumber belajar. Dengan semakin
cepatnya arus globalisasi, dunia pendidikan sekarang ini menghadapi berbagai tantangan.
Dunia pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan
kemampuan dasar untuk menjadi individu yang unggul dan memiliki daya saing kuat secara
cepat. Sementara pandangan masyarakat pada umumnya mengenai pendidikan bersifat
konvensional yaitu mengkaitkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang terjadi
hanya berlangsung di dalam kelas, di mana sejumlah murid atau peserta belajar secara
bersama-sama memperoleh pelajaran dari seorang guru atau instruktur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Sumber Belajar?
2. Bagaimana Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran di Taman
Kanak – Kanak ?
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi Hakikat Sumber Belajar
2. Menganalisis Pemanfaatan Media dan Sember Belajar Pembelajaran Di
Teman Kanak – Kanak
BAB II
PEMBAHASAN
Maka dapat ditarik kesimpulan, belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa
untuk lebih mengenal dan beradaptasi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan yang di
harapkan. Tujuan yang diharapkan adalah perubahan perilaku dari yang baik menjadi lebih
baik.
1
Farida Jaya, Perencanaan Pembelajaran (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2015), hlm.3.
Adapun pengertian belajar menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut:2
a. Gage (1948)
Gage berpendapat bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
b. B. F. Skinner (1958)
B.F. Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
c. Gagne (1970)
Gagne berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan
hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang
dilakukan sebagai proses perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu. Belajar disini
juga bisa diartikan sebagai proses dalam mengubah perilaku dalam lingkungan menjadi lebih
baik.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka pengertiam sumber belajar dapat
disimpulakan sebagai berikut:
a. Sumber belajar juga dapat berarti segala sesuatu, baik yang sengaja dirancang
maupun yang telah tersedia, yang dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau membantu peserta didik
belajar.3
b. Sumber belajar juga dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan kepada siswa dalam memperoleh sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.4
Adapun pengertian sumber belajar menurut para ahli diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Menurut Ahmad Sudrajat, sumber belajar (learning resources) adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh
2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 110-112.
3
Abdul Hafid. “Sumber dan Media Pembelajaran”,Jurnal Sulesana Vol. 6 No. 2, 2011, hlm. 1.
4
E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
(Bandung: Remaja Rosdakarya,2005), hlm. 76.
peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi tertentu.5
b. Menurut Oemar Hamalik, sumber belajar adalah yang dapat dipakai oleh
siswa (sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lain) untuk
memudahkan belajar.6
c. Menurut Syaiful Sagala, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar
memungkinkan peserta didik belajar secara individual.7
Dari beberapa pengertian sumber belajar menurut para ahli di atas, bisa ditarik
kesimpulan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang bisa mendatangkan manfaat,
mendukung dan membantu individu untuk berubah ke arah yang lebih positif untuk menuju
perkembangan.
5
Ahmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2008), hlm. 128.
6
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV. Mandar Maju, 2003), hlm. 48.
7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.13.
8
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bagian II: Ilmu Pendidikan
Praktis (Bandung: IMTIMA, 2007), hlm.201.
c. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara :
1) Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional
2) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya.
d. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran, dengan cara :
1) Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis.
2) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
e. Lebih memantapkan peembelajaran, dengan cara :
1) Meningkatkan kemampuan sumber belajar.
2) Penyajian informasi dan bahan secara lebih konkrit.
f. Memungkinkan belajar secara seketika, dengan cara:
1) Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan ralitas yang sifatnya konkrit.
2) Memberikan yang sifatnya langsung.
9
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.pertama edisi revisi, hal. 190
10
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.pertama edisi revisi
d. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, dan permainan.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.
Berikut ini ialah macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini:
a. Media Audio
Media audio ialah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-
pesang dalam bentuk auditif, juga hanya mengandalkan kemampuna suara
saja, seprti radio dan juga kaset.
Untuk pendidikan anak usia dini media ini bisa digunakan untuk memutar
sebuah cerita atau pun lagu untuk anak-anak, melalui media ini anak
diperhatikan untuk menyimak, mendengarkan atau juga meniru cerita dan juga
lagu yang diputarkan.
Manfaat dari media audio untuk anak usia dini adalah bisa merangsang
perkembangan imajinasi dan juga perkembangan bahasanya. Oleh karenanya
untuk bisa memanbaatkan media oudio dengan baik, media ini harus
dipersiapkan secara maksimal, seperti besar kecilmua volume suara.
b. Media Visual
Media visual ialah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Bentuk
dari media visual ini ialah media grafis dan uga media proyeksi. Media grafis
merupakan media visual yang mengkomunikasikan antara fakta dan juga datta
yang berupa gagasan atau kata-kata berbal dengan gambar misalnya seperti
poster, komik dan juga kartun. Sedangkan media proyekksi ialah media
proyektor yang memiliki unsur cahara dan juga lensa atau cermin, misalnya
ialah OHP, slide, dan jgua film strip.
Dibandingkan dengan media audio, media visual dalam situasi tertentuk jauh
lebih baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Khusunya yaitu bagi
anak usia dini. Dengan menggunakan penglihatannya seorang seorang anak
akann bisa mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari. Hanya saja bagi
anak yang mempunyai keterbatasan dalam penglihatan media ini kurang pas
untuk di jadikan dalam pembelajaran.
c. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan yang mempunyai unsur suara dan juga unsur
gambar. Jenis media ini dibedakan mendadi dua, diantaranya yaitu audi visual
diam dan audio visual gerak,
1) Audi visual diam merupakan media yang menampilkan suara dan juga
gambar diam seperti film bingkai, film rangkai suara dan dan cetak
suara.
2) Audio visual gerak merupakan media yang bisa menampilkan suara
dan juga gambar yang bergerak seperti film suara dan juga vidio
cassette.
Penggunaan alat pereaga dalam kegiatan pembelajran bagi anak usia dini
hendaknya ialah sesuai kan dengan kebutuhan anak berdasarkan pertumbuhan
dan juga perkembangan serta alur dunia anak aialh dunia bermain.
d. Media Lingkungan
Media lingkungan ini merupakan suatu tempat atau suasana yang bisa
mempengaruhi pertumbuhan dan juga perkembangan seseorang. Artinya,
media lingkungan ialah dalam proses pembelajaran anak dikenalkan atau
dibawa ke suatu tempat yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan juga
perkembangannya.
e. Media Permainan
Media permainan ini merupakan media sangat disukai oleh anak-anak.
Permainan merupakan suatu benda yang bisa digunakan perserta didik sebagai
sarana bermain dalam rangka mengembagkan kreativias dan juga segala
potensi yang dimiliki oleh anak.
3. Kriteria Pemilihan Media Dan Sumber Belajar
Media pengajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar
hendaknya memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam pemilihan media pengajaran di taman kanak-kanak mencakup hal
sebagai berikut:
a. Media pengajaran yang dipersiapkan sesuai dengan tujuan dan fungsi
penggunaan media tersebut.
b. Dapat memberi pengertian atau menjelaskan suatu konsep tertentu.
c. Dapat mendorong kreatifitas anak, memberi kesempatan kepada anak untuk
bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri).
d. Media pengajaran harus memenuhi unsur kebenaran ukuran, ketelitian dan
kejelasan. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk menghindari kesalahan
konsep atau pengertian tentang sesuatu yang akan digambarkan atau
dijelaskan. Misalnya pendidik memilih menggunakan gambar-gambar
binatang untuk menjelaskan bahwa binatang itu bermacam-macam. Hal yang
perlu diperhatikan adalah bentuk proporsi gambar binatang tersebut memiliki
proporsi atau perbandingan ukuran antara bentuk muka, badan dan anggota
badan lainnya menggambarkan binatang-binatang yang dimaksud.
e. Media yang tersedia harus aman, tidak membahayakan bagi anak. Misalnya
menggunakan zat pewarna yang aman bagi kesehatan, bahan yang tidak tajam
dan rapi sehingga tidak akan melukai dan membahayakan anak.
f. Dapat dipergunakan secara individual, kelompok atau klasikal.
g. Media pengajaran tersebut hendaknya menarik, menyenangkan dan tidak
membosankan, serta memenuhi keindahan dalam bentuk maupun warna, serta
rapi dalam pembuatannya.
h. Mudah digunakan oleh pendidik maupun anak.
11
Deni Koswara dan Halimah, Bagaimana Menjadi Guru..., h.24
12
YeniRachmawati dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan..., h.13.
13
Arief S Sadiman, Dkk, Media Pendidikan..., h.86.
Menurut Meyke mengatakan bahwa alat permainan edukatif adalah alat permainan
yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan.
APE adalah alat permainan yang dapat memberikan fungsi permainan secara optimal
dalam membantu perkembangan anak usia dini. Melalui alat permainan edukatif ini anak
akan selalu dapat mengembangkan kemampuan fisik, bahasa, kognitif, dan adaptasi
sosialnya.
Sebuah alat permainan dapat dikatakan sebagai APE apabila memenuhi syarat alat
permainan yang meliputi aman, ukurannya sesuai dengan usia anak, modelnya jelas, menarik,
sederhana, dan tidak mudah rusak.
APE memiliki berbagai fungsi dalam mendukung pembelajaran PAUD. Dikutip dari
laman Paudpedia Kemdikbud, berikut adalah empat fungsi dari alat permainan edukatif
PAUD:
a. APE berperan penting dalam memberikan motivasi dan merangsang anak
untuk melakukan kegiatan menemukan pengalaman baru yang bermanfaat
untuk eksplorasi dan bereksperimen dalam peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan pengembangan.
b. Membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik,
moral agama, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni.
c. Meningkatkan konsentrasi anak serta memperdalam pengalaman belajar dan
ingatan anak.
d. Menumbuhkan minat anak dalam pembelajaran atau kegiatan.
e. Menambah kesegaran dan kesenangan dalam pembelajaran atau kegiatan.
Berikut adalah contoh alat permainan edukatif yang dapat membantu pembelajaran:
a. Sepeda roda dua atau tiga, bola, atau mainan yang ditarik dan didorong
mampu membantu pertumbuhan fisik atau motorik kasar anak usia dini.
b. Gunting, pensil, balok, bola, dan lilin dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan motorik halus anak usia dini.
c. Buku cerita, buku bergambar, boneka, puzzle, pensil warna, radio, dan lain-
lain dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa.
d. Sendok, sepatu, kaos kaki, baju, semuanya dapat dipakai untuk
mengembangkan kemampuan menolong diri sendiri.
e. Bola, tali, dan kotak dapat digunakan bersama-sama untuk mengembangkan
tingkah laku sosial.
Tidak semua media pembelajaran didapatkan dengan membeli. Para guru Taman
Kanak-Kanak dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan membuat sendiri media
pembelajarannya. Bahan-bahan yang digunakan pun tidak selalu harus membeli, namun coba
lihat di sekitar kita banyak sekali terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai. Namun
barang itu masih dapat kita gunakan lagi, diantaranya dapat ubah fungsi barang bekas itu
sebagai alat peraga/media pembelajaran. Ada banyak barang yang dapat dimanfaatkan,
antara lain:
a. Kardus Bekas Susu. Dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita
potong-potong kardus bekas susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata
atau juga suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni sehingga menarik.
Dapat pula ditambahkan dengan gambar.
Pembelajarannya:
1) Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan kata-
kata yang sejenis.
2) Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir yang
sama.
Selain itu, dapat juga dibuat berbagai macam permainan seperti teropong, telpon-telponan,
dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan atau digunakan
seseorang untuk memfasilitasi segala kegiatan belajar, baik itu secara terpisah maupun secara
terkombinasi agar dapat mempermudah seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang
diinginkan.
Menurut Rohani, pembagian sumber belajar antara lain meliputi:
a. Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster,
dan denah.
b. Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model, boneka, dan audio
kaset.
c. Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang
belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan dan olahraga.
d. Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok,
observasi, simulasi, dan permainan.
e. Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman dan terminal.
Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar, pada dasarnya tujuan pendidikan di taman
kanak-kanak adalah untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik
dan psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Siswa usia Taman Kanak-kanak menurut Piaget dalam pekembangan kognitifnya
berada pada fase Pra Operasional. Dalam tahap ini anak dapat merepresentasikan suatu objek
dalam bentuk lain atau kegiatan yang bersifat simbolik.
Menurut Supriadi, kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru baik berupa gagasan, maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, di tandai oleh suksesi, diskontinuitas,
diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
B. Saran
Kami menyadri bawasannya, penyusun dari hasil revisi makalah ini hanyalah manusia
yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik
Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dalam penulisan dan penyusunannya revisi dari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu kami sebagai pemakalah memohon maaf
yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hafid, Abdul. Sumber dan Media Pembelajaran. Jurnal Sulesana Vol. 6 No. 2, 2011.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Mandar Maju, 2003.
Prastowo, Andi.Sumber Belajar dan Pusat Belajar: Teori dan Aplikasi di Sekolah/Madrasah.
Depok: Prenadamedia Group, 2018.
Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: PT. Ghalia
Indonesia, 2010.
Supriadi. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran. Lantanida Journal, Vol.
3 No. 2, 2015.