PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Semakin marak dan berkembannya kegiatan Ekonomi di Indonesia mendorong para pelaku
usaha untuk lebih teliti dan meningkatkan kualitas berdagang mereka.Salah satu yang perlu
diperhatikan kaitannya dengan kegiatan perdagangan adalah mengenai persediaan barang
dagangan yang sebagian orang menganggap hal ini sepele. Padahal kalau kita kaji lebih dalam
dan lebih teliti tentang persediaan barang dagangan ini sangat penting keberadaannya.
Pada tahun-tahun terakhir ini penilaian persediaan mendapat perhatian lebih besar karena
laju inflasi yang tinggi. Pemilihan prinsip atau metode penilaian persediaan mempunyai suatu
pengaruh penting pada pendapatan yang dilaporkan dan posisi keuangan perusahaan tertentu.
Oleh karena persediaan biasanya merupakan harta lancar yang terpenting, maka metode
penilaian persediaan merupakan suatu faktor yang penting dalam menetapkan hasil operasi dan
kondisi keuangan.
Salah satu tujuan dari akuntansi persediaan, termasuk penilaian persediaan adalah untuk
menetapkan penghasilan yang wajar dengan membebankan biaya yang bersangkutan terhadap
penghasilan perusahaan. Dalam proses penjualan dan pembelian dapat dilihat bahwa persediaan
merupakan nilai yang tersisa setelah jumlah biaya telah dibebankan terhadap penjualan atau
sebagai jumlah biaya yang tersisa untuk dibebankan terhadap penjualan di masa yang akan
datang.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
71
Tahun
2010
tentang
Standar
entitaspelaporan
maupun
entitas
akuntansi
pemerintahan.
Salah satu aspek penting dari penerapan akuntansi basis akrual adalah
aset. Sangatdiperlukan pemahaman yang tepat dan mendalam untuk dapat
menangani asetpemerintah untuk menghindari
penafsiran
SAP
yang
adanya
kesalahan
di Neraca.
Tulisan
ini
akan
menyajikan
informasi
relevan
yang sekira
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Persediaan
2.1.1. Definisi Persediaan dan Aset Lainnya
Berdasakan PSAP Nomor 05 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 menyatakan
bahwa persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk
dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan termasuk asset, dimana merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai
dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang
diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara
karena alasan sejarah dan budaya.
Persediaan merupakan aset yang berwujud berupa :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintah.
e. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan,
misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti
komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
f. Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang
digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian.
g. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya alatalat pertanian setengah jadi.
3
Persediaan dapat meliputi : barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku
cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang
dalam proses/setengah jadi, anah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat,
hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Dalam hal pemerintah
menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak)
atau untuk tujuan bejaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras), hewan dan tanaman
untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakatantara lain berupa sapi, kuda, ikan, benih padi,
dan bibit diakui sebagai persediaan. Sementara persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak
dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2.1.2. Klasifikasi
Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan manakala aset tersebut memenuhi
salah satu kriteria yang disebutkan dalam PSAP Nomor 05, yaitu:
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah barang pakai habis seperti alat tulis
kantor, barang tak pakai habis seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas
pakai seperti komponen bekas;
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi.
Persediaan dalam kelompok ini meliputi bahan yang digunakan dalam proses produksi
seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain;
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam kelompok ini adalah alat-alat
pertanian setengah jadi;
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.
Dalam Bagan Akun Standar Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, persediaan diklasifikasikan
sebagai berikut:
Persediaa
n
Habis
Pakai
Gas
Persediaa Persediaan Bahan Baku Bangunan
n Bahan/ Persediaan Bahan/Bibit Tanaman
Persediaan Bibit Ternak
Material
Persediaan Bahan Obat-Obatan
Persediaan Bahan Kimia
Persediaan Bahan Makanan Pokok
Persediaa Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak Ketiga
n Barang
Lainnya
2.1.3. Pengakuan
Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui :
a. pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah daerah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal,
b. pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Pengakuan Beban Persediaan
Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu pendekatan aset dan
pendekatan beban. Dalam pendekatan aset, pengakuan beban persediaan diakui ketika
persediaan telah dipakai atau dikonsumsi. Pendekatan aset digunakan untuk persediaanpersediaan yang maksud penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi, atau untuk
maksud berjaga-jaga. Contohnya antara lain adalah persediaan obat di rumah sakit,
persediaan di sekretariat SKPD. Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan
akan langsung dicatat sebagai beban persediaan. Pendekatan beban digunakan untuk
persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak
dimaksudkan untuk sepanjang satu periode. Contohnya adalah persediaan untuk suatu
kegiatan.
Selisih Persediaan
Sering kali terjadi selisih persediaan antara catatan persediaan menurut bendahara
barang/pengurus barang atau catatan persediaan menurut fungsi akuntansi dengan hasil
stock opname. Selisih persediaan dapat disebabkan karena persediaan hilang, usang,
kadaluarsa, atau rusak.
Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang normal, maka selisih
persediaan ini diperlakukan sebagai beban.
Jika selisih persediaan dipertimbangkan sebagai suatu jumlah yang abnormal, maka
selisih persediaan ini diperlakukan sebagai kerugian daerah.
2.1.4. Pengukuran
Persediaan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan
persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan
pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang
serupa mengurangi biaya perolehan.
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
Harga pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang
dialokasikan secara sistematis.
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi.
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian
kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan
transaksi wajar (arm length transaction).
Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan
nilai wajar. Persediaan dinilai dengan menggunakan (Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama/Metode Rata-rata Tertimbang/Metode Harga Pembelian Terakhir apabila setiap
unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-macam jenis).
2.1.5. Penyajian
Persediaan disajikan sebagai bagian dari aset lancar. Berikut ini adalah contoh penyajian
persediaan dalam Neraca Pemerintah Daerah.
6
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0
Uraian
Aset
Aset Lancar
Kas Di Kas Daerah
Kas Di Bendahara Pengeluaran
Kas Di Bendahara Penerimaan
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Penyisihan Piutang
Belanja Dibayar Dimuka
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah
lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lainnya
Persediaan
Jumlah Aset Lancar
(Dalam Rupiah)
20X1
20X0
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
2.1.6. Pengungkapan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah mengungkapkan:
1. kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
2. penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi
yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan
3. jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang.
2.1.7. Prosedur Akuntansi Persediaan Dan Aset lainnya
1) Pihak-Pihak yang Terkait dan isu-isu
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi persediaan antara lain adalah:
7
barang/pengurus
barang
bertugas
untuk
menyiapkan
dan
persediaan,
bendahara
1.
2.
pengeluaran SKPD akan menyerahkan bukti belanja persediaan kepada PPK SKPD.
Bukti transaksi ini akan menjadi dasar bagi PPK SKPD untuk melakukan pengakuan
persediaan. PPK SKPD akan mencatat jurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Tanggal
XXX
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
XXX
Uraian
XXX
Persediaan
XXX
Kas di
Debit
Kredit
XXX
XXX
bendahara
Pengeluaran
Jurnal LRA
Nomor
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Belanja Persediaan
Debit
XXX
Perubahan SAL
Kredit
XXX
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Persediaan
Utang belanja
Debit
XXX
Kredit
XXX
10
Ketika SP2D LS untuk pembayaran persediaan telah terbit, PPK-SKPD akan menghapus
utang belanja dengan menjurnal:
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
Uraian
Debit
Utang belanja Barang
XXX
Kredit
dan Jasa
XXX
RK PPKD
XXX
Jurnal LRA
XXX
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
XXX
Uraian
Beban Persediaan
Debit
XXX
Kredit
XXX
XXX
Persediaan
XXX
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
Uraian
Beban Persediaan
XXX
Persediaan
*sebesar Persediaan yang dipakai
Debit
XXX
Kredit
XXX
11
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Persediaan
Debit
XXX
Kas di Bendahara
Kredit
XXX
Pengeluaran
Jurnal LRA
Nomor
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
Uraian
Belanja Persediaan
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
Debit
XXX
Kredit
XXX
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
Persediaan
Utang
Debit
belanja
XXX
Kredit
XXX
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
Uraian
Debit
Utang belanja
XXX
Kredit
RK PPKD
XXX
Jurnal LRA
Nomor
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
Uraian
Belanja Persediaan
XXX
XXX
XXX
Perubahan SAL
Debit
XXX
Kredit
XXX
Kode
Tanggal
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
XXX
Uraian
BebanPersediaan
Persediaan
Debit
XXX
Kredit
XXX
13
6) Ilustrasi
1. Ilustrasi Pengakuan Persediaan Persediaan diakui saat potensi manfaat ekonomi masa
depan diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Setiap pembelian persediaan akan dicatat sebagai aset, yakni Persediaan.
Berdasarkan bukti belanja persediaan, fungsi akuntansi akan menjurnal akun
Persediaan di debit dan akun Kas atau akun Utang di kredit. Selain itu, fungsi
akuntansi akan mencatat realisasi belanja dengan mendebit akun Belanja (sesuai
nama persediaan) dan mengkredit akun Perubahan SAL.
a. Ilustrasi Pengakuan Persediaan Pada tanggal 1 Pebruari 2015, SKPD Kota
Sejahtera membeli persediaan berupa 8 rim kertas HVS dan 14 pak spidol. Harga
kertas HVS adalah Rp60.000,00/rim dan harga spidol adalah Rp110.000,00/pak.
Selama Bulan Pebruari 2015 digunakan sebanyak 2 rim kertas HVS dan 3 pak
spidol. Berdasarkan bukti belanja tersebut, fungsi akuntansi akan menjurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013) Jurnal LO atau Neraca
Bukti
1-peb- 1/BB/2015
2015
Kode
Rekening
1.1.7.01.01
1.1.2.01.01
Uraian
Debit
Persediaan Alat Tulis 2.020.000
Kredit
Kantor
Kas Di Bendahara
2.020.000
Pengeluara
Jurnal LRA
Tanggal
Nomor
Kode
Bukti
Rekening
Uraian
Debit
Kredit
14
5.1.2.01.01
1-peb- 1/BB/2015
2015
0.0.0.00.00
2.020.000
Kantor
Perubahan SAL
2.020.000
Bukti
1-peb- 1/BB/2015
2015
Kode
Rekening
5.2.2.01.01
0.0.0.00.00
Uraian
Belanja Alat tulis
Debit
2.020.000
Kredit
Kantor
Perubahan SAL
2.020.000
aset
disarankan
untuk
persediaanpersediaan
yang
maksud
penggunaannya selama satu periode dan atau untuk berjaga-jaga. Contohnya adalah
persediaan di sekretariat SKPD, persediaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD). Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung
dicatat sebagai beban, yakni Beban Persediaan. Berdasarkan bukti belanja
persediaan, fungsi akuntansi akan menjurnal akun Beban Persediaan di debit dan
akun Kas atau akun Hutang di kredit. Pendekatan beban digunakan untuk
persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak
dimaksudkan sepanjang satu periode. Contohnya adalah persediaan untuk suatu
kegiatan.
15
a.
Tanggal
01-peb-15
Nomor
Kode
Bukti
1/BB/2015
Rekening
1.1.7.01.01
1.1.1.02.01
Uraian
Debit
5.1.2.01.01
0.0.0.00.00
Kredit
2.020.00
0
2.020.000
2.020.00
0
(Jurnal
Kode
LRA
menggunakan
Rekening
Permendagri
64/2013)
5.2.2.01.01
2.020.000
2.020.00
0
(Jurnal
Kode
LRA
menggunakan
rekening
Permendagri
13/2006)
15-peb-15
9.1.2.01.01
3.1.2.05.01
Kantor
Persediaan Alat Tulis Kantor
2.020.00
0
16
Bukti
Kode
Rekening
9.1.2.01.01
1-peb- 1/BB/2015
Uraian
Debit
Beban Persediaan Alat 2.020.000
Kredit
tulis Kantor
1.1.1.02.01
2015
Kas di Bendahara
2.020.000
Pengeluaran
Jurnal LRA
Nomor
Tanggal
Bukti
Kode
Rekening
5.2.2.01.01
1-peb- 1/BB/2015
2015
Uraian
Belanja Alat Tulis
Debit
2.020.000
Kredit
Kantor
0.0.0.00.00
Perubahan SAL
2.020.000
3. Ilustrasi Sistem Pencatatan Persediaan Nilai persediaan dari waktu ke waktu akan
mengalami perubahan seiring dengan pemakaiannya. Pencatatan yang akurat sangat
dibutuhkan untuk kelancaran operasional pemerintah daerah. Dalam akuntansi
17
Tanggal
Nomor
Kode
01-Des-15
Bukti
1/BB/2015
Rekening
1.1.7.02.04
Uraian
Persediaan
Debit
Bahan
Kredit
Obat- 40.000.000
Obatan
1.1.1.02.01
Kas
di
Bendahara
40.000.000
Pengeluaran
(Jurnal LO atau Neraca)
5.1.2.02.04
Belanja
Persediaan
bahan 40.000.000
0.0.0.00.00
obat-obatan
Perubahan SAL
(Jurnal LRA menggunakan
40.000.000
5.2.2.02.03
40.000.000
9.1.2.02.04
Beban Persediaan
Bahan 20.000.000
Obat-obatan
Persediaan Bahan Obat-
20.000.000
obatan
(Jurnal LO atau Neraca)
31-Des-15
Nomor Bukti
31-Des-15 BA
Kode
Rekening
9.1.2.02.04
Pemeriksaan
Uraian
Beban
Persediaan
Debit
Kredit
Obat- 1.000.000
Obatan
1.1.7.02.04
Persediaan
Bahan
1.000.000
Obat-obatan
(Jika Selisih Persediaan Tidak
Signifikan)
(Jurnal LO atau Neraca)
31-Des-15 BA
9.4.1.01.03
1.1.7.02.04
Biasa-Kerugian Daerah
Persediaan
Bahan
Pemeriksaan
(Jika
1.000.000
Obat-obatan
selisih
Persediaan
Signifikan)
(Jurnal LO atau Neraca)
19
b.
Metode Periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan nilai
persediaan ketika terjadi pemakaian persediaan. Jumlah persediaan akhir diketahui
dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada akhir periode. Pada akhir
periode inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk mengkinikan nilai persediaan. Metode
ini umumnya digunakan untuk jenis persediaan yang sifatnya sebagai pendukung
kegiatan SKPD, contohnya adalah persediaan ATK di sekretariat.
Nomor
Kode
01-Des-15
Bukti
1/BB/2015
Rekening
9.1.2.02.04
Uraian
Persediaan
Debit
Bahan
Kredit
Obat- 40.000.000
Obatan
1.1.1.02.01
Kas
di
Bendahara
40.000.000
Pengeluaran
(Jurnal LO atau Neraca)
5.1.2.02.04
Belanja
Prsediaan
Bahan 40.000.000
0.0.0.00.00
Obat-obatan
Perubahan SAL
(Jurnal LRA menggunakan
40.000.000
40.000.000
31-Des-15
1.1.7.02.04
9.1.2.02.04
Persediaan
bahan
20.000.000
Obat-obatan
(Jurnal LO atau Neraca)
2.2.
ASET LAINNYA
21
Bagan Akun
TagihanJangka Panjang
Sewa
Kerjasama Pemanfaatan
Bangun Guna Serah
Bangun Serah Guna
Aset TidakBerwujud
Goodwill
Lisensi dan Frenchise
Hak Cipta
Paten
Aset TidakBerwujud Lainnya
Aset Lain-lain
Dari sekian banyak aset lainnya tersebut, terdapat beberapa aset yang hanya menjadi
kewenangan PPKD dan beberapa lainnya menjadi kewenangan SKPD.
Tagihan
Tagihan Penjualan
Jangka
Angsuran
secara Angsuran:
Panjang
Aset
tak
1. Penjualan Kendaraan
Perorangan Dinas Kepada
Kepala Daerah
2. Penjualan Rumah Golongan
Tuntutan Ganti Kerugian
III
SKP2K (Surat Keputusan
Daerah
Pembebanan Penggantian
Kerugian)
Kemitraan
Sewa
Kontrak/Perjanjian Sewa
Kerjasama Pemanfaatan
Kontrak/Perjanjian Kerjasama
dengan Pihak
Ketiga
Pemanfaatan
Bangun Guna Serah (BOT)
Kontrak/Perjanjian Kerjasama
BOT
Kontrak/Perjanjian Kerjasama
BOT & BAST
berwujud; dan
b. Aset Lain-lain
2.2.2. Pengakuan
23
Aset Tidak
Berwujud
Aset Lain-lain
Hak Cipta
Haki terbit
Paten
Haki terbit
Aset Tidak
BerwujudLainnya
Aset Lain-Lain
Restricted Cash
(misalnya barang
rusak yang belum
dihapus)
Sesuatu diakui sebagai Aset Tidak Berwujud jika dan hanya jika:
a. Kemungkinan besar diperkirakan manfaat ekonomi di masa datang yang
diharapkan atau jasa potensial yang diakibatkan dari ATB tersebut akan
mengalir kepada entitas atau dinikmati oleh entitas; dan
b. Biaya perolehan atau nilai wajarnya dapat diukur dengan andal.
2.2.3. Pengukuran
24
1
1.
Nilai Nominal
1
1.
Nilai Nominal
2
2
2.
Nilai Nominal
1
2.
2.
paling objektif
Nilai Buku Aset Tetap yang
3
2.
Diserahkan
Nilai Perolehan Aset Tetap
2.2.4. Pengungkapan
Pengungkapan aset lainnya dalam catatan atas laporan keuangan, sekurang-kurangnya
harus diungkapkan hal-hal sebagai berikut:
25
Transaksi
Uraian DebitKredit
Uraian
DebitKredit
1 Tagihan Penjualan
Angsuran
SaatPenjualanAset
xxx
Tetap
Surplus PenjualanAset Gedung
Tidak Ada
Surplus
Jurnal
xxx
dan Bangunan
LO
Aset Tetap
xxx
Defisit
Tagihan Angsuran Penjualan
Tidak Ada
xxx
Jurnal
Aset Lain - lain
xxx
Transaksi
Uraian
DebitKredit
dibawah penguasaan
dilakukan pencatatan
atas pengembalian
SKPD ke PPKD.
xxx
PPK- SKPD:
RK PPKD
Debit Kredit
Uraian
AT
xxx
xxx
xxx
xxx
Peralatan
dan Mesin
No
Transaksi
PENCATATAN OLEH
SKPD
26
Uraian
1
Debit
Kredit
Saat Piutang
Uraian
Bagian Lancar Tagihan Angsuran Penjualan
Debit
xxx
Pembayaran
KasdiKasDaerah
Angsuran
xxx
xxx
Perubahan SAL
Jurnal
Kredit
xxx
xxx
PendapatanAngsuran/CicilanPenjualan-LRA
xxx
TAGIHANTUNTUTANKERUGIAN DAERAH
PENCATATAN OLEH
SKPD
No
Transaksi
Uraian Debit
Kredit
Uraian
Debit
Kredit
2 TagihanTuntutan
Kerugian Daerah
xxx
Saat Pengakuan
TGR
TidakAda
Jurnal
Saat
xxx
LO
Piutang
Jatuh
Tempo/
TidakAda
Klasifikasi
Jurnal
27
Transaksi
Uraian
xxx
Debit
Kredit
TagihanTuntu
Uraian
Debit
xxx
tan
Kerugian
Daerah
Daerah
Saat
Pembayaran
Kredit
xxx
Tidak
Ada
Perubahan SAL
Jurnal
Pendapatan
Ganti Rugi
xxx
TuntutanGanti
Kerugian
xxx
Daerah-LRA
Transaksi
Uraian
Debit
Kemitraan
Kredit
Uraian
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Debit
Kredit
xxx
dengan Pihak
Ketiga
TidakAda Jurnal
xxx
Saat
Kemitraan
Ditandatang
28
ani
dari
xxx
Pemanfaatan
Kekayaan
xxx
Daerah-LO
Saat
Hasil
Kemitraan
Diterima
TidakAda Jurnal
Perubahan SAL
Hasil
dari
xxx
Pemanfaatan
Kekayaan
xxx
Daerah-LRA
PENCATATAN OLEH
PPKD
Transaksi
Uraian
3 Kemitraan
dengan Pihak
Debit
Kredit
TidakAda
Uraian
Aset Tetap
Jurnal
Debit
Kredit
xxx
xxx
Ketiga
Saat Kemitraan
Berakhir
xxx
RK SKPD
xxx
Aset Tetap
SaatAset
xxx
Dikembalikan
Aset Tetap
xxx
ke SKPD
RK PPKD
A. Pihak-Pihak Terkait
1. Pihak-Pihak Terkait PPKD
29
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi Aset Lainnya pada PPKD antara lain
Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD) dan Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD).
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
Dalam sistem akuntansi aset lainnya, PPK-PPKD melaksanakan fungsi akuntansi
pada PPKD yang memiliki tugas sebagai berikut:
1) Mencatat transaksi/kejadian aset lainnya berdasarkan buktibukti transaksi yang
sah ke Buku Jurnal Umum.
2) Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian aset lainnya ke dalam Buku Besar
masing-masing rekening (rincian objek).
3) Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK).
b.PPKD
Dalam sistem akuntansi Aset lainnya, PPKD mempunyai tugas menandatangani
laporan
keuangan
PPKD
sebelum
diserahkan
dalam
proses
Uraian
Dokumen
Tagihan Jangka
Kontrak/Perjanjian
Panjang
a.Penjualan Kendaraan
Penjualan secara
Angsuran/Berita Acara
Kepala Daerah
Penjualan/ yang
b.Penjualan Rumah
Dipersamakan
Golongan III
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
Uraian
Kemitraan dengan Sewa
Dokumen
Kontrak/Perjanjian
Pihak
Sewa/yang
Ketiga
Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian
Kerjasama Pemanfaatan
Kerjasama
Pemanfaatan/ dokumen yang
Bangun Guna Serah (BOT)
Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian
Kerjasama BOT/Dokumen yang
Dipersamakan
Kontrak/Perjanjian
Kerjasama BOT &
BAST/Dokumen yang
Aset Lain-lain
Restricted Cash
Dipersamakan
PerKDH/SP2D/Dokumenyan
g Dipersamakan
Berikut disajikan dokumen terkait dengan sistem akuntansi Aset lainnya pada SKPD:
Uraian
Aset Tidak
Berwujud
Aset Lain-lain
Dokumen
Surat/Ijin dari pemegang
Haki/Dokumen yang
Hak Cipta
Dipersamakan
Haki/Dokumen yang
Paten
Dipersamakan
Haki/Dokumen yang
Dipersamakan
Dokumen menyesuaikan
Surat Usulan
Penghapusan
Penghapusan/Dokumen
yang Dipersamakan.
XXX
Nomo
Kode
Rekening
Bukti
XX
XXX
Tagihan Angsuran
XX
XXX
Penjualan
Akumulasi Penyusutan
X
XX
X
XXX
Uraian
Debi
Kred
it
XXX
LO
Aset Tetap Gedung
XXX
dan Bangunan
Jika penguasaan aset tetap yang dijual berada dibawah penguasaan SKPD maka
sebelum dilakukan jurnal tersebut diatas harus dilakukan pencatatan atas
pengembalian penguasaan aset tetap dari SKPD ke PPKD. Fungsi akuntansi
34
Nomo
Kode
Uraian
Rekening
Bukti
XXX
XXX
XXX
XXX
Bangunan
RK SKPD
Akumulasi Penyusutan
Debit
Kredi
t
XXX
XXX
XXX
Bukti
XXX
Kode
Uraian
Rekening
XXX
RK PPKD
XXX
Akumulasi Penyusutan
XXX
Debit
Kredit
XXX
XXX
XXX
Bangunan
Karena tagihan penjualan tersebut bersifat jangka panjang maka setiap akhir
tahun Fungsi Akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi untuk mengakui
piutang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan. Berdasarkan bukti
memorial, fungsi akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi dengan jurnal:
Jurnal Standar Reklasifikasi Tagihan Angsuran Penjualan ke Bagian Lancar
Angsuran
Jurnal LO dan Neraca
Tangga Nomor
l
Bukti
Kode
Rekening
Uraian
Debit
Kredi
t
35
XXX
XXX
XXX
XXX
Penjualan Angsuran
XXX
Rumah Dinas
Tagihan Angsuran
XXX
Penjualan
Jika pembeli tersebut melakukan pembayaran angsuran, maka fungsi akuntansi
PPKD melakukan penjurnalan sebagai berikut (misalkan angsuran per bulan
Rp1.000.000,00):
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
XXX
Nomo
Kode
r Bukti Rekening
XXX
XXX
XXX
Uraian
Kas di Kas Daerah
Bagian Lancar Tagihan
Debit
Kredit
XXX
XXX
Angsuran Penjualan
Rumah
Dinas
Jurnal LRA
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
Perubahan SAL
Pendapatan -
XXX
Kredit
XXX
Angsuran/Cicilan
Penjualan
Rumah Dinas - LRA
2)Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah
36
Nomor
Kode
l
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
Uraian
Tuntutan Ganti Kerugian
Debit
Kredit
XXX
Bukan Bendahara
Pendapatan Tuntutan
XXX
Ganti
Kerugian Daerah terhadap
Pegawai Bukan
Bendahara-LO
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah merupakan aset nonlancar, atau piutang yang
sifatnya jangka panjang. Untuk mengakui piutang yang akan jatuh tempo dalam
satu tahun ke depan, fungsi akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi di
setiap akhir tahun dengan jurnal:
37
Nomor
Kode
Bukti
Rekenin
XXX
g
XXX
XXX
Uraian
Debit
Kredit
XXX
Ganti
Kerugian Daerah terhadap
XXX
XXX
Nomor
Kode
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Kas di Kas Daerah
Bagian Lancar
Debit
Kredit
XXX
XXX*)
Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah
terhadap Pegawai
Bukan
Bendahara
*) Jurnal ini dibuat setiap bulan saat ada transaksi pembayaran cicilan TGR
Jurnal LRA
38
Tanggal
Nomor
Kode
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Perubahan SAL
Pendapatan Tuntutan
Debit
Kredit
XXX
XXX
Ganti
Kerugian Daerah
terhadap
Pegawai Bukan
Bendahara-LRA
b.Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan barang milik daerah yang dimilikinya,
pemerintah daerah diperkenankan melakukan kemitraan dengan pihak lain dengan
prinsip saling menguntungkan sesuai peraturan perundang-undangan.
Kemitraan ini bisa berupa:
1.Kemitraan dengan Pihak Ketiga - Sewa
Diakui pada saat terjadi perjanjian kerjasama/kemitraan, yaitu dengan
perubahan klasifikasi aset dari aset tetap menjadi aset kerjasama/kemitraansewa. Pada saat perjanjian kemitraan ditandatangani oleh kedua pihak, fungsi
akuntansi PPKD akan mereklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset Lain-lainKemitraan dengan Pihak Ketiga.
Jurnal Standar Pengakuan Kemitraan dengan Pihak Ketiga Sewa
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Kode
Uraian
Debit
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Kredit
XXX
XXX
Lapangan Olahraga
Hasil dari kerjasama berupa uang sewa akan diakui sebagai pendapatan Hasil
dari Pemanfaatan Kekayaan Daerah LO. Berdasarkan Nota Kredit yang
diterima dari Bank, fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tangg
Nomor
Kode
al
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
XXX
Kredit
XXX
Nomor
Kode
al
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Debit
Perubahan SAL
Hasil dari Pemanfaatan
XXX
Kredit
XXX
Nomor
Kode
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
Uraian
Aset Tetap Tanah
Debit
Kredit
XXX
Lapangan Olahraga
40
XXX
XXX
Nomor
Kode
Uraian
Debit
Kredit
41
XXX
Bukti
Rekening
XXX
XXX
XXX
Ketiga
Bangun Guna
Serah/BGS
XXX
XXX
Lapangan Olahraga
4. Bangun Serah Guna BSG (Build, Transfer, Operate BTO)
Buletin Teknis SAP Nomor 2 Tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah
Daerah menyebutkan bahwa BSG adalah pemanfaatan aset pemerintah daerah
oleh pihak ketiga/investor dengan cara pihak ketiga/investor tersebut
mendirikan bangunan dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya kemudian
menyerahkan aset yang dibangun tersebut kepada pemerintah daerah untuk
dikelola sesuai dengan tujuan pembangunan aset tersebut.
BSG diakui pada saat pengadaan/pembangunan gedung dan/atau sarana berikut
fasilitasnya selesai dan siap digunakan untuk digunakan/dioperasikan.
Penyerahan aset oleh pihak ketiga/investor kepada pemerintah daerah disertai
dengan kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan pembayaran kepada
pihak ketiga/investor. Pembayaran oleh pemerintah daerah ini dapat juga
dilakukan secara bagi hasil.
Jurnal Standar Pengakuan Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Bangun Serah Guna BSG/BTO
Jurnal LO dan Neraca
Tangg
Nomor
Kode
Uraian
Debit
al
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Kredit
Olahraga
Aset Tetap Tanah
Lapangan Olahraga
Utang Jangka Panjang
XXX
XXX
43
Pada saat aset tidak berwujud diperoleh, maka fungsi akuntansi SKPD membuat
jurnal pengakuan aset tidak berwujud. Jurnal tersebut mencatat Aset Tidak
Berwujud di debit dan Kas di Bendahara Pengeluaran (UP/GU/TU) atau RK
PPKD di kredit (LS) berdasarkan dokumen sumber yang relevan.
Jurnal Standar Pengakuan Aset Tidak Berwujud
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Aset Tidak Berwujud -
Debit Kredit
XXX
Software
RK PPKD
XXX
Jurnal LRA
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Belanja Barang dan Jasa
Konsultansi - Software
Perubahan SAL
Debit Kredit
XXX
XXX
Alokasi yang sistematis atas nilai perolehan suatu aset tidak berwujud yang dapat
disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutan (Asumsi ada masa
manfaatnya) disebut amortisasi.
Amortisi terhadap aset tidak berwujud dapat dilakukan dengan berbagai metode
seperti garis lurus, metode saldo menurun dan metode unit produksi seperti halnya
metode penyusutan yang telah dibahas pada bab aset tetap. Metode amortisasi yang
digunakan harus menggambarkan pola konsumsi entitas atas manfaat ekonomis
masa depan yang diharapkan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan secara
andal, pemerintah daerah dapat menggunakan metode garis lurus. Amortisasi
dilakukan setiap akhir periode dengan mencatatat Beban Amortisasi di debit dan
Akumulasi Amortisasi di kredit
44
Kode
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Beban Amortisasi -
Debit Kredit
XXX
Software
Akumulasi Amortisasi
XXX
Software
d.Aset Lain-lain
Aset tetap yang dimaksudkan untuk dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah
direklasifikasi kedalam aset lain-lain. Hal ini dapat disebabkan karena rusak berat,
usang, dan/atau ast tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses
pemindahtanganan (Proses penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal).
Aset lain-lain diakui pada saat dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah daerah
dan direklasifikasikan kedalam aset lain-lain. Pada saat suatu aset direklasifikasi
menjadi aset lainnya, fungsi akuntansi SKPD akan membuat jurnal pengakuan aset
lain-lain dan penghapusan akumulasi penyusutan aset tetap yang direklasifikasi.
Jurnal tersebut mencatat Aset lain-lain dan Akumulasi Penyusutan di debit
serta Aset tetap (sesuai rincian objek) di kredit berdasarkan dokumen sumber
yang relevan.
Jurnal Standar Pengakuan Aset Lain-lain
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Kode
Uraian
Debit
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
XXX
Rusak
Akumulasi Penyusutan
XXX
Kredit
45
Traktor
Alat-alat besar Darat
XXX
Traktor
berdasarkan
dokumen
transaksi
terkait
penjualan
berupa
perjanjian/berita acara penjualan aset secara angsuran, fungsi akuntansi PPKD akan
mencatat Tagihan Penjualan Angsuran.. (sesuai rincian objek) di debit sesuai
nilai yang tertera pada berita acara penjualan, dan Aset Tetap (sesuai rincian
objek) di kredit sesuai nilai bukunya. Selisih nilai penjualan dan nilai buku aset ini
dicatat sebagai Surplus Penjualan Aset non Lancar di kredit jika selisihnya positif.
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Tagihan Penjualan Angsuran
Surplus penjualan Aset
Debit
Kredit
XXX
XXX
46
LO
Aset Tetap ..........
XXX
Jika selisih nilai penjualan dan nilai buku aset bernilai negatif, maka selisih ini
dicatat sebagai Defisit Penjualan Aset Non Lancar di debit.
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
XXX
Uraian
Tagihan Penjualan Angsuran
Defisit Penjualan Aset
Debit
Kredit
XXX
XXX
XXX
Karena tagihan penjualan tersebut bersifat jangka panjang maka setiap akhir tahun
fungsi akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi untuk mengakui piutang yang
akan jatuh tempo dalam satu tahun ke depan. Berdasarkan bukti memorial, fungsi
akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi dengan jurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
Uraian
Bagian Lancar Tagihan
Debit
Kredit
XXX
Dinas
Tagihan Penjualan Angsuran
XXX
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Kas di Kas Daerah
Bagian Lancar Tagihan
Debit
Kredit
XXX
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Perubahan SAL
Pendapatan -
Debit
Kredit
XXX
XXX
Angsuran/Cicilan
Penjualan ...-LRA
Tagihan Tuntutan Kerugian Daerah
Laporan kasus kerugian daerah dilaporkan oleh kepala unit/satuan kerja yang
bersangkutan kepada majelis melalui kepala sekretariat untuk diperiksa dan dibuat
Surat Keputusan SKTJM. Surat keputusan SKTJM ini selanjutnya diserahkan
kepada kepala daerah untuk ditandatangani. SKTJM yang telah ditanda tangani ini
selanjutnya diserahkan kepada pegawai yang tertuntut melalui kepala unit/satuan
kerja. Jika SKTJM telah melewati masa waktu jatuh tempo, maka selanjutnya
diterbitkan SKP2K (Surat Keputusan
Pembebanan Penggantian Kerugian) kepada pegawai yang tertuntut. Berdasarkan
SK-SKTJM dan SKP2K ini, fungsi akuntansi PPKD akan mengakui tagihan tuntutan
kerugian daerah dengan jurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
Uraian
Debit
Kredit
XXX
XXX
Kerugian Daerah
terhadap ....... - LO
Tagihan ini bersifat jangka panjang, oleh karenanya setiap akhir tahun fungsi
akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi untuk mengakui piutang yang akan
jatuh tempo dalam satu tahun ke depan. Berdasarkan bukti memorial, fungsi
akuntansi PPKD akan melakukan reklasifikasi dengan jurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
Uraian
Bagian Lancar Tuntutan Ganti
Debit
Kredit
XXX
Kerugian
XXX
Daerah .......
Tuntutan Ganti Kerugian
XXX
Daerah
.......
Ketika pegawai yang terkena kasus TGR ini melakukan pembayaran angsuran, maka,
berdasarkan bukti setor berupa STS/yang dipersamakan, fungsi akuntansi PPKD akan
menjurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Uraian
Debit
Rekening
XXX
XXX
XXX
Kredit
XXX
49
Jurnal - LRA
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Perubahan SAL
Pendapatan Tuntutan Ganti
Debit
Kredit
XXX
XXX
Kerugian
Daerah ..... - LRA
b.Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Pada saat perjanjian kemitraan ditandatangani oleh kedua pihak, fungsi akuntansi
PPKD akan mereklasifikasi Aset Tetap menjadi Kemitraan dengan Pihak Ketiga
dengan jurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Uraian
Debit
Rekening
XXX
XXX
XXX
....
Aset Tetap ....
Kredit
XXX
Hasil dari kerjasama berupa uang tunai akan diakui sebagai pendapatan Hasil dari
Pemanfaatan Kekayaan Daerah LO. Berdasarkan nota kredit yang diterima dari
bank, fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Kas di Kas Daerah
Hasil dari Pemanfaatan
Debit
Kredit
XXX
XXX
Kekayaan
Daerah - ......... LO
50
Jurnal LRA
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Uraian
Rekening
XXX
XXX
Debit
Perubahan SAL
Hasil dari Pemanfaatan
Kredit
XXX
XXX
Kekayaan
Daerah - ....... LRA
Setelah masa perjanjian kerjasama berakhir, aset kerjasama/kemitraan harus
dikembalikan kepada pemerintah daerah. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima
(BAST), fungsi akuntansi PPKD akan menjurnal:
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Uraian
Rekening
XXX
XXX
Debit
Kredit
XXX
XXX
Ketiga
.......
Ilustrasi Kasus:
Berikut adalah transaksi terkait aset lainnya yang terjadi pada Pemerintah Sejahtera
selama tahun 2015. Buatlah jurnal untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi.
1. Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Sejahtera
telah mengikat kerjasama BGS (bangun, guna, serah) dengan PT Marisa Tanggal
5 Mei 2015 untuk membangun gedung olahraga. Untuk kerjasama pembangunan
gedung
tersebut,
Pemerintah
Sejahtera
menyerahkan
tanah
senilai
gedung
ini
akan
memberikan
bagi
hasil
sebesar
51
Nomor
Kode
al
Bukti
Rekeni
5 Mei
Oo1/BAS
ng
1.5.2.03.
Kemitraan dengan
300.000.0
2015
T/2015
01
00
1.5.4.01.
01
Uraian
Debit
Kredit
300.000.0
00
Serahkan
1
BAr012
Desem /DE/
be
1.5.1.01.
Tagihan Angsuran
400.000.0
01
00
2015
2015
8.4.1.01.
Surplus Penjualan
50.000.00
03
0
52
Bangunan LO
SKr01/
Desem SKTM
be
1.5.4.01.
350.000.0
02
00
1.5.1.02.
280.000.0
02
Kerugian
00
/2015
Daerah Terhadap
2015
Pegawai Negeri
8.1.4.05.
02
Bukan Bendahara
Pendapatan Tuntutan
280.000.0
Ganti
00
Kerugian Daerah
Terhadap
Pegawai Negeri
Bukan Bendahara
LO
31
Desem
1/Memo/ r
1.1.4.03.
5.000.00
2015
01
Penjualan Angsuran
be
Rumah Dinas
2015
1.5.1.01.
Tagihan Angsuran
5.000.00
01
Penjualan Rumah
Dinas
31
Desem
2/Memo/ r
1.1.4.04.
5.000.00
2015
02
terhadap Pegawai
be
2015
1.5.1.02.
02
5.000.00
0
Daerah terhadap
Pegawai Negeri
53
Bukan Bendahar
31
Desem
1/STS/ r
2015
1.1.1.01.
01
5.000.00
0
be
2015
1.1.4.03.
Bagian Lancar
5.000.00
01
Tagihan Penjualan
Angsuran Rumah
Dinas
0.0.0.00.
Perubahan SAL
5.000.00
00
4.1.4.15.
0
Angsuran/Cicilan
5.000.00
01
Penjualan Angsuran
2/STS/ r
2015
1.1.1.01.
01
5.000.00
0
be
2015
1.1.4.04.
5.000.00
02
terhadap
Nomor
al
Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekeni
ng
0.0.0.00.
00
4.1.4.05.
02
Perubahan SAL
5.000.00
0
Tuntutan Ganti
Kerugian Daerah
5.000.00
0
54
Terhadap Pegawai
Negeri Bukan
Bendahara - LRA
31
Desem
1/NK/ r
2015
1.1.1.01.
01
2.000.00
0
be
2015
8.1.4.18.
Hasil dari
2.000.00
03
Pemanfaatan
Kekayaan Daerah
BGS - LO
0.0.0.00.
Perubahan SAL
2.000.00
00
4.1.4.16.
0
Hasil dari
2.000.00
03
Pemanfaatan
Kekayaan Daerah
BGS - LRA
F.Prosedur Akuntansi Aset Lainnya pada SKPD
Prosedur akuntansi aset lainnya pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas transaksi-transaksi yang terkait dengan aset lainnya berupa aset tidak berwujud dan
aset lain-lain
1.Aset Tidak Berwujud
Ketika aset tidak berwujud telah diterima dan siap digunakan oleh SKPD, maka PPK
SKPD akan mencatat perolehan aset tidak berwujud tersebut berdasarkan dokumen
terkait, misal berita acara serah terima, dengan menjurnal:
Jurnal Standar Pengakuan Aset Tidak Berwujud pada SKPD
Jurnal LO dan Neraca
55
Tanggal
Nomor
Kode
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Aset Tidak Berwujud
Utang Belanja......
Debit
Kredit
XXX
XXX
Ketika dilakukan pembayaran atas peroleh aset tidak berwujud tersebut, PPKSKPD
melakukan penjurnalan berdasarkan dokumen terkait, misal TBP atau SP2DLS,
dengan mencatat Utang Belanja di debit dan Kas di Bendahara Pengeluaran di
kredit jika dibayar menggunakan uang UP/GU/TU atau RK PPKD di kredit jika
pembayaran dilakukan dengan mekanisma LS.
Jurnal Standar Pembayaran Utang Belanja - Aset Tidak Berwujud pada SKPD
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS
(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal
Nomor
Kode
XXX
Bukti
XXX
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Utang Belanja....
Kas di Bendahara
Debit
Kredit
XXX
XXX
Pengeluaran
Atau
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Utang Belanja.......
RK PPKD
Debit
Kredit
XXX
XXX
56
Sebagai transaksi realisasi anggaran terhadap perolehan aset tidak berwujud tersebut,
PPK-SKPD mencatat Belanja Barang dan Jasa - ... di debit dan Perubahan SAL di
kredit dengan jurnal:
Jurnal LRA
Tanggal Nomor
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Belanja Barang/Jasa
Perubahan SAL
Debit
Kredit
XXX
XXX
Bukti
XXX
Kode
Rekening
XXX
XXX
Uraian
Belanja Barang/Jasa
Perubahan SAL
Debit
Kredit
XXX
XXX
2.Aset Lain-Lain
Berdasarkan catatan pengurus barang terkait aset tetap yang sudah dihentikan
penggunaannya atau rusak, PPK SKPD membuat bukti memorial yang diotorisasi
Pengguna Anggaran dan kemudian mencatat pengakuan aset lain-lain dengan
menjurnal Aset Lain-Lain di debit sebesar nilai buku aset tetap yang sudah
dihentikan penggunaannya tersebut dan Akumulasi Penyusutan - ... di debit serta
Aset Tetap - ... di kredit untuk mereklasifikasi aset tetap ke aset lain-lain.
Jurnal Standar Pengakuan Aset Lain-lain pada SKPD
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Uraian
Debit
Kredit
Rekening
57
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Aset Lain-lain.......
Akumulasi Penyusutan.....
Aset Tetap .....
XXX
XXX
XXX
Pencatatan oleh
Transaksi
SKPD
Uraian
Pencatatan oleh
Debit Kredit
Uraian
SKPD
Debit Kredit
Aset Tidak
Berwujud
Saat Aset
Diterima
Saat
Utang Belanja
Pembayar Kas di Bendahara
Pengeluaran
an
XXX
Tidak Ada
Jurnal
Tidak Ada
XXX
Jurnal
UP/GU/T
U
Saat
Utang Belanja
Pembay RK PPKD
XXX
RK SKPD
XXX Kas di Kas
XXX
XXX
Daerah
aran
LS
2
Aset lain-
Aset Lain-lain
XXX
Tidak Ada
lain
Jurnal
Akumulasi
Penyusutan
Aset Tetap
XXX
XXX
Ilustrasi Kasus:
1) SKPD ABC membeli software penatausahaan bendahara dan akuntansi yang
dikembangkan pihak ketiga dengan nilai kontrak sebesar Rp350.000.000,00. Pada
58
tanggal 15 Maret 2015, pihak ketiga menyerahkan software tersebut kepada SKPD
ABC dan langsung dilakukan instalasi ke semua SKPD. SP2D LS atas pembelian
software tersebut terbit pada tanggal 21 Maret 2015.
2) Pada tanggal 31 Desember 2015, menurut catatan pengurus barang, SKPD ABC
memiliki aset tetap yang sudah dihentikan pemakaiannya berupa komputer sebanyak
6 unit dengan nilai perolehan Rp40.000.000,00. Akumulasi penyusutan atas 6 unit
komputer tersebut per tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp27.000.000,00. 6
unit komputer yang sudah tidak dipakai tersebut kemudian direklasifikasi ke dalam
aset lain-lain.
N
o
.
1
Tang
Nomor
gal
Bukti
15-
9/BA/III/15
Mar-
Kode
Rekening
Uraian
1.5.3.05.
Aset Lain-lain
01
- Software
Debit
Kredit
350.000.0
00
15
2.1.5.02.
Utang
14
Belanja
21-
15/KK/III/
2.1.5.02.
Software
Utang Belanja
Mar-
15
14
Software
350.000.0
00
350.000.0
00
15
3.1.3.01.
RK PPKD
350.000.0
01
00
5.2.2.xx.x
Belanja Jasa
Konsultasi -
350.000.0
Pembuatan
00
3.1.2.05.
01
2
31-
59/BM/XII/
1.5.4.01.
Software
Estimasi
350.000.0
Perubahan
SAL
Aset Lain-
00
13.000.00
59
Des-
15
16
Lain -
1.3.7.01.
Komputer
Akumumulasi
16
Penyusutan
27.000.000
15
Peralatan
1.3.2.16.
02
Kompute
Personal
Komputer
40.000.00
0
60
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Persediaan
Persediaan (inventory), adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat
tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan.
Metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan ada dua, yaitu:
Metode Periodik dan Metode Perpetual. Sistem pencatatan (administrasi) persediaan ada dua,
yang pertama sistem fisik/periodik (periodic inventory system), berdasarkan sistem ini
persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan.
Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara periodik. Dalam sistem ini pencatatan
terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu prosedur penghitungan fisik
persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory procedure) untuk dapat menentukan
fisik persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik ini
dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan. Yang kedua, sistem perpetual (perpetual
inventory system), Pencatatan terhadap mutasi persediaan selalu diikuti secara konsisten, dengan
mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya persediaan.
Aset lainnya
Aset Lainnya merupakan aset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan
sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Layaknya sebuah
aset, aset lainnya memiliki peranan yang cukup penting bagi pemerintah daerah karena mampu
memberikan manfaat ekonomis dan jasa potensial (potential service) di masa depan.
Berbagai transaksi terkait aset lainnya seringkali memiliki tingkat materialitas dan
kompleksitas yang cukup signifikan mempengaruhi laporan keuangan pemerintah daerah
61
sehingga keakuratan dalam pencatatan dan pelaporan menjadi suatu keharusan. Semua standar
akuntansi menempatkan aset lainnya sebagai aset yang penting dan memiliki karakteristik
tersendiri baik dalam pengakuan, pengukuran maupun pengungkapannya.
DAFTAR PUSTAKA
62