Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Riyan Pratama

NIM : 200503155
Kelas : AR D
Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi Persediaan

1. Definisi Persediaan
Definisi persediaan dalam akuntansi pemerintahan dipengaruhi oleh karakteristik
organisasi pemerintahan yang hampir sama dengan karakteristik akuntansi sektor publik
lainnya. Dalam PSAP No. 5 Paragraf 4 dijelaskan bahwa persediaan adalah aset lancar dalam
bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.

2. Klasifikasi Persediaan
Menurut PSAP No.5 Paragraf 10, persediaan meliputi:
a. Barang konsumsi
b. Amunisi
c. Bahan untuk pemeliharaan
d. Suku cadang
e. Persediaan untuk tujuan strategis
f. Pita cukai dan leges
g. Bahan baku
h. Barang dalam proses/setengah jadi
i. Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
j. Hewan/tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

3. Pengakuan persediaan
PSAP No.15 Paragraf 13 mengatur bahwa persediaan diakui:
a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
b. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
Pada akhir periode perlu dibuat jurnal penyesuaian untuk mengetahui seberapa besar beban
persediaan untuk periode yang bersangkutan. Pencatatan persediaan dilakukan dengan:
a. Metode Perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan membutuhkan
kontrol yang besar, seperti obat-obatan. Dengan metode perpetual, pencatatan
dilakukan setiap ada persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah
persediaan selalu diperbarui
b. Metode Periodik, untuk persediaan yang penggurtaannya sulit diidentifikasi. seperti
alat tulis kantor (ATK). Dengan metode ini, pencatatan hanya dilakukan pada saat
terjadi penambahan, sehingga tidak memperbarui jumlah persediaan. Jumlah
persediaan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode.
Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First in, First-out).

4. Pengukuran persediaan
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 14 dun 15, persediaan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
b. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi

5. Beban persediaan
Berdasarkan PSAP No. 5 Paragraf 22-24 dikatakan bahwa beban persediaan dicatat sebesar
pemakaian persediaan (use of goods). Perhitungan beban persediaan dilakukan dalam rangka
penyajian laporan operasional. Dalam hal pencatatan persediaan, pemerintah diperbolehkan
menggunakan metode perpetual maupun metode fisik (periodik). Pencatatan persediaan yang
dihitung secara perpetual, cara pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan
jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian yang digunakan. Jika
pemerintah menggunakan metode fisik (periodik), maka pengukuran pemakaian persediaan
dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah
dengan pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan
dikalikan dengan nilai per unit sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.
6. Pengungkapan persediaan
PSAP No. 5 Paragraf 26 dengan jelas menyebutkan bahwa laporan keuangan mengungkapkan:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
b. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses
produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
c. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.

Anda mungkin juga menyukai