Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGAUDITAN 1

RESIKO DETEKSI DAN PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

DOSEN PENGAMPU
Dr. Wawan Satdyo Nugroho, DS.E., M.Si., Ak., CA.

HALAMAN JUDUL

Disusun Oleh:
1. Lufandati Lestari 16.0102.0059
2. Elisa Sherina Febrianti 18.0102.0090
3. Sukma Harnawan Putra 18.0102.0091

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MMAGELANG
TAHUN 2020
Statement of Authorship

“Saya/kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah ini adalah murni
hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan
tanpa menyebut sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan adanya plagiarisme.”

Nama : Lufandati Lestari


NPM : 16.0102.0059
Mata Ajaran : Pengauditan 1
Judul Makalah / Tugas : Resiko Deteksi Dan Perancangan Pengujian Substantif
Tanggal : 21 Juni 2020
Dosen : Dr. Wawan Satdyo Nugroho, DS.E., M.Si., Ak., CA.

Yang Menyatakan

Lufandati Lestari
Statement of Authorship

“Saya/kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah ini adalah murni
hasil pekerjaan saya/kami sendiri
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan adanya plagiarisme.”

Nama : Elisa Sherina Febrianti


NPM : 18.0102.0090
Mata Ajaran : Pengauditan 1
Judul Makalah / Tugas : Resiko Deteksi Dan Perancangan Pengujian Substantif
Tanggal : 21 Juni 2020
Dosen : Dr. Wawan Satdyo Nugroho, DS.E., M.Si., Ak., CA.

Yang Menyatakan

Elisa Sherina Febrianti


Statement of Authorship

“Saya/kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah ini adalah murni
hasil pekerjaan saya/kami sendiri
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan
atau dikomunikasikan untuk tujuan adanya plagiarisme.”

Nama : Sukma Harnawan Putra


NPM : 18.0102.0091
Mata Ajaran : Pengauditan 1
Judul Makalah / Tugas : Resiko Deteksi Dan Perancangan Pengujian Substantif
Tanggal : 21 Juni 2020
Dosen : Dr. Wawan Satdyo Nugroho, DS.E., M.Si., Ak., CA.

Yang Menyatakan

Sukma Harnawan Putra


DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF
A. KONSEP DASAR
SIFAT DAN TUJUAN
Sampling audit adalah penerapan prosedur audit yang kurang dari 100% pada item-item
dalam populasi, seperti saldo akun atau kelompok transaksi, yang bertujuan untuk
mengevaluasi beberapa karakteristik populasi tersebut. Pada saat atribut digunakan untuk
memperoleh informasi tentang tingkat terjadinya penyimpangan dari pengendalian yang
ditetapkan, metode sampling audit yang dijelaskan dalam bab ini digunakan untuk
memperoleh informasi tentang jumlah moneter. Dengan demikian, hal tersebut bermanfaat
memenuhi tujuan pengujian substantive, yaitu untuk memperoleh bukti kewajaran asersi
laporan keuangan manajemen.
Rencana sampling untuk pengujian substantive dapat dirancang untuk (1) memperoleh
bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material (misalnya, nilai buku
piutang usaha) atau (2) membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu
(misalnya, nilai persediaan yang tidak dicatat pada nilai bukunya). Penekanan pada bab ini
adalah pada tujuan yang pertama.

KETIDAKPASTIAN, RISIKO SAMPLING DAN RISIKO AUDIT


Auditor dibenarkan untuk menerima beberapa ketidakpastian dalam pengujian
substantive jika biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk pengujian 100% atas item dalam
populasi, menurut pertimbangannya, lebih beasr daripada konsekuensi kemungkinan
kesalahan pendapat karena hanya menguji sampel data.
Sampling audit dalam pengujian substantive ditujukan baik untuk risiko sampling dan
risiko nonsampling. Sebagaimana dijelaskan dalam Bab 12, risiko sampling yang
berkaitan dengan pengujian substantive adalah :
 Risiko kesalahan penerimaan (sering disebut sebagai risiko beta) – yaitu risiko bahwa
sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji
secara material ketika sebenarnya saldo akun tersebut salah saji secara material.
 Risiko kesalahan penolakan (sering disebut sebagai risiko alfa) – yaitu risiko bahwa
sampel yang mendukung kesimpulan bahwa saldo akun yang dicatat adalah salah saji
secara material ketika sebenarnya saldo akun tersebut tidak salah saji secara material.
Risiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit berhubungan dengan risiko deteksi
yang bekaitan dengan pengujian substantif terinci yang terinci spesifik (specific
substantive test of details) yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Risiko
kesalahan penerimaan dapat ditentukan secara kuantiatif dengan menggunakan model
risiko audit dan pemecahan untuk TD sebagai berikut :

Auditor juga dapat menentukan risiko kesalahan penerimaan secara kualitatif dengan
menggunakan matriks risiko. Dengan demikian risiko tersebut tidak menunjukkan
kemungkinan bahwa seluruh pengujian substantive yang diterapkan pada akun yang diuji
akan gagal mendeteksi setiap salah saji yang material.

PENDEKATAN SAMPLING STATISTIK


Dua pendekatan sampling statistik berikut dapat digunakan oleh auditor dalam
pengujian substantif: (1) sampling PPS (probability-proportional-to-size) dan (2) sampling
variabel klasik (classical variables sampling).
Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa 9 sampling PPS
didasarkan pada teori sampling atribut (attribute sampling theory), sedangkan sampling
variabel klasik didasarkan pada teori distribusi normal (normal distribution theory). Setiap
pendekatan bermanfaat dalam memperoleh bukti yang cukup sesuai standar pekerjaan
lapangan yang ketiga. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu, sebagaimana dijelaskan daIam
hal ini, salah satu pendekatan mungkin lebih praktis dan sesuai dalam memenuhi tujuan
auditor dibandingkan pendekatan lainnya.
Keadaan penting yang mempengaruhi penillihan. di antara dua pendekatan tersebut
ditabulasikan dalam. Sebagai contoh, diperkirakan bahwa sampling PPS Iebih tepat
apabila (1) jumlah unit dan variabilitas populasi tidak diketahui, (2) populasi hanya berisi
saldo debet, dan (3) tidak ada salah saji atau hanya sedikit Iebih saji yang diperkirakan
dalam populasi.

B. SAMPLING PPS (PROBABILITY-PROPORTIONAL-TO-SIZE)


Sampling PPS adalah pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut (atribut
sampling theory) untuk membuat kesiinpulan dalam juntlah nominai, bukan dalam tingkat
penyimpangan. Bentuk sampling ini dapat digunakan dalam pengujian substantif atas
transaksi dan atas saldo.
Pendekatan sampling PPS yang diilustrasikan pada bab ini didasarkan pada model
sampling PPS yang dijelaskan dalam AICPA—Audit and Accounting Guide Audit
sampling (setelah ini disebut sebagai Audit Sampling Guide). Model dalam Audit
Sampling Guide ini terutama dipakai dalam pengujian transaksi dari saldo untuk lebih saji.
Hal tersebut khususnya bermanfaat dalam pengujian untuk:
1) Piutang pada saat kredit yang tidak diaplikasikan dalam akun pelanggan tidak
signifikan
2) Sekuritas investasi
3) Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaan yang diantisipasi
4) Tambahan aktiva tetap
Sampling PPS bukan merupakan pendekatan yang paling efektif biaya untuk piutang dan
persediaan pada saat kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi dan tujuan utamanya adalab
untuk mengestimasi secara independen nilai kelompok transaksi atau saldo.

RENCANA SAMPLING
Langkah-langkah dalam rencana sampling PPS mirip, tetapi tidak identik, dengan
sampling atribut, Langkah-langkah tersebut adalah:
1) Menentukan tujuan rencana
2) Menetapkan populasi dan unit sampling
3) Menentukan ukuran sampel
4) Menentukan metode pemilihan sampel
5) Melaksanakan rencana sampling
6) Mengevaluasi hasil sampel
Pertimbangan-pertimbangan dalam pelaksanaan langkah-langkah ini dijelaskan dalam
bagian selanjutnya, dan sebuah studi kasus digunakan untuk mengilustrasikan setiap
langkah tersebut. Auditor harus mendokumentasikan setiap langkah dalam kertas kerja.

MENENTUKAN TUJUAN RENCANA SAMPLING


Tujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh bukti bahwa
saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu
yang mempengaruhi bukti sampel yang dipakai tergantung pada prosedur audit yang
dipakai untuk item sampel tersebut. Untuk mengilustrasikan penerapan ini, asumsikan
bahwa tujuan auditor adalah memperoleh bukti dan prosedur konfirmasi atas sampel
piutang usaha Harris Company. Pengujian substantif rincian ini adalah sumber bukti
tentang beberapa asersi, termasuk asersi eksistensi dan hak. Auditor perlu melaksanakan
pengujian lain pada sarnpel atau item-item dalam populasi sebelum menyimpulkan bahwa
seluruh asersi yang berkaitan dengan akun tersebut telah bebas dan salah saji yang
material. Dengan demikian, bukti dan sampel tersebut hanya akan mewakili satu atau
beberapa sumber yang mendukung auditor sebelum menarik kesimpulan bahwa akun-akun
tersebut tidak salah saji secara material.
MENETAPKAN POPULASI DAN UNIT SAMPLING
Populasi (population) terdiri dari kelompok transaksi atau saldo akun yang diuji. Untuk
setiap populasi, auditor harus memutuskan apakah seluruh item tersebut akan diikutkan.
Sebagai contoh, empat populasi adalah masuk akal atau mungkin apabila populasi itu
didasarkan pada saldo akun da]am buku besar piutang usaha; yaitu, seluruh saldo, saldo
debet, saldo kredit, dan saldo nol.
Unit sampling (sampling unit) dalam sampling PPS adalah dollar itu sendiri, dan
populasinya adalah jumlah dollar yang sarana dengan jumlah total dollar pada populasi
tersebut. Setiap dollar dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Meskipun setiap dollar tersebut merupakan dasar pemilihan
sampel, namun auditor sesungguhnya tidak menguji dollar secara individu dalam
populasinya. Yang diuji oleh auditor adalah akun, transaksi, dokumen, atau item-item
sejenis yang berkaitan dengan dollar yang dipilih. Setiap dollar yang dipilih sebagai
sampel terkadang merupakan pengait, yang dapat meinbawa atau mengungkap item-item
lain yang berhubungan dengannya. Item tersebut (akun, dokumen, dan lain-lain.) dikenal
sebagai unit sampling logis (logical sampling unit)

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL


Rumus untuk menentukan ukuran sampel dalam sampling PPS adalah:

Di mana :
BV = nilai buku populasi yang diuji (book value)
RF = faktor reliabilitas untuk nisiko kesalahan penerimaan (reliability factor)
TM = salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement)
AM = salah saji yang diantisipasi (anticipated misstatement)
F = faktor eksponsi untuk salah saji yang diantisipasi (expansion factor)

Nilai Buku Populasi Yang Diuji


Nilai buku yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel harus berhubungan secara
tepat dengan definisi populasi yang dijelaskan dalam bagian terdahulu. Jumlah nilai buku
mempunyai pengaruh langsung terhadap ukuran sampel, semakin besar nilai buku yang
diuji, semakin besar ukuran sampel.

Faktor Reliabilitas untuk Risiko Kesalahan Penerimaan


Dalam menspesifikasi tingkat yang dapat diterima atas risiko kesalahan penerimaan,
auditor harus mempertimbangkan (1) tingkat risiko audit yang dapat diterima auditor
bahwa mungkin ada salah saji material dalam akun tersebut yang tidak akan terdeteksi, (2)
penilaian tingkat nisiko pengendalian , dan (3) hasil pengujian rincian dan prosedur
analitis.

Salah Saji yang Dapat Ditoleransi


Salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement /TM) adala salah saji
maksimum yang dapat terjadi dalam sebuah akun sebelum salah saji tersebut dianggap
material. Beberapa auditor menggunakan istilah materialitas (materiality) atau jumlah
material sebagai alternatif pada TM. Dalam faktor ini, auditor harus menyadari bahwa
salah saji pada sebuah akun, apabila terjadi menyeluruh dalam akun-akun yang lain, dapat
menyebabkan laporan keuangan secara keseluruhan salah saji.

Salah Saji yang Diantisipasi dan Faktor Ekspansi


Dalam sampling PPS, auditor tidak mengkuantifikasi risiko kesalahan penolakan. Oleh
karena itu, risiko ini dikendalikan secara langsung oleh penetapan salah saji yang
diantisipasi (anticipated misstatement/AM), yang berhubungan terbalik dengan risiko
kesalahan penolakan dan berhubungan langsung dengan ukuran sampel.
Auditor menggunakan pengalaman dari pengetahuan sebelumnya atas klien dan
pertimbangan profesional dalam menentukan jumlah AM. Auditor harus memperhitungkan
bahwa jumlah AM yang sangat besar tidak membutuhkan. peningkatan ukuran sampel,
sementara jumlah yang terlalu kecil akan mengakibatkan tingginya risiko kesalahan
penolakan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SAMPLING PPS


Pedoman Sampling Audit (Audit Sampling Guide) oleh AICPA menunjukkan beberapa
kelebihan dan kekurangan sampling PPS. Kelebihan sampling PPS adalah:
1) Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan daripada sampling variabel klasik
(classical variables sampling) karena auditor dapat menghiking ukuran sampel dan
mengevaluasi hasil sampel secara langsung atau dengan bantuan tabel.
2) Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang
diestimasi pada nilai audit.
C. SAMPLING VARIABEL KLASIK
JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING VARIABEL KLASIK
Tiga teknik (atau metode) berikut digunakan dalam sampling variabel klasik :
(1) Rata-rata per unit (mean-per-unit/MPU),
(2) Diferensial (difference), dan
(3) Rasio.
Semua teknik mensyaratkan penentuan total jumlah unit dalam populasi dan nilai audit
untuk setiap item dalam sampel tersebut. Audit Sampling Guide menunjukkan kendala-
kendala berikut yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknik yang paling tepat
dalam keadaan-keadaan:
 Kemampuan merancang sampel stratifikasi (stratified sample). Stratifikasi secara
signifikan dapat mengurangi ukuran sampel dalam metode MPU, tetapi secara material
tidak dapat mempengaruhi ukuran sampel dalam teknik diferensiasi maupun rasio.
 Jumlah yang berbeda antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan. Jumlah nilai
minimum harus ada di antara nilai-nilai tersebut di dalam sampel untuk menggunakan
teknik diferensiasi atau rasio.
 Informasi yang tersedia. Nilai buku harus tersedia untuk setiap unit sampling dalam
estimasi rasio untuk diferensiasi. Nilai buku tidak diperlukan dalam teknik MPU.
ESTIMASI MEAN-PER-UNIT (MPU)5
Sampling estimasi MPU (MPU estimation sampling) mencakup penentuan nilai audit
untuk setiap item dalam sampel. Rata-rata nilai audit ini kemudian dihitung dan dikalikan
dengan jumlah unit dalam populasi yang ditentukan pada estimasi total nilai populasi.
Cadangan risiko sampling yang berkaitan dengan estimasi ini juga dihitung untuk
digunakan dalam mengevaluasi hasil-hasil sampel tersebut.
Menentukan Tujuan Rencana Sampling MPU
Tujuan rencana sampling MPU adalah untuk (1) memperoleh bukti bahwa catatan saldo
akun tidak salah saji secara material atau (2) mengembangkan estimasi independen tentang
jumlah ketika tidak ada catatan nilai buku yang tersedia. Untuk mengilustrasikan tujuan
ini, anggaplah bahwa auditor ingin memenuhi tujuan pertama untuk nilai bukku piutang
pinjaman pada Ace Finance Company. Seperti dalam kasus sampel PPS, asersi spesifik
yang mempengaruhi bukti bergantung pada prosedur audit yang diterapkan pada item-item
sampel tersebut.
Menentukan Populasi dan Unit Sampling
Dalam menentukan populasi, auditor haus mempertimbangkan sifat item-item yang ada
dalam populasi dan apakah seluruh item memenuhi ketentuan untuk dipilih dalam sampel
tersebut. Namun demikian, tidak perlu memverifikasi bahwa nilai buku item individual
sama dengan nilai buku populasi tersebut karena total nilai buku secara individual bukan
merupakan variabel dalam perhitungan MPU.
Unit sampling (sampling unit) harus disesuaikan dengan tujuan audit dan prosedur audit
yang dilakukan.
Menentukan Ukuran Sampel
Faktor-faktor berikut menentukan ukuran sampel dalam estimasi sampel MPU :
 Ukuran populasi (jumlah unit)
 Estimasi penyimpangan standar populasi
 Salah saji yang dapat ditoleransi
 Risiko kesalahan penolakan
 Risiko kesalahan penerimaan
 Cadangan risiko sampling yang direncanakan
UKURAN POPULASI Sangatlah penting memilii pengetahuan yang tepat atas jumlah
unit-unit dalam populasi karena faktor ini masuk dalam perhitungan ukuran sampel dan
hasil sampel. Ukuran populasi secara langsung mempengaruhi ukuran sampel- semakin
besar populasi, semakin besar ukuran sampel.
ESTIMASI PENYIMPANGAN STANDAR POPULASI
Dalam estimasi MPU, ukuran sampel diperlukan untuk mencapai tujuan statistik yang
diterapkan yang dikaitkan secara langsung dengan variabilitas nilai-nilai pada item
populasi. Ukuran variabilitas yang digunakan adalah penyimpangan standar (standard
deviation). Oleh karena nilai audit tidak ditemukan untuk setiap item populasi, maka
penyimpangan standar nilai audit untuk item-item dalam sampel dapat digunakan sebagai
estimasi penyimpangan standar populasi. Akan tetapi, karena penyimpangan standar
sampel tidak diketahui sebelum sampel dipilih, maka hal ini juga harus diestimasi.
Ada tiga cara pengestimasian faktor ini. Pertama, dalam perikatan berulang (recurring
engagement) penyimpangan standar yang ditemukan dalam audit terdahulu dapat
digunakan untuk mengestimasi penyimpangan standar tahun berjalan. Kedua,
penyimpangan standat dapadt diestimasi dari nilai buku yang tersedia. Ketiga, auditor
dapat mengambil prasampel kecil yang terdiri dari 30 sampai 50 item dan mendasarkan
estimasi tersebut pada penyimpangan standar populasi tahun berjalan dari nilai audit item-
item sampel ini. Ketika hal ini selesai dikerjakan, prasampel yang dibuat merupakan
bagian dari sampel akhir. Program komputer untuk sampling estimasi MPU termasuk
perhitungan estimasi penyimpangan standar.
Rumus untuk menghitung penyimpangan standar adalah :

Perhatian utama auditor dalam sampling MPU adalah apakah populasi harus distratifikasi.
Sampling stratifikasi (stratified sampling) mencakup pemisahan populasi ke dalam
kelompok homogen atau strata. Stratifikasi dapat menguntungkan karena ukuran dari
kombinasi sampel sering lebih kecil secara signifikan daripada ukuran sampel tunggal
yang didasarkan pada populasi yang tidak distratifikasi. Jumlah optimal strata bergantung
pada pola variasi dalam nilai populasi dan biaya tambahan yang berkaitan dengan
perancangan, pelaksanaan, dan pengevaluasian setiap sampel yang ditetapkan,
SALAH SAJI YANG DAPAT DITOLERANSI Pertimbangan TM dalam sampling
MPU sama dengan sampling PPS. TM mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran
sampel.
RISIKO KESALAHAN PENOLAKAN Faktor ini memperbolehkan auditor untuk
mengendalikan risiko bahwa hasil sampel akan mendukung kesimpulan di mana saldo
akun yang dicatat mengandung salah saji secara material pada saat tidak terjadi salah saji.
Konsekuensi penting dari risiko ini adalah potensi terjadinya biaya tambahan berkaitan
dengan prosedur audit yang diperluas menyusul penolakan awal. Namun semikian,
prosedur audit tambahan harus menghasilkan kesimpulan bahwa saldo tidak mengandung
salah saji secara material.
RISIKO KESALAHAN PENERIMAAN Faktor yang dipertimbangkan dalam
menentapkan risiko ini sama dengan sampling PPS. Risiko kesalahan penerimaan salah
saji saldo secara material biasanya ditetapkan dalam kisaran 5% sampai 30%, bergantung
pada penilaian tingkat risiko pengendalian auditor dan hasil pengujian substantif lainnya.
Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel, yaitu
semakin rendah risiko yang ditetapkan, semakin besar ukuran sampel.

CADANGAN RISIKO SAMPLING YANG DIRENCANAKAN


Cadangan risiko sampling yang direncanakan (planned allowance for sampling risk)
kadang-kadang disebut sebagai “ketepatan yang diinginkan”, ditentukan dari rumus
berikut :
A= R x TM
Dimana ;
A = cadangan risiko sampling yang direncanakan atau diinginkan
R = rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yang dapat
ditoleransi
TM = salah saji yang dapat ditoleransi
RUMUS UKURAN SAMPEL Rumus berikut digunakan untuk menentukan ukuran
sampe pada sampel estimasi MPU:
Jika digunakan sampling tanpa pengantian (sampling without replacement), faktor koreksi
terbatas (finite correction faktor) dianjurkan ketika hubungan antara n (ukuran sampel) dan
N (ukuran populasi) lebih besar dari 0,05. Ukuran sampel yang disesuaikan (n’) ditentukan
sebagai berikut :

n’ =

Pengaruh dari perubahan nilai suatu faktor terhadap ukuran sampel, sementara faktor lain
konstan, diringkas sebagai berikut :

Meskipun dua faktor terakhir dalam daftar di atas tidak tampak dalam rumus ukuran
sampel, namun kedua faktor tersebut mempengaruhi ukuran sampel, yang ditunjukkan
dengan pengaruhnya terhadap perhitungan cadangan risiko sampling yang direncanakan.
Menentukan Metode Pemilihan Sampel
Metode pemilihan nomor acak yang sederhana lainnya atau metode pemilihan sistematis
dapat digunakan dalam pemilihan sampel pada teknik MPU.
Melaksanakan Rencana Sampling
Fase pelaksanaan pada rencana sampling estimasi MPU meliputi tahap-tahap berikut :
 Melakukan prosedur audit yang tepat untuk menentukan nilai audit setiap item sampel.
 Menghitung statistik berikut berdasarkab data sampel :

 Rata-rata nilai audit sampel ( )

 Penyimpangan standar pada nilai audit sampel ( )

Statistika rata-rata dan penyimpangan standar untuk sampel tersebut dapat dihitung
secara manual atau dengan komputer.
Evaluasi Hasil Sampel
Ini merupakan langkah terakhir dalam rencana sampling, di mana auditor melakukan
perhitungan kuantitatif dan kualitiatif pada hasil-hasil sampel dan kemudian membuat
kesimpulan menyeluruh.
PERHITUNGAN KUANTITATIF Dalam melakukan evaluasi rencana sampling MPU,
auditor menghitung
 Estimasi nilai total populasi
 Cadangan risiko sampling yang dicapai, sering disebut sebagai ketepatan yang dicapai
(achieved precision).
 Kisaran untuk estimasi total nilai populasi yang sering disebut sebagai interval
ketepatan (precision interval).
Cadangan risiko sampling yang dicapai yang telah disesuaikan (adjusted achieved
allowance for sampling risk/A”) dengan menggunakan rumu berikut, dimana TM
merupakan salah saji yang dapat ditoleransi yang diterapkan dalam rencana sampling ini :

A” = A’ + TM

PERHITUNGAN KUALITATIF Sebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh,


auditor harus mempertimbangkan aspek kualitaif hasil sampel. Pada sampling MPU,
pertimbangan ini sama dengan sampling PPS.
MENARIK KESIMPULAN SECARA MENYELURUH Pada saat audior menilai
secara kuantitatif (statistik) atau kuantitatif pada hasil sampel yang mendukung
kesimpulan bahwa populasi salah saji secara material, perhitungan profesional harus
digunakan dalam memutuskan tindakan tertentu yang tepat. Kemungkinan penyebab dan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar berikut mengikhtisarkan tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan,
pelaksanaan, dan pengevaluasian rencana sampling MPU dan mengilustasikan bagaimana
tahap-tahap ini dapat didokumentasikan dalam kertas kerja, Kertas kerja ini dihasilkan
dengan MPU template pada paket perangkat lunak AUDSAMP.

Anda mungkin juga menyukai