Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


(HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN)

DOSEN PENGAMPU :
Shyam Sarjani Alam S.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1
1. NURHIKMAWATI.H (921862010017)
2. LINDA FEBRIANTI (921862010004)
3. NURALISA (921862010064)
4. SATRIANI ALMAIDAH (921862010026)
5. AHMAD IBRAHIM (921862010061)
6. HAERUL (921862010006)
7. DIMAS ALDI (921862010001)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


STKIP ANDI MATAPPA PANGKEP TAHUN AKADEMIK 2022/202
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang membahas tentang “Hakekat belajar dan pembelajaran”.
Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada ibu dosen, ibu
Shyam Sarjani Alam S.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah belajar dan
pembelajaran. Kami sangat berharap semoga makalah ini bisa menambah
wawasan penulis dan pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu
pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata kami mengucapkan
terima kasih

Pangkajene, 05 November 2023

Kelompok 1

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
A. HAKIKAT BELAJAR..................................................................................6
B. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.................................6
1)................ PENGERTIAN BELAJAR MENURUT BEBERAPA AHLI
6
2)............ PENGERTIAN PEMBELAJARAN MENURUT PARA AHLI
9
C. TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN........................................10
1) TUJUAN BELAJAR...........................................................................10
2)................................................................. TUJUAN PEMBELAJARAN
10
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN............................................................................................11
1) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR............11
2) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN
.................................................................................................................16
E. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN............................................................................................17
1) PRINSIP-PRINSIP BELAJAR............................................................17
2) IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR......................................20
BAB III PENUTUP.......................................................................................................23
A. KESIMPULAN...........................................................................................23
B. SARAN.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di era globalisasi yang serba modern menuntut setiap negara untuk


menghasilkan sumber daya manusia dengan kesiapan yang lebih matang
dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang
sangat berpengaruh untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk menghadapi tuntutan zaman. Namun, mendidik anak
sejak dini hingga menjadi individu yang berkualitas, dan mempertahankan
kualitas tersebut bukan hal yang mudah. Perlu proses yang panjang untuk
membentuk individu yang mampu mengikuti alur era globalisasi. Untuk
mewujudkan hal tersebut, tentu individu harus melakukan suatu proses
yang disebut belajar.
Dalam pendidikan, belajar merupakan kata kunci yang paling
penting. Jika tidak ada belajar maka tidak akan ada pendidikan. Dan
didalam pendidikan akan terjadi suatu pembelajaran yang akan
membentuk individu yang berkualitas.
Berdasarkan uraian di atas maka penyusun mengajukan makalah
yang berjudul “ Hakikat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat
memperjelas pengertian dan hakikat dari belajar dan pembelajaran itu
sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari belajar dan pembelajaran?


2. Apakah tujuan belajar dan pembelajaran?
3. Apakah faktor yang memengaruhi belajar dan pembelajaran?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian belajar dan
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi belajar dan
pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT BELAJAR

Secara harfiah, Belajar adalah yang tidak tahu menjadi tahu. Secara
keilmuan, belajar merupakan perilaku kognitif yang memerlukan tingkat
keterbukaan kondisi tertentu yang akan menghasilkan perubahan perilaku
atau disposisi untuk bertindak (dtindak lanjuti). Menurut kamus bahasa
Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri
seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam
berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulo, 2002: 23).
Menurut Nana Sudjana (2002), pada hakikatnya proses belajar
mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas
merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa
bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. belajar ada
kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar. Dari segi siswa, belajar
yang dialaminya sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan
mental, akan menghasilkan hasil belajar sebagai hasil belajar sebagai
perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru,
kegiatan belajar siswa merupakan akibat dari tindakan pendidikan atau
pembelajaran. Proses belajar siswa tersebut menghasilkan perilaku yang
dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran.

B. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

1) PENGERTIAN BELAJAR MENURUT BEBERAPA AHLI

a. Belajar menurut Skinner


Belajar menurut Skinner adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia
tidak belajar maka responnya menurun.
b. Belajar Menurut Gagne
Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks.
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi
kapabilitas baru. Menurut Gagne, belajar terdiri dari tiga komponen
penting, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal, dan hasil belajar.
Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses
kognitif siswa” dengan “stimulus dari lingkungan”. Prses kognitif
tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar tersebut
terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan
motorik, sikap, dan siasat kognitif.
 Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
 Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta memprsentasikan
konsep dan lambang.
 Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.
 Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan
serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi,
sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut.
c. Belajar Menurut Pandangan Piaget
Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu.
Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut. (i) Sensori
motor (0-2 tahun), (ii) pra operasional (2-7 tahun), (iii)
operasional konkret (7-11 tahun), dan (iv) operai formal (11-ke
atas). Belajar pengetahuan meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah :
 Eksplorasi, siswa mempelajari gejala dengan bimbingan
 Pengenalan konsep, siswa mengenal konsep yang ada
hubungannya dengan gejala
 Aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti
gejala lain lebih lanjut.

Menurut Piaget, pembelajaran terdiri dari empat langkah berikut.

 Menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.


 Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik
tersebut.
 Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk mengemukakan
pertanyaan menunjang proses pemecahan masalah.
 Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan,
dan melakukan revisi.
d. Belajar Menurut Rogers
Rogers mengemukakan pentingnya guru memperhatikan prinsip
pendidikan. Rogers mengemukakan saran tentang langkah-langkah
pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru. Pembelajaran
meliputi hal berikut:
1. Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar kelas memilih
belajar secara terstruktur.
2. Guru dan siswa membuat kontrak belajar.
3. Guru menggunakan metode inkuiri, atau belajar menemukan
(discovery learning).
4. Guru menggunakan metode simulasi.
5. Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa mampu
menghayati perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
6. Guru bertindak sebagai fasilitator belajar.
2) PENGERTIAN PEMBELAJARAN MENURUT PARA AHLI

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), pembelajaran adalah


kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan
suatu usaha sadar seorang pendidik untuk membuat peserta didik
belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik,
dimana perubahan itu ditandai dengan adanya kemampuan baru dalam
diri peserta didik dan memerlukan waktu yang lama karena adanya
suatu usaha tertentu. Pembelajaran membutuhkan interaksi antara
pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu dengan
maksimal.
Adapun beberapa ciri-ciri Pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Adanya interaksi
Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik
antara peserta didik dengan lingkungan belajarnya, maupun
pendidik dengan peserta didik.
2. Hubungan antar komponen-komponen pembelajaran.
Menurut Sumiati dan Asra (2009:3) komponen-komponen
pembelajaran meliputi: guru, isi atau materi pembelajaran, dan
siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat
belajar, sehingga tercipta lingkungan yang kondusif guna mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum
proses berlangsung dan pelaksanaannya terkendali, baik waktu, isi,
proses maupun hasilnya.
4. Pembelajaran harus membuat siswa belajar karna pembelajaran
merupakan proses yang disengaja dan terencana.

C. TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


1) TUJUAN BELAJAR

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai tujuan


belajar. Sukandi, 1983 berpendapat bahwa tujuan belajar adalah
mengadakan perubahan tingkah laku dan perbuatan. Perbuatan itu
dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan keterampilan, kebiasaan,
sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerima dan penghargaan
Menurut Surakhmat, 1986 tujuan belajar adalah mengumpulkan
pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan
sikap dan perbuatan.
Demikian pula bahwa tujuan belajar itu dimaknai sebagai
pernyataan mengenai keterampilan atau konsep yang diharapkan dapat
dikuasai oleh peserta didik pada akhir priode pembelajaran (Slavin,
1994).
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Tujuan
Belajar adalah merubah tingkah laku dan perbuatan yang ditandai
dengan kecakapan, keterampilan, kemampuan dan sikap sehingga
tercapainya hasil belajar yang diharapkan.

2) TUJUAN PEMBELAJARAN

Menurut Robert F. Meager (2009:10), tujuan pembelajaran adalah


maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang
menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Menurut H. Daryanto (2005:58), tujuan pembelajaran adalah
tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil
pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat
diamati dan diukur. Sedangkan menurut B. Suryosubroto menegaskan
bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja
yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan dengan hasil. Tujuan pembelajaran
tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP
merupakan komponen penting dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang pengembangannya harus dilakukan secara
profesional.
Dejnozka dan David E. Kapel (1981), juga Kemp (1977) yang
memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang
spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang
diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambrkan hasil belajar
yang diharapakan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi
ke tiga dikemukakan oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984)
yakni tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan
menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perumusan tujuan
pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta indikator yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran juga
harus dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran
yang bermacam-macam. Secara ringkas, tujuan pembelajaran
merupakan harapan yang hendak dicapai dalam proses belajar melalui
rancangan terprogram yang dibuat pendidik dan sebagai akibat dari
hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang
dapat diamati dan diukur.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BELAJAR DAN


PEMBELAJARAN
1) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi belajar dibedakan


atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Kedua faktor
tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
Pertama, keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat
memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar
individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena
keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada
usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang
berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan
baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk
bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.
b. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang
utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi,
minat, sikap, dan bakat.
a) Kecerdasan/inteligensi siswa
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas
belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu,
semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh
karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru,
orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang
penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan
dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami
tingkat kecerdasan siswanya.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin
melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,
mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat
(Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah
perilaku seseorang.
c) Minat
Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena
memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika
seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak
bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran
yang akan dipelajarinya.
d) Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif .
Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang
negatif dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru
yang profesional dan bertanggung jawab terhadap profesi yang
dipilihnya.
e) Bakat
Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum, bakat(aptitude) didefinisikan sebagai
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Berkaitan dengan
belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan
umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan
demikian, bakat adalah kemampuan seseorangyang menjadi salah
satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.
Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang
dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya
sehingga kernungkinan besar ia akan berhasil.
2. Faktor Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor internal, faktor-faktor
eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini,
faktor faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor
lingkungan nonsosial.
 Lingkungan Sosial
a. Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh,
banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa
kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
b. Lingkungan sosial keluarga
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga
(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
c. Lingkungan sosial sekolah
Seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baik di sekolah.
Maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu
memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya
atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih
jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
 Lingkungan Nonsosial
a. Lingkungan alamiah
Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,
suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut
merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi
aktivitasbelajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b. Faktor instrumental
Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,
fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua,
software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, buku panduan, dan lain sebagainya. Faktor materi
pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga
dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan
kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka
guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode
mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

2) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai


berikut :
1. Faktor Kecerdasan
Yang dimaksud dengan kecerdasan ialah kemampuan seseorang
untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan
abstrak. Kecerdasan adalah suatu kemapuan yang dibawa dari lahir
sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya, tetapi hanya
dapat mengembangkannya.
2. Faktor Belajar
Yang dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan
belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada
pelajaran yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah
yang berkaitan sehingga kurang menguasai cara-cara belajar efektif
dan efisien.
3. Faktor Sikap
Sikap dapat menentukan kualitas belajar seseorang. Diantara sikap
yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran,
prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran
merangsang cepatnya kegiatan belajar.
4. Faktor Kegiatan
Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan,
kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang.
5. Faktor Emosi dan Sosial
Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial
seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam
proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong
terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap
belajar efektif.
6. Faktor Lingkungan
Yang dimaksud faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana
tempat seseorang belajar. Selain kenyamanan tempat belajar,
hubungan yang kurang serasi dengan teman juga dapat menganggu
kosentrasi dalam belajar.
7. Faktor Guru
Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru
mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut
mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru dapat menimbulkan
semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan
keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang baik
berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian
kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya.

E. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN IMPLIKASINYA DALAM


PEMBELAJARAN
1) PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Banyak sekali prinsip-prinsip belajar yang telah dikemukakan oleh
para ahli. Telah banyak pula perbedaan serta persamaan dari yang
dikemukakan para ahli tersebut. Dari berbagai prinsip belajar tersebut
beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu
meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu diantaranya adalah
berikut:
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu
dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk
belajar lebih lanjut, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya.
Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan erat dengan minat.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,
dan dapat juga bersifat eksternal, artinya datang dari orang lain,
guru, orang tua, teman, dan sebagainya.
b. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar,
siswa selalu menampakkan keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang
berupa membaca, menulis, mendengarkan, berlatih ketermapilan
hingga kegiatan psikis seperti memecahkan masalah, menyimpulkan
hasil percobaan, dan sebagainya.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengalami secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung.
Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual
amupun kelompok dengan cara memecahkan masalah. Guru
bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing.
d. Pengulangan
Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya. Belajar juga merupakan
pembentukkan antara stimulus dan respon, dan pengulangan
terhadap pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respon
benar.
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
f. Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha
belajar selanjutnya.Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan
mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu
mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya anak yang
mendapatkan nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong siswa belajar lebih giat lagi.
g. Perbedaan Individual
Perbedaan individual berpengaruh terhadap cara dan hasil belajar
siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh
guru dalam upaya pembelajaran.

2) IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

a. Perhatian dan Motivasi


Bagi siswa mempunyai implikasi bahwa siswa harus dituntut untuk
memberikan semua perhatian terhadap rangsangan yang diterima
sebagai tujuan proses belajar. Siswa juga harus menyadari bahwa
motivasi belajar yang ada pada dirinya harus dikembangkan dan
dibangkitkan secara terus menerus. Sedangkan implikasi bagi guru
bahwa guru bisa menggunakan metode bervariasi dan gaya belajar
yang tidak monoton. Guru juga bisa memilih bahan ajaran sesuai
dengan minat siswa dan menggunakan teknik belajar yang disukai
oleh siswa.
b. Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku
seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis
hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi kimia, dan lain-
lain yang menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses
pembelajaran. Sedangkan implikasi keaktifan bagi guru bisa
berwujud dengan memberikan tugas secara kelompok dan individu,
mengadakan pre-test serta dengan mengadakan tanya jawab dan
diskusi.
c. Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan
mengerjakan tugas belajar yang diberikan. Misalnya ikut membuat
lapangan voli, berdiskusi membuat laporan, dan lain-lain. Perilaku
keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan balajar
pembelajaran diharapkan dapat mewujudkan keaktifan siswa.
Implikasi prinsip ini pada guru misalnya dengan menggunakan
media yang langsung digunakan oleh siswa, melibatkan siswa
mencari informasi di luar kelas maupun luar sekolah, serta
merancang kegiatan pembelajaran yang lebih banyak pada tugas
kelompok dan individual.
d. Pengulangan
Implikasi prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa
untuk bersedia mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk
satu macam permasalahan serta menghafal pelajaran y[ang telah
diberikan. Misalnya menghafal unsur-unsur kimia setiap valensi,
mengerjakan soal-soal latihan, menghafal nama-nama latin
tumbuhan, atau menghafal tahun-tahun terjadinya peristiwa
sejarah. Implikasi prinsip pengulangan bagi guru adalah mampu
memilihkan antara kegiatan pembelajaran yang berisi pesan yang
membutuhkan pengulangan dengan yang tidak membutuhkan
pengulangan. Misalnya membuat kegiatan pengulangan yang
bervariasi, mengembangkan soal latihan, serta merancang
pelaksanaan pengulangan.
e. Tantangan
Implikasi prinsip ini bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya
kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk selalu
memperoleh, memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa
juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala
permasalahan yang dihadapinya. Bentuk perilakunya diantaranya
adalah melakukan eksperimen, melaksanakan tuga terbimbing
maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
Sedangkan implikasinya bagi guru adalah dengan membimbing
siswa untuk menemukan konsep sendiri, memberi tugas kepada
siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah diajarkan, dan
memberikan suatu eksperimen kepada siswa dengan dikerjakan
secara individu atau kelompok.
f. Balikan dan Penguatan
Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk perilaku
siswa yang memungkinkan di antaranya adalah dengan segera
mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima
kenyataan terhadap nilai yang dicapai, menerima teguran dari
guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek. Implikasi prinsip
penguatan dan balikan bagi guru adalah dengan memberikan
hadiah kepada siswa yang berprestasi, membagikan lembar
jawaban yang telah dikoreksi dan mencantumkan nilai yang
diperoleh siswa tersebut, atau memberitahukan jawaban yang benar
kepada siswa yang mengajukan pertanyaan.
g. Perbedaan Individual
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual bagi siswa adalah
menentukan tempat duduk di kelas dan menyusun jadwal belajar.
Ada anak yang belajar lebih efektif dengan membaca. Adapula
anak yang belajar lebih efektif dengan mendengarkan, atau dengan
melakukan sebuah percobaan. Dalam prinsip ini berbeda
tergantung individunya siswa tersebut. Sedangkan implikasi
perbedaan individual bagi guru berwujud seperti misalnya
merancang pemanfaatan berbagai media dalam menyajikan sebuah
pembelajaran, serta mengenali karakteristik setiap siswa sehingga
dapat menentukan perilaku pembelajaran yang tepat bagi siswa
yang bersangkutan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam
belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif
permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada
aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya.
Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar,
kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan
kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.Pembelajaran pada hakikatnya
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan
sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi
yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

B. SARAN

Penulis menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna.


Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan
masalah yang masih kurang adalah diantara kekurangan dalam makalah
ini. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Gintings Abdorrakhman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora

http://ningningocha.wordpress.com/2011/06/10/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-belajar-

dan-pembelajaran/

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/30/apa-hubungan-belajar-dan-
pembelajaran/

http://henpedia.blogspot.co.id/2014/10/makalah-hakikat-belajar-dan-
pembelajaran.html

Gredler, Bell, Margareth E. 1991. Belajar dan Membelajarkan (terjemahan


Munandir).

Jakarta: Rajawali Pers.

Rooijakkkers, Ad.. 1990. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Gramedia.

http://aidas07.blogspot.co.id/2014/10/makalah-mata-kuliah-belajar-dan.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/07/prinsip-prinsip-belajar-dan-
implikasinya-3/

Anda mungkin juga menyukai