Anda di halaman 1dari 6

PERLAKUAN AKUNTANSI IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK

AYUK DAMAYANTI / D IV AKUNTANSI / 7D / 8

ABSTRAK
Sewa beli merupakan salah satu bentuk perjanjian campuran antara jualbeli dan sewa
menyewa, namun dalam praktek seringkali disamakan dengan leasing. Para ulama menilai
perjanjian sewa-beli ini merupakan bentuk perjanjian yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah karena dianggap mengumpulkan dua akad dalam satu akad yang dilarang oleh
Rasulullah. Oleh karena perjanjian ini telah marak dipraktikkan oleh masyarakat dan
dipandang banyak manfaatnya, maka perlu dicarikan solusinya agar perjanjian seperti itu tetap
dapat dilaksanakan, namun tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Konstruksi
hukum yang ditawarkan oleh para ahli hukum Islam melalui apa yang disebut Ijarah
Muntahiyah Bit Tamlik.
A. Pengertian Ijarah Muntahiya bittamlik
Menurut Psak 107, Ijarah merupakan sewa menyewa obyek ijarah tanpa perpindahan risiko dan
manfaat yang terkait kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa waad untuk memindahkan
kepemilikan dari pemilik (mujir) kepada penyewa (mustajir) pada saat tertentu. Perpindahan
kepemilikan suatu aset yang diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah muntahiyah
bittamlik, dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri dan aset ijarah telah diserahkan
kepada penyewa dengan membuat akad terpisah. Jadi, Ijarah Muntahiya bittamlik (IMBT) adalah
sewa yang diakhiri dengan pemindahan kepemilikan barang; sejenis perpaduan antara kontrak
jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di
tangan si penyewa.
B. Landasan Hukum Al Ijaroh al muntahia bit Tamlik
a. Undang-undang No.10/1998 tentang Perbankan :
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah wajib dikembalikan disertai imbalan (prinsip
ijarah) (pasal 1.12);
b) Prinsip syariah dalam pembiayaan barang modal dapat dilakukan dengan pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari Bank oleh Nasabah (pasal 1.13).
c) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 tentang
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah : Bank wajib menerapkan prinsip syariah
dalam menyalurkan dana antara lain melalui transaksi jual beliberdasarkan prinsip ijarah
(pasal 28).
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27/DSN-MUI/III/2002 28 Maret 2002 :
a) harus laksanakan akad ijarah dulu;
b) akad pemindahan kepemilikan (jual beli/hibah) hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah
selesai.
c. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 107 :
Perpindahan kepemilikan suatu aset yang diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah
muntahiyah bittamlik, dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri dan aset ijarah telah
diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah.
C. Perpindahan Kepemilikan
Perpindahan kepemilikan dapat melalui cara:
1. Hibah
2. Penjualan sebelum akad berakhir

3. Penjualan pada akhir masa Ijarah


4. Penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad
D. Ketentuan Syariah Ijarah Muntahia bit-Tamlik
-

Pihak yang melakukan Ijarah Muntahia bit Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah
terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian,
hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah wa'ad, yang
hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad
pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah:
a. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang menyewa aset dan
mujir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset.
b. Objek akad, yaitu majur (aset yang disewakan) dan ujrah (harga sewa).
c. Sighat yaitu ijab dan qabul.
Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam, sebagai
berikut :
a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu
dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak.
b. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab
pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat kepada penyewa.
c. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat
kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap
berlaku.
d. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada
saat kontrak berakhir. Apabila asset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat
kontrak berakhir.
Ketentuan Objek Ijarah :
a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa.

b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.
e. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah
(ketidak tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.
f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga
dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik
E. Skema pembiayaan (Ijarah Muntahiyyah Bittamlik)

F. Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Akuntansi Transaksi Ijarah


Pedoman pencatatan akuntansi pemilik (mujir) adalah sebagai berikut:
1.
Aktiva yang dijadikan sebagai objek ijarah diakui sebesar harga perolehan
Jurnal untuk mencatat perolehan aset ijarah:
Dr. Aset Ijarah
xxx
Cr. Kas/Utang
xxx
2.
Obyek ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aktiva sejenis, sedangkan obyek
sewa dalam IMBT disusutkan sesuai masa sewa.
Dr. Biaya Penyusutan
xxx
Cr. Akumulasi Penyusutan xxx
3.
Jurnal untuk pencatatan pendapatan sewa:

Dr. Kas/ Piutang Sewa


xxx
Cr. Pendapatan Sewa
xxx
4. Biaya Perbaikan Obyek Ijarah: adalah tanggungan pemilik, tetapi pengeluarannya dapat
dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan
pemilik.
a. Jika perbaikan rutin yang dilakukan oleh penyewa dengan persetujuan pemilik maka
diakui sebagai beban pemilik.
Dr. Biaya Perbaikan
xxx
Cr. utang
xxx
b. Jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada
saat terjadinya, maka akan dicatat penyewa
c. Dalam Ijarah muntahiya bittamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan
obyek Ijarah yang dimaksud dalam huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun
penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing atas obyek Ijarah.
Dr. Biaya Perbaikan
xxx
Cr. Kas/utang/Perlengkapan xxx
5.
Perpindahan kepemilikan objek Ijarah dalam Ijarah mutahiyah bittamlik dengan cara:
a. hibah, maka jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai beban;
Dr. Beban Ijarah
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Cr. Aset Ijarah
xxx
b. penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai
keuntungan atau kerugian;
Dr. Kas
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Dr. Kerugian*
xxx
Cr. Keuntungan **
xxx
Cr. Asset Ijarah
xxx
* jika nilai buku lebih besar dari harga jual
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
c. penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat
objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian;
Dr. Kas
xxx
Dr. Kerugian*
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Keuntungan**
xxx
Cr. Asset Ijarah
xxx
* jika nilai buku lebih besar dari harga jual
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
d. penjualan objek ijarah secara bertahap, maka:
(i)
selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual
diakui sebagai keuntungan atau kerugian;
Dr. Kas
xxx
Dr. Kerugian *
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx

Cr. Keuntungan **
xxx
Cr. Aset Ijarah
xxx
* jika nilai buku lebih besar dari harga jual
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
(ii)
bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai asset tidak lancar atau
asset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan asset tersebut.
Dr. Aset Lancar/tidak lancar
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Cr. Aset Ijarah
xxx
e. Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban yang
terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya
f. Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah
dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
(i)
keberadaan waad/pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika
ada);
(ii)
pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
(iii)
agunan yang digunakan (jika ada);
b) nilai perolehan &akumulasi penyusutan setiap kelompok asset ijarah;
c) keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
Pedoman pencatatan akuntansi penyewa (mustajir) adalah sebagai berikut:
1. Beban sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas asset telah diterima.
Dr. Beban Sewa
xxx
Cr.Kas/Utang
xxx
Untuk pengakuan sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas manfaat yang telah
diterima
2. Biaya pemeliharaan obyek Ijarah yang disepakati dalam akad menjadi tanggungan penyewa
diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
a. Jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada
saat terjadinya. Jurnal:
Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah xxx
Cr. Kas/utang/perlengkapan
xxx
b. Dalam Ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek Ijarah secara bertahap, biaya
pemeliharaan obyek Ijarah yang menjadi beban penyewa akan meningkat sejalan dengan
peningkatan kepemilikan obyek Ijarah.
Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah xxx
Cr. Kas/utang/perlengkapan
xxx
c. Jurnal atas biaya pemeliharaan yang menjadi tanggungan pemberi sewa tapi dibayarkan
terlebih dahulu oleh penyewa
Dr Piutang
xxx
Cr kas/ utang/perlengkapan
xxx
3. Perpindahan Kepemilikan dalam Ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
a. hibah, maka penyewa mengakui asset dan keuntungan sebesar nilai wajar objek Ijarah
yang diterima;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Keuntungan
xxx

b. pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar
pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Kas
xxx
c. pembelian setelah masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar
pembayaran yang disepakati;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah)
xxx
Cr. Kas
xxx
d. pembelian objek Ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui asset sebesar biaya
perolehan objek Ijarah yang diterima.
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah)
xxx
Cr. Kas /Utang
xxx
4. Pengungkapan, penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah
dan ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a. penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
(i) total pembayaran;
(ii) keberadaan waad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada)
(iii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarahlanjut;
(iv) agunan yang digunakan (jika ada); dan
b. keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada
transaksi jual dan ijarah).
REFERENSI
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 107 tentang Akuntansi Ijarah
http://www.arsip.badilag.net/data/ARTIKEL/IMBT.pdf
https://www.academia.edu/9737097/Ijarah_Muntahiya_Bi_al-Tamlik

Anda mungkin juga menyukai