Anda di halaman 1dari 21

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

Dosen Pengampu Ibu Arnida Wahyuni Lubis, S.E.I., M.Si)

Disusun Oleh
Kelompok 5
Ayu Permata Sari (0502192064)
Roslinda (0502193267)
Fitria Ratna (0502193192)
A. Persediaan
1. Ruang Lingkup Persediaan
PSAP 05 tentang persediaan diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam
laporan keuangan yang disusun dan disajikan dengan basis cash towards accrual, di mana
menggunakan basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas.
Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah pusat dan daerah serta tidak
termasuk perusahaan Negara atau daerah.

Tujuan Pernyataan Standar ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
persediaan dan informasi lainnya yang dianggap perlu disajikan dalam laporan
keuangan. Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pernyataan No.05 Tentang Standar
Akuntansi Berbasis Akrual.
 
2. Definisi
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Dalam upaya memberikan pemahaman yang mendalam terhadap persediaan, maka perlu
diberikan batasan yang dapat dipedomani untuk dapat mengklasifikasikan suatu aset
kedalam kelompok persediaan. PSAP nomor 5 menyatakan bahwa suatu aset digolongkan
kedalam persediaan apabila:
1.Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah;
2.Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;
3.Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
4.Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan
Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Lanjutan Persediaan dapat meliputi:
01  Tanah atau bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat

02  Persediaan untuk tujuan strategi atau berjaga-


jaga

03  Bahan untuk Pemeliharaan


07
Barang dalam proses atau
setengah jadi
Hewan dan Tanaman, untuk
04 dijual atau diserahkan kepada
08  Suku cadang
masyarakat

05  Pita cukai dan leges


09  Barang Konsumsi

06  Bahan Baku 10  Amunisi


B. Pencatatan Persediaan

Dalam pencatatan persediaan terdapat dua metode pencatatan yang digunakan, yaitu :

1. Pencatatan Persediaan dengan Metode Periodik


Pembelian persediaan dapat dilakukan dengan menggunakan UP (Uang Persediaan) maupun LS
(Langsung). Ketika SKPD melakukan pembelian persediaan dengan menggunakan UP, bendahara
pengeluaran SKPD akan menyerahkan bukti belanja persediaan kepada PPK SKPD. Bukti transaksi ini
akan menjadi dasar bagi PPK SKPD untuk melakukan pengakuan persediaan. PPK SKPD akan mencatat
jurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Persediaan xxx
Kas di bendahara pengeluaran xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
Lanjutan

Jika SKPD melakukan pembelian persediaan dengan menggunakan LS, pengakuan persediaan
dilakukan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut
menjadi dasar bagi PPK-SKPD untuk menjurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Persediaan xxx
Utang belanja barang dan jasa xxx
 
Ketika SP2D LS untuk pembayaran persediaan telah terbit, PPK-SKPD akan menghapus utang belanja
dengan menjurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Utang belanja barang dan jasa xxx
RK PPKD xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
 
Lanjutan
Pada akhir periode (bulanan, triwulanan, semesteran), sebelum menyusun laporan keuangan, bagian
gudang akan melakukan stock opname untuk mengetahui sisa persediaan yang dimiliki. Berdasarkan berita
acara hasil perhitungan persediaan akhir tahun (stock opname), PPK-SKPD akan membuat jurnal yang
menunjukkan nilai persediaan yang telah dipakai dan menjurnal sebagai berikut:
Jurnal LO atau Neraca
Beban persediaan xxx
Persediaan xxx

2. Pencatatan Persediaan dengan Metode Perpetual


Ketika SKPD melakukan pembelian persediaan dengan menggunakan UP, bendahara pengeluaran SKPD
akan menyerahkan bukti belanja persediaan kepada PPK SKPD. Bukti transaksi ini akan menjadi dasar bagi
PPK SKPD untuk menjurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Persediaan xxx
Kas di bendahara pengeluaran xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
Lanjutan
Jika SKPD melakukan pembelian persediaan dengan menggunakan LS, pengakuan persediaan dilakukan
berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang. Berita Acara Serah Terima Barang tersebut menjadi dasar bagi
PPK-SKPD untuk menjurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Persediaan xxx
Utang belanja barang dan jasa xxx
Ketika SP2D LS untuk pembayaran persediaan telah terbit, PPK-SKPD akan menjurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Utang belanja barang dan jasa xxx
RK PPKD xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
Berdasarkan dokumen yang menjelaskan penggunaan/pemakaian persediaan (untuk metode perpetual),
seperti Kartu Inventaris Barang (KIB), Buku Inventaris (BI), dan kartu kendali barang, PPK SKPD akan
mengakui beban persediaan sejumlah yang terpakai dengan menjurnal:
Jurnal LO atau Neraca
Beban persediaan xxx
Persediaan xxx
C. Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui :
1. Pada saat potensi manfaat ekonomi masadepan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukurdengan andal
2. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/ ataukepenguasaannya berpindah.

Setiap pembelian persediaan akan dicatat sebagai aset berupa aset lancar, yakni “Persediaan”.
Berdasarkan bukti belanja persediaan, fungsi akuntansi akan menjurnal akun “Persediaan” di debit
dan akun “Kas” atau akun “Utang” di kredit. Selain itu, fungsi akuntansi akan mencatat realisasi
belanja dengan mendebit akun “Belanja (sesuai nama persediaan)” dan mengkredit akun “Perubahan
SAL”.
Pada akhir periode akuntansi catatan persediaan disesuaikan dengan hasil inventarisasi fisik.
Jurnal Pengakuan Persediaan
Jurnal LO atau Neraca
Persediaan xxx
Kas di bendahara pengeluaran xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
Lanjutan
Pengakuan Beban Persediaan
Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan, yaitu :
1. Pendekatan aset
Dalam pendekatan aset, pengakuan beban persediaan diakui ketika persediaan telah
dipakai/dikonsumsi. Pendekatan aset disarankan untuk persediaan-persediaan yang maksud
penggunaannya selama satu periode dan atau untuk berjaga-jaga. Contohnya adalah persediaan di
sekretariat SKPD, persediaan obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).

Jurnal LO atau Neraca


Persediaan xxx
Kas di bendahara pengeluaran xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
Jurnal LO atau Neraca
Beban persediaan xxx
Persediaan xxx
Lanjutan

2. Pendekatan beban
Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan langsung dicatat sebagai beban,
yakni “Beban Persediaan”. Berdasarkan bukti belanja persediaan, fungsi akuntansi akan menjurnal
akun “Beban Persediaan” di debit dan akun “Kas” atau akun “Hutang” di kredit. Pendekatan beban
digunakan untuk persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak
dimaksudkan sepanjang satu periode. Contohnya adalah persediaan untuk suatu kegiatan.

Jurnal LO atau Neraca


Persediaan xxx
Kas di bendahara pengeluaran xxx
Jurnal LRA
Belanja persediaan xxx
Perubahan SAL xxx
D. Pengukuran Persediaan

Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang persediaan tersebut
dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:
1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan
dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan
harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.
Biaya perolehan = Pembelian + Biaya lelang
2. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri
Harga pokok produksi meliputi biaya langsung (biaya bahan baku dan tenaga kerja) yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi; dan biaya tidak langsung (biaya air, listrik dan depresiasi) yang
dialokasikan secara sistematis.
Nilai persediaan = Biaya langsung + Biaya tidak langsung
3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan.
Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak
yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length transaction).
Lanjutan

Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods). Penghitungan beban
persediaan dilakukan dalam rangka penyajian Laporan Operasional. Dalam hal persediaan dicatat secara
perpetual, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang
dipakai dikalikan nilai per unit sesuai metode penilaian yang digunakan.

Dalam hal persediaan dicatat secara periodik, maka pengukuran pemakaian persediaan dihitung
berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau
perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit sesuai dengan
metode penilaian yang digunakan.

 
E. Penilaian
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:

1. Metode sistematis perhitungan persediaan yang digunakan untuk menentukan nilai persediaan
akhir yaitu:
Metode FIFO. Metode ini dihitung dengan cara:
BebanPersediaan = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
Metode rata-rata tertimbang. Dihitungndengancara:
Nilai persediaan = Biaya Rata-Rata per Unit x Persediaan Akhir
 
2. Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya tidak material dan bermacam-
macam jenis.Nilai persediaan dihitung berdasarkan harga pembelian terakhir. Dapat dihitung
dengan cara:
Nilai persediaan = Persediaan Akhir x Harga Pembelian Terakhir
F. Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian
Persediaan disajikan sebagai bagian dari Aset Lancar pada Neraca. Koreksi kesalahan mendasar dari
persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya disajikan pada laporan perubahan ekuitas.
Beban persediaan disajikan pada laporan operasional. Kerusakan persediaan disajikan pada Catatan Atas
Laporan Keuangan.
Lanjutan

Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan:

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan;


2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam
pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang
yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses
produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat; dan
3. Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang. Persediaan dengan kondisi rusak
atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
 

 
Lanjutan

Ilustrasi Pengungkapan Persediaan pada Neraca SKPD


Metode pencatatan persediaan menggunakan metode periodik. Pengukuran nilai persediaan
menggunakan metode harga pembelian terakhir.
Persediaan sejumlah Rp900.000, terdiri dari :

 
 

Ilustrasi Pengungkapan Persediaan pada Neraca Pemda


Persediaan sejumlah Rp9.000.000, terdiri dari:

 
 

 
KESIMPULAN
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan diakui pada saat :
1. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
2. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu
barang persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18
dikatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:
3. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
4. Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
5. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;
Pertanyaan Pertama
Penanya : Uci Roito Anggina Nst
Apakah Dampak Pencatatan Kesalahan Persediaan Akhir Terlalu Rendah?

Di Jawab oleh : Fitria Ratna


Bila terjadi kesalahan persediaan akhir dihitung terlalu rendah, akan berdampak dalam laporan posisi
keuangan (neraca) yaitu jumlah persediaan, aset lancar, total aset, saldo laba akan menjadi dinyatakan terlalu
rendah, dan modal kerja bersih serta saldo lancar akan menjadi lebih rendah pula dari seharusnya.
Karena persediaan awal suatu periode akan terbawa menjadi persediaan akhir pada periode berikutnya, maka
kesalahan perhitungan persediaan akhir juga akan berdampak pada periode berikutnya.
Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka perlu langkah langkah mengantisipasinya seperti.
1. Jadilah tenaga profesional dengan selalu teliti dalam menghitung persediaan.
2. Tentukan mana sistem persediaan yang cocok digunakan dalam perusahaan. Ada dua sistem yakni
perpetual dan periodik. Tentukan juga  metode seperti FIFO, LIFO dan Average .
3. Buatlah proyeksi persediaan. Dengan adanya proyeksi ini kita bisa mengestimasikan jumlah minimum
stok di gudang menjadi tolok ukur saat yang tepat untuk memesan barang.
4. Gunakan software yang mengakomodasi semua kebutuhan pengendalian persediaan baik dari proyeksi,
manajemen persediaan, penghitungan HPP, sampai dengan kontrol stok dalam bentuk laporan dan grafik
analisis.
Pertanyaan Kedua
Penanya : Yungki Akbar
Di dalam pemerintahan, persediaan mestinya menyesuaikan dengan kondisional pasar dalam cakupan harga
"persediaan" yang dibutuhkan, tentunya persediaan perlu disesuaikan dengan budget/anggaran diawal yg
telah di taksasikan, apakah persediaan akan tetap berjalan sesuai periode atau menunggu keputusan dari
pihak pembiayaan/anggaran? karna ini saling keterkaitan
Di Jawab Oleh : Ayu Permata Sari
Jadi didalam Instansi Pemerintahan, setiapa tahunnya masing-masing Instansi sudah di tetapkan dalam
nominal seberap besar Anggaran untuk setiap tahunnya, sehingga Instansi Pemerintah dapat merencanakan
dan merealisasikan Anggaran yang sudah ditetapkan sesuai kebutuhan dan Anggran yang tersedia, dan dalam
pembelian persediaan sebelum melakukan pembelian, maka dalam hal harga sudah ada ketentuan yaitu
mengikuti harga pasar terendah atau HET Minimum, sehingga sebelum melakukan pembelian Persediaan
maka, terlebih dahulu melakukan riset harga barang dengan HET minimum.

Ditanggapi kembali oleh Yungki Akbar


Bagaimana jika Anggran yang ditetapkan kurang atau lebih, apakah Anggaran tersebut dikembalikan?
Di Jawab kembali Oleh : Ayu Permata Sari
Apabila Anggaran yang telah ditetapkan kurang, maka hal tersebut sangat kecil kemungkinan, karena
apabila hal ini terjadi maka, harus dilakukan pengecekan kembali dan apabila Anggran yang telah ditetapkan
berlebih maka, dana yang berlebih tersebut digunakan kembali untuk Anggaran tahun Selanjutnya.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai