Anda di halaman 1dari 15

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK

“AKUNTANDI PERSEDIAAN”

Dosen Pengampu :

Dr. Bambang Haryadi,SE.,M.Si.,Ak.CA.,CfrA.,ACPA

Disusun oleh Kelompok 8

Anggota:

1. Tsania Fitriana (170221100105)


2. Dwi Nur Meiliana (170221100113)
3. Aura Pangesti (170221100114)
4. Khoirunnisa L. Ash Shidiq (170221100140)
5. Dewi Quroisin Nur (170221100242)
6. Nidia Putri Hidayati (170221100243)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2019/2020

1|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada modul ini kami membahas mengenai akuntansi persediaan
khususnya pada instansi sektor publik yaitu pemerintahan. Sebelum
membahas lebih rinci, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang
dimaksud dengan persediaan. Persediaan merupakan aset lancar atau
barang yang disimpan untuk dimanfaatkan atau akan dijual pada periode
mendatang untuk pelayanan kebutuhan masyarakat. Dalam suatu instansi
Pemerintahan, persediaan menjadi suatu hal penting. Karena semua
kegiatan akan berhubungan langsung dengan persediaan termasuk proses
penyusunan laporan laba/rugi dan juga neraca. Maka dari itu, instansi
pemerintah atau yang lainnya harus bisa mengelola dan
mempertanggungjawabkan persediaan dengan baik.
Selain itu juga perlu diketahui bahwa persediaan dapat dicatat
melalui dua metode yaitu metode perpetual dan juga metode periodic.
Metode perpetual merupakan pencatatan secara rutin saatterjadi
penambahan ataupun pengurangan pada jumlah persediaan, sehingga
informasi pada jumlah persediaan akan selalu up-to-date. Sedangkan jika
menggunakan metode periodik, pencatatan atas jumlah barang persediaan
yang masuk maupun keluar hanya akan dilakukan pada akhir periode yaitu
pada saat pengecekan fisik saja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Persediaan?
2. Bagaimana pemerintah daerah mengkalsifikasikan persediaan?
3. Bagaimana perlakuan Pemerintah Daerah dalam mengakui persediaan?
4. Bagaimana metode yang digunakan Pemerintah Daerah dalam mencatat
persediaan?

2|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami tentang akuntansi persediaan dalam
Pemerimtah Daerah
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengakuan persediaan di
Pemerimtah Daerah
3. Mahasiswa dapat mengetahui metode pencatatan persediaan di Pemerintah
Daerah

3|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persediaan

Menurut PSAP Nomor 05 Peraturan Pemerintahan No 71 tahun


2010 persediaan adalah barang atau perlengkapan aset lancar. Persediaan
digunakan untuk kegiatan operasional pemerintah yang mana bentuk dari
persediaan tersebut dimaksudkan untuk melayani masyarakat dalam
periode pelaporan. Jika ada pembelian, pencatatan persediaan adalah
sebesar biaya perolehan, jika dibuat sendiri pencatatan adalah sebesar
biaya standar, dan jika diperoleh dari sumbangan, pencatatannya adalah
sebesar nilai wajar.

Harga pembelian, biaya angkut, biaya penanganan dan lain-lain


sebagainya merupakan biaya perolehan yang nantinya akan langsung dapat
dibebankan. Biaya langsung yang berkaitan dengan barang persediaan
yang akan diproduksi merupakan cakupan dari biaya standar. Sedangkan
biaya tidak langsung akan dialokasikan pada penyusunan neraca dan
anggara secar sistematis. Nilai wajar persediaan mencakup nilai tukar dan
pemenuhan kewajiban yang melakukan transaksi wajar.

2.2 Jenis-jenis Persediaan

Berikut beberapa klasifikasi persediaan yang memenuhi salah satu kriteria


yang di sebutkan dalam PSAP no.5, yaitu:

1. Barang atau perlengkapan (supplies) dipergunakan untuk kegiatan


operasional pemerintah. Yang termasuk kelompok ini adalah berang habis
pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai sperti komponen
peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi. Persediaan dalam kelpompok ini meliputi bahan yang digunakan
dalam proses produksi seperti baha baku pembuatan alat-alat pertanian,
dan lain-lain.

4|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
3. Bahan dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam
kelompok ini adalah atai-alat pertanian setengah jadi.
4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemrintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.

Klasifikasi Persediaan sebagai berikut:

a. Persediaan Bahan Habis Pakai


 Persediaan isi tabung gas
 Peresediaan alat tulis kantor
 Persediaan materai dan benda pos
 Persediaan peralatan dan bahan kebersihan
 Persediaan dokumen administrasi
 Persediaan alat listrik dan elektronik
 Persediaan bahan bakar minyak
 Persediaan isi tabung pemadaman kebakaran
b. Persediaan Bahan/Material
 Persediaan bahan mentah
 Persediaan bibit tanaman
 Persediaan bahan makanan pokok
 Persediaan ternak
 Persediaan obat-obatan
 Persediaan bahan kimia
c. Persediaan Barang Lainnya
 Persediaan barang yang nantinya diserahkan ke pihak lain
2.3 Pengakuan

Pengakuan dapat diartikan sebagai proses pencatatan item dalam suatu


transaksi akuntansi pada saat dan keadaan tertentu. Dan hasil dari pencatatan
tersebut akan disajikan ke dalam laporan keuangan.

a. Pengakuan Persediaan
Pengakuan persediaan terjadi saat :

5|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
 Apabila instansi diduga akan memperoleh manfaat ekonomi
pada periode mendatang dan memiliki harga yang dapat
diukur dengan andal atas kebermanfaatan persediaan
tersebut. Yang didukung oleh adanya bukti berisi harga
barang.
 Apabila instansi telah menerima atau mengalihkan hak
kepemilikan atas persediaan. Dibuktikan dengan adanya
dokumen terkait.
Jika terjadi pembelian persediaan maka akan dicatat sebagai asset
yakni akun ‘persediaan’. Penjurnalannya adalah sebagai berikut :

Jurnal LO atau Neraca (Tunai)


Persediaan …. xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Jurnal LO atau Neraca (Kredit)


Persediaan …. xxx
Utang xxx

Jurnal LRA
Belanja …. xxx
Perubahan SAL xxx

b. Pengakuan Beban Persediaan


Pendekatan pengakuan beban persediaan adalah sebagai berikut :
 Pendekatan Aset
Pada pendekatan ini, pengakuan atas persediaan
dilakuan apabila manfaat atass persediaan tersebut telah
terpakai. Apabila persediaan dimaksudkan untuk satu
periode atau berjaga-jaga maka menggunakan pendekatan
asset.
Jurnalnya :

Jurnal LO atau Neraca


Persediaan …. Xxx

6|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Jurnal LRA
Belanja …. Xxx
Perubahan SAL xxx

Jurnal LO atau Neraca (saat persediaan sudah dipakai)


Beban Persediaan …. Xxx
Persediaan …. xxx

 Pendekatan Beban
Di dalam pendekatan beban, ketika persediaan ada
yang masuk maka langsung dilakukan pengakuan dan
pencacatan sebagai beban persediaan. Pendekatan beban
dapat digunakan untuk persediaan yang nilainya tidak
materialitas dan pendekatan beban juga dapat digunakan
untuk persiapan suatu kegiatan yang akan digunakan dalam
waktu dekat. Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Jurnal LO atau Neraca


Beban Persediaan …. Xxx
Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Jurnal LRA
Belanja …. Xxx
Perubahan SAL xxx

c. Selisih Persediaan
Selisih persediaan kemungkinan besar terjadi pada catatan
persediaan oleh bendahara persediaan atau laporan keuangan pada
akhir periode menggunakan hasil cek fisik atau stock opname.
Pada akhir periode pelaporan persediaan, catatan persediaan
menyesuaikan dengan hasil cek fisik tersebut yang dilakukan atas
barang yang belum dipakai maupun sudah terpakai. Apabila terjadi
ketidaksamaan antara catatan persediaan dengan hasil cek fisik
oleh bendahara barang maka akan dilakukan pelaporan atas
persediaan hasil cek fisik tersebut. Adanya barang persediaan yang

7|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
hilang, rusak , usang, ataupun yang sudah kadaluwarsa
menyebabkan adanya selisih persediaan. Apabila selisih
persediaan yang dipertimbangkan dengan suatu jumlah yang
masih dikatakan normal, maka selisih persediaan tersebut akan
diakui sebagai beban. Dan apabila persediaan yang
dipertimbangkan dengan suatu jumlah yang besar atau dianggap
oleh Pemda sudah tidak normal, pengakuan terhadap selisih
persediaan ini yaitu sebagai kerugian daerah. Pemda dalam
kebijakan akuntansinya telah menetapkan besaran selisih
persediaan yang dianggap normal maupun tidak normal. Selisih
pengakuan pada selisih persediaan hanya ada pada metode
pencatatan perpetual.

Jurnal jika selisih persediaan tidak signifikan


Beban Persediaan xxx
Persediaan xxx

Jurnal jika selisih persediaan signifikan


Kerugian daerah Xxx
Persediaan xxx

2.4 Pencatatan Persediaan dan Pengaruhnya Terhadap Laporan


Keuangan
1. Sistem Pencatatan Persediaan
Pencatatan persediaan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu
metode perpetual atau metode periodik.
a) Metode Perpetual
Metode ini mencatat setiap pembelian dan penjualan
persediaan, sehingga informasi mengenai persediaan akan
selalu diperbaharui. Seperti yang digunakan sebagai
persediaan operasional setiap SKPD.
1. Apabila SKPD membeli persediaan dengan UP, maka
PPK SKPD mendapatkan penyerahan bukti belanja
persediaan dari Bendahara Pengeluaran SKPD. Untuk

8|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
dijadikan dasar dalam melakukan pengakuan
persediaan. Penjurnalan oleh PPK SKPD adalah
sebagai berikut:
Jurnal LO :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Persediaan Xxx
xxx Kas di Bendahara xxx
Pengeluaran

Jurnal LRA :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Belanja Persediaan Xxx
xxx Perubahan SAL xxx

2. Apabila SKPD membeli persediaan menggunkaan LS,


maka berdasarkan Berita Acara Serah Terima Barang,
persediaan akan diakui oleh PPK SKPD. Jurnal yang
dibuat oleh PPK SKPD adalah sebagai berikut :
Jurnal LO

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Persediaan Xxx
xxx Utang Belanja dan Jasa xxx

3. Apabila SP2D LS diterbitkan, maka utang belanja akan


dihapus oleh PPK SKPD. Jurnal yang dibuat oleh PPK
SKPD adalah sebagai berikut :
Jurnal LO :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening

9|Modul Akuntansi Persediaan


Akuntansi Keuangan Publik
Xxx xxx xxx Utang Belanja dan Jasa Xxx
xxx RK PPKD xxx

Jurnal LRA :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Belanja Persediaan ... Xxx
xxx Perubahan SAL xxx

4. Untuk mengakui beban persediaan yang dipakai, PPK


SKPD memerlukan Buku Inventaris, Dokumen Kartu
Inventaris Barang, dan kartu kendali barang. Jurnal
yang dibuat oleh PPK SKPD adalah sebagai berikut :
Jurnal LO :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Beban Persediaan ... Xxx
xxx Persediaan ... xxx

b) Metode Periodik
Pencatatan mengenai jumlah persediaan akan dilakukan
pada akhir periode dan stock opname untuk mengetahui
jumlah persediaan.
1. Membeli persediaan dapat dilakukan dengan UP
maupun LS. PPK SKPD akan menerima bukti belanja
persediaan dari Bendahara pengeluaran SKPD apabila
pembelian persediaan dilakukan dengan UP yang
nantinya akan menjadi dasar pengakuan. Jurnal yang
dibuat oleh PPK SKPD adalah sebagai berikut :
Jurnal LO :

10 | M o d u l A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Akuntansi Keuangan Publik
Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit
Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Persediaan Xxx
xxx Kas di Bendahara xxx
Pengeluaran

Jurnal LRA :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Belanja Persediaan Xxx
xxx Perubahan SAL xxx

2. Apabila pembelian dilakukan secara LS oleh SKPD,


maka pengakuan persediaan diakui oleh PPK SKPD
berdasarkan berita acara serah terima baramg. Jurnal
yang dibuat oleh PPK SKPD adalah sebagai berikut :
Jurnal LO :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Persediaan Xxx
xxx Utang Belanja Barang xxx
dan Jasa

3. Apabila SP2D LS diterbitkan maka penghapusa utang


belanja akan dilakukan oleh PPK SKPD. Jurnal yang
dibuat oleh PPK SKPD adalah sebagai berikut :

Jurnal LO :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Utang Belanja Barang dan Xxx
Jasa
xxx RK PPKD xxx

Jurnal LRA :

11 | M o d u l A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Akuntansi Keuangan Publik
Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit
Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Belanja Persediaan Xxx
xxx Perubahan SAL xxx

4. Sisa persediaan diketahui apabila bagian gudang tellah


melakukan pemeriksaan fisik pada saat akhir periode.
Jurnal yang dibuat oleh PPK SKPD adalah sebagai
berikut :
Jurnal LO :

Tanggal NO. Kode. Uraian Debit Kerdit


Bukti Rekening
Xxx xxx xxx Beban Persediaan Xxx
xxx Persediaan Xxx
*sebesar persediaan yang dipakai

c) Jurnal Standar Persediaan dengan Sistem Pencatatan


Perpetual

Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD


No Transaksi Uraian D K Uraian D K
Pembelian Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Kas di Bend.Pengeluaran xxx
Persediaan dengan
Belanja persediaan xxx Tidak ada jurnal
1a uang UP/GU/TU Perubahan SAL xxx
Pembelian Persediaan xxx
Utang belanja xxx
persediaan dengan Tidak ada jurnal
uang LS(utang)
Pelunasan utang Utang belanja xxx RK PPKD xxx
1b
RK PPKD xxx Kas di Kasda xxx
atau penerbitan
Belanja persediaan xxx Tidak ada jurnal
SP2D LS Barang Perubahan SAL xxx
2 Pemakaian Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
persediaan
3 Penyesuaian di Beban persediaan xxx Tidak ada jurnal
Persediaan xxx
akhir tahun

12 | M o d u l A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Akuntansi Keuangan Publik
d) Jurnal Standar Persediaan dengan Sistem Pencatatan
Periodik

Pencatatan oleh SKPD Pencatatan oleh PPKD


No Transaksi Uraian D K Uraian D K
Pembelian Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Kas di Bend.Pengeluaran xxx
Persediaan
Belanja persediaan xxx Tidak ada jurnal
1a (UP/GU/TU) Perubahan SAL xxx
Pembelian Persediaan xxx
Utang belanja xxx
persediaan dengan Tidak ada jurnal
uang LS(utang)
Pelunasan utang Utang belanja xxx RK PPKD xxx
1b
RK PPKD xxx Kas di Kasda xxx
atau penerbitan
Belanja persediaan xxx Tidak ada jurnal
SP2D LS Barang Perubahan SAL xxx
2 Pemakaian Persediaan xxx Tidak ada jurnal
Beban persediaan xxx
persediaan
3 Penyesuaian pada Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
akhir tahun

13 | M o d u l A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Akuntansi Keuangan Publik
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Akuntansi Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau


perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional
pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau
diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Dalam Bagan Akun Standar (BAS) Permendagri Nomor 64 Tahun 2013,


persediaan diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu Persediaan Bahan Pakai
Habis, Persediaan Material, Persediaan Barang Lainnya.

Dalam pengakuan persediaan, Pemerintah Daerah menggunakan dua


pendekatan, yaitu pendekatan aset dan pendekatan beban. Untuk mencatat
persediaan Pemerintah Daerah menggunakan metode perpetual dan metode
periodik.

14 | M o d u l A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Akuntansi Keuangan Publik
DAFTAR PUSTAKA

Yabbar, Rahmah dan Ardi Hamzah. 2015. Akuntansi Pemerintahan Berbasis


Akrual. Surabaya: Penerbit Pustaka.

Kementrian Dalam Negeri. Modul 2 : Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.


[Online].Sumber: http://keuda.kemedagri.go.id (diakses 27 september)

Kementrian Dalam Negeri. Modul 07: Kebijakan Akuntansi Persediaan. [Online].


Sumber: http://keuda.kemendagri.go.id (diakses 27 september)

Kementrian Keuangan. Modul Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan


Daerah. [Online]. Sumber: http://www.bppk.kemenkeu.go.id (diakses
27 september)

Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Perimbangan


Keuangan. Modul Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan
Daerah. [Online]. Sumber: https://www.bppk.kemenkeu.go.id
(diakses 27 september)

Kementrian Keuangan. Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual. [Online]. Sumber:


https://www.bppk.kemenkeu.go.id (diakses 27 september)

PSAP Nomor 05. 2010. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 Yang Mengatur
Tentang Akuntansi Persediaan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Bagan Akun Standar (BAS). 2013. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Yang
Mengatur Tentang Akuntansi Persediaan.

15 | M o d u l A k u n t a n s i P e r s e d i a a n
Akuntansi Keuangan Publik

Anda mungkin juga menyukai