Oleh:
Ida Ayu Triana Rahayu
NPM: 1.19.2.11179
Usulan Penelitian diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelas
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesitas Pendidikan Nasional Denpasar
Oleh:
Ida Ayu Triana Rahayu
NPM: 1.19.2.11179
2
TANDA PERSETUJUAN USULAN PENELITIAN
Pembimbing Peneliti
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya dalam penyusunan proposal usulan penelitian yang
berjudul “judul” dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
1. Dr. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., selaku Rektor Universitas
Pendidikan Nasional Denpasar.
2. Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Pendidikan Nasional Denpasar.
6. Kedua Orang tua yang selalu memberikan dukungan moril, material, serta
spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari dalam proposal usulan penelitian ini masih terdapat banyak
kekurangan, dengan demikian saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan proposal usulan penelitian ini kedepannya dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Denpasar, tanggal
Penulis
10
DAFTAR GAMBAR
11
DAFTAR LAMPIRAN
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyediaan pelayanan publik oleh pemerintah daerah salah satunya ada pada
bidang kesehatan. Bidang kesehatan ini menjadi penting karena kesehatan merupakan
salah satu ukuran untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat di suatu daerah, untuk
itu diperlukan upaya yang maksimal bagi pemerintah daerah untuk menyediakan
pelayanan di bidang kesehatan yang berkualitas. Pelayanan dibidang kesehatan ini
diwujudkan salah satunya melalui pelayanan unit terkecil wilayah suatu daerah yang
juga disebut sebagai Puskesmas. Peningkatan Pelayanan Kesehatan melalui
Puskesmas ini merupakan suatu cara Pemerintah Daerah untuk meyakinkan
masyarakat bahwa Pemerintah mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakatnya, dengan memberikan bantuan untuk masyarakat melalui Pemerintah
dengan adanya anggaran dana BOK bagi Puskesmas. Anggaran dana BOK
merupakan Bantuan Operasional Kesehatan.
Bantuan Operasional Kesehatan merupakan salah satu program pemerintah
melalui Kementerian Kesehatan. Sumber dana Bantuan Operasional Kesehatan yaitu
APBN melalui Dana Tugas Pembantuan Kementrian Kesehatan. Bantuan
Operasional Kesehatan merupakan upaya pemerintah pusat dalam membantu
pemerintah daerah untuk mencapai target nasional di bidang kesehatan yang menjadi
tanggung jawab daerah.
DAK Nonfisik bidang kesehatan adalah dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk membantu mendanai kegiatan yang merupakan
urusan daerah sesuai dengan prioritas nasional. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan
bukan dana utama dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah,
sehingga daerah dituntut mewujudkan tanggung jawab dalam pembiayaan
pembangunan kesehatan lebih kreatif serta inovatif dalam memadukan semua potensi
yang ada untuk pembangunan kesehatan dan mengupayakan dengan sungguh-
sungguh pemenuhan pembangunan kesehatan.
Dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
494/Menkes/SK/IV/2010 tentang petunjuk teknis Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) bagi puskesmas dalam melakukan berbagai upaya kesehatan
yang bersifat promotif dan preventif, merupakan salah satu bentuk tanggung jawab
pemerintah dalam upaya kesehatan.
Tujuan umum Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas yaitu
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat utamanya promotif
dan preventif di wilayah kerja Puskesmas. Tujuan khusus yaitu Menyelenggarakan
pelayanan promotif dan preventif utamanya di luar gedung Puskesmas,
Menyelenggarakan fungsi manajemen Puskesmas dan Menyelenggarakan
pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Kementrian Kesehatan
menetapkan total alokasi BOK Puskesmas per kabupaten/ kota. Besaran alokasi dana
BOK untuk setiap Puskesmas ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota.
Dana BOK yang telah dialokasikan di setiap Puskesmas dapat digunakan untuk
operasional pelaksanaan kegiatan promotif dan prventif upaya kesehatan masyarakat
oleh Puskesmas dan jaringannya.
Tuntutan terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik berkembang seiring
dengan berkembangnya kesadaran bahwa warga memiliki hak untuk dilayani dan
juga mengontrol kegiatan pelayanan. Ketika pelayanan publik berkembang dengan
baik maka akan tercipta kepuasan pelanggan yang baik pula. Pelayanan publik yang
baik ditandai dengan meningkatnya stabilitas negara dan meningkatnya kepercayaan
masyarakat terhadap negara.Kondisi yang nampak sekarang ini adalah tidak
transparan,
Dalam hal ini akuntabilitas diartikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan program atas keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Transparansi yang
tugasnya berfungsi untuk mengurangi tingkat penyelewengan dari pihak pelaksana,
ini meliputi penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh
informasi dalam hal ini keterbukaan atas program kerjanya. Jika ketiga hal ini telah
dilaksanakan dengan baik maka Bantuan Operasional Kesehatan dalam
pelaksanaannya akan tepat sasaran.
Berdasarkan fenomena yang ada maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi dengan objek dan
subjek penelitian yang berbeda yaitu dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas). Mengkaji dan
melihat
sumber dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) merupakan bantuan dana
dari pemerintah yang berasal dari APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara)
sehingga diperlakukan pertanggungjawaban yang merujuk pada aspek akuntabilitas,
dan transparansinya. Hal ini mendasari peneliti untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Pada Puskesmas Kuta Utara”.
1.2 Pokok Permasalahan
1.2.1. Bagaimana Transparansi pengelolaan dana Anggaran Bantuan Operasional
(BOK) di Puskesmas Kuta Utara?
1.2.2. Bagaimana Akuntabilitas pengelolaan dana Anggara Bantuan Operasional
(BOK) di Puskesmas Kuta Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Untuk mengetahui Transparansi pengelolaan dana Anggaran Bantuan
Operasional (BOK) di Puskesmas Kuta Utara.
1.3.2. Untuk mengetahui Akuntabilitas pengelolaan dana Anggaran Bantuan
Operasional (BOK) di Puskesmas Kuta Utara.
1.4 Kegunaan Penelitian
Bedasarkan latar belakang, pokok permasalahan, dan tujuan penelitian diatas,
maka dapat disimpulkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat untuk memperoleh
tambahan ilmu pengetahuan, wawasan dan pemahaman khususnya
mengenai Analisis Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) pada Puskesmas Kuta Utara
1.4.2. Kegunaan Praktis
LANDASAN TEORI
20
3.
21
4. Terselenggaranya lokakarya mini sebagai forum
penggerakan pelaksanaan upaya kesehatan di puskesmas.
5. Terlaksananya kegiatan upaya kesehatan promotif dan
preventif di Puskesmas dan jaringannya Posyandu serta
UKBM dan tempat pelayanan kesehatan lainnya.
6. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
upaya kesehatan promotif dan preventif.
7. Terselenggaranya dukungan manajemen di
Kabupaten/Kota dan Provinsi.
2.1.2 Pengertian Puskesmas
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan
bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya..
2.1.2.1 Fungsi Puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat di wilayah
Puskesmas.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata I meliputi
pelayanan kesehatan perseorangan dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
2.1.2.2 Tujuan Puskesmas :
30
program BOS pada sekolah menengah pertama di Kota Padang belum
berjalan baik ini dapat dilihat dari penyusunan RAPBS dan penggunaan
dana, Kepala Sekolah tidak melibatkan guru dan komite sekolah sebagai alat
kontrol dalam perencaan penggunaan dana BOS dan kebijakan pengelolaan
program dan penggunaan dana belum diumumkan secara keseluruhan.
Amshar (2010), yang berjudul “Akuntabilitas dan Transparansi dalam
pelayanan publik (studi kasus pelayanan KTP dan KK di kelurahan
Martubung kecamatan Medan labuhan kota Medan)”. Dengan analisis
kualitatif bahwa26 akuntabilitas dan transparansi dalam pelayanan KTP dan
KK di Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan dapat dikatakan
sudah terwujud dengan baik hal dapat dilihat dari indikator- indikator yang
ada dalam akuntabilitas yang semuanya mendapat nilai yang berada pada
kategori baik walaupun setiap kebijakan yang ada belum dipublikasikan
secara maksimal kepada masyarakat, namun masyarakat dapat
mengaksesnya dan mencari informasi tersebut kepada kepala lingkungan
masing-masing. Kemudian indikator prosedur pelayanan dinilai masyarakat
sudah baik karena pengurusan KTP dan KK di Kelurahan Martubung
Kecamatan Medan Labuhan sekarang ini tidak lagi berbelit-belit.
2. Hani (2012), yang berjudul “pengaruh pemberian dana bantuan operasional
kesehatan (BOK) terhadap kinerja puskesmas Bontonompo II Kabupaten
Gowa. Menyimpulkan bahwa data penelitian yang digunakan metode
analisis deskriptif komparatif kualitatif diperoleh dengan tekhnik
pengumpulan data yaitu observasi, angket (kuisioner) dan dokumentasi.
Data yang diperoleh adalah data kerja puskesmas Bontonompo II sebelum
adanya dana bantuan operasional kesehatan (BOK) tahun 2009 dan sesudah
adanya dana bantuan operasional kesehatan (BOK) tahun 2010. Penelitian
ini menghasilkan kesimpulan bahwa pemberian dana bantuan operasional
kesehatan (BOK) kepada puskesmas Bontonompo II pada tahun 2010
terbukti berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja puskesmas
Bontonompo II.
31
3. Wulandari (2014), yang berjudul “pengaruh akuntabilitas dan transparansi
terhadap kualitas laporan keuangan (studi kasus pada pemerintah kabupaten
pinrang)”. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis
regresi linier berganda menunjukan bahwa akuntabilitas dan transparansi
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah kabupaten Pinrang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (akuntabilitas
dan transparansi) terhadap variabel dependen (kualitas laporan keuangan)
sebesar 83,9 persen sedangkan sisanya sebesar 16,1 persen dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
4. Haslan (2014), yang berjudul “implementasi prinsip transparansi dalam
pelayanan publik di kabupaten Gowa (kantor pelayanan terpadu)”. Dari
hasil penelitian, diperoleh kesimpulan, Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara, kantor pelayanan terpadu Kabupaten Gowa mempunyai satu pokok
permasalahan terhadap pelaksanaan prinsip transparansi yaitu: kurangnya
akses informasi yang diberikan oleh kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten
Gowa kepada publik sementara muatan yang terkandung dalam Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara menghendaki semua informasi
pelayanan publik harus terbuka untuk publik dan penyedia pelayanan publik
harus memberikan akses informasi yang mudah didapatkan oleh publik.
Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Gowa dapat dikatakan belum
melaksanakan prinsip transparansi dalam pemberian pelayanan publik.
Faktor penghambat yang menjadikan Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten
Gowa tidak transparan yakni tidak adanya dukungan pemerintah setempat
terkait perencanaan program publikasi yang telah dibuat oleh kantor
Pelayanan Terpadu Kabupaten Gowa. Wujud dari tidak adanya dukungan
pemerintah setempat yakni tidak adanya anggaran yang di alokasikan ke
peningkatan publikasi informasi Kantor Pelayanan Terpadu sehingga segala
program kerja yang telah direncanakan tidak dapat dijalankan.
5. Dina (2014), yang berjudul “analisis penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas pada pengelolaan pajak reklame di Dinas Pendapatan Daerah
Kota Makassar”. Data dikumpulkan dari berbagai sumber hingga
didapatkan data yang cukup. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
secara kualitatif. Dalam hasil penelitiannya dinyatakan bahwa Dinas
Pendapatan Daerah kota Makassar belum dapat dikatakan transparan dan
akuntabel, melihat masih adanya kendala-kendala yang dihadapin dinas
tersebut dalam pengelolaan pajak reklame di kota Makassar. Ketidaktahuan
wajib pajak atas aturan perpajakan, kurangnya kompetensi oknum petugas
Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar hingga terjadi penyalahgunaan
wewenang, seperti bermain-main dengan wajib pajak.
6. Mulya (2014), yang berjudul “pengaruh akuntabilitas, transparansi, dan
pengawasan terhadap kinerja anggaran berkonsep Value For Money pada
instansi pemerintah di kabupaten Bone”. Data penelitian ini diperoleh dari
kuesioner, observasi, dan wawamcara langsung. Hasil penelitian dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
akuntabilitas, transparansi,dan pengawasaan memberikan pengaruh yang
positif terhadap kinerja anggaran berkonsep Value For Money.
7. Danny (2013), yang berjudul “Implementasi Kebijakan Alokasi Dana
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Puskesmas Permata Kecubung
Kecamatan Permata Kecubung Kabupaten Sukamara”. Dari hasil penelitian
menyatakan bahwa dalam pencapaian tujuan meningkatkan kualitas
manajemen Puskesmas belum optimal, karena masyarakat dalam
pelaksanaan Alokasi Dana BOK belum maksimal.
8. Rizky (2013), yang berjudul “akuntabilitas dan transparansi lembaga
pengelolaan zakat terhadap kualitas lembaga Amil Zakat (pandangan
Muzakki dan Amil Zakat pada Dompet Dhuafa Sulsel)”. Data penelitian ini
diperoleh dari kuesioner (primer) dan beberapa observasi dan wawancara
langsung dengan pihak terkait. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
dalam pandangan muzakki, Dompet
Dhuafa sudah sangat baik. Akuntabilitas dan transparansi memiliki
pengaruh terhadap kualitas, dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya.
9. Parawansa (2014), yang berjudul “Evaluasi Bantuan Operasional Kesehatan
di Kabupaten Jeneponto”. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara mendalam dan observasi dengan analisis data kualitatif.
Informan berjumlah 8 orang yang terdiri dari Kepala Bina Kesehatan
Masyarakat, kepala puskesmas dan pengelola program BOK dengan tekhnik
purposive sampling sebagai metode penentu informan tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program dana BOK di
Kabupaten Jeneponto sudah berjalan dengan baik yang terlihat dari aspek
kebijakan yang sudah mengeluarkan dana BOK dengan tepat, aspek SDM
yaitu pengelolaan dan BOK telah sesuai dengan pedoman. Aspek
pengorganisasian memiliki tenaga pelaksana yang berbeda dari pengawasan
dilakukan pemerintah setiap tahun secara periodik sehingga pada aspek
pelaporan menjadi baik.
METODE PENELITIAN
Keterangan
Realisasi = Jumlah kegiatan yang telah dilaksanakan.
Target = Jumlah kegiatan yang di programkan.
Untuk mengukur efektivitas menggunakan standarisasi yang telah di
tentukan oleh Enggar, Sri Rahayu, dan Wahyudi (2011) seperti.
Sumber : Sidik (dikutip oleh Enggar, Sri Rahayu dan Wahyudi, 2011).
40
41
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, M.Alfan. 2009. Menjadi Pemimpin Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Azwar, Aznur. 2012. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar Harapan.
2006
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta.
Enggar, Sri Rahayu dan Wahyudi. 2010. Analisis Rasio Efektivitas. Jurnal Penelitian
Universitas Jambi Seri Humaniora Volume 13 Nomor.
42
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan. 2013. Jakarta:
KementerianRepublik Indonesia.
Ratminto dan Winarsih Atik Septi. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Penerbit
Pustaka Pelajar.
43