Disusun oleh:
Kelompok 10
Putra Sijabat 165020300111046
Erwin Lumban Gaol 165020300111053
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
AKUNTANSI IJARAH
Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diakui selama masa akad secara proporsional
kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik memulai penjualan secara bertahap maka besar
pendapatan setiap periode akan menurun secara progresif selama masa akad karena adanya
pelunasan bagian per bagian objek sewa pada setiap periode tersebut.
Piutang pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik diukur sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada akhir periode pelaporan. Jika biaya akad menjadi beban pemilik objek sewa
maka biaya tersebut dialokasikan secara konsisten dengan alokasi pendapatan ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik selama masa akad.
Pengakuan biaya perbaikan objek sewa adalah sebagai berikut:
a. Biaya perbaikan tidak rutin objek sewa diakui pada saat terjadinya;
b. Jika penyewa melakukan perbaikan rutin objek sewa dengan persetujuan pemilik objek sewa,
maka biaya tersebut dibebankan kepada pemilik objek sewa dan diakui sebagai beban pada
periode terjadinya pebaikan tersebut; dan
c. Dalam ijarah muntahiyah bittamlik memalui penjualan secara bertahap biaya perbaikan objek
sewa yang dimaksud dalam angka 1 dan 2 ditanggung pemilik objek sewa maupun penyewa
sebanding dengan bagian kepemilikan masing-masing di dalam objek sewa.
Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui hibah diakui pada
saat seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan objek sewa yang telah diserahkan kepada
penyewa. Objek sewa yang telah dikeluarkan dari aktiva pemilik objek sewa pada saat terjadinya
perpindahan hak milik objek sewa.
Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan objek
sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa diakui pada saat
penyewa membeli objek sewa. Pemilik objek sewa mengakui keuntungan atau kerugian atas
penjualan tersebut sebsar selisih antara harga jual dan nilai buku bersih objek sewa.
Pengakuan pelepasan objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui pembayaran
sekadarnya adalah sebagai berikut :
a. Perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah diselesaikan dan
penyewa membeli objek sewa;
b. Objek sewa dikeluarkan dari aktiva pemilik objek sewa pada saat terjadinya perpindahan hak
milik objek sewa;
c. Jika penyewa berjanji untuk membeli objek sewa tetapi kemudian memutuskan untuk tidak
melakukannya dan nilai wajar objek sewa ternyata lebih rendah dari nilai bukunya, maka
selisihnya diakui sebagai piutang pemilik objek sewa kepada penyewa; dan
d. Jika penyewa tidak berjanji untuk membeli objek sewa dan memutuskan untuk tidak
melakukannya, maka objek sewa dinilai sebesar nilai wajar atau nilai buku, mana yang lebih
rendah. Jika nilai wajar objek sewa tersebut lebih rendah dari nilai buku maka selisihnya diakui
sebagai kerugian pada periode berjalan.
Pengakuan pelepasan objek sewa ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan objek sewa secara
bertahap adalah sebagai berikut :
a. Perpindahan hak milik sebagian objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa telah
diselesaikan dan penyewa menbeli sebagian objek sewa dari pemilik objek sewa;
b. Nilai buku bagian objek sewa yang telah dijual dikeluarkan dari aktiva pemilik objek sewa
pada saat terjadinya perpindahan hak milik bagian objek sewa;
c. Pemilik objek sewa mengakui keuntungan atau kerugian sebesar selisih antara harga jual dan
nilai buku atas bagian objek sewa yang tersisa maka perlakuan akuntansinya.
Dalam ijarah muntahiyah bittamlik, jika objek sewa mengalami penurunan nilai permanen sebelum
perpindahan hak milik kepada penyewa dan penurunan nilai timbul bukan akibat tindakan penyewa
atau kelalaiannya, serta jumlah cicilan ijarah yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar,
maka selisih antara keduanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk tujuan pembelian aktiva
dan nilai sewa wajarnya) diakui sebagai kewajiban kepada penyewa dan dibebankan sebagai
kerugian pada periode terjadinya penurunan nilai.
Perpindahan hak milik objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui pembelian objek
sewa dengan harga sebesar sisa cicilan sewa sebelum berakhirnya masa sewa yang diterima diakui
sebagai aktiva penyewa sebesar kas yang dibayarkan.
Pengakuan penerimaan objek sewa dalam ijarah muntahiyah bittamlik melalui pembayaran
sekadarnya adalah sebagai berikut :
a. Perpindahan hak milik objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa ijarah telah
diselesaikan dan penyewa membeli objek sewa dari pemilik objek sewa;
b. Objek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar kas yang dibayarkan
Pengakuan penerimaan objek dalam ijarah muntahiyah bittamlik memalui pembelian objek sewa
bertahap adalah sebagai berikut :
a. Perpindahan hak milik sebagian objek sewa diakui jika seluruh pembayaran sewa ijarah telah
diselesaikan dan penyewa membeli sebagian objek sewa dari pemilik objek sewa; dan
b. Bagian objek sewa yang diterima diakui sebagai aktiva penyewa sebesar biaya perolehannya.
Objek sewa yang telah dibeli oleh penyewa disusutkan sesuai dengan kebijakan penyusutan
penyewa. Jika objek sewa mengalami penurunan nilai permanen sebalum perpindahan hak milik
kepada penyewa dan penurunan nilai tersebut timbul bukan akibat tindakan penyewa atau
kelalaiannya, serta jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar melebihi sewa yang dibayar melebihi
nilai sewa yang wajar, maka selisih antara keduanya (jumlah yang sudah dibayar penyewa untuk
tujuan pembelian aktiva tersebut dan nilai sewa wajarnya) diakui sebagai piutang jatuh tempo
penyewa kepada pemilik sewa dan mengoreksi beban ijarah muntahiyah bittamlik.
Ilustrasi 2. Pada saat transaksi IjarahPada tanggal10 januari 2008, BPRS ALBARAKAH mnelakukan
transaksi ijarah dengan PT. RENCARINDO dan atas transaksi tersebut BPRS mencatat dalam jurnal
sebagai berikut:
Aset yang Diperoleh untuk Ijarah Rp 500.000.000,00
Aset Ijarah Rp 500.000.000,00
Catatan: pencatan ini dilakukan untuk memberikan informasi dalam neraca bahwa rekening aset ijarah
hanya digunakan untuk aset ijarah yang belum disewakan kepadda pihak lain sedangkan rekening aset yang
diperoleh untuk ijarah digunakan untuk pencatatan pengakuan aset ijarah yang sudah disewakan oleh pihak
lain baik dengan akad ijarah maupun ijarah muntahiyah bittamlik.
Sedangkan ED PSAK 107 tentang akuntansi ijarah khususnya paragraf 12 menjelaskan bahwa:
Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang
diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari obyek ijarah. Umur ekonomis dapat berbeda
dengan umur teknis. Misalnya, mobil yang dapat dipakai selam 10 tahun diijarahkan dengan akad
ijarah muntahiyan bittamlik selama 5 tahun. Dengan demikian umur ekonomisnya adalah 5 tahun.
Berkaitan dengan kasus di atas akan diilustrasikan perlakuan akuntansi untuk akuntansi ijarah dan
ijarah muntahiyah bittamlik sebagai berkut:
1. Besar biaya penyusutan aktiva ijarah per bulan dihitung berdasarkan informasi harga perolehan
dan umur ekonomis obyek, yaitu: Rp 8.333.333
500.000.000 : 60 bulan = 8.333.333
Beban penyusutan Rp 8.333.333
Akumulasi Penyusutan aktiva Ijarah Rp 8.333.333
2. Jika menggunakan akad ijarah muntahiyah bittamlik dengan tambahan informasi bahwa nilai
residu obyek ijarah adalah Rp 20.000.000,00 dengan masa sewa selama 4 tahun, maka
perhitungan penyusutan obyek ijarah dan perlakuan akuntansinya adlah sebagai berikut:
(500.000.000 – 20.000.000) : 48 bulan = 10.000.000
Beban penyusutan Rp 10.000.000
Akumulasi Penyusutan Aktiva Ijarah Rp 10.000.000
AKUNTANSI PENYEWA
Ilustrasi kasus ini memberikan gambaran transaksi ijarah aset berwujud, LKS sebagai penyewa obyek
ijarah yang akan disewakan kembali pada pihak lain. Ilustrasi kasus selengkapnya sebagai berikut: BPRS
ALBARAKAH mendapatkan pengajuan pembiayaan ijarah dari sebuah perusahaan eksportir kerjinan PT
HANDICRAFT di Yogyakarta untuk menyediakan mobil ekslusif bagi manajer perusahaannya. PT
HANDICRAFT tidak ingin memiliki mobil tersebut sehingga hanya bermaksud menyewa saja. Oleh karena
itu BPRS ABARAKAH tidak memiliki mobil yang dimaksud, maka BPRS menghubungi PT
RENCARINDO.
Adapun spesifikasi kendaraan yang dimaksud dan informasi lain berkaitan dengan akad adalah sebagai
berikut:
Jenis kendaraan : sedan
Merek : Toyota All New Camry
Kapasitas mesin : 4000 cc
Tahun pembuatan : 2008
Dealer : PT TOYOTA ASTRA MOTOR (TAM)
Umur Ekonomis : 5 tahun (12 bulan)
Harga perolehan : Rp. 500.000.000 (OTR)
Uang muka sewa : Rp. 50.000.000
Sewa per bulan : Rp. 15.000.000
Jangka waktu sewa : 4 tahun (48 bulan)
Waktu pembelian barang : bulan ke-48
Biaya notaris : Rp 3.000.000
Catatan:
* Beban sewa kepada pemilik merupakan amortisasi dari sewa dibayar di muka yang diakui sebagai
pengeluaran LKS pada periode tersebut.
**Jika biaya pemeliharaan pada periode tersebut ditanggung LKS sesuai kesepakatan dengan pemilik
obyek ijarah.