Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd.

Disusun oleh :

Christin Hosanna Herani Silalahi


(218311030)

PRODI.PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang berkuasa atas
seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya jugalah maka Rekayasa
Ide mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.

Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Mini Riset ini. Saya menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya
makalah ini.

Saya berharap semoga Mini Riset ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan bisa
memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, 2 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................1
C. Manfaat................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 9
A. Simpulan ........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar sering melibatkan ketrampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Apabila
belajar bukan sekedar suatu proses pengumpulan informasi baru maka peserta didik harus
melibatkan diri secara total dalam proses belajar tersebut. Belajar bukanlah sekedar menerima
informasi dari orang lain tentang apa yang ingin diketahuinya. Belajar yang sesungguhnya
memerlukan motivasi yang tinggi dan suasana yang mendukung proses belajar. Untuk itu peserta
didik memerlukan classroom of life di mana di dalamnya terdapat semangat self-directed
learning atau pembelajaran mandiri (PM).

Belajar mandiri bukan berarti hanya belajar sendiri tetapi dapat dilakukan secara
berkelompok, seperti dalam kelompok tutorial. Belajar mandiri adalah salah satu cara
meningkatkan kemauan dan keterampilan pembelajar dalam proses belajar tanpa bantuan orang
lain dan tidak tergantung pada pengajar, pembimbing, teman, atau orang lain. Tugas pengajar
hanya sebagai fasilitator atau yang memberikan kemudahan atau bantuan kepada pembelajar.
Bantuan itu sifatnya terbatas seperti dalam merumuskan tujuan belajar, memilih materi
pembelajaran, menentukan media pembelajaran, serta memecahkan masalah yang dihadapi
pembelajar. Bantuan belajar adalah segala bentuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan dalam
pembelajaran jarak jauh untuk membantu kelancaran proses pembelajaran,yang berupa
pelayanan akademik dan administrasi akademik, maupun pribadi.

Menurut Stewart, Keagen dan Holmberg (Juhari,1990) belajar mandiri pada dasarnya sangat
dipengaruhi oleh pandangan bahwa setiap individu berhak mendapat kesempatan yang sama
dalam pendidikan. Proses pembelajaran hendaknya diupayakan agar dapat memberikan
kebebasan dan kemandirian kepada pembelajar dalam proses belajarnya. Pembelajar bebas
secara mandiri untuk menentukan atau memilih materi pembelajaran yang akan dipelajari dan
bagaimana cara mempelajarinya. Jika dalam pembelajar konvensional lebih banyak
berkomunikasi dengan manusia yaitu pengajar atau pembelajar lainnya. Sedangkan dalam

1
pembelajaran jarak jauh lebih banyak berkomunikasi secara intrapersonal berupa informasi atau
materi pembelajaran dalam bentuk elektronik, cetak maupun non cetak, seperti komputer/internet
dengan surat elektronik (e-mail), atau melalui media telepon, faksimile, jasa layanan pos, siaran
radio, ataupun siaran televisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar mandiri?
2. Apa metode-metode dari belajar mandiri?
3. Bagaimana strategi pembelajaran mandiri?
4. Apa kelebihan dan kelemahan dari belajar mandiri?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian belajar mandiri.
2. Mengetahui metode-metode dari belajar mandiri.
3. Mengetahui strategi pembelajaran mandiri.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari belajar mandiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan
tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok. Tindakan
mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan
sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna.

Metode-metode Belajar Mandiri

Berbagi informasi (Information Sharing) dengan cara, curah gagasan (brainstorming),


kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (group discussion), diskusi panel (panel
discussion), simposium, dan seminar

Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan cara simulasi, bermain peran
(roleplay), permainan (game), dan kelompok temu

Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving Based) dengan cara: Studi
kasus, tutorial, dan lokakarya. Metode SCL kini dianggap lebih sesuai dengan kondisi
eksternal masa kini yang menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk mampu mengambil
keputusan secara efektif terhadap problematika yang dihadapinya. Melalui penerapan SCL
mahasiswa harus berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis,
mampu menganalisis dan dapat memecahkan masalah-masalahnya sendiri. Tantangan bagi
pengajar sebagai pendamping pembelajaran peserta didik, untuk dapat menerapkan
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa perlu memahami tentang konsep, pola pikir,
filosofi, komitmen metode, dan strategi pembelajaran.

3
Strategi Pembelajaran Mandiri

Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk


membangun inisiatif individu, kemandirian, peningkatan diri. Belajar mandiri juga bisa
dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil. Perubahan paradigma
dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada pengajar menjadi pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa (Student Centered Learning) diharapkan dapat mendorong
mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam proses SCL, maka
mahasiswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk belajar secara mandiri , dan pada
akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas mahasiswa.

Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan dari pembelajaran ini adalah :

Membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab.


Siswa mendapatkan kepuasan belajar melalui tugas-tugas yang diselesaikan.
Siswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam hal penelusuran literatur,
penelitian, analisis dan pemecahan masalah, jika dalam menyelesaikan tugas-tugasnya
mahasiswa berkelompok menjadi semakin bertambah, karena melalui kelompok tesebut
mahasiswa akan belajar tentang kerja sama, kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
Mencapai tujuan akhir dan pendidikan yaitu mahasiswa dapat menjadi guru bagi dirinya
sendiri.

Kelemahan dari pembelajaran ini adalah :

Bila diterapkan kepada peserta didik yang belum dewasa, ia belum bisa belajar secara
mandiri (masih memerlukan bimbingan). Apa yang didapat dalam pembelajaran mandiri
masih belum tentu benar, maka perlu melakukan pertanyaan atau diskusi.

4
Bacharuddin (2008: 75) menjelaskan bahwa tumbuhnya kemandirian pada anak-anak
bersamaan dengan munculnya rasa takut (kekuatiran) dalam berbagai bentuk dan
intensitasnya yang berbeda-beda. Rasa takut dalam takarannya yang wajar dapat berfungsi
sebagai ‘emosi perlindungan’ (protective emotion) bagi anak-anak, yang memungkinkannya
mengetahui kapan waktunya meminta perlindungan kepada orang dewasa atau orang tuanya.

Sedangkan menurut Syamsu Yusuf (2008: 130) kemandirian merupakan karakteristik


dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam
cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku
di lingkungannya.

Dalam mendorong tumbuhnya kemandirian anak usia dini, Bacharudin Musthafa (2008:


75) menyarankan agar orang tua dan guru perlu memberikan berbagai pilihan dan bila
memungkinkan sekaligus memberikan gambaran kemungkinan konsekwensi yang menyertai
pilihan yang diambilnya.Dalam konteks persekolahan atau taman kanak-kanak, aspirasi dan
kemauan anak-anak pembelajar perlu didengar dan diakomodasi. Dalam konteks lingkungan
keluarga di ruamah, ini menuntut orang tua untuk lebih telaten dan sabar dengan cara
memberikan berbagai pilihan dan membicarakanya secara seksama dengan anak-anak setiap
kali mereka dihadapkan pada pembuatan keputusan-keputusan penting. Semua ini diharapkan
agar anak dapat membuat keputusan secara mandiri dan belajar dari konsekwensi yang
ditimbulkan keputusan yang diambilnya.

Sedangkan menurut Puntrich (1999) anak mandiri itu adalah anak yang mampu
menggabungkan motivasi dan kognitifnya sekaligus, sehinggga dapat dikatakan bahwa
menjadi anak yang mandiri tergantung pada kepercayaan terhadap diri sendiri dan
motivasinya. Pada aspek motivasi, anak yang mandiri, biasanya ditandai dengan kemauannya
yang keras, tidak cepat putus asa, bahkan tidak cepat bosan sebelum ia mampu mengetahui
dan mencapai sesuatu yang dicarinya. Sementara pada aspek kognitif, anak telah memiliki
banyak pengetahuan dan perbendaharaan kata atau kalimat yang diutarakannya. Dengan
segenap pengetahuan dan perbendaharaan kata tersebut, maka akan memuculkan sikap

5
mandiri dan keberanian yang tinggi, baik dalam sikap dan perbuatannya, maupun dalam
menetapkan keputusan yang diambilnya.

Kemandirian adalah perilaku mampu berinisiatif, mampu mengatasi hambatan atau masalah,
mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat
untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri.
Secara singkat kemandirian mengandung pengertian : Suatu keadaan dimana seseorang yang
memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikannya. Mampu mengambil keputusan dan
inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan
tugas-tugasnya Bertanggung jawab terhadap apa yang di lakukannya
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara kumulatif selama
perkembangan dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi
berbagai situasi di lingkungan sehingga individu pada akhirnya akan mampu berpikir dan
bertindak sendiri. Dengan kemandirian seseorang dapat berkembang dengan lebih mantap.
Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan, dan dorongan dari
keluarga serta lingkungan di sekitarnya. Agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Peran
keluarga serta lingkungan di sekitar dapat memperkuat untuk setiap perilaku yang di lakukan.
Hal ini dinyatakan pula oleh Robert havighurst bahwa : “Kemandirian merupakan suatu sikap
otonomi dimana seseorang secara relatif bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan
orang lain”. Dengan otonomi tersebut seorang anak diharapkan akan lebih bertanggung-jawab
terhadap dirinya sendiri.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan
mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok.
Metode belajar mandiri diantaranya adalah: Berbagi informasi (Information Sharing), belajar
dari pengalaman (Experience Based), Pemecahan Masalah (Problem Solving Based)
Strategi pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, peningkatan diri. Belajar mandiri juga bisa
dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.
Kelebihan dari pembelajaran ini adalah membentuk peserta didik yang mandiri dan
bertanggunggjawab. Sedangkan kekurangannya adalah peserta MI belum dewasa, sehingga sulit
menggunakan pembelajaran mandiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

Junaedi, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. LAPIS PGMI.

Wina Sanjaya. 2008. Sttrategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana.
Jakarta : Predana Media Grup

Wikipedia, “Pengertian Belajar Mandiri”, http://id.wikipedia.org/wiki/metodemandiri.

Anda mungkin juga menyukai