Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR

KELOMPOK 1
DISUSUN OLEH :
1. M. Mursyid Akbar (21591121)
2. Meysin Yunita (21591130)
3. Vinola Daini Putri (21591226 )

Dosen Pengampu:
Andes Permadi, M. Pd. AIFO-P

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP


IAIN CURUP 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini
denganbaik.Makalah ini berisi mengenai “Hakikat Belajar”

Laporan ini dapat kamu susun secara baik dengan bantuan dan bimbingan dari Bapak
Ande Permadi M. Pd. AIFO-P selaku dosen pengampu mata kuliah serta penulis jurnal dan
buku yang menjadi referensi kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.Oleh karena
itu kami sampaikan terima kasih atas waktu,tenaga dan pikirannya yang telah diberikan

Dalam penyusunan makalah ini,kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna.Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kami khususnya,dan pembaca umumnya.

Curup,21 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................….....
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
A.Latar Belakang Masalah........................................................................
B.Rumusan Masalah.................................................................................
C.Tujuan Penelitian...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
A.Pengertian Belajar.................................................................................
B.Hakikat Belajar......................................................................................
C.Tujuan Belajar.......................................................................................
D.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar.........................................
E.Prinsip-prinsip Belajar...........................................................................
F.Ciri-ciri Belajar......................................................................................
G.Jenis-jenis Belajar.................................................................................
H.Aktivitas Belajar....................................................................................
I.Gaya Belajar...........................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................
Kesimpulan...............................................................................................
Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Melalui berbagai strategi pembelajaran dan pengembangan potensi diri, peserta didik
memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami
dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar
dirinya, disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dan pengembangan potensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan
kompetensi sumber daya manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi
informasi pada era globalisasi.

Pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar


sekolah, pada jenjang dan dengan menggunakan pendekatan, strategi serta model apa pun
harus benar-benar efektif. Pembelajaran yang efektif dicirikan antara lain oleh tingginya
kemampuan pembelajaran tersebut dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi
pembelajaran sebagai proses, produk dan sikap. Dimensi proses pembelajaran menuntut guru
untuk melibatkan peserta didik secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dalam upaya
memperoleh hasil belajar.

B.Rumusan Masalah
1.Apakah pengertian dan hakikat belajar ?
2.Bagaimanakah prinsip-prinsip, ciri-ciri, bentuk atau jenis-jenis,aktivitas, dan gaya
belajar ?

C.Tujuan
1.Menjelaskan pengertian dan hakikat belajar.
2.Menguraikan prinsip-prinsip, cirri-ciri, bentuk atau jenis-jenis, aktivitas, dan gaya
belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN BELAJAR
1. Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
a) James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
b) Crinbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of
experience. Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
c) Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in
the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar
adadalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melaui
praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan belajar learning is change is
performance as a result of practice.
d) Drs. Slameto merumuskan belajar sebagai suatu prose usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasilpengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.Pengertian Belajar Secara Umum
Berdasarkan pengertian-pengerian yang diberikan oleh para ahli di tas maka dapat di
simpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

B. HAKIKAT BELAJAR
Arus perkembangan ilmu pendidikan telah banyak menciptakan konsep-konsep
belajar. Tidak sedikit umat Islam yang terlena dengan penemuan-penemuan itu. Satu sisi
memang patut diapresiasi sekaligus dicermati, tetapi pada sisi lain umat Islam juga harus
mengarahkan perhatiannya untuk melakukan kajian tentang konsep belajar dalam Islam itu
sendiri. Belajar dalam Islam adalah sesuatu yang penting sehingga setiap muslim diwajibkan
untuk belajar. Islam memandang belajar bukan hanya untuk orang dewasa, tetapi Islam
mengajarkan bahwa belajar sudah dimulai dari buaian sampai ke liang lahat. Dengan metode
studi kepustakaan maka ditemukan belajar dalam Islam merupakan tema yang sangat sentral.
Istilah belajar yang digunakan dalam sumber ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah) paling
tidak ada tiga, yaitu ta’allama, darasa, dan thalaba. Dari ketiga istilah tersebut dapat dipahami
bahwa belajar dalam Islam adalah aktivitas yang dilakukan secara serius dan konsentrasi,
muncul dari niat yang tulus, dilakukan secara kontinu. Belajar juga harus ditempuh melalui
guru, sementara seorang guru hendaknya memperhatikan kesiapan pelajar dalam menerima
ilmu pengetahuan. Berhasil atau tidaknya belajar sangat ditentukan oleh bagaimana
keterlibatan fisik dan psikis manusia. Tujuan belajar yang paling penting ditinjau dari
perspektif pendidikan Islam adalah pengamalan untuk meraih ridho Allah swt.1

Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah


menyangkut permasalah mendasar dari maslah belajar. Apapun formasi kata dan kalimat
yang dirangkai oleh para ahli untuk memberikan pengertia belajar, maka intinya tidak lain
adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Perubahan yang
dimaksudkan tentu saja perubahan yang sesuai dengan perubahan yang diinginkan atau
dikehendaki oleh pengertian belajar dimaksud.

Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya itu
telah memperoleh perubahan dalam dirinya degan pemilikan pengalaman baru, maka
individu itu telah dikatan belajar. Tetapi perlu diingatkan, bahwa perubahan yang terjadi
akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan asfek kejiwaan dan mempengaruhi
tingkah laku. Sedangkan perubahan tingkah akibat mabuk karena meminum minuman keras,
akibat gila, akibat tabrakan, dan sebagainya, bukan kata gori belajar dimaksud.

dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar adalah “perubahan” dan tidak setiap perubahan
adalah sebagai hasil belajar.

C.TUJUAN BELAJAR
1) Menurut Nunuk Suryani dan Leo Agung (2012 : 39)., tujuan belajar adalah

Komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran karena

berfungsi sebagai indikator keberhasilan pembelajaran”

2) Menurut Sardiman A.M (2016) tujuan belajar itu adalah ingin mendapatkan
pengetahuan,keterampilan dan penanaman sikap mental atau nilia-nilai.
3) Menurut Oemar Hamalik (2015 : 85) Tujuan belajar adalah perangkat hasil
yang hendak dicapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar.
4) Menurut Agus Suprijono (2013: 5) berpendapat bahwa tujuan belajar yang
1
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan 16 (2), 130-144, 2019 journal.uir.ac.id
Eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan Tindakan instruksional, lazim
Dinamakan instructiona l affects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan
keterampilan.
5) Selain itu, Roestiyah N.K(dalam Nunuk Suryani dan Leo Agung 2012 : 40)
Memberi pengertian tentang tujuan pembelajaran sebagai berikut, tujuan
pembelajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance)
peserta didik yang diharapkan setelah siswa mempelajari bahan pelajaran
yang kita ajarkan.

Berdasarkan pendapat para ahli dan pakar di atas dapat disimpulkan bahwa
tujuan belajar adalah komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses
pembelajaran karena sebagai indikator keberhasilan yang diharapkan setelah
siswa mempelajari pelajaran.

D. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR


Menurut bandura (dalam Ridwan Abdullah Sani 2013: 234), faktor-faktor
Yang mempengaruhi belajar yaitu faktor personal misalnya yang menyebabkan
peserta didik membuat harapan yang lebih tinggi, faktor tingkah laku misalnya
memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat lagi, dan faktor lingkungan
misalnya guru memberikan umpan balik.
Berikut ini penjabaran faktor-faktornya:
1) Faktor personal merupakan faktor yang berasal dari peserta didik itu sendiri
a) Harapan
b) Sikap
c) Intelegensi
d) Kepercayaan
e) Strategi Berfikir
2) Faktor perilaku merupakan faktor tingkah laku dari siswa itu sendiri, meliputi:
a) Pernyataan
b) Pilihan
c) Tindakan
3) Faktor lingkungan meliputi :
a) Sumber daya
b) Konsekuensi hasil
c) Orang lain
d) Pengaturan lingkungan
Berdasarkan pendapat ahli di atas faktor yang mempengaruhi belajar dapat
disimpulkan yaitu faktor individu berasal dari diri siswa meliputi sikap dan
tingkah laku siswa, dan faktor dari luar siswa meliputi lingkungan sekolah,

E. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Berdasarkan pendekatan tertentu maka prinsip-prinsip belajar dapat dikelompokkan
menjadi dua , yaitu prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologos dan prinsip-prinsip
belajar yang bersifat linguistic (materi dan metodk).

Prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologis yaitu:

1) Motivasi, lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk berbuat
sesuatu. Jadi, sesorang yang belajar akan mengalami kemajuan yang pesat dengan
adanya motivasi tersebut.
2) Pengalaman sendiri, atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan
daripada mengetahui dari orang lain.
3) Keingintahuan, merupakan kodrat manusia yang menyebabkan manusia itu menjadi
maju.
4) Pemecahan masalah, seorang yang belajar tidak dapat dipisahkan dengan berbagai
macam masalah. Jadi diperlukan kekeritisan seseorang tersebut dalam menhadapi
maslah itu dalam mengembangkan pengetahuan, pengalaman dan sikap.
5) Berpikir analitis-sintesis, berpikir secara analitis adalah berusaha menegenal sesuatu
dengan cara mengenali cirri-ciri atau unsure-unsur yang ada pada sesuatu itu.
Sedangkan, berpikir sintesis adalah proses berpikir untuk menemukan hubungan ciri-
ciri yang disebutkan dalam jawaban-jawaban yang diperoleh dari berpikir analitis.
6) Perbedaan individual, sudah menjadi kodratnya bahwa anak didik yang kita hadapi
tidak mempunyai kematangan berpikir, kemampuan berbahasa, dan tingkat integensi
yang sama.
Sedangkan prinsip-prinsip belajar yang bersifat lingistik, seperti yang telah dirumuskan
Abdul Chaer dan Leonie Austina (2004: 206), 2sebagai berikut:

1) Mudah menuju sukar, maksudnya pemberian materi harus dimulai dari yang mudah
kemudian diikuti yang sukar atau yang lebih sukar. Jadi asas ini mengajarkan bahwa
pemberian materi harus diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya.
2) Sederhana menuju kompleks, maksudnya bahan pelajaran harus dimulai dari yang
sederhana, baru kemudian diikuti oleh materi yang kompeks.
3) Dekat menuju jauh, maksudnya pemberian materi pelajaran harus dimulai dari yang
ada didekat peserta didik, baru kemudian secara berangsur-angsur menuju yang agak
jauh atau yang jauh.
4) Pola menuju unsur, maksudnya materi pelajaran yang diberikan mula-mula harus
yang berupa satu kebulatan, sesudah itu baru diberikan unsure-unsur dari kebulatan
itu.
5) Penggunaan menuju pengetahuan, maksudnya materi pelajaran yang mula-mula harus
diberikan adalah penggunaan atau satuan-satuan materi tersebut. Asas penggunaan ini
dapat diberikan dalam bentuk latihan-latihan yang berulang-ulang dan terus-menerus
sehingga para peserta didik menjadi terampil menggunakannya.
6) Masalah bukan kebiasaan, maksudnya adalah para peserta didik harus dibiasaka untuk
mengimplementasikan materi pelajaran yang sudah diajarkan dalam kehidupan sehari-
hari.
7) Kenyataan bukan buatan, kenyataan menunjukkan bahwa materi pelajaran
mempunyai variasi. Kenyataan ini tidaak dapat diabaikan dalam pengajaran terhadap
para peserta didik.

F. CIRI-CIRI BELAJAR
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan
tertentu yang dimasukkan kedalam cirri-ciri belajar:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar


Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurng-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

2
Abdul Chaer dan Leonie Austina (2004: 206),
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara
terus menerus dan tidak statis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktifDalam perbuatan belajar, perubaha-
perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat menetap dan permanen, ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi Karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah aku yang benar-benar
disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh asfek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui peroses belajar meliputi perubahan
seluruh tingkah laku.

G. JENIS-JENIS BELAJAR

Berkenaan dengan proses belajar yang terjadi pada diri siswa, Gagne (1985)
mengemukakan delapan jenis belajar. Kedelapan jenis belajar tersebut adalah:

1. Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena
adanya tanda atau isyarat. Misalnya berhenti berbicara ketikamendapat isyarat telunjuk
menyilang mulut sebagai tanda tidak boleh ribut; atau berhenti mengendarai sepeda motor
di perempatan jalan pada saat tanda lampu merah menyala.

2. Belajar Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning)

Belajar stimulus-respon terjadi pada diri individu karena ada rangsangandari luar.
Misalnya, menendang bola ketika ada bola di depan kaki, berbaris rapi karena ada
komando, berlari karena mendengar suara anjing menggonggong di belakang, dan
sebagainya
3. Belajar Rangkaian (Chaining Learning)

Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan berbagai proses stimulusrespon (S-R)


yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilakuyang segera atau spontan
seperti konsep merah-putih, panas-dingin, ibu-

bapak, kaya-miskin, dan sebagainya

4. Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning)

Belajar asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan
dapat menangkap makna yang bersifat verbal. Misalnya perahu itu seperti badan itik atau
kereta api seperti keluang (kaki seribu) atau

wajahnya seperti bulan kesiangan.

5. Belajar Membedakan (Discrimination Learning)

Belajar diskriminasi terjadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau
pengalaman yang luas dan mencoba membeda-bedakan halyang jumlahnya banyak
itu.Misalnya, membedakan jenis tumbuhan atas dasar urat daunnya, suku bangsa menurut
tempat tinggalnya, dan negara menurut tingkat kemajuannya.

6. Belajar Konsep (Concept Learning)

Belajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data Yang
kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak. Misalnya,
binatang, tumbuhan dan manusia termasuk makhlukhidup; negara-negara yang maju
termasuk developed-countries; aturan-aturan yang mengatur hubungan antar-negara
termasuk hukum internasional.

7. Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning)

Belajar aturan/hukum terjadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian


peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau yang diberikan sebelumnya dan
menerapkannya atau menarik kesimpulan dari data tersebut
menjadi suatu aturan. Misalnya, ditemukan bahwa benda memuai bila dipanaskan, iklim
suatu tempat dipengaruhi oleh tempat kedudukan geografi dan astronomi di muka bumi,
harga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan, dan sebagainya.

H. AKTIVITAS BELAJAR

1. Mendengarkan

Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Ketika seorang guru atau dosen
menggunakan meode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan untuk
mendengarkan materi yang sedang disampaikan.

2. Memandang

Memandang adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu objek. Dalam pendidikan,


aktivitas memandang termasuk dalam katagori aktivitas belajar baik memandang materi
pelajaran yang sedang disajikan dalam bentuk catan maupun memandang gerak-gerik
pengajar yang sedang menyampaikan materi.

3. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap

Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat
dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.

4. Menulis atau Mencatat

Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas
belajar yang dilakukan karena orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta
menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapain
tujuan belajar.

5. Membaca

Membaca disisi tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah,
koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan-catatan kuliyah, dan lain sebagainya
yang berhubungan denga kebutuhan belajar.

6. Membuat Ikhtisar atau ringkasan dan Menggarisbawahi


Ini adalah salah satu cara untuk mempermudah untuk memahami dan mengulangi
materi pelajaran yang sudah didapatkan sebelumnya.

7. Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan

Dalam buku atau dalam lingkungan lain sering dijumpai tabel, diagram, ataupun
bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seorang dalam
mempelajari materi yang relevan

8. Menyusun Paper atau Kertas Kerja

Dalam menyusun paper tidak sembarangan, tetapi harus metodoligis dan sistematis.
Metodlogis artinya menggunakan metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis
artinya menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologi.

9. Mengingat

Ingat itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan
(retention) dan menimbulkan kembali (rembering) hal-hal yang telah dilakukan atau
dipelajari.

10. Berpikir

Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang


menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.

11. Latihan atau Praktek

Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional, dengan


demikian aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.
I. GAYA BELAJAR

Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa 3ke dalam empat kecenderungan


utama yaitu:

1.Concrete Experience (CE)

Siswa belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman


kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan
orang lain. Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa
cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.

2. Abstract Conceptualization (AC)

Siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari
ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang
dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya
menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.

3. Reflective Observation (RO)

Siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum


menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna
dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk
membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi pengalamannya dari
berbagai segi.

4. Active Experimentation (AE)

Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan
melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat
perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan,
pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk
memecahkan masalah dan mengambil keputusan

3
Kolb pengklasifikasian gaya belajar siswa
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada


hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak
lahir hingga akhir hayat,dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat
relatif permanen,hasil elajar ditunjukkan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang
berperan yaitu motivasi,emosional,sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah
individu dalam peserta belajar,kebutuhan sebagai sumber pendorong,situasi belajar,yang
memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.

Saran

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata sempurna,kesalahan
ejaan,metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang
adalah diantara kekurangan dalam makalah ini.Karena itu saran dan kritik membangun sangat
kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan 16 (2), 130-144, 2019 journal.uir.ac.id

Abdul Chaer dan Leonie Austina (2004: 206),


Udin S Winataputra, R Delfi, P Pannen, D Mustafa
Hakikat Belajar dan Pembelajaran, 1-46, 2014
Kolb pengklasifikasian gaya belajar siswa

Anda mungkin juga menyukai