Anda di halaman 1dari 17

HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Yang diampu Oleh Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd.

Disusun oleh:

Aa Nisa Della Dinanda (200151602897)


Dwi Anjarwati (200151603061)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hakekat Belajar dan
Pembelajaran”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Hakekat dari Belajar dan Pembelajaran..

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................... 2
BAB 2 ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
2.1 Konsep Belajar........................................................................................................ 3
2.2 Unsur-unsur Belajar ................................................................................................ 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................................................................ 6
2.4 Jenis-jenis Belajar ................................................................................................... 7
2.5 Konsep Pembelajaran .............................................................................................. 9
2.6 Tujuan Pembelajaran ............................................................................................. 11
2.7 Jenis-jenis Pembelajaran ....................................................................................... 11
BAB 3 ................................................................................................................................. 13
PENUTUP .......................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 13
3.2 Saran..................................................................................................................... 13
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru, sebagai salah satu unsur
pendidik agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana
peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta
memahami tentang bagaimana siswa belajar. Untuk dapat memahami proses belajar yang
terjadi pada diri siswa, guru perlu menguasai hakikat dan konsep dasar belajar. Dengan
menguasai hakikat dan konsep dasar tentang belajar diharapkan guru mampu
menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran, karena fungsi utama pembelajaran adalah
memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya belajar dalam diri peserta didik.

Istilah pembelajaran sudah mulai dikenal luas dalam masyarakat, lebih-lebih


setelah diundangkannya Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang secara legal formal memberi pengertian tentang
pembelajaran. Dalam Pasal 1 butir 20 pembelajaran diartikan sebagai “... proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
Pembelajaran sebagai suatu konsep pedagogik secara teknis dapat diartikan sebagai
upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial
menghasilkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu
sebagai peserta didik.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa antara belajar dan pembelajaran satu
sama lain memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Keterkaitan substantif belajar
dan pembelajaran terletak pada simpul terjadinya perubahan perilaku dalam diri individu.
Keterkaitan fungsional pembelajaran dengan belajar adalah bahwa pembelajaran sengaja
dilakukan untuk menghasilkan belajar atau dengan kata lain belajar merupakan
parameter pembelajaran. Hakikat belajar dan pembelajaran perlu dipelajari secara
mendalam untuk mengetahui batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut.
Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui latihan
maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengetahui hakekat belajar, komponen-

1
2

komponen yang berada didalamnya seperti ciri-ciri belajar, faktor-faktor yang


mempengaruhi belajar, dan prinsip-prinsip belajar menjadi penting untuk dikaji.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang tertulis di atas, masalah atau topik yang akan dibahas
pada makalah ini meliputi :

1. Apa konsep dari belajar dan pembelajaran?

2. Apa saja unsur-unsur dalam belajar?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses belajar?

4. Apa saja jenis-jenis belajar dan pembelajaran?

5. Apa saja tujuan dari pembelajaran?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui konsep dari belajar dan pembelajaran

2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar

3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses belajar

4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari belajar dan pembelajaran

5. Untuk mengetahui tujuan dari diadakannya pembelajaran


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Belajar


Istilah belajar sudah dikenal luas di berbagai kalangan walaupun sering disalah
artikan atau diartikan secara pendapat umum saja. Belajar menjadi suatu hal yang
lumrah dalam kehidupan sehari-hari, bahkan belajar dapat terjadi dimana pun dan
kapan pun, tetapi masih saja ada orang yang menyalah artikan belajar sebagai suatu
kegiatan yang bersifat umum, semisal anak yang disuruh ibunya untuk belajar. Belajar
bukan sekedar aktivitas memerintahkan seorang anak untuk belajar. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa belajar memiliki tujuan untuk membentuk pribadi menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Tentu akan muncul benyak pertanyaan bila kita tidak
memahami makna belajar secara mendalam.
Belajar adalah suatu hal penting untuk seseorang agar dapat memahami dan
menguasai kemampuannya, yang dimulai sejak lahir dan berlangsung seumur hidup.
Dalam arti luas belajar merupakan suatu aktivitas, baik fisik maupun psikis yang
menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar
dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh
kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya
respons utama. Perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari perbuatan belajar
terjadi secara sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bersifat
konstan, bertujuan atau terarah, serta mencakup seluruh aspek tingkah laku. Ciri-ciri
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari perbuatan belajar tersebut tampak dengan
jelas dalam berbagai pengertian belajar menurut pandangan para ahli pendidikan dan
psikologi sebagai berikut :
a. Daryanto (2009:2) mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungnnya.
b. Sanjaya Wina (2008: 229) belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas
mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam
aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor.

3
4

c. Winaputra, dkk (2007: 19) belajar adalah perubahan perilaku pada individu
sebagai buah dari pengalaman atau interasi fisik yang mana akan menghasilkan
perubahan yang bersifat relatif menetap.
d. Fontana (1981) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif
tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti Fontana,
Gagne (1985) juga menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja
oleh setiap individu, sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu,
dari yang tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa
membaca dan sebagainya. Belajar adalah suatu proses perubahan individu yang
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya ke arah yang baik maupun tidak baik.
Belajar merupakan aktivitas menuju kehidupan yang lebih baik secara
sistematis. Proses belajar terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi
dan evaluasi. Yang dimaksud dengan tahap informasi adalah proses penjelasan,
penguraian atau pengarahan mengenai struktur pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Tahap transformasi adalah proses peralihan atau pemindahan struktur tadi ke dalam
diri peserta didik. Proses transformasi dilakukan melalui informasi.

2.2 Unsur-unsur Belajar


Belajar merupakan suatu kegiatan yang terencana dan terstruktur, jadi
tentunya belajar memiliki beberapa unsur sebagai dasar belajar. Cronbach sebagai
salah satu penganut aliran behaviorisme (1954) dalam Sukmadinata (2004: 157)
dengan sedikit perubahan ada tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi :
1. Tujuan
Belajar tercipta dan terlaksana karena ada suatu tujuan yang ingin dicapai dari
hasil proses belajar yang terlaksana. Tanpa suatu tujuan maka belajar pun tidak
dapat terukur dan tidak mengetahui apa ayang diharapkan dari belajar tersebut.
Tujuan tercipta karena adanya kebutuhan dalam diri masing masing pesertaa
didik selaku pembelajar.
2. Kesiapan
Belajar dapat terlaksana dengan efektif bila peserta didik memang memiliki
kesiapan dalam belajar sehingga terwujud belajar yang eefktif. Kesiapan dalam
belajar mencakup kesiapan fisik dan kesiapan psikis.
5

3. Situasi
Situasi dalam belajar dimaksudkan mencakup tempat, lingkungan, alat, dan
bahan belajar, guru, kepsek, pegawai administrasi dan segenap peserta didik
selaku pelajar.
4. Interpretasi
Peserta didik melakukan intepretasi (melihat hubungan antar situasi belajar,
melihat makna dari hubungan tersebut, dan menghubungkan dengan
kemungkinan pencapaian tujuan).
5. Respon
Dari hasil intepretasi yang dilakukan maka peserta didik dapat menentukan
respon yang sesuai dengan apa yang dialaminya dalam kegiatan pembelajaran.
6. Konsekuensi
Pendekatan behavior memandang bahwa konsekuensi tercipta karena adanya
stimulus dan respon. Konsekuensi ini dalam bentuk hasil dan hasil dapat
memiliki makna yang positif dan makna negatif tergantung dari respon yang
dimunculkan oleh peserta didik selaku pembelajar.
7. Reaksi terhadap kegagalan
Kegagalan yang muncul bagi seseorang mempunyai dua makna yang berlainan,
ketika seseorang tersebut memang memiliki keyakinan yang kuat maka
kegagalan akan digunakan sebagai pendorong untuk bisa lebih baik lagi, berbeda
dengan sseorang yang memang memiliki keyakinan yang rendah. Bila
menjumpai kegagalan maka akan memicu motivasi yang semakin menurun dan
minat belajar tentunya juga semakin menurun.
Sedangkan pandangan menurut teori belajar konstruktivisme dalam Suyono
dan Haryanto (2014: 127) memandang unsur belajar terdiri atas tiga komponen yaitu :
1. Tujuan belajar
Tujuan belajar yaitu menciptakan suatu arti/makna. Makna tercipta dari
pembelajar dengan melihat, mendengar, merasa, dan mengalami proses belajar.
2. Proses belajar
Proses belajar sebagai proses membangun makna yang berlangsung secara
kontinyu, dan bila berhadapan dengan kondisi yang baru maka diadakan
rekonstruksi untuk menciptakan pemahaman baru menurut pemahaman dirinya
sendiri.
6

3. Hasil belajar
Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan. Hasil belajar tergantung pada masing masing pemahaman
diri setiap individu.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Belajar


Belajar menimbulkan perubahan pada diri seseorang yang telah mengalami
proses belajar. Pada dasarnya belajar dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Seperti kita ketahui bersama bahwa faktor internal
tentunya kaitanya dengan dalam diri sedangkan ekternal kaitanya dengan hal luar.
Berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai dua faktor tersebut.
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri.
(Sudjana, 1989) Faktor intern ini berkaitan dengan unsur fisiologis dan psikologis
siswa. Unsur fisiologis siswa berupa kondisi fisiologis secara umum serta kondisi
panca indera. Sedangkan unsur psikologi berupa minat, kecerdasan, bakat,
motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan menurut Slameto, faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik. Di dalam membicarakan faktor
intern ini, akan dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis
dan faktor kelelahan.
 Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
 Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
 Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani.
Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai sedangkan kelelahan rohani seperti
adanya kelesuan dan kebosanan (Slameto, 2006).
b) Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, faktor
ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat (Slameto, 2006).
o Faktor Keluarga
Peserta didik akan dipengaruhi dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
7

keluarga. Di dalam kehidupan keluarga, anak mendapatkan bimbingan dan


perawatan dalam rangka membentuk perwatakan dan kepribadian anak, untuk
menjadi dirinya sendiri atau menjadi pribadi yang utuh (Isjoni, 2009).
o Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar yaitu mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik
dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas
rumah.
o Faktor Masyarakat
Lingkungan masyarakat dimana siswa berada juga berpengaruh terhadap
semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya
memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga
pendidikan dan sumber-sumber belajar yang cukup, terdapat lembaga-
lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan
memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar
generasi mudanya (Sukmadinata, 2004).

2.4 Jenis-jenis Belajar


Belajar menekankan kepada pembiasaan seperti dalam pengkondisian klasik,
belajar terjadi secara sadar ataupun secara tidak sadar. Jenis jenis belajar yang
dikembangkan oleh ahli memiliki ragam yang sangat banyak. Jenis-jenis belajar
menurut Suyono & Hariyanto (2014: 129) yaitu: belajar sederhana tanpa asosiasi,
belajar asosiasi, pembeajaran melalui pemberian kesan, belajar observasional,
bermain, enkulturasi, belajar dengan multimedia, e-learning, belajar dengan
menghafal, belajar informal, belajar formal, dan belajar non formal.
a. Belajar Berlandaskan Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu di antara sekian banyak teori yang
memberikan sumbangsih dalam mengkaji terkait belajar, dan dalam pembahasan
terkait belajar, teori behaviorisme ini mengemukakan beberapa tipe-tipe dari
belajar di antaranya yaitu :
1) Belajar sederhana tanpa asosiasi, belajar ini ada dua macam yaitu habituasi
dan sensitiasi, Habituasi dipengaruhi oleh adanya pengurangan kemungkinan
perilaku respon secara progresif dengan pelatihan-pelatihan dan pengulangan
8

stimulus. Sedangkan belajar sensitiasi yaitu kebalikanya, terjadi penguatan


positif terhadap perilaku karena adanya pelatihan atau pengulangan.
2) Belajar asosiasi, adalah suatu proses dimana suatu materi pembelajaran
dipelajari melalui asosiasi dengan bahan-bahan pembelajaran yang terpisah
yang sudah dipelajari sebelumnya. Belajar ini lebih mudah dipelajari bila ada
keterkaitan antara materi lama dan materi baru.
3) Pengkondisian klasik, belajar sebagai upaya pengkondisian pembentukan
suatu perilaku atau respon terhadap sesuatu.
4) Pengkondisian operan, belajar sebagai upaya memodifikasi perilaku spontan
semisal belajar membedakan.
5) Belajar melalui kesan, belajar dengan mengamati dan mempelajari
karakteristik sejumlah stimulus yang muncul pada seseorang (menaruh
kesan).
6) Belajar pengamatan, didasari oleh peniruan dari seseorang dan
diimplementasikan dalam kehidupannya.
7) Belajar melalui bermain, bermain sebagai suatu perilaku yang tidak bertujuan,
tetapi mampu memperbaiki kinerja dikemudian hari bila dijumpai kondisi
yang sama.
8) Belajar tuntas, belajar yang menekankan kepada peserta didik untuk
menguasai semua bahan ajar.
b. Belajar Berlandaskan Kognitivisme dan Konstruktivisme
Belajar merupakan proses aktif dengan maksud untuk menyusun makna melalui
berbagai interaksi dengan lingkungan untuk membangun hubungan konsep
dengan kejadian yang sedang dipelajari. Berikut dijabarkan bentuk bentuk belajar
yang berlandaskan konstruktivisme.
1) Belajar melalui pembudidayaan, yaitu proses dimana seseorang belajar tentang
suatu yang diperlukan oleh budaya yang mengelilingi kehidupanya sehingga
mendapatkan nilai dan perilaku yang sesuai dengan budaya tersebut.
2) Belajar menurut Ausubel dan Robinson: (1) belajar menerima: sebagai bentuk
belajar paling tua, murid cenderung pasif, (2) belajar menghafal: belajar yang
mengabaikan pemahaman mendalam dam kompleks dari subjek yang
dipelajari, lebih menekankan kepada aktifitas menghapal, mengulang apa yang
didapat, (3) belajar menemukan: merupakan belajar yang menekankan kepada
aktivitas anak untuk mencari (inquiry) dan menemukan (discovery), (4) belajar
9

bermakna: belajar yang menekankan kepada struktur kognitif dan bahan yang
dipelajari individu.
3) Belajar perkembangan konseptual, belajar yang menekankan kepada konsepsi
(konsep tentang fenomena) awal yang dimiliki peserta didik dan
diintergrasikan ke dalam konsepsi yang formal disampaikan guru.
4) Resolusi konseptual, belajar yang diawali dari konflik kecil antara pemahaman
peserta didik dan guru dan kemudian ditemukan konsep baru.
5) Pertukaran konseptual, belajar ini terjadi ketika adanya perbedaan jauh
konsepsi peserta didik dan guru, tetapi konsep yang berbeda tersebut
mempunyai dasar tersendiri.
6) Model generatif, belajar ini terjadi ketika konsepsi peserta didik memilih
sensor input dari pengetahuan yang baru, dengan cara berfokus pada input ini.
7) Perubahan konseptual, konsepsi yang dibawa pembelajar berpengaruh pada
kemampuan belajar dan berpengaruh pula pada penerimaan ide baru.

2.5 Konsep Pembelajaran


Pembelajaran merupakan aktivitas yang berproses melalui tahapan
perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi, hal ini dimaknai sebagai interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Oleh
karena itu, keberhasilan sebuah proses pembelajaran ditentukan oleh ketiga komponen
tersebut. Dengan demikian, proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu satu
kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Terdapat dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran
yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan siswa,
sedang mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru (Mufarrokah, 2009).
Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertama pembelajaran dipandang
sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi
antara lain tujuan pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas,
evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan).
Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses yang meliputi kegiatan yang
dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi
10

dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Subroto, 1997).
Susanto, Ahmad (2013: 18-19) kata pembelajaran merupakan perpaduan dari
dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung
lebih dominan pada peserta didik, sementara mengajar secara instruksional dilakukan
oleh guru, jadi istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata belajar dan
mengajar, proses belajar mengajar atau kegiatan belajar mengajar. Secara psikologis
pengertian pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi
individu itu dengan lingkungannya. Suyono & Hariyanto (2014: 183) mengatakan
bahwa pembelajaran identik dengan pengajaran, suatu kegiatan dimana guru mengajar
atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa pembelajaran erat kaitannya dengan
pengajaran. Pengajaran sebagaian bagian yang terintegral dalam pembelajaran dan
tidak dapat dipisahkan antara yang satu dan yang lain. Dimana ada pembelajaran
maka di situ pula terjadi proses pengajaran. Dari pemahaman tersebut dapat diketahui
bahwa pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
dengan bantuan guru untuk memperoleh perubahan perubahan perilaku menuju
pendewasaan diri secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi individu dengan
lingkunganya. Secara mendasar kriteria dari pembelajaran meliputi :
a) Pembelajaran Merupakan Proses Perubahan
Pembelajaran merupakan proses perubahan yang dilakukan secara sadar dan
disengaja yang dimaksud menunjuk pada adanya suatu kegiatan yang sistematis
dalam rangka menciptakan suatu perubahan dalam diri individu menuju ke hal
yang lebih baik.
b) Perubahan Hasil Pembelajaran Mencakup Semua Aspek Kehidupan
Perubahan tersebut mencakup seluruh aspek sebagai akibat dari pembelajaran.
Aspek yang dimaksud mencakup segala hal yang dimiliki oleh seseorang, baik
kemampuan, kebiasaan, keahlian yang dimiliki.
c) Pembelajaran Terjadi Karena Adanya Tujuan
Pembelajaran terlaksana karena adanya suatu kebutuhan pada diri individu dan
kebutuhan tersebut harapannya terpenuhi. Pembelajaran tidak akan terlaksana
11

dengan baik apabila pembelajaran tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan
terarah.

2.6 Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan
dalam perencanan pembelajaran. Karena tujuan merupakan sesuatu yang dicarai
dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan suatu perilaku yang hendak
dicapai atau dapat dikerjakan oleh peserta didik pada tingkat dan kondisi tertentu.
Tujuan pembelajaran lebih diarahkan kepada Taskonomi Bloom dan Krathwohl.
Mereka membagi tujuan pembelajaran menjadi tiga kawasan yaitu:
a. Kawasan kognitif
Kawasan kognitif erat kaitanya dengan segi proses mental yang diawali dari
tingkat pengetahuan hingga evaluasi. Ranah ini terdiri atas enam tingkatan yaitu
(1) tingkat pengetahuan, (2) tingkat pemahaman, (3) tingkat penerapan, (4)
tingkat analisa, (5) tingkat sintesis, (6) tingkat evaluasi.
b. Kawasan afektif
Kawasan afektif erat kaitanya dengan sikap, nilai-nilai ketertarikan,
penghargaan, dan penyesuaian perasan sosial. Kawasan dibagi dalam lima hal
yaitu (1) kemauan menerima, (2) kemauan menanggapi, (3) berkeyakinan, (4)
penerpan hasil, (5) ketekunan dan ketelitian
c. Kawasan psikomotor
Kawasan psikomotor terkait dengan keterampilan yang bersifat manual atau
motorik. Kawasan psikomotor terbagi atas beberapa bagian yaitu: (1) persepsi,
(2) kesiapan melakukan tugas, (3) mekanisme, (4) respon terbimbing, (5)
kemahiran, (6) adaptasi, (7) organisasi.

2.7 Jenis-jenis Pembelajaran


Pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari banyak jenisnya, tergantung sesuai
dengan kebutuhan. Gagne membagi pembelajaran menjadi beberapa kategori dari
tingkat yang sederhana hingga ke tingkat yang rumit, yaitu (1) pembelajaran melalui
isyarat, (2) pembelajaran rangsangan tindak balas, (3) pembelajaran melalui
perantaian, (4) pembelajaran melalui perkaitan verbal, (5) pembelajaran dengan
membedakan, (6) pembelajaran konsep, (7) pembelajaran menurut aturan, (8)
12

pembelajaran melalui penyelesaian masalah. Sedangkan jenis-jenis pembelajaran jika


dilihat dari berbagai aspek adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari aspek pembelajaran yang dicapai
a. Pembelajaran keterampilan
b. Pembelajaran sikap
c. Pembelajaran pengetahuan, dsb.
2. Dilihat dari sifatnya
a) Pembelajaran formal, yaitu pembelajaran yang melembaga dan sistematis,
contohnya sekolah.
b) Pembelajaran informal, yaitu pembelajaran yang tidak dilakukan secara
sengaja untuk pembelajaran semisal melalui pergaulan di rumah, dengan
teman sebaya, TV, radio, ceramah, dll.
c) Pembelajaran nonformal, yaitu dilakukan secar sengaja tetapi tidak dalam
situasi di dalam lembaga semisal kursus mobil, les privat, komputer, dll.
3. Pembelajaran yang tercipta dari caranya individu memperoleh rangsangan
a. Visual yaitu individu yang pembelajaranya efektif bila menerima rangsangan
melalui indra penglihatan.
b. Audio yaitu individu yang lebih efektif pembelajaranya apabila menerima
rangsangan melalui alat pendengaran.
c. Kinestetik yaitu individu yang lebih efektif pembelajarannya melalui
pergerakan.
d. Taktil yaitu individu yang lebih efektif pembelajarannya melalui penciuman
atau perabaan.
Setelah memahami berbagai jenis-jenis pembelajaran diatas, maka dapat
diketahui bahwa banyak jenis-jenis pembelajaran yang ada tergantung dalam
penerapannya pengajar yang akan mengunakan pembelajaran yang seperti apa.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Belajar merupakan suatu aktivitas, baik fisik maupun psikis yang
menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu yang belajar
dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan bukan disebabkan oleh
kematangan atau sesuatu yang bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya
respons utama. Terdiri dari beberapa unsur seperti tujuan, kesiapan, situasi,
interpretasi, respon, konsekuensi, dan reaksi terhadap kegagalan. Adapun faktor yang
mempengaruhi proses belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Selain itu,
terdapat pula jenis-jenis belajar antara lain belajar berlandaskan behaviorisme dan
belajar berlandaskan kognitivisme dan konstruktivisme. Sedangkan jenis-jenis belajar
menurut Suyono & Hariyanto (2014: 129) yaitu: belajar sederhana tanpa asosiasi,
belajar asosiasi, pembeajaran melalui pemberian kesan, belajar observasional,
bermain, enkulturasi, belajar dengan multimedia, e-learning, belajar dengan
menghafal, belajar informal, belajar formal, dan belajar non formal.
Pembelajaran merupakan aktivitas yang berproses melalui tahapan
perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi, hal ini dimaknai sebagai interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Tujuan
diadakannya pembelajaran dibagi menjadi tiga kawasan yaitu, kawasan kognitif (segi
mental/pikiran, kawasan afektif (segi sikap), dan kawasan psikomotor (segi motorik).
Adapun jenis-jenis pembelajaran jika dilihat dari berbagai aspek meliputi, dilihat dari
aspek pembelajaran yang dicapai, dilihat dari sifat pembelajaran, dan pembelajaran
yang tercipta dari caranya individu memperoleh rangsangan.

3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini, penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami
sebagai penyusun mengharapkan kritikan dan saran ataupun masukan yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini kedepannya. Penyusun juga
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama teman
teman mahasiswa pada umumnya dan Bapak/Ibu dosen pada khususnya.

13
DAFTAR RUJUKAN

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV Publisher.

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.

Mufarrokah, A. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Teras.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan

Kurikulum Tinkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Group

Setiawan, M Andi. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subroto, S. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Winaputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hanafy, Muh. Sain. 2014. Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan, 17(01), 66-

79.

14

Anda mungkin juga menyukai