Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Dosen Pengampu : Ulfa Nurhayani, SE., M.Si.

DISUSUN OLEH :

Anjas Prandana (7183142027)

Irvan Daniel Susanto Panjaitan (7183142029)

Khofifah Rahmi Nasution (7183342022)

Dinda Fanny Agustina (7183342023)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Dan tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Jurnal Review (CJR) ini untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.
Saya berharap semoga CJR ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Terlepas dari ketidaksempurnaan yang saya miliki, saya
menyadari bahwa CJR ini memiliki banyak kesalahan. Oleh karena itu, saya menerima segala
saran dan kritik dari pembaca CJR ini sehingga untuk ke depannya saya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah materi CJR agar menjadi lebih baik lagi.

Medan, 16 Maret 2020

KHOPIPAH RAHMI NASUTION


Identitas Jurnal I

1.
Judul Jurnal
Pengaturan Mengenai Pendaftaran Pendirian Firma Pada Sistem Administrasi Badan Usaha
2.
Downlod
https://ojs.unud.ac.id/index.php/ActaComitas/article/view/55804/32964
3.
Volume dan
Nomor jurnal

Vol.4 No.3
4.
Issn

2502-7573
5.
Tahun
2019
6.
Penulis
I Made Hengki Permadi
7.
Review
Kelompok 1
8.
Tanggal
30 Maret 2020
- Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan
dalam pendaftaran Firma dan untuk mengetahui akibat hukum apabila tidak mendaftarkan
Firma pad Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU).

- Subjek
Subjek penelitian adalah hukum normatif, sehingga penelitian ini disebut penelitian yuridis
normatif. Karena menggunakan data primer dan sekunder atau sering juga disebut dengan
penelitian kepustakaan yang berupa dokumentasi dan aturan-aturan hukum yang berkaitan.

Pendahuluan

- Latar Belakang
dan Teori
Firma dapat dikatakan persekutuan (maatschap) adalah orang-orang yang melakukan kerja
secara bersama-sama dalam hal berdagang. Landasan hukum firma dapatdilihatpadaKitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), yang diatur pada Pasal 16-35 KUHD, Kitab Undang
Undang Hukum Perdata (KUHPer). Pengaturan pendirian firma terdapat dalam Pasal 22 dan 23
KUHD. Pasal 22, yaitu : “Perseroan firma wajib didirikan dengan akta otentik”. Pasal 23, yaitu :
“Para persero firma wajib melakukan pendaftaran pada register kepaniteraan pengadilan negeri
dimana firma tersebut berdiri”. Akta yang sudah dilakukan pendaftaran lalu diumumkan pada
Berita Negara. Artinya bahwa berdasarkan Pasal 23 tersebut mewajibkan untuk mendaftarkan
akta pendirian firma pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat, namun semenjak
diundangkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma dan
Persekutuan Perdata (PPKPFPP), firma wajib didaftarkan kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia melalui sistem elektronik bernama Sistem Administrasi Badan Usaha yang
selanjutnya disebut SABU.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini penelitian menggunakan penelitian hukum normatif yang fokus dalam
melakukan kajian terhadap norma-norma hukum.
Adapun penelitian ini menekankan permasalahan yaitu terdapat konflik norma sehubungan
dengan pendaftaran firma. Pada penelitian ini digunakan pendekatan perundang-undangan
dan pendekatan konseptual. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) sumber bahan hukum, yaitu
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum primer
dan bahan hukum sekunder adalah dengan teknik library research yaitu bahan hukum
dikumpulkan melalui cara atau teknik dokumentasi, mengumpulkan dan membaca aturan-aturan
yang berkaitan, studi pustaka melalui telaah literatur, artikel, maupun karya tulis.

- Langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian ini, yaitu:

1) Penulis melakukan observasi lapangan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait


berdasarkan penelitian yang sudah berlalu.
2) Identifikasi masalah yang timbul dari hasil observasi lapangan.
3) Memberikan hipotesa dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik
pengumpulan data seperti pengumpulan bahan-bahan hukum yang akurat.
4) Melaporkan hasil penelitian kedalam jurnal berdasarkan struktur penulisan yang benar dan
tepat.

- hasil penelitian

Firma adalah salah satu bentuk usaha yang anggotanya terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih
melakukan suatu kesepakatan untuk melaksanakan pekerjaan secara bersamasama atau kerja
sama untuk mencapai keuntungan bersama yang mana anggotanya tidak terbatas tanggung
jawabnya terhadap persekutuan Firma dengan pihak ketiga. Untuk mendirikan firma dilakukan
melalui persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan tersebut dibuatkan akta notariil
dihadapan pejabat umum yang berwenang, yang dalam hal ini adalah notaris, lalu disahkan
Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat. Kesepakatan sekutu atau anggota firma, apabila firma
merugi atau terjadi kerugian karena suatu hal maka sekutu firma memiliki tanggung jawab untuk
menanggung atau tanggung renteng mencakup harta pribadi masing-masing sekutu.
Pasca dikeluarkannya Permenkumham PPKPFPP, sesuai dengan Pasal 3 Permenkumham
PPKPFPP, permohonan pendaftaran firma harus mengajukan permohonan kepada
Menteri dengan menggunakan media elektronik, yaitu Sistem Administrasi Badan Usaha
(SABU) pada website Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU)
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Berlakunya Permenkumham PPKPFPP
mengakibatkan sistem pendaftaran firma menjadi sama dengan pendaftaran badan hukum.
Lahirnya Permenkumham PPKPFPP ini sangat bermanfaat karena bagi perusahaan karena tidak
akan ditemukan badan usaha yang memiliki nama yang sama apabila telah terdaftar pada SABU.
Selain itu sistem ini dapat menurunkan pungutan liar (pungli) karena segala urusan
dilangsungkan pada media elektronik yang tidak perlu berurusan dengan orang secara langsung.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini KUHD masih
berlaku sebagai Undang-Undang sedangkan kedudukan Permenkumham PPKPFPP berada di
bawah Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden sehingga berdasarkan asas Lex Superiori
derogate Legi Inferiori maka kedudukan KUHD lebih tinggi dibanding Permenkumham
PPKPFPP. Selanjutnya, akibat dari tidak didaftarkannya firma pada SABU maka apabila
terdapat kesamaan nama perusahaan maka nama perusahaan tersebut dianggap umum sehingga
tidak memiliki hak yang kuat didalam hukum untuk dilakukan tindak lanjut hukum perdata.

Analisi Jurnal
- Kekuatan
- Kelemahan

1) Jurnal yang ditulis oleh penulis sudah cukup bagus dengan sistematis yang baik dengan
pengetahuan yang cukup.
2) Penulis memberikan deskripsi yang sangat jelas terkait sumber-sumber hukum yang terkait
kepailitan perusahaa firma.

Penulis beberapa kali melakukan pengulangan pembahasan materi, sehingga menimbulkan


penggunaan kalimat yang tidak efektif dalam penyejiannya.

Saran
Semoga pada jurnal berikutnya penulis mampu memaparkan jurnal yang lebih baik dengan
memberikan informasi yang lebih lengkap.

Referensi

Permadi, Hengki. 2019. Pengaturan Mengenai Pendaftaran Pendirian Firma Pada Sistem
Administrasi Badan Usaha. Acta Comitas Jurnal Hokum Kenotariatan.

Identitas Jurnal I

1.
Judul Jurnal
TANGGUNG JAWAB SEKUTU FIRMA ATAS KEPAILITAN
2.
Downlod
-
3.
Volume dan
Nomor jurnal
Vol. 1, Issue 1
4.
Issn
2541-0490.
5.
Tahun
2017
6.
Penulis
Annurdi
7.
Review
Kelompok 1
8.
Tanggal
30 Maret 2020

- Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dan meneliti permasalahan terkait tanggung
jawab para sekutu firma atas kepailitan.

- Subjek
Subjek penelitian adalah hokum normatif, sehingga penelitian ini disebut penelitian yuridis
normatif. Karena menggunakan data sekunder atau sering juga disebut dengan penelitian
kepustakaan. Penelitian hukum normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum
sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah mengenai
asasasas, norma, kaidah dari peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian
serta doktrin (ajaran).

Pendahuluan

- Latar Belakang
dan Teori
Dalam menjalankan kegiatan usaha, para pelaku usaha dapat memilih suatu bentuk badan usaha
(perusahaan) seperti badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun badan usaha yang tidak
berbadan hukum.
Salah satu bentuk organisasi perusahaan yang dapat digunakan dalam dunia bisnis ialah firma,
yang merupakan badan usaha yang tidak berbadan hukum, dimana setiap anggota firma
memiliki kewenangan bertindak keluar atas nama firma serta memiliki tanggung jawab secara
tanggung renteng uang yang digunakan untuk kepentingan usahanya yang kemudian
menimbulkan kewajiban atau utang.
Pada Pasal 18 KUHD, menyatakan “Dalam perseroan firma, tiap-tiap persero bertanggung
jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya atas segala perikatan
perseroannya”.sehingga dapat disimpulkan bahwa dala sebuah perusahaan firma setiap anggota
bertangtanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh sebuah perusahaan firma yang mereka
dirikan.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini menganalisis data sekunder atau penelitian perpustakaan dengan
berdasarkan kajian yuridis normative serta deskriptif kualitatif. Artinya penulis akan
memaparkan dan menjelaskan data yang diperoleh dari studi kepustakaan, yang dituangkan
dalam bentuk uraian logis dan sistematis.

- Langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian ini, yaitu:

5) Penulis melakukan observasi lapangan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen terkait


berdasarkan penelitian yang sudah berlalu.
6) Identifikasi masalah yang timbul dari hasil observasi lapangan.
7) Memberikan hipotesa dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik
pengumpulan data seperti pengumpulan bahan-bahan hukum yang akurat.
8) Melaporkan hasil penelitian kedalam jurnal berdasarkan struktur penulisan yang benar dan
tepat.

- hasil penelitian
Berdasarkan penelian yang dilakukan, landasan hukum firma dapat ditemukan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel) pada Pasal 16 sampai dengan
Pasal 35 KUHD. Firma adalah tiap perusahaan yang didirikan untuk menjalankan suatu
perusahaan di bawah nama bersama atau Firma. Mengenai sumber hukum firma dapat
ditemukan di dalam KUHD, kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BurgerlijkeWetboek) pada
Pasal 1618-1652 KUH Perdata, KUHPerdata Pasal 15 KUHD yang menyatakan:
“Persekutuan-persekutuan yang disebut di dalam titel ini diatur oleh perjanjianperjanjian
antara pihak-pihak oleh kitab undang-undang ini dan oleh hukum perdata”.
Dalam pendirian firma ada 3 tahap tata cara yang dilakukan, yaitu : a. Pendirian/pembentukan
Hal yang secara autentik terkandung dalam Pasal 22 KUHD dengan membuat suatu perjanjian
secara tertulis yang menunjukkan kesepakatan (akta pendirian firma). b. Mendaftarkan firma
kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri dalam wilayah mana firma tersebut didirikan (Pasal 23
KUHD). c. Pengumuman, ikhtisar resmi dari akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia (Pasal 28 KUHD).
Pada perusahaan firma yang sudah mengalami pembubaran dapat disebut firma pailit.
Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan hakim pengawas yang diatur
dalam Undang-Undang (Pasal 1 angka 1 UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan). Di
Indonesia terdapat dasar hukum kepailitan yang belaku di Indonesia saat ini adalah UU Nomor
37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Keawjiban Pembayaran Utang dan UU
Nomor 37 Tahun 2004 (UUK&PKPU).
Dengan demikian Ketentuan dalam Pasal 5 UU Kepailitan dan PKPU tersebut juga secara jelas
menyatakan bahwa para sekutu firma bertanggungjawab atas seluruh utang firma secara
tanggung renteng, sehingga pernyataan pailit yang ditujukan kepada firma melahirkan tanggung
jawab para sekutu firma atas kewajiban yang muncul atas putusan pernyataan pailit.

Kesimpulan

Setelah dilakukan penetian dapat diperoleh gambaran bahwa , firma merupakan sebuah bentuk
badan usaha tidak dapat dinyatakan dalam keadaan pailit karena firma bukan sebuah badan
hukum dan firma bukan pula perseorangan sehingga firma bukan merupakan subjek hukum.
Namun demikian dalam Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 mengatur bahwa terhadap
sebuh firma dapat dimohonkan pernyataan pailit dengan persyaratan harus memuat identitas
lengkap para sekutu firma secara jelas dan para sekutu firma tersebutlah yang akan bertanggung
jawab atas putusan dari pengadilan niaga tersebut apabila terpenuhi syarat pailit seperti
informasi yang jelas atas keanggotaan firma, kedudukan hokum firma, subjek hokum serta
besar keseluruhan utang-piutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan firma.

Analisi Jurnal
- Kekuatan

- Kelemahan

1) Jurnal yang ditulis oleh penulis sudah cukup bagus dengan sistematis yang baik dengan
pengetahuan yang cukup.
2) Penulis memberikan deskripsi yang sangat jelas terkait sumber-sumber hukum yang terkait
kepailitan perusahaa firma.

Penulis beberapa kali melakukan pengulangan pembahasan materi, sehingga menimbulkan


penggunaan kalimat yang tidak efektif dalam penyejiannya.

Saran
Semoga pada jurnal berikutnya penulis mampu memaparkan jurnal yang lebih baik dengan
memberikan informasi yang lebih lengkap.

Referensi

Annurdi. 2017. TANGGUNG JAWAB SEKUTU FIRMA ATAS KEPAILITAN. Tanjungpura Law
Journal.

Anda mungkin juga menyukai