MAKALAH
KEARIFAN LOKAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Tuhan yang maha Esa. Shalawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah sampai zaman terang-benerang seperti saat ini. Sehingga kami
dapatmenyelesaikan makalah yang berjudul “Psikologi Pendidikan dalam
Perspektif Kearifan Lokal” tidak kurang dari pada waktu yang telah ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini tidaklah lain untuk memenuhi
salah satu dari sekian kewajiban mata kuliah Psikologi Pendidikan, serta merupakan
bentuk tanggung jawab kami pada tugas yang diberikan.
Pada kesempatan ini, kami juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf jika dalam
penulisan dan penyusununnya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif akan senantiasa kami nanti dalam upaya evaluasi diri.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Kesimpulan ...........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dewasa ini memiliki permasalahan yang begitu kompleks,
dimana permasalahan tersebut bersumber dari rendahnya aplikasi nilai-
nilai pendidikan pada kehidupan sehari-hari. Masyarakat tidak berada
pada tataran kurangnya wawasan mengenai nilai-nilai luhur pendidikan,
namun kekurangan masyarakat lebih pada ketidakmauan dan keacuhan
pada lingkungan di sekitarnya. Pengembangan pribadi seseorang dan
kaitannya dengan perilaku yang ditunjukkan dalam lingkungan pendidikan
telah dipelajari dalam kajian psikologi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Relasi Psikologi Pendidikan dengan Kearifan Lokal?
2. Apa saja Pendidikan dalam Kearifan Lokal Indonesia?
3. Apa saja Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam Pskologi
Pendidikan?
4. Apa saja Psikologi Pendidikan dalam Kearifan Lokal di beberapa
Daerah dan Negara?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Relasi Psikologi dengan Kearifan Lokal
2. Untuk mengetahui Pendidikan dalam Kearifan Lokal Indonesia
3. Untuk mengetahui Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
Pskologi Pendidikan
4. Untuk mengetahui Psikologi Pendidikan dalam Kearifan Lokal di
beberapa Daerah dan Negara
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar
mengajar. Hakim (2010:91) menyatakan tiga aspek yang mempengaruhi
keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar adalah:
(1) kepribadian;
(2) pandangan terhadap anak didik; dan
(3) latar belakang guru.
Munculnya perspektif terhadap kepribadian peserta didik dan guru
tersebut bersumber dari kondisi lingkungan dan budaya yang ada di
masyarakat. Lingkungan dan budaya membawa nilai dan norma tertentu
sehingga muncul perilaku yang ditunjukkan oleh guru dan peserta didik.
Lingkungan dan budaya merupakan faktor yang paling mempengaruhi
pembentukan karakter individu. Budaya membawa seperangkat nilai dan
norma yang digunakan sebagai dasar pedoman hidup bermasyarakat. Budaya
membentuk karakter dan citra tersendiri pada masing-masing daerah, serta
merupakan bagian penting bagi pembentukan citra dan identitas budaya suatu
daerah. Di samping itu, keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan
kultural sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan. Seiring
dengan peningkatan teknologi dan transformasi budaya ke arah kehidupan
modern serta pengaruh globalisasi, warisan budaya dan nilai-nilai tradisional
masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan terhadap eksistensinya. Hal
ini perlu dicermati karena warisan budaya dan nilai-nilai tradisional tersebut
mengandung banyak kearifan lokal yang masih sangat relevan dengan kondisi
saat ini. Kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami
sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi
dalam ruang tertentu. Jika dipandang dari perspektif kearifan lokal, maka
psikologi pendidikan memberikan gambaran mengenai keragaman budaya
yang melatarbelakangi kehidupan peserta didik dan guru sehingga tercipta
5
hubungan yang berdasarkan nilai dan norma yang dianut sesuai dengan
kearifan lokal yang berlaku (Ridwan, 2007).
Hubungan antara peserta didik dan guru dilihat dari perspektif kearifan
lokal, dapat menciptakan kebiasaan dan perilaku yang unik namun tetap
bersama dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Hubungan tersebut akan
memberikan tanda yang mencolok pada kondisi dan iklim kelas sehingga
dapat membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Perilaku yang
dimunculkan guru dan peserta didik menunjukkan simbol-simbol tertentu
yang memiliki makna tersendiri dan menandai hubungan keduanya. Tentu
dalam hal ini akan memberikan kekhasan tertentu akan kondisi kelas, terlebih
dalam konteks lebih luas adalah kondisi pendidikan antardaerah hingga
antarnegara.
Ada berbagai hal yang perlu dipahami dan diperhatikan oleh seorang
pendidik, bukan hanya hal-hal yang tampak pada peserta didik, tetapi juga
memperhatikan hal-hal yang sifatnya tidak tampak namun bisa diketahui.
Misalnya memahami perhatian, minat, bakat, dan emosi peserta didik, yang
kesemuanya tercakup dalam ranah psikologi. Tanpa pemahaman mengenai hal
tersebut, pendidik tidak akan mampu memaksimalkan potensi peserta didik.
Begitu pula orang tua harus mengetahui kejiwaan anaknya. Karena
pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah tapi juga di rumah.
Beberapa aspek psikologi peserta didik yang harus dipahami seorang pendidik
adalah:
1) Perkembangan Psikologi Peserta Didik
3) Sikap
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang peserta didik
yang memiliki bakat dalam bidang bahasa, misalnya akan jauh lebih mudah
menyerap informasi, pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan
dengan bidang tersebut dibanding dengan peserta didik lainnya. Berhubungan
dengan hal di atas, bakat akan mempengaruhi tingkat keberhasilan peserta
didik dalam proses belajar bidang studi tertentu. Oleh karenanya, sangat tidak
bijaksana apabila orang tua memaksa untuk menyekolahkan anaknya pada
jurusan keahlian tertentu yang tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki anak.
5) Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Minat seperti yang dipahami dan
dipakai orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil
belajar peserta didik dalam bidang-bidang studi tertentu. Banyak kalangan
ahli psikologi sependapat bahwa minat merupakan kecenderungan yang
dimiliki oleh setiap orang/individu untuk menyukai atau tidak menyukai
sesuatu objek tertentu. Objek minat ini berada di sekitar lingkungan
kehidupan individu. Semakin sering individu berinteraksi dengan objek minat
11
hal upaya mengembangkan sesuatu menjadi hal yang terus lebih baik dari
waktu ke waktu. Tak hanya itu, membaca sudah menjadi budaya orang-
orang Jepang. Di berbagai tempat di Jepang dapat ditemui masyarakatnya
yang selalu membaca ketika sedang dalam perjalanan ke tempat kerja,
istirahat, berada di halte, atau di bandara. Sejak usia dini anak-anak
dilatih untuk mandiri. Lulus sekolah menengah atas (SMA) dan masuk
bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang
tua. Mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan
kehidupan seharihari. Kalaupun kehabisan uang, mereka meminjam uang
ke orangtuanya, kemudian mereka akan mengembalikan nanti. Daya
juang itulah yang telah jarang dimiliki oleh masyarakat di masa kini.
Jepang adalah negara maju yang masih tetap berpegang teguh pada nilai-
nilai kearifan lokal mereka. Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak
membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya minta
maaf masih menjadi releksi orang Jepang, begitu juga penghormatan
kepada seorang ibu. Pembangunan watak dan pendidikan moral harus
menopang pendidikan iptek. Tradisi di Jepang yang berkembang adalah
dalam satu tahun ajaran sekolah, dialokasikan waktu beberapa hari bagi
peserta didik untuk berkunjung ke pusat-pusat kebudayaan, sebagai
bagian dari pendidikan watak (character building). Ada semacam
konsensus bahwa sekolah-sekolah di Jepang berkewajiban mengajarkan
nilai-nilai budaya sebagai pondasi sikap, moral, dan kebiasaan hidup.
Sistem pendidikan di Jepang berjalan dengan baik dan telah berhasil
membuat ekonominya sangat kuat, literasi penduduknya sangat tinggi,
pemerintahan demokrasinya stabil, masyarakatnya sangat fungsional,
infrastrukturnya handal, dan angka kekerasan dan kejahatannya relatif
kecil.
5. Thailand
Kunci sukses pendidikan di Thailand, yaitu selalu mendasarkan pada
sains dan teknologi, sehingga semua produk yang dihasilkan berdasarkan
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa aspek psikologi peserta didik yang harus dipahami seorang pendidik
adalah :Perkembangan Psikologi Peserta Didik,Tingkat Inteligensi Peserta
Didik,Sikap,Bakat,Minat,Motivasi.
Kearifan local di beberapa daerah dan negara yang dapat dijadikan bahan dalam
kajian psikologi pendidikan : Bali (Indonesia),Batak (Sumatra Utara),Aceh
( Indonesia ),Jepang,Thailand.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, N. A. 2007. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Studi Islam dan
Budaya, 5(1): 27-38.