Desi Fitriana
K7520018
Puji syukur Penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan Laporan Akhir Magang Kepemimpinan di Kantor PPKwu
LPPM UNS Tahun 2022 dengan baik dan tepat waktu.
Pelaksanaan kegiatan magang sampai dengan penyusunan laporan ini
tentunya tidak terlepas dari dukungan, semangat serta bimbingan dari berbagai
pihak, baik bersifat moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hery Sawiji, M.Pd., selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret,
2. Ibu Susantiningrum, S.Pd.,S.E.,M.A.B. selaku Ketua PPKwu UNS yang telah
memberikan Penulis izin untuk melaksanakan kegiatan Magang Kepemimpinan di
tempat tersebut,
3. Dr. Tutik Susilowati, S.Sos., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Magang
Kepemimpinan Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dan masukan selama pelaksanaan magang
4. Seluruh staff PPKwu UNS yang telah membantu pelaksanaan magang, dan
5. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan laporan ini di masa yang akan datang. Demikian penyusunan laporan
Magang Kepemimpinan ini, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
bagi pembaca pada umumnya.
Penulis,
Desi Fitriana
ii
DAFTAR ISI
iii
B. Sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri ......................................................................................................................... 34
BAB V .............................................................................................................................. 35
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 35
A. SIMPULAN ......................................................................................................... 35
B. SARAN ................................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 36
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan suatu proses aktivitas – aktivitas sebuah
kelompok terorganisir yang dilakukan ke arag pencapaian tujuan. Dalam
pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan
bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam
sebuah organisasi atau instansi, peran kepemimpinan merupakan faktor
yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya efektivitas kerja. Bahkan
sekarang ini bisa dikatakan bahwa kemajuan yang dicapai dan kemunduran
yang dialami oleh suatu instansi, sangat ditentukan oleh peranan
pemimpinnya yang dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam mencapai efektivitas kerja. Jika seorang pemimpin mampu
mengaplikasikan kepemimpinan yang tepat dan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang ada, maka para pegawai pun akan dapat bekerja dengan
nyaman dan semangat yang tinggi
1
yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai
seorang pemimpin.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
d) Menurut Salusu (1988,80) bahwa Kepemimpinan ditafsirkan sebagai
kekuatan yang menyeleksi mimpimimpi seseorang dan kemudiannya
menetapkan tujuan hidup seseorang. Kepemimpinan dalam
pandangannya berarti sesuatu daya yang mampu menggerakkan
seseorang dari dalam dirinya dan mengarahkan seseorang kepada
sukses pencapaian misi (organisasi).
4
Kepemimpinan tidak dapat terlepas dari konsep pemimpin yang
komprehensif. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai
faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan organisasi (Bass,
1990, dalam Menon, 2002) demikian juga keberhasilan atau kegagalan
suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya
dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu
pentingnya peran pemimpin sehingga isu mengenai pemimpin menjadi
fokus yang menarik perhatian para peneliti bidang perilaku
keorganisasian. Schein (1992), Nahavandi&Malekzadeh (1993), dan
Kouzes & Posner (1987;1993) menyatakan pemimpin mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan organisasi.
Pemimpin memegang peran kunci dalam memformulasikan dan
mengimplementasikan strategi organisasi. (dalam Su’ud, 2000).
5
digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan
dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai
cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya
berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya
digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu
lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran
formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum
tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya
berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh
yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki
oleh orang yang bukan "pemimpin". Arti pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/
kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu
demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya
kecakapan/kelebihan di satu bidang , sehingga diamampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitasaktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan.
(Kartini Kartono, 1994 : 181). Pemimpin jika dialihbahasakan ke
bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-
LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
6
NASIONAL, 2003)
B. PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
Pendekatan pertama memandang kepemimpinan sebagai suatu
kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak. Pendekatan kedua bermaksud
mengidentifikasi perilaku-perilaku (behaviors) pribadi dengan
kepemimpinan efektif. Kedua pendekatan ini mempunyai aggapan bahwa
seorang individu yang memiliki sifat-sifat tertentu atau memperagakan
perilaku-perilaku tertentu, akan muncul sebagai pemimpin dalam situasi
kelompok apapun dimana ia berada. Pemikiran dan penelitian sekarang
mendasarkan pada pendekatan ketiga, yaitu pandangan situasional tentang
kepemimpinan. Pandangan ini menganggap bahwa kondisi yang
menentukan efektifitas kepemimpinan bervariasi dengan situasi tugas-tugas
yang dilakukan. Seperti hal ini yang dilakukan oleh Kepala Kamar Mesin
(KKM) untuk mengakomodir para anggota awak dikamar mesin.
7
penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai
berikut:
Sedangkan Keith Davis mengikhtisarkan empat ciri atau sifat utama yang
mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan organisasi:
1) Kecerdasan.
a. Fungsi-fungsi kepemimpinan
8
perbedaan pendapat, dan sebagainya.(UNDANG UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL, 2003)
9
peluang yang luas bagi bawahan untuk mengemukakan pendapatnya secara
bebas dalam membuat suatu keputusan manajemen.
10
KKM berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan
dibanding mengawasi mereka. Mereka mendorong para anggota kelompok
untuk melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan
untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana
persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan
menghormati dengan para anggota kelompok.
a. Pemimpin Otokratis/Otoriter
b. Pemimpin Demokratis
11
c. Pemimpin Liberal atau Laissez - Fair
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan merupakan proses yang kompleks yang
memerlukan penanganan serius. Dalam pelaksanaannya, pengambilan
keputusan dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu proses dan gaya
pengambilan keputusan.
12
2). Identifikasi persoalan : Persoalan-persoalan di seputar
pengambilan keputusan harus diidentifikasikan dan diberi
batasan agar jelas. Mengidentifikasikan dan memberi
batasan persoalan ini harus tepat pada inti persoalannya,
sehingga memerlukan upaya penggalian.
13
7). Pengendalian dan evaluasi : Pelaksanaan keputusan perlu
pengendalian dan evaluasi untuk menjaga agar pelaksanaan
keputusan tersebut sesuai dengan yang sudah diputuskan.
14
b. Toleransi terhadap ambiguitas
15
Dalam kondisi seperti ini peran pemimpin adalah mengambil
inisiatif dalam hubungannya dengan tujuan dan arah
daripada metode dan cara.
1). Brainstorming
16
Brainstorming adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka
menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan,
pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi,
dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung,
dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain,
pada penggunaan metode curah pendapat orang lain tidak untuk
ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat
kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua
peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan
peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap)
untuk menjadi pembelajaran bersama. Langkah-langkah metode
Brainstorming
17
dipertimbangkan. Dalam teknik inii, sekelompok ahli
terpilih membentuk panel yang akan menghasilkan jawaban
konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan kemereka.
Dalam lingkungan simulasi, panel mungkin terdiri dari
manager dan pengguna sistem yang sedang dimodekan dan
pertanyaan adalah tentang perilaku atau kinerja sistem di
bawah kondisi operasi tertentu. Teknik Delphi tidak
memasukkan diskusi tatap muka, oleh karena itu terhindar
dari ketegangan diskusi kelompok seperti dominasi peserta
paling vokal. Pendekatan Delphi memiliki tiga grup yang
berbeda yaitu : Pembuat keputusan, staf, dan responden.
Pembuat keputusan akan bertangungjawab terhadap
keluaran dari kajian Delphi. Sebuah grup kerja yang terdiri
dari lima sampai sembilan anggota yang tersusun atas staf
dan pembuat keputusan, bertugas mengembangkan dan
menganalisis semua kuisioner, evaluasi pengumpulan data
dan merevisi kuisioner yang diperlukan. Grup staf dipimpin
oleh kordinator yang harus memiliki pengalaman dalam
desain dan mengerti metode Delphi serta mengenal problem
area. Tugas staf kordinator adalah mengontrol staf dalam
pengetikan. Mailing kuesioner, membagi dan proses hasil
serta pernjadwalan pertemuan. Responden adalah orang
yang ahli dalam masalah dan siapa saja yang setuju untuk
menjawab kuisioner. Teori Delphi ini sangat baik untuk
memecahkan masalah yang bersifat general, dimana rencana
kebijakan tersebut berkaitan erat dengan ahli-ahli bidang
tertentu. Karena dari setiap ahli pada bidang tertentu akan
dapat mengeluarkan aspirasinya yang memiliki kemampuan
dari segi yang didalaminya. Selain itu, metode ini tidak
memperhatikan nama dari ahli untuk mencegah pengaruh
besar satu anggota terhadap anggota yang lainnya, dan
18
masing – masing responden memiliki waktu yang cukup
untuk mempertimbangkan masing – masing bagian dan jika
perlu melihat informasi yang diperlukan untuk mengisi
kuisioner sehingga dapat menghindari tekanan sosial
psikologi.
19
D. PERAN PEMIMPIN DALAM PERUSAHAAN
1. Peran Mencari dan Memberi Informasi
Informasi merupakan jantung kualitas perusahaan atau organisasi;
artinya walaupun produk dan layanan purna jual perusahaan tersebut
bagus, tetapi jika komunikasi internal dan eksternalnya tidak bagus,
maka perusahaan itu tidak akan bertahan lama karena tidak akan dikenal
masyarakat dan koordinasi kerja di dalamnya jelek. Pencarian serta
penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian
rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang
dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang
disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak
internal maupun eksternalnya. Monitoring tidak dapat dilakukan asal-
asalan saja, tetapi harus betul-betul dirancang secara efektif dan
sistemik. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran
consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar
organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik
pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki
pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang
pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan
simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam
melaksanakan pekerjaannya.
20
melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan
terhadap para bawahan
Pengaruh sebagai inti dari kepemimpinan merupakan kemampuan
seseorang untuk mengubah sikap, perilaku orang atau kelompok dengan
cara-cara yang spesifik. Seorang pemimpin yang efektif tidak hanya
cukup memiliki kekuasaan, tetapi perlu pula mengkaji proses-proses
mempengaruhi yang timbal balik yang terjadi antara pemimpin dengan
yang dipimpin. Merujuk kepada kamus besar bahasa Indonesia (Balai
Pustaka ;1988), pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.
Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa
kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai
kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu.
Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan
merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada
akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang
diharapkan.
Menurut Bass dan Avolio (1990) dalam Muchji dan Priyono (2004 ),
ada 4 unsur yang mendasari kepemimpinan transformasional yaitu:
a. Charisma
Kharismatik pada pemimpin transformasional didapatkan dari
pandangan pengikut, sehingga seorang pemimpin yang berkharisma
akan mempunyai banyak pengaruh dan dapat menggerakkan serta
dapat mengilhami bawahannya dengan suatu visi yang dapat
diselesaikan melalui usaha keras.
b. Inspiration
Pemimpin yang inspirasional dapat mengartikulasikan tujuan
bersama serta dapat menentukan suatu pengertian mengenai apa
yang dirasa penting serta apa yang dirasakan benar, sehingga
21
pemimpin dapat mempertinggi arti serta meningkatkan harapan
yang positif mengenai apa yang perlu dilakukan.
c. Intellectual stimulation
Para pemimpin membantu bawahannya untuk dapat memikirkan
mengenai masalah masalah lama dengan cara baru.
d. Individualized consideration
Seorang pemimpin harus mampu untuk memperlakukan
bawahannya secara berbeda beda namun adil, yaitu mampu
memperhatikan satu persatu bawahannya dan tidak hanya mengenali
kebutuhannya serta meningkatkan perspektif bawahan, namun juga
memberikan prasarana dalam rangka pencapaian tujuan secara
efektif serta memberi pekerjaan yang memberikan tantangan yang
lebih. Pada kepemimpinan transformasional, bawahan akan
melakukan pekerjaan yang melebihi apa yang telah ditetapkan, hal
ini dikarenakan adanya pengaruh dari pimpinan.
22
g. Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara
kontruktif
h. Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja
i. Mengakui prestasi anggota tim
j. Berusaha mempertahankan komitmen
k. Menempatkan nilai tinggi pada kerja tim
Pemimpin juga harus membawa energi yang positif Setiap orang
mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan
orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun
hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh
karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang
positif, seperti, Percaya pada orang lain, Keseimbangan dalam
kehidupan, Melihat kehidupan sebagai tantangan, Sinergi, Latihan
mengembangkan diri sendiri
23
mengalami gangguan tertentu yang disebabkan
perkembangan situasi/keadaan.
C. Peran selaku pembagi sumberdaya; peran ini adalah
tanggungjawab pemimpin untuk menentukan “siapa akan
dapat apa” dalam organisasi yang dipimpinnya. Sumberdaya
yang paling penting untuk diatur pembagiannya adalah
waktu yang dimilikinya. Selanjutnya pemimpin dibebani
tugas untuk mengatur pola hubungan formal yang mengatur
bagaimana pekerjaan dibagi dan dikoordinasikan.
E. PERUBAHAN ORGANISASI
Perubahan organisasi secara sederhananya dapat diartikan adalah
pembahasan mengenai mengapa, kapan, dan bagaimana organisasi
melakukan perubahan (Hatch, 1997; 350).
1. Penyebab Perubahan
a. Faktor Internal
Menyangkut faktor internal organisasi.
Contoh:
1) Perubahan tujuan
2) Perubahan jumlah personel
3) Menurunnya semangat kerja
b. Faktor Eksternal
24
Disebabkan oleh perubahan lingkungan organisasi.
Contoh:
a. Regulasi pemerintah
b. Kondisi ekonomi
c. Tindakan pesaing
2. Jenis Perubahan
1. Perubahan terencana
Upaya – upaya perubahan yang bersifat proaktif dan secara sengaja
dilakukan organisasi (procative and purposeful change)
3. Level Perubahan
a. Perubahan Makroevolusioner
Ini adalah perubahan perubahan-perubahan organisasi yang
disebabkan oleh perilaku organisasi-organisasi lain. Tindakan atau
aksi dari organisasi - organisasi lain acapkali mempengaruhi suatu
organisasi, sehingga terjadi perubahan.
b. Perubahan Microevolusioner
25
Ini adalah perubahan – perubahan yang disebabkan pengaruh faktor
– faktor internal dalam siklus atau daur kehidupan organisasi, baik
karena pertambahan ukuran dan kompleksitas, maupun masalah
pertumbuhan (growth) dan penurunan (decline) organisasi.
c. Perubahan politis
Political forces of change, yakni perubahan pada level individu.
Biasanya pergulatan politik dan kekuasaan dalam
organisasi.(Utama, 2010)
4. Jenis perubahan
a. Restrukturisasi (restructuration)
b. Rekayasa ulang (reengineering)
c. Penyusunan Strategi kembali (turn around)
d. Akuisisi (acquisition)
e. Perampingan (downsizing)
f. Program-program Kualitas (quality programs)
g. Pembaharuan kultur organisasi (organizational culture’s renewal)
26
BAB III
27
salah satu pemimpin yang ada di tempat magang adalah menggunakan gaya
kepemimpinan musyawarah.
28
kepercayaan diri yang dimiliki pemimpin dibuktikan dengan sikap pemimpin
yang selalu pasti atas apa yang disampaikan.
29
kompetensi public speaking yang mumpuni sehingga dapat memberikan
keyakinan atas apa yang disampaikan terhadap pendengar yaitu staff maupun
stakeholder – stakeholder yang berhubungan dengan pemimpin.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap kepemimpinan di tempat
magang, dan berdasarkan teori kepemimpinan, penulis menemukan bahwa
gaya kepemimpinan di tempat magang sesuai dengan teori gaya kepemimpinan
musyawarah. Gaya kepemimpinan musyawarah adalah gaya kepemimpinan
dimana seorang pemimpin mengutamakan tata nilai kebersamaan yang
diwujudkan dalam bentuk kekeluargaan, ditandai dengan adanya rasa tolong
menolong, saling membantu dan bekerjasama berdasarkan kasih sayang, serta
tetap berpegang pada efisiensi dan efektif. Tindakan yang dilakukan pemimpin
di tempat magang ini, dalam pengambilan keputusan mengikuti prosedur
30
penentuan masalah, pengumpulan data, analisa data dan peengambilan
kesimpulan.
31
e. Adil, pemimpin yang adil, seorang pemimpin yang ideal
diharapkan dapat adil terhadap setiap anggota tanpa
membeda – bedakan maupun memihak.
Selain hal – hal diatas, adapun kriteria pemimpin yang ideal menurut penulis
adalah mereka yang dapat memimpin berdasarkan tata nilai kebersamaan
yang berwujud kekeluargaan dan gotong royong, tindakan pemimpin yanng
seperti ini ditandai dengan adanya rasa tolong menolong, saling membantu
dan bekerja sama berdasarkan kasih sayang, serta tetap berpegang pada sifat
efisien dan efektif dalam menyelesaikan pekerjaan.
32
BAB IV
IMPLEMENTASI SIKAP
33
B. Sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri
Sikap tanggung jawab penulis atas pekerjaan yang diberikan di
tempat magang adalah dengan berusaha semaksimal mungkin
mengerjakan tugas yang diberikan dengan benar sesuai dengan
perintah yang diberikan. Upaya penulis untuk meminimalisir
kesalahan dilakukan dengan bertanya apabila bingung atas apa yang
akan dikerjakan. Selain itu, usaha penulis untuk bertanggung jawab
atas pekerjaan juga dibuktikan dengan usaha disiplin penulis di
tempat magang, yaitu dengan datang tepat waktu ke tempat magang.
34
BAB V
B. SARAN
Kepemimpinan di tempat magang walaupun jarang menghadapi kendala
ataupun permasalahan besar ada baiknya tetap perlu ditingkatkan.
Peningkatan rasa kebersamaan dalam lingkungan yang dipimpin diperlukan
guna meningkatkan rasa kebersamaan yang akan menjurus pada
meningkatnya kerja sama yang dihasilkan. Walaupun rasa kebersamaan
sudah muncul seiring berjalannya waktu karena adanya interaksi terus
menerus yang dilakukan di tempat magang, diadakannya kegiatan –
kegiatan yang dapat meningkatkan kebersamaan tetap akan menimbulkan
hasil positif yang tentunya diperlukan di lingkungan tersebut.
35
DAFTAR PUSTAKA
36