Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga tugas
Critical Book Report mata kuliah SISTEM INFORMASI AKUNTANSI dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi tugas
Critical Book Report agar menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat .

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami , kami yakin masih banyak
kekurangan dalam tugas ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan , September 2019

Kelompok 8

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………...…………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 3

A. Identitas Buku ……………………………………………… 3


B. Tujuan CBR ...…………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… 4

A. Ringkasan Isi Buku ……………………………………………… 4


a. Buku Utama ……………………………………………… 4
b. Buku Pembanding ……………………………………………… 13

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………… 23

A. KESIMPULAN ………………………………………………………… 23

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 24

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Buku
 Buku Utama
Judul Buku : Accounting Information Systems
No. ISBN :979-691-176-0
Pengarang : Marshall B. Romney & Paul John Steinbart
Penerbit : Salemba Empat
Tahun Terbit : 2005
Edisi :9
Tebal Buku : 419 halaman
Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

 Buku Pembanding
Judul Buku : Sistem Informasi Akuntansi
Pengarang : Dr. Iskandarmuda.,SE.,M.Si.,AK., CA.dkk
Penyunting buku : Dr. ArfanIkhsan., SE.,M.Si
Penerbit : Madenatara
Tahun Terbit : Februari 2017

Edisi :1

Tebal Buku : 244 halaman


Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

B. Tujuan Critical Book Report

Dalam setiap buku Sistem Informasi Akuntansi tidak mencantumkan materi dan pembahasan
yang sama meskipun dalam judul yang sama. Critical Book Report ini bertujuan untuk
membandingkan penjelasan mengenai sistem akuntansi produksi pada kedua buku. Melalui
pembandingan tersebut, diharapkan dapat menbah ilmu mahasiswa dalam memahami sistem
akuntansi produksi lebih dalam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ringkasan Buku
 Buku Utama
Pada buku utama oleh Marshall B. Romney & Paul John Steinbart, prmbahasan
mengenai sistem akuntansi produksi terdapat pada BAB 13 “SIKLUS PRODUKSI”
Pada buku ini menjelaskan bahwa Siklus produksi adalah rangkaian proses aktivitas
bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan
pembuatan produk. Di sini kami akan menjelaskan bagaimana siklus produksi dihubungkan
dengan subsistem lainnya dalam SIA suatu perusahaan.

Sistem informasi siklus pendapatan memberikan informasi (pesanan pelanggan dan


prediksi penjualan) yang digunakan untuk merencanakan produksi serta tingkat persediaan.
Sebaliknya, sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan
mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual.

Informasi mengenai kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus


pengeluaran dalam bentuk formulir permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus
pengeluaran memberikan informasi mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai
pengeluaran lain yang dimasukan kedalam overhead pabrik.

Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke siklus sumber daya
manusia, yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan ketersediaan tenaga
kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim ke sistem informasi
buku besar dan pelaporan.

Gambar 1 Diagram konteks siklus produksi

4
Sistem Informasi Akuntansi sebuah perusahaan memainkan peran penting dalam
siklus produksi. Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input
penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut :

a. Apa yang akan diproduksi


b. Penetapan harga produk

 Aktivitas Bisnis Siklus Produksi


Desain SIA siklus produksi perusahaan harus mencakup informasi yang jauh lebih
banyak dari hanya demi memenuhi persyaratan pelaporan keuangan ke pihak luar.
Presentasi ini diatur berdasarkan tiap fungsi utama SIA dalam siklus produksi, yaitu :

1. Bagian pertama menjelaskan aktivitas siklus produksi dan membahas bagaimana data
mengenai biaya aktivitas tersebut akan dikumpulkan dan diproses.
2. Bagian kedua membahas prosedur pemrosesan informasi untuk siklus produksi.
3. Bagian terakhir membahas tentang, pengendalian, tujuan, ancaman dan prosedur
menyelesaikan ancaman tersebut.

Terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus produksi, yaitu . :

1. Desain Produk

Tujuan Desain Produksi adalah untuk merancang sebuah produk yang memenuhi
permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan
biaya produksi. Aktivitas desain produk menciptakan dua dokumen utama, yaitu pertama,
daftar bahan baku yang menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-
masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk jadi. Para akuntan
dapat memberikan informasi yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat
mempengaruhi biaya produksi suatu lini produk-produk yang berkaitan dengan meningkatkan
jumlah komponen bersama yang digunakan dalam masing-masing produk. Dengan
memberikan data mengenai biaya perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang
ada dapat berguna untuk mendesain produk yang lebih baik.

2. Perencanaan dan Penjadwalan

Tujuan Perencanaan dan Penjadwalan adalah mengembangkan rencana produksi yang


cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka
pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.Terdapat dua metode
perencanaan produksi yang umum digunakan adalah perencanaan sumber daya produksi
(manufacturing resource planning = MRP-II) dan Sistem produksi Just-in-time (JIT). MRP-II
adalah kelanjutan dari perencanaan sumber daya bahan baku yang mencari keseimbangan
antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan
permintaan penjualan. Sistem MRP-II sering disebut sebagai push manufacturing, karena

5
barang diproduksi sebagai ekspetasi atas permintaan pelanggan. Sedangkan Just-in-time (JIT)
memperluas prinsip sistem pengendalian persediaan untuk seluruh proses produksi. Tujuan
produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi.

Jadwal Induk Produksi (master production schedule - MPS) menspesifikasikan


seberapa banyak produk akan diproduksi selama periode perencanaan dan kapan produksi
tersebut harus dilakukan. Permintaan bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku
yang dibutuhkan dari gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen
ini berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada daftar bahan
baku, nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang dibutuhkan. Perpindahan
selanjutnya dari bahan baku di sepanjang pabrik akan didokumentasikan dalam kartu
perpindahan, yang mengidentifikasikan bagian yang di pindahkan, lokasi perpindahannya
serta waktu perpindahan.

3. Operasi Produksi

Penggunaan berbagai bentuk Teknologi Informasi dalam proses produksi, seperti mesin
yang dikendalikan oleh komputer, disebut sebagai computer-intergrated manufacturing
(CIM) untuk mengurangi biaya produksi. Para akuntan tidak diminta untuk menjadi ahli
dalam setiap segi CIM, tetapi mereka harus memahami bagaimana hal tersebut
mempengaruhi SIA. Salah satu pengaruh CIM adalah pergeseran dari produksi massal ke
produksi sesuai pesanan.

4. Akuntansi Biaya

Langkah terakhir dalam siklus produksi adalah akuntansi biaya. Terdapat tiga tujuan
dasar dari sistem akuntansi biaya yaitu :

a. Memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari


operasi produksi.
b. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
c. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan.

Sebagaian besar perusahaan menggunakan perhitungan biaya pesanan dan proses


untuk membebankan biaya produksi. Perhitungan biaya pesanan membebankan biaya ke
batch produksi tertentu, atau pekerjaan tertentu dan digunakan ketika produk atau jasa yang
dijual terdiri dari bagian-bagian yang dapat di identifikasikan secara terpisah. Sebaliknya,
Perhitungan biaya proses membebankan biaya ke setiap proses, dan kemudian menghitung
biaya rata-rata untuk semua unit yang diproduksi.

6
- Prosedur Pemprosesan Informasi

Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses maupun pesanan membutuhkan


akumulasi data mengenai empat jenis biaya, yaitu :
1. Bahan Baku

Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan bahan baku memicu debit barang
dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi. Apabila bahan baku
tambahan dibutuhkan, debit tambahan akan dilakukan pada barang dalam proses. Sebaliknya,
barang dalam proses akan dikredit untuk bahan baku yang tidak digunakan dan dikembalikan
ke persediaan.
2. Tenaga Kerja Langsung

Dahulu, AOE (Alpha Omega Electronics) menggunakan dokumen kertas yang disebut
kartu waktu kerja untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja. Dokumen ini
mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang pekerja untuk setiap tugas pekerjaan
tertentu. Kini, para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal on-line¬ di
setiap bengkel kerja pabrik. Guna meningkatkan efisiensi proses ini, AOE
mempertimbangkan untuk berganti ke kartu identifikasi berkode, yang harus digesekkan para
pekerja ke alat pembaca kartu atau pemindai kode garis ketika mereka memulai dan
mengakhiri tugas apapun. Penghematan waktu dengan menggunakan kode garis untuk
mengotomatiskan pengumpulan data dapat signifikan.
3. Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomisasi proses produksi,
proporsi yang lebih besar dari biaya produk berhubungan dengan mesin dan peralatan yang
digunakan untuk membuat produk tersebut. Data mengenai penggunaan mesin dan peralatan
dikumpulkan di setiap tahap proses produkasi, sering kali untuk sekaligus mendapatkan data
tentang biaya tenaga kerja, sistem tersebut dapat juga mencatat informasi yang
mengidentifikasi mesin dan peralatan yang digunakan serta durasi setiap penggunaan.
4. Overhead Pabrik
Biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara langsung ke
pekerjaan atau proses tertentu, dianggap sebagai overhead pabrik. Contohnya meliputi biaya
penggunaan air, listrik, dan utilitas lainya; perlengkapan lain-lain; sewa, asuransi dan pajak
gedung untuk pabrik; serta gaji supervisor pabrik. Sebagian besar dari biaya-biaya ini
dikumpulkan melalui sistem informasi siklus pengeluaran dengan pengeculian gaji
supervisor, yang diproses dalam sistem informasi siklus sumber daya manusia.

Para akuntan dapat memainkan peran penting dalam mengendalikan biaya overhead
dengan hati-hati menilai bagaimana perubahan bauran produk dapat mempengaruhi total
overhead pabrik. Akan tetapi, mereka harus melakukan lebih dari hanya mengumpulkan data
dan mengidentifikasi faktor-faktor dasar yang menggerakkan perubahan biaya total.
Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menyesuaikan rencana produkasi dan tata
letak pabrik.

7
- Menghitung Aktiva Tetap

SIA juga dapat mengumpulkan informasi mengenai gedung, pabrik dan peralatan yang
digunakan dalam siklus produksi. Bahkan aktiva tetap semacam ini mewakilki bagian yang
signifikan dari total aktiva banyak perusahaan, dan karenanya merupakan hal yang penting
untuk mengawasi investasi ini.
Aktiva tetap harus diberi kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan
periodik atas database aktiva tetap. Paling tidak, setiap organisasi harus memelihara
informasi berikut ini mengenai setiap aktiva tetap: nomor identifikasi, nomor seri, lokasi,
biaya, tanggal pembelian, nama dan alamat penjual, perkiraan umur ekonomi, perkiraan nilai
sisa, metode depresiasi, depresiasi sampai akhir ini, perbaikan dan jasa perawatan yang
dilakukan. Perusahaan harus dengan hati-hati mengawasi investasi dalam mesin, pabrik dan
gedung seperti juga pelepasan aktiva semacam ini.

 Tujuan, Ancaman, dan Prosedur Pengendalian


Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik adalah untuk memberikan
pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi berikut ini:

a. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.


b. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
c. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.
d. Semua transaksi siklus produksi dicatat dengan akurat.
e. Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi dari kehilangan.
f. Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.
Berbagai ancaman dan prosedur pengendalian dalam siklus produksi, diantaranya:
a. Desain Produk

Desain produk yang kurang baik akan menaikkan biaya dalam beberapa hal.
Menggunakan terlalu banyak komponen khusus ketika memproduksi produk yang hampir
sama akan meningkatkan biaya yang berhubungan dengan pembelian dan pemeliharaan
persediaan bahan baku. Hal ini sering kali juga mengakibatkan proses produksi yang tidak
efisien karena banyaknya kerumitan dalam perubahan produksi dari suatu jenis produk ke
produk lainnya. Produk yang didesain kurang baik akan lebih banyak menimbulkan biaya
jaminan dan perbaikan.

Desain produk dapat diperbaiki melalui data yang akurat tentang hubungan antara
komponen dengan barang jadi. Contohnya, produsen mobil telah mendapatkan penghematan
biaya yang signifikan dengan menaikkan jumlah komponen bersama dalam dan lintas lini
produk. Analisis atas jaminan dan biaya perbaikan dapat mengindetifikasi penyebab utama
kegagalan produk. Informasi itu dapat kemudian digunakan untuk mendesain ulang produk
agar dapat meningkatkan kualitas.

8
b. Perencanaan dan penjadwalan

Dua ancaman yang saling berkaitan dalam proses perencanaan dan penjadwalan
adalah kelebihan produksi dan kekurangan produksi. Kelebihan produksi dapat
mengakibatkan kelebihan pasokan barang atas permintaan jangka pendek, sehingga
menciptakan potensi masalah arus kas karena sumber daya terikat dalam persediaan.
Kelebihan produksi juga meningkatkan risiko menanggung persediaan yang tidak terpakai.
Sebaliknya, kekurangan produksi dapat mengakibatkan kehilangan peluang penjualan dan
ketidakpuasan pelanggan.

Perencanaan produksi yang lebih akurat dapat mencegah kelebihan dan kekurangan
produksi. Perbaikan membutuhkan prediksi penjualan yang akurat dan baru serta data
mengenai jumlah persediaan, semuanya adalah informasi yang dapat disediakan oleh sistem
siklus pendapatan dan pengeluaran.

Risiko kelebihan dan kekurangan produksi lebih tinggi untuk produk baru yang
inovatif, seperti busana butik, daripada bahan kebutuhan pokok dan sehari- hari, seperti
kebanyakan bahan makanan, karena produk inovatif tersebut secara inheren lebih sulit untuk
secara akurat diperkirakan permintaannya daripada produk lainnya. Oleh karenanya,
perusahaan yang memproduksi produk- produk baru yang inovatif harus berinvestasi untuk
rantai pasokan fleksibel agar dapat dengan cepat meningkatkan atau menurunkan produksi
sebagai tanggapan atas permintaan yang didapat.

Ancaman lainnya adalah perolehan tidah sah aktiva tetap, yang dapat mengakibatkan
kelebihan investasi dan mengurangi tingkat laba. Prosedur yang dilibatkan dalam mensahkan
pembelian aktiva tetap berbeda, tergantung dari ukuran permintaan pembelian. Seorang
supervisor atau manajer, yang memberikan rincian mengenai arus kas yang diperkirakan dan
biaya- biaya lain serta manfaat dari pengeluaran yang diajukan, harus yang pertama
merekomendasikan pengeluaran modal yang besar. Semua rekomendasi semacam ini harus
ditinjau oleh eksekutif senior atau oleh komite eksekutif, dan berbagai proyek akan diurutkan
berdasar prioritas. Pengeluaran modal yang lebih kecil biasanya dapat dibeli secara langsung
di luar anggaran departemen, yang akan menghindarkan dari proses persetujuan formal.
Menyerahkan tanggung jawab pada para manajer atas pengembalian departemen mereka
untuk aktiva tetap akan memberikan insentif tambahan untuk mengendalikan pengeluaran
semacam ini.

Oleh karena besarnya ukuran pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mengundang
beberapa pemasok barang yang sama untuk memberikan tawaran. Sebuah dokumen yang
disebut permintaan untuk proposal (request for proposal- RFP), yang menspesifikasikan
properti aktiva yang diinginkan, akan dikirim ke setiap vendor. Komite investasi modal harus
meninjau tanggapan- tanggapan dari vendor dan memilih tawaran yang terbaik.

9
c. Operasi produksi

Pencurian produksi dan aktiva tetap adalah ancaman utama bagi perusahaan
manufaktur. Sebagai tambahan dari hilangnya aktiva, pencuriaan juga mengakibatkan
kelebihan saldo aktiva, yang dapat mengarah pada analisis yang salah atas kinerja keuangan
dan dalam kasus persediaan, kekurangan produksi.

Guna mengurangi risiko kehilangan persediaan, akses fisik ke persediaan harus


dibatasi dan semua perpindahan persediaan harus didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan
baku harus digunakan untuk mensahkan pelepasan bahan baku ke bagian produksi. Baik staf
administrasi bagian pengendalian persediaan maupun pegawai bagian produksi yang
menerima bahan baku, harus menandatangani permintaan tersebut untuk mengakui pelepasan
barang ke bagian produksi. Pemisahan tugas yang memadai merupakan hal yang penting
untuk menjaga persediaan. Memelihara penyimpanan fisik persediaan bahan baku dan barang
jadi adalah tanggung jawab bagian penyimpanan persediaan. Supervisor departemen atau
pabrik terutama bertanggung jawab atas persediaan barang dalam proses. Fungsi otorisasi,
yang dicerminkan melalui pembuatan perintah produksi permintaan bahan baku, dan kartu
perpindahan, adalah tanggung jawab perencana produksi, atau akhir- akhir ini menjadi
tanggung jawab sistem informasi itu sendiri. Pemindai kode garis dan terminal on-line
digunakan untuk mencatat perpindahan persediaan, sehingga dapat memelihara catatan
persediaan perpetual yang akurat. Konsekuensinya, pengendalian akses yang baik dan uji
kesesuaian adalah hal yang penting untuk memastikan bahwa hanya personel yang berhak
sajalah yang memiliki akses ke catatan- catatan tersebut. Terakhir, seorang pegawai yang
tidak memiliki tanggung jawab penyimpanan harus secara periodik menghitung persediaan
yang dimiliki. Perbedaan apapun antara perhitungan fisik ini dengan jumlah yang dicatat
harus diselidiki.

Pengendalian yang hampir sama dibutuhkan untuk menjaga aktiva tetap, aktiva tetap
harus diidentifikasi dan dicatat. Para manajer harus diserahkan tanggung jawab dan
akuntabilitas untuk aktiva tetap yang berada di bawah kendalinya. Ukuran keamanan harus
ada untuk mengendalikan akses fisik ke aktiva tetap. Pelepasan aktiva tetap harus disahkan
dengan benar dan didokumentasikan. Sebuah laporan mengenai semua transaksi aktiva tetap
harus dicetak secara periodik dan dikirim ke kontroler, yang harus memverifikasi bahwa
setiap transaksi telah disahkan dan dilaksanakan dengan benar.

Terakhir, persediaan dan aktiva tetap juga dapat terkena risiko kehilangan karena
kebakaran atau bencana lainnya. Oleh karenanya, asuransi yang mencukupi harus dibuat
untuk memberikan perlindungan atas kehilangan semacam ini dan memberikan penggantian
atas aktiva tersebut.

10
d. Akuntansi biaya

Pencatatan dan pemprosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat
menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan merusak kemampuan pihak manajemen
untuk mengawasi dan mengendalikan operasi produksi. Kesalahan dalam catatan persediaan
dapat mengarah baik pada kelebihan maupun kekurangan produksi barang. Ketidakakuratan
dalam laporan keuangan dan laporan manajerial dapat membiaskan analisis kinerja di masa
lampau dan keinginan investasi di masa mendatang atau perubahan dalam operasi.

Prosedur pengendalian terbaik untuk memastikan bahwa entri data akurat adalah
dengan mengotomatiskan pengumpulan data dengan menggunakan pemindai kode garis,
pembaca kartu, atau alat lainnya. Ketika semua hal ini tidak memungkinkan untuk dilakukan,
terminal on-line harus digunakan untuk entri data. Password dan ID pemakai harus
digunakan untuk membatasi akses hanya ke pegawai yang berhak saja. Sebagai tambahan,
matriks pengendalian akses harus digunakan untuk membatasi akses hanya ke bagian
database tertentu yang dibutuhkan pegawai tertentu untuk melakukan tugas yang diberikan.
Pemeriksaan digit dan verifikasi closed-loop harus digunakan untuk memastikan bahwa
dilakukan, informasi mengenai bahan baku digunakan, operasi dilakukan dan nomor pegawai
dimasukkan dengan benar. Pemeriksaan validitas, seperti membandingkan nomor barang
bahan baku dengan yang tercantum dalam file daftar bahan baku, memberikan kepastian
lebih. Terakhir, untuk memverifikasi akurasi catatan database, perhitungan fisik secara
periodik atas persediaan harus dilakukan dan dibandingkan dengan jumlah yang dicatat.

Seperti juga dengan persediaan, pemeriksaan periodik dan perhitungan atas semua
aktiva tetap harus dilakukan, dan angka- angka tersebut harus direkonsiliasi dengan jumlah
yang dicatat. Kelebihan nilai aktiva tetap meningkatkan biaya melalui depresiasi tambahan
dan pajak gedung yang lebih tinggi.

e. Ancaman umum

Dua ancaman umum dalam siklus produksi adalah hilangnya data dan kinerja yang
kurang baik. Hilangnya data produksi akan menghalangi supervisoran persediaan dan aktiva
tetap, sehingga menyusahkan untuk memastikan bahwa aktivitas produksi telah dilakukan
secara efektif dan efisien. Oleh karenanya, catatan persediaan dan barang dalam proses harus
dilindungi dari kehilangan sengaja atau tidak disengaja, atau dari kerusakan. Pembuatan
cadangan secara rutin atas semua file data juga merupakan keharusan. Kopi tambahan atas
file utama penting, seperti perintah produksi yang belum diselesaikan dan persediaan bahan
baku, harus disimpan di luar lokasi perusahaan. Guna mengurangi kemungkinan penghapusan
tidak sengaja file- file yang penting, semua disket dan tape harus memiliki baik label internal
maupun eksternal.

Pengendalian akses juga merupakan hal yang penting, karena kehilangan rahasia
dagang produksi, dapat menghancurkan perusahaan.Akses tanpa otorisasi juga meningkatkan
risiko kerusakan file data yang penting. Penggunaan sistem password dan ID dapat
membatasi akses ke file- file yang sensitif. Selanjutnya, pengendalian akses juga harus

11
berlaku untuk berbagai terminal. Contohnya, sistem harus diprogram untuk menolak usaha
apapun untuk mengubah catatan persediaan dari terminal yang berlokasi di departemen
teknis. Terakhir, daftar semua aktivitas, terutama tindakan apapun yang melibatkan
persetujuan dari pihak manajemen, seperti permintaan tambahan bahan baku atau lembur,
harus dicatat dan dipelihara untuk nantinya ditinjau sebagai bagian dari jejak audit.

Ketidakefisienan dalam operasi produksi juga mengakibatkan kenaikan beban.


Masalah pengendalian kualitas juga dapat meningkatkan beban dan bahkan mengurangi
penjualan di masa mendatang. Jadi, aktivitas produksi harus diawasi secara dekat dan
tindakan yang tepat harus dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan apapun dari standar.
SIA dapat membantu mengendalikan efisiensi dan kuailtas dengan membuat laporan kinerja
yang sesuai. Sebagai tambahan atas perbandingan tradisional dari kinerja yang dianggarkan
dengan yang sebenarnya, SIA harus menghasilkan ukuran pengendalian kualitas dan hasil
(throughput).

12
 Buku Pembanding
Pada Buku . Iskandarmuda.,SE.,M.Si.,AK., CA.dkk yang akan dibahas adalah
“SIKLUS PRODUKSI”. Buku ini menjelakan bahwa :
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait
yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Siklus ini hanya terjadi pada
perusahaan manufaktur (industri). Perusahaan industri merupakan perusahaan yang aktivitas
usaha utamanya adalah mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan menjual barang jadi
tersebut. Kegiatan mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan jadi ini dikatakan sebagai
proses produksi (pabrikasi).
Aktivitas produksi pada intinya merupakan aktivitas mengubah bahan baku menjadi
bahan jadi. Menurut Romney dan Steinbart (2005) siklus produksi adalah rangkaian aktivitas
bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yangterus terjadi yang berkaitan dengan
pembuatan produk. Siklus ini hanya terjadi pada perusahaan manufaktur (industri). Siklus
produksi terdiri dari berbagai rangkaian aktivitas yang diselenggarakan secara bertahap. Pada
perusahaan yang sudah menggunakan sistem pemanufakturan terintegrasi komputer dapat
digunakan berbagai macam software aplikasi yang dapat membantu penanganan proses
produksi secara efektif dan efisien khususnya berkaitan dengan penggunaan bahan baku dan
biaya tenaga kerja baik itu yang bersifat langsung maupun tidak langsung seperti software
computer aided manufacturing (CAM), computer integrated manufactur (CAM),
manufacturing resources planning (MRP), dan berbagai software yang lainnya.

Sistem informasi siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan


mengenai barang jadi yang telah dibuat dan tersedia untuk dijual. Informasi mengenai
kebutuhan bahan baku dikirim ke sistem informasi siklus pengeluaran dalam bentuk formulir
permintaan pembelian. Sebagai gantinya, sistem siklus pengeluaran memberikan informasi
mengenai perolehan bahan baku dan juga mengenai pengeluaran lain yang dimasukkan ke
dalam overhead pabrik. Informasi mengenai tenaga kerja yang dibutuhkan akan dikirim ke
siklus sumberdaya manusia, yang selanjutnya akan memberikan data mengenai biaya dan
ketersediaan tenaga kerja. Terakhir, informasi mengenai harga pokok penjualan akan dikirim
ke sistem informasi buku besar danpelaporan.

 Aktivitas-Aktivitas Siklus Produksi

Perusahaan industri merupakan perusahaan yang aktivitas usaha utamanya adalah


mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan menjual barang jadi tersebut.
Perusahaan manufaktur memiliki tiga jenis persediaan, yaitu:
1. Bahan Baku dan bahan pembantu dimana persediaan bahan baku merupakan bahan yang
diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi sedangkan persediaan bahan pembantu
merupakan bahan-bahan yang diperlukan sebagai pelengkap dalam proses produksi tetapi
secara langsung dimasukan dalam produksi.
2. Barang dalam proses dimana persediaan dalam proses produksi yang merupakan barang
yang baru sebagian mengalami proses produksi dan perlu dikerjakan lebihlanjut.
3. Barang jadi merupakan persediaan barang yang sudah diproses dan siap untuk dijual.”

13
Dalam hubungannya dengan produk, biaya produksi dibagi menjadi dua: biaya produksi
langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dalam hubungannya dengan departemen,
biaya dibagi menjadi dua golongan: biaya langsung departe- men dan biaya tidak langsung
departemen.
1. BiayaLangsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena
adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya
langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah
diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen adalah semua
biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.

2. Biaya TidakLangsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu
yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini
tidak mudah diindentifikasikan dengan produk tertentu. Gaji mandor yang mengawasi
pembuatan produk A, B, dan C merupakan biaya tidak langsung bagi baik produk A, B,
maupun C, karena gaji mandor tersebut terjadi bukan hanya karena perusahaan memproduksi
salah satu produk tersebut. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk (misalnya
perusahaan semen, pupuk urea, gula) maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam
hubungannya dengan produk.

3. Biaya OverheadPabrik
Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut dengan istilah
biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Dalam hubungannya dengan departemen,
biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya
dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen
Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya ini dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam
perusahaan, baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipmen yang
menggunakan listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi
biaya Departemen Pembangkit Tenaga Listrik merupakan biaya tidak langsung departemen.

Pemakaian
BAHAN BAKU

BURUH Pembebanan PROSES


LANGSUNG PRODUKSI Pembebanan
BARANG JADI
BIAYA Pembebanan
OVERHEAD

14
 Pengendalian Produksi
Siklus Pengolahan Transaksi Produksi berfokus pada pengelolaan persediaan bahan
baku, bahan dalam proses dan bahan jadi. Metode yang biasa digunakan dalam menentukan
harga pokok produksi adalah metode job order costing dan metode process costing. Pada
metode job order costing harga perolehan barang jadi didistribusikan berdasarkan
job/pesanan khusus atau pesanan produksi, sehingga metode ini dikatakan metode alokasi
biaya produksi berdasarkan pesanan. Sedangkan pada process costing harga perolehan
dikompilasikan dalam proses atau rekening departemen secara periodik pada setiap akhir
periode harga perolehan untuk setiap proses dibagi dalam unit yang diproduksi untuk
menentukan harga rata-rata per unit.
Proses bisnis pengendalian produksi mencakup pengendalian terhadap produksi dan
pengendalian terhadap persediaan. Aktivitas tersebut berkaitan erat dengan prosedur:
1. Penerimaanpesanan
2. Penagihan
3. Penggajian
4. Pengiriman barang jadi,dan
5. Pembelian

 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang dipro- duksi,
jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumber- sumber yang
dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetap- kan kemampuan sumber-
sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan produksi berjalan sesuai
rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah memaksimumkan
pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan
kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan
kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan
sebagainya.

Kebutuhan permintaan untuk sebuah produk tergantung pada apakah item diproduksi
berdasarkan metode job order costing (per pesanan pelanggan) atau dengan menggunakan
metode process costing (diproduksi secara rutin untuk persediaan). Jika menggunakan
metode process costing, maka kebutuhan produksi tergantung pada prediksi penjualan.
Peramalan penjualan akan dibuat oleh departemen penjualan atau pemasaran sebagai rencana
pembuata anggaran perusahaan. Peramalan penjualan akan diotorisasi oleh manajemen dan
disampai- kan pada bagian perencanaan produksi untuk menghasilkan produk sesuai dengan
yang diramalkan pada penjualan.
.

15
Perencanaa
File Daftar Produksi
Material Master

File Program
Perencanaan File
Operasi
Produksi Status
Master
Produksi

Pesanan Permintaan Routing


Produksi
Material File Status
Produksi
Terbaru

Gambar 9.4. Implementasi Rencana Produksi

Perencanaan produksi dimulai dari diperolehnya berbagai informasi ke bagian


perencanaan produksi mengenai informasi produk yang akan dipasarkan dari bagian
pemasaran produk, informasi dari bagian pengendalian persediaan yang menunjukkan
persediaan yang mulai menipis, serta adanya informasi pelaksanaan proses produksi dari
bagian produksi. Setelah berbagai macam informasi itu diolah maka bagian perencanaan
produksi akan membuat rencana produksi yang mengindikasikan daftar bahan baku yang
dibutuhkan dalam proses produksi yang direkam dalam daftar material (bill of material) dan
file operasi master.
Daftar material berisi daftar bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk dan
mengidentifikasi nomor bahan, deskripsi bahan dan jumlah untuk setiap bahan yang
digunakan untuk membuat produk. Daftar operasi master berisi spesifikasi urutan operasi
semua tenaga kerja dalam suatu operasi mesin yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah
produk. Untuk dapat merealisasikan rencana produksi sebelumnya bagian produksi akan
membuat implementasi perencanaan produksi. Implementasi perencanaan produksi
menghasilkan file pesanan produksi, permintaan material, dan routing dana melakukan
proses memperbaharui file status produksi. File status produksi berisi catatan akuntansi
operasional produksi dalam status pesanan produksi.

16
File daftar material, berisi catatan penggunaan material dan biaya material standar
untuk setiap produk yang diproduksi file ini akan berhubungan dengan kebutuhan tenaga
kerja dan operasi mesin produk dan urutan-urutannya melalui proses produksi.
Dokumen routing (RTG) berisi informasi mengeni garis besar pekerjaan, waktu dan
alat yang digunakan dalam proses prpduksi. Dokumen ini dikirimkan ke departemen
produksi bersama dengan jadwal produksi yang sudah dibuat sebelumnya.

 Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi diawali dengan proses status produksi yang telah diperba- harui
dengan memperoleh data/informasi dari bagian status produksi dan routing. Dari proses ini
akan dihasilkan laporan ringkas status produksi yang sedang berjalan, proses selanjutnya
adalah melakukan proses penjadwalan produksi yang sudah diperbaharui dan database beban
produksi yang berisi biaya produksi yang telah digunakan dalam proses produksi, hasil akhir
dari proses ini adalah diterbitkannya dokumen penjadwalan produksi dan laporan ringkas
proses produksi yang sedang berjalan dan proses produksi yang akan dilaksanakan.

 Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh suatu
perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutu- han akan bahan
untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang sekecil
mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan karena
menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan pemeliharaan
selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang terlalu besar berarti
terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Begitu juga sebaliknya
kekurangan persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga
ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi
yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain. Singkatnya pengendalian persediaan
merupakan usaha-usaha penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi
sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya
persediaan yangsekecil-kecilnya.
Pada dasarnya pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran
proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau barang jadi dari
waktu ke waktu. Sedangkan tujuan dari pengendalian perse- diaan adalah sebagai berikut:
a. Menjaga agar jangan sampai perusahaan kehabisan bahan-bahan sehingga
menyebabkan terhenti atau terganggunya prosesproduksi.
b. Menjaga agar keadaan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan sehingga biaya-
biaya yang timbul dari persediaan tidak besarpula.
c. Selain untuk memenuhi permintaan pelanggan, persediaan juga diperlukan apabila
biaya untuk mencari barang/bahan penggantian atau biaya kehabisan bahan atau barang
(stock out) relatifbesar.

17
Fungsi utama pengendalian persediaan adalah ”menyimpan” untuk melayani kebutuhan
perusahaan akan bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi tersebut diatas
ditentukan oleh berbagai kondisi seperti :
1. Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relatif lama maka perusahaan perlu
persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuh kebutuhan perusahan selama
jangka waktupengiriman
2. Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar dari yangdibutuhkan.
3. Apabila pemintaan barang hanya sifatnya musiman sedangkan tingkat produksi
setiap saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut
dengan membuat tingkat persediaannya berfluktuasi mengikuti fluk- tuasi
permintaan.
4. Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan apabila biaya
untuk mencari barang atau bahan pengganti atau biaya kehabisan barang atau bahan
relatifbesar.

 Akuntansi Biaya
Fokus utama dari akuntansi biaya adalah memperbarui file status produksi (barang dalam
proses). Alur dari alokasi akuntansi biaya sebagai berikut:
1. Data permintaan material dikirimkan dari departemen persediaan untuk diproses. Data
permintaan material didokumentasikan pengeluaran material untuk pesanan produksi khusus.
Data waktu kerja dan data waktu mesin yang telah dimasukkan dalam RTG dilanjutkan dari
departemen produksi. Data RTG menunjukkan distribusi waktu tenaga kerja dan mesin ke
pesanan produksi khusus dalam departemen produksi atau pusat kerja. Dalam permintaan
material dan data RTG meruakan input untuk membuat file data produksi. File transaksi ini
diproses oleh program aplikasi akuntansi biaya, bersama-sama dengan file statusproduksi.
2. Akuntansi biaya akan mengakumulasi penggunaan material dan tenaga kerja yang
ditunjukkan posting ke pencatatan barang dalam proses yang dikelola untuk setiap pesanan
produksi yang belum selesai. Biaya overhead yang dibebankan pada barang dalam proses
didasarkan pada tarif yang dikelola dalam pragram akuntansibiaya.
3. Selanjutnya proses akuntansi biaya ini akan memanatau status pesanan produksi dan
menyiapkan fila yang meringkas perbedaan antara biaya standar dan data operasional yang
sudah digunakan ada pada catatan barang dalam proses dan biaya sesungguhnya selanjutnya
data operasional akan diposting untuk setiap pesananproduksi.
4. Jika pesanan telah selesai, pencatatan barang dalam proses ditutup. Pencatatan ini dibuat
untuk memperbarui fila barang jadi. Output dari program akuntansi biaya meliputi item
sebagai berikut: a. File status produksi yang telah diperbarui
b. File pesanan produksi yang telah selesai
c. File penggunaan sumber daya
d. Laporan ringkas
e. File status produksi yang telah diperbarui berisi informasi terbaru
tentang status semua pesanan produksi yang belum selesai. Laporan ringkas
meliputi informasi pengendalian aplikasi, tenaga kerja, dan biaya overhead
yang digu- nakan selama proses produksi berlangsung.

18
File
File Status Data
Produksi Produksi

Program
Akuntansi
Biaya

Laporan
ringkas
File File File

Status Pesanan penggunaan


Produksi yang Produksi yang sumberdaya
sudah telah selesai
diperbarui

Gambar 9.6. Penjadwalan Produksi

 Akuntansi Persediaan
Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persedia- an yang
disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur
penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi.
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi persediaan adalah:
1. Prosedur pencatatan produkjadi.
2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yangdijual.
3. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli.
4. Prosedur pencatatan tambahan & penyesuaian kembali harga pokok persediaan produk
dalamproses.
5. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yangdibeli.
6. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok.
7. Prosedur permintaan dan pengeluarangudang.
8. Prosedur pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian baranggudang.
9. Sistem perhitungan fisikpersediaan.

19
Sistem akuntansi persediaan adalah formulir-formulir, catatan-catatan prosedur-prosedur,
dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis
dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk
menilai hasiloperasi.
Dalam sistem akuntansi persediaan secara manual, diselenggarakan dua catatan
akuntansi, di fungsi gudang dan di fungsi akuntansi. Di bagian gudang diselenggarakan kartu
gudang untuk mencatat kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang disimpan di
gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya
berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu gudang ini
disimpan dalam arsip di kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di
gudang. Di samping kartu gudang, bagian gudang juga menyeleggarakan kartu barang yang
ditempel- kan pada tempat penyimpananbarang.
Kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan
pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi kuantitas barang. Dibagian kartu
persediaan (fungsi akuntansi) diselenggarakan kartu persediaan yang digunakan untuk
mencatat kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudang. Kartu persediaan ini
berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang diselenggarakan oleh bagian
gudang. Di samping itu, kartu gudang persediaan ini merupakan rincian rekening kontrol
persediaan yang bersangkutan dalam bukubesar.

 TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR PENGENDALIAN

Fungsi kedua dari SIA yang didesain adalah untuk memberikan pengendalian yang
memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi berikut ini:
1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi denganbaik
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijagakeamanannya
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akandicatat
4. Semua transaksi silus produksi dicatat denganakurat
5. Catatan yang akurat dipelihara dan dilindungi darikehilangan
6. Aktivitas silus produksi dilakukan secara efisien danefektif

 Perencanaan dan Penjadwalan


Perencanaan produksi yang akurat dapat mencegah kelebihan dan kekurangan
produksi. Perbaikan membutuhkan prediksi penjualan yang akurat dan baru serta data
mengenai jumlah persediaan, semuanya adalah informasi yang dapat disediakan oleh
sistem sikus pendapatan dan pengeluaran. Sebagai tambahan, informasi mengenai
kinerja produksi, terutama yang berhubungan dengan tren total waktu produksi setiap
produk, harus dikumpulkan secara teratur. Sumber- sumber data ini dapat digunakan
secara periodik untuk meninjau dan menyesuai- kan jadwal induk produksi.

20
 Operasi Produksi
Pencarian persediaan dan aktiva tetap adalah ancaman utama bagi perusahaan
manufaktur. Sebagai tambahan dari hilangnya aktiva, pencurian juga mengakibat- kan
kelebihan saldo aktiva, yang dapat mengarah pada analisis yang salah atas kinerja keuangan
dan dalam kasus persediaan, kekurangan produksi. Guna mengurangi risiko kehilangan
persediaan, akses fisik ke persediaan harus dibatasi oleh semua perpindahan persediaan harus
didokumentasikan. Jadi, permintaan bahan baku harus digunakan untuk mensahkan
pelepasan bahan baku ke bagian produksi. Baik staf administrasi bagian pengendalian
persediaan maupun pegawai bagian produksi yang menerima bahan baku, harus
menandatangani permintaan tersebut untuk mengakui pelepasan barang ke bagian produksi.
Permintaan tambahan bahan baku di luar jumlah yang dsebutkan dalam daftar bahan baku
juga harus didokumentasikan dan disahkan oleh personel tingkat supervisor. Kartu
perpindahan harus digunakan untuk mendokumentasikan perpindahan selanjutnya persediaan
disepanjang berbagai tahap proses produksi. Pengemba- lian bahan baku apa pun yang tidak
digunakan dalam produksi juga harus didokumentasikan.

 Akuntansi Biaya
Pencatatan dan pemrosesan data aktivitas produksi yang tidak akurat dapat
menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan merusak kemampuan pihak manajemen
untuk mengawasi dan mengendalikan operasi produksi. Contohnya, data biaya yang tidak
akurat dapat mengakibatkan keputusan yang tidak tepat tentang produk mana yang
diproduksi dan bagaimana menetapkan harga jual saat ini. Kesalahan dalam catatan
persediaan dapat mengarah baik pada kelebihan maupun kekurangan produksi barang.
Ketidakakuratan dalam laporan keuangan dan laporan managerial dapat membiaskan analisis
kinerja di masa lampau dan keinginan investasi di masa mendatang atau perubahan dalam
organisasi.

 Ancaman Umum
Seperti dalam siklus lainnya, dua ancaman dalam siklus produksi adalah hilangnya
data kinerja yang kurang baik. Hilangnya data produksi akan menghalangi supervisor
persediaan dan aktiva tetap, sehingga menyusahkan untuk memastikan bahwa aktivitas
produksi telah dilakukan secara efisien dan efektif. Oleh karenanya, catatan persediaan dan
barang dalam proses harus dilindungi dari kehilangan sengaja atau tidak sengaja atau dari
kerusakan. Pembuatan cadangan secara rutin atas semua file data juga merupakan keharusan.
Kopi tambahan atas file utama penting, seperti perintah produksi yang belum diselesaikan
dan persediaan bahan baku, harus disimpan diluar lokasi perusahaan. Guna mengura- ngi
kemungkinan penghapusan tidak sengaja file-file yang penting, semua disket dan tape harus
memliki baik label internal maupun eksternal (Romney & Steinbert, 2005).

21
 KEBUTUHAN INFORMASI SIKLUS PRODUKSI DAN MODEL DATA

Fungsi ketiga dari SIA adalah menyediakan informasi yang berguna untuk peng-
ambilan keputusan. Dalam siklus produksi, pemakai internal dan eksternal membutuhkan
informasi biaya. Secara internal, pihak manajemen menggunakan informasi mengenai biaya
untuk membuat keputusan mengenai penetapan harga dan bauran produk, selain untuk
mengevaluasi kinerja. Secara eksternal, biaya harus dicocokkan dengan benar ke
pendapatannya ketika menyiapkan laporan keuangan.

- Manfaat Model Data


Manfaat model data sangat tergantung pada akurasi informasi dalam model data, yang
berarti bahwa di dalam lingkungan databse, edit entri data dan pengendalian pembaruan
database sangatlah penting. Bahkan akurasi atau ketidak tepatan dapat menimbulkan biaya
yang mahal.

22
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan atas kedua buku yang digunakan dapat disimpulkan bahwa :


Produksi adalah bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan
teknologi ,dimana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang
sangat kuat yang sangat erat dengan teknologi. Kebutuhan produksi untuk beroprasi dengan
biaya yang lebih rendah , meningkatkan kualitas dan produktifitas , dan menciptakan produk
baru menjadikan kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan
dan penemuan baru. produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling
dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan, personalia dan
lain-lain.
Sistem produksi merupakan kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berinteraksi
dengan tujuan mentraformasi dari input produksi menjadi output produksi. Input produsi
dapat berupa bahan baku,mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi ,sedangkan output
produksi merupak produk yang dihasilkan seperti limbah, informasi dan lain sebagainya.
Empat kegiatan penting dalam siklus produksi :
1. Perancangan Produk (Aktivitas 1)
Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan
dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi
2. Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)
Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk
memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa
menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
3. Operasi Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam
proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi
biaya produksi.
4. Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya , yaitu :
· Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja
dari operasi produksi
· Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
· Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan
serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Romney,Marshall B.;Steinbart,Paul,John;2006. Accounting Information Systems.Jakarta;


Salemba Empat

Iskandarmuda. Sistem Inforrmasi Akuntansi. 2017; Madenatara.

24

Anda mungkin juga menyukai