Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RESUME PERTEMUAN 9

Akuntansi Persediaan dan Aset Tetap

NAMA : Istiqlal Ramadhan Rasyid


KELAS : 5D Akuntansi
NIM : 11180820000040
MATA KULIAH : Akuntansi Pemerintahan
DOSEN PENGAMPU : Dr. Yusar Sagara, SE , Ak. , M.Si.

A. Akuntansi Persediaan
1. Definisi Ruang Lingkup Persediaan
- Barang atau persediaan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
- Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses produksi.
(raw material)
- Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam
rangka kegiatan pemerintahan.
- Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
- Barang-bang untuk tujuan berjaga-jaga atau strategis seperti cadangan minyak
atau cadangan beras.

Maka dapat disimpulkan persediaan merupakan asset lancar dalam bentuk barang atau
perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan
kepada masyarakat.

2. Pertimbangan dalam Pencatatan Persediaan


Secara umum, kenapa kita harus mencatat persediaan? Karena ada 3 pertimbangan, yaitu:
- Materialitas  Barang itu secara nilai besar, komper to total asset secara
keseluruhan di instansi pemerintahan yang bersangkutan sehingga tingkat
materialitasnya tidak bisa kita abaikan
- Pencerminan tugas fungsi  Kalau kita beli barang itu mencerminkan adanya
pelaksanaan tugas dan fungsi, misalnya ada kegiatan pelayanan pemerintahan jadi
perlu pencatatan persediaan.
- Pengendalian internal  Pengontrolan atas BMN (Barang Milik Negara ) yang
masuk, yang keluar, yang dipakai (kira-kira yang dipakai berapa) maka itu semua
perlu dicatat di dalam akuntansi persediaan.

3. Jenis Persediaan menurut pemakaian


- Barang bekas dipakai
- Barang habis pakai
- Barang tak habis dipakai
4. Jenis Persediaan
- Barang konsumsi
- Amunisi
- Bahan untuk pemeliharaan
- Suku cadang
- Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
- Pita cukai dan leges
- Bahan baku
- Bahan dalam proses/setengah jadi
- Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
- Peralatan dan mesin untuk dijual kepada masyarakat
- Jalan, irigasi, dan jaringan untuk dijual kepada masyarakat
- Aset tetap lainnya untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
- Hewan atau tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
- Persediaan lainnya untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat

5. Pengakuan dan Pengukuran


Untuk pengakuan persediaan, yaitu:
- Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai
atau biaya yang dapat diukur dengan andal; atau
- Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah

Untuk pengukuran persediaan yaitu:


- Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian
- Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri (swakelola)
- Nilai wajar apabila persediaan diperoleh dari cara lainnya (hibah, donasi)

Perolehan persediaan melalui beban APBN dilakukan melalui realisasi belanja negara.
Biaya perolehan persediaan terdiri dari harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan, biaya lainnya yang bisa dikapitalisasi persediaan. Jika ada potongan harga, rabat
atau yang serupa maka akan menjadi pengurang biaya perolehan.

6. Penyajian dan Pengungkapan


Untuk penyajian persediaan, yaitu:
- Pencatatan persediaan adalah dengan metode perpetual dan FIFO.
- Dalam rangka penyajian persediaan di neraca, satuan kerja melaksanakan stock
opname (inventarisasi fisik) persediaan yang dilakukan setiap semester.
- Hasil inventarisasi fisik digunakan sebagai dasar perhitungan beban persediaan
dan sebagai dasar penyesuaian data nilai persediaan yang berguna bagi
pengendalian pengelolaan persediaan.
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan
dalam CaLK.

Untuk Pengungkapan persediaan, yaitu:


- Beban persediaan dicatat menggunakan pendekatan aset, yang berarti saldo awal
dan setiap penambahan persediaan akan secara otomatis diakui sebagai penambah
persediaan.
- Updating nilai saldo persediaan diperhitungkan pada saat persediaan digunakan
dengan penyesuaian pada akhir periode pelaporan berdasarkan hasil stock
opname.

7. Pengakuan dan pengukuran beban persediaan


Untuk pengakuan beban persediaan, yaitu:
- Beban persediaan dicatat menggunakan pendekatan aset, yang berarti saldo awal
dan setiap penambahan persediaan akan secara otomatis diakui sebagai penambah
persediaan.
- Updating nilai saldo persediaan diperhitungkan pada saat persediaan digunakan
dengan penyesuaian pada akhir periode pelaporan berdasarkan hasil stock
opname.

Untuk pengukuran beban persediaan, yaitu:


- Nilai beban persediaan diperhitungkan dari total penggunaan persediaan selama
periode tahun anggaran atau dengan memperhitungkan saldo awal persediaan
ditambah dengan pengadaaan persediaan dan dikurangi dengan saldo akhir atau
nilai sisa persediaan stock opname.

Saldo akhir persediaan yang diperhitungkan dalam perhitungan beban persediaan adalah nilai
persediaan hasil stock opname, bukan catatan saldo persediaan dalam hal terjadi perbedaan nilai

8. Penyajian dan Pengungkapan beban persediaan


Untuk penyajian beban persediaan, yaitu:
- Beban persediaan disajikan di Laporan Operasional pada bagian Kegiatan
Operasional
- Koreksi beban persediaan atas beban persediaan TAYL dilakukan langsung pada
pos persediaan dengan akun pasangan “ekuitas” yang disajikan di Laporan
Perubahan Ekuitas.

Untuk pengungkapan beban persediaan, yaitu:


Pengungkapan informasi terkait penyajian nilai beban persediaan antara lain:

- Metode penilaian persediaan


- Perhitungan beban persediaan yang meliputi saldo awal, perolehan, dan saldo
akhir
- Persediaan yang diperoleh atau dikeluarkan dari transaksi hibah atau transfer
dari/kepada satker lain.
- Nilai persediaan yang hilang, rusak atau usang.

9. Perlakuan Khusus Persediaan


- Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual
seperti pita cukai dinilai dengan biaya perolehan terakhir.
- Perseidaan berupa barang yang akan diserahkan kepada masyarakat atau pihak
ketiga yang masih dalam proses pembangunan s.d. tanggal pelaporan, maka atas
pengeluaran-pengeluaran yang dapat didistribusikan untuk pembentukan aset
tersebut tetap disajikan sebagai persediaan.
- Ada kalanya unit pemerintah, karena tugas dan fungsinya, menerima hibah berupa
emas, seperti penerimaan Hadiah Tidak Tertebak (HTT) atau Hadiah Yang Tidak
Diambil oleh Pemenang pada Kementrian Sosial. Persediaan berupa emas tersebut
dicatat sebesar harga wajar pada saat perolehan.

10. Perlakuan Khusus Beban Persediaan


a. Beban persediaan tidak memperhitungkan persdiaan yang diperoleh dari:
- Belanja barang yang akan diserahkan kepada masyarakat/pemda (menjadi beban
barang untuk diserahkan kepada masyarakat)
- Belanja Bantuan Sosial berbentuk barang. (beban bansos)
b. Persediaan yang diserahkan kepada satker lain dalam satu entitas yang terkonsolidasi
tidak diperhitungkan sebagai beban persediaan maupun beban hibah, melainkan
dicatat sebagai transfer keluar persediaan (transfer out) dan disajikan pada LPE.
c. Persediaan yang diterima dari satker lain dalam satu entitas yang terkonsolidasi tidak
diperhitungkan sebagai beban persediaan maupun beban hibah, melainkan dicatat
sebagai transfer masuk persediaan (transfer in) dan disajikan pada LPE.

ILUSTRASI JURNAL-BAST/Perolehan Persediaan (BMN Intrakomptable)


Buku Besar Akrual
Debit (D) Uraian
Kredit (K)
D Persediaan yang Belum Diregistrasi
K Utang yang Belum Diterima Tagihannya
Digunakan untuk mecatat transaksi perolehan persediaan baik
yang berdasarkan BAST maupun yang tidak melalui BAST yang
belum dilakukan verifikasi

Debit (D) Uraian


Kredit (K)
D Persediaan
K Persediaan yang Belum Diregistrasi
Digunakan untuk mecatat transaksi perolehan persediaan baik
yang berdasarkan BAST maupun yang tidak melalui BAST
setelah dilakukan verifikasi

Debit (D) Uraian


Kredit (K)
D Beban Persediaan
K Persediaan
Digunakan untuk mecatat realisasi beban persediaan karena
adanya pemakaian Persediaan. Jurnal dibuat dalam hal pencatatan
Persediaan menggunakan Metode perpetual.

Debit (D) Uraian


Kredit (K)
D Beban Persediaan
K Persediaan
Digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan berdasarkan
hasil inventarisasi fisik dalam hal hasil inventarisasi fisik lebih
kecil dari catatan persediaan. Jurnal dibuat dalam hal pencatatan
Persediaan menggunakan Metode perpetual.

Debit (D) Uraian


Kredit (K)
D Persediaan
K Beban Persediaan
Digunakan untuk menyesuaikan jumlah persediaan berdasarkan
hasil inventarisasi fisik dalam hal hasil inventarisasi fisik lebih
besar dari catatan persediaan. Jurnal dibuat dalam hal pencatatan
Persediaan menggunakan Metode perpetual.

B. Akuntansi Aset Tetap


1. Kebijakan Akuntansi Aset Tetap Pada Pemerintah Pusat

a. Definisi

Asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, untukdigunakan,
atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan,
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
b. Jenis

 Tanah
 Peralatan dan mesin
 Gedung dan bangunan
 Jalan, irigasi, dan jaringan
 Asset tetap lainnya
 Konstruksi dalam pengerjaan

c. Pengaduan

 Saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh


 Nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
 Aset tetap telah diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannyaberpindah

d. Pengukuran

 Biayaperolehan
 Nialiwajab
 Penggunaannilaiwajarbukanmerupakansuatu proses revaluasi

e. Penyajian&pengakuan

Disajikan
 Aset tetap dalam neraca
 Biaya perolehan asset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan

Diungkapkan
 Dasar penilaian untuk menentukan nilai tercatat
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Informasi penyusutan
 Informasi terkait pertukaran asset tetap
 Hal

2. PengakuandanKriteria Asset Tetap


a. Pengakuan
Asset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan andal.

b. Kriteria
 Berwujud
 Mempunyai masa manfaatlebihdari 12 bulan
 Biayaperolehan asset dapatdiukursecaraandal
 Tidakdimaksudkanuntukdijualdalamoperasi normal entitas
 Diperolehataudibangundenganmaksuduntukdigunakan

c. Pengukuran
 Biaya perolehan digunakan untuk menilai asset tetap
 Nilai wajar digunakan pada saat tidak ada nilai perolehan atau nilai perolehan
tidak dapat diidentifikasi
Pengukuran dari biaya perolehan, yaitu:

- Aset tetap diperoleh dengan pembelian  Harga beli + seluruh biaya yang
dikeluarkan sampai dengan asset siap digunakan/dipakai
- Aset tetap diperoleh dengan membangun sendiri  1. Biaya langsung = tenaga
kerja + bahan baku; 2. Biaya tidak langsung = biaya perencanaan dan
pengawasan,perlengkapan, sewa peralatan, dll
Pengukuran dari nilai wajar, yaitu:

- Aset tetap diperoleh dengan cara lain, misalnya hibah  Nilai tukar asset secara
wajar

3. Komponen Biaya

Harga belinya atau konstruksinya termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
didistribusikan secaralangsung dalam membawa asset tersebut ke kondisi yang membuat
asset tersebut dapat berkerja untuk penggunaan yang dimaksudkan

Contoh biaya yang dapatdidistribusikansecaralangsung:


 Biaya persiapan tempat
 Biaya pemasangan
 Biaya konstruksi
4. Komponen Biaya Perolehan Tanah

a. Tanah diakuipertama kali sebesarbiayaperolehan


b. Biaya perolehan mencakup:
 Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah
 Biaya yang dikeluarkandalamrangkamemperolehhak
 Biayapematangandanpenimubanan
 Biaya lainnya yang dikeluarkan ataupun yang masih harus dikeluarkan sampai
tanah tersebut siap pakai

5. KomponenBiayaPerolehanJalan, Irigasi, danJaringan

a. Menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan dan masih harus dikeluarkan untuk
memperoleh gedungdan bangunan sampai siap pakai
b. BiayaPerolehanJalan, Irigasi, danJaringan meliputi:
Biaya perolahan atau biaya konstruksi
Biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi, dan jaringan tersebut siap
pakai

6. KonstruksiDalamPengerjaan

Pengukuran:

a. Secara swakelola
 Biaya yang berhubunganlangsungdenganswakelola
 Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tersebut
 Biaya lain yang secarakhususdibebankansehubungankonstruksi

b. Secara kontrak
 Termin yang telahdibayarkan
 Kewajiban yang harusmasihdibayar
 Pembayaran klaim kepada kontraktor/pihakketiga, misalnya klaim karena
keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja

7. Penyelesaian KDP
 KDP akan dipindahkan ke pos asset tetap yang bersangkutan jika konstruksi
secara substansi telah selesai dikerjakan dan konstruksi tersebut telah dapat
memberikan manfaat/jasa sesuai tujuan perolehan
 Dokumen sumber untuk pengakuan penyelesaian suatu KDP adalah Berita Acara
Penyelesaian Pekerjaan (BAPP)
8. PengecualiaanKomponenBiayaPerolehan Asset Tetap
 Biayaadministrasidanbiayaumumlainnyabukanmerupakansuatukomponenbiaya
asset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan secara langsung
pada biaya perolehan asset atau membawa asset ke kondisi kerjanya
 Biayapermulaan (start up cost) dan pra-produksi serupa tidak merupakan bagian
biaya suatu asset kecuali biaya tersebut perlu untuk membawa asset ke kondisi
kerjanya

9. Subsequent Expenditure  yaitu pengeluaran-pengeluaran yang harus diperhatikan


setelah perolehan awal aset tetap termasuk transaksi yang sifatnya non tunai yang
berkaitan dengan aset tetap ini.

10. Batasan Mininum Kapitalisasi BMN


Uraian PMK 120/PMK.06/2007 PMK 181/PMK.06.2016
Peralatan dan Mesin Rp300.000 Rp1.000.000
Aset Tetap Renovasi-Peralatan Rp300.000 Rp1.000.000
dan Mesin
Gedung dan Bangunan Rp10.000.000 Rp25.000.000
Aset Tetap Renovasi-Gedung Rp10.000.000 Rp25.000.000
dan Bangunan
Berlaku s.d TA 2017 Mulai TA 2018

11. Pengeluaran Setelah Perolehan Awal


Pengeluaran setelah perolehan awal dapat dikategorikan sebagai capital expenditure atau
sebagai revenue expenditure dengan melihat apakah pengeluaran tersebut memperpanjang
masa manfaat atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi dimasa yang akan datang
dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja. Apabila semua
aspek tersebut terpenuhi dan melebihi batas minimum kapitaliasi maka akan dikategorikan
sebagai capital expenditure. Dan jika nilai uang yang dikeluarkan kurang dari batas minimum
maka akan dikategorikan sebagai revenue expenditure.
1) Revenue Expenditure diakui sebagai beban
2) Capital Expenditure dikapitalisasi/ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

12. Pertukaran Aset Tetap


1) Pertukaran Aset Serupa
Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa yang
memiliki masa manfaat serupa dan memiliki nilai wajar yang serupa, maka aset yang baru
diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat (carrying amount atau nilai buku) atas aset yang
dilepas (mengakui aset baru dengan nilai buku aset yang kita lepas)
2) Pertukaran Aset Tidak Serupa
Biaya suatu aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran yang tidak serupa atau aset lainnya
diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu nilai ekuivalen atas nilai tercatat aset
yang dilepas setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas dan kewajiban lain
yang ditransfer/diserahkan.

13. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan
(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.Dalam pemerintah pusat,
aset disusutkan tanpa nilai sisa.Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan
operasional.

14. Metode penyusutan aset tetap yang diperkenankan bagi pemerintah pusat adalah metode
penyusutan garis lurus.Metode ini dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat
disusutkan dari aset tetap secara merata selama masa manfaat aset terkait, dengan atau tanpa
memperhitungkan nilai residu.

15. 6. Penghentian/Pelepasan
Pengehentian/pelepasan bisa terjadi karena aset tersebut hilang, rusak berat, ataupun aset
tersebut dijual.Suatu aset tetap dieleminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara
permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang akan
datang. Jika aset tersebut dieliminasi atau secara permanen dihentikan atau dilepas maka aset
harus dihilangkan dari neraca dan diungkapkan dalam CALK.Dan aset tetap yang
diberhentikan dari penggunaan aktif pemerintah lalu tida memenuhi definisi aset tetap maka
harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Sebagai contoh mobil
dinas yang sudah tidak digunakan dan menjadi barang rongsokan maka harus dipindahkan ke
aset lainnya.

16. Pelepasan Aset Tetap  dilingkungan pemerintah lazim disebut sebagai


pemindahtanganan. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan
BMN/BMD, pemerintah pusat melakukan pemindahtanganan BMN/BMD yang didalamnya
termasuk aset tetap dengan cara: dijual, dipertukarkarkan, dihibahkan atau dijadikan
penyertaan modal Negara/daerah.

17. Aset Tetap Hilang


1) Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya penetapan oleh
pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan keterangan dari pihak yang berwenang
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Terhadap aset tetap yang hilang, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perlu dilakukan proses untuk mengetahui apakah
terdapat unsur kelalaian sehingga mengakibatkan adanya tuntutan ganti rugi.
2) Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku. Apabila terdapat perbedaan
waktu antara penetapan aset hilang dengan penetapan ada atau tidaknya tuntutan ganti rugi,
maka pada saat aset tetap dinyatakan hilang, entitas melakukan reklasifikasi aset tetap hilang
menjadi aset lainnya (aset tetap hilang yang masih dalam proses tuntutan ganti rugi).
3) Selanjutnya, apabila berdasarkan ketentuan perundang-undangan dipastikan terdapat
tuntutan ganti rugi kepada perorangan tertentu, maka aset lainnya tersebut direklasifikasi
menjadi piutang tuntutan ganti rugi. Dalam hal tidak terdapat tuntutan ganti rugi, maka aset
lainnya tersebut direklasifikasi menjadi beban.

18. Pengungkapan
Laporan Keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sbb:
(a) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
(b) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
(1) Penambahan;
(2) Pelepasan;
(3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
(4) Mutasi aset tetap lainnya.
(c) Informasi penyusutan, meliputi:
(1) Nilai penyusutan;
(2) Metode penyusutan yang digunakan;
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
(4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;

19. Perlakuan Khusus


1) Aset Bersejarah
Penyajian aset bersejarah (heritage assets) seperti bangunan kuno (candi borobudur, lawang
sewu) tidak disajikan di neraca tetapi diungkapkan dlm CaLK, kecuali yang digunakan
sebagai sarana operasional pemerintah.
2) Reklasifikasi dan Koreksi
Aset Tetap yg dihentikan dr penggunaan aktif pem.adl tidak memenuhi def. Aset Tetap dan
hrs dipindahkan/dire- klasifikasi) ke pos aset lainnya sesuai dgn nilai tercatatnya.
3) Lainnya
Peralatan militer, baik umum maupun khusus, adl memenuhi definisi Aset Tetap dan harus
diperlakukan prinsip-prinsip yang Tetap yang lain. sama seperti Aset.

20. Ilustrasi Jurnal Standar


1. Saldo Awal AsetTetap
Dilakukan jurna lini dikarenakan baru mulai mengakomodir saldo awal di dalamneraca.
Kode Akun Akrual Kas
XXXXX AsetTetap XXX -
XXXXX Koreksi Nilai XXX -
AsetTetap Non
Revaluasi

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Koreksi Nilai AsetTetap Non XXX -
Revaluasi/Ekuitas
XXXXX AkumulasiPenyusutanAktivaTetap XXX -

2. Pengadaan/PerolehanAsetTetap (i)
AsetIntrakomtabel 1
*Saat BAST*
Kode Akun Akrual Kas
XXXXX AsetTetapyg Belum XXX -
Diregister
XXXXX Utang yg Belum XXX -
DiterimaTagihannya

*SaatRegistrasi*
Kode Akun Akrual Kas
XXXXX AsetTetap-xxxx XXX -
XXXXX AsetTetapyg XXX -
Belum Diregistrasi

AsetIntrakomptabel 2
*Penerbitan Resume Tagihan*
Kode Akun Akrual Kas
XXXXX Utang yg Belum XXX -
DiterimaTagihannya
XXXXX Belanja Modal yg XX -
Masih Harus X
Dibayar

*Penerbitan SP2D oleh Kuasa BUN*


Kode Akrual Kas
Akun
XXXX Belanja Modal yg Masih XXX Belanja Modal XXX
X Harus Dibayar
XXXX Ditagihkankeentita XX DitagihkanKeEntita XX
X s lain X s Lain X
2. Pengadaan/PerolehanAsetTetap (ii)
AsetEkstrakomtabel
AsettetaptermasukkedalamAsetEkstrakomtabelartinyameskipunberwujud dan memiliki masa
manfaat 12 bulan. Asset yang dicatatdiaplikasidisimak BUMNtermasuk asset tetap yang
belumdiregister.
Kode Akrual Kas
Akun
XXXX AsetTetapyg Belum XXX Belanja Modal XXX
X Diregister
XXXX DitagihkankeEntita XX DitagihkanKeEntita XX
X s Lain X s Lain X

Kode Akun Akrual Kas


XXXXX Beban XXX - -
AsetEkstrakomtabel
XXXXX AsetTetapyg XX
Belum Diregister X

3. TranferMasukAsetTetap

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AsetTetap XXX
XXXXX Transfer Masuk XX
X

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Transfer Masuk XXX
XXXXX AkumulasiPenyusutan XX
X

Transfermasukadalahpenerimaan asset tetap/asset lainnyadarientitas lain yang


masihdalamsatuentitaspelaporanterkonsolidasi, baik pada tingkatbawah (antarsatkerdalamsatu
K/L) atautingkatatas (antarsatker dan antar K/L).
4. Transfer KeluarAsetTetap

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Transfer Keluar XXX
XXXXX AsetTetap XXX
Kode Akrual Kas
Akun
XXXXX AkumulasiPenyusutan XXX
XXXXX Transfer Keluar XX
X

Transfer keluaradalahpengiriman/penyerahan asset tetapatau asset lainnyakeentitas lain yang


masihdalamsatuentitaspelaporanterkonsolidasi, baik pada tingkatbawah (antarsatkerdalamsatu
K/L) atautingkatatas (antarsatker dan antar K/L).
5. Penghentian Aset Tetap dari Penggunaan

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AkumulasiPenyusutanAsetTetap XXX
XXXXX AsetTetap XXX

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AsetLainnya XXX
XXXXX AkumulasiPenyusutanAsetLainnya XXX

6. Penggunaan Kembali AsetTetap


Ketika adapenghentianlaluketikamobildilakukanrenovasimakamenjadi asset tetapkembali.
Kode Akrual Kas
Akun
XXXXX AkumulasiPenyusutanAsetLainnya XXX
XXXXX AsetLainnya XXX

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AsetTetap XXX
XXXXX AkumulasiPenyusutanAsetTetap XXX

7. Hibah Masuk Aset Tetap

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AsetTetapyg Belum XXX
Diregister
XXXXX HibahLangsungyg XX
Belum Disahkan X

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AsetTetap XXX
XXXXX AsetTetapyg Belum XXX
Diregister

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX HibahLangsungyg Belum XXX
Disahkan
XXXXX PengesahanHibahLangsung XXX

8. Hibah Keluar Aset Tetap

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Beban XXX
KerugianPelepasanAset
XXXXX AsetTetap XXX

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AkumulasiPenyusutanAsetTetap XXX
XXXXX Beban XXX
KerugianPelepasanAset

9. Rampasan/SitaanAsetTetap

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Aset Tetap XXX
XXXXX Pendapatan XXX
Sitaan/Rampasan

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Pendapatan Sitaan/Rampasan XXX
XXXXX AkumulasiPenyusutanAktivaTetap XXX

10. Penyusutan Aset Tetap

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX Beban Penyusutan AT- XXX
Mesin&Peralatan
XXXXX AkumulasiPenyusutan XX
AT- Mesin&Peralatan X

Jurnalpenyusutan asset tetapsepertitersebutdiatasakandibuat oleh Satkersetiap semester


dalaMBUkuBesarAkrualnya, sampai masa manfaat tractor tersebuthabis. SAKUN
tidakmembuatjurnalpenyusutan asset tetap.
11. PenghapusanAsetTetap
a. Aset yang tidakdapatdigunakandalamkegiatanoperasional

Kode Akrual Ka
Akun s
XXXX AsetTetapygTidakDigunakanDalamOperasiPemerintah XXX
X
XXXX AsetTetap X
X X
X
XXXX AkumulasiPenyusutan AT XXX
X
AkumulasiPenyusutanAsetTetapygtidakDigunakandalamOpe X
rasiPemerintah X
X
XXXX Beban KerugianPelepasanAset XXX
X
XXXX AsetTetapygTidakDigunakanDalamOperasiPemerintah X
X X
X
XXXX AkumulasiPenyusutanAsetTetapygtidakDigunakandalamOperasiPe XXX
X merintah
Beban KerugianPelepasanAset X
X
X

b. AsetTetap Yang DinyatakanHilang

Kode Akrual Ka
Akun s
XXXX AsetTetapygTidakDigunakanDalamOperasiPemerintah XXX
X
XXXX AsetTetap X
X X
X
XXXX AkumulasiPenyusutan AT XXX
X
AkumulasiPenyusutanAsetTetapygtidakDigunakandalamOpe X
rasiPemerintah X
X
XXXX Beban KerugianPelepasanAset/ Piutang TGR XXX
X
XXXX AsetTetapygTidakDigunakanDalamOperasiPemerintah X
X X
X
XXXX AkumulasiPenyusutanAsetTetapygTidakDigunakandalamOperasiPe XXX
X merintah
Beban KerugianPelepasanAset/Piutang TGR X
X
X

c. PenjualanAsetTetapdenganKeuntungan

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AkumulasiPenyusutan AT XXX Diterima dari EL XXX
XXXXX Diterimadari EL XXX Pendapatan XXX
PNBP -
Penjualan AT
XXXXX Surplus Keg. Non XXX
OP-PelepasanAset
AsetTetap- M&P XXX

d. PenjualanAsetTetapDenganKerugian

Kode Akrual Kas


Akun
XXXXX AkumulasiPenyusutan XXX Diterimadari EL XXX
AT
XXXXX Diterimadari EL XXX Pendapatan XXX
PNBP -
Penjualan AT
XXXXX Defisit Keg. Non OP- XXX
PelepasanAset
AsetTetap- M&P XX
X
CONTOH 1
Pada tanggal 20 April 20XX, Satker XYZ melakukan pembelian sebuah kompleks gedung
perkantoran dengan rincian:
 Harga beli tanah Rp 8.000.000.000 umur manfaat 20 tahun, nilai yang tersisa 8 tahun dan
harga beli gedung kantor RP 12.000.000.000 umur manfaat 20 tahun, nilai yang tersisa
12 tahun
 BiayaNotaris dan baliknama Rp 60.000.000
 Pajak Rp 2.000.000.000

Pembelian tersebut dilakukan secara tunai melalui SPM/SP2D LS. Berapa Nilai Tanah? Berapa
Nilai Gedung?
JAWABAN
Harga Perolehan Jumlah (Rp)
Harga Beli Tanah 8.000.000.000
Harga Beli Gedung 12.000.000.000
BiayaNotaris dan Balik Nama 8.000.000.000
Pajak 60.000.000
Total 22.060.000.000

Untuk mengalokasikan biaya notaris, balik nama, dan pajak dapat dilakukan dengan rata-rata
tertimbang, sehingga nilai masing-masing tanah serta Gedung dan bangunan adalah:
Tanah = Rp8.000.000.000 + (Rp22.060.000.000 x 8/20)
= Rp8.824.000.000
Bangunan = Rp12.000.000.000 + (Rp22.060.000.000 x 12/20)
= Rp13.238.000.000

CONTOH 2
*Aset Renovasi*
Kementrian A telah menempati Gedung kantor yang dipinjam dari Kementrian B sejak tahun
20x1. Nilai Aset TetapTanah dan Gedung Kantor tersebut masing-masing Rp20.000.000.000 dan
Rp50.000.000.000 (Aset ini merupakan asset kementrian B dipinjam oleh kementrian A). Pada
tahun 20x1, Kementrian A melakukan renovasi atas Gedung kantortersebutddengan total
nilaisebesar Rp15.000.000.000. Renovasi tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat
gedung kantor.
 Buatlah Jurnal untuk Kementrian A  prinsipnya A mencatat pertama-pertama sebagai
KDP, jika sampai akhir tahun belum selesai masih tetap KDP tetapi kalau sampai akhir
tahun sudah selesai akan direklas menjadi gedung dan bangunan dalam renovasi sebesar
Rp 15.000.000.000 tetapi bagi kementrian B maka tidak mencatat apa-apa (no entry)
karna dia tetap mengakui tanah senilai Rp 20.000.000.000 dan gedung Rp 50.000.000
terus bagi asset tetap mereka atas proses renovasi yang dilakukan oleh A itu maka si B
tidak mencatat apa-apa.
 Apabila sampai dengan akhir tahun, biaya renovasi Gedung kantor sebelum/tidak
dihibahkan oleh Kementrian A kepada Kementrian B bagaimana penyajian masing-
masing Kementrian  penyajiannya adalah si A tetap mengakui sebagai gedung dan
bangunan renovasi sebesar Rp 15.000.000.000 sementara si B mengakui tanah dan
bangunan masing-masing nilainya Rp 20.000.000.000 dan Rp 50.000.000.000, nanti
ketika akhir tahun si A menyerahkan si B Rp 15.000.000.000 sebagai renovasi maka dia
mengeliminasi gedung renovasi tersebut dan si B akan mencatat tambahan yang Rp
15.000.000.000 sebagai tambahan kapitalisasi nilai bangunan, menambah Rp
50.000.000.000 sehingga nilai gedungnya menjadi Rp 65.000.000.000

Anda mungkin juga menyukai