Anda di halaman 1dari 3

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Nama Mahasiswa : Christin Hosanna Silalahi

NIM : 2183111030

Dosen Pengampu : Fahri Haswani, S.Pd., M. Hum.

Mata Kuliah : Bahasa Inggris Literasi

A. Identitas Jurnal
1) Judul Artikel : The development of the Indonesian teaching material based on
multicural context by using sociolinguistic approach at junior high
school
2) Nama Jurnal : Procedia – Social and Behavioral Sciences
3) Tahun Terbit : 2010
4) Volume : Volume 9
5) Pengarang Artikel : Fathur Rokhman dan Yuliati
6) Kota Terbit : Semarang
7) Nomor ISSN : 1877-0428
8) Halaman : 1481–1488
B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai model pengembangan bahan ajar Indonesia
untuk sekolah menengah pertama (SMP) meliputidesain pengajaran berdasarkan pendekatan
sosiolinguistik menggunakan konteks multikultural.

C. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian, ditemukan hasil bahwa guru belum melakukan bahan ajar
pengembangan yang berisi pengetahuan multikultural independen. Faktor-faktor berikut
mempengaruhi mereka kondisi. Pertama, pengetahuan guru yang terbatas tentang konsep
multikultural, bahkan istilah multikultural dipertimbangkan sebagai sesuatu yang baru di bidang
pendidikan. Kedua, tidak ada kreativitas bagi guru untuk memulai pengembangan materi
diputuskan oleh kurikulum. Guru sangat loyal terhadap kurikulum. Seolah-olah bahan itu
menjadi harga mati yang bisa jangan ditawar lagi. Paradigma ini perlu diluruskan.Situasi dan
perkembangan saat ini perlu dipenuhi. Realitas konteks multikultural yang tersebar di
Indonesiamasyarakat meminta para pakar pendidikan untuk dapat dan ingin menggunakan
substansi ke dalam proses pembelajaran sehingga hasil pendidikan tidak hanya membuat siswa
cerdas secara kognitif tetapi juga membuat siswa cerdas dalam budaya tingkah laku. Banyaknya
tugas administrasi dan pengajaran menjadi faktor dominan pengajaran yang rendahnilai
pengembangan materi, terutama nilai multikultural. Banyak waktu mengajar membuat para guru
tidak mungkin melakukannya mengembangkan bahan ajar.

Guru mengambil jalan pintas dengan menggunakan bahan ajar yang diterbitkan oleh Pemkot
(kota pemerintah). Kendala bahan ajar berikutnya terkait dengan terbatasnya alat dan
perlengkapan sekolah. Terbatas Fasilitas komputer dan kreativitas guru yang terbatas dalam
menentukan sumber materi menjadi kendala serius.Guru tidak ingin menemukan teks di koran,
internet, atau membuat materi pengajaran sendiri secara kreatif. Guru pilih praktis menggunakan
buku yang tersedia. Pedoman konsepsi tentang pengembangan bahan ajar dengan
mengintegrasikan konsep multikultural menjadi areferensi dasar yang dibangun dengan
memfokuskan pada siswa Indonesia secara fungsional dan perilaku siswa. Selain itu model ini
juga berfokus pada pembelajaran dalam mengenali dan menghormati harta budaya dalam
konteks multikultural yang ada diekspresikan dalam bentuk bahasa siswa. Harapan terakhir
adalah siswa cerdas secara kognitif dan perilaku budaya

D. Simpulan

Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Kebutuhan guru dalam pengembangan bahan ajar dan pembelajaran berdasarkan konteks
multikulturaldikembangkan berdasarkan (a) pengetahuan guru, (b) pandangan guru terhadap
pendidikan multikultural, (c) kegiatan multikultural di sekolah, dan (d) realisasi pembelajaran.

2) Kebutuhan bahan ajar berdasarkan konteks multikultural dikembangkan dengan


menggunakan indikasi (a) terbatasbahan ajar, (b) tidak ada bahan ajar berdasarkan konteks
multikultural, dan (c) kurikulumdianggap sebagai harga kematian.
3) Konsep panduan pengembangan bahan ajar ini disusun dalam bentuk pengajaranmateri
berdasarkan konteks multikultural dengan menggunakan prinsip-prinsip berikut (a) konsep
referensi, (b) desain pengembangan bahan, (c) organisasi bahan, (d) keterampilan bahasa, dan (e)
konteks multikulturalpengembangan.

Anda mungkin juga menyukai