Anda di halaman 1dari 43

Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum)

Vol. 6 No. 1 Juli-Desember 2022, halaman 299 – 306


299
Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Efisiensi Pembayaran Pajak
Terutang Pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto

The Application Of Tax Planning In Efficiency Of Paying Taxes Owed At PT


Pegadaian (Persero) Molinow Branch UPC Inobonto
Anatasya Latulola1, Jenny Morasa2, Christian Datu3
1,2,3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi,
Jl. Kampus Bahu, Manado, 95115, Indonesia
Email : tasyalatulola@gmail.com1, jennymorasa@hotmail.com2, itho.cd@gmail.com

Abstrak: Pajak memiliki peran yang sangat penting karena merupakan sumber penerimaan negara terbesar dan
berhubungan dengan pembangunan di Indonesia. Membayar pajak merupakan hal wajib bagi wajib pajak. Namun
bagi wajib pajak badan usaha, membayar pajak merupakan beban yang dapat mengurangi laba bersih. Dengan
adanya perencanaan pajak dapat membantu memanfaatkan peluang berkaitan dengan peraturan perpajakan yang
legal dan bisa menguntungkan bagi wajib pajak. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada laba sudah tentu
memerlukan perencanaan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan
perencanaan pajak yang dilakukan PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto dapat mengefisienkan
pembayaran pajak terutangnya. Metode penelitian yaitu kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto sudah melakukan perencanaan
pajak tetapi belum maksimal. Strategi perencanaan pajak yang dilakukan belum tepat sehingga pembayaran pajak
terutangnya belum efisien. Masih terdapat celah atau strategi perencanaan pajak yang dapat diterapkan atau
dimanfaatkan untuk meminimalkan beban pajak terutang menjadi seefisien mungkin.

Kata Kunci: Perencanaan pajak, Pajak Penghasilan Badan, Efisiensi

Abstract: Tax has a very important role because they are the largest source of state revenue and are related to
development in Indonesian. Paying taxes is mandatory for taxpayers. However, for corporate taxpayers, paying
taxes is a burden that can reduce net income. Tax planning can help take advantage of opportunities related to
legal tax regulations and can be profitable for taxpayers. As a profit-oriented company, of course, it requires tax
planning. The purpose of this study is to determine whether the application of tax planning by PT Pegadaian
Molinow Branch UPC Inobonto could streamline streamline the payment of tax payable. The research method is
qualitative using descriptive analysis. The result showed that PT Pegadaian Molinow Branch UPC Inobonto had
done tax planning but it was not optimal. The tax planning strategy that has been carried out is not right so that
the payment of the tax payable is not efficient. There are still gaps or tax planning strategies that can be applied
or utilized to minimize the tax burden payable as efficiently as possible.

Keyword: Tax Planning, Corporate Income Tax, Efficiency

PENDAHULUAN
Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara materiil maupun
spiritual. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan
pembangunan. Pengeluaran untuk membiayai pembiayaan umum pemerintah dan segala kegiatan
kenegaraan tidak terlepas dari dana yang dimiliki oleh setiap negara ataupun daerah. Pembiayaan ini
direalisasikan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pendapatan dalam negeri
dalam struktur APBN yang sumber penerimaannya mempunyai umur atau jangka panjang yang tidak
terbatas adalah pajak.
Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar negara Indonesia saat ini. Oleh karena besarnya
kontribusi pajak, setiap tahunnya pemerintah selalu melakukan upaya dan inovasi dalam rangka
memaksimalkan penerimaan pajak atas sumber-sumber penerimaan pajak. Salah satu sumber pajak
yang diterima oleh pemerintah dan yang paling berdampak untuk meningkatkan penerimaan negara
adalah PPh yang diatur dalam Undang-Undang No. 11 tahun 2020 (Halim, 2020). Pada dasarnya tidak
ada seorang pun yang secara sukarela dan senang untuk membayar pajak karena para wajib pajak
merasa bahwa mereka tidak memperoleh keuntungan timbal balik dari jumlah pajak yang mereka
bayarkan. Wajib pajak tidak mungkin dapat menghindari pajak karena dapat dikenakan secara

Diterima: 28-06-2022; Disetujui untuk Publikasi: 18-07-2022


Hak Cipta © oleh Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum
p-ISSN: 24072-361X
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 300

langsung maupun tidak langsung kepada dirinya. Bagi suatu perusahaan yang termasuk wajib pajak
badan usaha, membayar pajak merupakan beban yang dapat mengurangi laba bersih.
Laba merupakan dasar dari pengenaan pajak. Semakin besar laba maka semakin besar pajak yang
akan dibayarkan perusahaan. Sedangkan suatu perusahaan didirikan karena memiliki tujuan-tujuan
seperti untuk memaksimalkan laba atau keuntungan yang diperolehnya dan untuk going concern. Hal
inilah yang membuat pajak bagi suatu perusahaan bukan sebagai sumber pendapatan tetapi dianggap
ketentuan yang berlaku. Muncullah cara atau usaha untuk meminimalisasi beban pajak yang ditanggung
perusahaan secara legal yaitu dengan adanya tax planning. Tax Planning merupakan strategi untuk
perusahaan agar pajak terutang menjadi efisien (Wibisono dan Budiarso, 2021). Hal ini tidak bertujuan
melakukan manipulasi perpajakan, tetapi berusaha untuk memanfaatkan peluang berkaitan dengan
peraturan perpajakan yang menguntungkan perusahaan. Selain itu tidak merugikan pemerintah dan
dengan cara yang legal. Tindakan itu legal karena penghematan pajak tersebut dilakukan dengan
cara yang tidak melanggar ketentuan yang berlaku.
PT Pegadaian adalah salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa penyaluran uang
pinjaman kepada masyarakat yang didasari hukum gadai dengan jaminannya adalah barang bergerak.
Selain itu PT Pegadaian juga termasuk dalam wajib pajak yang memiliki kewajiban perpajakan yang
terkait dengan pajak penghasilan (PPh). Dengan tujuan untuk mencapai laba yang signifikan dengan
tetap memprioritaskan membantu masyarakat maka perencanaan pajak sangat dibutuhkan untuk
membantu agar PT Pegadaian bisa mengefisienkan pembayaran pajak terutang, sehingga laba
perusahaan tetap optimal dan dapat mempertahankan keberadaan perusahaan dan mampu meningkatkan
pertumbuhan perusahaan. Melalui beberapa uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Efisiensi Pembayaran Pajak Terutang Pada PT
Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto”.

1.1 Pengertian Akuntansi


Akuntansi merupakan suatu aktiva jasa yaitu terdiri dari mencatat, mengklasifikasikan,
dan melaporkan kejadian atau transaksi ekonomi yang akhirnya menghasilkan suatu informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu pengambil keputusan (Purba, dkk 2018:236).
Secara umum, akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan keuangan
untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Menurut Kieso
et al (2018:2), akuntansi terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
1. Indentifikasi
2. Pencatatan
3. Pengkomunikasian peristiwa ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan
yang berkepentingan

1.2 Akuntansi Perpajakan


Akuntansi perpajakan yang merupakan bagian dari akuntansi bisa membantu menekankan
pada penyusunan Surat pemberitahuan pajak (tax return) serta untuk memenuhi kewajiban perpajakan
(tax compliance) dalam penimbang transaksi pajak.

1.3 Pengertian Pajak


Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam Mardiasmo (2019:3), mengemukakan yaitu
pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum

1.4 Pajak Terhutang


Istilah pajak terutang digunakan dalam UU KUP. Menurut pasal 1 ayat 10 UU No. 11 tahun 2020,
disebutkan bahwa pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa
pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
perpajakan. Istilah ini memang mirip dengan utang pajak. Tak heran jika wajib pajak kerap kebingungan
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 301

membedakannya. Padahal, agar dapat membuat perhitungan pajak yang tepat, dibutuhkan pemahaman
mengenai istilah-istilah tersebut.

1.5 Efisiensi Pajak


Dari pengertian di atas, efisiensi pajak dapat didefinisikan usaha legal yang dilakukan wajib pajak
untuk menghitung alokasi penghasilan pajak yang dipakai dalam menutupi biaya pemungutan pajak
yang terkait dengan cara-cara terbaik sesuai dengan peraturan perpajakan. Untuk menganalisis tingkat
efisiensi perencanaan pajak menggunakan rumus:
Gambar 1. Rumus Efisiensi Perencanaan Pajak

P0 – P1
T= X 100%
P0

Sumber: Kartikasari, dkk (2020, p.324)


Keterangan:
T = Besarnya % efisiensi pajak
P0 = Besarnya pajak penghasilan sebelum perencanaan pajak
P1 = Besarnya pajak penghasilan sesudah perencanaan pajak

1.6 Perencanaan Pajak


Perencanaan pajak merupakan tindakan penstrukturan yang menekankan kepada pengendalian
setiap transaksi yang memiliki konsekuensi pajak. Perencanaan pajak adalah suatu proses
mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa agar utang pajaknya baik pajak penghasilan maupun
pajak lainnya berada dalam jumlah minimal, selama hal tersebut tidak melanggar ketentuan perundang-
undangan yang berlaku (Pohan 2017:371). Tujuan tindakan ini adalah mengefisienkan jumlah pajak
yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui penghindaran pajak, bukan penyelundupan pajak.
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak.

1.7 Tinjauan Pustaka


1 Ernandi & Agustin (2021) dengan judul penelitian Evaluasi Penerapan Tax Planning Sebagai
Upaya Meminimalkan Beban Pajak Dalam Rangka Manajemen Pajak. Hasil penelitian
menunjukkan pengoptimalan perencanaan pajak yang dilakukan PT Supreme Surabaya Motor
Service dari segi perpajakan dapat menghasilkan penghematan pajak sebesar
Rp4.561.625.168,00 dan laba sebesar Rp62.671.215.713,00.
2 Ambeno (2018) dengan judul penelitian Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Meminimalkan
Pembayaran Pajak Penghasilan Pada PT X Di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan
telah melakukan perencanaan pajak tetapi belum optimal dan memiliki beberapa cara untuk
bisa memaksimalkan perencanaan pajak tersebut.
3 Kartikasari, dkk (2020) dengan judul penelitian Tax Planning Sebagai Upaya Efisiensi Beban
Pajak Penghasilan Badan Pada PDAM Kota Tegal. Hasil penelitian menunjukkan dapat
diketahui bahwa terjadi tidak efisiensi pajak pada tahun 2016 sebesar 8,96% dan pada tahun
2017 sebesar 4,78%. Pada tahun 2018 terjadi efisiensi pajak sebesar 1,05%.
4 Amir, dkk (2021) dengan judul penelitian Analisis Tax Planning Pada PT Hutama Surya
Perdana Di Mamuju. Hasil penelitian menunjukkan PT Hutama Surya Perdana berhasil
menghemat pajak dengan menerapkan perencanaan pajak yang baik.

METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif adalah menganalisis,
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 302

menggambar dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil
wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi dilapangan. Tujuannya
menghasilkan gambaran yang akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah
proses atau hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian.

2.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC
Inobonto. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2021.

2.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Dalam
penelitian ini, data kuantitatif berupa laporan laba rugi komersial 2020 PT Pegadaian (Persero) Cabang
Molinow UPC Inobonto. Dalam penelitian ini, data kualitatif yang dibutuhkan adalah hasil wawancara
berupa pertanyaan seputar uraian dan gambaran umum kondisi perusahaan maupun informasi yang
berhubungan dengan akuntansi perpajakan. Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya data di bedakan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder.

2.4 Metode Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti,
maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipan dimana peneliti terlibat
langsung dalam kegiatan informan yang terjadi di lapangan. Data yang menjadi informan
adalah sebagai berikut :
a. Nama : Juwita Mariska Robot
b. Jabatan : Pengelola UPC
2. Wawacara
Mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang mengetahui lebih jelas tentang
gambaran umum perusahaan serta sistem akuntansi perpajakan dan bagian lainnya yang
berhubungan dengan objek penelitian.
3. Dokumen
Pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis
dalam penelitian ini.

2.5 Metode dan Proses Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.
Data dan informasi yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan disusun. Selanjutnya akan dianalisis
dan dijelaskan dengan metode deskriptif. Dalam hal ini penulis mengolah, mendeskripsikan dan
menggambarkan data yang telah terkumpul secara akurat berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sehingga
memberikan keterangan yang lengkap untuk menjawab permasalahan. Berikut proses analisis yang
dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dan mempelajari informasi mengenai gambaran umum dan data melalui
wawancara dan dokumentasi serta pelaporan mengenai laporan rugi laba tahun 2020 yang ada
pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto.
2. Menganalisis laporan laba rugi komersial tahun 2020 sebelum adanya perencanaan pajak
dengan melihat biaya operasional perusahaan.
3. Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis data dengan memilih akun-akun yang dapat
dilakukan perencanaan pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku sehingga dapat
diketahui perbedaan pajak terutang setelah dan sebelum dilakukan perencanaan pajak. Pada
penelitian ini unit analisis yang digunakan adalah komponen biaya-biaya yang akan dilakukan
koreksi fiskal pada laporan laba rugi PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto seperti :
a. Tunjangan makan dan minum
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 303

b. Telekomunikasi sales dan direktur


c. Pajak penghasilan pasal 21
d. Biaya sumbangan
4. Memberikan gambaran dengan metode analisis deskriptif, tentang adanya peranan
perencanaan pajak untuk mengefisienkan pembayaran pajak terutang sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 11 tahun 2020 tentang Pajak Penghasilan.
5. Menarik kesimpulan dan memberikan saran sehingga dapat menjadi masukan bagi PT
Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Penelitian
Perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto dalam
meminimalkan beban pajak penghasilannya yaitu dengan memaksimalkan biaya fiskal. Di mana
anggaran untuk membayar pajak penghasilan dapat dikurangi dengan mengeluarkan biaya yang
bermanfaat bagi perusahaan dan karyawannya, hal ini dapat dilihat dari laporan laba rugi perusahaan.
Berdasarkan laporan rugi laba PT Pegadaian akun-akun yang dapat dikoreksi fiskal adalah sebagai
berikut:
1. Tunjangan makan dan minum
Dalam komponen gaji karyawan terdapat tunjangan makan sebesar Rp70.200.000,00 yang
diberikan pada bagian sales. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan
mengalihkan tunjangan makan tersebut menjadi penyediaan makan bagi seluruh karyawan
sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 11 Tahun 2020 pasal 9 ayat 1 huruf
e yang menyatakan penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
berikan dalam bentuk natura dan kenikmatan tidak dapat dikurangkan kecuali penyediaan
makan dan minum bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura
atau kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan. Berdasarkan aturan ini maka
tunjangan makan sales sebesar Rp70.200.000,00 dikeluarkan dari komponen gaji karyawan
dan dimasukkan dalam akun penyediaan makan karyawan. Selain dapat mengurangi PPh 21
yang terutang dapat juga menambah beban dan mengurangi laba usaha sehingga PPh badan
terutang menjadi lebih kecil.
2. Telekomunikasi Sales dan Direktur
Telekomunikasi sales dan direktur sebesar Rp15.600.000,00 namun biaya telekomunikasi
tersebut harus dilakukan koreksi fiskal positif karena berdasarkan SE DJP nomor SE –
09/PJ.42/2002 dan Kep DJP Nomor KEP – 220/PJ/2002 atas biaya telekomunikasi sales dan
direktur yang ditanggung perusahaan hanya dapat dibebankan oleh perusahaan sebesar 50%
yaitu sebesar Rp7.800.000,00. Selain dapat mengurangi beban pajak diharapkan dengan
komunikasi yang baik kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar.
3. Pajak Penghasilan Pasal 21
Pada PT. Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto sistem penggajian menggunakan metode
Gross-Up, yaitu di mana perusahaan memberikan tunjangan pajak yang sama besar dengan
jumlah pajak yang dipotong dari karyawan. Perusahaan membayar pajak atau menanggung
sepenuhnya pajak penghasilan karyawan yang terutang (PPh Pasal 21) dan tidak memberikan
dalam bentuk tunjangan. Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf d UU No. 11 tahun 2020 tentang
pajak penghasilan, beban PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh perusahaan merupakan imbalan
berupa kenikmatan atau natura sehingga fasilitas berupa pajak yang diberikan perusahaan
tidak termasuk ke dalam penghasilan bagi karyawan (non-taxable). Menurut Pasal 9 ayat (1)
huruf e UU No. 11 tahun 2020 tentang pajak penghasilan, beban tersebut tidak dapat dijadikan
sebagai komponen pengurang penghasilan bruto bagi badan usaha (non-deductible) dan harus
dikoreksi fiskal positif.
4. Biaya Sumbangan
Dalam hal ini sumbangan yang diberikan oleh PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto
adalah untuk sumbangan untuk karyawan dalam rangka melahirkan, menikah dan uang duka.
Berdasarkan aturan pajak yang berlaku jenis-jenis sumbangan tersebut tidak dapat diakui
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 304

sebagai beban sehingga harus dikoreksi positif karena biaya sumbangan yang dikeluarkan PT
Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha.

Tabel 1. Perbandingan Koreksi Fiskal PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto


Keterangan Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan
(Rp) Pajak(Rp)
Laba Kotor 19.333.374.528,00 19.333.374.528,00
Beban 6.996.909.660,00 6.830.674.908,00
Koreksi Fiskal Positif - 166.234.752,00
Koreksi Fiskal Negatif - -
Laba Kena Pajak 12.336.464.868,00 12.502.699.620,00
PPh Badan Usaha 2.377.109.880,00 2.409.141.606,00
Laba Sesudah Pajak 9.959.354.988,00 10.093.558.014,00
Sumber: Data yang diolah oleh peneliti
Setelah dianalisis PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto belum menerapkan tax
planning dengan baik hal ini terlihat pada penghematan pajak PT Pegadaian Cabang Molinow UPC
Inobonto belum membuahkan hasil yang baik. Setelah dilihat dari tabel perbandingan koreksi fiskal,
perusahaan PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto memiliki pajak terutang sebesar
Rp2.377.109.880,00 dan laba setelah kena pajak sebesar Rp9.959.354.988,00. Setelah terjadi
perencanaan pajak, pajak terutang dari perusahaan menjadi Rp2.409.141.606,00 dan laba setelah pajak
sebesar Rp10.093.558.014,00. Terjadi penambahan selisih pajak terutang setelah perencanaan
perpajakan sebesar Rp32.031.726,00. Dapat disimpulkan bahwa pajak terutang perusahaan meningkat.
Tax planning yang ada belum dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan. Penerapan tax planning pada
PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto belum dapat dikatakan berhasil, karena pajak
terutangnya masih meningkat.

3.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat dilihat laba sebelum pajak adalah Rp9.959.354.988,00 dan setelah
kena pajak Rp10.093.558.014,00. Untuk menghitung presentase efisiensi pajak setelah dilakukan
perencanaan pajak yaitu dengan menggunakan rumus:

T= P0 - P1 x 100%
P0
Keterangan :
T = Besarnya % efisiensi pajak
P0 = Besarnya laba sebelum pajak
P1 = Besarnya laba sesudah pajak
Sehingga dapat dihitung besarnya efisiensi pajaknya yaitu:
T= Rp 9.959.354.988,00 - Rp 10.093.558.014,00 x 100%
Rp 9.959.354.988
= - 1,35%
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terjadi ketidak efisiensi pajak sebesar -
1,35%.
Dari hasil penelitian tentang menerapkan tax planning dalam mengefisienkan pajak terutang PT
Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto dapat disimpulkan, perusahaan sudah menerapkan
perencanaan pajak namun belum dapat meminimalkan pajak terutangnya dengan maksimal sehingga
belum efisien. Terlihat dari efisiensi pajaknya yaitu -1,35% dan selisih pembayaran pajak sebelum dan
sesudah diterapkannya perencanaan pajak diperoleh sebesar Rp32.031.726,00 dimana terjadi
penambahan pajak terutang setelah perencanaan pajak. Ada beberapa hal tertentu yang perlu dilakukan
oleh perusahaan dalam kaitannya dengan upaya mengefisienkan pajak badan yaitu dengan menambah
beban tertentu yang dikeluarkan perusahaan atau memeriksa kembali perencanaan pajak yang sudah
dilakukan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu membebankan biaya-biaya usaha, baik
dikeluarkan secara tunai maupun nontunai semaksimal mungkin yang diperbolehkan undang-undang.
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 305

Contohnya jika laba perusahaan tinggi, maka sebaiknya perusahaan membelanjakan sebagian laba
untuk hal-hal yang bermanfaat dengan catatan biaya yang dikeluarkan adalah biaya yang dapat
dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak badan. Seperti contoh:
a) Biaya pendidikan dan pengembangan SDM
Mengeluarkan biaya untuk melalukan pendidikan dan pengembangan SDM misalnya sebesar
Rp45.000.000,00. Selain dapat mengurangi pajak terutang manfaat lainnya dapat meningkatkan
keahlian dan menambah wawasan para karyawan. Dengan hal tersebut perusahaan mampu
bertahan dan bersaing di masa yang akan datang.
b) Biaya Transportasi
Mengeluarkan biaya transport/bahan bakar misalnya Rp78.000.000,00. Biaya ini merupakan
biaya yang digunakan perusahaan untuk pembelian bahan bakar kendaraan operasional dan
dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya perusahaan.
c) Tunjangan PPh 21
Strategi perencanaan pajak ini dapat diterapkan PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto
adalah dengan memberikan tunjangan PPh Pasal 21 dengan metode gross-up. Dalam hal ini,
metode gross-up digunakan untuk menyamakan jumlah pajak badan yang diberikan perusahaan
kepada karyawan. Kelebihan dari perubahan ini adalah berdasarkan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU
No. 11 tahun 2020 tentang PPh, besarnya tunjangan yang diberikan merupakan beban yang
dapat menjadi pengurang penghasilan bruto (deductible). Hal ini membuat tunjangan PPh 21
tidak perlu dikoreksi fiskal positif.
Berikut analisis setelah pengoptimalan penerapan perencanaan tax planning terhadap jumlah
penghasilan terutang pada PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto:
Tabel 2. Jumlah Penghematan Pajak Setelah Pengoptimalan Tax Planning
Pajak Penghasilan (sesudah tax planning perusahaan) Rp2.409.141.606,00
Pajak penghasilan (sesudah pengoptimalan tax planning) Rp2.356.935.266,00
Jumlah penghematan pajak Rp52.206.340,00

Sumber: Data yang diolah peneliti


Berdasarkan tabel terjadi penghematan pajak sesudah perencanaan pajak yang dioptimalkan
sebesar Rp52.206.340,00.

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa PT. Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto sudah melakukan perencanaan
pajak tetapi perencanaan pajak yang dilakukan belum maksimal dan efisien terhadap pajak terutang dari
perusahaan tersebut. Terlihat dari efisiensi pajak sebesar -1,35%. Perencanaan pajak yang dilakukan
perusahaan belum tepat. Pada laporan laba rugi sebelum perencanaan pajak perusahaan laba sebesar Rp
9.959.354.988,00 dan pajak terutang sebesar Rp 2.377.109.880,00. Setelah perencanaan pajak laba
sebesar Rp10.093.558.014,00 dan pajak terutang sebesar Rp2.409.141.606,00. PT Pegadaian Cabang
Molinow UPC Inobonto belum menerapkan perencanaan pajak secara optimal. Dari hasil perhitungan
peneliti, pajak yang harus dibayar lebih banyak karena berdasarkan peraturan pajak terdapat biaya-biaya
yang tidak dapat dibebankan yang mengakibatkan laba perusahaan meningkat. Sedangkan menurut
undang-undang perpajakan dapat dilakukan perencanaan pajak sehingga biaya semakin tinggi dan laba
kena pajak atas pajak penghasilan badan semakin mengecil karena adanya penekanan beban pajak
penghasilan badan atau yang disebut perencanaan pajak

4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang di atas, penulis menyarankan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penulis menyarankan untuk penerapan perencanaan pajak yang dilakukan PT. Pegadaian tetap
dilakukan namun diperiksa atau dievaluasi kembali sesuai dengan UU perpajakan yang baru
Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum) 306

yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga perusahaan tidak mengalami
kesalahan melakukan perencanaan pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Juga
melakukan perencanaan pajak dengan secara lebih baik lagi dengan menganalisa akun-akun
biaya secara lebih teliti sehingga perencanaan pajak yang dilakukan dapat maksimal dan
perusahaan pun tidak dirugikan.
2. Sebaiknya mengevaluasi kembali strategi-strategi yang dilakukan dalam perencanaan pajak PT
Pegadaian, seperti membebankan biaya-biaya usaha semaksimal mungkin yang pastinya bisa
bermanfaat bagi perusahaan maupun karyawannya dengan catatan biaya yang dikeluarkan yang
diperbolehkan undang-undang. Hal ini terlihat jelas dari beberapa beban yang sebenarnya dapat
menjadi pengurang bruto. Dampaknya setelah terjadi pengoptimalan perencanaan pajak oleh
beberapa beban yang bisa menjadi pengurang bruto, laba sebelum pajak perusahaan dapat
ditekan serendah mungkin sehingga mendapat selisih. Dan mendapatkan penghematan pajak
sebesar Rp52.206.340,00.
3. Sebaiknya strategi mengefisienkan beban pajak tersebut yang dilakukan PT Pegadaian Cabang
Molinow UPC Inobonto dikemudian hari harus diperhatikan lagi dan dilaksanakan dengan baik
sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Karena masih terdapat celah atau strategi
perencanaan pajak yang dapat diterapkan atau dimanfaatkan untuk meminimalkan beban pajak
terutang menjadi seefisien mungkin.

Daftar Pustaka
Agustin, Ida. Ernandi, Herman. 2021. Evaluasi Penerapan Tax Planning Sebagai Upaya
Meminimalkan Beban Pajak Dalam Rangka Manajemen Pajak. Academia Open. 5: 1-17.
Ambeno, Elizabeth. 2018. Penerapan Perencanaan Pajak Untuk Meminimalkan Pembayaran Pajak
Penghasilan Pada PT X. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 7(2): 1-11.
Amir, M. P., Tangkau, J. & Miran, M. 2021. Analisis Tax Planning Pada PT Hutama Surya Perdana
Di Mamuju. Jurnal Akuntansi Manado. 2(2): 240-248.
Halim, A. 2020. Perpajakan: Konsep, Aplikasi, Contoh, Dan Studi Kasus. Salemba Empat Jakarta
Kartikasari, D. M. Sumarno. Oktafiani, P. 2020. Tax Planning Sebagai Upaya Efisiensi Beban Pajak
Penghasilan Badan Pada PDAM Kota Tegal. Sebatik. 24(2): 321-326.
Kieso, D. E., Weigandt, J. J., & Warfield, T. D. 2018. Akuntansi Keuangan Menengah: Akuntansi
Intermediate. Edisi IFRS. Salemba Empat. Jakarta.
Mardiasmo. 2019. Perpajakan. Andi Offset. Yogyakarta.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Pajak Penghasilan
Wibisono, B. T. Dan Budiarso, N. S. 2021. Penerapan Perencanaan Pajak Atas Pajak Penghasilan.
Jurnal Ipteks Akuntansi bagi Masyarakat. 5(1) 29-34
MANAJEMEN AUDIT
PROGRAM AUDIT PERPAJAKAN

Dosen Pengampu :
Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S,Pd., M.Si, Ak., CA

Disusun Oleh :
Kelompok 9
Juwita Asmara (7203342021)
Rizqa Amallia Harahap (7202142005)
Tutut Adelia Prasuci (7203342002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2023
STUDI KASUS
Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Efisiensi Pembayaran Pajak Terutang Pada PT
Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto

Pajak memiliki peran yang sangat penting karena merupakan sumber penerimaan
negara terbesar dan berhubungan dengan pembangunan di Indonesia. Membayar pajak
merupakan hal wajib bagi wajib pajak. Namun bagi wajib pajak badan usaha, membayar
pajak merupakan beban yang dapat mengurangi laba bersih. Dengan adanya perencanaan
pajak dapat membantu memanfaatkan peluang berkaitan dengan peraturan perpajakan yang
legal dan bisa menguntungkan bagi wajib pajak. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada
laba sudah tentu memerlukan perencanaan pajak.
PT Pegadaian adalah salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa
penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat yang didasari hukum gadai dengan
jaminannya adalah barang bergerak. Selain itu PT Pegadaian juga termasuk dalam wajib
pajak yang memiliki kewajiban perpajakan yang terkait dengan pajak penghasilan (PPh).
Dengan tujuan untuk mencapai laba yang signifikan dengan tetap memprioritaskan
membantu masyarakat maka perencanaan pajak sangat dibutuhkan untuk membantu agar PT
Pegadaian bisa mengefisienkan pembayaran pajak terutang, sehingga laba perusahaan tetap
optimal dan dapat mempertahankan keberadaan perusahaan dan mampu meningkatkan
pertumbuhan perusahaan.
PT. Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto sudah melakukan perencanaan pajak
tetapi perencanaan pajak yang dilakukan belum maksimal dan efisien terhadap pajak terutang
dari perusahaan tersebut. Terlihat dari efisiensi pajak sebesar -1,35%. Perencanaan pajak
yang dilakukan perusahaan belum tepat. Pada laporan laba rugi sebelum perencanaan pajak
perusahaan laba sebesar Rp 9.959.354.988,00 dan pajak terutang sebesar Rp
2.377.109.880,00. Setelah perencanaan pajak laba sebesar Rp10.093.558.014,00 dan pajak
terutang sebesar Rp2.409.141.606,00. PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto belum
menerapkan perencanaan pajak secara optimal. Dari hasil perhitungan peneliti, pajak yang
harus dibayar lebih banyak karena berdasarkan peraturan pajak terdapat biaya-biaya yang
tidak dapat dibebankan yang mengakibatkan laba perusahaan meningkat. Sedangkan
menurut undang-undang perpajakan dapat dilakukan perencanaan pajak sehingga biaya
semakin tinggi dan laba kena pajak atas pajak penghasilan badan semakin mengecil karena
adanya penekanan beban pajak penghasilan badan atau yang disebut perencanaan pajak
PROGRAM AUDIT
TEMUAN AWAL DAN REKOMENDASI

Nama Perusahaan : PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto


Periode yang Diaudit No. KKA
Program yang di Audit : Daftar Temuan awal November 2023

No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Komentar Tangapan Auditor


Manajemen
Perusahaan
1 Perencanaan pajak yang Untuk membayar pajak Perancanaan pajak yang Adanya Perencanaan pajak PT. Pegadaian sudah
dilakukan oleh PT penghasilan dapat belum terealisasi dengan pemaksimalan biaya dilakukan guna melakukan tax planning
Pegadaian Cabang dikurangi dengan baik. dari tunjangan makan memaksimalkan dengan tujuan untuk
Molinow UPC Inobonto mengeluarkan biaya yang dan minum, biaya fiskal. memaksimalkan biaya
dalam meminimalkan bermanfaat bagi tekelomunikasi sales fiskal.
beban pajak perusahaan dan dan direktur, PPh 21
penghasilannya yaitu karyawannya, hal ini dan biaya
dengan memaksimalkan dapat dilihat dari laporan sumbangan.
biaya fiskal. (Hal 303) laba rugi perusahaan.
(Hal 303)
2 PT Pegadaian menjadi Pajak memiliki peran Pajak merupakan sumber Salah satu sumber PT. Pegadaian PT. Pegadaian menjadi
salah satu lembaga yang sangat penting pendapatan terbesar pajak yang diterima menjadi lembaga lembaga yang
pemerintah yang karena merupakan negara Indonesia saat ini. oleh pemerintah dan yang patuh dalam melaporkan kegiatan
bergerak dibidang jasa sumber penerimaan Oleh karena itu, Laba yang paling membayar pajak ke perpajakan dengan baik.
penyaluran uang negara terbesar dan merupakan dasar dari berdampak untuk Negara.
pinjaman kepada berhubungan dengan pengenaan pajak. meningkatkan
masyarakat yang pembangunan di Semakin besar laba maka penerimaan negara
didasari hukum gadai Indonesia. Pajak wajib semakin besar pajak yang adalah PPh yang
dengan jaminannya dilaporkan setiap akan dibayarkan diatur dalam
adalah barang bergerak. tahunnya. (UU No. 36 perusahaan. Undang-Undang No.
Selain itu PT Pegadaian Tahun 2008 tentang 11 tahun 2020
juga termasuk dalam Pajak Penghasilan Pasal
wajib pajak yang 21)
memiliki kewajiban
perpajakan yang terkait
dengan pajak
penghasilan (PPh).
( Hal 300)
3 Pajak terutang pada PT Terjadi penambahan Setelah dilihat dari tabel Meningkatnya pajak PT Pegadaian akan PT Pegadaian belum
Pegadaian meningkat. selisih pajak terutang perbandingan koreksi terutang PT berusaha untuk memanfaatkan tax
Tax planning yang ada setelah perencanaan fiskal, perusahaan PT Pegadaian memaksimalkan planning dengan baik.
belum dimanfaatkan perpajakan Pegadaian Cabang menyebabkan laba pemanfaatan tax
dengan baik. (Hal 304) (UU No. 42 Tahun 2009 Molinow UPC Inobonto perusahaannya tidak planning.
tentang Pajak memiliki pajak terutang maksimal.
Pertambahan Nilai) sebesar
Rp2.377.109.880,00 dan
laba setelah kena pajak
sebesar
Rp9.959.354.988,00.
Setelah terjadi
perencanaan pajak, pajak
terutang dari perusahaan
menjadi
Rp2.409.141.606,00 dan
laba setelah pajak sebesar
Rp10.093.558.014,00.
Terjadi penambahan
selisih pajak terutang
setelah perencanaan
perpajakan sebesar
Rp32.031.726,00.
4 PT Pegadaian sudah Terlihat dari efisiensi Ada beberapa hal tertentu Beberapa strategi PT Pegadaian akan Efesiensi pajak belum
menerapkan pajaknya yaitu -1,35% yang perlu dilakukan oleh yang dapat dilakukan berusaha untuk dapat diterapkan dengan
perencanaan pajak dan selisih pembayaran perusahaan dalam yaitu membebankan meminimalkan pajak baik.
namun belum dapat pajak sebelum dan kaitannya dengan upaya biaya-biaya usaha, terutang melalui tax
meminimalkan pajak sesudah diterapkannya mengefisienkan pajak baik dikeluarkan planning.
terutangnya dengan perencanaan pajak badan yaitu dengan secara tunai maupun
maksimal sehingga diperoleh sebesar menambah beban tertentu nontunai semaksimal
belum efisien (hal 304) Rp32.031.726,00 dimana yang dikeluarkan mungkin yang
terjadi penambahan pajak perusahaan atau diperbolehkan
terutang setelahmemeriksa kembali undang-undang.
perencanaan pajak.(UU perencanaan pajak yang
No 28 Tahun 2007 dan sudah dilakukan.
UU No 36 Tahun 2008)
5 Deductible expenses 1. Peraturan Menteri 1. Dalam komponen gaji 1. Dapat mengurangi Perencanaan pajak PT Pegadaian belum
yang meliputi : Keuangan (PMK) karyawan terdapat PPh 21 yang yang dilakukan oleh melakukan deductible
Tunjangan makan dan Nomor 66 Tahun 2023 tunjangan makan terutang dapat juga PT Pegadaian expenses dengan baik.
minum, Telekomunikasi Pasal 4 huruf a tentang sebesar menambah beban Cabang Molinow
sales dan direktur dan tunjangan makan dan Rp70.200.000,00 yang dan mengurangi UPC Inobonto dalam
biaya sumbangan minum diberikan pada bagian laba usaha meminimalkan
2. Peraturan Menteri sales. Perencanaan sehingga PPh beban pajak
Keuangan Nomor pajak yang dapat badan terutang penghasilannya yaitu
/PMK.03/2022 Pasar dilakukan adalah menjadi lebih kecil. dengan
18 ayat (1) huruf e dengan mengalihkan 2. Dapat mengurangi memaksimalkan
tentang telekomunikasi tunjangan makan beban pajak biaya fiskal.
sales dan direktur tersebut menjadi diharapkan dengan
3. PP No 93 Tahun 2010 penyediaan makan bagi komunikasi yang
pasal 1 tentang biaya seluruh karyawan baik kegiatan
sumbangan 2. Telekomunikasi sales operasional
dan direktur sebesar perusahaan dapat
Rp15.600.000,00
namun biaya berjalan dengan
telekomunikasi tersebut lancar.
harus dilakukan koreksi 3. Berdasarkan aturan
fiskal positif pajak yang berlaku
3. Dalam hal ini jenis-jenis
sumbangan yang sumbangan
diberikan oleh PT tersebut tidak dapat
Pegadaian Cabang diakui sebagai
Molinow UPC beban sehingga
Inobonto adalah untuk harus dikoreksi
sumbangan untuk positif karena biaya
karyawan dalam rangka sumbangan yang
melahirkan, menikah dikeluarkan PT
dan uang duka. Pegadaian Cabang
Molinow UPC
Inobonto tidak ada
hubungannya
dengan kegiatan
usaha
PROGRAM KERJA AUDIT
AUDIT PENDAHULUAN
Nama Perusahaan : Pt Pegadaian (Persero) Cabang Molinow Periode Audit NO. KKA
Upc Inobonto
Program yang diaudit : Meminimalkan Penghasilan Kena Pajak November 2023
dan Memaksimalkan Deductible Expenses

NO KUESIONER DAN LANGKAH KERJA WAKTU YANG


DIBUTUHKAN
1 Tujuan Audit :
Ruang Lingkup Meminimalkan Penghasilan Kena Pajak
1. Membuat pengenaan pajak menjadi lebih kecil.
2. Mengurangi pajak terutang.
3. Membuat perancaan tax planning dengan baik agar dapat terealisasi.
4. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit berikutnya, yaitu review
dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan.
Ruang Lingkup Memaksimalkan Deductible Expenses
14 hari
1. Memaksimalkan beban usaha, seperti tunjangan makan dan minum,
telekomunikasi sales dan direktur, biaya sumbangan serta tunjangan PPh
21.
2. Mengelola seluruh beban agar diidentifikasi sebagai beban untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan PKP dan biaya
fiskal.
3. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit berikutnya, yaitu review
dan pengujian atas pengendalian manajemen perusahaan.
2 Langkah Kerja
Ruang Lingkup Meminimalkan Penghasilan Kena Pajak
1. Mengatur tax planning yang baik.
2. Menganalisis perencanaan tax planning terjalani dengan baik atau tidak.
14 hari
Ruang Lingkup Memaksimal Deductible Expenses
1. Menganalisis beban-beban fiskal yang perlu dikoreksi.
2. Menganalisis laporan keuangan dan menggunakan Peraturan Menteri
Keuangan terbaru (up to date)
3 Ruang Lingkup Audit
1. Meminimalkan penghasilan kena pajak. 14 hari
2. Memaksimalkan deductible expenses.
Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh
Ketua : Ya Tidak Choms Gary Ganda Tua Sibarani,
Juwita Asmara S.E., S.Pd., M.Si., AK., CA

Anggota :
Rizqa Amallia Harahap

Tutut Adelia Prasuci

04 November 2023 04 November 2023


Meminimalkan Penghasilan Kena Pajak

Keterangan Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan


(Rp) Pajak(Rp)
Laba Kotor 19.333.374.528,00 19.333.374.528,00
Beban 6.996.909.660,00 6.830.674.908,00
Koreksi Fiskal Positif - 166.234.752,00
Koreksi Fiskal Negatif - -
Laba Kena Pajak 12.336.464.868,00 12.502.699.620,00
PPh Badan Usaha 2.377.109.880,00 2.409.141.606,00
Laba Sesudah Pajak 9.959.354.988,00 10.093.558.014,00

Setelah dianalisis PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto belum menerapkan tax planning
dengan baik hal ini terlihat pada penghematan pajak PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto
belum membuahkan hasil yang baik. Setelah dilihat dari tabel perbandingan koreksi fiskal,
perusahaan PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto memiliki pajak terutang sebesar
Rp2.377.109.880,00 dan laba setelah kena pajak sebesar Rp9.959.354.988,00. Setelah terjadi
perencanaan pajak, pajak terutang dari perusahaan menjadi Rp2.409.141.606,00 dan laba setelah
pajak sebesar Rp10.093.558.014,00. (Hal 304)
Memaksimalkan deductible expenses
Adapun beberapa akun yang dikoreksi secara fiskal untuk memaksimalkan deductible expenses
sesuai dengan artikel halaman 303 adalah sebagai berikut :
Beban Usaha Dasar Hukum
Tunjangan makan dan minum Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 66 Tahun 2023 Pasal 4 huruf a
Telekomunikasi Sales dan Direktur Peraturan Menteri Keuangan Nomor
/PMK.03/2022 Pasar 18 ayat (1) huruf e
Biaya Sumbangan Peraturan Pemerintah No 93 Tahun 2010
pasal 1
PROGRAM AUDIT – AUDIT PPH 21

Nama Perusahaan : PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto Periode No.
Audit KKP
Program yang di Audit : PPh 21 November
2023

Jawaban
No. Komentar
Kusioner Langkah Kerja
Ya Tidak

1. Data karyawan dasar penghitungan Pelaporan pajak masa dihitung berdasarkan UU


PPh 21 Harus terbarukan (up to date) ✓ No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Pasal 21 (Annual Report 2020 Halaman 306)
2. Seluruh pemberian kepada karyawan Tidak ada informasi mengenai slip gaji.
telah masuk dalam slip gajinya ✓

3. Penghitungan PPh 21 harus dilakukan Perhitungan pajak penghasilan badan untuk


dengan benar tahun yang berakhir pada 31 Desember 2020
adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat
✓ untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada
saat Perseroan meyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.
(Annual Report 2020 Lampiran 5/71)
4. Seluruh PPh 21 sudah dipotong dari Ya. Pada PT. Pegadaian Cabang Molinow UPC
penerima penghasilan di atas PTKP Inobonto sistem penggajian menggunakan
✓ metode Gross-Up, yaitu di mana perusahaan
memberikan tunjangan pajak yang sama besar
dengan jumlah pajak yang dipotong dari
karyawan (Halaman 303)
5. PPh 21 harus disetor secara penuh dan Tidak ada informasi mengenai apakah PPh
tepat waktu (tanggal 10 bulan ✓ sudah disetor secara penuh dan tepat waktu
berikutnya) karena hal tersebut ada di Cabang PT pegadaian
yang datanya harus diperoleh langsung.
6 SPT Masa dan SPT Tahunan PPh 21 ✓ Tidak ada informasi mengenai SPT Masa
telah diisi dengan lengkap dan benar?
7. SPT Masa dan SPT Tahunan PPh 21 ✓ Tidak ada informasi mengenai SPT Masa
telah dilaporkan tepat waktu
8. Objek PPh 21 pada SPT PPh 21 harus Objek PPh 21 pada SPT PPh 21 belum sama
sama dengan biaya-biaya yang menjadi dengan biaya-biaya yang menjadi dasar
dasar pemotongan PPh 21. Jika tidak ✓ pemotongan PPh 21. Berdasarkan laporan rugi
sama harus didukung dengan data yang laba PT Pegadaian akun-akun yang dapat
dapat menjelaskan perbedaannya. dikoreksi fiskal adalah sebagai berikut:
• Perencanaan pajak yang dapat dilakukan
adalah dengan mengalihkan tunjangan
makan tersebut menjadi penyediaan
makan bagi seluruh karyawan sesuai
dengan Undang-Undang Pajak
Penghasilan Nomor 11 Tahun 2020
pasal 9 ayat 1 huruf e yang menyatakan
penggantian atau imbalan sehubungan
dengan pekerjaan atau jasa yang berikan
✓ dalam bentuk natura dan kenikmatan
tidak dapat dikurangkan kecuali
penyediaan makan dan minum bagi
seluruh pegawai serta penggantian atau
imbalan dalam bentuk natura atau
kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
yang diatur dengan atau berdasarkan
peraturan menteri keuangan.
• Telekomunikasi sales dan direktur
sebesar Rp15.600.000,00 namun biaya
telekomunikasi tersebut harus dilakukan
koreksi fiskal positif karena berdasarkan
SE DJP nomor SE – 09/PJ.42/2002 dan
Kep DJP Nomor KEP – 220/PJ/2002
atas biaya telekomunikasi sales dan
direktur yang ditanggung perusahaan
hanya dapat dibebankan oleh perusahaan
sebesar 50% yaitu sebesar
Rp7.800.000,00.
• Perusahaan membayar pajak atau
menanggung sepenuhnya pajak
penghasilan karyawan yang terutang
(PPh Pasal 21) dan tidak memberikan
dalam bentuk tunjangan. Berdasarkan
Pasal 4 ayat (3) huruf d UU No. 11 tahun
2020 tentang pajak penghasilan, beban
PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh
perusahaan merupakan imbalan berupa
kenikmatan atau natura sehingga
fasilitas berupa pajak yang diberikan
perusahaan tidak termasuk ke dalam
penghasilan bagi karyawan (non-
taxable).
Dalam hal ini sumbangan yang diberikan
oleh PT Pegadaian Cabang Molinow UPC
Inobonto adalah untuk sumbangan untuk
karyawan dalam rangka melahirkan,
menikah dan uang duka.
( Halaman 303 )

Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh


Ketua : Ya Tidak Choms Gary Ganda Tua Sibarani,
Juwita Asmara S.E., S.Pd., M.Si., AK., CA

Anggota :
Rizqa Amallia Harahap 3 5

Tutut Adelia Prasuci

04 November 2023 04 November 2023


PROGRAM AUDIT – AUDIT PPN

Nama Perusahaan : PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto Periode No.
Audit KKP
Program yang di Audit : PPN November
2023

Jawaban
No. Komentar
Kusioner Langkah Kerja
Ya Tidak

1. Setiap pembelian BKP atau JKP Ya. PT Pegadaian adalah salah satu lembaga
seharusnya dari PKP pemerintah yang bergerak di bidang jasa
✓ penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat
yang di dasari hukum gadai dengan jaminan
barang bergerak. (Halaman 300)
2. Setiap faktur pajak yang diterima dari Tidak ada informasi mengenai apakah setiap
TKP harus lengkap dan memenuhi ✓ faktur pajak diterima dari TKP sudah memenuhi
syarat untuk dikreditkan syarat.
3. Sebagai PKP perusahaan harus Tidak. Informasi mengenai faktur pajak tidak
memungut PPN atas BKP atau JKP tersedia pada laporan sehingga tidak dapat
yang diserahkan dan menerbitkan ✓ melihat penerbitan atas setiap penyerahan.
faktur pajak atas setiap penyerahan
tersebut
4. Nomor seri faktur pajak harus Tidak ada informasi mengenai faktur pajak
berurutan sesuai dengan tanggal ✓ sehingga tidak dapat melihat nomor seri dan
penerbitannya tanggal terbitnya.
5. Jika terjadi penerbitan faktur pajak Tidak ada informasi mengenai faktur pajak
yang salah, perusahaan harus sehingga tidak dapat melihat nomor seri dan
menerbitkan faktur pajak pengganti ✓ tanggal terbitnya.
dengan nomor seri dan tanggal
penerbitan yang sama
6 Pajak masukan harus secara maksimal Ya. Pajak keluaran atas pajak masukan telah
dikreditkan terhadap pajak keluaran disetor pada tanggal 12 bulan. (Annual Report
dan kelebihan dan pajak keluaran atas ✓ Lampiran – 5/74 – Schedule)
pajak masukan harus sudah disetor
paling lama tanggal 15 bulan
berikutnya.
7. SPT masa PPN harus diisi dengan Ya. SPT PPN Masukan dan STP PPN Keluaran
lengakap dan sudah dilaporkan paling ✓ telah diatur UU No. 42 Tahun 2009 tentang
lama akhir bulan berikutnya setelah Pajak Pertambahan Nilai (Annual Report Hal
masa pajak terakhir 306)
8. Untuk meminimalkan pembayaran Tidak ada informasi mengenai faktur pajak
PPN, Wajib pajak dapat menunda sehingga tidak dapat mengetahui WP penerbitan
penerbitan faktur pajak terhadap penjualan yang belum diterima.
penjualan yang belum diterima ✓
pembayarannya dengan menunda
pengakuan penjualan sampai akhir
bulan berikutnya
9 Apabila dalam suatu masa pajak, pajak Tidak. Pada laporan tahunan hanya mencakup
masukan yang dapat dikreditkan lebih undang-undang yang mengatur tetapi tidak
besar dari pada pajak keluaran, ✓ terdapat nominal pajak keluaran.
selisihnya merupakan kelebihan pajak
yang dikompensasikan kemasa pajak
berikutnya
10 Pajak masukan yang dikreditkan harus Tidak. Pada annual report tahunan tidak terdapat
menggunakan faktur pajak yang syarat untuk memenuhi sebagaimana yang
memenuhi persyaratan sebagaimana ✓ dimaksud dalam pasal tersebut.
dimaksud dalam pasal 13 ayat (5) dan
ayat (9)

Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh


Ketua : Ya Tidak Choms Gary Ganda Tua Sibarani,
Juwita Asmara S.E., S.Pd., M.Si., AK., CA

Anggota :
Rizqa Amallia Harahap

3 7

Tutut Adelia Prasuci

04 November 2023 04 November 2023


PROGRAM KERJA AUDIT LANJUTAN
Nama Perusahaan : PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto Periode No.
Audit KKP
Program yang di Audit : PPh 21 dan PPN November
2023

Nomor Pelaksanaan Langkah – Langkah


Temuan yang Dikembangkan dan Langkah Kerja
Temuan LK Kerja Audit Dilaksanakan Waktu yang
oleh diperlukan
1 Tujuan Audit Perpajakan (PPh 21)
1. Seluruh pemberian kepada karyawan telah masuk Juwita Asmara 7 Hari
dalam slip gajinya.
2. PPh 21 harus disetor secara penuh dan tepat waktu
(tanggal 10 bulan berikutnya).
3. SPT Masa dan SPT Tahunan PPh 21 telah diisi Rizqa Amallia 7 Hari
dengan lengkap dan benar? Harahap
4. SPT Masa dan SPT Tahunan PPh 21 telah
dilaporkan tepat waktu.
5. Objek PPh 21 pada SPT PPh 21 harus sama dengan Tutut Adelia 7 Hari
biaya-biaya yang menjadi dasar pemotongan PPh Prasuci
21. Jika tidak sama harus didukung dengan data
yang dapat menjelaskan perbedaannya.
Judul Temuan :
Tidak ada informasi mengenai SPT Masa pada PT
Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC
Inobonto.
Langkah Kerja :
1. Melakukan pengecekan rutin pemberian kepada Rizqa Amallia 7 Hari
karyawan untuk masuk ke dalam slip gaji Harahap
2. Melaporkan SPTMasa tepat waktu.
3. Menglengkapi data sebagai objek pendukung.
2 Tujuan Audit Perpajakan (PPN)
1. Setiap faktur pajak yang diterima dari TKP harus Juwita Asmara 7 Hari
lengkap dan memenuhi syarat untuk dikreditkan.
2. Sebagai PKP perusahaan harus memungut PPN
atas BKP atau JKP yang diserahkan dan
menerbitkan faktur pajak atas setiap penyerahan
tersebut.
3. Nomor seri faktur pajak harus berurutan sesuai
dengan tanggal penerbitannya.
4. Jika terjadi penerbitan faktur pajak yang salah, Rizqa Amallia 7 Hari
perusahaan harus menerbitkan faktur pajak Harahap
pengganti dengan nomor seri dan tanggal
penerbitan yang sama.
5. Untuk meminimalkan pembayaran PPN, Wajib
pajak dapat menunda penerbitan faktur pajak
terhadap penjualan yang belum diterima
pembayarannya dengan menunda pengakuan
penjualan sampai akhir bulan berikutnya.
6. Apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan Tutut Adelia 7 Hari
yang dapat dikreditkan lebih besar dari pada pajak
Prasuci
keluaran, selisihnya merupakan kelebihan pajak
yang dikompensasikan kemasa pajak berikutnya.
7. Pajak masukan yang dikreditkan harus
menggunakan faktur pajak yang memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 13
ayat (5) dan ayat (9)
Judul Temuan :
Terjadi penambahan selisih pajak terutang setelah
perencanaan perpajakan pada PT. Pegadaian.
Langkah Kerja : 7 Hari
1. Menganalisis pemahaman menyeluruh terhadap Juwita Asmara
transaksi yang dikenakan PPN.
2. Memeriksa dokumtansi terkait PPN, seperti faktur
penjualan, faktur pembelian, dan bukti 7 Hari
pembayaran PPN. Rizqa Amallia
3. Memeriksa kelengkapan dan ketepatan pelaporan Harahap
PPN kepada instansi perpajakan, termasuk laporan
SPT Masa PPN. 7 Hari
4. Menentukan apakah perusahaan telah mematuhi Tutut Adelia
ketentuan PPN secara konsisten selama beberapa
Prasuci
periode waktu.
Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh
Ketua : Ya Tidak Choms Gary Ganda Tua Sibarani,
Juwita Asmara S.E., S.Pd., M.Si., AK., CA

Anggota :
Rizqa Amallia Harahap

Tutut Adelia Prasuci

04 November 2023 04 November 2023


LAPORAN AUDIT MANAJEMEN

Medan, 04 November 2023


No : 080/KAP/IV/2023
Lampiran : 3 Eks
Perihal : Hasil Laporan Audit Manajemen

Kepada
Yth. Direktur PT. Pegadaian
Di Jakarta

Kami telah melakukan audit atas PPh 21 pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow
UPC Inobonto 2023/2024. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas
kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan pendapat
atas laporan keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup bidang meminimalkan
penghasilan kena pajak dan memaksimalkan beban. Maka dalam hal ini diberikan saran
perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama audit sehingga diharapkan di masa yang
akan datang dapat dicapai perbaikan atas kelemahan PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow
UPC Inobonto dan berharap PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow UPC Inobonto dapat
beroperasi dengan baik dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan meliputi dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam pelaksanaannya kami telah mempertimbangkan dari beberapa bantuan dan kerja sama
dari berbagai refrensi. Atas kerjasama dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.

Kantor Akuntan Publik

Juwita Asmara Rizqa Amallia Harahap Tutut Adelia Prasuci


Bab I
Informasi Latar Belakang

PT Pegadaian adalah salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa
penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat yang didasari hukum gadai dengan jaminannya
adalah barang bergerak. Selain jaringan pelayanan yang luas, keunggulan Pegadaian lainnya
adalah kecepatan dalam pelayanan dengan menerapkan standar waktu layanan maksimal 15
menit serta keamanan optimal dengan sistem pengamanan fisik dan lokasi usaha (Sispamfilu).
Untuk mengantisipasi berbagai risiko, Pegadaian juga bekerja sama dengan berbagai
perusahaan asuransi.
Produk-produk Pegadaian juga beraneka ragam. Bisnis utama Pegadaian adalah
pemberian pinjaman dengan jaminan barang bergerak baik secara konvensional maupun
syariah. Sedangkan bisnis pendukungnya meliputi pembiayaan usaha mikro, cicilan dan
tabungan emas, cicilan kendaraan bermotor, pembiayaan haji dan wisata syariah, serta
beraneka jasa lain seperti pengiriman uang, multi pembayaran online, jasa taksiran, jasa titipan,
sertifikasi batu permata, dan safe deposit box.
Adapun Visi Misi dari PT. Pegadaian adalah:
Visi :
1. Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen Inklusi
Keuangan Pilihan Utama Masyarakat

Misi :
1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh stakeholder
dengan mengembangkan bisnis inti
2. Memperluas jangkauan layanan UMKM melalui sinergi Ultra Mikro untuk
meningkatkan proposisi nilai ke nasabah dan stakeholder
3. Memberikan service excellence dengan fokus nasabah melalui:
- Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital
- Teknologi informasi yang handal dan mutakhir
- Praktek manajemen risiko yang kokoh
- SDM yang profesional berbudaya kinerja baik

Adapun latar belakang berdirinya PT. Pegadaian sebagai berikut :


1. Untuk mencegah ijon, rentenir, dan pinjaman tidak wajar lainnya
2. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil
3. Untuk mendukung program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional

Adapun struktur organisasi perusahaan sebagai berikut :


Bab II
Kesimpulan Audit

Berdasarkan audit yang dilakukan dapat disimpulkan temuan-temuan sebagai berikut:


Kondisi
1) Perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto
dalam meminimalkan beban pajak penghasilannya yaitu dengan memaksimalkan biaya
fiskal.
2) PT Pegadaian menjadi salah satu lembaga pemerintah yang bergerak dibidang jasa
penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat yang didasari hukum gadai dengan
jaminannya adalah barang bergerak. Selain itu PT Pegadaian juga termasuk dalam
wajib pajak yang memiliki kewajiban perpajakan yang terkait dengan pajak
penghasilan (PPh).
3) Pajak terutang PT Pegadaian meningkat. Tax planning yang ada belum dimanfaatkan
dengan baik.
4) PT Pegadaian sudah menerapkan perencanaan pajak namun belum dapat
meminimalkan pajak terutangnya dengan maksimal sehingga belum efisien
5) Deductible expenses yang meliputi : Tunjangan makan dan minum, Telekomunikasi
sales dan direktur, dan Biaya sumbangan.

Kriteria
1) Untuk membayar pajak penghasilan dapat dikurangi dengan mengeluarkan biaya yang
bermanfaat bagi perusahaan dan karyawannya, hal ini dapat dilihat dari laporan laba
rugi perusahaan.
2) UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 21
3) Terjadi penambahan selisih pajak terutang setelah perencanaan perpajakan menurut UU
Nomor 42 Tahun 2009 tentang pajak pertambahan nilai.
4) Terlihat dari efisiensi pajaknya yaitu -1,35% dan selisih pembayaran pajak sebelum dan
sesudah diterapkannya perencanaan pajak diperoleh sebesar Rp32.031.726,00 dimana
terjadi penambahan pajak terutang setelah perencanaan pajak. UU Nomor 28 Tahun
2007 dan UU Nomor 36 Tahun 2008.
5) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 66 Tahun 2023 Pasal 4 huruf a
tentang tunjangan makan dan minum, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
/PMK.03/2022 Pasar 18 ayat (1) huruf e tentang telekomunikasi sales dan direktur,
PP No 93 Tahun 2010 pasal 1 tentang biaya sumbangan

Penyebab
1) Perancanaan pajak yang belum terealisasi dengan baik.
2) Pajak merupakan sumber pendapatan terbesar negara Indonesia saat ini. Oleh karena
itu, Laba merupakan dasar dari pengenaan pajak. Semakin besar laba maka semakin
besar pajak yang akan dibayarkan perusahaan..
3) Setelah dilihat dari tabel perbandingan koreksi fiskal, perusahaan PT Pegadaian Cabang
Molinow UPC Inobonto memiliki pajak terutang sebesar Rp2.377.109.880,00 dan laba
setelah kena pajak sebesar Rp9.959.354.988,00. Setelah terjadi perencanaan pajak,
pajak terutang dari perusahaan menjadi Rp2.409.141.606,00 dan laba setelah pajak
sebesar Rp10.093.558.014,00. Terjadi penambahan selisih pajak terutang setelah
perencanaan perpajakan sebesar Rp32.031.726,00.
4) Ada beberapa hal tertentu yang perlu dilakukan oleh perusahaan dalam kaitannya
dengan upaya mengefisienkan pajak badan yaitu dengan menambah beban tertentu
yang dikeluarkan perusahaan atau memeriksa kembali perencanaan pajak yang sudah
dilakukan.
5) Dalam komponen gaji karyawan terdapat tunjangan makan sebesar Rp70.200.000,00
yang diberikan pada bagian sales. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah
dengan mengalihkan tunjangan makan tersebut menjadi penyediaan makan bagi
seluruh karyawan, Telekomunikasi sales dan direktur sebesar Rp15.600.000,00 namun
biaya telekomunikasi tersebut harus dilakukan koreksi fiskal positif, Dalam hal ini
sumbangan yang diberikan oleh PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto adalah
untuk sumbangan untuk karyawan dalam rangka melahirkan, menikah dan uang duka.

Akibat
1) Adanya pemaksimalan biaya dari tunjangan makan dan minum, tekelomunikasi sales
dan direktur, PPh 21 dan biaya sumbangan
2) Salah satu sumber pajak yang diterima oleh pemerintah dan yang paling berdampak
untuk meningkatkan penerimaan negara adalah PPh yang diatur dalam Undang-Undang
No. 11 tahun 2020
3) Meningkatnya pajak terutang PT Pegadaian menyebabkan laba perusahaannya tidak
maksimal.
4) Beberapa strategi yang dapat dilakukan yaitu membebankan biaya-biaya usaha, baik
dikeluarkan secara tunai maupun nontunai semaksimal mungkin yang diperbolehkan
undang-undang.
5) Dapat mengurangi PPh 21 yang terutang dapat juga menambah beban dan mengurangi
laba usaha sehingga PPh badan terutang menjadi lebih kecil, Dapat mengurangi beban
pajak diharapkan dengan komunikasi yang baik kegiatan operasional perusahaan dapat
berjalan dengan lancar, Berdasarkan aturan pajak yang berlaku jenis-jenis sumbangan
tersebut tidak dapat diakui sebagai beban sehingga harus dikoreksi positif karena biaya
sumbangan yang dikeluarkan PT Pegadaian Cabang Molinow UPC Inobonto tidak ada
hubungannya dengan kegiatan usaha

Pejabat yang bertanggung jawab :


Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., AK., CA
DAFTAR RINGKASAN TEMUAN AUDIT

No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat


1 Pajak terutang PT Terjadi penambahan Setelah dilihat dari Meningkatnya pajak terutang PT
Pegadaian meningkat. selisih pajak terutang tabel perbandingan Pegadaian menyebabkan laba
Tax planning yang ada setelah perencanaan koreksi fiskal, perusahaannya tidak maksimal.
belum dimanfaatkan perpajakan perusahaan PT
dengan baik. (Hal 304) ( Hal 304 ) Pegadaian Cabang
Molinow UPC
Inobonto memiliki
pajak terutang sebesar
Rp2.377.109.880,00
dan laba setelah kena
pajak sebesar
Rp9.959.354.988,00.
Setelah terjadi
perencanaan pajak,
pajak terutang dari
perusahaan menjadi
Rp2.409.141.606,00
dan laba setelah pajak
sebesar
Rp10.093.558.014,00.
Terjadi penambahan
selisih pajak terutang
setelah perencanaan
perpajakan sebesar
Rp32.031.726,00.
2 PT Pegadaian sudah Terlihat dari efisiensi Ada beberapa hal Beberapa strategi yang dapat
menerapkan pajaknya yaitu -1,35% tertentu yang perlu dilakukan yaitu membebankan
perencanaan pajak dan selisih pembayaran dilakukan oleh biaya-biaya usaha, baik
namun belum dapat pajak sebelum dan perusahaan dalam dikeluarkan secara tunai maupun
meminimalkan pajak sesudah diterapkannya kaitannya dengan nontunai semaksimal mungkin
terutangnya dengan perencanaan pajak upaya mengefisienkan yang diperbolehkan undang-
maksimal sehingga diperoleh sebesar pajak badan yaitu undang.
belum efisien. (hal 304) Rp32.031.726,00 dengan menambah
dimana terjadi beban tertentu yang
penambahan pajak dikeluarkan
terutang setelah perusahaan atau
perencanaan pajak.(Hal memeriksa kembali
304) perencanaan pajak
yang sudah dilakukan.
3 Deductible expenses 1) Peraturan Menteri 1) Dalam komponen 1) Dapat mengurangi PPh 21
yang meliputi : Keuangan (PMK) gaji karyawan yang terutang dapat juga
Tunjangan makan dan Nomor 66 Tahun terdapat tunjangan menambah beban dan
minum, 2023 Pasal 4 huruf makan sebesar mengurangi laba usaha
Telekomunikasi sales a tentang tunjangan Rp70.200.000,00 sehingga PPh badan terutang
dan direktur, dan Biaya makan dan minum yang diberikan menjadi lebih kecil.
sumbangan. 2) Peraturan Menteri pada bagian sales. 2) Dapat mengurangi beban
Keuangan Nomor Perencanaan pajak pajak diharapkan dengan
/PMK.03/2022 yang dapat komunikasi yang baik
Pasar 18 ayat (1) dilakukan adalah kegiatan operasional
huruf e tentang dengan perusahaan dapat berjalan
telekomunikasi sales mengalihkan dengan lancar.
dan direktur tunjangan makan 3) Berdasarkan aturan pajak
3) PP No 93 Tahun tersebut menjadi yang berlaku jenis-jenis
2010 pasal 1 tentang penyediaan makan sumbangan tersebut tidak
biaya sumbangan bagi seluruh dapat diakui sebagai beban
karyawan sehingga harus dikoreksi
2) Telekomunikasi positif karena biaya
sales dan direktur sumbangan yang dikeluarkan
sebesar PT Pegadaian Cabang
Rp15.600.000,00 Molinow UPC Inobonto tidak
namun biaya ada hubungannya dengan
telekomunikasi kegiatan usaha
tersebut harus
dilakukan koreksi
fiskal positif
3) Dalam hal ini
sumbangan yang
diberikan oleh PT
Pegadaian Cabang
Molinow UPC
Inobonto adalah
untuk sumbangan
untuk karyawan
dalam rangka
melahirkan,
menikah dan uang
duka.
Bab III
Rekomendasi

Berdasarkan hasil audit ada beberapa kelemahan yang ditemukan :


1. Pajak terutang perusahaan meningkat. Tax planning yang ada belum dimanfaatkan
dengan baik oleh perusahaan.
2. Penerapan tax planning dalam mengefisienkan pajak terutang PT Pegadaian Cabang
Molinow UPC Inobonto dapat disimpulkan, perusahaan sudah menerapkan
perencanaan pajak namun belum dapat meminimalkan pajak terutangnya dengan
maksimal sehingga belum efisien

Adapun rekomendasi yang diusulkan dalam rangka memperbaiki kelamahan tersebut :


1. Konsisten dalam penerapan tax planning.
2. Efesiensi pajak sebaiknya dilakukan agar meminimalkan utang pajak.
3. Melengkapi informasi mengenai SPT Masa
Bab IV
Ruang Lingkup Audit

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah
Perpajakan khususnya pada PPh pasal 21 dan PPN di PT Pegadaian (Persero) Cabang Molinow
UPC Inobonto . Audit kami mencakup penelitian atas meminimalkan deductible expenses dan
meminimalkan penghasilan kena pajak
Lampiran Memaksimalkan Deductible Expenses
Lampiran Program Audit – Audit PPH 21

No 1.
No 3.
No 7.

Anda mungkin juga menyukai