Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MATA KULIAH PERENCANAAN PAJAK

PENYUSUTAN ASET TETAP

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Dhimas Ilham Agus Santoso F0318037

Lanang Galih Prasetyo F0318071

Yustia ‘aini Salsabila F0318116

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
A. Memahami Penyusutan Aktiva Tetap
1. Pengertian
Menurut PSAK 17 penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aset yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan perlu dilakukan
karena manfaat yang diberikan dan nilai dari aset tersebut semakin berkurang.
Pengurangan nilai aset dibebankan secata bertahap. Kebijakan pajak untuk
penyusutan mempertimbangakn tuga hal yaitu :
a. Keadilan pajak (tax equity)
b. Kebijakan ekonomi
Jika penyusutan besar maka laba setelah pajak juga besar, pengambilan
atas investari besar sehingga arus kas menjadi tinggi.
c. Administrasi
Secara administrasi penyusutan dibagi menjadi dua, sederhana dan
kompleks, pemilihannya berdasar biaya administrasi, sumber daya
manusiam dan kepatuhan dari wajib pajak.

2. Karakteristik dari aset yang dapat disusutkan


a. Digunakan dalam kegiatan bisnis (use in a trade or business)
Aset tersebut digunakan dalam operasional perusahaan. Aset ini dapat
dibedakan menjadi business asset, mixed asset, dan private assets. Untuk
business asset dapat disusutkan semuanya, untuk mixed asset boleh
disusutkan sebagian sesuai dengan yang digunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan, sedangkan untuk private assets tidak dapat
disusutkan.
b. Nilainya menurun secara bertahap (gradual declining in value)
Aset yang dapat disusutkan, nilainya mengalami penurunan kualitas
maupun fisik secara bertahap. Jika nilainya tidak mengalami penurunan
secara bertahap, maka tidak dapat disusutkan tetapi langsung dibiayakan.
Adapun aset yang tidak dapat disusutkan adalah barang dagangan,
persediaan bahan, financial asset, dan tanah.
c. Aset berwujud dan aset tak berwujud
Aset berwujud manupun tak berwujud yang mempunyai manfaat lebih
dari satu periode dapat disusutkan. Untuk aset tak berwujud
penyusutannya disebut amortisasi.
d. Pihak yang berhak melakukan penyusutan
1) Pihak yang menggunakan aset tersebut dalam kegiatan usaha
2) Pemilik, dapat dibagi menjadi legal owner dan beneficial owner
e. Saat dilakukan penyusutan
f. Dasar untuk melakukan penyusutan
1) Harga perolehan
Harga beli, biaya angkut, dan pajak.
2) Harga penggantian
3) Revaluasi
B. Prosedur Penyusutan Aktiva Tetap
1. Pendahuluan
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun tidak boleh dibebankan
sekaligus pada tahun pengeluaran, melainkan dibebankan melalui penyusutan
berdasarkan pasal 9 Ayat (2) UU Pajak Penghasilan, UU No. 36 Tahun 2008. Hal
tersebut sesuai dengan prinsip penandingan antara beban dan penghasilan (the
proper matching of cost against revenue).
Perhitungan dan penerapan tarif penyusutan untuk keperluan pajak perlu
memperhatikan perundang-undangan perpajakan, karena dapat berbeda dengan
penyusutan untuk keperluan komersial. Ketentuan fiskal mengharuskan
penyusutan harta tetap dilakukan secara individual per aset mulai tahun 1995,
tidak lagi secara gabungan seperti yang berlaku pada tahun-tahun sebelumnya,
kecuali alat-alat kecil (small tools) yang sama atau sejenis.
2. Saat Mulainya Penyusutan
Undang-Undang Pajak Penghasilan secara khusus dan eksplisit
menetapkan saat dimulainya penyusutan fiskal adalah pada bulan perolehan.
Penyusutan fiskal harus dilakukan sebulan penuh. Pengecualian dari ketentuan ini
hanya dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:
a. Harta atau aset yang masih dalam proses pengerjaan
b. Harta atau aset dalam usaha sewa guna usaha (leasing)
c. Wajib pajak yang mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak
3. Harta atau Aset dalam Pengerjaan
Untuk harta atau aset tetap dalam proses pengerjaan, penyusutannya
dimulai pada tahun selesainya pekerjaan tersebut. Jadi, walaupun pada umumnya
penyusutan atas harta atau aset dimulai pada tahun perolehan tapi untuk harta atau
aset yang pengerjaannya memerlukan waktu lebih dari satu tahun, perhitungan
penyusutan dimulai saat selesainya harta atau aset yang bersangkutan.
4. Harta atau Aset dalam Usaha Sewa Guna Usaha
Penyusutan terhadap harta dalam usaha sewa guna usaha (leasing)
khususnya sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) dimulai pada bulan
harta tersebut disewagunausahakan.
5. Persetujuan Dirjen Pajak
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak apabila
tidak mengikuti prinsip umum penyusutan. Misalnya, penyusutan baru dilakukan
pada tahun harta atau aset tersebut menghasilkan
6. Pengelompokan Harta Berwujud
Dalam sistem penyusutan menurut UU PPh, semua aset tetap berwujud
yang memenuhi syarat penyusutan fiskal harus dikelompokkan terlebih dahulu
menjadi dua golongan, yaitu:
a. Harta berwujud kelompok bukan bangunan

Kelompok Bukan Masa Manfaat Tarif Metode Tarif Metode


Bangunan Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%

b. Harta berwujud kelompok bangunan

Kelompok Masa Manfaat Tarif Metode Tarif Metode


Bangunan Garis Lurus Saldo Menurun
Bangunan 20 tahun 5% -
permanen
Bangunan tidak 10 Tahun 10% -
permanen

C. Metode Penyusutan Aktiva Tetap


Metode Penyusutan Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Terdapat beberapa metode yang berbeda untuk menghitung besarnya beban
penyusutan. Dalam praktik, banyak perusahaan akan memilih satu metode penyusutan
dan akan menggunakannya untuk seluruh aktiva yang dimilikinya. Menurut Waluyo
beberapa metode penyusutan tersebut adalah :
1. Berdasarkan Waktu
a. Metode garis lurus (straight line method)
Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di
mana beban penyusutan aktiva tetap per tahunnya sama hingga akhir
umum ekonomis aktiva tetap tersebut. Hal itu diperoleh dengan cara harga
perolehan aktiva tetap yang bersangkutan dikurangi dengan nilai sisa
kemudian dibagi dengan masa manfaat. Dalam metode ini aktiva tetap
dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu. Sehingga beban
penyusutannya dihitung sama rata. Rumusnya adalah sebagai berkut :

Penyusutan = (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa) / (Masa penggunaan)

b. Metode pembebanan yang menurun


 Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
Beban penyusutan yang dihasilkan dalam periode ini juga
tidak sama per periodenya. Perhitungan beban penyusutannya
didasarkan pada angka-angka tahun. Beban penyusutan per tahun
dihitung dengan cara jumlah angka-angka tahun dikalikan dengan
harga perolehan setelah dikurangi dengan nilai sisa. Angka-angka
tahun diperoleh dengan cara menjumlahkan masa manfaat aktiva
tetap yang bersangkutan perhitungannya dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Beban penyusutan per tahun = angka tahun x (harga
perolehan – nilai sisa) Jumlah angka-angka tahun = 1+2+3+n
(sesuai dengan masa manfaatnya)
Beban penyusutan diperoleh dengan cara mengalikan dasar
penyusutan dengan suatu bilangan pecahan. Beban penyusutan
pada awal pemakaian lebih besar dikarenakan aktiva pada umur
awalnya dianggap performance yang lebih besar pada perusahaan.

(Harga Perolehan ― Harga Residu) × [(n / (n + (n ― 1) + (n ― 2) + …)] = Penyusutan

 Metode saldo menurun/ saldo menurun ganda (declining/ double


declining balance method)
Metode saldo menurun ini sering pula disebut dengan
metode persentase dari nilai buku, karena penyusutan aktiva tetap
setiap periode dihitung berdasarkan tarif tertentu dikalikan dengan
nilai buku aktiva pada masing-masing periode, dan biasanya tarif
penyusutan yang digunakan adalah dua kali tarif metode garis
lurus. Oleh karena itu, beban penyusutan semakin lama semakin
menurun. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

(Harga Perolehan) x (100%/ taksiran usia) x 2

2. Berdasarkan penggunaan
a. Metode jam jasa (service hours method)
Beban penyusutan dihitung berdasarkan sesuai penggunaan jam
kerja aktiva itu yang dipakai dalam berproduksi. Beban penyusutan per
jam dihitung sebagai berikut:

Penyusutan per jam = (Harga perolehan-Nilai sisa) / jumlah jam kerja

Penyusutan per periode = Penyusutan per jam x jumlah jam kerja dalam satu periode

b. Metode jumlah unit produksi (productive output method)


Dalam metode ini menghasilkan jumlah beban penyusutan yang
berbeda-beda menurut jumlah penggunaan aktiva dimana untuk
menerapkan metode ini umur aktiva dinyatakan dalam satuan jumlah unit
hasil produksi. Beban penyusutan dihitung berdasarkan tarif penyusutan
per unit dikalikan dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan. Berikut rumus metode ini:

(Harga Perolehan ― Harga Residu) × (Pemakaian ÷ Kapasitas Maksimal)


= Penyusutan

3. Berdasarkan kriteria lainnya


a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
Metode Group mengindikasikan kumpulan dari aktiva yang
memiliki jenis yang sama dan composite mengarah kepada kumpulan
aktiva yang memiliki jenis yang berbeda. Metode group biasanya
digunakan untuk kelompok aktiva yang hampir sama jenisnya dan
memiliki umur kegunaan yang sama. Sedangkan composite
method digunakan untuk aktiva yang bermacam – macam dan memiliki
umur kegunaan yang berbeda.
b. Metode anuitas (annuity method)
Aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan memberikan
kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dari aktiva tersebut
dianggap sebagai present value yang akan didiskontokan atau jasa yang
akan diberikannya secara merata selama umur teknisnya.menurut metode
anuitas penyusutan merupakan angka bunga yang diperhitungkan
atas harga perolehan.
c. Sistem persediaan (inventory system)
Metode penyusutan ini biasanya digunakan untuk menilai aktiva
berwujud yang nilainya kecil. Persediaan peralatan, sebagai contoh,
mungkin ada pada awal dan akhir periode. Kemudian jumlah beban
penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan nilai awal dari
persediaan ditambah dengan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh
peralatan tersebut dikurangi dengan nilai akhir persediaan.
Metode Penyusutan Menurut Peraturan Perpajakan
Metode penyusutan menurut ketentuan undang-undang perpajakan sebagaimana
telah diatur dalam Pasal 11 UU Pajak Pengahasilan adalah :
1. Metode garis lurus (straight line method), atau saldo menurun (declining balance
method) untuk aset tetap berwujud bukan bangunan.
2. Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud berupa bangunan.

Anda mungkin juga menyukai