Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGANALISIS MATERI PEMBELAJARAN


Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 10
Ani Fitrianingsih
( 204101010015 )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami diberikan kemudahan dalam
membuat dan menyelesaikan makalah yang berjudul “MENGANALISIS
MATERI PEMBELAJARAN” untuk memenuhi tugas mata kuliah “Mata Kuliah
Perencanaan Pembelajaran PAI” dengan baik.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya dari zaman perbudakan menuju
zaman yang tanpa penindasan, yakni Addinul Islam. Makalah ini disusun untuk
kegiatan pembelajaran mahasiswa di kampus UIN KHAS Jember.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM. selaku Rektor IAIN Jember,
2. Ibu Prof Dr. Hj. Mukni’ah,M.Pd.I. selaku Dekan Jurusan Tarbiyah IAIN
Jember,
3. Ibu Dr. Hj. Fathiyaturrahmah M.Ag, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Agama Islam UIN KH Achmad Shiddiq Jember,
4. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan
karya tulis ilmiah ini, dan
5. Bapak/Ibu Dosen UIN KHAS Jember
Karena telah memberikan kesempatan untuk menyusun makalah ini dan
terima kasih kepada orang tua yang selalu mendoakan kami dan mendukung
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat dan mewujudkan kegiatan
belajar yang berkualitas dengan mendorong mahasiswa untuk berprestasi. Saran
dan kritik yang membangun selalu penyusun harapkan untuk kesempurnaan
dalam pembuatan makalah Selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat kepada para pembaca dan penyusun mengucapkan terima kasih.
Kediri, 01 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2
D. Manfaat ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Hakikat Meteri Pembelajaran .................................................................................. 3


B. Dimensi Pengetahuan .............................................................................................. 5
C. Pengorganisasian Materi Pembelajaran .................................................................. 9
D. Berpikir Tingkat Tinggi .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik
dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi,
kecakapan, serta karkteristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi
dirinya sendiri maupun lingkungannya. Proses Pendidikan setidaknya
tidak luput dari beberapa aktivitas diantaranya belajar dan pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan
informasi atau pengetahuan dari seorang pendidik kepada peserta didik.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat cir-ciri
tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda
upaya pendidik mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran,
sehingga dapat mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai.
Pentingya belajar dan pembelajaran untuk menjadikan insan kamil
yang ditunjukkan dari beberapa ayat dalam Al- Qur’an yang menjelaskan
pentingnya belajar salah satunya terdapat dalam Al- Qur’an surat Al- Alaq
ayat 1-5.
Materi pembelajaran agama islam yang mebuahkan nilai-nilai
agama yang dapat membentuk perilaku, sikap hidup, dan gaya hidup yang
bersifat pragmatis fungsional adalah pembelajaran agama islam yang
bersifat transpormatif. Begitu juga pola pikir yang lebih menitik beratkan
penanaman dan internalisasi nilai-nilai agama dalam jiwa dan menjadi
daya dorong untuk berbuat sesuatu, baik untuk merubah sikap,
memperbaiki, meningkatkan, menilai yang kesemuanya mengarah pada
transformative.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh

1
peserta didik, artinya meteri yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar- benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta tercapainya indikator.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dari materi pembelajaran ?
2. Apa saja dimensi pengetahuan ?
3. Bagaimana pengorganisasian materi pembelajaran ?
4. Apa yang dimaksud dengan berpikir tingkat tinggi ?
C. Tujuan
1. Agar dapat memahami dari hakikat materi pembelajaran
2. Agar dapat mengetahui apa saja dimensi pengetrahuan
3. Agar dapat memahami pengorganisasian materi pembelajaran
4. Agar dapat mengetahui bagaimana cara berpikir tingkat tinggi
D. Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi calon pendidik
dan peserta didik

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Materi Pembelajaran


Pada hakikatnya belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan
segaja atau tidak sengaja oleh setiap individu, sehingga terjadi perubahan
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa berjalan menjadi
bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa membaca dan sebagainya.
Belajar adalah suatu proses berubahan individu yang interaksi dengan
lingkungan sekitarnya kea rah yang baik maupun tidak baik. Belajar
adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan Latihan. Artinya,
tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
tingkah laku, pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap, bahkan meliputi
seganap aspek organisme atau pribadi.1
Pengertian pembelajaran tidak terlepas dari pengertian belajar,
belajar dan pembelajaran menjadi satu rangkaian kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan. Hasil dari belajar menjadi model dalam proses pembelajaran
selanjutnya. Pembelajarn berarti kegiatan belajar yang dilakukan oleh
pendidik dan peserta didik. Proses belajar menjadi satu sistem dalam
pembelajaran. Sistem pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi hingga diperoleh interaksi yang efektif.2
Hakikat belajar dan pembelajaran perlu dipelajari secara mendalam
untuk mengetahui batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut.
Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu
melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan
tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain mengetahui hakekat belajar komponen-komponen yang berada
didalamnya seperti ciri-ciri belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar, dan prinsip-prinsip belajar menjadi penting untuk dikaji.

1
Amral dan Asmar: Hakikat Belajar dan Pembelajaran (Indonesia: Guepedia, 2020), 20-21.
2
Sariani. Novita dan Prihantini: Belajar dan Pembelajaran (Jawa Barat: Edu Pubusher, 2021), 81-
83

3
Proses belajar dan pembelajaran bukanlah sesuatu yang mudah
dilaksanakan tanpa ada teori-teori yang mendukung untuk
menjalankannya. Para pelaku pembelajaran dan berbagai komponen
pembelajaran harus benar-benar cermat dan selektif terhadap teori belajar
yang ada dan tersedia. Pendidik harus benar-benar tepat dalam
menerapkan teori yang sesuai dengan keadaan atau kondisi peserta didik.
Jika salah menerpkannya, maka sangat mungkin banyak pihak yang
menjadi korban, apakan itu negara, institusi Pendidikan, atau pelaku
pembelajaran (peserta didik).
Materi pembelajaran pada hakikatnya merupakan bagian tak
terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang
apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran3.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran
(instructionalmaterials) yang merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran merupakan
informasi, alat dan teks yang diperlukan untuk perencanaan dan penelaah
implementasi pembelajaran serta untuk membantu dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga dapat disusun secara sistematis untuk menampilkan
sosok yang utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari
keseluruhan kurikulum yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan
pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
peserta didik, artinya meteri yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya materi yang benar- benar menunjang tercapainya standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta tercapainya indikator.

3
Nurdin, Syafrudin dan Andriantoni : Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : PT Grafindo Persada,
2016).

4
Meteri pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk mebangun
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan meteri
pelajaran adalah jenis, cakupan, urutan dan perlakuan terhadp materi
pelajaran tersebut. Jenis- jenis meteri pelajaran terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, prosedur dan sikap atau nilai. Selain memperhatikan jenis materi
juga harus memperhatikan prinsip- prinsip yang perlu digunakan dalam
menentukan cakupan materi pelajaran yang menyangkut keluasan dan
kedalaman meterinya. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan
beberapa banyak materi- materi pokok yang akan dibahas pada proses
pembelajaran.
Kedalam materi menyangkut rincian konsep yang terkandung
didalamnya yang harus dipelajari peserta didik. Materi pembelajaran yang
sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan
melalui dua pendekatan pokok yaitu pendekatan prosedural dan
pendekatan hierarkis.
Agar pendidik dapat membuat persiapan yang berdaya dan berhasil,
maka pendidik dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan
dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan
hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan materi serta
mengukur efektivitas persiapan tersebut. Prinsip- prinsip yang dijadikan
dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesuaian atau
relevansi, konsistensi dan kecukupan.
E. Dimensi Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan
Metakognitif
1. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual merupakan pengetahuan yang harus
dimiliki peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu
disiplin ilmu atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya
yang berkaitan dengan pernyataan yang benar karena sesuai

5
dengan kenyataan yang sebenarnya. Pengetahuan faktual berkaitan
dengan pernyataan yang benar karena sesuai dengan keadaan yang
sesungguhnya.4
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang
harus diketahui para peserta didik jika mereka akan dikenalkan
dengan suatu disiplin atau untuk memecahkan masalah apapun di
dalamnya. Elemenelemen biasanya merupakan simbol-simbol yang
berkaitan dengan beberapa referensi konkret, atau "benang-benang
simbol" yang menyampaikan informasi penting. Sebagian terbesar,
pengetahuan faktual muncul pada level abstraksi yang relatif
rendah.
Dua bagian jenis pengetahuan faktual adalah:
1) Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-
simbol verbal dan nonverbal tertentu (contohnya kata-kata,
angka-angka, tanda-tanda, dan gambar-gambar).
2) Pengetahuan yang detail dan elemen-elemen yang spesifik
mengacu pada pengetahuan peristiwa-peristiwa, tempat-
tempat, orang-orang, tanggal, sumber informasi, dan
semacamnya.
2. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan mengenai
skema, model, atau teori eksplisit dan implisit dalam model
psikologi kognitif yang berbeda. Skema, model, dan teori
menunjukkan pengetahuan pengetahuan yang seseorang miliki
mengenai bagaiman pokok bahasan tertentu diatur dan disusun,
bagaimana bagian atau potongan informasi yang berbeda saling

4
Ariyana, Yoki, Pudjiastuti, Ari, and Bestary, Reisky, Ketrampilan Brpikir Tingkat Tinggi
(Yogyakarta: Graha ilmu, 2009)

6
berhubungan dan berkaitan dalam suatu cara yang sistematis,
bagaimana bagian- bagian ini berfungsi bersama- sama.5
Pengetahuan konseptual memuat ide atau gagasan dalam suatu
disiplin ilmu yang memungkinkan orang untuk mengklarifikasi
bebrbagai objek.
Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis:
1) Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori,
kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan
dalam pokok bahasan yang berbeda
2) Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu
disiplin ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari
fenomena atau memecahkan masalah-masalah dalam
disiplin ilmu; dan
3) Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan generalisasi-
generalisasi bersama dengan hubunganhubungan di antara
mereka yang menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan
bulat mengenai suatu fenomena, masalah, atau pokok
bahasan yang kompleks.
3. Pengetahuan Prosedural
“pengetahuan mengenai bagaimana”melakukan sesuatu. Hal
ini dapat berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin
hingga memecahkan masalah-masalah baru. Pengetahuan
prosedural sering mengambil bentuk dari suatu rangkaian langkah-
langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan keahlian-
keahlian, algoritma-algoritma, teknik-teknik,
dan metode-metode secara kolektif disebut sebagai prosedur-
prosedur.
1) Pengetahuan keahlian dan algoritma spesifik suatu subjek.
5
Ariyana, Yoki, Pudjiastuti, Ari, and Bestary, Reisky, Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(Yogyakarta: Graha ilmu, 2009)

7
Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai
suatu rangkaian langkah-langkah, yang secara kolektif
dikenal sebagai prosedur. Kadangkala langkah-langkah
tersebut diikuti perintah yang pasti, di waktu yang lain
keputusan-keputusan harus dibuat mengenai langkah mana
yang dilakukan selanjutnya. Dengan cara yang sama,
kadang-kadang hasil akhirnya pasti, dalam kasus lain
hasilnya tidak pasti. Meskipun proses tersebut bisa pasti
atau lebih terbuka, hasil akhir tersebut secara umum
dianggap pasti dalam bagian jenis pengetahuan.
2) Pengetahuan teknik dan metode spesifik suatu subjek.
Pengetahuan teknik dan metode spesifik suatu subjek
meliputi pengetahuan yang secara luas merupakan hasil
dari konsensus, persetujuan, atau normanorma disipliner
daripada pengetahuan yang lebih langsung merupakan
suatu hasil observasi, eksperimen, atau penemuan. Bagian
jenis pengetahuan ini secara umum menggambarkan
bagaimana para ahli dalam bidang atau disiplin ilmu
tersebut berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah dari
pada hasil- hasil dari pemikiran atau pemecahan masalah
tersebut.
3) Pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan
menggunakan prosedurprosedur yang tepat.
Sebelum terlibat dalam suatu penyelidikan, para peserta
didik diharapkan dapat mengetahui metode-metode dan
teknik-teknik yang telah digunakan dalam penyelidikan-
penyelidikan yang sama. Pada suatu tingkatan nanti dalam
penyelidikan tersebut, mereka dapat diharapkan untuk
menunjukkan hubungan-hubungan antara metode-metode
dan teknik-teknik yang mereka benar-benar lakukan dan
metode-metode yang dilakukan oleh peserta didik lain.

8
4. Pengetahuan metakognitif
Merupakan pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
kesadaran akan serta pengetahuan tentang kognisi diri sendiri,
dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang tentang bagaimana dia
belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran suatu masalah,
kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya,
kemampuan mengguanakan berbagai informasi untuk mencapai
tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
Berdasarkan teori tersebut dapat diartikan metakognitif
merupakan kesadaran berfikir tentang apa yang diketahui dan apa
yang tidak diketahui atau secara sederhana metekognitif mengukur
kemampuan dengan menempatkan peserta didik dalam memahami
tujuan, merencanakan, memahami penggunaan strategi yang
dipakai, dan mampu merefleksikan kelemahan dan kelebihan hasil
dari pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam konteks
pembelajaran, peserta didik mengetahui bagaimana untuk belajar,
mengetahui kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan
mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif.
Pengetahuan metakognitif mengacu pada pengetahuan tentang
kognisi seperti pengertahuan tentang ketrampilan (skill) dan
strategi kerja yang baik untuk pendidik dan bagaimana serta kapan
menggunakan ketrampilan dan stategi tersebut. Pada kegiatan-
kegiatan yang mengontrol pemikiran dan belajar seseorang seperti
merencanakan, memonitor pemahaman, dan evaluasi.
F. Pengorganisasian Materi Pembelajaran
Menurut KBBI pengorganisasian merupakan proses, cara,
perbuatan untuk mengatur dan menyusun bagian sehingga seluruhnya
menjadi satu kesatuan yang teratur. Fungsi pengorganisasian merupakan
proses pencapaian tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui

9
penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi. 6 Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian materi pembelajaran adalah
proses atau cara penyusunan materi ajar menjadi satu kesatuan yang saling
berkaitan dan tertata secara sistematis yang akan disampaikan kepada
peserta didik. Dalam pengorganisasian materi pembelajaran diperlukan
rancangan instruksional yang sistematis sesuai dengan tujuan dari
penyampaian bahan ajar.
1. Metode Dalam Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1) Classical Tutorial
Dalam classical tutorial seorang peserta didik memulai
sebuah materi ajar dari pengenalan materi, kemudian
melalui beberapa tahap proses sampai ketingkat yang lebih
mahir dan ahli
2) Knowledge Paced Tutorial
Pada sistem ini peserta didik diajak untuk
mempersiapkan materi pembelajaran terlebih dahulu,
kemudia dilakukan tes awal pada setiap materi, yang mana
setiap tes merupakan peningkatan materi tes sebelumnya
3) Exploratory Tutorial
Dalam metode ini, setelah menerima instrodction,
selanjutnya learner dapat mengakses halaman depan
eksplorasi materi ajar. Dari sini dapat dilakukan
pengaksesan link document, ataupun yang berbasis data
4) Generated Lesson
Model ini merupakan metode materi ajar yang
tergantung pada kemampuan peserta didik dalam menjawab
tes dan kuisioner, pada awal materi yang akan menentukan
materi apa yang akan diterima selanjutnya. Metode ini
lebih dikenal dengan sebutan individual learner, karena

6
Hary Guntur Tarigan, Strategi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Angkasa,
1993), h. 02

10
setiap peserta akan memperoleh urutan materi yang akan
diterima7
2. Tujuan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
Kegiatan mengorganisasikan bahan ajar dimulai dengan
memilih dan menetapkan bahan ajar yang sesuai dan mampu untuk
mencapai tujuan instruksional mata kuliah. Bahan ajar tersebut
tentunya terdiri dari serangkai pokok-pokok bahasan yang harus
ditata urutannya dan saling berkaitan satu sama lain. Di dalam
memilih pokok-pokok bahasan tersebut, tentunya telah diketahui
dan diterapkan kegunaan dan tujuan dari setiap pokok bahasan,
yang pada dasarnya setiap tujuan instruksional pokok bahasan
ditunjukkan untuk menunjang tercapainya tujuan mata kuliah.
Selanjutnya, dari setiap pokok bahasan yang telah ditetapkan
tujuannya itu, dijabarkan lebih rinci menjadi beberapa subpokok
bahasan sehingga mampu untuk menetapkan sasaran belajar.
Sasaran belajar merupakan gambaran kemampuan mahasiswa
(learning outcomes) yang bisa diamati dan diukur.
3. Manfaat Pengorganisasian Materi Pembelajaran
Manfaat pengorganisasian materi pembelajaran yaitu :
1) Bahan ajar dapat diterima dengan mudah oleh peserta didik
2) Materi pembelajaran lebih tersusun secara rinci dan
sistematis
3) Tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
rancangan yang sudah dibuat
4) Perencanaan kegiatan dan sumber belajar dapat lebih
terencana
G. Berpikir Tingkat Tinggi
Berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan berpikir yang bukan hanya
sekedar menginggat, menyatakan kembali, dan juga merujuk tanpa

7
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
hal. 45

11
melakukan pengolahan, akan tetapi kemampuan berpikir untuk menelaah
informasi secara kritis, kreatif, berkreasi dan mampu memecahkan
masalah.
Berpikir tingkat tinggi akan terjadi Ketika peserta didik terlibat
dengan apa yang mereka ketahui sedemikian rupa untuk mengubahnya,
artinya peserta didik mampu mengubah atau mengkreasi pengetahuan
yang mereka ketahui dan menghasilan sesuatu yang baru. Melalui berpikir
tingkat tinggi peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan
secara jelas, beragumen dengan baik, mampu memecahkan masalah,
maupun mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami
hal- hal komples menjadi lebih jelas, dimana kemampuan ini jelas
memperlihatkan bagaimana peserta didik bernalar.8
Berpikir tingkat tinggi mencakup 4C (Creative, Critical thinking,
Communicative, dan Colaborative). Pentingnya berpikir tingkat tinggi
yaitu untuk meningkatkan kemampuan dalam berpikir peserta didik pada
level yang lebih tinggi. Kemampuan yang harus dimiliki peserta didik
yaitu kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam menerima berbagai
jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan
pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dengan berbagai
pertimbangan pendidik seharusnya memiliki kemampuan membuat soal
menggunakan taksonomi Bloom C4 – C6 untuk mengukur sejauh mana
kemampuan peserta didik dalam berpikir.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills)
meliputi menganalisis (C4), menilai (C5) dan mencipta
(C6).Pengelompokan tingkat berpikir dalam ranah kognitif tersebut
berdasarkan klasifikasi tingkat berpikir pada“Revisi Taksonomi Bloom (A
Revision of Bloom's Taxonomy)”.
Adapun definisi untuk masing-masing tingkat tersebut sebagai
berikut:
8
Mubarokah, Isna Rizki, “Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di Sekolah
Inti Gugus Anggrek Kecamatan Candisari Semarang Tahun ajaran 2019” (Skripsi, UIN Semarang,
2019), 06.

12
1. Analyze (menganalisis),
aspek analisis melibatkan proses memecahmecah materi
menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan hubungan antara
bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis
ini meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasi,
dan mengatribusikan
2. Evaluate (mengevaluasi)
aspek evaluasi didefinisikan sebagi membuat keputusan
berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria-kriteria ini ditentukan
oleh peserta didik. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses
kognitif memeriksa dan, mengkritik.
3. Create (mencipta)
aspek mencipta melibatkan proses menyusul elemenelemen
jadi sebuah keseluruhan yang koheren. Aspek mencipta berisikan
tiga proses kognitif yaitu : merumuskan (peserta didik memikirkan
berbagai solusi ketika berusaha memahami tugas, merencanakan
(peserta didik merencanakan metode solusi dan mengubahnya jadi
rencana aksi), dan memproduksi (melaksanakan rencana dengan
mengkontruksi solusi)
Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan untuk
mengolah informasi dengan cara berpikir kritis, logis, reflektif dan kreatif
untuk memecahkan permasalahan dalah berbagai situasi. Kemampuan
berpikir tingkat tinggi dapat dilatih melalui proses pembelajaran di dalam
kelas. Agar peserta didik memiliki kemampuan berpikit tinggi, maka
proses pembelajarannya juga memberikan ruang untuk menemukan
konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran
dapat mendorong peserta didik untuk membangun kriativitas dan berpikir
kritis.9

9
Aningsih, Anugrah. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Jawa Tengah: Universitas
Muhammadiyah Purwokertp, 2018).

13
Ketrampilan berpikir tingkat tinggi meliputi transfer informasi,
berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Pembelajaran untuk mentransfer
merupakan pembelajaran bermakna karena peserta didik dapat
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dan mengaitkan informasi yang
satu dengan yang lainnya. Adapula pembelajaran berpikir kritis supaya
peserta didik dapat beragumentasi, merefleksikan, dan mengambil
keputusan sendiri.
Ketrampilan berpikir tingkat tinggi merupakan suatu kebutuhan
dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama bagi peserta didik. Dalam
melaksanakan proses pembelajaran, perlu didapatkan suatu evaluasi
melalui pemberian soal-soal yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Sebagai upaya memperoleh hasil belajar yang maksimal, maka harus
terdapat kesesuaian antara penerapan metode pembelajaran dengan soal-
10
soal evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan ketrampilan berpikir tingkat tinggi digunakan untuk terus
melatih kemapuan pada peserta didik, sedangkan pemberial soal-soal yang
didalamnya terdapat kemampuan berpikir tingkat tinggi akan digunakan
untuk mengukur seberapa besar kemampuan peserta didik dalam
menerapkan kompetensi dasar dan mencapai tujuan belajar serta hasil
belajar yang diharapkan oleh pendidik.

10
Ismawati, Putri, “ Analisis Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi,” 2016.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen terpenting
dalam suatu proses pembelajaran. Dalam memilih materi pembelajaran
sebelum ditransformasikan kepada peserta didik maka perlu diadakan
analisis materi pembelajaran dengan mengacu kepada berbagai hal, di
antaranya adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar, identifikasi jenis-jenis materi
pembelajaran, memilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, berorientasi pada kebutuhan peserta
didik, berorientasi pada perkembangan peserta didik, masalah
absolescence yang menyangkut validitas dan signifikansi isi kurikulum,
serta konsisten.
B. Saran
Dalam makalah yang kami buat apabila nantinya terdapat kesalahan
mungkin karena kekelirual dalam membuatnya, selaku pemakalah
memohon maaf yang sebesar- besarnya. Maka dari itu menghimbau
kepada pembaca untuk turut berpartisipasi dalam meberikan kriti, saran,
dan masukan yang membangun buat kedepannya nanti, semoga makalah
ini memberikan manfaat buat kita semua.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ariyana, Yoki, Padjiastuti, Ari, dan Bestary Reisky. Ketrampilan Berpikir Tingkat
Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.

Amral, dan Asmar: Hakikat Belajar dan Pembelajaran. Indonesia: Guepedia,


2020.

Aningsih, Anugrah. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi. Jawa Tengah:


Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2018.

Hary Guntur Tarigan: Strategi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Angkasa,


1993.

Hamzah B. Uno: Perencanaan Pembelajaran: Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Ismawati, Putri : Analisis Ketrampilan Berpikir Tingkat Tinggi, 2016.

Sariani, Novita, dan Prihartini: Belajar dan Pembelajaran. Jawa Barat: Pubusher,
2021.Mubarokah, Isna Rizki. 2019. “Pembelajaran Berpikir Tingkat Tinggi di
Sekolah Inti Gugus Anggrek Kecamatan Candisari Semarang Tahun ajaran 2019”.
Skripsi, UIN Semarang, 2019, 06.

Nurdin, Syafrudin dan Andriantoni : Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT


GrafindoPersada, 2016.

16

Anda mungkin juga menyukai