Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GAYA BELAJAR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Desyi Rosita, M. Pd

Disusun oleh :
Ayu Puspita ( 1911200421 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH ( PGMI )


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR ( STAISMAN )
PANDEGLANG 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul Memaksimalkan Pengolahan Limbah
Anorganik untuk Mengurangi Produksi Limbah di Masyarakat dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah teori
pembelajaran.Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentan bagaimana gaya belajar peserta didik .
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dosen mata kuliah teori pembelajaran
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik
yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Pandeglang, 20 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................
B. Rumusan masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian gaya belajar ........................................................................
B. Macam-macam gaya belajar ................................................................
C. Prinsip belajar ......................................................................................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................
B. SARAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gaya belajar merupakan konsisten yang ditunjukan individu untuk menyerap
informasi, mengatur, mengelola informasi tersebut dengan mudah dalam proses
penerimaan, berfikir, mengingat, dan pemecahan masalah dalam menghadapi proses
belajar mengajar agar tercapai hasil maksimal sesuai dengan kemampuan, kepribadian,
dan sikapnya.
Kemampuan seorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda-
beda tingkatannya. Ada yang cepat, sedang ada pula yang sangat lambat. Karenanya
mereka harus menempuh cara yang berbeda untuk bias memahami sebuah informasi atau
pelajaran yang sama. Terkadang siswa suka guru mereka mengajar dengan menuliskan
segalanya dipapantulis, dengan begitu mereka dapat membaca dan mencoba untuk
memahaminya. Ada juga siswa yang yang lebih suka guru mereka mengajar dengan
menyampaikan materi pelajaran secara lisan, tak ubahnya seperti seorang penceramah
yang diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dan banyak ilustrasinya,
sedangkan siswa hanya mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah tersebut
dalam bentuk yang mereka pahami sendiri. Oleh karena itu sebagai seorang calon
pendidik kita harus mengetahui konsep gaya belajar siswa agar materi yang di sampaikan
dapat Terserap secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud gaya belajar ?
2. Apa saja macam-macam gaya belajar ?
3. Apa itu prinsip belajar ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahu apa yang dimaksud gaya belajar !
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam gaya belajar !
3. Untuk mengetahui apa itu prinsip belajar !

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gaya Belajar


Adalah suatu proses. Artinya kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan terus-
menerus yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri anak. Perubahan yang
dimaksud dapat berupa pengetahuan (knowledge) atau perilaku (behavior).
Dua anak yang tumbuh dalam kondisi dan lingkungan yang sama dan meskipun
mendapat perlakuan yang sama, belum tentu akan memiliki pemahanan, pemikiran dan
pandangan yang sama terhadap dunia sekitarnya. Masing-masing memiliki cara pandang
sendiri terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Cara pandang inilah yang
kita kenal sebagai "Gaya Belajar".
"belajar" yang sering dipersepsikan sebagai tindakan murid duduk diam di dalam
kelas, mendengarkan penjelasan guru, dan membaca textbook BUKANLAH arti "belajar"
yang sebenarnya yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia
sekitar kita dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut.
Mengingat setiap individu memiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah ada dua orang
yang memiliki pengalaman hidup yang sama persis, hampir dipastikan bahwa "Gaya
Belajar" masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Namun, di tengah segala
keragaman "Gaya Belajar" tersebut, banyak ahli mencoba menggunakan klasifikasi atau
pengelompokan "Gaya Belajar" untuk memudahkan kita semua, khususnya para guru,
dalam menjalankan tugas pendidikan dengan lebih strategis.
Selain itu juga gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif,
afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil
untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar
(NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).Gaya belajar mengacu pada cara belajar
yang lebih disukai pebelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal
dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio
cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan, 1991: 168).
Keanekaragaman Gaya belajar mahasiswa perlu diketahui pada awal permulaannya
diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan
bagi pembelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses
pembelajaran. Pembelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik,

2
apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pembelajar dapat
menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat. Meningkatkan kemampuan
intelegensinya (Kolb 1984 ), yang sangat mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar
merupakan gambaran tingkat penguasaan mahasiswa terhadap sasaran belajar pada topik
bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban
benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar.
Belajar di bidang formal tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika belajar dengan
terpaksa Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan.
Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa.
Oleh karena itu, diperlukan jalan bagaimana agar belajar menjadi hal yang
menyenangkan, atau .... walaupun tetap terpaksa, tapi dapat menjadi lebih mudah dan
efektif.
Ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar
sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan
menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan
kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika kita
mengenali gaya belajar, maka kita dapat mengelola pembelajaran pada kondisi apa,
dimana, kapan dan bagaimana cara pembelajaran yang baik dan efektif.
Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor
lingkungan . Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang
bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan
disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah.
Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat kita menjadi lebih pandai. Tapi
dengan mengenali gaya belajar, kita akan dapat menentukan cara belajar yang lebih
efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal,
sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, gaya belajar adalah kombinasi dari
bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat
penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat
menerapkan tekhnik dan strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun dalam
pengembangan diri. Hanya dengan penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya
lebih tinggi. Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan
demikian, ia telah memiliki kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui

3
kebutuhannya. Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap
apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat
berlangsung optimal.
B. Macam-macam gaya belajar
Gaya menurut Bobbi DePorter bersama Mike Hernacki didalam bukunya ”Quantum
Learning”
Gaya belajar ada 3 dengan Karakteristik sebagai berikut :
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual,
yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode
pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan /
media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan
cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan
tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi
muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan
agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak
mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti
diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka
mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
1. Bicara agak cepat
2. Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3. Tidak mudah terganggu oleh keributan
4. Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5. Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6. Pembaca cepat dan tekun
7. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8. Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9. Lebih suka musik dari pada seni
10. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
minta bantuan orang untuk mengulanginya
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1. Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

4
3. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang2 saja. Siswa yang bertipe
auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk
itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya.
Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna
makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara
dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi
anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat
dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1. Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri
2. Penampilan rapi
3. Mudah terganggu oleh keributan
4. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
6. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7. Biasanya ia pembicara yang fasih
8. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
9. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
10. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11. Berbicara dalam irama yang terpola
12. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam
keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk
mendengarkannya sebelum tidur.

5
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak yang mempunyai gaya belajar
kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk
duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah
kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1. Berbicara perlahan
2. Penampilan rapi
3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek
5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9. Menyukai permainan yang menyibukkan
10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang
mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1. Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca
sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
3. Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4. Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5. Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
Gaya Belajar Menurut David Kolb
Tanpa disadari dan direncanakan sebelumnya, setiap anak memiliki cara belajarnya
sendiri. Mencoba mengenali "Gaya Belajar" anak, dan tentunya setelah guru mengenali
"Gaya Belajar"nya sendiri, akan membuat proses belajar-mengajar jauh lebih efektif.
Dari sekian banyak teori atau temuan mengenai "Gaya Belajar", dalam kesempatan ini
kita akan membahas sebuah model yang dikemukakan oleh David Kolb (Styles of
Learning Inventory, 1981).
David Kolb mengemukakan adanya empat kutub (a-d) kecenderungan seseorang dalam
proses belajar, kutub-kutub tersebut antara lain:

6
1. Kutub Perasaan/FEELING (Concrete Experience)
Anak belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret,
lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain.
Dalam proses belajar, anak cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap
perubahan yang dihadapinya.
2. Kutub Pemikiran/THINKING (Abstract Conceptualization)
Anak belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide,
perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang
dihadapi. Dalam proses belajar, anak akan mengandalkan perencanaan sistematis serta
mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
3. Kutub Pengamatan/WATCHING (Reflective Observation)
Anak belajar melalui pengamatan, penekanannya mengamati sebelum menilai,
menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal
yang diamati. Dalam proses belajar, anak akan menggunakan pikiran dan perasaannya
untuk membentuk opini/pendapat.
4. Kutub Tindakan/DOING (Active Experimentation)
Anak belajar melalui tindakan, cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan
tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Dalam
proses belajar, anak akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan,
pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya.
Menurut Kolb, tidak ada individu yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh
salah satu saja dari kutub tadi. Yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan
membentuk satu kecenderungan atau orientasi belajar. Empat kutub di atas membentuk
empat kombinasi gaya belajar.
Pada model di atas, empat kombinasi gaya belajar diwakili oleh angka 1 hingga 4, dengan
penjelasan seperti di bawah ini:
1. Gaya Diverger
Kombinasi dari perasaan dan pengamatan (feeling and watching). Anak dengan tipe
Diverger unggul dalam melihat situasi kongkret dari banyak sudut pandang yang berbeda.
Pendekatannya pada setiap situasi adalah "mengamati" dan bukan "bertindak". Anak
seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide
(brainstorming), biasanya juga menyukai isu budaya serta suka sekali mengumpulkan
berbagai informasi.
2. Gaya Assimillator

7
Kombinasi dari berpikir dan mengamati (thinking and watching). Anak dengan tipe
Assimilator memiliki kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi serta
merangkumkannya dalam suatu format yang logis, singkat, dan jelas. Biasanya anak tipe
ini kurang perhatian pada orang lain dan lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak,
mereka juga cenderung lebih teoritis.
3. Gaya Converger
Kombinasi dari berfikir dan berbuat (thinking and doing). Anak dengan tipe
Converger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya
mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif) daripada
masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
4. Gaya Accomodator.
Kombinasi dari perasaan dan tindakan (feeling and doing). Anak dengan tipe
Accommodator memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang
dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam
berbagai pengalaman baru dan menantang. Mereka cenderung untuk bertindak berdasarkan
intuisi / dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis. Dalam usaha memecahkan
masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan
masukan / informasi) dibanding analisa teknis.
Menyimak berbagai gaya belajar di atas, sebagai guru perlu kiranya kita tetap sensitif
terhadap strategi belajar kita sendiri, yang mungkin sama atau sama sekali berbeda dengan
orientasi belajar peserta didik di kelas. Perbedaan itu dapat menimbulkan kesulitan dalam
kegiatan belajar-mengajar (dalam interaksi, komunikasi, kerjasama, dan penilaian).

Jika mengajar kita pahami sebagai kesempatan membantu peserta didik untuk belajar,
maka kita harus berusaha membantu mereka memahami "Style of Learning"nya, dengan
tujuan meningkatkan segi-segi yang kuat dan memperbaiki sisi-sisi yang lemah dari
padanya.
Gaya belajar menurut Dave Meier dalam bukunya The Accelerated Learning
Gaya belajar menurut Dave Meier dikenal dengan sebutan pendekatan SAVI
a. Belajar ”Somatis”

”Somatis” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh-soma (seperti dalam

8
psikosomatis). Jadi belajar somatis berarti belajar dengan indra peraba, kinestetis, praktis-
melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar.
b. Belajar ”Auditori”
Belajar Auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran. Belajar
auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak adanya manusia.
Telinga terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan tanpa
disadari seseorang mampu membuat beberapa area penting didalam otak menjadi aktif.
c. Belajar ”Visual”
Ketajaman visual, meskipun lebih menonjol pada sebagian orang, sangat kuat dalam
diri setiap orang. Alasannya adalah bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat
untuk memproses informasi visual dari pada semua indra yang lain. Setiap orang (terutama
pembelajar visual) lebih mudah belajar jika dapat ”melihat” apa yang sedang dibicarakan
seseorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer dan lain-lain. Pembelajar
visual belajar paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata.
d. Belajar ”Intelektual”
Kata ”Intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran
mereka secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan untuk merenung suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana dan nilai dari pengalaman
tersebut. ”Intelektual” adalah bagian dari merenung, mencipta, memecahkan masalah dan
membangun makna.
Intelektual (menurut Dave meier) adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang
digunakan manusia untuk ”berfikir”, menyatukan pengalaman, menciptakan jaringan saraf
baru dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosiaonal dan intuitif
tubuh untuk membuat makana baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan
pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi
pemahaman, dan pemahaman diharapkan menjadi kearifan.
4. Gaya Belajar menurut Depdiknas
Tujuh Gaya Belajar Efektif
Banyak gaya yang bisa dipilih untuk belajar secara efektif. Berikut adalah tujuh gaya
belajar yang mungkin bisa kita ambil :
a. Bermain dengan kata.
Gaya ini bisa kita mulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain
dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat

9
menyenangkan karena bisa membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal
lainya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
b. Bermain dengan pertanyaan.
Bagi sebagian orang, belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan
cara bermian dengan pertanyaan. Misalnya, kita memancing keinginan tahuan dengan
berbagai pertanyaan. Setiaop kali muncuil jawaban, kejar dengan pertanyaan, hingga
didapatkan hasil yang paling akhirnya atau kesimpulan.
c. Bermain dengan gambar.
Anda sementar orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang,
melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini, biasa
memiliki kepekaan tertentu dalam menangkap gambar atau warna, peka dalam membuat
perubahan, merangkai dan membaca kartu. Jika Anda termasuk kelompok ini, tak salah
bila Anda mencoba mengikutinya.
d. Bermain dengan musik.
Detak irama, nyanyian, dan mungkin memainkan salah satu instrumen musik, atau
selalu mendengarkan musik. Ada banyak orang yang suka mengingat beragam informasi
dengan cara menginat notasi atau melodi musik. Ini yang disebut sebagai ritme hidup.
Mereka berusaha mendapatkan informasi terbaru mengenai beragam hal dengan cara
mengingat musik atau notasinya yang kemudian bisa membuatnya mencari informasi yang
berkaitan dengan itu. Misalnya mendegarkan musik jazz, lalu tergeliik bagaimanalagu itu
dibuat, siapa yang membuat, dimana, dan pada saat seperti apa lagu itu muncul. Informasi
yang mengiringi lagu itu, bisa saja tak sebatas cerita tentang musik, tapi juga manusia,
teknologi, dan situasi sosial politik pada kurun waktu tertentu
e. Bermain dengan bergerak.
Gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk
mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. Mereka
yang biasanya mudah memahami atau menyerap informasi dengan cara ini adalah
kalangan penari, olahragawan. Jadi jika Anda termasuk kelompok yang aktif, tak salah
mencoba belajar sambil tetap melakukan beragam aktivitas menyenangkan seperti menari
atau berolahraga.
f. Bermain dengan bersosialisasi.
Bergabung dan membaur dengan orang lain adalah cara terbaik mendapat informasi
dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul, kita bisa menyerap berbagai informasi

10
terbaru secara cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya, informasi yang didapat
dengan cara ini, akan lebih lama terekam dalam ingatan.
g. Bermain dengan Kesendirian.
Ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan
menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya suka tempat yang tenang dan ruang
yang terjaga privasinya. Jika Anda termasuk yang seperti ini, maka memiliki kamar
pribadi akan sangat membantu Anda bisa belajar secara mandiri.
C. Lima Prinsip Belajar :
a. Mengenali betul apa yang menarik untuk kita
Jika kita mengetahui betul apa sesungguhnya yang menarik bagi kita, tentu akan lebih
mudah mencari ragam informasi penting yang akan kita pelajari. Tak ada seorang pun
yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik untuk kita pelajari
kecuali kita sendiri.
Ada baiknya, sekali waktu, Anda berhenti dulu belajar, lalu tanyakan pada diri Anda
sendiri, untuk apa Anda belajar? Jika Anda cukup punya alasannya, tak salah bila Anda
mencoba mengujinya dengan mengikuti beberapa tes untuk melihat tingkat pemahaman
kita dan cara untuk meningkatkannya. Hal terpenting yang perlu diingat adalah
seberapa cepat pun kita bisa memahami suatu informasi, maka informasi itu dengan
mudah bisa hilang dari ingatan jika ternyata informasi tersebut bukan seperti sesuatu
yang menjadi inti ketertarikan kita.
b. Kenalilah kepribadian diri sendiri.
Jika kita tahu betul siap kita dan apa yang kita inginkan, maka mempelajari sesuatu
yang sesuai dengan keinginan dan kepribadian kita menjadi lebih mudah dilakukan.
Sebab, apapun yang akan kita pelajari dan pahami, seringkali menjadi sia-sia jika
ternyata tak sesuai dengan kepribadian kita.
c. Rekam semua informasi dalam kata.
Langkah yang paling mudah untuk memahami, mengingat dan mempelajari sesuatu
adalah dengan kata. Jadi, langkah yang paling mudah dan bijaksana adalah bila kita
terbiasa merekam semua informasi itu dengan cara menuliskannya kembali dalam
bentuk apa saja. Gambar, coretan dan yang terbaik adalah catatan tertulis buatan tangan
sendiri.
d. Belajar bersama orang lain.
Cara termudah untuk belajar sesungguhnya adalah bila kita melakukannya secara
bersama-sama. Prinsip belajar ini hampir selalu efektif bagi setiap orang, apa pun

11
karakter belajar yang dimilikinya. Selain itu, belajar juga menjadi terasa lebih
menyenangkan dan ringan, bila dilakukan secara bersama-sama.
e. Hargai diri sendiri.
Belajar memahami dan menyerap informasi akan menjadi lebih terasa bermanfaat dan
berarti bila kita menghargainya. Jadi, rencanakan apa yang Anda akan pelajari dan
pahami. Setelah itu, cobalah membuat jeda di antara waktu belajar yang Anda laklukan.
Setelah itu, lihat seberapa besar tingkat keberhasilan Anda dalam mempelajari suatu
informasi atau fakta tertentu. Bila Anda merasa itu berhasil, maka Anda layak
menghargai jerih-payah Anda belajar dengan cara apa saja. Misalnya, merayakannya
dengan makan enak atau membeli sesuatu yang bisa mengingatkan Anda akan
keberhasilan yang Anda pernah capai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses. Artinya kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan terus-
menerus yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud
dapat berupa pengetahuan (knowledge) atau perilaku (behavior).
Gaya Belajar menurut Bobbi DePorter bersama Mike Hernacki didalam bukunya
”Quantum Learning”
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
3. Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

12
5 prinsip belajar
1. Mengenali betul apa yang menarik bagi kita
2. Kenali kepribadian diri sendiri
3. Rekam semua informasi dalam kata
4. Belajar dengan orang lain
5. Hargai diri sendiri

B. Saran
Di Harapkan kenapa parah Orang tua dan pendidikan atau Guru untuk Mempelajari cara –
cara mendidik seorang Guru dengan menggunakan Metode-metode yang bagus bagi siswa
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://munirmisbahul.blogspot.com/2007/11/gaya-belajar-anak-styles-of-learning.html
http://www.depdiknas.go.id/serba_serbi/memahami%20%20%20gaya%20belajar.htm
http://www.ut.ac.id/html/Strategi-bjj/gaya1.htm
http://re-searchengines.com/christiana6-04.html
http://emirina.wordpress.com/2009/03/17/gaya-belajar-pada-anak/
http://zalva-kapeta.blogspot.com/2009/02/gaya-belajar.html
http://www.padepokan-ilmu.co.cc/2010/12/gaya-belajar-siswa.html
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/pdf/80490.pdf
http://thinktep.wordpress.com/2008/10/29/mengenal-karakteristik-siswa
http://nida1412.blogspot.com/2010/10/gaya-belajar-anak.html
Mulyani dan Syaodih, N. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Fokus CM 31, (2008). Mengenal Tipe Gaya Belajar.  Jakarta: Wikipedia [Online]. Tersedia
http://lead.sabda.org/mengenal_tipe_gaya_belajar_0. [16 Sepember 208].

13
De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 2007. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa
Hidayana, Herma. 2009. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa.

14

Anda mungkin juga menyukai