Anda di halaman 1dari 11

PROJEK

MK. STRATEGI
PEMBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA

PRODI S1 PBI-FBS

Skor Nilai:

STRATEGI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Nama Mahasiswa : Christin Hosanna Silalahi

NIM : 2183111030

Dosen Pengampu : Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd.

Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran Bahasa Dan

Sastra Indonesia

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena


atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas Projek dengan
tujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Dan Sastra
Indonesia. Oleh bapak Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd.

Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini belum sempurna. Karena
dalam banyak hal masih merupakan himpunan dari sumber buku dan sumber lain yang
dipergunakan. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dari pembaca
demi perbaikan. Akhirnya penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyusun tugas projek ini.

Medan, 30 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II  LANDASA TEORI............................................................................. 2

BAB. III PEMBAHASAN ............................................................................... 4

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan.................................................................................................... 7
B. Saran.......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di depan kelas.
Salah satu keahlian tersebut, yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk
dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal berbagai
jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih strategi manakah yang paling tepat untuk
mengajarkan suatu bidang studi tertentu.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami
benar strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut,
seorang guru perlu memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar
siswa.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang terencana dan
memunyai tujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya antara lain diperlukan strategi
pembelajaran agar tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai. Secara umum
strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi
juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
B. Rumusan Masalah
1. Hakikat strategi
2. Teori yang melandasi strategi pembelajaran
3. Strategi pembelajaran kurikulum 2013
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi
2. Untuk mengetahui teori yang melandari strategi pembelajaran
3. Untuk mengetahui strategi dalam pembelajaran pada kurikulum 2013

1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg &
Driscoll (1992) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran
pada berbagai tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula.
Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu,
meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada siswa.

Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach &
Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien.

B. Teori Yang Melandasi Strategi Pembelajaran


Crowl, Kaminsky & Podell (1997) mengemukakan tiga pendekatan yang mendasari
pengembangan strategi pembelajaran. Pertama, Advance Organizers dari Ausubel, yang
merupakan pernyataan pengantar yang membantu siswa mempersiapkan kegiatan belajar
baru dan menunjukkan hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan konsep atau ide
yang lebih luas. Kedua, Discovery learning dari Bruner, yang menyarankan pembelajaran
dimulai dari penyajian masalah dari guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelidiki dan menentukan pemecahannya. Ketiga, peristiwa-peristiwa belajar dari Gagne.
1. Belajar Bermakna dari Ausubel
Ausubel (1977) menyarankan penggunaan interaksi aktif antara guru dengan siswa
yang disebut belajar verbal yang bermakna (meaningful verbal learning) atau disingkat
belajar bermakna pembelajaran ini menekankan pada ekspositori dengan cara, guru
menyajikan materi secara eksplisit dan terorganisasi. Dalam pembelajaran ini, siswa
menerima serangkaian ide yang disajikan guru dengan cara yang efisien.
2
Model Ausubel ini mengedepankan penalaran deduktif, yang mengharuskan siswa
pertama-tama mempelajari prinsip-prinsip, kemudian belajar mengenal hal-hal khusus dari
prinsip-prinsip tersebut. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa seseorang belajar dengan baik
apabila memahami konsep-konsep umum, maju secara deduktif dari aturan-aturan atau
prinsip-prinsip sampai pada contoh-contoh.
Pembelajaran bermakna dari Ausubel menitikberatkan interaksi verbal yang dinamis
antara guru dengan siswa. Guru memulai dengan suatu advance organizer  (pemandu awal),
kemudian ke bagian-bagian pembelajaran, selanjutnya mengembangkan serangkaian langkah
yang digunakan guru untuk mengajar dengan ekspositori.
2. Advance Organizer
Guru menggunakan advance organizer  untuk mengaktifkan skemata siswa (eksistensi
pemahaman siswa), untuk mengetahui apa yang telah dikenal siswa, dan untuk membantunya
mengenal relevansi pengetahuan yang telah dimiliki. Advance organizer memperkenalkan
pengetahuan baru secara umum yang dapat digunakan siswa sebagai kerangka untuk
memahami isi informasi baru secara terperinci Anda dapat menggunakan advance
organizer untuk mengajar bidang studi apa pun.
3. Discovery Learning dari Bruner
Teori belajar penemuan (discovery) dari Bruner mengasumsikan bahwa belajar paling
baik apabila siswa menemukan sendiri informasi dan konsep-konsep. Dalam belajar
penemuan, siswa menggunakan penalaran induktif untuk mendapatkan prinsip-prinsip,
contoh-contoh. Misalnya, guru menjelaskan kepada siswa tentang penemuan sinar lampu
pijar, kamera, dan CD, serta perbandingan antara invention dengan discovery (misalnya,
listrik, nuklir, dan gravitasi). Siswa, kemudian menjabarkan sendiri apakah yang dimaksud
dengan invention dan bagaimana perbedaannya dengan discovery. Dalam belajar penemuan,
siswa “menemukan” konsep dasar atau prinsip-prinsip dengan melakukan kegiatan-kegiatan
yang mendemonstrasikan konsep tersebut. Bruner yakin bahwa siswa “memiliki”
pengetahuan apabila menemukan sendiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya
sendiri, yang memotivasinya untuk belajar.

3
BAB III
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran Kurikulum 2013
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran
yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang
peranan yang sangat penting atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara
tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan strategi ini, diantaranya :
a. Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan maksud dari Strategi
Ekspositori tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi ceramah atau satu arah.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru memperagakan apa yang
sedang dipelajari kepada siswanya.
c. Metode sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan dengan
mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
2. Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang menjadi
utama strategi pembelajaran inquiry:

4
a. Menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah
jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan
kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang
kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e. Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat
pada siswa
SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Strategi ini
menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
a. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya
sangat terbuka. Disini siswa melakukan diskusi tentang suatu masalah yang diberikan oleh
guru, sehingga siswa menjadi aktif.
b. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan suatu tugas
kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
c. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa untuk
melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
d. Metode tanya jawab

5
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang materi
pembelajaran.
3. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif
yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta,tetapi suatu
proses interkasi secara sadar antara individu dengan lingkungannya.
Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di mayarakat,maka SPBM merupakan strategi
yang meumngkiknkan dan sangat penting untuk kembangkan.hal ini disebabkan pada
kenyataan setiap manusia agar selalu dihadapkan kepada masalah. dari mulai masalah yang
sederhana sampai kepada masalah yang kompleks; SPBM ini diharapkan dapat memberikan
latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
Tahap tahap Pengajaran berbasis masalah yang lain terdiri dari lima tahap, seperti
dijelaskan tabel berikut ini;
Tahap 1 : Orientasi siswa terhadap masalah: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar: Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.: Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya.
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya: Guru membantu siswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah: Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan.

6
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pemilihan strategi pembelajaran pada kurikulum 2013 harus disesuaikan dengan
karakteristik kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifiknya. Beberapa strategi yang dapat
diimplementasikan pada kurikulum 2013 antara lain adalah; (a) Strategi Pembelajaran
Ekspositori; (b) Strategi Pembelajaran Inquiry; (c) Sttrategi Pembelajaran Berbasis Masalah
(SPBM). Sukses implementasi Kurikulum 2013 dapat dinilai melalui pelaksanaan
perencanaan pembelajaran, proses belajar, pembentukan kompetensi, dan karakter peserta
didik.
B. Saran
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami
benar strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut,
seorang guru perlu memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan
strategi pembelajaran yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar
siswa.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Wisnu Nugroho dan Sri Budiyono, 2017. Strategi Pengajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013.
http://eprints.undip.ac.id/60299/1/9._WISNUNUGROHOAJI_UNWIDA_Klaten__ST
RATEGI_PENGAJARAN_BI.pdf (diakses pada 04 Desember 2019)

Anitah, Sri. Strategi Pembelajaran.  

http://repository.ut.ac.id/4798/1/PBIN4301-M1.pdf (diakses pada 04 Desember 2019)

Anda mungkin juga menyukai