Anda di halaman 1dari 17

Teori Belajar dan Pembelajaran

Nama Anggota :
1. Violina Dwi Lestari (22080324009)
2. Fika Ardiana (22080324012)
3. Alya Nahdiyah Auracinta (22080324014)
4. Nabila Rihadatul Aisy (22080324018)
5. Cici Mardayanti (22080324019)
6. Mauludiyah Ayu S. (22080324030)
7. Inola Ifa Ilainsaroh (22080324033)
8. Devin Putra A. (22080324036)
Program studi : Pendidikan Tata Niaga
Kelas : 2022A

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang teori belajar dan pembelajaran
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I .............................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
I.I Latar Belakang..................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5
2.1 Latar Belakang Munculnya Teori Belajar dan Pembelajaran ....................................... 5
2.2 Pengertian Belajar dan Pembelajaran .............................................................................. 5
2.3 Prinsip Belajar .................................................................................................................... 6
2.4 Tujuan Belajar dan Pembelajaran .................................................................................... 6
2.5 Hasil Belajar ........................................................................................................................ 8
2.6 Tipe Kegiatan Belajar......................................................................................................... 8
2.7 Keberlangsungan Proses Belajar..................................................................................... 10
2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................................. 10
2.9 Cara Belajar yang Baik .................................................................................................... 12
2.10 Isu Mutakhir Teori Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 12
2.11 Implikasi Bagi Perguruan Tinggi .................................................................................. 13
BAB III......................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Munculnya teori belajar adalah para ahli dalam bidang pendidikan telah banyak
melakukan penelitian tentang belajar dan pembelajaran, ditemukan adanya kesulitan atau
hambatan dalam belajar. Belajar adalah suatu proses mengubah keadaan pikiran baru seseorang
sehingga memperoleh suatu pengalaman atau ingatan yang diingatnya sehingga tidak
mengulangi kesalahan yang sama. Proses pembelajaran dimulai sejak dini hingga manusia
menghilang. Setiap orang memiliki kapasitas proses belajar yang berbeda-beda. Beginilah teori
ini muncul. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang teori belajar, sebagai berikut:
1. Teori belajar perilaku berpandangan bahwa perubahan perilaku individu dapat menghasilkan
stimulus-proses-respons dari stimulus berupa pengalaman. Stimulasi diperoleh dari pertanyaan,
latihan, pekerjaan rumah, rutinitas, penguatan. Sedangkan jawabannya diperoleh dari positif
(harga) atau negatif (hukuman). Jika individu menerima kritik, mereka tidak dapat menjelaskan
proses pembelajaran yang kompleks.
2. Teori belajar kognitif adalah perubahan kesadaran dan pemahaman setiap individu. Masing-
masing memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dan disusun sebagai konstruk
kognitif. Proses pembelajaran terjadi ketika materi baru menyesuaikan dengan struktur kognitif
yang ada.
3. Antropologi adalah teori yang memanusiakan manusia dalam bidang filsafat, kepribadian, dan
psikoterapi. Teori ini dapat mewujudkan atau memahami seseorang sehingga membentuk
konsepsi kehidupan yang unik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana latar belakang munculnya teori belajar dan pembelajaran ?
2. Apa pengertian belajar dan pembelajaran ?
3. Apa saja prinsip belajar ?
4. Apa yang dimaksud tujuan belajar ?
5. Apa yang dimaksud hasil belajar ?
6. Apa saja tipe kegiatan belajar ?

3
7. Bagaimana keberlangsungan proses belajar ?
8. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ?
9. Bagaimana cara-cara belajar yang baik ?
10. Bagaimana isu mutakhir teori belajar dan pembelajaran ?
11. Bagaimana implikasi bagi perguruan tinggi?

1.3 Tujuan
1. Mampu memahami tentang teori belajar dan pembelajaran
2. Dapat mengetahui isu-isu dan permasalahan pada perguruan tinggi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Munculnya Teori Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau tingkah laku
potensial yang dihasilkan dari penguatan pengalaman atau latihan. Belajar terjadi karena adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah mempelajari sesuatu jika dapat
menunjukkan perubahan perilakunya. Teori belajar adalah teori yang di dalamnya terdapat tata
cara penerapan kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, merancang metode pembelajaran
yang akan dilaksanakan di dalam kelas dan di luar kelas.

2.2 Pengertian Belajar dan Pembelajaran


Belajar merupakan aktivitas mental untuk memperoleh perubahan tingkah laku positif
melalui latihan atau pengalaman dan menyangkut aspek kepribadian.
Belajar memiliki tujuan untuk membentuk pribadi menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pengertian belajar menurut para ahli :
1. Daryanto (2009)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri
dalam interaksi dengan lingkunganya.
2. Suyono & Hariyanto (2014)
Belajar merujuk pada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur
kognitif seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu hasil interaksi aktifnya
dengan lingkungan dan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya.
3. M. Ngalim Purwanto (2014)
Belajar adalah suatu perubahan yang bersifat internal dan relatif mantap dalam tingkah
laku melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan tenaga pendidik yang menggunakan
bahan pembelajaran, metode penyampaian, strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu

5
lingkungan belajar. Proses pembelajaran ditandai dengan danya interaksi edukatif yang terjadi,
yaitu interaksi yang sadar akan tujuan.
2.3 Prinsip Belajar

1. Prinsip kesiapan (readiness)


Proses belajar dipengaruhi kesiapan peserta didik, yang dimaksud adalah kondisi individu
yang ,memungkinkan ia dapat belajar.
2. Prinsip motivasi (motivation)
Suatu kondisi daroi pelajar untuk memprakasai kegiatan.
3. Prinsip presepsi dan keaktifan
Seseorang cenderung percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi.
4. Prinsip tujuan dan keterlibatan langsung
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh pelajar pada saat proses
pembelajaran.
5. Prinsip perbedaan individual
Proses pembelajaran lebih baik jika memperhatikan perbedaan individu dalam kelas
sehingga memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar.
6. Prinsip transfer retensi dan tantangan
Belajar dianggap bermanfaat jika seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil
belajar dalam situasi baru.
7. Prinsip belajar kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur pembentukan konsep, penemuan masalah,
dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk aktivitas mental
yang berkaitan dengan proses belajar kognitif.
8. Prinsip belajar afektif
Proses belajar afektif seseorang menentukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan
pengalaman baru.
9. Prinsip belajar psikomotor
Individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya.
10. Prinsip pengulasan, balikan enguatan dan evaluasi
Menekankan pentingnya pengulangan untuk meningkatkan daya ingat, berpikir dan
sebagainya.

2.4 Tujuan Belajar dan Pembelajaran


Dalam tujuan pembelajaran, kunci untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa, audiens, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa, dimungkinkan untuk
menentukan kebutuhan apa yang ingin dicapai, dikembangkan dan dinikmati. Berdasarkan topik
yang tercakup dalam panduan kurikulum, hasil pendidikan yang diinginkan dapat ditentukan. Guru
sendiri merupakan sumber utama tujuan bagi siswa dan ia harus mampu menulis dan memilih
tujuan pendidikan yang bermakna dan terukur.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran, kita perlu mengambil pernyataan tujuan dan
mengidentifikasi perilaku siswa tertentu yang terkait dengan tujuan tersebut. Guru harus dapat
6
mengamati perilaku tertentu yang ditunjukkan oleh siswa, misalnya membaca lisan, menulis esai,
untuk mencapai tujuan, perilaku harus diidentifikasi sehingga guru dapat mengamati dan
mengidentifikasi kemajuan siswa dalam kaitannya dengan tujuan tersebut.
Tujuan pembelajaran dapat dipahami sebagai kondisi perubahan perilaku individu setelah
individu tersebut mencapai proses pembelajaran. Melalui pembelajaran diharapkan terjadi
perubahan (perbaikan) tidak hanya dari segi persepsi, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu,
tujuan pembelajaran lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman
hidup. Bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni: 1). Ranah Kognitif, 2).
Ranah Afektif, 3). Ranah Psikomotorik.
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan bagi:
1. Penentuan isi (materi) bahan ajar.
2. Penentuan dan pengembangan strategi pembelajaran.
3. Penentuan dan pengembangan alat evaluasi.
Tujuan pembelajaran dapat dikategorikan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum adalah pernyataan umum tentang hasil belajar yang diinginkan yang mengacu pada struktur
instruksional, sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang hasil belajar yang
diinginkan yang mengacu pada struktur tubuh tertentu.
Tujuan penting dalam rangka sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen
sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif. Secara khusus,
kepentingan itu terletak pada:
a. Untuk mengevaluasi hasil belajar. Pengajaran dianggap berhasil jika siswa mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan siswa merupakan indikator keberhasilan
sistem pembelajaran.
b. Untuk membimbing belajar siswa. Tujuan yang disusun dengan baik menjadi acuan,
orientasi, dan pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitan ini,
guru dapat merancang tindakan-tindakan tertentu untuk mengarahkan aktivitas siswa guna
mencapai tujuan tersebut.
c. Dibandingkan dengan Merancang Sistem Pembelajaran. Tujuan tersebut menjadi dasar dan
kriteria upaya guru dalam memilih topik, menentukan kegiatan belajar mengajar, memilih
alat dan sumber, serta merancang proses penilaian.

7
2.5 Hasil Belajar
Proses untuk menentukan hasil belajar siswa adalah melalui kegiatan pengukuran
dan penilaian. Hasil belajar dalam penelitian ini mencakup pada ranah kognitif, ranah
psikomotorik dan ranah afektif.
Hasil belajar adalah proses terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan
stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema, yang terorganisasi untuk
mengasismilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara
kategori-kategori. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah ukuran kemampuan siswa yang diproleh melalui
proses pengukuran dan penilaian oleh guru.
• Faktor pendukung :
(1) dukungan dari orang tua,
(2) menggunakan media seadanya,
(3) selalu mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran.
• Faktor penghambat :
(1) Ketidak lengkapan sarana dan prasarana,
(2) Daya dukung pemerintah perlu dilakukan dari sosialisasi dan pemulihan sarana dan prasarana,
(3) minat belajar siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
(4) faktor sekolah.

2.6 Tipe Kegiatan Belajar


1. Tipe belajar siswa
Tipe-tipe belajar yaitu ciri khas seseorang yang membedakannya dengan individu lainnya
dengan mengubah tingkah lakunya agar seseorang mempunyai keterampilan hidup seperti
kecakapan intelektual, pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Macam-macam tipe-tipe belajar
Setiap siswa memiliki tipe belajar secara berbeda. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa ada
banyak tipe belajar, kebanyakan para ahli psikologi, mengklasifikasikan tipe-tipe belajar menjadi
beberapa jenis:
- Tipe mendengarkan (auditif)
- Tipe penglihatan (visual)
- Tipe merasakan
- Tipe motorik

8
Empat tipe diatas dapat diketahui ; tipe mendengarkan merupakan tipe siswa yang hanya
mampu menyerap informasi jika mendengarkan secara langsung; selanjutnya tipe penglihatan
merupakan tipe siswa yang bisa mendapat pelajaran dengan bagus dari melihatnya secara
langsung; tipe merasakan merupakan tipe siswa yang menyerap informasi dengan baik ketika
mereka melakukannya sendiri; tipe motorik merupakan tipe orang yang tidak bisa mendapatkan
informasi yang benar kecuali mereka melakukannya secara langsung.
Selain itu tipe belajar juga dapat dibagi kedalam enam tipe sebagai berikut :
1. Tipe siswa yang visual
2. Tipe yang auditif
3. Tipe siswa yang taktil
4. Tipe siswa yang olpaktoris
5. Tipe siswa yang gustatif, dan
6. Tipe siswa yang campuran (combinative)
1. Tipe siswa yang visual
Tipe belajar siswa yang visual ini adalah mereka yang mengandalkan materi yang
dilihatnya untuk kegiatan belajarnya. Jadi yang menjadi peranan penting dalam cara belajarnya
adalah mata atau penglihatan. Untuk siswa yang bertipe visual ini, cara belajarnya adalah
mencoret kata-kata penting dengan spidol agar ia dapat dengan cepat melihat bahwa itu untuk
dimengerti.
2. Tipe siswa yang auditif
Siswa yang bertipe auditif ini mengandalkan kesuksesan belajarnya pada alat
pendengarannya yaitu telinga. Siswa tipe ini belajar lebih cepat dan mudah apa yang diajarkan
ketika disajikan secara lisan. Cara belajarnya adalah jika ia membaca wajib menggunakan bunyi
yg keras karena indera alat yg dominant pada belajarnya merupakan telinga.
3. Tipe siswa yang taktil
Taktil berarti perabaan atau sentuhan. Siswa yang bertipe ini dengan melalui alat
perabanya ia sangat cepat/cekatan mempraktekkan hasil pelajaran/pengajaran yang diterimanya.
Cara belajar siswa tipe ini adalah mempraktekkan langsung dengan tangan karena dengan
menyentuh, tangan mereka akan mengetahui apa yang mereka rasakan.
4. Tipe siswa yang olfaktoris
Siswa yang bertipe olfaktoris yaitu siswa yang dapat dengan mudah belajarnya dengan
menggunakan alat inderanya yaitu alat penciuman. Cara belajar siswa tipe ini adalah mencium
segala sesuatu di sekitar mereka meskipun mereka tidak dapat melihatnya secara langsung
karena alat indera terpenting mereka adalah hidung.
5. Tipe siswa yang gustative
Siswa yang bertipe gustative (kemampuan mencicipi) adalah siswa yang dalam
belajarnya mengandalkan lidahnya. Siswa tipe ini akan lebih cepat memahami apa yang telah
mereka pelajari dengan menggunakan indera perasa untuk merasakan berbagai rasa asam, manis,
pahit, dll. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini adalah dengan mencicipi.
6. Tipe belajar campuran
Siswa yang mempunyai tipe campuran ini mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
inderanya lebih dari satu. Siswa seperti ini dapat mendengarkan musik sambil membaca buku.
Selain keenam tipe belajar diatas, ada tipe belajar lainnya yaitu tipe belajar sendiri dan
kelompok. Siswa yang mempunyai tipe belajar sendiri, apabila dia lagi belajar akan mencari
tempat yang jauh dari keramaian atau diruangan khusus. Sedangkan siswa yang bertipe belajar

9
kelompok dia lebih nyaman disuasana yang ramai atau berkelompok dengan teman-temannya.
Kelebihan dari belajar kelompok yaitu dapatv tolong menolong sesama temannya.

2.7 Keberlangsungan Proses Belajar


Belajar merupakan aktivitas berproses, yang di dalamnya terjadi perubahan-peruahan
bertahap. Perubahan tersebut timbul melalui fase antara satu dengan yang lainnya bertalian secara
berurutan dan fungsional. Menurut Brunner, proses belajar dibedakan menjadi tiga fase, yakni:
1. Informasi Dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, seperti menambah
pengetahuan, memperluas dan memperdalam pengetahuan, dan ada pula informasi yang
bertentangan dengan pengetahuan yang telah kita ketahui sebelumnya.
2. Transformasi Informasi itu harus dianalis diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih
abstrak atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
3. Evaluasi. Kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi
itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.

2.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil
belajar individu. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
a. Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
individu. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sebaliktya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Jadi keadaan jasmani sangat memengaruhi proses
belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani
b. Faktor psikologis Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses
belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
1. Kecerdasan siswa Kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh
yang lain. Namun otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain,
karena fungsi otak sebagai pengendali tertinggi dari hampir seluruh aktivitas manusia.

10
2. Motivasi Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar
siswa. Motivasi mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Para ahli mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,
dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994).
3. Minatberarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003), minat bukanlah istilah yang populer dalam
psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
4. Sikap Dalam proses belajar, sikap dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk
merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003).
5. Bakat Secara umum, bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003).
Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum
yang dimiliki seorang siswa untuk belajar.
6. Rasa Percaya Diri Siswa Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat
adanya pengakuan dari lingkungan. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka
semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
Begitupun sebaliknya
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga, pengelolaan keluarga,
semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b. Lingkungan sosial sekolah, Seperti guru, administrasi, dan teman sekelas dapat
memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Maka para pendidik,
orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya

11
atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak
memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakat-nya.
c. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal akan
memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan
ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
belum dimilikinya.

2.9 Cara Belajar yang Baik


1. Menentapkan tujuan belajar. sebelum dilaksanakan belajar harus menetapkan apa tujuan
yang akan dicapai. Hal tersebut akan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam diri.
2. Atur jadwal belajar. untuk mendapatkan hasil belajar yang efektif dan efisien harus
ditetapkan jadwal belajar. dalam jadwal belajar juga harus disematkan jadwal istirahat 5-
15 menit karena dengan istirahat yang cukup akan membuat kualitas diri menjadi lebih
baik.
3. Menciptakan suasana belajar yang nyaman. dengan mempersiapkan ruang belajar yang
nyaman dan tenang akan membuat konsentrasi dalam proses belajar.
4. Kelompokkan materi yang akan dipelajari. dengan begitu bisa mempelajari materi secara
bertahap sesuai dengan pengelompokkannya. hal tersebut akan mempermudah proses
belajar.
5. Baca materi dengan teliti agar materi yang dipelajari dapat terserap dengan baik.
6. Buatlah ringkasan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. dengan membuat
ringkasan kita akan mengetahui poin-poin penting dari materi yang sudah dipelajari.
7. Melakukan pengulangan materi secara berkala. semakin sering melakukan pengulangan
materi maka kan membuat kita semakin paham dengan materi yang sudah dipelajari.
8. Selain mempelajari materi, untuk mengasah kemampuan perlu dilakukan Latihan
mengenai materi yang sudah dipelajari. Dengan terus berlatih soal maka akan semakin
dalam kita mempelajari materi tersebut.
9. Berdikusilah dengan teman jika ada materi yang tidak dimengerti.

2.10 Isu Mutakhir Teori Belajar dan Pembelajaran


Ada beberapa isu mutakhir mengenai pembelajaran yang terjadi di Indonesia antara lain:
1. Pembelajaran berwawasan multikultural
Paradigma pendidikan berwawasan multikultural merupakan suatu kesadaran bahwa
setiap orang memiliki potensi yang berbeda – beda. Mengetahui setiap orang memiliki
potensi atau bakat yang berbeda – beda maka terdapat beberapa proses pendidikan yang
harus dilaksanakan dengan asas kearifan untuk mengembangkan dan meningkatkan
konsep pendidikan yang memperhatikan perbedaan sebuah budaya.

12
2. Pendidikan berwawasan lingkungan
Pendidikan berwawasan lingkungan merupakan suatu keadaan dimana tingkat pendidikan
masih sangat rendah di beberapa daerah terpencil. Hal tersebut menyebabkan pemahaman
mengenai dunia pendidikan masih sangat lemah dan informasi yang sangat terbatas.

3. Pendidikan berwawasan entrepreneurship


Sebuah konsep pendidikan yang memotivasi para peserta didiknya agar lebih kreatif dan
inovatif dalam mengerjakan sesuatu. Pendidikan ini memberikan kontribusi yang besar
untuk peserta didiknya dan membekali peserta didik untuk bisa lebih cepat dalam
merespon perubahan lingkungan sekitar.

4. Pendidikan berwawasan anti korupsi


Pendidikan ini merupakan salah satu proses pendidikan untuk melawan korupsi pada
generasi muda guna menyelamatkan para remaja agar tidak terjerumus di hal yang tidak
baik. Pendidikan anti korupsi pada dasarnya adalah penanaman dan penguatan nilai –
nilai dasar yang diharapkan mampu membentuk sikap anti korupsi pada peserta didik.

Tujuan isu pembelajaran:


1. Berwawasan luas
Memiliki pengetahuan dalam berbagai hal dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap
sesuatu hal
2. Jujur
Mengatakan apa yang sebenarnya dan tidak ada yang di sembunyikan
3. Mandiri
Memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain
4. Kreatif
Munculnya beberapa ide atau gagasan untuk menghasilkan suatu karya yang nyata dan
belum pernah ada

2.11 Implikasi Bagi Perguruan Tinggi


Tentunya masalah dalam hal pendidikan ini jelas tidak akan ada habisnya ,Salah satunya
masalah banyaknya sarjana lulusan dari sekolah perguruan tinggi yang banyak menjadi
pengangguran.Rendahnya jumlah sarjana yang memperoleh pekerjaan salah satunya diakibatkan
karena proses perencanaan karier yang bisa dianggap kurang tepat.Masalah ini bukan hanya
menjadi tanggung jawab seorang pendidik. Istilahnya seorang pendidik itu tidak hanya sekedar
mengajar tetapi juga berkewajiban membimbing peserta didiknya agar bisa lebih mandiri dan
mempunyai kematangan kariernya sebagai bekal untuk masa depannya.
Seorang individu bisa sukses memilih karier,jika pada tahapan sebelum tugas perkembangan
terselesaikan dengan baik.Tetapi realitanya ,masih banyan individu dan beberapa pihak yang
terkait seperti hal nya orangtua,pendidik atau bahkan pemerintah kurang memperhatikan hal
itu.Akhirnya berdampak bagi individu yang pada dasarnya sudah menyelesaikan studinya.
Menurut Hoyt (dalam Herr,cramer,& Niles 2004: 43) menyatakan bahwa pendidikan dan
pengalaman kerja digunakan secara sistematis untuk membantu siswa dan orang dewasa
memperoleh pengetahuan dan sikap tentang diri sendiri,pekerjaan,dan keterampilan yang

13
digunakan untuk mengidentifikasi,memlih,merencankan dan mempersipakan diri utuk bekerja
dan pilihan hidup lainnya.
Kesimpulannya pendidikan karirer disekolah-sekolah maupun universitas dapat menanamkan
konsep karier terkait memberikan informasi pekerjaan dan pendidikan,motivasi
kerja,pembelajaran berbeasis karier,perencanaan sebuah karier,dan diajarkan bagaimana berani
dalam hal mengambil suatu keputusan.Oleh karena itu pendidikan merupakan faktor utama
yang harus ada pada kehidupan kita dan tentunya yang akan menuntun kita dalam mimpi dan
harapan dimasa depan yang baik.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam tingkah laku atau tingkah laku
potensial yang dihasilkan dari penguatan pengalaman atau latihan. Belajar terjadi karena adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan tenaga pendidik yang menggunakan bahan pembelajaran, metode penyampaian, strategi
pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran ditandai
dengan danya interaksi edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Melalui
pembelajaran diharapkan terjadi perubahan (perbaikan) tidak hanya dari segi persepsi, tetapi juga
pada aspek lainnya. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah ukuran kemampuan siswa yang
diproleh melalui proses pengukuran dan penilaian oleh guru.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=prinsip+belajar&oq=prinsip+belaj
ar#d=gs_qabs&t=1675856032755&u=%23p%3DKd99VTH6aV4J

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=CPhqDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA185&dq=in
fo:RSP4r4s3EuUJ:scholar.google.com/&ots=mWMxUADREi&sig=nAqfazUbouawszT3r8nNsP
w8544&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

https://www.e-journal.my.id/jsgp/article/download/463/376

http://repository.iainpare.ac.id/1639/1/Belajar%20Dan%20Pembelajaran.pdfhttps://sdnwarungbo
to.sch.id/read/5/cara-belajar-efektif-dan-efisien-belajar-jadi-lebih-menyenangkan

https://sdnwarungboto.sch.id/read/5/cara-belajar-efektif-dan-efisien-belajar-jadi-lebih-
menyenangkan

16

Anda mungkin juga menyukai