Anda di halaman 1dari 23

STRUKTUR PERUSAHAAN HUTAMA KARYA (PERSERO)

 Direktorat Utama:
Mengoordinasikan, mengawasi serta memimpin manajemen Perseroan dan memastikan semua
kegiatan usaha Perseroan dijalankan sesuai dengan visi, misi dan nilai Perseroan; mengawasi dan
menelaah manajemen risiko, sistem pengendalian internal Perseroan, tata kelola perusahaan
untuk kepentingan pemegang paham minoritas dan pemangku kepentingan lainnya, kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku, serta memimpin Direksi, sumber daya manusia, teknik,
komunikasi perusahaan, audit internal, teknologi informasi dan komunikasi, proses bisnis dan
departemen pengembangan bisnis.
 Wakil Direktorat Utama :
Melaksanakan pengurusan Perseroan sesuai bidang tugas yang ditetapkan dalam RUPS atau
Rapat Direksi, Mengarahkan dan menetapkan strategi dan kebijakan bidang tugas yang menjadi
tanggung jawabnya dengan memperhatikan visi, strategi dan kebijakan Perseroan yang telah
ditetapkan.
 Sekertaris Perusahaan :
 Sekretaris perusahaan bertanggung jawab untuk mengelola dan menyimpan dokumen-
dokumen penting perusahaan, seperti akta pendirian, kontrak, laporan keuangan, dan
catatan rapat.

 Mendukung Rapat Direksi dan Pemegang Saham: Mereka membantu dalam persiapan
dan pelaksanaan rapat direksi, rapat pemegang saham, serta menyusun agenda dan
mencatat hasil dari rapat-rapat tersebut.

 Pengelolaan Jadwal: Sekretaris perusahaan seringkali bertanggung jawab untuk


mengelola jadwal direktur atau manajer eksekutif, termasuk membuat janji, reservasi
perjalanan, dan mengatur pertemuan.
 Menjaga Kepatuhan Hukum: Mereka memastikan perusahaan mematuhi semua
peraturan dan hukum yang berlaku, termasuk pelaporan ke otoritas terkait dan
memastikan pemenuhan terhadap aturan perusahaan.

 Komunikasi: Sekretaris perusahaan seringkali menjadi titik kontak utama antara


manajemen, direksi, pemegang saham, dan pihak eksternal. Mereka mengurus
komunikasi tertulis dan lisan, serta memastikan informasi penting disampaikan dengan
baik.

 Manajemen Data dan Informasi: Mereka membantu dalam mengumpulkan,


mengorganisir, dan mengelola data dan informasi yang relevan untuk perusahaan,
seperti database pelanggan, catatan keuangan, dan laporan penjualan.

 Mendukung Kegiatan Administratif: Tugas administratif sehari-hari seperti pengelolaan


korespondensi, pengaturan perjalanan bisnis, dan pemenuhan pesanan juga bisa
menjadi tanggung jawab seorang sekretaris perusahaan.

 Pemeliharaan Hubungan: Sekretaris perusahaan seringkali berperan dalam menjaga


hubungan baik antara perusahaan, direksi, pemegang saham, pihak eksternal, dan mitra
bisnis.

 Pengembangan Kebijakan Perusahaan: Mereka dapat membantu dalam menyusun dan


mengimplementasikan kebijakan dan prosedur perusahaan, serta memastikan bahwa
perusahaan beroperasi sesuai dengan standar tertentu.

 Mendukung Direksi: Sekretaris perusahaan dapat berperan sebagai penasehat kepada


direksi perusahaan, memberikan pandangan hukum dan administratif, serta membantu
dalam pengambilan keputusan strategis.

 Direktorat Keuanga :
 Perencanaan Keuangan: Membantu dalam perencanaan keuangan jangka panjang dan
pendek perusahaan, termasuk penyusunan anggaran dan proyeksi keuangan.

 Manajemen Kas: Mengelola arus kas perusahaan, memastikan ketersediaan dana yang
cukup untuk operasi sehari-hari, serta menginvestasikan dana secara efisien.

 Akuntansi: Bertanggung jawab untuk mencatat, melaporkan, dan mengaudit transaksi


keuangan perusahaan, serta memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang
berlaku.

 Pelaporan Keuangan: Menyusun laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas, dan menyediakan informasi finansial yang akurat kepada manajemen,
pemegang saham, dan pihak eksternal.
 Pengendalian Keuangan: Memastikan bahwa sistem pengendalian internal yang kuat
telah diimplementasikan untuk mencegah penipuan, kesalahan, dan penyalahgunaan
keuangan.

 Pengelolaan Investasi: Mengelola investasi dan portofolio keuangan perusahaan,


termasuk keputusan tentang alokasi aset.

 Perpajakan: Memastikan perusahaan mematuhi peraturan perpajakan, menyusun


laporan pajak, dan mengoptimalkan struktur pajak perusahaan.

 Direktorat Manajemen Risiko:

 Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko yang dapat mempengaruhi operasi


perusahaan, termasuk risiko keuangan, operasional, hukum, dan reputasi.

 Evaluasi Risiko: Menganalisis dan mengevaluasi dampak dan probabilitas risiko-risiko


yang telah diidentifikasi.

 Manajemen Risiko: Mengembangkan strategi dan tindakan untuk mengurangi atau


mentransfer risiko-risiko tersebut, serta mengimplementasikan kebijakan manajemen
risiko.

 Asuransi: Mengelola program asuransi perusahaan untuk melindungi aset dan operasi
perusahaan dari kerugian yang mungkin terjadi.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan


dan hukum yang berlaku, khususnya dalam hal manajemen risiko yang berkaitan dengan
kepatuhan.

 Krisis dan Kontinuitas Bisnis: Mempersiapkan rencana darurat dan tindakan yang harus
diambil jika terjadi situasi krisis atau gangguan bisnis yang signifikan.

 Pelaporan Risiko: Memberikan laporan dan informasi tentang risiko kepada manajemen
eksekutif dan direksi, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang informasional.

 Direktorat Operasi 1 :
 Manajemen Operasi Sehari-hari: Memimpin dan mengawasi kegiatan operasional sehari-
hari, termasuk produksi, pengiriman, layanan pelanggan, dan logistik.

 Pengendalian Kualitas: Memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan


memenuhi standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.
 Efisiensi Operasional: Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dalam
proses operasional, termasuk pengendalian biaya, manajemen rantai pasokan, dan
penggunaan sumber daya yang lebih baik.

 Perencanaan Produksi: Merencanakan produksi sesuai dengan permintaan dan


persediaan, serta mengelola proses produksi dan distribusi.

 Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan: Memastikan bahwa peralatan dan fasilitas


produksi berfungsi dengan baik dengan melakukan pemeliharaan yang teratur dan
perawatan.

 Manajemen Inventaris: Mengelola persediaan barang dan bahan baku perusahaan,


mengendalikan pergudangan, dan meminimalkan kerugian atau pemborosan.

 Layanan Pelanggan: Memastikan bahwa pelanggan menerima layanan yang baik,


merespons pertanyaan dan masalah pelanggan, dan meningkatkan pengalaman
pelanggan.

 Manajemen Personil: Mengelola staf operasional, termasuk perekrutan, pelatihan,


manajemen kinerja, dan pemecatan jika diperlukan.

 Manajemen Proyek: Mengawasi proyek-proyek khusus yang terkait dengan operasi


perusahaan, termasuk perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan proyek.

 Pemantauan Kinerja dan Pelaporan: Melakukan pemantauan dan pelaporan terkait


kinerja operasional kepada manajemen eksekutif dan direksi.

 Kepatuhan Lingkungan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Memastikan


perusahaan mematuhi aturan dan regulasi lingkungan serta menjaga keselamatan dan
kesehatan pekerja.

 Pengembangan Strategi Operasi: Berkontribusi dalam pengembangan strategi operasi


jangka panjang dan kerjasama dengan manajemen eksekutif untuk mencapai tujuan
perusahaan.

 Manajemen Krisis dan Darurat: Mempersiapkan rencana darurat dan tindakan yang
harus diambil dalam situasi krisis atau gangguan operasional yang signifikan.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa operasi perusahaan mematuhi


semua hukum dan regulasi yang berlaku di wilayahnya.

 Direktorat Operasi 2 :
 Manajemen Produksi: Bertanggung jawab atas produksi barang atau layanan
perusahaan. Ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan seluruh
proses produksi.

 Manajemen Rantai Pasokan: Memastikan pasokan bahan baku, komponen, dan sumber
daya lainnya tersedia tepat waktu dan dalam jumlah yang diperlukan untuk menjaga
kelancaran produksi.

 Pengendalian Persediaan: Mengelola persediaan barang jadi, bahan baku, dan barang
dalam proses (work-in-progress) untuk meminimalkan kerugian dan memastikan
ketersediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan.

 Kualitas dan Pengendalian Kualitas: Memastikan bahwa produk atau layanan yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Ini mencakup
pengujian kualitas, inspeksi, dan perbaikan berkelanjutan.

 Manajemen Operasi Harian: Mengawasi operasi sehari-hari dan memastikan bahwa


proses-proses berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

 Optimasi Efisiensi: Mencari peluang untuk meningkatkan efisiensi dalam proses


operasional, mengurangi pemborosan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

 Pengelolaan Layanan Pelanggan: Menyediakan dukungan operasional untuk layanan


pelanggan, termasuk penanganan keluhan, pertanyaan, dan permintaan pelanggan.

 Manajemen Proyek: Mengelola proyek-proyek operasional khusus, termasuk


perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan proyek-proyek tersebut.

 Manajemen Sumber Daya Manusia: Bertanggung jawab atas manajemen staf


operasional, termasuk perekrutan, pelatihan, manajemen kinerja, dan pengembangan
karier.

 Keberlanjutan dan Lingkungan: Memastikan bahwa operasi perusahaan mematuhi


standar lingkungan dan berkelanjutan, serta menjalankan praktik bisnis yang ramah
lingkungan.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa semua operasi perusahaan


mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam wilayah operasionalnya.

 Manajemen Krisis dan Kejadian Luar Biasa: Mempersiapkan rencana darurat dan
tindakan yang harus diambil dalam situasi krisis atau kejadian luar biasa yang dapat
mempengaruhi operasi perusahaan.
 Pengembangan Strategi Operasi: Berkontribusi dalam pengembangan strategi operasi
jangka panjang perusahaan, bekerja sama dengan manajemen eksekutif untuk mencapai
tujuan perusahaan.

 Direktorat Operasi 3 :
 Manajemen Produksi: Bertanggung jawab atas produksi barang atau layanan
perusahaan. Ini melibatkan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan seluruh
proses produksi.

 Manajemen Rantai Pasokan: Memastikan pasokan bahan baku, komponen, dan sumber
daya lainnya tersedia tepat waktu dan dalam jumlah yang diperlukan untuk menjaga
kelancaran produksi.

 Pengendalian Persediaan: Mengelola persediaan barang jadi, bahan baku, dan barang
dalam proses (work-in-progress) untuk meminimalkan kerugian dan memastikan
ketersediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan.

 Kualitas dan Pengendalian Kualitas: Memastikan bahwa produk atau layanan yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan. Ini mencakup
pengujian kualitas, inspeksi, dan perbaikan berkelanjutan.

 Manajemen Operasi Harian: Mengawasi operasi sehari-hari dan memastikan bahwa


proses-proses berjalan dengan baik dan sesuai rencana.

 Optimasi Efisiensi: Mencari peluang untuk meningkatkan efisiensi dalam proses


operasional, mengurangi pemborosan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

 Pengelolaan Layanan Pelanggan: Menyediakan dukungan operasional untuk layanan


pelanggan, termasuk penanganan keluhan, pertanyaan, dan permintaan pelanggan.

 Manajemen Proyek: Mengelola proyek-proyek operasional khusus, termasuk


perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan proyek-proyek tersebut.

 Manajemen Sumber Daya Manusia: Bertanggung jawab atas manajemen staf


operasional, termasuk perekrutan, pelatihan, manajemen kinerja, dan pengembangan
karier.

 Keberlanjutan dan Lingkungan: Memastikan bahwa operasi perusahaan mematuhi


standar lingkungan dan berkelanjutan, serta menjalankan praktik bisnis yang ramah
lingkungan.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa semua operasi perusahaan


mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam wilayah operasionalnya.
 Manajemen Krisis dan Kejadian Luar Biasa: Mempersiapkan rencana darurat dan
tindakan yang harus diambil dalam situasi krisis atau kejadian luar biasa yang dapat
mempengaruhi operasi perusahaan.

 Pengembangan Strategi Operasi: Berkontribusi dalam pengembangan strategi operasi


jangka panjang perusahaan, bekerja sama dengan manajemen eksekutif untuk mencapai
tujuan perusahaan.

 Direktorat Human capital dan legal :


 Manajemen Personil: Bertanggung jawab atas rekrutmen, pemilihan, pelatihan,
perkembangan, dan manajemen kinerja karyawan.

 Perencanaan Sumber Daya Manusia: Membantu perusahaan dalam merencanakan


kebutuhan sumber daya manusia sejalan dengan tujuan strategisnya.

 Kompensasi dan Manfaat: Merancang, mengelola, dan mengevaluasi program


kompensasi, termasuk gaji, tunjangan, dan manfaat karyawan.

 Kebijakan dan Prosedur Karyawan: Mengembangkan dan mengimplementasikan


kebijakan dan prosedur perusahaan terkait dengan karyawan, termasuk masalah disiplin,
cuti, dan etika.

 Pengembangan Karyawan: Menyusun program pelatihan dan pengembangan karyawan


untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

 Manajemen Budaya Perusahaan: Memastikan budaya perusahaan dipegang dan


diimplementasikan oleh semua karyawan.

 Manajemen Konflik: Menangani konflik antara karyawan, termasuk proses mediasi dan
penyelesaian sengketa.

 Manajemen Pengunduran Diri dan Pemecatan: Bertanggung jawab atas proses


pemutusan hubungan kerja, termasuk pemecatan, pemutusan kontrak, dan
pengunduran diri karyawan.

 Direktorat Legal:

 Kepatuhan Hukum: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua hukum,


peraturan, dan regulasi yang berlaku dalam operasinya.

 Penyusunan Kontrak: Mengelola penyusunan, peninjauan, dan negosiasi kontrak dengan


mitra bisnis, pemasok, pelanggan, dan pihak ketiga lainnya.
 Hak Kekayaan Intelektual: Mengelola dan melindungi hak cipta, merek dagang, paten,
dan hak kekayaan intelektual perusahaan.

 Litigasi: Menangani masalah hukum dan perwakilan perusahaan dalam kasus litigasi, jika
diperlukan.

 Kepentingan Perusahaan: Melindungi kepentingan hukum perusahaan dalam semua


transaksi bisnis dan tindakan hukum yang mungkin diperlukan.

 Kepatuhan Kontrak: Memastikan bahwa kontrak yang ditandatangani dan dikelola oleh
perusahaan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

 Risiko Hukum: Mengidentifikasi dan mengelola risiko hukum yang mungkin dihadapi
oleh perusahaan.

 Penasehat Hukum: Memberikan nasihat hukum kepada manajemen perusahaan dalam


pengambilan keputusan strategis.

 Devisi Corporate Planning :


 Perencanaan Strategis: Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis
jangka panjang perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dan pertumbuhan bisnis
yang berkelanjutan.

 Penelitian Pasar dan Analisis Industri: Mengumpulkan data dan melakukan analisis pasar
dan industri untuk memahami tren, peluang, dan tantangan yang mungkin
mempengaruhi perusahaan.

 Peramalan dan Proyeksi: Membuat proyeksi dan peramalan kinerja bisnis berdasarkan
analisis data, sehingga perusahaan dapat merencanakan dengan bijak.

 Pengembangan Bisnis: Mencari peluang bisnis baru, ekspansi pasar, atau diversifikasi
produk, serta merumuskan rencana untuk merealisasikannya.

 Penilaian Kinerja Bisnis: Melakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis dan mengidentifikasi
area yang memerlukan perbaikan.

 Manajemen Portofolio: Mengelola portofolio bisnis perusahaan, termasuk peninjauan


terhadap lini bisnis yang ada, serta pengambilan keputusan untuk mengalokasikan
sumber daya.

 Perencanaan Keuangan: Merencanakan kebutuhan dana dan alokasi anggaran untuk


proyek dan inisiatif bisnis.
 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa semua rencana dan inisiatif
perusahaan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

 Konsultasi Manajemen: Memberikan masukan strategis kepada manajemen eksekutif


dan direktur perusahaan dalam mengambil keputusan strategis.

 Pelaporan dan Evaluasi: Memberikan laporan berkala tentang kemajuan rencana


strategis dan kinerja bisnis kepada manajemen eksekutif dan pemegang saham.

 Pengembangan Kebijakan: Membantu dalam merumuskan dan mengimplementasikan


kebijakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

 Pengembangan Rencana Darurat dan Kontinuitas Bisnis: Mempersiapkan rencana


darurat dan tindakan yang harus diambil dalam situasi krisis atau gangguan bisnis yang
signifikan.

 Kepatuhan Lingkungan dan Keberlanjutan: Memastikan perusahaan mematuhi praktik


bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 Devisi Akutansi dan Keuangan :


 Pencatatan Transaksi Keuangan: Mencatat semua transaksi keuangan perusahaan secara
akurat, termasuk pembelian, penjualan, penerimaan, dan pengeluaran.

 Pelaporan Keuangan: Menyiapkan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas untuk memberikan gambaran tentang kinerja keuangan
perusahaan kepada manajemen, pemegang saham, dan pihak eksternal.

 Perencanaan Keuangan: Merencanakan anggaran dan proyeksi keuangan, serta


membantu dalam pengambilan keputusan terkait alokasi sumber daya keuangan.

 Manajemen Kas: Mengelola arus kas perusahaan, memastikan ketersediaan dana yang
cukup untuk memenuhi kewajiban finansial, dan menginvestasikan dana dengan bijak.

 Manajemen Investasi: Mengelola portofolio investasi perusahaan, termasuk investasi


jangka pendek dan jangka panjang.

 Perpajakan: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi peraturan perpajakan,


menyusun laporan pajak, dan mengoptimalkan struktur pajak perusahaan.

 Pengendalian Keuangan: Memastikan bahwa sistem pengendalian internal yang kuat


telah diimplementasikan untuk mencegah penipuan, kesalahan, dan penyalahgunaan
keuangan.
 Audit Keuangan: Mengoordinasikan audit eksternal oleh firma audit independen dan
mengelola audit internal untuk memastikan kepatuhan dan ketepatan laporan keuangan.

 Manajemen Perkreditan dan Utang: Mengelola hubungan dengan kreditur dan


membantu dalam pengelolaan utang perusahaan, termasuk pengaturan fasilitas kredit.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua


regulasi dan aturan yang berlaku di bidang keuangan.

 Pengembangan Kebijakan Keuangan: Membantu dalam pengembangan dan


implementasi kebijakan keuangan perusahaan.

 Manajemen Risiko Keuangan: Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko


keuangan yang dapat mempengaruhi perusahaan.

 Pengelolaan Pendanaan: Mencari dan mengelola pendanaan perusahaan, termasuk


sumber-sumber pendanaan eksternal seperti pinjaman atau ekuitas.

 Konsultasi Manajemen: Memberikan nasihat keuangan kepada manajemen eksekutif


dalam pengambilan keputusan strategis.

 Pengembangan Sistem Informasi Keuangan: Merancang, mengimplementasikan, dan


memelihara sistem informasi keuangan yang efisien dan aman.

 Devisi Manajemen Resiko :


 Identifikasi Risiko: Mengidentifikasi dan menganalisis berbagai risiko yang mungkin
mempengaruhi perusahaan, seperti risiko keuangan, operasional, hukum, lingkungan,
dan reputasi.

 Evaluasi Risiko: Mengukur dampak dan probabilitas risiko-risiko yang telah diidentifikasi,
serta mengkategorikan risiko berdasarkan tingkat keparahannya.

 Manajemen Risiko: Mengembangkan strategi dan rencana untuk mengurangi atau


mentransfer risiko-risiko tersebut, serta mengimplementasikan kebijakan manajemen
risiko.

 Asuransi: Mengelola program asuransi perusahaan untuk melindungi aset dan operasi
perusahaan dari kerugian yang mungkin terjadi.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua


peraturan dan hukum yang berlaku, terutama yang berkaitan dengan manajemen risiko.

 Krisis dan Kontinuitas Bisnis: Mempersiapkan rencana darurat dan tindakan yang harus
diambil jika terjadi situasi krisis atau gangguan bisnis yang signifikan.
 Pelaporan Risiko: Memberikan laporan dan informasi tentang risiko kepada manajemen
eksekutif dan direksi, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang informasional.

 Pengembangan Kebijakan Manajemen Risiko: Membantu dalam merumuskan dan


mengimplementasikan kebijakan dan prosedur terkait manajemen risiko perusahaan.

 Audit Risiko: Mengawasi dan melakukan audit internal terhadap praktik-praktik


manajemen risiko perusahaan untuk memastikan kepatuhan dan efektivitasnya.

 Pengelolaan Portofolio Risiko: Mengelola portofolio risiko perusahaan, termasuk


pengaturan prioritas risiko yang paling signifikan.

 Manajemen Proyek Risiko: Mengelola proyek-proyek khusus yang berfokus pada


manajemen risiko, termasuk proyek mitigasi risiko.

 Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Risiko: Memberikan pelatihan kepada staf


perusahaan tentang manajemen risiko, termasuk pemahaman tentang risiko yang
relevan.

 Devisi Sipil Umum :


 Perencanaan Proyek: Merencanakan proyek-proyek konstruksi, termasuk menentukan
tujuan, anggaran, jadwal, dan persyaratan teknis.

 Desain Teknik: Mengembangkan desain teknis dan konsep-proyek berdasarkan tujuan


dan persyaratan proyek.

 Pengelolaan Anggaran: Mengelola anggaran proyek dan memastikan pengeluaran tetap


sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

 Pengadaan Bahan dan Sumber Daya: Mengoordinasikan pengadaan bahan, peralatan,


dan tenaga kerja yang diperlukan untuk proyek.

 Manajemen Konstruksi: Mengawasi pelaksanaan konstruksi, memastikan bahwa proyek


berjalan sesuai dengan rencana dan spesifikasi, serta memastikan kepatuhan terhadap
peraturan keamanan.

 Manajemen Proyek: Memastikan bahwa proyek selesai sesuai dengan jadwal dan
anggaran yang telah ditentukan.

 Manajemen Kualitas: Memastikan bahwa proyek memenuhi standar kualitas yang


ditetapkan dan melakukan pengujian kualitas.
 Kepatuhan Lingkungan: Memastikan bahwa proyek mematuhi regulasi lingkungan dan
melakukan tindakan yang diperlukan untuk melindungi lingkungan.

 Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko yang


mungkin mempengaruhi proyek.

 Pengelolaan Kontrak: Menegosiasikan dan mengelola kontrak dengan pihak ketiga,


seperti kontraktor, konsultan, dan penyedia layanan.

 Pelaporan dan Komunikasi: Melakukan pelaporan berkala tentang kemajuan proyek


kepada manajemen dan pihak-pihak yang terkait.

 Kepatuhan Hukum dan Perizinan: Memastikan bahwa semua aspek proyek mematuhi
hukum, peraturan, dan perizinan yang berlaku.

 Pemeliharaan Infrastruktur: Setelah proyek selesai, divisi ini dapat terlibat dalam
pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur.

 Devisi Pengembangan bisnis dan Investasi :


 Pengembangan Strategi Bisnis: Merumuskan strategi bisnis jangka panjang dan rencana
tindakan untuk mencapai tujuan pertumbuhan perusahaan.

 Pengembangan Bisnis Baru: Mencari dan mengevaluasi peluang bisnis baru, ekspansi
pasar, akuisisi perusahaan, atau diversifikasi produk dan layanan.

 Analisis Pasar: Melakukan penelitian dan analisis pasar untuk memahami tren industri,
permintaan pelanggan, dan persaingan dalam industri.

 Pengelolaan Portofolio Investasi: Mengelola investasi perusahaan dalam saham, obligasi,


properti, atau investasi lainnya, serta memantau kinerja portofolio tersebut.

 Pengelolaan Proyek Investasi: Merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi proyek


investasi yang signifikan, seperti pembangunan pabrik baru atau akuisisi perusahaan.

 Kemitraan dan Aliansi Bisnis: Membangun hubungan strategis dengan mitra bisnis
potensial atau menjalin aliansi dengan perusahaan lain.

 Analisis Keuangan: Menganalisis kelayakan finansial dari rencana bisnis dan proyek
investasi.

 Pengembangan Merek dan Pemasaran: Mengembangkan strategi pemasaran dan


manajemen merek untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
 Kemitraan Investasi dan Pendanaan: Mencari sumber pendanaan eksternal, seperti
modal ventura, pembiayaan utang, atau pinjaman.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa semua transaksi bisnis dan
investasi mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.

 Pengembangan Kebijakan Bisnis: Membantu dalam pengembangan dan implementasi


kebijakan dan prosedur terkait bisnis dan investasi.

 Pemantauan Pasar dan Persaingan: Memantau perubahan dalam pasar dan persaingan,
serta memberikan wawasan terkait tren bisnis.

 Pendanaan Proyek dan Sumber Daya: Mencari, mengalokasikan, dan mengelola sumber
daya yang diperlukan untuk proyek bisnis dan investasi.

 Evaluasi Risiko dan Peluang: Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko


yang mungkin mempengaruhi proyek bisnis dan investasi.

 Devisi IT dan Riset Teknologi :


 Manajemen Infrastruktur TI: Merencanakan, mengimplementasikan, dan memelihara
infrastruktur teknologi informasi perusahaan, termasuk jaringan komputer, server, dan
perangkat keras.

 Pengelolaan Sistem dan Basis Data: Menyelenggarakan sistem operasi, perangkat lunak
aplikasi, dan basis data yang digunakan oleh perusahaan.

 Keamanan Teknologi Informasi: Melindungi data dan sistem perusahaan dari ancaman
keamanan siber dengan menerapkan solusi keamanan, firewall, dan kebijakan
keamanan.

 Dukungan Teknis: Memberikan dukungan teknis kepada pengguna dalam hal


permasalahan perangkat keras, perangkat lunak, dan masalah teknis lainnya.

 Pengelolaan Proyek TI: Mengelola proyek-proyek TI, termasuk implementasi sistem baru,
pembaruan, dan integrasi teknologi.

 Pengembangan Aplikasi dan Perangkat Lunak: Mengembangkan, merancang, dan


memelihara perangkat lunak aplikasi yang digunakan oleh perusahaan.

 Pengelolaan Layanan Teknologi: Menyediakan dan mengelola layanan teknologi


informasi seperti email, sistem kolaborasi, dan sistem manajemen pengetahuan.

 Manajemen Lisensi dan Inventarisasi TI: Memastikan lisensi perangkat lunak legal dan
mengelola inventaris peralatan dan perangkat keras TI.
 Bagian Riset Teknologi:

 Penelitian dan Inovasi Teknologi: Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi tren dan
teknologi baru yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing
perusahaan.

 Pengembangan Produk Baru: Mengembangkan produk atau layanan baru berdasarkan


temuan riset teknologi yang inovatif.

 Pengembangan Prototipe: Membangun prototipe produk atau solusi berdasarkan


konsep riset teknologi.

 Pengujian dan Validasi: Menguji prototipe atau produk baru untuk memastikan
kinerjanya sesuai dengan spesifikasi dan standar yang ditetapkan.

 Manajemen Hak Kekayaan Intelektual: Melindungi hak cipta, paten, dan hak kekayaan
intelektual perusahaan terkait temuan teknologi.

 Kolaborasi dengan Pihak Ketiga: Berkolaborasi dengan lembaga riset eksternal,


universitas, atau mitra bisnis dalam pengembangan teknologi.

 Perencanaan Strategis TI: Membantu dalam perencanaan strategis yang melibatkan


pemanfaatan teknologi untuk mencapai tujuan bisnis.

 Devisi Gedung :
 Perencanaan dan Perancangan Bangunan: Merencanakan dan merancang bangunan
baru atau perluasan bangunan yang ada untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

 Manajemen Konstruksi: Mengelola proses konstruksi bangunan, termasuk pemilihan


kontraktor, pengawasan pekerjaan, dan pengelolaan jadwal proyek.

 Pengelolaan Proyek: Mengawasi proyek-proyek konstruksi, memastikan bahwa mereka


selesai sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan.

 Pemeliharaan Bangunan: Bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin bangunan, seperti


perbaikan, perawatan, dan penggantian fasilitas fisik.

 Kepatuhan Regulasi dan Kode Bangunan: Memastikan bahwa bangunan memenuhi


semua peraturan dan kode bangunan yang berlaku, serta mendapatkan izin yang
diperlukan.

 Keamanan dan Keselamatan: Memastikan bahwa bangunan mematuhi standar


keamanan dan keselamatan yang berlaku untuk melindungi penghuninya.
 Manajemen Fasilitas: Mengelola berbagai fasilitas dalam bangunan seperti lift, sistem
HVAC (Pemanas, Ventilasi, dan Pendingin Udara), sistem keamanan, dan sistem lainnya.

 Manajemen Energi: Merencanakan dan mengelola penggunaan energi dalam bangunan


untuk meningkatkan efisiensi energi.

 Aksesibilitas Universal: Memastikan bahwa bangunan memenuhi persyaratan


aksesibilitas universal sehingga dapat diakses oleh semua orang, termasuk penyandang
disabilitas.

 Pemantauan Lingkungan: Memantau faktor-faktor lingkungan dalam bangunan, seperti


kualitas udara dalam ruangan dan keberlanjutan lingkungan.

 Pengelolaan Penyewaan: Jika ada, mengelola penyewaan atau penggunaan ruang di


dalam bangunan.

 Dekorasi dan Penataan Interior: Memastikan bahwa desain interior dan tata letak
bangunan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman.

 Kepemilikan Real Estate: Mengelola kepemilikan real estate perusahaan, termasuk


pembelian, penjualan, dan penyusunan kontrak sewa.

 Devisi EPC (Engineering, Procurement, and Construction) :


 Perencanaan Proyek: Merencanakan seluruh proyek, termasuk menentukan tujuan,
jadwal, dan anggaran yang akan diperlukan.

 Desain dan Rekayasa: Mengembangkan desain teknis dan rencana rekayasa yang
diperlukan untuk proyek, termasuk perencanaan struktur, instalasi, dan sistem.

 Pengadaan: Mengelola proses pengadaan, termasuk pemesanan peralatan, bahan, dan


sumber daya yang diperlukan untuk proyek.

 Manajemen Logistik: Mengkoordinasikan pengiriman dan distribusi bahan dan peralatan


ke lokasi proyek dengan efisien.

 Manajemen Konstruksi: Bertanggung jawab atas konstruksi fisik proyek, termasuk


pemilihan kontraktor, pengawasan pekerjaan, dan memastikan bahwa konstruksi sesuai
dengan rencana dan spesifikasi.

 Manajemen Kualitas: Memastikan bahwa seluruh pekerjaan konstruksi memenuhi


standar kualitas yang telah ditetapkan.
 Manajemen Proyek: Memantau dan mengelola jadwal proyek, anggaran, dan sumber
daya, serta memastikan proyek selesai sesuai dengan target waktu.

 Kepatuhan Lingkungan dan Keselamatan: Memastikan bahwa semua aspek proyek


mematuhi regulasi lingkungan dan standar keselamatan kerja.

 Kepatuhan Hukum dan Kontrak: Memastikan bahwa proyek mematuhi semua kontrak
dan peraturan yang berlaku.

 Manajemen Penyedia Layanan: Mengelola penyedia layanan pihak ketiga yang mungkin
diperlukan dalam proyek, seperti subkontraktor atau konsultan.

 Pemantauan Kualitas dan Uji Coba: Mengelola pengujian kualitas dan uji coba produk
atau sistem sepanjang proyek.

 Manajemen Resiko: Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko yang


mungkin mempengaruhi proyek.

 Pengelolaan Kontrak: Memantau dan mengelola kontrak dengan pihak ketiga yang
terlibat dalam proyek.

 Dokumentasi dan Pelaporan: Membuat dokumentasi proyek, termasuk laporan


kemajuan, dokumen teknis, dan arsip proyek.

 Kualitas Purna Jual: Memastikan bahwa seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan
persyaratan setelah proyek selesai.

 Devisi QHSS (Quality, Health, Safety, and Sustainability):


 Manajemen Kualitas: Menerapkan standar dan prosedur untuk memastikan produk dan
layanan memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Ini juga melibatkan pengukuran
kinerja dan perbaikan berkelanjutan.

 Manajemen Kesehatan dan Keselamatan (HSE): Memastikan bahwa lingkungan kerja


aman dan sehat untuk karyawan, dengan mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola
risiko-risiko yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan.

 Manajemen Lingkungan: Memastikan bahwa operasi perusahaan mematuhi regulasi


lingkungan dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan alam.

 Manajemen Keberlanjutan: Mengintegrasikan praktik bisnis berkelanjutan ke dalam


operasi perusahaan, termasuk mengurangi dampak lingkungan dan mendukung
tanggung jawab sosial perusahaan.
 Audit dan Pemeriksaan Kualitas: Melakukan audit dan pemeriksaan berkala untuk
memastikan bahwa proses-proses dan praktik-praktik perusahaan sesuai dengan standar
dan regulasi yang berlaku.

 Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang praktik


QHSE dan keberlanjutan.

 Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko yang terkait


dengan aspek QHSE dalam operasi perusahaan.

 Pemantauan dan Pelaporan: Memantau kinerja QHSE dan menyediakan laporan berkala
kepada manajemen dan pemegang saham perusahaan.

 Pengembangan Kebijakan: Membantu dalam pengembangan dan implementasi


kebijakan QHSE dan keberlanjutan.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua


peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang QHSE dan
keberlanjutan.

 Manajemen Kejadian Darurat: Merencanakan tindakan yang harus diambil dalam situasi
darurat, seperti kecelakaan atau bencana lingkungan.

 Inovasi Keberlanjutan: Mencari dan menerapkan inovasi yang berkelanjutan untuk


meningkatkan kinerja perusahaan dan mengurangi dampak lingkungan.

 Devisi Perencanaan jalan tol :


 Penyusunan Rencana Strategis: Merumuskan rencana strategis jangka panjang untuk
pengembangan dan perluasan jaringan jalan tol.

 Perencanaan Trasportasi: Menganalisis kebutuhan transportasi di wilayah tertentu dan


merencanakan pengembangan jalan tol yang sesuai.

 Studi Kelayakan: Melakukan studi kelayakan ekonomi, teknis, dan lingkungan untuk
menentukan proyek jalan tol yang layak.

 Perencanaan Desain: Mengembangkan desain teknis dan rekayasa jalan tol, termasuk
pemilihan rute, persyaratan teknis, dan perancangan geometrik.

 Pengadaan Lahan: Mengidentifikasi, mengakuisisi, dan mengelola perolehan lahan yang


diperlukan untuk proyek jalan tol.

 Pengembangan Jadwal Proyek: Merencanakan dan mengelola jadwal pelaksanaan


proyek jalan tol.
 Perizinan dan Kepatuhan Regulasi: Memastikan bahwa proyek jalan tol memenuhi
semua peraturan dan perizinan yang berlaku, termasuk peraturan lingkungan dan lalu
lintas.

 Manajemen Proyek: Mengawasi seluruh aspek proyek, termasuk kontraktor,


pengawasan, dan pengelolaan biaya.

 Pemantauan Lingkungan: Memantau dampak lingkungan proyek jalan tol dan


mengambil tindakan untuk melindungi lingkungan.

 Manajemen Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko yang mungkin


mempengaruhi proyek jalan tol.

 Pendanaan dan Pengelolaan Anggaran: Mengelola anggaran proyek, mencari sumber


dana, dan memantau pengeluaran.

 Pengawasan Kualitas Konstruksi: Memastikan bahwa pekerjaan konstruksi sesuai dengan


standar kualitas yang ditetapkan.

 Pengujian dan Pengoperasian: Melakukan pengujian dan pemeliharaan sebelum


membuka jalan tol untuk penggunaan publik.

 Pengelolaan Data dan Sistem Informasi: Mengelola data terkait jalan tol dan sistem
informasi yang mendukung operasi.

 Pengembangan Layanan dan Fasilitas: Mengembangkan fasilitas dan layanan di


sepanjang jalan tol, termasuk rest area, stasiun tol, dan fasilitas pelayanan pengguna.

 Evaluasi Kinerja: Menganalisis kinerja jalan tol setelah dibuka dan melakukan perbaikan
jika diperlukan.

 Komunikasi Publik: Berkomunikasi dengan masyarakat, pemegang saham, dan pihak


berkepentingan tentang proyek jalan tol, perubahan lalu lintas, dan isu-isu terkait.

 Devisi Pembangunan jalan tol :


 Pelaksanaan Proyek Konstruksi: Merencanakan dan melaksanakan proyek pembangunan
jalan tol, termasuk pembangunan jalur, jembatan, terowongan, dan fasilitas lainnya.

 Manajemen Proyek: Mengawasi semua aspek proyek konstruksi, termasuk pemilihan


kontraktor, penjadwalan pekerjaan, pengendalian biaya, dan pengelolaan risiko.

 Manajemen Kontraktor: Memilih dan mengelola kontraktor konstruksi yang akan


melaksanakan proyek jalan tol, serta memastikan kualitas pekerjaan mereka.
 Pengadaan Material: Mengelola pengadaan material konstruksi, seperti aspal, beton,
bahan pengerasan, dan peralatan yang dibutuhkan untuk konstruksi jalan tol.

 Pemantauan Kualitas Konstruksi: Memastikan bahwa pekerjaan konstruksi mematuhi


standar kualitas yang telah ditetapkan dalam spesifikasi proyek.

 Manajemen Anggaran dan Keuangan: Mengelola anggaran proyek konstruksi, memantau


pengeluaran, dan memastikan agar proyek tetap sesuai dengan anggaran.

 Manajemen Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko yang mungkin


memengaruhi proyek konstruksi, termasuk risiko teknis, lingkungan, dan keuangan.

 Kepatuhan Regulasi dan Izin: Memastikan bahwa seluruh aspek proyek konstruksi
mematuhi peraturan dan izin yang berlaku, termasuk regulasi lingkungan dan
keselamatan.

 Pengujian dan Pengoperasian Awal: Melakukan pengujian dan pengoperasian awal


proyek jalan tol sebelum dibuka untuk penggunaan publik.

 Manajemen Penyedia Layanan: Mengelola penyedia layanan pihak ketiga yang mungkin
diperlukan dalam konstruksi, seperti insinyur konsultan atau perusahaan pengujian.

 Pemeliharaan Awal: Memastikan bahwa fasilitas baru di jalan tol tetap berfungsi dengan
baik setelah selesai dibangun.

 Pengembangan Proyek Lanjutan: Merencanakan dan mempersiapkan proyek-proyek


jalan tol lanjutan untuk memperluas jaringan jalan tol.

 Pemantauan Kinerja: Menganalisis kinerja jalan tol setelah selesai dan melaksanakan
tindakan perbaikan jika diperlukan.

 Komunikasi Publik: Berkomunikasi dengan masyarakat, pemegang saham, dan pihak


berkepentingan tentang perkembangan proyek konstruksi dan dampaknya.

 Devisi operasi dan Pemeliharaan jalan tol :


 Operasi Lalu Lintas: Mengelola operasi sehari-hari jalan tol, termasuk pengelolaan sistem
pengumpulan tol, pengaturan lalu lintas, dan penanganan keadaan darurat.

 Perawatan Rutin: Melakukan pemeliharaan rutin jalan tol, termasuk perbaikan,


perawatan fasilitas, dan perbaikan saluran air.
 Perawatan Preventif: Melakukan perawatan preventif untuk memastikan bahwa jalan tol
tetap dalam kondisi baik, termasuk perbaikan rutin pada permukaan jalan, tanda-tanda
lalu lintas, dan sistem pencahayaan.

 Manajemen Fasilitas: Mengelola dan memelihara fasilitas seperti stasiun tol, rest area,
dan fasilitas layanan lainnya.

 Keselamatan Lalu Lintas: Memastikan bahwa jalan tol mematuhi standar keselamatan
lalu lintas, termasuk pemasangan rambu lalu lintas, tanda-tanda keamanan, dan sistem
pengendalian lalu lintas.

 Operasi Sistem Pengumpulan Tol: Mengelola sistem pengumpulan tol, termasuk


pengumpulan tol elektronik dan manual, serta pemeliharaan perangkat dan peralatan
yang terkait.

 Manajemen Data dan Informasi: Mengelola data lalu lintas, informasi pelanggan, dan
sistem informasi yang mendukung operasi jalan tol.

 Kepatuhan Lingkungan: Memastikan bahwa operasi dan pemeliharaan jalan tol


mematuhi regulasi lingkungan dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk
melindungi lingkungan.

 Manajemen Penyedia Layanan: Mengelola penyedia layanan pihak ketiga yang mungkin
diperlukan dalam operasi dan pemeliharaan, seperti kontraktor perbaikan jalan.

 Manajemen Kejadian Darurat: Merencanakan tindakan yang harus diambil dalam situasi
darurat, seperti kecelakaan besar atau bencana alam.

 Pengembangan Layanan dan Fasilitas: Mengembangkan dan memperbarui fasilitas dan


layanan jalan tol, seperti rest area, toko, dan fasilitas istirahat.

 Pemantauan Kualitas dan Kinerja: Melakukan pemantauan berkala tentang kualitas jalan
tol, performa layanan, dan pelaporan pelanggan.

 Evaluasi Kinerja: Mengevaluasi kinerja jalan tol dan menyusun rencana perbaikan serta
pemeliharaan jangka panjang.

 Komunikasi Publik: Berkomunikasi dengan pengguna jalan tol, pemegang saham, dan
pihak berkepentingan tentang perubahan dalam operasi dan pemeliharaan, serta isu-isu
terkait jalan tol.

 Devisi Human Capital :


 Perekrutan dan Seleksi: Merekrut karyawan baru yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, melakukan proses seleksi, dan memastikan calon karyawan memiliki
kualifikasi yang sesuai.

 Pengembangan Karyawan: Merencanakan dan menyelenggarakan pelatihan dan


pengembangan karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.

 Manajemen Kinerja: Mengelola proses penilaian kinerja karyawan, memberikan umpan


balik, dan mengembangkan rencana perbaikan kinerja.

 Manajemen Gaji dan Tunjangan: Mengelola kompensasi dan tunjangan karyawan,


termasuk penggajian, bonus, asuransi kesehatan, dan manfaat lainnya.

 Manajemen Hubungan Karyawan: Mempertahankan hubungan yang baik antara


perusahaan dan karyawan, menangani konflik, serta memberikan dukungan dalam hal
manajemen konflik.

 Pengelolaan Tenaga Kerja: Mengelola aspek-aspek terkait tenaga kerja, termasuk


pemutusan hubungan kerja, pemindahan, dan pemecatan karyawan.

 Kebijakan dan Prosedur SDM: Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan


dan prosedur SDM yang sesuai dengan regulasi dan hukum ketenagakerjaan.

 Kepemimpinan dan Pengembangan Kepemimpinan: Mengidentifikasi dan


mengembangkan pemimpin internal, serta merencanakan program pengembangan
kepemimpinan.

 Kesejahteraan Karyawan: Memastikan kesejahteraan karyawan dengan mengelola


program kesejahteraan, kesehatan, dan keseimbangan pekerjaan-hidup.

 Diversitas dan Inklusi: Mendorong keberagaman dalam lingkungan kerja dan


mempromosikan budaya organisasi yang inklusif.

 Analisis Ketenagakerjaan: Melakukan analisis tentang kebutuhan tenaga kerja,


perencanaan kebutuhan masa depan, dan pemenuhan kekosongan.

 Kepatuhan Hukum dan Regulasi: Memastikan bahwa semua praktik SDM mematuhi
peraturan dan hukum ketenagakerjaan yang berlaku.

 Manajemen Data Karyawan: Mengelola data karyawan, termasuk informasi personal,


catatan kerja, dan data lainnya.

 Perencanaan Suksesi: Merencanakan suksesi kepemimpinan dan mengidentifikasi


karyawan potensial yang bisa mengisi peran kunci di masa depan.
 Pengembangan Budaya Perusahaan: Mendorong budaya organisasi yang mendukung
nilai-nilai perusahaan dan tujuan strategis.

 Devisi Legal :
 Kepatuhan Hukum: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi semua regulasi dan
hukum yang berlaku dalam setiap aspek bisnisnya.

 Penyusunan Kontrak: Merancang, meninjau, dan bernegosiasi kontrak dengan pihak


ketiga, termasuk kontrak kerja, perjanjian kerjasama, dan perjanjian pengadaan.

 Penyelesaian Sengketa: Mengelola sengketa hukum yang melibatkan perusahaan,


termasuk penyelesaian di luar pengadilan atau melalui proses litigasi.

 Perlindungan Kekayaan Intelektual: Melindungi hak kekayaan intelektual perusahaan,


seperti paten, merek dagang, dan hak cipta.

 Penyusunan Kebijakan dan Prosedur Hukum: Mengembangkan dan


mengimplementasikan kebijakan dan prosedur hukum yang sesuai dengan regulasi dan
hukum yang berlaku.

 Konsultasi Hukum: Memberikan nasihat hukum kepada manajemen dan departemen


lain dalam perusahaan tentang isu-isu hukum yang berkaitan dengan keputusan bisnis.

 Kepatuhan Perpajakan: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi regulasi perpajakan


dan menyusun strategi perpajakan yang efisien.

 Due Diligence Hukum: Melakukan penelitian hukum (due diligence) saat perusahaan
berencana untuk mengakuisisi bisnis lain atau menjalani perubahan besar dalam
struktur bisnis.

 Kepatuhan Privasi dan Keamanan Data: Memastikan bahwa perusahaan mematuhi


peraturan perlindungan data dan privasi, serta melindungi data perusahaan dari potensi
pelanggaran keamanan.

 Hubungan dengan Pihak Ketiga: Berinteraksi dengan pihak ketiga, seperti advokat,
regulator, dan otoritas hukum.

 Pelatihan dan Pendidikan Hukum: Mengedukasi staf dan manajemen perusahaan


tentang isu-isu hukum yang relevan.

 Manajemen Resiko Hukum: Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko


hukum yang mungkin mempengaruhi perusahaan.
 Manajemen Kontraktor Hukum: Mengelola hubungan dengan firma hukum atau
konsultan hukum yang bekerja sama dengan perusahaan.

 Pelaporan Hukum: Melaporkan kepada manajemen dan pemegang saham perusahaan


tentang perkembangan hukum yang dapat mempengaruhi bisnis.

Anda mungkin juga menyukai