Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH P S I K O L O G I P E N D I D I K A N

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Kelompok 2

DISUSUN OLEH

Ni Putu Ayu Wanda Diva Aristiya (2211011007)


Ni Wayan Septiari (2211011013)
Ni Kadek Murtiasih (2211011015)
Made Bagus Dwitya Astawa Putra (2211011016)
Kadek Adi Putra Sanjaya (2211011037)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN


KONSELINGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN
GANESHA2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugrah nya,
Kami selaku mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul "Psikologi Pendidikan"
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas tentang
aspek dan proses pembentukan prilaku individu dalam belajar. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan mengenai sebuah
Pengetahuan tentang Psikologi Pendidikan.
Pada kesempatan ini Kami ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut Gading dan Kade
Sathya Gita Rismawan selaku dosen pengampu dari Mata Kuliah
Psikologi Pendidikan. Ucapan terima kasih juga Kami sampaikan kepada
semua pihak-pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Dengan
kesempatan yang baik ini saya mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 19 September 2022


Penyussun,

( )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB 1 ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 1

1.4 Manfaat ......................................................................................................... 2

BAB 2 ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3

2.1 Konsep aspek dan proses pembentukan prilaku individu dalam belajar ........... 3

2.2 Sifat-sifat umum aktivitas manusia...............................................................6

BAB 3....................................................................................................................11

PENUTUP.............................................................................................................11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................11

3.2 Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... ....................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu Psikologi Pendidikan sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar
dalam dunia pendidikan. Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan
psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan
kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu
yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu
serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan
tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses mengajar dan belajar
Perilaku belajar merupakan suatu sikap siswa yang menanggapi dan
meresponi setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung. Perilaku belajar
tersebut menunjukan bahwa siswa itu paham akan materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru. Siswa yang paham akan materi pelajaran akan
memberikan respon yang baik dan siswa yang tidak paham akan memberikan
respon yang tidak baik seperti acuh tak acuh, tidak mendengarkan penjelasan
dari guru dan tidak bisa menjawab pertanyaan dan latihan-latihan yang
diberikan oleh guru.
Oleh karena itu kita harus memahami Perilaku belajar dan berbicara
mengenai cara atau tindakan belajar yang di lakukan oleh siswa itu sendiri.
Cara belajar siswa itu berisi sikap belajar yang di lakukan ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Di mana siswa mempunyai cara belajar yang
sistematis, cara siswa mengikuti proses belajar mengajar secara tepat, teratur
dan berkesinambungan dari waktu ke waktu sehingga pada akhirnya dapat
membangun atau berkembangan nya siswa tersebut

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini :
1. Apa itu konsep tentang aspek dan proses pembentukan prilaku
individu dalam belajar ?
2. Apa saja sifat-sifat umum aktivitas manusia ?

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk:
1. Diketahuinya pengertian tentang aspek dan proses
pembentukan prilaku individu dalam belajar
2. Mengetahui Si fat -si fat umum akt ivit as manusi a

1
1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Makalah ini dapat diharapkan menjadi salah satu acuan mengenai
Materi tentang psikologi pendidikan yang mencangkup materi
konsep tentang aspek dan proses pembentukan prilaku individu
dalam belajar.
2. Dan juga makalah ini dapat menjadi suatu acuan dalam
mengetahui tentang sifat-sifat umum aktivitas manusia.
3. Dengan adanya makalah ini, banyak individu yang dimudahkan
dalam mencari sumber-sumber materi untuk mengisi penelitian-
penelitian yang akan dibuat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep aspek dan proses pembentukan prilaku individu dalam belajar
Perilaku belajar adalah suatu sikap yang muncul dari diri Siswa dalam
menanggapi dan meresponi setiap kegiatan belajar mengajar yang terjadi,
menunjukkan sikapnya apakah antusias dan jawab atas kesempatan belajar
yang diberikan kepadanya. Perilaku belajar memiliki dua penilaian kualitatif
yakni baik dan buruk tergantung kepada individu yang mengalaminya,untuk
meresponinya dengan baik atau bahkan acuh tak acuh. Perilaku belajar juga
berbicara mengenai cara belajar yang dilakukan oleh siswa itu sendiri, sehingga
dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah merupakan cara atau tindakan
yang berisi sikap atas pelaksanaan teknik-teknik belajar yang dilaksanakan
individu atau siapapun juga dalam waktu dan situasi belajar tertentu.
Proses pembelajaran yang baik berhubungan dengan beberapa hal,
yaitu: perilaku belajar dalam mengikuti pelajaran, perilaku belajar dalam
mengulangi pelajaran, perilaku belajar dalam membaca buku, perilaku belajar
dalam mengunjungi perpustakaan dan perilaku belajar dalam menghadapi
ujian. Sehingga dapat dijabarkan indikator dari perilaku belajar adalah sebagai
berikut
1) Perilaku belajar dalam mengikuti pelajaran
Kebiasaan adalah aspek dari perilaku manusia yang menetap dalam
dirinya dan berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Pada
dasarnya kebiasaan belajar bukanlah merupakan bakat alamiah yang
memang sudah ada dan tertanam dalam diri seseorang, melainkan adalah
sebuah proses yang harus dijalani oleh seseorang. Kebiasaan belajar di sini
bukan hanya sekedar untuk mendengar dan mencatat ceramah dari guru tetapi
lebih kepada mendengar dan menimbang secara selektif atas apa yang telah
diungkapkan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung. Kebiasaan
belajar dalam mengikuti pelajaran merupakan salah satu faktor penunjang
tercapainya prestasi belajar siswa. Sehingga dalam upaya untuk mencapai hasil
belajar yang terbaik maka diharapkan keaktifan dari siswa untuk mempunyai
sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar yang dilakukan merupakan
suatu kecakapan yang pada nantinya akan dimiliki sebagai hasil belajarnya, yang
diperoleh lewat latihan-latihan sehingga lama- kelamaan menjadi suatu
kebiasaan yang melekat dalam dirinya. Kebiasaan mengikuti pelajaran berakar
dari kebiasaan belajar yang memiliki makna merupakan perilaku dari siswa
dalam mengikuti proses belajar secara tepat, teratur dan berkesinambungan dari
waktu ke waktu sehingga pada akhirnya dapat menimbulkan ciri bagi seseorang
yang melaksanakan proses ini.
2) Perilaku belajar dalam mengulangi pelajaran
Penjelasan guru yang diterima oleh siswa terkadang atau bahkan seringkali
tidak membawa kesan yang baik, karena terkadang masih ada kesan-kesan

3
tertentu yang masih samar-samar dalam ingatan akan pelajaran atau materi yang
didapat pada saat proses belajar mengajar. Oleh karena itu dibutuhkan adanya
pengulangan atau pemantapan dari siswa untuk membantu memperjelas semua
kesan yang masih samar- samar tadi.Belajar dengan cara mengulang bisa dibantu
dengan membandingkan antara bahan pelajaran yang baru saja diserap di ruang
belajar dengan literatur yang dimiliki oleh siswa tersebut. Dimana pada dasarnya
hal seperti ini dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman.
3) Perilaku belajar dalam membaca buku
Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor
yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Secara garis besar,
aktivitas membaca berkaitan dengan dua hal pokok, yaitu pembaca dan bahan
bacaan, sehingga sejalan dengan itu diperlukan modal untuk dapat
memperlancar proses membaca dari seorang pembaca yakni pengetahuan dan
pengalaman, kemampuan berbahasa, pengetahuan tentang teknik membaca dan
tujuan dari membaca. Membaca yaitu kegiatan melihat serta memahami isi dari
yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Membaca memiliki
pengaruh yang besar terhadap belajar. Membaca untuk keperluan belajar
haruslah menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh siswa itu dengan tepat
yakni dengan mulai untuk memperhatikan judul-judul atau bab, topik-topik
utama yakni dengan tetap berorientasi pada kebutuhan dan tujuan untuk belajar
berprilaku baik.
4) Perilaku belajar dalam mengunjungi perpustakaan
Belajar identik dengan kegiatan yang berhubungan dengan membaca dan
mencari sumber bacaan dari berbagai refrensi. Untuk memenuhinya seorang
siswa dapat memperolehnya dari sumber- sumber yang dianggap relevan dan
mampu untuk menjawab kebutuhan akan informasi dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh siswa tersebut. Perpustakaan menyediakan berbagai macam
buku sehingga siswa dapat mencari bahan pelajaran di perpustakaan sekolah
maupun di perpustakaan umum.
Jadi Konsep pembentukan prilaku belajar individu bisa dilihat dari
beberapa aspek diantaranya :
1) Kebiasaan
Setiap individu (siswa) yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-
kebiasaannya akan tampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses
penyusunan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulus yang
berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan
perilaku yang tidak diperlakukan. Karena proses pengurangan inilah muncul
suatu pola bertingkah laku yang relatif menetap dan otomatis.
2) Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf
dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,
mengetik, olahraga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, tetapi
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang diteliti dan kesadaran yang
tinggi. Menurut Rebber yang dikutip oleh Tohirin, keterampilan adalah
4
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi
secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik saja, melainkan juga
pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.
3) Pengamatan
Menurut Muhibbin Syah yang dikutip oleh Tohirin, pengamatan artinya
proses menerima, menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui
indra-indra seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman belajar, seorang siswa
akan mampu mencapai pengamatan yang benar objektif sebelum memperoleh
pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan timbulnya pengertian
yang salah pula.
4) Berpikir asosiatif dan daya ingat
Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu
dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan
antara rangsangan dengan respon. Kemampuan siswa untuk melakukan
hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Sedangkan daya ingat yaitu
merupakan perwujudan belajar, sebab merupakan unsur pokok dalam berpikir
asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan
bertambahnya simpanan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori,
serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi
atau stimulus yang sedang ia hadapi.
5) Berpikir rasional dan kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar, terutama
yang bertalian dengan pemecahan masalah (problem solving). Umumnya, siswa
yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan. Dalam berfikir rasional, siswa dituntut
menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalisis,
menarik kesimpulan-kesimpulan dan bahkan juga menciptakan hukum-hukum
(kaedah teoritis) dan ramalan-ramalan.
6) Sikap
Sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Pada prinsipnya
sikap adalah kecenderungan individu (siswa) untuk bertindak dengan cara
tertentu. Perwujudan perilaku belajar siswa- siswa akan ditandai dengan
munculnya kecenderungan- kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju
dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.
7) Inhibisi
Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu
respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung.
Dalam kaitannya dengan belajar, inhibisi bermakna kesanggupan siswa untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan yangtidak perlu, lalu memilih atau
melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan
lingkungannya.
8) Tingkah laku afektif
5
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut
keanekaragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,
benci dan was-was. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengalaman
belajar. Oleh karena itu, ia dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar.

Dalam Konsep pembentukan prilaku belajar individu ada faktor-faktor


yang mengpengaruhi prilaku seseorang individu yaitu faktor emosi, persepsi,
motivasi, belajar dan intelegensi. Perubahan secara mendalam
1. Emosi adalah reaksi kompleks yang berhubungan dengan kegiatan atau
perubahan secara mendalam tentang prilaku seseorang , dengan adanya
faktor emosi seorang individu akan terangsang untuk memahami obyek
yang akan mengubah prilaku seperti rasa marah, gembira, bahagia, sedih,
cemas, takut, dan benci.
2. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan oleh seorang individu secara
fisik dengan menggunakan pancaindra nya, jadi setiap orang atau setiap
individu memiliki persepsi yangberbeda dan memiliki presepsi masing-
masing dan persepsi dipengaruhi oleh minat, kepentingan, kebiasaan, yang
dipelajari, dan bentuk latar belakang lingkuangan hidup individu.
3. Motivasi merupakan dorongan untuk bertindak guna mencapai tujuan
tertentu. Dengan demikian motivasi peserta didik akan bisa membentuk
prilaku belajar individu untuk bisa terdorong untuk memenuhi kebutuhan
seorang individub tersebut.
4. Belajar merupakan salah satu dasar untuk memahami prilaku individu
karena berkaitan dengan kematengan fisk, emosi, motivasi, prilaku sosial
dan kepribadian, melaluai belajar individu dapat memahami konsep
membentuk prilaku belajarnya dan mampu mengubah prilakunya sesuai
dengan kebutuhanya.
5. Intelegensi Adalah kemampuan untuk mengkobinasikan atau
mengabungkan obyek, berfikir secara luas untuk mengubah prilakunya.
Dengan faktor intelegensi bisa menggambarkan kemampuan individu dalam
menyesuaikan diri dalam berprilaku pada saat situasi yang baru secara cepat
dan efektif serta memahami kosep pembentukan prilaku belajar individu.

2.2 Sifat-sifat umum aktifitas manusia


Sifat-sifat umum dari aktivitas manusia, ditinjau secara psikologis. Para anak
didik itu beraktivitas dalam cara-cara yang seperti dilakukan oleh manusia lain pada
umumnya. Mereka memperhatikan, mengerti, mengingat, berkhayal, berfikir dan
debagainya seperti manusia-manusia lainnya. Hukum-hukum psikologi yang
mendasari aktivitas yang demikian itu adalah hukum-hukum psikologi yang
bersifat umum.
Disamping aktivitas-aktivitas yang bersifat umum, pada para anak didik kita
dapatkan sifat-sifat individual yang khas. Misalnya ada anak yang sudah cukup
diisyarati saja untuk menghentikan perbuatannya yang kurang layak (misalnya

6
bermain-main sementara guru mengajar), bahkan ada yang tidak cukup dengan
ditegur dan membutuhkan tindakan lain yang lebih berat, ada anak yang mudah
bergaul, sebaliknya ada juga yang sulit mendapatkan teman, dan hal-hal yang
lainnya. Kepribadian anak didik itu berlainan satu sama lain, dan untuk kesuksesan
usaha pendidikan hal itu harus dikenali oleh pendidik. Kecuali kita menemukan
perbedaan antara individu yang satu dari individu yang lain dalam hal kepribadian
mereka, kita akan mendapatkan sifat-sifat individual lain yang lebih khas. Salah
satu sifat yang demikian itu yang besar peranannya dalam proses pendidikan adalah
sifat khas yang berasal pada intelegensi. Kita kenal ada yang sukar kalau harus
bekerja dengan angka-angka, ada yang tidak dan sebagainya. Perbedaan dalam
intelegensi mengakibatkan adanya perbedaan antara individu yang satu dengan
individu yang lain.
Masih ada sifat khas lagi pada individu yang besar peranannya dalam
mendapatkan pendidikan, terutana untuk pendidikan di atas tingkat pendidikan
dasar terlebih-lebih lagi pada pendidikan keguruan dan pendidikan orang dewasa.
Apa yang dimaksud disini adalah bakat. Telah diakui bahwa antar individu yang
satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam bakat. Suatu hal yang telah dinggap
self evident adalah bahwa anak didik akan lebih berhasil belajar kalau mereka
belajar dalam lapangan yang sesuai dengan bakat mereka. Dan selanjutnya juga
orang akan lebih berhasil dalam bekerja kalau orang tersebut bekerja sesuai dengan
bakatnya. Adalah suatu hak yang ideal kalau kita dapat memberikan pendidikan
yang sesuai dengan bakat para anak didik.
Membicarakan soal perkembangan prubahan individu kearah kenajuanitu
secara teknis disebut perkembangan. Supaya pendidik dapat bertindak sesuai
dengan keadaan psikologis anak didiknya, perlu dia tahu bagaimana perkembangan
itu terjadi, faktor-faktor yang mempengaruhinya apa saja, bagaimana sifat-sifat
individu pada masa-masa perkembangan tertentu dan sebagainya. Perubahan-
perubahan pada individu yang terjadi karena belajr. Belajar dan mengajar
merupakan inti dari tindakan pendidikan. Melalui belajar itulah anak didik
mendapatkan pendidikan. Karena itu tidak mengherankan bahwa banyak ahli yang
menganggap bahwa masalah belajar inilah inti psikologi pendidikan. Maka untuk
suksesnya usaha mendidik para pendidik perlu mengetahui seluk-beluk belajar ini,
faktor-faktor yang mempengaruhi, bagaimana proses terjadinya, apa hukum-hukum
yang mendasari dan sebagainya.
Masalah psikologi dalam bimbingan dan konseling. Pendidikan berusaha
memberikan bantuan supaya anak didik mendapatkan perkembangan yang wajar,
mendapatkan ketentraman batin dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi dan sebagainya. Tentu saja selalu diharapkan bahwa hal-hal yang
demikian itu akan dapat selalu terjadi pada setiap anak didik. Akan etapi apa yang
terjadi dalam kenytaan tidaklah demikian. Banyak sekali individu baik belum
dewasa maupunsudah dewasa yang pada suatu saat tidak mampumenyelesaikan
masalah sendiri masalah-masalahnya, mereka ini memerlukan bantuan orang lain.

7
Dalam penjelasan di atas dapat ditemukannya sifat-sifat umum aktivitas
manusia yaitu :
Perhatian
Perhatian merupakan kegiatan pemusatan energi psikis yang tertuju pada
obyek secara sadar. Perhatian dapat terpencar atau terpusat, dapat spontan atau
disengaja, obyek perhatian adalah sesuatu yang menarik, barubaru, asing dan
menonjol. Perhatian adalah pengarahan aktivitas atau pemusatan kesadaran
jiwa terhadap suatu objek baik dalam dirinya maupun di luar dirinya. Perhatian
timbul dengan adanya pemusatan kesadaran terhadap sesuatu, tapi tidak semua
unsur atau objek yang bersamaan timbul menjadi sasaran kesadaran, tetapi ada
unsur-unsur atau objek yang dikesampingkan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perhatian yaitu berupa faktor objektif
dan subyekti. Yang dimaksud dengan faktor objektif adalah sifat daripada
obyek atau benda - benda yang menarik perhatian kita terlepas dari kemauan
dan pengalaman kita. Sedangkan faktor subyektif adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan keadaan, kondisi diri pribadi, sikap dan batin tertentu
yang memperhatikan obyek tersebut.

Pengamatan
Menurut Agus Sujanto 2012, pengamatan dalam psikologi adalah proses
mengenal dunia luar dengan menggunakan indera manusia. Mengamati
sesuatu dengan menggunakan alat-alat indera kita yaitu :
a. Indra penglihatan
b. Indra pendengaran
c. Indra pembau
d. Indra perasa atau pengecapan
e. Indra peraba
Pengamatan merupakan kegiatan untuk mengenal obyek menggunakan panca
indera. Melihat adalah proses pengenalan obyek luar melalui penglihatan
dalam bentuk simbol, lambang, warna yang memberikan arti, kesan, sifat dan
watak. Mendengar adalah proses penerimaan suara yang memberi makna.
Mencium adalah proses pengenalan obyek melalui indra penciuman yang
dapat membentuk perilaku seseorang. Mengecap adalah proses pengenalan
rasa manis, asam, asin atau pahit menggunakan indra pengecapan. Meraba
merupakan rangsangan indera kulit yang akan dapat merasakan sakit, panas,
dingin, sentuhan dan lain-lain.
Syarat - syarat terjadinya pengamatan adalah :
1. Perhatian kita kepada perangsang sehingga menimbulkan pengamatan.
2. Terdapat perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat memantau perangsang yang terdapat ke
otak.
4. Kita dapat menyadari perangsang tersebut.

8
Perasaan
Menurut Prof. Hukstra memberi definisi perasaan adalah suatu fungsi jiwa
untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang
dan tidak senang.
Sifat - sifat perasaan antara lain :
Senang dan tidak senang, kuat dan lemah, lama dan tidak lama, relatif.
Perasaan di bagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Golongan Eukoloi, adalah golongan orang yang selalu merasa tenang
gembira dan optimis
2. Golongan Diskoloi, adalah golongan orang yang selalu merasa tidak tenang,
murung dan pesimis.

Berpikir
Berpikir adalah proses menyajikan atau memanipulasi pengalaman secara
lebih lengkap, misalnya dalam melakukan proses memanggil kembali
informasi, membayangkan dan mempertimbangkan sesuatu. Berpikir adalah
proses memanipulasi yang melibatkan informasi secara mental, seperti
membentuk konsep-konsep abstrak, menyelesaikan beragam masalah,
mengambil keputusan, dan melakukan refleksi kritis atau menghasilkan
gagasan kreatif.
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun
tidak dapat dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari
sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan
kehendak manusia. Memikirkan sesuatu yang berarti mengarahkan diri pada
obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran
kemudian memiliki wawasan tentang obyek tersebut. Berpikir merupakan
aktivitas idealistis menggunakan simbol-simbol dalam memecahkan masalah
berupa deretan ide dan bentuk bicara. Berpikir merupakan ukuran keberhasilan
seseorang dalam belajar.

Ingatan
Ingatan merupakan sebuah kemampuan untuk menyimpan, memertahankan,
dan untuk mengingat kembali kejadian, pengalaman, serta aktifitas yang
pernah dilakukan. Dalam ingatan tersebut terdapat dua macam yaitu :
1. Memori jangka pendek (short term memory)
2. Memori jangka panjang (long term memory).
Ingatan merupakan aspek perilaku sehingga orang dapat merefleksikan
dirinya. Ingatan terdiri dari tiga tahap yaitu tahap penyusunan informasi (fisik,
suara, kode) dan tahap penyimpangan informasi yang terorganisasi dan
mempertahankan kode dalam ingatan.

9
Fantasi
Dalam bahasa sehari-hari, fantasi mempunyai arti bermacam - macam. Fantasi
bisa berarti khayalan, lamunan, hiasan, dan sebagainya. Dalam bahasa
psikologi fantasi didefinisikan sebagai kemampuan jiwa untuk membayangkan
sesuatu berdasarkan tanggapan yang telah ada. Dalam artian seperti ini belum
dijelaskan secara jelas sifat menciptanya dan sifat kreatifnya. Ketika unsur
mencipta ini kita masukkan di dalamnya, maka definisi fantasi adalah
kemampuan jiwa untuk membayangkan atau menciptakan sesuatu berdasarkan
tanggapan yang ada. Fantasi merupakan kemampuan membentuk tanggapan
yang telah ada yang menunjukkan kreativitas. Dengan fantasi seseorang dapat
melepaskan diri dari ruang dan waktu untuk mengatasi masalah di tempat lain
dan dalam waktu yang berbeda. Dengan fantasi orang dapat melepaskan diri
dari tukaran dan hal-hal yang tidak menyenangkan serta orang dapat
menciptakan sesuatu yang dicita-citakan. Kemampuan fantasi seorang dapat
terjadi melalui dua cara yaitu :
1. Secara disadari, yaitu ketika seseorang benar-benar menyadari akan
fantasinya.
2. Secara tidak disadari, yaitu ketika seseorang secara tidak sadar telah dituntut
oleh fantasiny

Tanggapan
Tanggapan dapat didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang
dihasilkan oleh pengamatan. Kesan tersebut dapat menjadikan kesadaran yang
dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalaman yang
dialami pada masa sekarang untuk mengantisipasi keadaang di waktu
mendatang. Tanggapan merupakan reaksi atas informasi pada seseorang yang
akan mempengaruhi perilaku seseorang. Terdapat tiga tanggapan yaitu :
Masa lampau yang dapat disebut sebagai tanggapan ingatan.
Masa sekarang yang dapat disebut sebagai tanggapan imajinatif.
Masa mendatang yang dapat disebut sebagai tanggapan antisipatif.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku mengambarkan kecenderungan seseorang untuk bertindak, berbuat
atau melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Konsep prilaku belajar
individu ini sangat penting untuk diketahui sebagai bagaian dari psikologi
pendidikan. Prilaku merupakan penghayatan yang utuh dan reaksi seseorang akibat
adanya rangsangan atau kemauan baik secara internal (di dalam diri individu)
maupun eksternal (dari luar seperti keadaan lingkungan) yang di proses dalam
pemikiran untuk proses pembentukan prilaku belajar seseorang individu.
Perilaku individu dapat dibentuk, diubah dengan melakukan melakukan
pemahaman konsep bagaiaman cara pembentukan prilaku belajar sesuai dengan
yang di harapkan. pembentukan prilaku individu merupakan kebutuhan dalam diri
manusia. Kebutuhan manusia dimulai dari kebutuhan sosial dan aktualisasi diri.
Prilaku dapat juga merupakan respon seseorang terhadap rangsangan dari (luar
lingkungan) dan juga ada berapa sifat sifat manusia yang berhubungan dengan
prilaku individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep prilaku belajar
seseorang.

3.2 Saran
Dalam penyusuanan makalah di atas tentunya masih banyak terdapat
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Nantinya, kami mengharapkan panduan
dari berbagai sumber dan kritik yang membangun dari pembaca untuk segera
memperbaiki struktur makalah yang telah kami susun ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (1991). Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Rajawali, 1991), 27-35.


AISYAH, S. (2015). Perkembangan Peserta didik dan bimbingan belajar. Yogyakarta:
PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbit CV BUDI UTAMA).
As-Sabiqun. (2020). PERBEDAAN INDIVIDU DALAM PROSES PEMBELAJARAN.
Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 28-42.
Dimyanti, M. (2017). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit andi.
Romauli, H. (2018). MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PAK
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
PADA SISWA KELAS VII-1 SMP NEGERI 1 BABALAN TAHUN PELAJARAN
2018/19. JURNAL TABULARSA PPS UNIMED, 3-11.
Syarifan Nurjan, M. (2015). PSIKOLOGI BELAJAR. Purwosari Babadan Ponorogo: Penerbit
WADE GROUP VC. WADE GROUP.

12

Anda mungkin juga menyukai