Anda di halaman 1dari 7

ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DENGAN METODE BLOK

NEIGHBORHOOD NEAREST POINT PADA PT GENBA MINERAL KAB. MOROWALI


PROV, SULTENG
ANDRI PRAYUGO., 2007 31 045
Fakultas Teknik,Universitas Veteran Republik Indonesia,Makassar-Indonesia

ABSTRAC
Indonesia adalah salah satu satu Negara yang kaya akan sumberdaya alam. Hal ini terbukti devisa
yang menghasilkan dari sector pertambangan, Nikel merupakan salah satu bahan galian ekonomis
yang banyak tersebar di Nusantara. Dalam pemanfaatan dan pengolaan bahan galian khususnya
nikel, suatu usaha kegiatan pertambangan dapat terhenti oleh sebab habisnya cadangan ekonomis
maupun karena masalah lainnya dan seringkali meninggalkan bahan galian yangmasih bernilai
ekonomis pada saat sekrang maupun masa mendatang.
Oleh Karen itu perhitugan sumberdaya berperan penting dalam menentukan jumlah, kualitas, pola
dan arah sebaran sehingga akan mempermudah proses pertambangan suatu bahan galian. Salah satu
perusahaan nikel yang ada di Indonesia khususnya wilayah Morowali Sulewesi tengah adalah PT,
Genba Multi Mineral.
Berdasarkan data eksplorasi yang telah diambil pada blok 7 PT. Genba Multi Mineral, perhitungan
sumberdaya dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik yang modern maupun yang konvensional
untuk mengetahui jumlah sumberdaya yang ada. Dalam kesimpulan ini, metode yang dipakai yakni
metode model blok neighborhood nearest point.
Hasil perhitungan dengan metode model blok neighborhood nearest point didapatkan sumber daya
nikel blok 7 dengan volume biji sebesar 374.077 m3 dan tonase sebesar 598.523 ton dengan rata-rata
kadar Ni 1,97% dari Fe 15,93%, serta arah sebaran N45 W menuruni lereng gunung.
Kata Kunci : Metode Blok Neighborhood Nearest Point,

1.1 Latar Belakang


Potensi sumberdaya mineral Indonesia yang cukup banyak, tersebar hamper diseluruh nusantara dan
merupakan salah satu modal untuk kegiatan pembangunan, terbukti dibidang pertambangan Indonesia yang kaya

karena sumber daya mineral ini menghasilkan pemasukan yang cukup besar bagi negaramelalui pajak dan royalty
setiap tahunnya.
Dalam pemanfataatanya dan pengelolaan bahan galian, suatu kegiatan usaha pertambangan dapat terhenti
oleh sebab habisnya sumberdaya yang ekonomis maupun karena masalah lainnya, dan seringkali meninggalkan
bahan galian yang masih memiliki potensi ekonomis pada saat sekarang maupun pada masa mendatang.
Keberadaan mineral di dalam perut bumi dapat diketahui dari sejumlah indikasi adanya minera-mineral
tersebut di permukaan bumi. Penyelidikan secara geologis pada dasarnya belm dapat menentukan secara teliti atau
kuantiftif mengenai sumberdaya mineral tersebut, akan tetapi pada tahap ini sudah dapat diketahui indikasi adanya
mineral, karena itulah keberadaan mineral pada tahapan ini disebut sebagai sumberdaya.
Bahan-bahan endapan logam seperti nikel (Ni) mempunyai pengaruh kuat dalam pangsa pasar untuk
komoditi ekspor dan kebutuhan industry dalam negri, hal tersebut menyebabkan banyaknya permintaan nikel dalam
pemenuhan kebutuhan industry.Hali ini mendorong munculnya perusahaan-perusahaan tambang khususnya tambang
nikel.
Hasil penyelidikan umum yang dilakukan oleh PT. Genba Multi Mineral (GM2), Daerah Mahoni memiliki
potensi endapan nikel laterit, pada kegiatan selanjutnya akan dilakukan eksplorasi dimana kegiatan ini merupakan
lanjutan dari kegiatan prospekssi yang bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan nikel laterit
sehingga dapat dibuat suatu model endapan nikel laterit di daerah tersebut.
Estimasi sumberdaya sebagai bagian dari kegiatan eksplorasi. Estimasi sumberdaya berperan penting dalam
menentukan jumlah, umur, kualitas dan kemudaan dalam eksploitasi secara komersial dari suatu endapan, sebab
hasil dari estimasi sumberdaya yang baik dapat menentukan investasi yang akan ditanam oleh investor, penentuan
sasaran produk, cara penambangan yang akan dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam melaksanakan ussha penambangannya.
Dalam melakukan estimasi sumberdaya nikel laterit terdapat beberapa metode blok yang dapat digunakan,
antara lain metode Ordinary Kriging, Invers Distance Weighting (IDW) dan Neighborhood Nearest Point (NNP).
Hal tersebut yang melatar belakangi dilakukannya penelitian ini, dimana penelitian mengangkat judul
Estimasi SUmberdaya Nikel Laterit Dengan Menggunakan Metode Model Blok Neighborhood Nearest Point pada
Blok 7 PT. Genba Multi Mineral Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
1.2
1.
2.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
Melakukan perhitungan sumberdaya biji nikel berdasarkan data hasil pemboran.
Pemodelan yang dilakukan nantinya akan dapat memperlihatkan model penyebaran endapan mineral pada
daerah penelitian, dan sebagai bahan referensi untuk tahap pertambangan selanjutnya.

TINJAUAN UMUM
2.1 Kesimpulan Daerah

Lokasi PT. Genba Multi Mineral terletak di Desa Mahoni, Keacamatan Petasai Timur, Kabupaten
Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Dari kota Makassar menuju Desa Mahoni dapat ditempuh dengan jalur darat
denga waktu tempuh

12 jam , menggunakan bus atau kendaraan pribadi hingga kota Soroako.

Di wilayah kerja PT. Genba Multi Mineral, jaringan jalan transport sudah cukup memadai, sehingga tidak
merupakan kesulitan bagi tim eksplorasi dalam mobilisasi tetapi jaringan komunikasi (signal telpon) masih kurang
memadai sehingga bisa menjadi kendala bagi tim eksplorasi dalam melaksankan aktifitas. Daerah Izin usha
Pertambangan PT. Genba Multi Mineral berada pada Desa Mahoni, kecamatan PetasiaTimur, Kabupaten Morowali,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Penduduk daerah penelitian adalah bersal dari penduduk asli Sulawesi Tengah yaitu Suku Mori dan
sebagian adalah suku pendatang seperti suku Nusa Tenggara Timur, Flores, Alor dan Timor. Suku ini mendiami
permukiman di sekitar jalur holing perusahaan, mata pencarian penduduk yaitu berkebun, karyawan perushaan dan
tukang ojek, pemanfaatan lahan sekitar umumnya adalah perkebunan kelapa sawit.
2.2 Kondisi Geografis
Secara geografis wilayah IUP PT. Genba Multi Mineral pada bagian selatan, utara dan barat dibatasi oleh
hutan, sebelah timur dibatasi oleh permukiman penduduk Desa Mahoni. Kondisi geografis wilayah IUP PT. Genba
Multi Mineral dan Ijin Usaha Pertambangan disekitarnya merupakan bagian tatanan bentang alam Pulau Sulawesi
Bagian Tengah dan termasuk dalam bagian rangkaian perbukitan yang membentang Tenggara Barat Daya dan
berjarak 17km dari garis timur Sulawesi Tengah.
Dalam Hal penyikapan terhadap data curah Hujan tersebut, merupakan hal penting terhadap proses
penambangan bijih nikel, karena air itu sendiri akan dapat menyebabkan beberapa aspek penting, antara lain:
1.
2.
3.

Longsoran lereng akibat resapan air dapat menghentikan produksi dan merusak front penambang,
perolehan biji rendah, atau mungkin terjadinya kecelakaan tambang.
Mengurangi efisiensi kerja karyawan, peralatan dan menghambat penanganan material.
Menghasilkan lumpur dan dapat membuat produk tidak dapat diterima oleh proses berikutnya (Laporan
eksplorasi lanjutan PT. Genba Multi Mineral Tahun 2012)

2.3 Keadaan Geologi Daerah Penelitian


Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan batuan ultrabasa yang ada di
atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari bahasa Latin Later yang berarti batubata merah, yang
ditemukan oleh M.F Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara dan Malabr
yang merupakan wilayah India bagian selatan. Material tersebut sangat rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila
terlalu lama diekspos, maka akan cepat sekali mengeras dan sangat kuat (Panjah, Najib Arangi.2011Genesa
Endapan Nikel Laterit www.google.com) Di Indonesia pada umumnya nikel diperoleh dari hasil pelapukan batuan
asla yang disebut ultramafic.
Berdasarkan komposisi mineraloginya maka batuan Ultramafik dibedakan menjadi beberapa jenis batuan,
yaitu batuan beku Dunite, Peridotite, Lherzolite, Serpentinite, dan sebagainya.
Orebody dengan Ni grade yang tinggi umumnya didapat dari proses pelapukan batuan asal (bedrock) yang
kaya Olivine dan diharapkan yang kaya memiliki jenis mineral fosterit (kaya unsur kimia Mg) karena kandungan
Mg++ dalam Fosterit, sehingga dapat dikatakan batuan yang banyak mengandung mineral Olivine jesin fosterit
dibatuan ultramafic lebih tinggi kandungan Ni-nya. Kandungan Ni pada bedrock sebenarnya kecil sekali (<40%)
dan magnesia mudah larut dan punya mobilitas tinggi terutama SiO2 dan MgO dilarutkan oleh air sehingga % Ni
yang tinggal diprofile jadi tinggi (>2%).
Gambaran diatas menunjukkan adanya proses leaching membentuk Profile Limonite (bagian atas/Zona
oksidasi) dan saprolit (bagian bawah/Zona reduksi) dimana pada lapisan limonit proses pelapukan sudah sangat
lanjut sehingga hamper semua silica dan magnesia sudah tercuci dan sisa-sisa struktur/tekstur batuan sudah boleh

dikatakan hilang (semua lapisan Bedrock sudah jadi tanah), lapisan limonite mengandung Fe yang sangat tinggi
karena memang Fe sangat sesuai pada lingkungan oksida. Sedangkan saporite dapat dikatakan setengah lapuk
dimana masih ditemukan sisa-sisa tekstur batuan dasar, kandungan Ni tertinggi akan didapat pada zona saporite
karena Ni lebih stabil di zona reduksi.
Di derah tropis dimana curah hujan tinggi dan banyak vegetasi yang membentuk lingkungan
asam.Morfologi yang gentle seperti Plateu memiliki sirkulasi air bagus untuk mencuci/mengeluarkan silica dan
magnesia.
Pada daerah yang terlalu terjal hasil pelapukan akan tererosi sehingga profile laterit yang akan dihasilkan
tipis. Sebaliknya jiak daerahnya terlalu landau seperti dilembah /dataran rendah maka sirkulasi air umumnya kurang
bagus. Pada morfologi seperti ini umumnya memiliki struktur geologi intensif sehingga memnyebabkan penetrasi air
ke bedrock akan lebih efektif.
2.3.1 Proses Laterisasi Nikel
Biji nikel laterit merupakan hasil proses pelapukan (weathering) batuan ultrabasa yang terdapat di atas
permukaan bumi. Proses pelapukan terjadi karena pergantian musim panas di atas permukaan bumi. Proses
pelapukan terjadi karena pergantian musim panas dan dingin yang silih berganti, sehingga batuan menjadi pecahpecah dan mengalami pelapukan. Ion-ion yang mempunyai beat jenis besar, termasuk nikel, dihanyutkan oleh air,
angina atau media lain ke dataran yang lebih rendah. Pada umumnya biji nikel laterit mengandung unsur besi
dengan kandungan nikel sebesar 7%. Zone diantara kerak bumi dan inti 0,1% - 0,3% nikel. Deposit nikel pada
umumnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu nickel-copper sulfide, nicel slilicate dan nickel laterites
and serpentines.
Proses ini merupakan pengkayaan supergen yang sangat dipengaruhi oleh derajat pelapukan kimiawi
batuan. Sedangkan derajat pelapukan sangat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti :
1.

Iklim
Iklim tropis seperti pada Negara kita, pelapukan akan lebih mudah terjadi apabila dibandingkan dengan
Negara-negara yang beriklim sub-tropis. Perbedaan panas dingin akan mengakibatkan terjadinya rekah
batuan dalam bebrapa bentuk.

2.

Curah hujan
Hujan juga merupakan salah satu factor penentu terjadinya pelapukan, dimana air hujan sebagai terinfiltrasi
ke dalam rekahan batuan yang selanjutnya akan menjadi reagen kimia dan mempercepat proses pelapukan.

3.

Topografi
Pelapukan sangat intensif sekali terjadi pada topografi yang mempunyai kemiringan yang relative landau
(berbentuk Plateau),

4.

Vegetasi
Keberadaan vegetasi dapat membantu terjadinya pelapukan, karena keberadaan humus mampu menahan air
hujan sehingga intensitas proses lateritisasi akan semakin tinggi.
Zona Lemah (struktur)
Pada zona-zona lemah atau yang terkena struktur pelapukan semakin intensif, karena rekahan-rekahan
bantuan tersebut dapat menjadi perangkap air hujan dan sekaligus sebagai media air untuk melakukan
penetrasi dalam ke wilayah batuan.

5.

6.

7.

Sifat batuan
Hal ini sangat bergantung pada tekstur dan komposisi mineral penyusun batuan tersebut, umumnya
ditentukan oleh perbandingan antara mineral silica terhadap unstable mineral lainnya.
Waktu
Waktu sangat berperan didalam proses laterisasi dan yang dimaksud waktu dalam kontek ini adalah waktu
geologi.

Air hujan yang mengandung CO2 dari udara akan merasap ke dalam tanah sampai ke permukaan
air tanah sambil melindih (leaching)mineral primer yang tidak stabil primer yang tidak stabil seperti
olivine, serpentine dan piroksen. Air tanah meresap secara secara perlahan dari atas kebawah sampai batas
antara limonit dan zona saprolite. Kemudian melewati beberapa wilayah yang mengandung unsur nukel
dan membawanya ke daerah yang lebih rendah untuk kemudian membentuk aliran yang akan membentuk
nikel. Air mengalir melaluai rekahan menuju daerah yang lebih rendah dengan membawa bijih nikel yang
telah terkayakan kemudian akan membentuk nikel yang berkadar lebih tinggi.
2.4 Kondisi Sosial Dan Masyaraakat
Penduduk di kecamatan Petasia pada umumnya beragama Kristen, disamping agama islam, Hindu
dan Budha. Adapun penduduk yang memeluk agama Hindu/Budha dan sebagian yang beragama Kristen
pada umumnya adalah warga transmigran yang berasal dari etnis Alor Flores, dan Bali dan penduduk locat
etnis Mori yang bermukim diwilayah tersebut.
Kecamatan Pantisia adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Morowali yang mempunyai potensi
sumber daya alam yang cukup besar, disamping kesuburan tanahnya yang memungkinkan untuk
mengembangkan lahan pertanian dan perkebunan.
Selain bertani dan berkebun dan nelayan, sebagian penduduknya juga bekerja di tambang-tambang
nikel yang ada sepeti PT Sinosteel Indonesia dan PT. Bintang Delapan Mineral.Kebutuhan tenaga kerja
local harian (helper) selama kegiatan penelitian ini nerasal dari desa terdekat, yaitu Desa Mahoni dan desa
Mesara. Selama kegiatan ini berlangsung sebagian tenaga harian local tersebut tinggal dilokasi sekitar
lokasi penelitian, dengan cara flying camp.
PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN
5.1 Perhitungan Sumberdaya
Untuk mengetahui sumberdaya terukur bijih nikel laterit yang terdapat di daerah penelitian khususnya Blok
7 PT. Genba Multi Mineral dihitung dengan menggunakan metode model block Neighborhood nearst Point. Dimana
estimasi suatu nilai yang dicari diambil berdasarkan nilai contoh terdekat, dibutuhkan data-data hasil pemboran
berupa data geologi, survey, kadar dan identitas log bor.
5.1 Metode Model Blok NNP pada Aplikasi Surpac
5.2.1 Basis Data Geologi (geological Database)
Basis ini merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan penaksiran sumberdaya suatu bahan
galian, karena basis data dapat digunakan sebagai imput data untuk bahan galian
Basis data diperlukan untuk melakukan import data kedalam program neigtborhood nearst point (NNP)
pada suatu support tiga dimensi yang merupakan model dari data yang diolah. Basis data yang digunakan dalam
penelitian ini dibai menjadi empat bagian yaitu:
1.
2.
3.
4.

Data topografi (collar) yang berisi data posisi/kordinat lubang bor berupa Norting, Easting, dan elevasi.
Data kadar (assay) yang berisi informasi mengenai kadar pada tiap-tiap interval kedalaman tertentu sesuai
dengan analisa kadar yang dilakukan.
Data geologi yang berisi tentang keterangan litologi pada setiap lubang bor.
Data survey yang berisikan keterangan tentang bentuk tiap luang bor yang ada.

5.2.2 Pembuatan Badan Bijih

Pembuatan badan Bijih (ore body) untuk membentuk pola sebaran yang nantinya akan digunakan dalam
pembuatan blok. Sehingga bentuk blok model akan mengikuti bahan biji yang telah dibuat.
Pembuatan zona dilakukan pada log bor yang telah kita warnai sebelumnya.
Pembentukan badan bijih pada program surpac dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Pembuatan zona bijih melalui database (extrac database)
Dengan cara mengambil titik-titik kordinat dari litologi setiap lubang bor menurut zona yang diinginkan.
2. Pembuatan zona bijih melalui penampang
Dengan cara membuat garis batas pada setiap baris section log bor yang telah diwarnai sebelumnya
sehingga berbentuk zona yang di inginkan kemudian disatukan.
5.2.3 Pembuatan Blok Model
Estimasi sumberdaya dalam penelitian ini dilakukan dengan metode model blok neighborhood nearst point
(NNP) dengan bantuan program surpac 6,2 sehingga dapat diketahui tonase dan kadar Ni serta Fe.
Dalam melakukan proses estimasi, terlebih dahulu dibuatkan model blok. Model blok sendiri merupakan
estimasi dalam bentuk tiga dimensi yang dibagi berdasarkan ukuran blok yang di inginkan.
Model blok secara keseluruhan merupakan sebuah system informasi secara geometri untuk melakukan
penaksiran nilai kadar Ni dan Fe pada masing-masing blok yang telah dibentuk. Model blok yang digunakan dalam
estimasi Sumberdaya endapan nikel laterit akan berupa blok tiga dimensi, dimana memiliki dimensi panjang, lebar
dan tinggi terdiri dari grid atau cell yang lebih kecil dan keseluruhan model blok yang dibuat harus melingkupi
semua lubang bor.

KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan
1.

2.

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan pada bab sebelumnya yaitu:
Esrimasi cadangan nikel laterit dengan metode neighborhood nearest point diperoleh volume sebesar
350.430 m3 dan tonase sebesar 560.688 ton serta kadar Ni rata-rata sebesar 2,01 % dan kadar Fe
sebesar 16,03%.
Pola endapan dan Arah penyebaran nikel laterit pada blok 7 PT. Genba Multi Mineral kearah

N 45 W

menuruni lereng gunung.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Agus Haris, Metode Perhitungan Cadangan , Modul Responsi, Dep Teknik Pertambangan , ITB,
Bandung, 2005
Ilham, Andri Samanlangi. 2008 DIklat Perhitungan Cadangan Universitas Veteran Republik
Indonesia, Makassar.
Komite cadangan Mineral Indonesia. 2011, Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumber daya Mineral
dan Cadangan Bijih Indonesia google.com
Notosiswojo, Sudarto. Metode Perhitungan Sumberdaya Bandung, ITB.
Panjah, Najib Arangi. Genesa Endapan Nikel Laterit tambangunsri. Blogspot.com/2011/01/genesaendapan-nikel-laterit.html (diakses tanggal 04 mei 2013)
PT. Genba Multi Mineral. 2012, Laporan Eksplorasi Lanjutan Morowali.
Surpac minex grup. 2006, Geostatistik In Surpac Western Australia.
Usman, Fakhrurrazi. 2012, Tugas Akhir Program Studi Teknik Pertambangan UNHAS Makassar.
Wikipedia.com. Tren Analisis. (diakses bulan mei 2013).

Anda mungkin juga menyukai