Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ANALISIS SISTEM INFORMASI PERKANTORAN

DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU


PINTU (DPMPTSP)

KOTA SURAKARTA

Desi Fitriana

K7520018

PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Akhir Magang Analisis Sistem Informasi Perkantoran di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surakarta dengan
baik dan tepat waktu. Pelaksanaan kegiatan magang sampai dengan penyusunan
laporan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan, semangat, serta bimbingan dari
berbagai pihak, baik bersifat moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hery Sawiji, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan


Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret,
2. Bapak Subroto Rapih, M.Pd., PhD selaku Dosen Pembimbing Magang
Analisis Sistem Informasi Perkantoran Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan
masukan selama pelaksanaan magang
3. DPMPTSP Kota Surakarta yang telah membantu pelaksanaan magang,
dan
4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini
di masa yang akan datang. Demikian penyusunan laporan Magang Analisis Sistem
Informasi Perkantoran ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL....................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................7

A. Latar Belakang.............................................................................................................7

1. Makna Penting Sistem Informasi Perkantoran..........................................................7

2. Keterkaitan Sistem Informasi Perkantoran dan Administrasi Perkantoran...............7

B. Tujuan Mempelajari Sistem Informasi Perkantoran.....................................................9

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................................10

A. Konsep Dasar.............................................................................................................10

B. Pengertian Sistem Informasi Perkantoran, Tujuan, dan Manfaat................................11

C. Komponen Sistem Infomasi.......................................................................................15

D. Macam – Macam Sistem Informasi Perkantoran Dan Kegunaannya..........................16

E. Evaluasi Sistem Informasi..........................................................................................21

BAB III KAJIAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI PERKANTORAN DI TEMPAT


MAGANG.............................................................................................................................28

A. Uraian Penggunaan Sistem Informasi Perkantoran di Tempat Magang......................28

1. Penggunaan Komputer di Tempat Magang.............................................................28

2. Perlengkapan dan Peralatan Teknologi Informasi yang Dimiliki di Tempat Magang


28

3. Aplikasi Sistem Informasi Perkantoran yang Digunakan di Tempat Magang.........28

4. Evaluasi Sistem Informasi Perkantoran yang Digunakan Di Tempat Magang........28

iii
B. Uraian Permasalahan Terkait Penggunaan System Informasi Perkantoran Di Tempat
Magang..............................................................................................................................28

C. Pembahasan................................................................................................................28

BAB IV..................................................................................................................................29

IMPLEMENTASI SIKAP......................................................................................................29

BAB V...................................................................................................................................30

SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................30

A. Simpulan....................................................................................................................30

B. Saran..........................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Makna Penting Sistem Informasi Perkantoran
Informasi di masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Informasi merupakan obyek atau data apapun
yng bisa digunakan oleh pengguna informasi untuk mencapai tujuan tertentu
sesuai dengan yang diinginkan.Informasi diperoleh dari sumber-sumber
informasi yang terdapat dimana saja kita jumpai. Dalam segala aspek
kehidupan manusia selalu tidak bisa terpisah dari informasi, baik informasi
yang sifatnya individual maupun informasi yang berisifat umum atau
general. Dalam kenyataannya manusia selalu membutuhkan informasi untuk
melakukan aktifitas apapun dan dimanapun, informasi yang dibutuhkan bisa
berupa lisan maupun tulisan bahkan Visual dan audio visual. Dari waktu ke
waktu informasi mengalami perkembanagan yang sangat cepat seiring
dengan perkembangan ilmu teknologi informasi, dengan berkembangnya
teknologi informasi maka para pennguna informasi semakin mudah
memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan, namun perkembangan
terbebut harus di imbangi dengan perkembangan sumber daya manusia dan
didukung dengan media atau sarana informasi yang memadai.

Hal ini sangat mendukung segala aktifitas manusia dalam berbagi


bidang,satu diantaranya dalam bidang Perkantoran. Pekerjaan kantor adalah
suatu kegiatan kesekretariatan dan administratif. Segala sesuatu yang
berkaitan dengan catat-mencatat, melakukan perjanjian, memfasilitasi
pertemuan, memberikan laporan, menyusun dokumen, menyimpan
dokumen, mengirimkan surat dan sebagainya. Untuk keperluan tersebut,
terbentuk suatu jalinan komunikasi formal maupun informal. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, penggunaan perangkat komputer untuk

7
perkantoran membuka era otomatisasi perkantoran (Office Automation /
OA).

Suatu Perkantoran dimanapun selalu membutukan akan informasi-informasi


penting yang digunakan dalam suatu aktifitas mencapai tujuan. Informasi
dalam perkantoran merupakan informasi yang selalu bisa digunakan oleh
pelaku atau personel yang beraktifitas didalam kantor tersebut. Dengan
bebagai macam jenis maupun tingkat pentingnya suatu informasi yang harus
disampaikan menjelaskan bahwa sistem informasi perkantoran begitu
penting untuk terus dipelajari dan dikembangkan.

2. Keterkaitan Sistem Informasi Perkantoran dan Administrasi


Perkantoran
Administrasi perkantoran merupakan sebuah ilmu yang mempelajari terkait
fungsi – fungsi manajemen pada kantor, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan, dan pengawasan kantor agar tujuan kantor dapat tercapai dan
pegawai – pegawai kantor dapat merasa puas. Fungsi dan tujuan administrasi
perkantoran yang utama adalag melakukan rekapitulasi data, mengelola
dokumen, dan menyimpan dokumen secara terstruktur. Administrasi
perkantoran adalah suatu proses Kerjasama di dalam kantor untuk mencapai
tujuan kantor yang telah ditetapkan sebelumnya dengan melaksanakan fungsi
– fungsi manajemen. Secara praktikal administrasi perkantoran tentunya
memegang segala hal yang berlangsung dalam suatu kantor.

Administrasi perkantoran merupakan salah satu cabang ilmu yang praktiknya


nanti akan berhubungan dengan administrasi di berbagai instansi atau dunia
kerja. Di masa sekarang ini, diperlukan berbagai upaya untuk membuat suatu
pekerjaan menjadi lebih efisien dan efektif khususnya dalam bidang
administrasi yang mana merupakan hal dasar penting di instansi. Pekerjaan

8
yang diselesaikan dengan lebih efisien dan efektif membutuhkan penggunaan
sistem salah satunya adalah sistem informasi perkantoran. Sistem informasi
perkantoran sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana suatu informasi di
bidang perkantoran agar terkelola dengan baik dapat menjadi solusi dari
upaya mewujudkan pekerjaan di bidang perkantoran menjadi lebih efisien dan
efektif. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
ilmu terkait sistem informasi perkantoran dapat mendukung kinerja dari upaya
administrasi perkantoran dalam mewujudkan tujuan – tujuan administrasi.

B. Tujuan Mempelajari Sistem Informasi Perkantoran


Tujuan mempelajari system informasi perkantoran adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep dasar sistem informasi perkantoran
2. Untuk mengetahui penggunaan sistem informasi perkantoran
3. Untuk mengetahui permasalahan – permasalahan terkait penggunaan sistem
informasi
4. Untuk mengetahui solusi dari permasalahan – permasalahan terkait
penggunaan sistem informasi

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Analisis Sistem Informasi Perkantoran


Sebelum memahami pengertian dari analisis sistem informasi perkantoran,
maka terlebih dahulu perlu memahami pengertian dari sistem informasi.
Dalam bukunya, McLeod (1995) mendefinisikan sistem sebagai kelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.
Menurut rekayasa, sistem dipandang sebagai masukan (input), dan keluaran
(output) disertai pengendalian proses tersebut. Dalam penelitian Rosidi
(2003), disebutkan SIM sendiri mulai dikenal secara luas pada awal tahun
1960-an. Sistem informasi terdiri dari kata sistem dan informasi. Kata sistem
mengandung arti suatu tatanan yang kompleks yang terdiri dari elemen –
elemen yang selalu berhubungan dan saling bekerja sama secara teratur
mengikuti standar operasi tertentu untuk mencapai tujuan. Sedangkan kata
informasi mengandung arti sebagai kumpulan data yang telah diproses
sehingga memiliki nilai yang dapat berguna dalam membantu pihak
pengambil keputusan. Jadi, dapat dikatakan bahwa sistem informasi
merupakan kumpulan elemen – elemen fisik maupun non-fisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerjasama untuk mengolah data menjadi
informasi yang berguna.

Sistem merupakan sekumpulan elemen – elemen/unsur – unsur/aktivitas –


aktivitas yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka untuk
mencapai tujuan tertentu. Menurut The Liang Gie, system perkantoran atau

10
dalam (Utami, 2020) office systems merupakan seluruh rangkaian prosedur
yang sudah menjadi pola kebulatan, tata kerja dan tata tertib dalam
penyelesaian sesuatu bidang kerja atau fungsi pokok dalam organisasi.
Sedangkan menurut J. C. Denyer system perkantoran merupakan ururtan
baku operasi – operasi dalam suatu kegiatan perusahaan khusus (pembagian
upah, pembuatan faktur penjualan, dsb) yang berkenaan dengan bagaimana
operasi – operasi itu dilaksanakan maupun dengan dimana dan kapan
dilaksanakan. Setiap sistem perkantoran mencakup sejumlah metode. Sistem
perkantoran dilakukan dengan Langkah dan cara tertentu yang berbeda –
beda pada setiap kantor. Langkah tersebut disebut prosedur. Analisis sistem
adalah penelaahan sistem dengan cara memisahkan sesuatu hal ke dalam
bagian – bagian tertentu, bagian – bagian mana kemudian dipelajari,
dievaluasi untuk mengetahui apakah terdapat adanya cara – cara yang lebih
baik untuk memenuhi kebutuhan administrasi dan manajemen agar efektif
dan efisien.

B. Pengertian Sistem Informasi Perkantoran, Tujuan, dan Manfaat

1. Pengertian Sistem Informasi Perkantoran


Pengertian dari Sistem Informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh
manusia untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyampaikan informasi serta
berisi sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk
mengendalikan organisasi. Jadi Sistem Informasi Perkantoran merupakan
sistem yang ditujukan untuk mencapai informasi bagi pengambil keputusan
ataupun manajemen instansi kantor, seperti kepegawaian, keuangan,
pergudangan, perdagangan, dan lain sebagainya. Sistem adalah kumpulan
elemen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu

11
tujuan. Elemen tersebut terdiri dari elemen konvensional (data, manusia,
prosedur) dan elemen modern (data, manusia, prosedur, hardware, software).
Adapun menurut para ahli, pengertian dari sistem informasi adalah sebagai
berikut:
a. Menurut J.L. Whitten sistem informasi adalah pengaturan orang, data,
proses, dan informasi teknologi/teknologi informasi yang berinteraksi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan
sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung organisasi
(Whitten, dkk (2004)).
b. O’Brien mengatakan bahwa sistem informasi merupakan suatu
kombinasi dari setiap unit yang dikelola oleh user atau manusia,
hardware (perangkat keras komputer), software (perangkat lunak),
jaringan komputer dan jaringan komunikasi data (komunikasi), dan juga
database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi tentang suatu organisasi. Jadi, pada dasarnya,
sistem informasi memang harus memiliki elemen – elemen tersebut agar
dapat berguna dan juga bekerja dengan optimal (O’Brien, dkk (2011)).
c. Leitch & Davis juga mengemukakan pendapat mereka mengenai sistem
informasi. Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdapat di
dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, kegiatan
manajerial dan strategis dari suatu organisasi dan memberikan hasilnya
dalam bentuk laporan bagi pihak – pihak luar (Leitch, Robert (1983)).
d. Davis (1991) mengatakan bahwa suatu sistem informasi adalah sebuah
sistem yang menerima input data dan instruksi, mengolah data sesuai
dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya. Dengan begitu, mka abisa
disimplkan bahwa suatu sistem informasi memilki alur tertentu, mulai
dari input hingga menjadi output yang bermanfaat (Davis and Olson
(2012)).

12
e. Stair & Reynolds (2010) mengatakan bahwa sistem informasi
merupakan suatu perangkat elemen atau komponen yang saling terkait
satu sama lain, yang dapat mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
juga menyebarkan data dan juga informasi, serta mampu untuk
memberikan feedback untuk memenuhi tujuan suatu organisasi (Stair
dan Reynolds (2017)).
f. Kenneth dan Laudon (2010) Laudon mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan sistem informasi adalah suatu komponen yang saling bekerja
satu sama lain untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan juga
menyebarkan informasi untuk mendukung kegiatan suatu organisasi,
seperti pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis
masalah, dan juga visualisasi dari organisasi (Laudon dan Laudon
(2015)).

2. Tujuan Sistem Informasi Perkantoran


Menurut (Laksana, 2020) utama adanya Sistem Informasi Manajemen
Perkantoran adalah untuk membantu memudahkan pengguna informasi
dalam memperoleh informasi yang berguna sebagai acuan atau sebagai
dasar melakukan aktivitas mencapai tujuan organisasi atau dalam hal ini
adalah organisasi perkantoran. Selain dari pada itu informasi merupakan
nilai wawasan yang tidak terbatas, semakin luas dan akurat sebuah
informasi, makan akan mendasari perkembangan sumber daya manusia
dalam meningkatkan nilai – nilai pengelolaan informasi perkantoran.
Sistem informasi manajemen perkantoran tidak hanya berfokys pada
sistem informasi internal perkantoran itu sendiri, namun bisa juga
berhubungan dengan sistem informasi yang ada diluar (external)
perkantoran dalam mengikuti perkembangan teknologi informasi.

13
3. Manfaat Sistem Informasi Perkantoran
Manfaat sistem informasi perkantoran berdasarkan manfaat sistem
informasi manajemen dalam (Entrepreneur, 2022) adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan Akurasi Data
Data merupakan sumber daya yang penting sebagai pendukung
kebijakan yang akan Anda ambil. Data yang akurat sangat dibutuhkan
dalam sebuah bisnis karena akan berhubungan dengan keputusan
strategis. Sistem informasi manajemen adalah alat yang akan
memberikan data akurat yang dibutuhkan perusahaan. Melalui sistem,
data yang masuk akan diolah secara otomatis sehingga membantu
tugas manajemen agar lebih efektif dan efisien. Dan dengan dukungan
teknologi internet, Anda juga bisa mengambil data yang dibutuhkan
pada sistem secara realtime.
b. Mempermudah Koordinasi
Sistem ini juga menyediakan layanan informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar perencanaan, pengawasan dan pengarahan pihak
manajemen. Dari data informasi yang dihasilkan, selanjutnya dapat
digunakan oleh departemen atau divisi lain yang membutuhkan.
Pertukaran informasi yang tepat antar departemen mampu membentuk
hubungan yang sehat dalam sebuah organisasi. Tidak hanya itu, sistem
informasi juga membantu pihak manajemen dalam pendelegasian
tugas kepada pihak lain secara mudah. Koordinasi antar departemen
juga dapat dilakukan secara cepat tanpa harus bertatap muka.
c. Meningkatkan Kualitas SDM
Ketika data informasi telah tersedia secara akurat dan cepat, tentu hal
ini berpengaruh pada kinerja sumber daya manusia perusahaan. Mau
tidak mau sumber daya manusia yang menggunakan sistem ini harus
menyesuaikan sistem kerjanya mengikuti perkembangan teknologi.

14
Dengan sumber daya yang berkualitas, tentu saja akan berpengaruh
pada progres perkembangan bisnis Anda di masa mendatang.
d. Menekan Biaya Operasional
Ketika sistem informasi manajemen telah bekerja bagi bisnis Anda,
kesalahan yang terjadi akibat human error dapat diminimalisir. Dengan
minimnya kesalahan yang terjadi, membuat produktivitas kerja SDM
yang ada menjadi meningkat. Secara bersamaan, kondisi ini membuat
biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan menjadi berkurang.
Singkatnya, manfaat Sistem Informasi Manajemen seperti berikut:
a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas data secara akurat dan realtime.
b. Memudahkan pihak manajemen untuk melakukan perencanaan,
pengawasan, pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua
departemen yang memiliki hubungan atau koordinasi.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja
yang terkoordinasi dan sistematis.
d. Meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya dalam organisasi.

C. Komponen Sistem Informasi

Menurut (Alda, 2020) sistem informasi memiliki komponen atau blok, antara
lain:

a. Komponen input, merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi


yang akan diproses lebih lanjut, termasuk metode dan media untuk
menangkap data.
b. Komponen model, terdiri atas kombinasi prosedur, logika dan model
matematik yang digunakan untuk melakukan proses pengolahan data input
serta data yang tersimpan pada basis data.

15
c. Komponen output, hasil dari keluaran dari sistem informasi berupa informasi
yang berkualitas
d. Komponen teknologi, merupakan tool box dalam sistem informasi yang
berfungsi untuk menerima input, menjalankan proses, menyimpan data,
menghasilkan informasi dan melakukan distribusi dari informasi yang
dihasilkan.
e. Komponen hardware, berfungsi sebagai media penyimpanan bagi sistem
informasi untuk menampung data yang akan diolah dan informasi yang
dihasilkan.
f. Komponen software, berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung
dan memanipulasi data yang telah tersimpan di basis data.
g. Komponen basis data, merupakan tempat kumpulan data yang saling
terintegrasi anatar satu dengan yang lain, tersimpan diperangkat keras
komputer dan memerlukan perangkat lunak untuk memprosesnya.
h. Komponen control, proses yang perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa suatu hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah dan
apabila terjadi kesalahan dapat segera diatasi.

D. Macam – Macam Sistem Informasi Perkantoran dan Kegunaannya

Macam – macam sistem informasi perkantoran dan kegunaannya berdasarkan


sistem informasi manajemen dalam (Siretta, 2022) adalah sebagai berikut:

1. Supply Chain Management

Jenis sistem informasi manajemen pertama yang seringkali diterapkan oleh


perusahaan adalah Supply Chain Management atau biasa disingkat dengan
SCM. Dalam sistem ini, perusahaan akan memiliki data yang saling
terhubung. Data tersebut meliputi pemasok hingga konsumen akhir.

16
Saat perusahaan menerapkan sistem manajemen supply chain, seluruh catatan
detail yang berhubungan dengan penyediaan bahan baku yang dilakukan oleh
perusahaan dapat ditemukan. Dengan begitu, manajemen perusahaan akan
lebih mudah dikontrol.

2. Office Automation System

Sistem informasi manajemen yang mengintegrasi server komputer milik


perusahaan adalah Office Automation System atau OAS. Fungsi OAS adalah
sebagai aplikasi yang mampu menyatukan perangkat komputer dalam sebuah
perusahaan dalam suatu wadah yang berhubungan satu sama lain.

Tujuan dari pengaplikasian sistem ini adalah untuk memperlancar komunikasi


yang dilakukan antar departemen dalam sebuah perusahaan. Sebagai contoh,
saat ingin mengirim email atau pesan kepada departemen lain, karyawan dapat
langsung melakukannya dengan aplikasi OAS.

Kebutuhan akan pelayanan publik seperti Yahoo, Gmail, ataupun media sosial
lainnya pun menjadi lebih kecil. Dengan begitu, komunikasi intra perusahaan
menjadi lebih eksklusif dan terjaga rahasianya.

3. Enterprise Resource Planning

Selanjutnya adalah sistem informasi manajemen yang dikenal dengan nama


Enterprise Resource Planning atau ERP. Sistem jenis ini seringkali
diaplikasikan oleh perusahaan besar meski bisa juga digunakan oleh
perusahaan dengan skala yang lebih kecil.

Dengan menggunakan enterprises resource planning, manajemen perusahaan


dapat senantiasa melakukan kontrol dan mengelola seluruh unit yang berada

17
di lingkup perusahaan. Dengan begitu, pengawasan yang dilakukan
perusahaan menjadi lebih maksimal dan dalam segi waktu lebih efisien.

4. Knowledge Work System

Selain ketiga jenis di atas, ada pula sistem informasi manajemen dengan
istilah Knowledge Work System atau KWS. Dengan menggunakan sistem ini,
perusahaan dapat membagikan informasi atau pengetahuan baru dan akan
langsung terintegrasi ke seluruh departemen dalam perusahaan.

Alhasil, seluruh karyawan atau pekerja dapat mengakses informasi tersebut


dan membantu bidang pekerjaan yang sedang dilakukan. Kinerja perusahaan
pun dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Karyawan pun tidak perlu
repot mencari informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tanggung
jawab yang dimiliki.

5. Executive Support System

Berfungsi untuk membantu manajer dalam berkomunikasi dengan anak


buahnya, perusahaan dapat memasang Executive Support System atau biasa
disebut ESS. Sistem informasi manajemen ini dapat memudahkan manajer
untuk mengkomunikasikan grafik dan juga informasi pendukung kepada
anggota perusahaan yang berada dibawah tanggung jawabnya.

Jika komunikasi antara manajer dan bawahannya menggunakan sistem ini


berjalan dengan baik, besar kemungkinan kinerja perusahaan akan
berkembang lebih pesat. Jadi, jika pada perusahaan interaksi antara atasan
dengan karyawan biasa terjalin cukup intens, ada baiknya untuk
mengaplikasikan sistem informasi manajemen ini.

6. Teknologi Expert System dan Artificial Intelligence

18
Sistem informasi manajemen ini dianggap yang paling modern dan memiliki
potensi yang cukup tinggi dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan
adanya Expert System dan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan,
perusahaan mampu menjalankan aktivitas yang dulunya hanya bisa dilakukan
sumber daya manusia profesional.

Hingga sekarang, teknologi dalam sistem ini dapat menganalisis sebuah


masalah dan berusaha memecahkannya. Bahkan, kinerja yang dilakukan oleh
sistem ini dapat selesai dalam waktu cepat jika sudah terprogram dengan baik.

Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai


sehingga pengeluaran untuk menggaji SDM dapat dikurangi.

7. Informatic Management System

Dalam pengaplikasian Informatics Management System, sistem akan


diprogram agar bisa membantu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia
penggunanya. Dengan begitu, sistem tersebut akan mempermudah tugas yang
dimiliki perusahaan.

Tak hanya itu, dalam suatu kondisi tertentu, sistem informatics management
mampu menganalisa keputusan yang perlu diambil perusahaan. Cara
pengambilan keputusan tersebut dengan cara menggabungkan program
komputer dari sistem informasi manajemen dengan sekumpulan informasi dan
data yang dimiliki oleh perusahaan.

8. Decision Support System

Jika perusahaan dirasa sering mengalami kesulitan saat harus mengambil


keputusan, perlu menggunakan sistem informasi manajemen jenis Decision
Support System atau biasa disingkat dengan DSS. Saat memiliki sistem

19
informasi manajemen DSS, program tersebut akan membantu manajer dalam
kegiatan pengambilan keputusan.

Sistem decision support akan memperhitungkan lingkungan kantor atau


perusahaan agar manajer dapat mengambil keputusan yang lebih akurat. Jadi,
melalui pengaplikasian sistem tersebut, manajer mampu menyodorkan
keputusan paling tepat dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan pada
masa itu.

9. Transaction Processing System

Kegiatan transaksi bagi hampir di seluruh perusahaan dianggap sangat krusial


karena berhubungan langsung dengan kondisi finansial. Jika terjadi sedikit
kesalahan dalam hal perhitungan atau saat melakukan transaksi, bukan tidak
mungkin perusahaan akan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, tak sedikit perusahaan yang


mengaplikasikan sistem informasi manajemen berupa Transaction Processing
System atau TPS. Dengan memiliki sistem informasi manajemen tersebut,
perusahaan akan memiliki sistem transaksi yang terintegrasi serta efektif.

TPS mampu memproses semua transaksi yang dilakukan perusahaan dan


dalam jumlah yang besar sekalipun. Umumnya, TPS akan digunakan oleh
pihak manajerial untuk mendata inventaris perusahaan dan juga menyusun
gaji para pekerjanya. Dengan begitu, risiko terjadinya kesalahan saat
melakukan kegiatan transaksi rutin tersebut semakin kecil dan perusahaan
tidak rentan mengalami kerugian.

10. Group Decision Support System dan Computer-Support Colaborative Work


System

20
Sesuai dengan namanya, sistem informasi manajemen ini mirip dengan DSS.
Yang berbeda adalah sistem ini lebih menjurus pada solusi untuk kegiatan
yang berbasis berkelompok. Jadi, skala analisa yang dilakukan oleh Group
Decision Support System atau GDSS dan Computer-Support Collaborative
Work System atau CSCWS lebih besar dibanding DSS yang melakukannya per
individu.

Cara kerja dari GDSS ini adalah mengumpulkan terlebih dahulu informasi
yang dibutuhkan perihal suatu group atau kelompok dalam sebuah
perusahaan. Proses pengumpulan informasi tersebut dapat dilakukan dengan
menyebar kuesioner, skenario, ataupun layanan konsultasi. Dengan begitu,
perusahaan dapat mengambil keputusan dalam skala besar dengan lebih cepat
dan akurat.

E. Evaluasi Sistem Informasi

Evaluasi sistem informasi yaitu suatu proses untuk menggali dan mencari tahu,
tentang sejauh mana suatu kegiatan implementasi sistem informasi, baik dari
sudut pandang persepsi pengguna, organisasi, maupun dari segi teknologi sistem
informasinya (Hakam, 2016). Evaluasi sistem informasi berdasarkan Jurnal
Teknologi Informasi (Jananto & Supriyanto, 2006) pengukuran kinerja sistem
dibutuhkan untuk beberapa evaluasi yaitu:

1. Comparative Evaluation

Kinerja suatu sistem dievaluasi relative kepada sistem lainnya. Kegunaan dari
evaluasi ini misalnya untuk proses pembelian perangkat lunak baru, atau
perangkat keras baru, memilih service komputasi, dan juga mengevaluasi
perubahan sistem untuk dimodifikasi.

2. Analytic Evaluation

21
Kinerja dari sistem komputer dievaluasi berdasarkan beberapa parameter
sistem. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk meningkatkan kinerja sistem
(performance tuning), melakukan perawatan sistem (performance control),
dan mendisain serta mengimplementasi sistem baru. Kinerja suatu sistem
sendiri dapat mengalami beberapa penurunan/penuaan/degradasi karena
beberapa hal, yaitu:
a. Kecepatan atau kapasitas dari beberapa komponen sistem menyebabkan
komponen sistem lainnya tidak dapat bekerja dengan kecepatan
maksimum
b. Interferensi yang disebabkan oleh permintaan secara simultan dari dua
atau lebih komponen tertentu untuk saling berkomunikasi ketika
permintaan tersebut dapat diproses secara sekuensial
c. Karakteristik dari beban kerja (workload) sistem.
Pengukuran kinerja hanya dapat dispesifikasikan kepada jenis dan tujuan dari
sistem yang dievaluasi, workload dan fungsi dari evaluasi itu. Pengakuan
kinerja ini harus terdefinisi dengan baik dan jelas, karena merupakan
“framework” bagi seluruh proses evaluasi. Kinerja yang baik juga dapat
melakukan reproduksi hasil atau perulangan pengukuran dengan tepat.
Kinerja dari suatu sistem komputer adalah fungsi dari:
1. Konfigurasi sistem
2. Kebijakan pengelolaan sumber daya (resource management policy)
3. Effisiensi program dari sistem yang digunakan
4. Efektifitias instruction set dari processor yang digunakan
5. Kecepatan perangkat keras.
Tentunya, pengertian ini juga berlaku untuk sistem yang terhubung dengan
jaringan, sehingga kinerja subsistem jaringan juga termasuk dalam
pembahasan ini. Komponen suatu sistem akan mempengaruhi kinerja sistem
secara keseluruhan melalui interaksi yang mutual antar masing-masing
komponen. Sehingga kinerja bisa didiskusikan dalam posisi yang berbeda.

22
Effectiveness dari sistem ketika menangani aplikasi tertentu. Hal inilah yang
terlihat oleh pengguna sistem. Untuk tujuan ini digunakan pengukuran
dengan pendekatan simulus (stimulus approach). Pada pendekatan ini, sistem
dianggap suatu kotak hitam (blackbox) yang memiliki fungsi tertentu dan
yang telah diketahui. Pengukuran dilakukan dengan mengobservasi sistem
berdasarkan suatu benchmark atau suatu simultan. Metoda ini memang cepat
tetapi kurang detail memberi gambaran akan kinerja sistem. Internal
efficiency Yaitu melakukan pengamatan terhadap mekanisme sistem
mengatur sumber daya yang dimilikinya untuk menangani beban kerja.
Untuk tujuan ini, dilakukan pengukuran dengan pendekatan analitis (analytic
approach). Pengukuran ini berusaha mengukur perilaku internal dari sistem.
Dengan tujuan untuk menguji apakah sistem bekerja dengan benar,
mengisolasi kemungkinan kesalahan, serta memahami sistem dan lingkungan
kerjanya.
Adapun menurut Delone dan Mclean, evaluasi sistem diukur dengan enam
kesuksesan sistem informasi, antara lain:
1. Kualitas Sistem (System Quality)
Kualitas sistem ditinjau dari kualitas dari kombinasi hardware dan
software dari sistem informasi. Sehubungan dengan itu, kualitas sistem
berfokus pada performa dari sistem yang merujuk pada seberapa baik
kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan prosedur dari
sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan pengguna
(Dody dan Zulaika, 2007). Indikator pengukuran kualitas sistem dari
Delone and Mclean (Jogiyanto, 2007) sebagai berikut.
a. Kenyamanan Akses
Tingkat kesuksesan sistem informasi dapat dilihat dari tingkat
kenyamanan pengguna sistem informasi. Dengan kata lain, kenyaman
suatu sistem informasi berpengaruh bagi pengguna dalam
mengoprasionalkansistem informasi.

23
b. Keluwesan Sistem (Flexibility)
Keluwesan sistem informasi sangat memengaruhi tingkat kesuksesan
sistem. Dalam hubungan ini, pengguna akan lebih memilih sistem
yang lebih fleksibel dibandingkan dengan sistem yang kaku. Dengan
tingkat fleksibilitas yang tinggi maka pengguna sistem dapat dengan
lebih mudah mengoprasionalkan.
c. Keterandalan Sistem (Reliability)
Sistem informasi yang berkualitas merupakan sistem informasi yang
handal. Disamping itu, keandalan sistem informasi berdasarkan
ketahanan sistem terhadap kerusakan dan kesalahan. Dengan
demikian, sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan dari pemakai.
d. Kemudahan dalam Penggunaan (Ease Of Use)
Setiap sistem informasi dapat dibedakan fungsi-fungsi yang
dimilikinya. Pada dasarnya, sistem informasi lebih diminati karena
mudah dipelajari dan memiliki fungsi-fungsi yang lebih sepesifik dari
sistem informasi lain. akurat, penyajian informasi dan relevan.
Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone and McLean
(Jogiyanto, 2007) sebagai berikut.

2. Kualitas Informasi (Information Quality)


Kualitas informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi yang
digunakan (Rai et. al., 2002). Dalam hal ini, pengguna sistem informasi
berharap dengan menggunakan sistem tersebut akan memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Karakteristik informasi yang dihasilkan suatu
sistem informasi dapat berbeda antara satu sistem dengan sistem yang
lain. Dengan kata lain, sistem informasi dapat menghasilkan informasi
secara tepat waktu, lengkap, akurat, penyajian informasi dan relevan.

24
Indikator pengukuran kualitas sistem dari DeLone and McLean
(Jogiyanto, 2007) sebagai berikut.

a. Kelengkapan (Completeness)
Informasi berkualitas ialah informasi yang lengkap. Dengan kata
lain, sistem informasi yang berkualitas harus menghasilkan
informasi yang lengkap. pengguna akan merasa puas ketika
informasi yang tersedia dalam sistem informasi lengkap.
b. Relevan (Relevance)
Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik ketika
informasi yang tersedia relevan sesuai kebutuhan pengguna.
Dengan kata lain, informasi yang diberikan mempunyai manfaat
bagi penggunanya. Di pihak lain, relevansi informasi untuk setiap
pengguna satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan
kebutuhan.
c. Akurat (Accurate)
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat
karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan
penggunanya. Pada dasarnya, informasi yang akurat berarti harus
bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
Informasi yang akurat berarti harus jelas mencerminkan tujuan
informasi yang disediakan oleh sistem informasi.
d. Ketepatan waktu (Timeliness)
Informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal
untuk organisasi sebagai pengguna suatu sistem informasi
tersebut. Pada hakikatnya, informasi yang datang pada penerima
tidak boleh terlambat, sedangkan informasi yang sudah usang
tidak akan mempunyai nilai lagi. Oleh karena itu, dapat dikatakan

25
bahwa kualitas informasi yang dihasilkan sistem informasi baik
jika informasi yang dihasilkan tepat waktu.
e. Penyajian Informasi (Format)
Penyajian informasi disajikan dalam bentuk yang tepat akan
berdampak pada informasi yang dihasilkan. Dalam konteks ini,
format yang berkualitas akan memudahkan pengguna untuk
memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi.

3. Kualitas Layanan (service quality)


Kualitas layanan merupakan persepsi pengguna atas jasa yang diberikan
oleh penyedia sistem informasi. Dengan kata lain, suatu sistem informasi
membutuhkan dukungan dari personel/staff dari organisasi. Kualitas
layanan merupakan karakteristik yang diinginkan dari pelayanan sistem
informasi sebagai berikut:
a. Keandalan
Kemampuan staff dalam menjalankan suatu sistem informasi yang
memberikan layanan kepada pengguna sistem.
b. Empati
Sikap dan kemaun yang ditunjukkan staff dalam memberikan
pelayanan sistem informasi.
c. Responsiveness
Kecepatan reaksi staff dalam menanggapi pengguna sistem informasi.
4. Penggunaan (Use)
mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi.
Penggunaan merupakan karakteristik dari tingkat dan cara pengguna
memanfaatkan kemampuan sistem informasi, yaitu:
a. Frekuensi akses merupakan seberapa sering pengguna menggunakan
suatu sistem informasi.

26
b. Durasi merupakan lama waktu penggunaan dalam menggunakan
suatu sistem informasi.
5. Kepusasan Pengguna (User Satisfaction)
Kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang
dimunculkan pengguna setelah memakai sistem informasi. Pada dasarnya,
tingkat kepuasan pengguna terhadap sistem informasi yang digunakan.
Kepuasan pengguna terdiri dari:
a. Efesiensi (Efficiency)
Kepuasan pengguna dapat tercapai ketika sistem informasi membantu
pekerjaan pengguna secara efisien. Dengan kata lain, efisien ini dapat
dilihat dari sistem informasi yang dapat memberikan solusi terhadap
pekerjaan pengguna kaitannya dengan aktivitas pelaporan data secara
efisien. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efisien jika suatu
tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai dengan melakukan hal
yang tepat.
b. Keefektivan (Effectiveness)
Keefektivan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna
dapat meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem informasi
tersebut. Dengan demikian, keefektivan sistem informasi ini dapat
dilihat dari kebutuhan atau tujuan yang dimiliki pengguna dapat
tercapai sesuai harapan atau target yang diinginkan.
6. Kepuasan (Satisfaction)
Kepuasan pengguna dapat diukur melalui rasa puas yang dirasakan
pengguna dalam menggunakan sistem informasi manajemen. Berkaitan
dengan itu, rasa puas pengguna dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang
disediakan sistem informasi manajemen seperti kualitas sistem dari
sistem informasi perpustakaan dan kualitas informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi perpustakaan. Dengan kata lain, rasa puas yang

27
dirasakan pengguna mengindikasikan bahwa sistem informasi berhasil
memenuhi aspirasi atau kebutuhan pengguna.
7. Manfaaat bersih (net benefit)
Manfaat bersih merupakan dampak (impact) keberadaan dan pemakaian
sistem informasi terhadap kualitas kinerja pengguna baik secara
individual maupun organisasi. Manfaat bersih termasuk di dalamnya
produktivitas, meningkatkan pengetahuan dan mengurangi lama waktu
pencarian informasi. (Jogiyanto, 2005)

28
BAB III
KAJIAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI PERKANTORAN
DI TEMPAT MAGANG

A. Uraian Penggunaan Sistem Informasi Perkantoran di Tempat Magang


1. Penggunaan Komputer di Tempat Magang
Penggunaan komputer di tempat magang yaitu Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surakarta (DPMPTSP) yaitu
adalah komputer digunakan hampir oleh semua karyawan disini. Instansi
ini merupakan instansi yang bergerak dalam bidang perkantoran, dengan
komputer pekerjaan – pekerjaan dalam bidang pelayanan pengolahan data
akan semakin cepat dan akurat, seperti pembuatan naskah surat,
pengelolaan data dan gaji pegawai, dan sebagainya. Selain itu,
Pemanfaatan komputer dalam proses pelayanan publik oleh Dinas
Perizinan dan Penanaman Modal untuk mempermudah proses pengajuan
izin usaha dan pelaporan kegiatan usaha.

2. Perlengkapan dan Peralatan Teknologi Informasi yang Dimiliki di


Tempat Magang
Perlengkapan dan peralatan teknologi informasi yang dimiliki di tempat
magang adalah sebagai berikut:

a. Komputer desktop yang berjumlah 105 PC dan laptop yang


berjumlah 14 buah untuk pengolahan data dan pelayanan publik.
(SURAKARTA, 2023)
b. Printer untuk mencetak dokumen izin usaha dan surat-surat resmi.
c. Scanner untuk mengubah dokumen fisik menjadi format digital.

29
d. Server untuk menyimpan data dan aplikasi yang diperlukan dalam
pelayanan publik.
e. Jaringan internet untuk memudahkan akses informasi dan
komunikasi dengan masyarakat dan instansi terkait.
f. Sistem informasi manajemen untuk mengelola proses pelayanan
publik secara efektif dan efisien.
g. Aplikasi pendukung seperti sistem informasi perizinan online untuk
mempermudah pengajuan izin usaha secara online.
h. Sistem informasi monitoring dan evaluasi untuk memantau kinerja
pelayanan publik dan memperbaiki kekurangan yang ada.

3. Aplikasi Sistem Informasi Perkantoran yang Digunakan di Tempat


Magang
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kota Surakarta merupakan sebuah instansi pemerintah yang terus
berupaya dalam meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, salah
satunya adalah dengan menggunakan aplikasi sistem informasi yang dapat
meningkatkan efektivitas pekerjaan yang dilakukan di instansi ini.
Adapaun aplikasi sistem informasi perkantoran yang ada di instansi ini
adalah sebagai berikut:

a. Sistem Informasi Penyelenggaraan Reklame (SIPOLAR)


https://sipolar.surakarta.go.id/
b. Sistem Informasi Pembangunan Gedung PUPR
https://simbg.pu.go.id/
c. Sistem Perizinan OSS
https://oss.go.id/
d. Sistem Informasi Lacak Berkas Permohonan PBG dan SLF
https://simbg.pu.go.id/Informasi#SK
e. Aplikasi Ringkes (available on Google Play)

30
f. SIPPINTER
https://perizinan.surakarta.go.id/site/landing
g. SIMBG
https://simbg.pu.go.id/
h. SIMPEDAL
https://investasi.surakarta.go.id/
i. E-Dokumen Perizinan
https://dpmptsp.surakarta.go.id/e-dokumen

4. Evaluasi Sistem Informasi Perkantoran yang Digunakan di Tempat


Magang
Evaluasi sistem informasi yaitu suatu proses untuk menggali dan mencari
tahu, tentang sejauh mana suatu kegiatan implementasi sistem informasi,
baik dari sudut pandang persepsi pengguna, organisasi, maupun dari segi
teknologi sistem informasinya (Hakam, 2016). Adapun evaluasi sistem
informasi yang dilakukan di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Surakarta berdasarkan wawancara
dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut:

a. Kemudahan pemakaian
Kemudahan pemakaian sistem informasi yang ada di instansi ini
berdasarkan pengalaman karyawan – karyawan dalam
menggunakannya adalah bahwa sistem informasi SIPOLAR,
SIPPINTER, dan E-Dokumen Perizinan mudah digunakan untuk
mereka yang sudah mengetahui cara menggunakannya.

b. Kelengkapan fitur
Kelengkapan fitur sistem informasi yang ada di instansi ini
berdasarkan pengalaman karyawan dan pelanggan dalam
menggunakannya juga sudah cukup lengkap untuk memenuhi

31
kebutuhan karyawan dan pelanggan dalam menggunakan sistem
informasi tersebut.

c. Kecepatan pemrosesan
Kecepatan pemrosesan dalam sistem informasi tergantung pada
kecepatan internet karena semua sistem informasi disini
mmebutuhkan internet aktif, jaringan internet disini cepat dan stabil
sehingga kecepatan pemrosesan sistem informasi yang digunakan di
instansi ini optimal.

d. Keakuratan informasi yang dihasilkan


Keakuratan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi di
instansi ini berdasarkan wawancara penulis dengan karyawan –
karyawan yang menggunakan sistem informasi adalah cukup akurat
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pengguna.

e. Kepuasan pengguna
Kepuasan pengguna adalah berdasarkan bagaimana pengguna sistem
informasi menggunakan sistem informasi. Berdasarkan wawancara
penulis dengan karyawan yang menggunakan, mereka puas atas
sistem informasi – sistem informasi yang digunakan di instansi ini.

B. Uraian permasalahan terkait penggunaan sistem informasi perkantoran


di tempat magang
Beberapa permasalahan terkait penggunaan sistem informasi perkantoran di
DPMPTSP Kota Surakarta antara lain yaitu:

1. Kurangnya pemahaman dan keterampilan beberapa pegawai dalam


menggunakan sistem informasi perkantoran yang ada seperti pegawai-
pegawai yang sudah tua.

32
2. Kurangnya inovasi dan pengembangan teknologi dalam sistem informasi
perkantoran yang digunakan.

3. Tampilan sistem informasi antarmuka yang monoton

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya seperti


pelatihan dan edukasi bagi pengguna sistem informasi perkantoran, serta
pengembangan inovasi dan teknologi terbaru.

C. Pembahasan
Berdasarkan kajian teori terkait analisis sistem informasi perkantoran, sistem
informasi perkantoran adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola
informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem ini terdiri dari
beberapa komponen seperti, hardware, software, database, dan prosedur.
Tujuan dari sistem informasi perkantoran adalah untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas dalam melakukan tugas – tugas perkantoran. Sistem informasi
perkantoran yang digunakan di tempat magang terbukti dapat memberikan
informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam melakukan pekerjaan – pekerjaan di instansi ini.

33
BAB IV
IMPLEMENTASI SIKAP

Sikap - sikap penulis yang menunjukkan bahwa penulis memiliki nasionalisme dan
berkontribusi terhadap mutu pendidikan yang dilakukan dalam kurun waktu magang
adalah sebagai berikut:

1. Merasa bangga menjadi warga negara Indonesia dengan menggunakan produk


– produk buatan tanah air. Contohnya yaittu memilih membeli produk
kecantikan buatan Indonesia seperti Implora, Emina, dan salsa.
2. Membuang sampah pada tempatnya sebagai bukti mencintai tanah air
3. Toleransi terhadap sesama dengan tidak membeda – bedakan masyarakat yang
berbeda ras, suku, warna kulit, maupun agama.
4. Mengerjakan laporan sebagai upaya penulis untuk meningkatkan mutu
pendidikan penulis. Penulis berharap dengan menyelesaikan laporan nantinya
laporan tersebut dapat bermanfaat bagi penulis maupun orang lain dalam hal
pendidikan.
5. Membantu pegawai yang sudah sepuh dalam hal teknologi informasi

34
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan kajian teori terkait analisis sistem informasi perkantoran, sistem
informasi perkantoran adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola
informasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem ini terdiri dari beberapa
komponen seperti, hardware, software, database, dan prosedur. Tujuan dari sistem
informasi perkantoran adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
melakukan tugas – tugas perkantoran. Di lapangan, yaitu DPMPTSP Kota
Surakarta, penggunaan komputer, perlengkapan dan peralatan teknologi informasi,
aplikasi sistem informasi, dan evaluasi sistem informasi yang berlangsung di
DPMPTSP Kota Surakarta sudah mendukung tujuan adanya sistem informasi
perkantoray yaitu adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
melakukan tugas – perkantoran di DPMPTSP Kota Surakarta.

B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan untuk instansi ini adalah agar DPMPTSP Kota
Surakarta dapat terus melakukan perbaikan pada sistem informasi perkantoran
yang digunakan dengan mengembangkan fitur – fitur yang dibutuhkan oleh
pengguna seperti meningkatkan kecepatan pemrosesan data, serta memperbaiki
tampilan antarmuka agar lebih user-friendly. Selain itu, penulis juga menyarankan
agar instansi ini terus melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui sejauh
mana sistem informasi perkantoran yang digunakan apakah telah memenuhi
kebutuhan pengguna dan terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
melakukan tugas – tugas perkantoran.

35
DAFTAR PUSTAKA

Alda, M. (2020). Sistem Informasi Pengolahan Data Kependudukan Pada Kantor Desa
Sampean Berbasis Android. Jurnal Media Informatika Budidarma, 1-8.

Delone, W. H., & Mclean, E. R. (2003). The Delone and Mclean Model of Information Systems
Success: A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems, 9-30.

Entrepreneur, J. (2022, Desember 1). Sistem Informasi Manajemen dan Manfaatnya bagi
Perusahaan. Retrieved from Jurnal Entrepreneur:
https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-sistem-informasi-manajemen-dan-
manfaatnya-bagi-perusahaan/

Jananto, A., & Supriyanto, E. (2006). Evaluasi Kinerja Sistem Informasi. Jurnal Teknologi
Informasi, 84-92.

Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar,


Teknologi, Aplikasi, Pengembangan Dan Pengelolaan. Yogyakarta: ANDI.

Laksana, T. E. (2020). Sistem Informasi Manajemen Perkantoran Modern. Teknologi


Informasi.

Siretta, I. R. (2022, Desember 4). Mengenal 10 Jenis Sistem Informasi Manajemen yang
Sering Diterapkan di Lingkup Perusahaan. Retrieved from cermati.com:
https://www.cermati.com/artikel/mengenal-10-jenis-sistem-informasi-manajemen-
yang-sering-diterapkan-di-lingkup-perusahaan

SURAKARTA, D. (2023). Rekapitulasi Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin. In
P. K. Surakarta, Rekapitulasi Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin (pp.
37-49). Surakarta: Pemerintah Kota Surakarta.

Utami, T. (2020). Essay Manajemen Administratif Pentingnya Sistem dan Prosedur dalam
Perkantoran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai