Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen Pengampu : Sri Retnoningsih, S.E., M.Ak
Memahami Organisasi Sector Publik sebagai Entitas dalam
Akuntansi Sektor Publik, Anggaran sebagai Objek Akuntansi
Sektor Publik, Negara Dan Pemerintah sebagai Sasaran Akuntansi
Sektor Publik

Kelas : IV Akuntansi A1

Prodi Akuntansi

Disusun oleh:

1. Ferin Listiyana Saputri (18101021044)


2. Nur Aulia Azizah (18101021042)
3. Salsadilla Fifi Alayday (18101021051)
4. Dwi Isnawati (18101021052)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami
Organisasi Sector Publik sebagai Entitas dalam Akuntansi Sektor Publik, Anggaran
sebagai Objek Akuntansi Sektor Publik, Negara Dan Pemerintah sebagai Sasaran
Akuntansi Sektor Publik”

            Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai
penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih dan
kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.

            Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan di masa yang akan datang, dan kami juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, 17 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
A.    Latar Belakang............................................................................................................................4
B.     Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C.     Manfaat .......................................................................................................................................4
D.    Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Memahami Organisasi Sektor Publik sebagai Entitas dalam Akuntansi Sektor Publik...............4
B.  Organisasi Sektor Publik...............................................................................................................4
C.    Peran Akuntansi dalam Sektor Publik.........................................................................................6
D.     Entitas dalam Akuntansi Sektor Publik ......................................................................................7
E.     Anggaran Sebagai Objek Akuntansi Sektor Publik.....................................................................8
F.     Keterkaitan Keuangan Negara dan Daerah dengan Akuntansi Sektor Publik ............................8
G.   Sistem Akuntansi Keuangan sebagai bagian dari penganggaran sektor publik .........................9
E.     Negara Pemerintah sebagai sasaran Akuntansi Sektor Publik .................................................12
F.     Pengertian Negara dan Pemerintah ...........................................................................................12
G.     Ruang Lingkup Keuangan Negara ...........................................................................................12
H.     Kekuasaan atas Keuangan Negara ..........................................................................................12
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................20
A.    Kesimpulan ................................................................................................................................20
B.     Saran .........................................................................................................................................20
C. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Akuntansi dapat didefinisikan dari sisi akuntansi sebuah seni, ilmu, maupun
perekayasaan. Namun salah satu untuk memahami akuntansi adalah sebuah proses.
Maka dari itu menurut para ahli untuk memahami akuntansi sektor publik dengan
memaknai sebuah proses. Akuntansi adalah sebuah proses pengidentifikasi,
pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi keuangan dari suatu
organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka mengambil
keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan. (Ammerican Accounting
Assosiation,1996)
Akuntansi untuk organisasi yang bertujuan mencari laba dikenal sebagai Akuntansi
(sektor) bisnis dan untuk organisasi selain mencari laba dikenal dengan akuntansi
sektor publik. Organisasi sektor publik sering dikenal dengan akuntansi pemerintah.
Organisasi pemerintah sebagaimana publik umumnya akan beraktifitas berdasarkan
anggaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Organisasi Sektor Publik ?


2. Bagaimana entitas dalam akuntansi sektor publik ?
3. Mengapa Anggaran sebagai objek akuntansi sektor publik?
4. Kenapa sistem akuntansi keuangan sebagai bagian dari penganggaran sektor
publik?
5. Kenapa Negara dan Pemerintah sebagai sasaran akuntansi sektor publik?

1.3 Manfaat

1. Untuk menyelesaikan tugas Akuntansi Sektor Publik


2. Untuk memahami tentang Organisasi Sektor Publik
3. Untuk memahami Entitas Organisasi sektor public sebagai entitas dalam
akuntansi sektor publik
4. Untuk mempelajari sasaran sektor publik

1.4 Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami tentang Akuntansi Sektor Publik


2. Mahasiswa dapat mengetahui peran anggaran sebagai Objek akuntansi sektor
public
3. Mahasiswa dapat menjelaskan penganggaran pada Akuntansi sektor publik

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. MEMAHAMI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK SEBAGAI ENTITAS DALAM


AKUNTANSI SECTOR PUBLIK.
1. Pengertian

Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan


transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi atau entitas yang dijadikan sebagai informasi
dalam mengambil keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang memerlukan. Akuntansi juga dapat
diartikan sebagai kegiatan jasa yang fungsinya menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifat keungan.

Asumsi entitas akuntansi menetapkan bahwa semua transaksi keungan yang diakuntansikan
adalah yang berkaitan dengan entitas (kesatuan atau organisasi). Jadi, dalam konteks sektor
publik yang menjadi entitas akuntansinnya adalah organisasi sector publik. Entitas organisasi
sector public serig kali merujuk pada organisasi pemerintahan, mulai dari pemerintah pusat,
provinsi, kabupaten, atau kota.

Sector public dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan dengan
usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan public dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
hak public. Permasalahannya adalah bahwa kebutuhan public beragam dan tak terbatas, sehingga
diperlukan adanya prioritas kebijakan dan negosiasi public untuk menyeleksi berbagai alternatife
yang ada.

A. ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

a. Tujuan

Organisasi public mempengaruhi misi, strategi dan program yang akan dilakukan. Masalah
sebagaian besar yang dihadapi organisasi sector public terutama entitas pemerintahan adalah
tujuan organisasi yang lebih menekankan pencapaian kinerja non keungan dibandingkan
pencapaian kinerja keungan karena organisasi sector public tidak berorientasi pada laba.

Dari segi progress organisasinya , organisasi sector public lebih bernuansa politik
dibandingkan organisasi yang bisnis. Sehingga pelaku didalamnya juga dituntut dengan memiliki
kemampuan berpolitik selain kemampuan profesionalitas sebagaimana disektor swasta.
Pengelola organisasi sector public dalam menyelenggarakan program dan kegiatan tersebut harus
menentukan alokasi sumber daya secara tepat, siapa subjek partisipannya ,objek , waktu,
anggaran dana beserta sumber dananya.

Kekhasannya bagi organisasi public adalah bahwa mereka pada umumnya memiliki tujuan
tujuan yang kompleks dan ingin memprioritaskan berbagai masalah dan aktifitas secara bersama.
Hal ini tidak dapat dilakukan karena memiliki keterbatasan kapasitas sumber daya manusia dan

5
waktu maupun secara keuangan. Karaktreristik organisasi publik yang multifungsional
dikarenakan organisasi public bergerak dalam sebagian wilayah yang meliputi lingkungan
ekonomi, politik, kultur, dan demograsi secara structural organisasi bersifat birokratis, kaku, dan
hierarki.

Struktur organisasi berkaitan erat dengan fungsi, strategi, dan tujuan organisasi. Proses
penentuan kebijakan dalam sector publik melibatkanseluruh komponen masyarakat, untuk
mengakomondasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat luas, yang terdiri atas anggota dewan,
organisasi sosial dan politik, lemabaga swadaya masyarakat (LSM),akademisi, yayasan, dan
masyarakat umum. Proses ini aspirasi public yang tidak penentuan kebijakan. Pelaksanaan
Kegiatan organisasi public menggunakan dana yang berasal dari publik. Dan melakukan kegiaan
saat dana sudah tersedia. Masalah utama yaitu hal pencairan sumber dana dan alokasi dana.

B. PERAN AKUNTANSI DALAM ORGANISASI SECTOR PUBLIK

Akuntansi sector publik mencakup proses manajerial dan pertanggungjawaban. Proses


manajerial mencakup perencanaaan, pengaggaran, dan ratifikasi anggaran yang mencakup
penentuan pos kegiatan berserta anggaran dananya.

a. Perencanaan Strategis

Pada tahap perencanaan strategis, manajer membuat perencanaan dan alternatif-alternatif


program untuk mendukung strategi organisasi agar berjalan dengan efektif. Akuntansi
manajemen memberikan peran dalam menyediakan data dan informasi, seperti cost of
activity dan cost program. Perencanaan dimulai dari perencanaan strategis sampai
pengendalian berupa task control.

b. Memberikan Informasi Biaya

Peran kedua dari akuntansi manajemen sektor publik adalah memberikan informasi
biaya. Adapun biaya yang dimaksud adalah biaya input, biaya proses, dan biaya output.
Informasi biaya tersebut wajib diberikan karena berhubungan dengan transparansi dana.
Sehingga manajemen dapat mengevaluasi biaya apakah berlebih dan kurang. Oleh karena itu,
sebaiknya informasi yang diberikan rinci dan detail.
 

c. Penilaian Investasi

Jika dibandingkan dengan sektor swasta, sektor publik memiliki karakteristik yang lebih
rumit, baik dalam hal kegiatan, peraturan, pengambilan kebijakan, manajemen, dan termasuk
diantaranya juga mengenai penilaian investasi. Untuk melakukan penilaian, teknik yang
digunakan dalam sektor publik dan swasta juga berbeda. Hal ini karena tujuan organisasinya

6
juga berbeda. Pada sektor swasta tujuannya adalah mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya, sementara sektor publik bertujuan untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Maka dari itu, Anda dapat menggunakan analisis efektivitas biaya (cost effectiveness
analysis).
 

d. Penganggaran (Budgeting)

Tiga fungsi anggaran yaitu stabilitas, distribusi, dan alokasi sumber daya publik.
Akuntansi manajemen sektor publik berperan memberikan fasilitas untuk menciptakan
anggaran yang efektif dan efisien dan tentu saja sesuai dengan tiga fungsi anggaran. Peran
akuntansi manajemen adalah menjadi alat untuk melakukan pengalokasian dan
pendistribusian sumber dana publik kepada masyarakat secara tepat, adil, dan efisien.
 

e. Penentuan Biaya & Tarif Pelayanan

Akuntansi manajemen dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran yang digunakan


untuk memberikan layanan. Termasuk juga pengeluaran subsidi yang diberikan untuk
kepentingan publik.
 

f. Penilaian Kinerja

Akuntansi manajemen juga dapat digunakan untuk menilai kinerja. Seperti mengukur
seberapa besar tingkat efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah
direncanakan. Dengan kata lain, akuntansi manajemen dapat digunakan sebagai sistem
pengendalian suatu organisasi.

C. ENTITAS DALAM AKUNTANSI SECTOR PUBLIK

Entitas dalam akuntansi sektor public memilki dominan yang cukup luas dan berbagai
macam bentuk, seperti entitas pemerintahan yayasan lembaga uswadaya masyarakat partai
politik organisasi masyarakat lembaga keagamaan dan tempat ibadah . lembaga tersebut tidak
berorientasi kepada keuntungan. Entitas pemerintahan terbagi menjadi entitas pemerintahan
pusat luang linkup nya melingkupi lembaga kepresidenan,kementrian dan lembaga negara
.sedangkan entitas pemerintahan daerah meliputi pemerintahan provinsi kabupaten dan kota.

7
1. Entitas pelaporan
Adalah unit dalam struktur pemerintahan(pusat atau daerah) yang terdiri atas satu atau
ebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan keuangan.
Laporan keungan terdiri dari :
1) Laporan pelaksanaan anggaran
- Laporan realisasi anggaran (LRA)
- Laporan perubahan sado anggaran lebih (SAL)
2) Laporan finansial:
- Neraca
- Laporan operasional (LO)
- Laporan arus kas
- Laporan perubahan ekuitas
- Catatan atas laporan keungan.

B. ANGGARAN SEBAGAI OBJEK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

A. Pengertian Anggaran Sektor Publik

Anggaran memiliki peran penting dalam organisasi sektor, publik terutama organisasi
pemerintahan. Terdapat beberapa definisi anggaran, yaitu sebagai berikut:
1. Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dacapai
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo,
2009:61)
2. Anggaran adalah rencana kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk finansial, meliputi
usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk suatu periode waktu, serta usulan cara-
cara memenuhi pengeluaran tersebut (Sugijanto dkk, 1995:22)
3. Anggaran sebagai paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang
diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang (Bastian, 2006 :
163)
Jika diperhatikan ketiga definisi di atas memiliki persamaan dan perbedaan.
Ketiga definisi tersebut sama-sama menyatakan bahwa anggaran adalah untukperiode
waktu tertentu dimasa mendatang. Hal ini menegaskan bahwa anggaran disusun atau
hanya menggambarkan kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang selama periode
waktu tertentu. Anggaran harus berisi estimasi, rencana, dan dimasa yang akan datang
yang dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial.

8
Bastian (2006) dan Ulum (2008) mendukung bahwa anggaran tidak hanya
menyajikan informasi rencana penerimaan dan pengeluaran dimasa mendatang,
melainkan juga menyertakan data penerimaan dan pengeluaran yang sungguh-sungguh
terjadi dimasa lalu. Penyajian data ini selaras dengan fungsi anggaran sebagai alat
pengendalian dan alat penilaian kinerja.

B. Fungsi Anggaran Sektor Publik


a) Anggaran Sebagai Alat Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan sebagai:
1. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi
yang ditetapkan.
2. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi
serta alternatif pembiayaannya.
3. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun,
dan
4. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
b) Anggaran Sebagai Alat Pengendalian
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya
pengeluaran yang terlalu besar (overpending), terlalu rendah (underpending), salah
sasaran atau adanya penggunaan yang tidak semestinya (misspending). Anggaran
merupakan alat untuk mengawasi kondisi keuangan dan pelaksanaan program
operasional program atau kegiatan pemerintah.

c) Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal


Melalui anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan
tertentu.
d) Anggaran Sebagai Alat Politik
Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk
kepentingan tertentu.
e) Anggaran Sebagai Alat Koordinasi Dan Komunikasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat koordinasi dan komunikasi antara dan
seluruh bagian dalam pemerintahan.
f) Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja
Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran, efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan anggaran.
g) Anggaran Sebagai Alat Motivasi
Anggaran dapat digunakan sbagai alat untuk memotivasi manajer dan staffnya
agar dapat bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang ditetapkan.
h) Anggaran Sebagai Alat Untuk Menciptakan Ruang Publik

9
Fungsi ini hanya berlaku pada organisasi sektor publik, karena pada organisasi
swasta anggaran merupakan dokumen rahasia yang tertutup untuk publik.

C. Tujuan Dan Karakteristik Anggaran Sektor Publik


Anggaran bagi sektor publik adalah alat untuk mencapai tujuan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat/rakyat yang tujuannya adalah untuk
meningkatkan pelayanana publik dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan definisi diatas dan tujuan dari anggaran sektor publik, anggaran sektor
publik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuanagan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun, jangka
pendek, menengah atau panjang.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

D. Prinsip-prinsip Dalam Penganggaran Sektor Publik


Mardiasmo (2009:67-68), Beberapa prinsip tersebut antara lain:
1.      Otorisasi Oleh Legislatif.
2.      Komprhensif/menyeluruh.
3.      Keutuhan anggaran.
4.      Nondiscretionary appropriation.
5.      Periodik.
6.      Akurat.
7.      Jelas.
8.      Transparan.
E. Pendekatan Penganggaran Pada Sektor Publik
Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekata dalam perencanaan dan
penyusunan anggaran sektor publik. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah sebagai
berikut:
1.      Pendekatan tradisional
2.      Pendekatan new publik management, yaitu:
a.      Pendekatan kinerja
b.      Pendekatan penganggaran program
c.       Pendekatan sistem perencanaan dan penganggaran terpadu
d.      Pendekatan anggaran berbasis nol

F. Perkembangan Teori Penganggaran Sektor Publik

10
Gibran dan Sekwat (2009) menyatakan bahwa perkembangan teori penganggaran selama
ini hanyalah proses mekanikal yang hanya untuk mengalokasikan sejumlah uang, tanpa
memperhatikan pertanyaan normatif dan nilai-nilai sosial pilitik yang melingkupinya, dan hal ini
sudah disadari sejak tujuh puluh tahun yang lalu oleh V.O Key (1940). Oleh karena itu, perlu
untuk dikaji ulang teori penganggaran yang ada saat ini sehingga dirasa perlu arah alternatif baru
dalam pengembangan teori penganggaran yang akan memberikan potensi besar terbentuknya
teori penganggaran yang lebih heuristics.
Berdasarkan perjalanan historis selama ini dari perkembangan teori penganggaran publik
yang tidak lepas dari pengaruh perkembangan lingkungan filosofis, ideologi, paradigma dan
budaya pada saat teori-teori tentang penganggaran sektor publik muncul, yang lebih menekankan
pada analisis sains dan kemajuan teknologi, sehingga menyebabkan teori penganggaran lebih
bersifat rasionalitas teknikal dan terpisah dari konteks lingkungan dan perilaku yang
melingkupinya. Oleh karena itu Gibran dan Sekwat menawarkan pedekatan alternatif baru dalam
mengembangkan teori penganggaran yaitu dengan menggunakan pendekatan teori sistem terbuka
(open system theory).

Penganggaran Dan Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Adapun tahapan mekanisme penganggaran kegiatan-kegiatan untuk tercapainya SPM
adalah sebagai berikut:
1. Menyelaraskan antara capaian SPM yang terdapat di RPJMD dengan program-program
urusan wajib pemerintah kedalam kebijakan umum anggaran (KUA) serta prioritas dan
plafon anggaran sementara (PPAS).
2. Menyususun rincian kegiatan untuk masing-masing program dalam rangka pencapaian SPM
dengan mengacu pada indikator kinerja dan batas waktu pencapaian SPM yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
3. Menentukan urusan prioritas kegiatan-kegiatan untuk mencapai SPM. Salah satu metode
untuk menentukan prioritas kegiatan adalah dengan metode analytic hierarchy process
(AHP).
4. Menentukan besarnya plafon anggaran untuk masing-masing kegiatan dengan menggunakan
ASB.

C. NEGARA DAN PEMERINTAH SEBAGAI SASARAN AKUNTANSI SEKTOR


PUBLIK

11
A. Pengertian Negara dan Pemerintah

Menurut KBBI , kata Negara organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Pengertian negara lainnya yang didefinisikan dalam
KBBI adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang di organisasi
di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik,
berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. Sedangkan kata pemerintah
didefenisikan sebagai system menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik suatu Negara atau bagian-bagiannya atau sekelompok orang yang secara
bersama- sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasan. Sehingga dari
definisi jelas bahwa pemerintah Negara Indonesia dibentuk dalam rangka pencapain tujuan
bernegara sebagaimana tercantum dalam alenia IV pembukaan Undang-undang dasar 1945
dan menjalankan berbagai fungsi pemerintah dalam berbagai bidang. Pembentukan
pemerintah Negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban Negara yang dapat dinilai dengan
uang yang perlu dikelola dalam suatu system pengelolahan keuangan Negara.

B. Ruang Lingkup Keuangan Negara

Salah satu ruang lingkup dari keuangan Negara adalah anggaran pendapatan dan
belanja Negara (APBN) di samping barang-barang invenstasi kekayaan Negara dan badan usaha
milik Negara (BUMN). Baik APBN maupun barang-barang investasi kekayaan Negara
dikelola secara langsung oleh Negara, sehingga keduanya merupakan unsure penting dalam
keuangan Negara. Sedangkan, pada tingkat pemerintah daerah terdapat ruang lingkup yang
serupa dengan keuangan Negara, yaitu anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),
seperti halnya dengan, APBD dan barang-barang investasi kekayaan daerah juga dikelola
secara langsung oleh daerah. Keduanya merupakan unsure penting keuangan daerah.

Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan
bahwa pendekatan yang digunakan dalam merumuskan Keuangan Negara adalah dari sisi objek,
subjek, proses, dan tujuan.

1. Dari sisi objek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta
segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

2. Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan Keuangan Negara meliputi seluruh subjek yang
memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah

12
pusat,pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.

3. Dari sisi proses, Keuangan Negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban

4. Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan
hokum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana
tersebut diatas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara.Pengelolaan
keuangan negara subbidang pengelolaan fiskal meliputi kebijakan dankegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai
dari penetapan Arah dan Kebijakan Umum (AKU), penetapan strategi dan prioritas
pengelolaan APBN, penyusunan anggaran oleh pemerintah, pengesahan anggaran oleh
DPR, pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran, penyusunan perhitungan anggaran
negara (PAN)sampai dengan pengesahan PAN menjadi undang-undang.

C. Asas-Asas Umum Pengelolaan Keuangan Negara

Untuk mendukung terwujudnya Good governance dalam penyelenggaraan Negara,


pengelolahan keungan Negara perlu diselenggarakan sesuai dengan asas-asas umum
pengelolahaan keungan Negara, yaitu azas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, asas
spesialitas, akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, keterbukaaan dalam
pengelolaan keungan Negara, dan pemeriksaan keungan oleh badan pemeriksa yang bebas
dan mandiri.Penjelasan dari masing-masing asas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Asas Tahunan, memberikan persyaratan bahwa anggaran Negara dibuat secara


tahunan yang harus mendapat persetujuan daribadan legislatif (DPR).

b. Asas Universalitas (kelengkapan), memberikan batasan bahwatidak diperkenankan


terjadinya percampuran antara penerimaannegara dengan pengeluaran negara.

c. Asas Kesatuan, mempertahankan hak budget dari dewan secara lengkap, berarti
semua pengeluaran harus tercantum dalam anggaran. Oleh karena itu, anggaran
merupakan anggaran bruto,dimana yang dibukukan dalam anggaran adalah jumlah
brutonya.

d. Asas Spesialitas mensyaratkan bahwa jenis pengeluaran dimuat dalam mata anggaran
tertentu/tersendiri dan diselenggarakan secara konsisten baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Secarakuantitatif artinya jumlah yang telah ditetapkan dalam mata
anggaran tertentu merupakan batas tertinggi dan tidak boleh dilampaui.Secara

13
kualitatif berarti penggunaan anggaran hanya dibenarkann untuk mata anggaran yang
telah ditentukan.

e. Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap


pengguna anggaran wajib menjawab danmenerangkan kinerja organisasi atas
keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangannegara ditangani oleh


tenaga yang profesional.

g. Asas Proporsionalitas, pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada


fungsi-fungsi kementerian/lembagasesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin
dicapai.

h. Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara,mewajibkan adanya


keterbukaan dalam pembahasan, penetapan,dan perhitungan anggaran serta atashasil
pengawasan olehlembaga audit yang independen.

i. Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan


mandiri,memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk
melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan
independen. Asas-asas umum tersebut diperlukan pula guna menjamin
terselenggaranya prinsip-prinsip pemerintahan daerah.Dengan dianutnya asas-asas
umum tersebut di dalam undang-undang tentangKeuangan Negara, pelaksanaan undang-
undang ini selain menjadi acuan dalam reformasi manajemen keuangan negara, sekaligus
dimaksudkan untuk memperkokoh landasan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi
daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Kekuasaan Atas Keuangan Negara

a. Presiden

Presiden selaku Kepala pemerintahan, memegang kekuasaan pengelolaan


keuangan negara,sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan
keuangan Negara meliputi :

a) Kewenangan yang bersifat umum, meliputi : Penetapan Arah, Kebijakan umum,


Strategi, Prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman
pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan rencana
kerja K/L, penetapan gaji dan tunjangan, pedoman pengelolaan penerimaan negara.

14
b) Kewenangan khusus, meliputi: Kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan
APBN, antara lain: keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan APBN, keputusan
rincian APBN, keputusan dana perimbangan, dan penghapusan aset dan piutang negara.
Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Presiden adalah
pemegang kekuasaan umum pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari
kekuasaan pemerintahan. Dalam melaksanakan mandat Undang-Undang Keuangan
Negara, fungsi

E. APBN
Anggaran adalah alat akuntabilitas ,manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrument
kebijakan ekonomi anggaran berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas
perekonomian serta pemerataan pendapat dalam rangka mencapai tujuan bernegara,
Anggaran Negara adalah rencana pengeluaran/ belanja dan penerimaan atau pembiayaan
belanja suatu Negara selama periode tertentu. Fungsi anggaran Negara :
1. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam mengelola Negara selama periode mendatang
2. Sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap kebijaksanaan yang telah dipilih
pemerintah Karena sebelum anggaran Negara di jalankan harus mendapat persetujuan
DPR terlebih dahulu.
3. Sebagai alat pengawas bagi masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam
melaksanakan kebijaksanaan yang telahdipilihnya karena pada akhirnya anggaran harus
dipertanggungjawabkan pelaksanaaannya oleh pemerintah kepada DPR.

F. APBD
APBD dapat didefinisikan sebagai rencana operasional keuangan pemda, dimana pada satu pihak
menggambarkan perkiraan pengeluaran setinggi tingginya guna membiayai kegiatan kegiatan
dan proyek –proyek tertentu dan dipihak lain menggambarkan perkiraan dan sumber sumber
penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran pengeluaran yang dimaksud
(mamesah,1995;20;dalam halim dan kusufi,2012)

a. Unsur APBD
1. Rencana kegiatan suatu daerah
2. Adanya sumber penerimaan yaitu target minimal untuk menutupi biaya terkait aktivitas
dan adanya biaya yang merupakan batas minimal pengeluaran yang akan dikeluarkan
3. Jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka
4. Periode anggaran biasanya 1 tahun

b. Fungsi APBD
Peraturan menteri dalam Negeri No: 13 Tahun 2006 menyebutkan bahwa APBD memiliki,

15
1. Fungsi otorisasi. Anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan
belanja daerah pada tahun bersangkutan
2. Fungsi perencanaan. Anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
3. Fungsi pengawasan. Anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan
penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
4. Fungsi alokasi. Anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja atau
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efesiensi
efektifitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi. Anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilitasi. Anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

G. PELAKSANAAN APBN DAN APBD

1. PELAKSANAAN APBN

Ketentuan mengenai pengelolaan keuangan negara dalam rangka


pelaksanaanAPBN/APBD ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentangPerbendaharaan Negara yang lebih banyak menyangkut hubungan
administratif antarkementerian negara/lembaga di lingkungan pemerintah.
Setelah APBN ditetapkandengan undang-undang, pelaksanaannya dituangkan
lebih lanjut dengan keputusan presiden s ebagai pedoman bagi kementerian
negara/lembaga dalam pelaksanaan anggaran. Penuangan dalam keputusan
presiden tersebut terutama menyangkut hal-halyang belum diperinci di dalam undang-
undang APBN, antara lain:

1. Alokasi anggaran untuk kantor pusat dan kantor daerah kementeriannegara/lembaga,


2. Pembayaran gaji dalam belanja pegawai,
3. Pembayaran untuk tunggakan yang menjadi beban kementerian negara/lembaga.

S elain itu, penuangan dimaks ud meliput i pula alokas i dana perimbangan


untuk provinsi/kabupaten/kota dan alokasi subsidi sesuai dengan keperluan
perusahaan/badanyang menerima. Untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan pelaksanaanAPBN, pemerintah pusat menyampaikan Laporan
Realisasi APBN semester pertamakepada DPR pada akhir Juli tahun anggaran yang

16
bersangkutan untuk dibahas bersamaantara DPR dan pemerintah pusat. Informasi
yang disampaikan dalam laporantersebut menjadi bahan evaluasi pelaksanaan APBN
semester pertama danpenyesuaian/perubahan APBN pada semester berikutnya.
Laporan Realisasi APBNsemester pertama tersebut dilengkapi dengan prognosis untuk
enam bulan berikutnya.

H. PELAKSANAAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

1. Tahun Anggaran

Tahun anggaran meliputi masa satu tahun mulai dari tanggal 1 Januari sampaidengan 31
Desember tahun yang bersangkutan. APBN dalam satu tahun anggaranmeliputi:

a. hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambahnilai kekayaan bersih;


b. kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurangnilai kekayaanbersih;
c. penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterimakembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya.

Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui Rekening Kas Umum
Negara dengan menggunakan sistem giral

2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Setelah APBN ditetapkan, Menteri Keuangan memberitahukan kepada semua


menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen pelaksanaan
anggaran berupa Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk masing-masing
kementerian negara/lembaga. Menteri/pimpinan l e m b a g a m e n y u s u n d o k u m e n
pelaksanaan anggaran (DIPA) untuk kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
berdasarkanalokasi anggaran yang ditetapkan oleh presiden.

I. PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

Penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerinyah yang memenuhi prinsip


prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang
diterima secara umum merupakan upaya konkret untuk mewujudkan transparasi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara. Dalam UU nomor 17 tahun 2003 ditetapkan
bahwa laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disampaikan berupa laporan
keuangan yang setidak tidaknya dibagi menjadi laporan pelaksanaan anggaran, terdiri atas
laporan realisasi anggaran dan perubahan saldo anggaran lebih serta laporan finansial berupa
neraca, laporan operasional, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang

17
disusun sesuai dengan standard akuntansi pemerintahan(SAP). Laporan tersebut diperiksa
oleh Badan Pemeriksa Keuangan harus disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat selambat
lambatnya empat bulan setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

J. KONDISI PERENCANAAN PENGANGGARAN DI INDONESIA PADA SAAT INI

Ratnawati (2009:384) menyatakan bahwa krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun
1998 memberikan dampak terhadap anggaran Negara, terutama terhadap 3 pos pengeluaran
dalam APBN yang telah menyita 60 persen dari total belanja Negara dari tahun 2005 – 2007.

Ketiga pos pengeluaran tersebut adalah

1. Peran strategis APBN dalam memberikan skema perlindungan sosial sangatlah penting
sehingga dibutuhkan strategi alokasi yang komprehensif mengingat beban yang harus
ditanggung APBN untuk menjalankan peran sebagai jarring pengaman sosial (social
security system) menyita porsi yang relative cukup besar.
2. Kebijakan pemerintah untuk memberikan kewenangan yang relative luas kepada daerah
dalam mengelola dana public melalui desentralisasi fiscal sehingga porsi dana transfer
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan dan meningkatkan pengeluaran APBN
3. Beban biaya Bunga atas penerbitan surat utang dalam rangka rekapitulasi perbankan
sehingga dampak dari keputusan pemerintah mem-bail-out perbankan dalam negeri pada
masa puncak krisis ekonomi dimasa yang lalu. Sehingga ketika ketiga pos pengeluaran
tersebut masih ditambah dengan kebutuhan pendanaan untuk membiayai gaji pegawai
pemerintah yang besarnya sekitar 12 persen dari seluruh pengeluaran dalam APBN dapat
diperkirakan sangat terbatasnya fleksibelitas fiscal pemerintah dalam mengelola
kebijakan anggaran.

K. REVOLUSI SISTEM PENGANGGARAN DI INDONESIA

Undang undang dalam PP Nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan Rencana Kerja
Anggaran Kementrian Negara / Lembaga mengamanatkan tiga pendekatan yang harus
menjadi referensi pemerintah dalam memformulasikan perencanaan dan
mengimplementasikan kebijakan anggarannya.

1. Pendekatan Penganggaran Terpadu (Unified Budget) pada dasarnya memuat


kegiatan instansi pemerintahan dalam APBN yang disusun secara terpadu termasuk
mengintegrasikan anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan.
Memadukan anggaran sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan biaya

18
operasional yang berulang dipertimbangkan secara simultan pada saat saat kunci
pengambilan keputusan dalam siklus penganggaran.
2. Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) memperjelas
tujuan dan indicator kinerja sebagai bagian dari pengembangan system
penganggaran berdasarkan kinerja, sehingga akan mendukung perbaikan efisiensi
dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya dan memperkuat proses
pengambilan keputusan tentang kebijakan dalam kerangka jangka menengah.
3. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah / KPJM.
Adalah pendekatan dengan perspektif jangka menengah memberikan kerangka yang
menyeluruh, meningkatkan keterkaitan antara proses perencanaan dan
penganggaran, mengembangkan disiplin fiscal, mengarahkan alokasi sumber daya
agar lebih rasional dan strategis dan meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat
kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien.

L. KONDISI FAKTUAL PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Perkembangan akuntansi sector public sangat dipengaruhi oleh perkembangan system politik
dan system pemerintahan. Adanya gerakan reformasi pada tahun pendekatan yang harus
menjadi referensi pemerintah dalam memformulasikan perencanaan dan
menginmplementasikan kebijakan anggarannya yaitu pendekatan penganggaran terpadu,
penganggaran berbasis kinerja dan pendekatan kerangka pengeluaran Jangka Menengah.
Dengan adanya kebijakan baru ini maka diharapkan transparasi dan akuntabilitas public
pemerintah pusat dan daerah sebagai sector public dapat terwujud.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akuntansi sektor publik menjadi solusi untuk mengatasi masalah kelangkaan sumber
daya organisasi publik untuk dapat dikelola secara efisien, efektif dan ekonomis untuk
menyediakan pelayanan publik yang lebih baik. Mandate utama dari sektor publik adalah

19
melayani publik. Tugas pentingnya yaitu mengatasi konflik dan permasalahan mengggunakan
sumber daya yang sedikit seoptimal mungkin.
Anggaran dalam akuntansi sektor public tidak hanya masuk dalam bidang akuntansi
manajemen, melainkan juga akuntansi keuangan dengan adanya laporan realisasi anggaran
(LRA) yang merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah untuk pihak eksternal. Oleh
karena itu akuntansi berada pada tahapan pelaksanaan dalam penganggaran sektor publik. Ada
empat tahap perkembangan akuntansi pemerintah selalu diiringi dengan perubahan atau
perkembangan kebijakan tentang pengelolaan keuangan Negara dan daerah termasuk dalam
proses penganggaran dan pendekatan penganggaran yang yang digunakan. Dengan begitu bahwa
anggaran menjadi bagian yang penting dan objek dari akuntansi sektor publik (pemerintah).
Negara dan pemerintah sebagai sasaran akuntansi sector public merupakan konsekuensi
dari pembentukan pemerintahan Negara Indonesia. System pengelolaan keuangann Negara diatur
dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 yang mengatur tentang prinsip-prinsip pengelolaan keuangan
Negara sebagai dasar pelaksanaan reformasi manajemen keuangan pemerintahan. Pengaturan
secara jelas kekuasaan atas pengelolaan keuangan Negara merupakan prinsip pokok dalam
pengelolaan keuangan Negara yang transparan dan akuntabel. Penerapan prinsip ini diyakini
berpengaruh besar bagi upaya pencapaian tujuan bernegara mengingat manifestasi
pengelolaan keuangan Negara dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan adalah disusun dan
dilaksanakannya APBN dan APBD setiap tahun. Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemn,
dan kebijakan ekonomi. Sebagai instrument kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam
rangka mencapai tujuan bernegara.

B. SARAN

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami

dan temen-temen semua. Serta kami juga sangat membutuhkan kritik untuk mengevaluasi tugas

makalah kami menjadi lebih baik lagi kedepannya.

C. DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2014. Akuntansi Sektor Publik Edisi ke-2. Jakarta: Salemba
Empat

Mardiasmo, 2009. Akuntansi sektor publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

20
Dwi Ratna, S. 2010. “Kondisi Faktual Sistem Akuntansi Pemerintahan”. Diedit oleh Abdul
Halim,

Yanuar E. Restianto, dan I Wayan Karma, di dalam Seri Bunga Rampai Akuntansi Sektor
Publik: Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat– Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah– Kapita

Selekta Sistem Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: STIM YKPN.Halim, Abdul dan M. Syam
Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, edisi ke-4. Jakarta:
Salemba Empat.

Mardiasmo. 2009.Akuntansi Sektor Publik.Yogyakarta: CV Andi Offset.Ratnawati, Anny. 2009.

Reformasi Sistem Perencanaan Penganggaran Indonesia. Mempertjam Efektivitas Kebijakan

Pengeluaran Anggaran dalam Era Baru Kebijakan Fiskal. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

21

Anda mungkin juga menyukai