Disusun oleh :
Kelompok 1
Penjaskes C
Dosen Pengampu :
Drs. Giartama, M.Pd
Herry Yusfi, M.Pd
Silvi Aryanti, M.Pd
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini terkhusus kepada Dosen Pembimbing
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yaitu Bapak Drs. Giartama, M.Pd., Bapak
Herry Yusfi, M.Pd., serta Ibu Silvi Aryanti, M.Pd.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
JUDUL/COVER
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
dari pembelajaran. Oleh karena itu dapat pula dikatakan bahwa akuntabilitas
belajar bersifat internal/individual, sedangkan akuntabilitas pembelajaran bersifat
publik. (Udin S. Winataputra, dkk, 2008)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari belajar dan pembelajaran?
2. Apa saja teori-teori belajar?
3. Apa tujuan Pembelajaran?
C. Tujuan
D. Manfaat
5
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut W. Gulö (2002: 23) adalah suatu proses yang berlangsung
di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam
berpikir, bersikap, dan berbuat. James O. Whittaker (Djamarah,1999) menyatakan
bahwa belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman. Sedanghkan menurut R. Gagne (Djamarah ; 1999:22)
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang
menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati secara
langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar
adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Benyamin S.
Bloom (1956) mengemukakan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil
belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan
psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.
6
1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bias diukur dengan
pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:
- Pengetahuan (Knowledge).
- Pemahaman (Comprehension).
- Penerapan (Application)
- Penguraian (Analysis).
- Memadukan (Synthesis).
- Penilaian (Evaluation).
2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan
aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap
moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:
- Penerimaan (receiving/attending).
- Sambutan (responding)
- Penilaian (valuing).
- Pengorganisasian (organization).
- Karakterisasi (characterization)
3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem
syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri
dari:
- Kesiapan (set)
- Meniru (imitation)
- Membiasakan (habitual)
- Adaptasi (adaption)
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior) yang bersifat
permanen atau menentap yang merupakan hasil latihan atau pengalaman dari
beberapa tahapan sebagai hasil belajar yang meliputi perubahan pada aspek
kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat memberikan penguatan bagi peserta
didik.
7
2. Pengertian Pembelajaran
8
mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak
tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik
tidak merasakan perubahan di dalam dirinya (Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
B. Teori-Teori Belajar
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan
metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
9
humanistik ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
10
yang dapat diamati., sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Teori Skinner (1954) sering disebut Operant Conditioning yang berunsur
rangsangan atau stimuli, respon, dan konsekuensi. Stimuli (tanda/syarat) bertindak
sebagai pemancing respon, sedangkan konsekuensi tanggapan dapat bersifat
positif atau negatif namun keduanya memperkukuh atau memperkuat
(reinforcement).
11
atau cognitif dalam aktivitas belajar. Model kognitif ini memiliki perspektif
bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses. Teori belajar kognitivisme
meliputi :
a. Teori Perkembangan Kognitif
Teori ini dikemukakan oleh Jean Piaget, yang memandang individu
sebagai struktur kognitif, peta mental, skema, atau jaringan konsep guna
memahami dan menanggapi pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan.
b. Teori Kognisi Sosial
Teori ini dikembangkan oleh L.S. Vygotsky, yang didasari oleh pemikiran
bahwa budaya berperan penting dalam belajar seseorang.
c. Teori Pemrosesan Informasi
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model
kognitif information processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf
sistem informasi yaitu sensory atau intake register, working memory, long-term
memory.
12
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan
keaktifan murid sendiri untuk menalar.
c. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalan lancar.
e. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.
f. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
g. Mmencari dan menilai pendapat siswa.
h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
13
keanekaragaman pendidikan ini. Tokoh utama teori humanistik adalah C.
Rogger dan Arthur Comb.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik. untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Jadi, teori belajar
humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan
bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan
potensi dirinya.
14
dikatakan telah melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku
pada diri peserta didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Ada hubungan
fungsional antara perbuatan guru dengan perubahan perilaku peserta didik
(Kartadinata, 1997: 75).
15
tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang
diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran.
16
- Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu
menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang
didukungnya.
Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan
pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun
watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan
kehidupan bangsa.
17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku (change behavior) yang bersifat
permanen atau menentap yang merupakan hasil latihan atau pengalaman
dari beberapa tahapan sebagai hasil belajar yang meliputi perubahan pada
aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang dapat memberikan penguatan
bagi peserta didik.
2. Pembelajaran dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk
membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang
menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung
peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
3. Ada empat kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori
belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, teori
belajar konstruktivisme dan teori belajar humanistik.
4. Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan pembelajaran
umum, tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan, serta membangun watak dan peradaban
bangsa. Tujuan pembelajaran umum meliputi tujuan orientatif
konseptual, tujuan orientatif prosedural, tujuan orientatif teoritik; tujuan
pembelajaran khusus meliputi tujuan pendukung prasyarat dan tujuan
pendukung konteks.
B. Saran
Bagi para pembaca dan teman-teman mahasiswa lainnya, jika ingin
menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penyusun
mengharapkan dengan rendah hati agar lebih banyak membaca buku-buku lainnya
yang berkaitan dengan “Belajar dan Pembelajaran”.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Duffy and Roehler. 1989. Improving Classroom Reading Instruction. New York :
Random Hause.
Gagne, R.M., Briggs, L.J., & Wager, W.W. (1992). Principles of instructional
design. (4th ed.). Orlando: Holt, Rinehart, and Winston.
19
Mager, Robert F. (1962) Preparing Instructional Objectives. California: Lear
Sieger.
Percival ,Fred & Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 1984
Skinner, B. F. (1954). The science of learning and the art of teaching. Harvard
Educational Review, 24, 86–97.
Syah, Muhibbin, 2003, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Prasada
20