Anda di halaman 1dari 13

TUGAS REKAYASA IDE

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Mutsyuhito Solin, M.Pd.

Disusun oleh :

Christin Hosanna Herani Silalahi


(218311030)

PRODI.PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha Esa, yang berkuasa
atas seluruh alam semesta, karena berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya jugalah maka
Rekayasa Ide mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selesainya pembuatan Rekayasa Ide ini. Saya menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan dan sangat jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
sempurnanya makalah ini.
Saya berharap semoga Rekayasa Ide ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan
bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Semoga Tuhan yang maha Esa mencurahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Medan, 2 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................1
C. Manfaat................................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI..............................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................... 9
A. Simpulan ........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan
pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran
lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Dalman,
2012:3). Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu
ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia serta untuk menguasai
ilmu dan teknologi. Sebagai masyarakat Indonesia, penting untuk kita mempelajari dan
memahami Bahasa Indonesia secara baik dan benar (Afifah, 2012:2).
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, selain itu, pembelajaran mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Sebagian besar pola pembelajaran Bahasa Indonesia masih bersifat transmisif, yaitu: guru
memberikan konsep-konsep yang terdapat dalam buku pelajaran secara langsung pada peserta
didik dan siswa secara pasif menyerap pengetahuan tersebut (Trianto, 2011:18). Meskipun,
metode pembelajaran dengan kerja kelompok sudah mulai diterapkan. Namun, pembelajaran
dengan kerja kelompok yang masih bersifat tradisional, yakni: masing-masing kelompok
memilih sendiri anggota-anggota kelompoknya kurang membantu dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan selama ini sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Cara penyampaian materi yang tidak menarik dan monoton menyebabkan
siswa tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga berpengaruh pada
kutercapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

B. Rumusan Masalah
1. Strategi apa yang harus digunakan guru dalam pembelajaran bahasa ?
2. Strategi apa yang harus digunakan agar siswa dapat menerima pembelajaran
dengan baik ?
3. Apa manfaat mempelajari strategi pembelajaran ?
4. Masalah -masalah dalam pembelajaran bahasa ?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui strategi yang dapat guru gunakan dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui manfaat strategi.
4. Untuk mengetahui masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran bahasa .

1
BAB II
KAJIAN TEORI
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pendidikan Bahasa Indonesia
merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka
mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan
siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan
berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No. 22
Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya,
2007:126). Sementara Subana (2003:16) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses belajar mengajar.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi tersebut disusun
untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya
pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat
diukur keberhasilannya.

2
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian strategi pembelajaran
Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2007:126). Sementara Subana (2003:16)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola yang digunakan
untuk menentukan proses belajar mengajar.
 Menurut Djamarah (2002:5-6) ada empat macam strategi dasar dalam belajar mengajar yang
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.    Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.    Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat. 
3.    Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan
kegiatan mengajarnya. 
4.    Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan
belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Dari batasan di atas, dapat digambarkan bahwa ada empat pokok masalah yang sangat
penting yang dapat dan harus dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar agar dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
1.  Dapat dilihat bahwa apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan
belajar mengajar. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah, oleh karena itu maka tujuan
dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret, sehingga mudah dipahami oleh
anak didik.
2. Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat
dan efektif untuk mencapai sasaran memiliki arti bahwa bagaimana cara seorang guru
memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus digunakan oleh
seorang guru dalam memecahkan masalah suatu kasus.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar
mampu menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk memecahkan masalah.
4. Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan
yang dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-
tugas yang telah dilakukannya. Sehingga suatu program baru bisa diketahui keberhasilannya

3
setelah dilakukan evaluasi. Sistem penilaian dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
salah satu strategi yang tidak bisa dipisahkan dengan strategi dasar yang lain.

B. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia


1) Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Pembelajaran langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik


pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering juga digunakan
istilah “chalk and talk ”).  Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan
demikian, sebab dalam staretgi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui
strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah
kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah
dan demonstrasi merupakan bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.

2) Strategi Pembelajaran Cooperative Learning

Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja
sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk
mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Strategi pembelajaran
Cooperative Learning  mulai populer akhir-akhir ini. Melalui Cooperative Learning   siswa
didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja
sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus
membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan  kelompok.
Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah
keberhasilan kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab
penuh terhadap kelompoknya. Beberapa penulis seperti Slavin, Johnson, & Johnson,
mengatakan ada komponen yang sangat penting dalam strategi pembelajaran cooperative
yaitu kooperatif dalam mengerjakan tugas-tugas dan kooperatif dalam memberikan dorongan
atau motivasi.  Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui
kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif sosial, perspektif
perkembangan kognitif dan perspektif elaborasi kognitif. Perspektif motivasi, artinya bahwa
penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan
saling membantu. Dengan demikian keberhasilan setiap indivindu pada dasarnya adalah
keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok untuk
memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.  Perspektif sosial artinya bahwa melalui
kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan
semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi
keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota
kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.

3) Strategi Pembelajaran Problem Solving

Mengajar memecahkan masalah berbeda dengan penggunaan pemecahan masalah sebagai


suatu strategi pembelajaran. Mengajar memecahkan masalah adalah mengajar bagaimana

4
siswa memecahkan suatu persoalan, misalkan memecahkan soal-soal matematika. Sedangkan
strategi pembelajaran pemecahan masalah adalah teknik untuk membantu siswa agar
memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan
masalah. Dengan demikian perbedaan keduanya terletak pada kedudukan pemecahan masalah
itu. Mengajar memecahkan masalah berarti pemecahan masalah itu sebagai isi atau content
dari pelajaran, sedangkan pemecahan masalah adalah sebagai suatu strategi. Jadi, kedudukan
pemecahan masalah hanya sebagai suatu alat saja untuk memahami materi pembelajaran. 
Ada beberapa ciri strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah:

C. Pertama , siswa bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok kecil;

D. Kedua , pembelajaran ditekankan kepada materi pelajaran yang mendukung


persoalan-persoalan untuk dipecahkan dan lebih disukai persoalan yang banyak
kemungkinan cara pemecahanya;

E. Ketiga , siswa mnggunakan banyak pendekatan dalam belajar;

F. Kempat , hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing ) di antara
semua siswa.

4) Strategi Mengulang

Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu untuk
menghafal saja. Contoh lain dari strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, arah
tempat, waktu tertentu, daftar belanjaan, dan sebagainya. Memori yang sudah ada di pikiran
dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana.  
Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks.
Menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir, dan menuliskan kembali inti
informasi yang telah diterima merupakan bagian dari mengulang kompleks. Strategi tersebut
tentunya perlu diajarkan ke siswa agar terbiasa dengan cara demikian.

5) Strategi Elaborasi

Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi
lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih
memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori
di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan
gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada.  Beberapa bentuk strategi elaborasi
adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah strategi belajar
yang menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan informasi baru
yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat menuangkan ide baru
dari percampuran dua informasi itu.  Analogi merupakan cara belajar dengan pembandingan
yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda atau ide, misalnya otak
kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan informasi.  P4QR merupakan
strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca. P4QR
singkatan dar Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R
singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada

5
diri sendiri, dan mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan strategi belajar
elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi bacaan.

6) Strategi Organisasi

Strategi organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru


dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokan ulang
ide-ide atau istilah menjadi subset yang lebih kecil. Strategi tersebut juga berperan sebagai
pengindentifikasian ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar.
Bentuk strategi organisasi adalah Outlining, yakni membuat garis besar. Siswa belajar
menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.  Mapping, yang
lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining.
Mnemonics membentuk kategori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu
strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu dengan membentuk asosiasi yang
secara alamiah tidak ada yang membantu mengorganisasikan informasi menjadi memori
kerja. Strategi Mnemonics terdiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.

C.Masalah – masalah yang ada pada pembelajaran Bahasa Indonesia


Dalam setiap pembelajaran bidang studi apapun pasti memiliki masalah, baik masalah
internal maupun masalah yang berasal dari peserta didik. Tulisan ini akan mengungkapkan
beberapa permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalah yang dimaksud adalah
yang berasal dari peserta didik, meskipun tetap berpegang kepada hubungan interaktif proses
pembelajaran antara guru dan peserta didik.
Beberapa permasalahan yang dimaksud adalah:
1. Siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa
menjadi pasif, siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia terkesan tidak ada niat, tidak
ada gairah dan keseriusan.
2. Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam
mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk
pernyataan maupun pertanyaan, meskipun bahasa Indonesia adalah bahasa mereka.
3. Siswa kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan
bahasa daerah sehari-hari.
4. Dalam bahasa tulis, banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan, misalnya
penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah bahasa tulis yang masih terbawa
bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah
Pemecahan Masalah

Masalah yang diungkapkan dan dialami guru bahasa Indonesia  di atas, kemungkinan juga
menjadi masalah di sekolah/satuan pendidikan lain.
Sebagai solusi dari masalah tersebut, guru bahasa Indonesia terkait melakukan beberapa hal,
diantaranya:

6
Mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat/tidak berminat saat pelajaran Bahasa
Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah guru harus meneliti kembali, apa
penyebab siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apakah karena
pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti
pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri, mengubah pola
pembelajaran yang membosankan tersebut.

Guru perlu merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa ingin
tahu pada diri peserta didik, mendorong anak menjadi lebih aktif, meningkatkan kreativitas
anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu,
menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai
dengan karakteristik anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu
memperdalam/menambah pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi
keguruan maupu tentang pengetahuan lainnya

Meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media sebagai alat bantu
dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, karena tingkat/tahap
berpikir anak SD masih dalam tahap berpikir konkrit, terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas
1, 2 dan 3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya (abstrak).
Hal lain yang dapat mendorong anak aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang
hangat, dalam arti harmonis dan penuh kekeluargaan, sehingga anak merasa nyaman dalam
pembelajaran, tidak ada perasaan takut dan tegang terhadap guru, untuk itu guru perlu
bersikap ramah dan bijaksana, jangan menjadi guru yang Killer, otoriter merasa paling benar
dan tidak mau dikritik. Kecuali itu, guru harus menciptakan komunikasi tiga arah yaitu guru
dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa agar semua siswa turut aktif dalam
pembelajaran.

Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan, misalnya
diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan kelas untuk membaca puisi,
bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan melatih mental para siswa agar
berani tampil di depan kelas. Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan
membina kemampuan dan keterampilan siswa dalam berbicara.

Pada umumnya, keterampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan
yang ia miliki, terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan bicarakan
karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
keterampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan
sehingga siswa dapat berbicara dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi
juga turut membantu melatih latihan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan,
alasan dan argumentasi secara lisan.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang,

7
khususnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini disebabkan karena kurangnya
kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan siswa menggunakan bahasa daerah
dalam kehidupan sehari-hari masih terbawa kedalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi
hal tersebut, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar saat pembelajaran, siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa Indonesia untuk
mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat menggunakan pilihan kata yang tepat.
Selain itu untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, alangkah lebih
bagusnya kalau siswa banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa
Indonesia sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam Bahasa
Indonesia.

Kesalahan dalam bahasa tulis seperti penggunaan tanda baca, huruf besar, paragraph, dan
lain-lain disebabkan karena siswa kurang mengetahui kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena
itu, penggunaan bahasa tulis yang benar perlu diajarkan pada siswa.

BAB IV
PENUTUP

8
A. Simpulan
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pendidikan Bahasa Indonesia
merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah. Maka
mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD karena dari situ diharapkan
siswa mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan
berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Permendiknas No. 22
Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bila dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya,
2007:126). Sementara Subana (2003:16) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses belajar mengajar.Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. .

B. Saran
Hendaknya seorang guru dapat mendesain proses pembelajaran dan mengimplementasikan
strategi pembelajaran yang baik serta disesuaikan dengan sasaran dalam strategi
pembelajaran, sehingga memperoleh kegiatan pembelajaran yang bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

9
http://iyant27.blogspot.com/2013/08/masalah-pembelajaran-bahasa-indonesia.html?m=1
http://pengertianahlidaninfo.blogspot.com/2016/09/pengertian-dan-tujuan-bahasa-
indonesia.html?m=1
http://mramasanjaya.blogspot.com/2012/01/strategi-dan-model-pembelajaran-bahasa.html?
m=1
https://aguswuryanto.wordpress.com/2010/08/22/jenis-jenis-strategi-pembelajaran-bahasa-
indonesia/amp/

10

Anda mungkin juga menyukai