Makalah
KOTA MEDAN
2019-2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu cara penggunaan bahasa Indonesia adalah singkatan dan ini
juga menjadi permasalahan dalam berbahasa Indonesia. Singkatan atau abreviasi
secara sederhana merupakan sebuah huruf atau sekumpulan huruf sebagai bentuk
pendek dari sebuah atau beberapa kata. Sebagai contoh: kata sebagai kadang-
kadang disingkat sbg. Penyingkatan bisa dilakukan terhadap sebuah kata ataupun
sebagai terhadap beberapa kata.
Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasa deologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran user-generated content” (Kaplan & Haenlein, 2010).
Beberapa contoh media sosial yang sedang berkembang saat ini yaitu Instragam,
Twitter, Line, Facebook, Youtube, dan lain-lain.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
Pengaruh media sosial terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
D. Perumusan Masalah
Apakah pengaruh media sosial terhadap penggunaan bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari yang baik.
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tujuan kami membuat
makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh media social yang disingkat
dengan penggunaan bahasa Indonesia sehari hari.
F. Manfaat Penulisan
G. Hipotesis
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Bahasa Indonesia adalah bahasa kebanggan Negara tanah ibu pertiwi yang
menjadi bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia
sangat menarik jika diulas lebih mendalam karena memiliki berbagai hal yang
menarik. Menurut Keraf, bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Menurut
Madley, bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau seluruh sistem
lambang bumi yang arbitrasi. Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol
bunyi yang bermacam dan beratikulasi yang bersifat arbiter dan konvesional.
Menurut Waliyi, bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide,pesan,maksud,perasaan,pendapat kepada orang lain.
Media sosial adalah sebuah media daring, para penggunaanya bisa dengan
mudah berpartisipasi,berbagi, dan menciptakan isi blog. Menurut para ahli,
McGraw Hill, media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk
berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptkan,berbagi,bertukar informasi
dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi virtual. Menurut Varinder
Taprial, media sosial adalah media yang digunakan oleh invidu agar menjadi lebih
mudah bersosialisasi. Menurut B.K Lewis, media sosial adalah label bagi
teknologi digital yang memungkinkan orang untuk berhubungan, berinteraksi,
memproduksi, dan berbagai isin pesan. Menurut Lon Safko, media sosial adalah
media yang kita gunakan untuk menjadi sosial.
B. Teori-Teori Media Sosial
Teori masyarakat massa pertama kali muncul pada akhir abad ke 19 dan
menitikberatkan pada adanya hubungan timbal balik antar institusi yang
memegang kekuasaan dan intergrasi media terhadap sumber kekuasaan sosial dan
otoritas. Isi media cenderung melayani kepentingan pemegang kekuasaan politik
dan ekonomi. Media juga memiliki kecenderungan untuk membantu publik bebas
dalam menerima keberadaannya sebagaimana adanya.
Para ahli teori media politik ekonomi mempelajari kontrol elit terhadap
institusi ekonomi seperti bank dan pasar saham dan kemudian mencoba untuk
memperlihatkan bagaimana kontrol yang dilakukan berdampak terhadap institusi
sosial lainnya termasuk media massa. Para ahli teori media politik-ekonomi
dipengaruhi oleh gagasan Marxis sekaligus menjadi dasar yang mendominasi
unsur-unsur ideologi atau superstruktur. Salah satu tokoh paling berpengaruh
dalam teori media politik-ekonomi adalah Herbert Schiller.
Teori hegemoni media merupakan sebuah teori yang berakar pada pendekatan
Marxis dan konsep hegemoni serta memiliki pengaruh luas terhadap media massa.
Teori hegemoni media menekankan pada ideologi, bentuk ekspresi, cara
penerapan, serta mekanisme yang dijalankan untuk mempertahankan dan
mengembangkan diri melalui kepatuhan pada kelas pekerja sehingga upaya itu
berhasil mempengaruhi dan membentuk alam pikiran mereka (McQuail, 1987 :
65).
1. Teori Behavioristik
Menurut teori Behavioristik, bahasa merupakan bagian yang fundamental
dari keseluruhan perilaku manusia. Teori ini lebih memperhatikan pada aspek
yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan anatara
stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Seorang behavioris menganggap
bahwa perilaku berbahasa yang efektif merupakan hasil repson tertentu yang
dikuatkan dan nantinya respon itu akan menjadi kebiasaan.
Contoh : (Anak yang minta susu pada ibunya oleh ibu diberi susu)
Maka hal ini apabila selalu dituruti oleh ibu , sang anak akan minta susu
dengan cara seperti itu terus. Pernyataan ini diteliti oleh skinner yang dikenal
dengan teorinya belajar disebut operant conditioning. Konsep ini mengacu pada
kondisi dimana manusia atau binatang mengirimkan respon (ujaran atau kalimat)
tanpa ada stimulus yang tampak.
2. Teori Generatif
a. Teori Nativisme
Teori nativisme dihasilkan dari pernyataan bahwa pembelajaran bahasa
ditentukan oleh bakat. Lenneberg (1967) menyatakan bahwa bahasa itu
merupakan perilaku khusus manusia dan cara pemahaman tertentu,
pengkategorian, kemampuan, dan mekanisme bahasa yang lain ditentukan secara
biologis. Teori Nativisme Chomsky dalam Hadley ( 1993 :48 ) mengatakan bahwa
hanya manusialah satu – satunya makhluk Tuhan yang dapat melakukan
komunikasi lewat bahasa verbal. Chomsky juga menyatakan bahwa setiap anak
lahir di dunia telah memiliki bekal dengan apa yang disebutnya “ alat penguasaan
bahasa” atau LAD ( Language Acquisition Device).
McNeill mendiskripsikan LAD menjadi empat bakat bahasa. Empat bakat
bahasa tersebut antara lain :
1. Kemampuan membedakan bunyi ujaran dengan bunyi lain dalam lingkungan;
2. Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang beragam;
3. Pengetahuan adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan sistem bahasa lain
yang tidak mungkin ;
4. Kemampuan untuk tetap pengevaluasi sistem perkembangan bahasa yang
membentuk sistem dengan cara yang paling sederhana dari data kebahasaan yang
diperoleh.
b. Teori Kognitifisme
Slobin (1971) mengatakan bahwa dalam semua bahasa, belajar semantik
bergantung pada perkembangan kognitif. Urutan perkembangan itu di tentukan
oleh kompleksitas semantik daripada kompleksitas struktural.
Bloom (1976), penjelasan perkembangan bahasa bergantung pada
penjelasan kognitif yang terselubung. Apa yang diketahui anak menentukan kode
yang di pelajarinya untuk memahami pesan dan menyampaikannya.
3. Teori Konstruktivisme
Peneliti bahasa melihat bahasa merupakan manifestasi kemampuan
kognitif dan afektif untuk dapat menjelajah dunia, untuk berhubungan dengan
orang lain, dan untuk keperluan diri sendiri sebagai manusia.
a. Kognisi dan perkembangan bahasa
Pieget menggambarkan perkembangan sebagai hasil interaksi anak dengan
lingkunganya, dengan interaksi komplementer antara perkembangan kognitif
perseptual dengan pengalaman bahasa mereka. Penjelasan tentang perkembangan
bahasa anak tergantung pada penjelasan faktor kognitif yang menjadi penyangga
bahasa. Apa yang diketahui anak menentukan apa yang mereka pelajari tentang
kode bahasa.
Slobin menyatakan bahwa semua bahasa belajar makna yang tergantung
pada perkembangan kognitif dan urutan perkembanganya lebih ditentukan oleh
kompleksitas makna itu daripada kompleksitas bentuknya. Interaksi sosial dan
perkembangan bahasa di sekitar pembelajar akan berpengaruh dalam
perkembangan kognitif karena disesuaikan dengan jenjang usia anak.
Kemampuan Kognitif meliputi :
Pengetahuan :kemampuan mengetahui atau mengingat istilah, fakta, aturan,
urutan, metode, dan sebagainya.
Pemahaman :kemampuan menterjemahkan, menafsirkan , memperkirakan,
memahami isi pokok, mengartikan tabel , dan sebagainya.
Penerapan :kemampuan memecahkan masalah, membuat bagan,
mengunakan konsep , kaidah, prinsip, metode, dan sebaginya.
Analisis : kemampuan memisahkan, membedakan , dan sebaginya.
Sintesis :kemampuan menyusun karangan rencana , program kerja , dan
sebaginya.
Evaluasi :kemampuan menilai berdasarkan nprma seperti menilai mutu
karangan.
PEMBAHASAN
Dari Data-data diatas yang sudah kami kumpulkan kami akan menyajikan
diagram dari hasil penelitian yang sudah kami lakukan sebagai berikut
BAB V
PENUTUP