Anda di halaman 1dari 46

CRITICAL BOOK REPORT

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengauditan)


Dosen Pengampu: Drs. Surbakti Karo-Karo.,M.Si.,Ak

Disusun oleh:

Nama : Fanni Maria Zebua

NIM : 7173520023

Kelas : B Akuntansi 2017

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pengauditan.
Dalam pemenuhan tugas ini mahasiswa dituntut untuk melakukan kritikan yang
membangun terhadap buku yang telah ditentukan untuk dikritik.

Makalah ini penulis susun dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria-kriteria


yang telah disepakati bersama oleh Drs. Surbakti Karo-Karo.,M.Si.,Ak selaku dosen dalam
mata kuliah Pengauditan. Harapan yang paling besar dalam penyusunan makalah ini
adalah mudah-mudahan apa yang penulis susun ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi
dan teman-teman dalam pemenuhan tugas ini.

Penulis akui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena
kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Maka dari itu akhir kata penulis
mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang
sempurna.

Medan, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II: IDENTITAS BUKU

BAB III : RINGKASAN ISI BUKU DAN PEMBAHASAN

BAB IV : KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

BAB V : PENUTUP

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
CBR adalah salah satu tugas KKNI yang menuntut mahasiswa untuk dapat
membandingkan beberapa buku dan mengkritik isi buku. Dalam hal ini CBR dilaksanakan
pada mata kuliah Pengauditan.

Perkembangan perekonomian masyarakat saat ini sudah sangat cepat. Maka dari itu
data-data ekonomi sangat diperlukan. Perekonomian masyarakat digambarkan dalam
bentuk organisasi badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya
sudah menyebar ke segala pelosok daerah dan operasinya yang sudah meluas bahkan
sampai luar negeri. Para penanam modal tersebut percaya bahwa modal yang ditanam
dalam perusahaan perlu diadakan pengawasan dan pengendalian. Sehingga mereka sangat
memerlukan laporan keuangan yang dapat dipercaya dari perusahaan dimana mereka
menenamkan modalnya.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan ekonomi dari badan usaha maka laporan
keuangan harus disajikan untuk pihak-pihak yang menggunakan atau yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang biasanya terdiri dari posisi
keuangan dan laporan rugi-laba harus disajikan wajar. Untuk itu peranan akuntan publik
sangatlah diperlukan guna memeriksa laporaan keuangan dan menyatakan pendapat
(opinion) atas laporan keuangan tersebut.
B. Tujuan

- Untuk memenuhi tugas kuliah Pengauditan.


- Untuk mengetahui informasi yang lebih tentang perkembangan Pengauditan.
- Untuk mengoreksi beberapa kesalahan penulis dalam membuat buku.
- Memberikan saran yang baik terhadap kekurangan maupun kelebihan buku.
C. Manfaat
- Untuk menambah pengetahuan ilmiah sehingga dapat mengambil kesimpulan yang
lebih baik.
- Untuk mempermudah pemahaman mahasiswa terhadap materi dalam buku.
- Sebagai petunjuk untuk pengkritikan selanjutnya.

4
BAB II

IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

 Judul Buku : Auditing Pemeriksaan Akuntansi, Pendekatan Praktisi


 Pengarang : Arfan Ikhsan, Dkk.
 Penerbit : Madenatera
 Tahun terbit : 2018
 ISBN : 978-602-5470-11-0

BUKU PEMBANDING 1

 Judul Buku :
 Pengarang :
 Penerbit :
 Tahun terbit :
 ISBN :

5
BUKU PEMBANDING 2

 Judul Buku :
 Pengarang :
 Penerbit :
 Tahun terbit :
 ISBN :

6
BAB III

RINGKASAN ISI BUKU DAN PEMBAHASAN

BUKU UTAMA

BAB 1 RUANG LINGKUP AUDITING


Pengertian Auditing
Auditing adalah suatu pemeriksaan dan pengujian atas laporan keuangan beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti pendukungnya yang dilakukan secara sistematis dan
kritis oleh auditor independen untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut.
Tujuan Auditing
Tujuan auditing ialah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsi-prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Adapun tujuan audit secara umum, antara lain : kelengkapan
(Completeness), Ketepatan (Accurancy), Eksistensi (Existence), Penilaian (Valuation),
Klasifikasi (Classification), Pisah Batas (Cut-Off), dan Pengungkapan (Disclosure).
Pentingnya Auditing
Dapat dikatakan bahwa fungsi audit adalah untuk memberikan kredibilitas atas
laporan keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab para manajemen dan auditor.
Melalui proses audit, auditor meningkatkan kegunaan dan nilai dari laporan keuangan,
tetapi ia juga meningkatkan kredibilitas informasi non-audit lainnya yang dikeluarkan oleh
manajemen.
Standar Akuntansi dan Auditing Internasional
1. Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) diterbitkan dalam bentuk buku
yang memuat standard an praksi internasional mengenai laporan keuangan. IFRS
disusun oleh IASB (Internasional Accounting Standard Board).
2. IAASB (The Auditing International and Assurance Standard Board)Auditing Standards
adalah sebuah badan penetapan standar independen yang melayani kepentian umum
dengan menetapkan standar internasional yang berkualitas tinggi.
3. International Standards On Auditing (ISA)
Jenis-Jenis Audit
1. Audit Laporan Keuangan

7
2. Audit Operasional
3. Audit Kepatuhan
Jenis-Jenis Auditor
1. Auditor internal
2. Auditor eksternal/independen
3. Auditor pemerintah
Model Proses Audit
Tahap 1 : Penerimaan Klien
Tahap 2 : Perencanaan
Tahap 3 : Pengujian dan Bukti
Tahap 4 : Evaluasi dan Pelaporan

BAB II PROFESI AKUNTAN PUBLIK


Timbul dan Berkembangnya Akuntan Publik
Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah
dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri
Keuangan No.108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan
Publik untuk Memperoleh Keringanan dalam Penentuan Pajak Perseroan. Pada awal tahun
1992, kembali profesi akuntan public diberi kepercayaan dari pemerintah untuk melakukan
verifikasi pembayaran pajak PPNdan pajak PPnBM yang dilakukan oleh para pengusaha
kena pajak (PKP).
Kegiatan Kantor Akuntan Publik
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
2. Jasa perpajakan
3. Jasa konsultasi manajemen
Hirarki Organisasi Akuntan Publik
- Auditor junior
- Auditor senior
- Manager
- Partners
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
IAI menentukan serangkaian persyaratan professional bagi akuntan publik,
melakukan penelitian, dan menerbitkan artikel tentang berbagai subjek yang berhubungan

8
dengan akuntansi, auditing, jasa astetasi dan assurance, jasa konsultasi manajemen, serta
perpajakan.
Ada empat macam standar professional yang diterbitkan oleh komite sebagai aturan mutu
pekerjaan akuntan publik, antara lain :
1. Standar auditing
2. Standar atestasi
3. Standar jasa konsultasi dan review
4. Standar jasa konsultasi

BAB III TANGGUNG JAWAB HUKUM AKUNTAN PUBLIK


Tanggung jawab hokum akuntan publik terjadi jika timbul suatu kelalaian atau
akuntan publik tersangkut (kecurangan) fraud. Jenis pelanggaran dapat dibedakan
menjadi :
1. Ordinary negligence (yaitu kesalahan ringan, manusiawi, tidak disengaja) ini
merupakan pelanggaran ringan.
2. Gross negligence (yaitu kesalahan agak berat, hasrusnya tidak terjadi jika auditor
menerapkan due professional care).
3. Constructive fraud (pelanggaran berat, akuntan publik terlibat secara langsung atau
tidak langsung membantu dalam fraud yang dilakukan manajemen).
4. Fraud (pelanggaran sangat berat, akuntan publik secara sadar terlibat bersama
manajemen dalam melakukan fraud).
Di Indonesia, tuntutan hukum bisa berasal dari :
 Klien
 (calon) investor
 Bapepam-LK
 PPAIP-Departemen Keuangan
 Bank Indonesia
 Pengguna laporan keuangan
Beberapa hal yang bias dilakukan oleh akuntan publik untuk menghindari tuntutan
hukum antara lain :
- Jangan sembarang menerima klien, pilih klien yang memiliki integritas.
- Pilih audit staf yang qualified dan memiliki integritas.
- Pertahankan independensi (in fact, in appearance, in mind).

9
- Patuhi standar auditing, kode etik akuntan publik.
- Memiliki sistem pengendalian mutu.
- Pahami betul bisnis klien.
- Lakukan audit yang berkualitas.
- Dukung laporan audit dengan kertas kerja yang lengkap.
- Untuk setiap penugasan harus ada kontrak kerja.
- Dapatkan surat pernyataan langganan sebelum mengeluarkan audit report.
- Jaga data confidential client.
- Jika memungkinkan asuransikan jasa professional yang diberikan.
- Jika memungkinkan miliki penasihat hokum.
- Terapkan sikap skeptis yang professional.
BAB IV LAPORAN AUDIT
Jenis-jenis Pendapat Auditor
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion).
2. Pendapat wajar dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion with language
disclosure).
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion).
4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion).
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).
Unsur-unsur pokok yang harus diperhatikan dalam menyusun laporan audit standar
adalah sebagai berikut :
1. Suatu kalimat yang berbunyi “Laporan Auditor Independen”
2. Alamat laporan ditujukan kepada pihak yang memberi tugas
3. Laporan disusun dalam tiga paragraph yang terdiri dari :
a. Paragraf pengantar
b. Paragraf scope
c. Paragraf opini
4. Tanda tangan auditor, nama dan nomor register auditor.
5. Tanggal laporan audit.
BAB V BUKTI AUDIT DAN DOKUMENTASI
Pengertian Bukti Audit

10
Bukti audit merupakan segala informasi yang mendukung angka-angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor
sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya.
Kompetensi Bukti Audit
a) Bukti fisik
b) Bukti yang diperoleh melalui konfirmasi
c) Bukti dokumen
d) Bukti matematik
e) Bukti analitis
f) Bukti oral
Prosedur Bukti Audit
- Inspeksi
- Pengamatan
- Konfirmasi
- Permintaan keterangan
- Penelusuran
- Pemeriksaan dokumen pendukung
- Perhitungan
- Scanning
- Pelaksanaan ulang (Reperforming)
- Computer-Assisted Audit Techniques
Jenis-jenis Bukti Audit
a) Pengujuan fisik
b) Konfirmasi
c) Dokumentasi
d) Prosedur analitis
e) Wawancara kepada klien
f) Hitung uji
g) Observasi

BAB VI ETIKA PROFESIONAL AKUNTAN


Apa Itu Etika?

11
Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai, dan ajaran moral. Etika merupakan
filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Dengan demikian, etika adalah refleksi dari apa
yang disebut dengan “self-control”, karena segala sesuatu yang dibuat dan diterapkan dari
dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri.
Apa Itu Kode Etik?
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan professional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional.
Fungsi Kode Etik dan Syarat Kode Etik
1. Kode etik disusun dan dibuat oleh profesi sendiri sehingga masing-masing profesi
memiliki kode etik tersendiri.
2. Pelaksanaan kode etik harus di wasi terus menerus.
3. Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat, sederhana, jelas dan konsisten, masuk
akal, dapat diterima, praktis dan dapat dilaksanakan, komprehensif dan lengkap dan
positif dalam formulasinya.
4. Kode etik dipakai sebagai bimbingan profesi dalam melakukan tugasnya.
5. Kode etik bukan merupakan kode yang kaku.
Prinsip-Prinsip Etika Profesi
- Tanggung jawab
- Kepentingan publik
- Integritas
- Objectivitas dan independensi
- Due care
- Lingkup dan sifat jasa

BAB VII KERTAS KERJA AUDIT


Pengertian Kertas Kerja Audit
Kertas kerja audit (KKA) merupakan suatu media yang digunakan oelh auditor
untuk mendokumentasikan seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulkan dan
simpulan yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit.
Isi Kerja Kerja Audit
 Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan pertama yaitu pemeriksaan
telah direncanakan dan disupervisi dengan baik.

12
 Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan kedua yaitu pemahaman
memadai atas struktur pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
 Telah dilaksanakannya standar pekerjaan lapangan ketiga yaitu bukti audit telah di
peroleh, prosedur audit telah diterapkan, dan pengujian telah di laksanakan, yang
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor.
Tujuan Pembuatan Kertas Kerja
1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.
2. Menguatkan kesimpulan-kesimpulan auditor dan kompetensi auditnya.
3. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit.
4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya.
Teknik Dalam Pembuatan Kertas Kerja
a) Judul
b) Nomor indeks
c) Referensi-silang
d) Tanda pengerjaan (Tick Marks)
e) Tanda tangan dan tanggal

BAB VIII PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS


Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program
audit menyeluruh.
1. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal
 Menyelidiki klien baru
 Melanjutkan klien lama
 Mengidentifikasi alasan klien untuk di audit
 Memilih staf untuk penugasan
 Memperoleh surat penugasan
2. Memahami Bisnis dan Industri Klien
 Memahami bidang usaha dan industri klien
 Meninjau pabrik dan kantor
 Menelaah kebijakan perusahaan

13
 Mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa
 Mengevaluasi kebutuhan akan spesialis dari luar
3. Memperoleh Informasi Mengenai Kewajian Hukum Klien
 Akte pendirian dan anggaran dasar perusahaan
 Notulen rapat
 Kontrak
4. Menilai Risiko Bisnis Klien
Risiko bisnis klien ialah risiko dimana klien akan gagal mencapai tujuannya,
dan berhubungan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektifitas
operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan pemerintah.
5. Pelaksanaan Prosedur Analitis
Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:
1. Memahami bidang usaha klien
2. Penetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya
3. Indikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuangan
4. Mengurangi pengujian audit yang terinci
Tahap-tahap dalam prosedur analisis:
1. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat
2. Mengembangkan harapan
3. Melaksanakan perhitungan/perbandingan
4. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan
5. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi
perbedaan tersebut.
6. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.
BAB IX Materialitas dan Risiko
Pengertian Materialitas
Materialitas dan risiko merupakan konsep-konsep fundamental yang sifatnya
penting dalam perencanaan audit dan dalam perancangan atas pendekatan audit yang akan
dipergunakan.
Pentingnya Konsep Materialitas
Dalam audit laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi klien
atau pemakai laporan keuangan yang lain bahwa laporan keuangan auditan adalah akurat.

14
Auditor tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa setiap transaksi yang
terjadi telah dicatat, diringkas, dan digolongkan secara semestinya dalam laporan
keuangan sehingga dalam audit laporan keuangan auditor memberikan keyakinan kepada
klien atas laporan keuangan tersebut. Konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan
auditor meliputi konsep materialitas dan resiko audit. Pertimbangan auditor terhadap
materialitas adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi persepsi auditor
tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan.
Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas:
1. Menetapkan pertimbangan awal materialitas.
2. Mengalokasikan pertimbangan awal tingkat materialitas segmen (salah sajii yang
masih dapat ditoleransi).
3. Penetapan materialitas pada tingkat laporan keuangan dan saldo akun.
Risiko Audit
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut
SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit,risiko audit adalah
risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang
auditor bersedia untuk menanggungnya.
Jenis-Jenis Risiko
1. Risiko Bawaan
2. Risiko Pengendalian
3. Risiko Deteksi

BAB X Pengendalian Internal dan Risiko Pengendalian


Definisi Pengendalian Intern
Pengendalian Internal dan Risiko Pengendalian menurut  Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission (COSO) adalah sebuah proses dipengaruhi
oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan persoel lainnya yang di rancang untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam kategori: efektivitas
dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku , dan pengamanan aset terhadap akuisisi yang tidak sah ,
penggunaan atau disposisi.

15
Tujuan Pengendalian Intern
1. Keandalan laporan keuangan
2. Efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
Elemen-Elemen yang Berkontribusi Terhadap Keberhasilan Lingkungan
Pengendalian
Ada sejumlah elemen tertentu yang biasanya berkontribusi terhadap keberhasilan
lingkungan pengendalian dan dapat digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan
pengendalian dari suatu organisasi tertentu. Unsur-unsur ini adalah:
1) Komunikasi dan penegakan integritas dan nilai etika
2) Komitmen untuk kompetensi
3) Partisipasi pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola-kemandirian dan intergritas
jajaran direktur
4) Filososi manajemen dan gaya operasi-kepemimpinan melalui suatu kontrol dengan
contoh
5) Struktur organisasi
6) Tugas wewenang dan tanggung jawab
7) Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
Siapa yang Bertanggung Jawab Atas Struktur Pengendalian Intern Suatu
Perusahaan?
a) Manajemen
b) Dewan Komisaris dan Komite Audit
c) Auditor Intern
d) Personel Lain Entitas
e) Auditor Independen
f) Pihak Luar Lain
Dokumentasi Informasi Tentang Struktur Pengendalian Intern yang Berlaku
Ada tiga cara yang biasanya digunakan auditor untuk mendokumentasikan informasi
mengenai struktur pengendalian intern yang berlaku dalam perusahaan
1. Kuesioner pengendalian intern bahan baku
2. Uraian tertulis
3.Bagian alir sistem

16
BAB XI PENGENDALIAN RISIKO, PERENCANAAN AUDIT DAN PENGUJIAN
TERHADAP PENGENDALIAN
Penilaian risiko pengendalian mencakup tiga tahap berikut:

1. Memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal yang berpuncak pada


dokumentasi kontrol
2. Penilaian awal dan respon terhadap risiko dinilai berdasarkan desain internal
kontrol yang berpuncak pada sebuah memorandum perencanaan audit dan rencana
audit
3. Penilaian akhir berdasarkan uji kontrol efektivitas operasi.
Risiko Pengendalian
Risiko Pengendalian dapat didefinisikan sebagai risiko salah saji yang bisa te.rjadi
dalam akun neraca atau kelompok transaksi dan itu bisa menjadi bahan, seara individu atau
ketika agregat dengan salah saji dalam saldo atau kelas-kelas lain.
Sistem Informasi
Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem informasi , termasuk proses bisnis
yang terkait, relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk bidang-bidang berikut:
1. Kelompok transaksi dalam operasi entitas yang signifikan pada laporan keuangan;
2. Prosedur, baik menggunakan IT dan sistem manual.
3. Catatam akuntansi terkait.
4. Bagaimana sistem informasi menangkap peristiwa dan kondisi , selain kelas
transaksi yang signifikan terhadap lapporan keuangan.
5. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun suatu laporan.
Tanggapan Menyeluruh Terhadap Risiko Penilaian
1. Strategi audit
2. Tanggapan menyuluruh yang ditujukan pada risiko
3. Prosedur audit responsif untuk risiko
4. Sifar prosedur audit
5. Prosedur yang harus dilakukan
Sifat Pengujian Pengendalian dan Jenis Bukti Teknik Pengumpulan
Sifat pengujian pengendalian adalah bahwa tes umumnya terdiri dari satu (atau
kombinasi) empat jenis teknik pengumplan bukti:
1. Permintaan personil klien
2. Observasi

17
3. Inspeksi (pemeriksaan dokumen)
4. Reperfomance (atau perhitungan kembali)

BAB XII BUKTI DAN PENGUJIAN SUBTANTIVE


Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi merupakan dasar utama dari bukti audit, umumnya mencakup
catatan dan penyesuaian catatan pendukung. Contoh pendukung adalah file komputer,
database, lembar kerja, spreadsheet, komputer dan log manual, perhitungan, rekonsiliasi,
dan juga pengungkapan.
Prosedur Substantif
Tes prosedur substantif dilakukan untuk memperoleh bukti audit guna mendeteksi
salah saji material dalam laporan keuangan yang terdiri dari dua jenis.
Bab ini memberikan panduan atas dasar bukti (standar bukti dan dokumentasi asersi
laporan keuangan) , apa yang merupakan bukti audit yang cukup tepat (kuantitas dan
kualitas bukti audit) dan prosedur audit substantif yang digunkan auditor untuk
memperoleh bukti audit.

Prosedur Audit untuk Memperoleh Bukti Audit


Teknik Pengumpulan Bukti
Seseorang auditor memperoleh bukti audit melalui satu atau lebih teknik pengumpulan
bukti berikut;
1. Penyelidikan
2. Pengamatan
3. Pemeriksaan (aset berwujud, catatan dan dokumen)
4. Perhitungan
5. Reperfomance
6. Konfirmasi
7. Prosedur analitis

BAB XIII AUDIT SAMPLING DAN PROSEDUR PENGUJIAN LAINNYA


Konsep Sampling
Sampling adalah metode penelitian, yang kesimpulannya terhadap populasi di teliti
didasarkan pada hasil pengujian terhadap sampel. Sampel merupakkan sekelompok pos
atau elemen yang diambil dari populasi.

18
Attribute Sampling Models
Ada tiga attribute sampling :
1) fixed-sample-size attribute sampling
2) stop-or-go sampling
3) discovery sampling

Unsur-Unsur yang Memengaruhi Hasil Sampling


Ada empat hal yangg memengaruhi hasil sampling, yaitu:
1) Unit Populasi
2) Standar Deviasi
3) Tingkat Ke Andalan
4) Kesalahan Sampling

Tahapan Sampling Audit


Langkah-langkah dalam sampling di bagi dalam enam tahap:
1) Menyusun rencana audit
2) Penentuan populasi
3) Memilih sampel
4) Menguji sampel
5) Mengestimasi keadaan populasi
6) Membuat simpulan hasil audit

BUKU PEMBANDING 1

BAB I KONSEP DASAR PEMERIKSAAN AKUNTANSI


A. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi (Audit)

Audit merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
supaya dapat mendeteksi terjadinya penyelewengan dan ketidakwajaran yang dilakukan
oleh perusahaan. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

B. Laporan Pemeriksaan Akuntansi


Laporan pemeriksaan akuntansi (audit) berbentuk pendapt yang diberikan oleh auditor
terhadap laporan keuangan yang diperiksa. Macam-macam pendapat yang dapat
dikeluarkan oleh auditor antara lain: 1. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), 2.

19
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas (unqualified opinion with
explanatory language), 3. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion), 4. Pendapat
tidak wajar (Adverse opinion), 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of
Opinion)

C. Hubungan Auditor, Klien dan Pengguna Laporan Keuangan


Secara sederhana dijelaskan hubungan antara Auditor, Klien dan Pengguna yaitu pertama-
tama klien atau komite audit menugaskan auditor untuk memeriksa perusahaan klien, dari
hasil pemeriksaan akuntansi terhadap perusahaan mak auditor mengeluarkan laporan yang
diandalkan oleh pengguna eksternal untuk membuat keputusan ekonomi terhadap
perusahaan.

D. Jasa-Jasa Audit
 Jasa Assurance (Jaminan) Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang
meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa assurance
yang dapt diberikan berupa jasa atestasi.
 Jasa Assurance lainnya. Selain jasa atestasi, auditor juga dapat memberikan jasa
lainnya, yang tidak selalu dilakukan atau disampaikan melalui laporan tertulis.
Misalnya penggunaan data pribadi seorang pelanggan pada perusahaan, kemudian
menilai apakah kebijakan dan praktik perusahaan memastikan bahwa perusahaan
tersebut memenuhi standar dan hukum lingkungan
 Jasa-jasa Non-Assurance Auditor juga dapat memberikan jasa lain kepada klien,
selain dari pemberian jaminan ataupun pekerjaan utama dari auditor, jasa-jasa
lainnya adalah sebagai berikut: a. Jasa akuntansi dan pembukuan b. Jasa pajak c.
Jasa konsultasi manajemen

E. Jenis-Jenis Audit
 Audit operasional (operational audit) Mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap
bagian dari prosedur dan metode operasi organisasi.
 Audit ketaatan (compliance audit) Untuk mengetahui apakah pihak yang diaudit
telah mengikuti prosedur yang berlaku.
 Audit laporan keuangan (financial statement audit)

F. Jenis-Jenis Auditor
 Auditor Internal Auditor internal adalah auditor yang merupakan pegawai dari
suatu entitas (pegawai suatu perusahaan atau organisasi), mereka dipekerjakan oleh
sebuah entitas.

20
 Auditor Independen Auditor independen adalah auditor yang bekerja kepada
kantor-kantor akuntan publik. Sesuai dengan namanya, auditor independen harus
bersikap independen, tidak boleh dipengaruhi oleh pihak-pihak dari klien.
 Auditor Pemerintah Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk
pemerintah, mereka melaksanakan tugas-tugas auditnya untuk membantu lembaga-
lembaga atau organisasi-organisasi pemerintah dalam kegiatan operasinya dan
kegiatan lain yang diperlukan.

BAB II BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT


A. Bukti Audit
Definisi bukti audit yaitu merupakan segala informasi yang mendukung angka-angka atau
informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor
sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat.

B. Tipe Bukti Audit


Tipe bukti audit dapat dikelompokan menjadi dua golongan berikut ini:

1. Tipe data akuntansi

 Pengendalian intern
 Catatan akuntansi

2. Informasi penguat

 Bukti fisik
 Bukti dokumenter
 Perhitungan
 Bukti lisan
 Perbandingan
 Bukti dari spesialis

C. Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Auditor Berkaitan Dengan Bukti Audit
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan
yang saling berkaitan, yaitu:
1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan Prosedur audit yang biasa dilakukan
oleh auditor meliputi:

 Isnfeksi
 Pengamatan
 Konfirmasi
 Permintaan keterangan (enquiry)
 Pemeriksaan dokumen pendukung (vouching).
 Penghitungan (counting)

21
 Scanning
 Pelaksanaan ulang (reperporming)
 Teknik audit berrbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)

2. Penentuan besarnya sampel.

3. Penentuan unsur tertentu yang dipilih sebagau anggota sampel.

4. Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit.

D. Kertas Kerja
Menurut SA Seksi 339 Kertas kerja paragraf 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai
berikut: kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor mengenai
prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang
diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya. Kertas kerja
berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit.
Kertas kerja disiapkan sejak saat auditor pertama kali memulai penugasannya hingga
mereka menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi
dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit:
 Rencana audit, termasuk program audit.
 Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem control internal.
 Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan
yang dicapai.
 Penelaahan kertas kerja oleh penyedia.
 Laporan audit
 Tindak lanjut dari tindakan perbaikan.

E. Tipe Kertas Kerja


Kertas kerja terdiri dari bebagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokan ke
dalam 5 tipe kertas kerja berikut ini :

 Program audit
 Working trial balance
 Ringkasan jurnal Adjustment
 Skedul utama
 Skedul pendukung

22
F. Tujuan dan Manfaat Kertas Kerja Audit
Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk:
 Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan.

 Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.

 Mengkordinasi dan mengorganisasikan tahap audit.

 Memberikan perdoman dalam audit berikutnya.

G. Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan Oleh Auditor Dalam Pembuatan Kertas


Kerja yang Baik
Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor yang yang harus diperhatikan:
1. Lengkap.
2. Teliti.
3. Ringkas
4. Jelas
5. Rapi

BAB III PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS


A. Perencanaan Audit
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor yang
melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program
audit menyeluruh variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit.
Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan
audit yang telah dibuat oleh auditor.

B. Langkah-Langkah Audit
Mengadopsi model PDSA (Plan-Do-Study-Act) yang dipopulerkan oleh Deming, audit
sistem manajemen kualitas dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Memahami Hasil Audit
4. Tindakan Perbaikan

C. Prosedur Analitis
Standar audit mendefinisikan prosedur analitis sebagai evaluasi terhadap informasi
keuanagan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang
satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan.
Prosedur analitis digunakan untuk tiga tujuan: 1. Prosedur analitis awal digunakan untuk
membantu auditor memahami dengan lebih baik mengenai bisnis klien dan untuk
merencanakan sifat, saat,dan luas prosedur audit. 2. Prosedur analitis subtantif digunakan
sebagai prosedur substantif untuk memperoleh kejelasan mengenai asersi tertentu yang

23
berkaitan dengan saldo akun atau kelompok transaksi. 3. Prosedur analitis akhir digunakan
sebagai review menyeluruh atas informasi keuangan dalam tahap review akhir audit.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Prosedur Analitis


 Pemecahan
 Kelayakan dan Kemampuan untuk Memprediksikan suatu Hubungan
 Keandalan Data
 Jenis Prosedur Analitis yang Digunakan untuk Membentuk Ekspektasi

IV MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT


A. Definisi Materialitas
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai:
“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan
memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang
mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan
atau salah saji tersebut.”

B. Konsep Materialitas
Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yang dapat diterima oleh auditor
agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. Berapa jumlah
kekeliruan atau salah saji yang auditor bersedia untuk menerimanya dalam laporan
keuangan, namun ia tetap dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian karena
laporan keuangan tidak berisi salah saji material. Konsep risiko audit menunjukan tingkat
risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan yang sebenarnya berisi
salah saji material.

C. Langkah – Langkah Dalam Menerapkan Materialitas


1. Merencanakan luas pengujian

 Langkah 1 : Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas


 Langkah 2 : Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
segmen-segmen

2. Mengevaluasi hasil-hasil

 Langkah 1 : Mengestimasi total salah saji dalam segmen


 Langkah 2 : Memperkirakan salah saji gabungan
 Langkah 3: Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan
pendahuluan atau yang direvisi tetentang materialitas

24
D. Pertimbangan Awal Materialitas
Auditor menggunakan 2 cara dalam menerapkan materialitas; (1) pada saat perencanaan
audit, dan (2) pada saat menegvaluasi bukti audit dalam pelaksanaan audit. Penetuan
materialitas dapat berbeda dengan tingkat materialitas yg digunakan pada saat
pengambilan kesimpulan audit dan dalam mengevaluasi tmuan audit karena keadaan yang
melingkupi berubah dan informasi tambahan tentangklien yang diperoleh saat audit
berlangsung.

E. Hubungan Antara Materialitas dengan Bukti Audit


Materialitas merupakan satu di antara berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor tentang kecukupan bukti audit. Dalam membuat generalisasi hubungan antara
materialisasi dengan bukti audit, perbedaan istilah materialitas dan saldo akun material
harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat materialitas, semakin besar jumlah bukti
untuk memperoleh keyakinan memadai.

F. Risiko Audit
Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko
audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah
saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah
risiko audit yang auditor bersedia untuk menanggungnya.

G. Jenis-Jenis Risiko Audit


1. Risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)
2. Risiko inheren
3. Risiko pengendalian (control risk)
4. Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)

H. Risiko Audit pada Tingkat Laporan Keuangan dan Tingkat Saldo Akun
Risiko audit, seperti materialitas, dibagi menjadi dua bagian:

1. Risiko Audit Keseluruhan


2. Risiko Audit Individual

I. Unsur-Unsur Risiko Audit


1. Risiko Bawaan
2. Risiko Pengendalian

25
3. Risiko Deteksi

J. Hubungan Antar Unsur Risiko


Risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Risiko bawaan dan risiko
pengendalian adalh risiko yang terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit
atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan
dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang
terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan
risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat
diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan risiko pengendalian yang
diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.

K. Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit, dan Bukti Audit


Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit
digambarkan sebagai berikut: 1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan
tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang
dikumpulkan. 2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat. 3. Jika
auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit.

BAB V KONSEP PENGENDALIAN INTERNAL


A. Pengertian Pengendalian Internal
Secara umum, Pengendalian Internal merupakan rencana, metode, prosedur, dan kebijakan
yang didesain oleh manajemen untuk memberi jaminan yang memadai atas tercapainya
efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan
terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undangundang, kebijakan dan peraturan lain.

B. Tujuan Pengendalian Intern


Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam
pencapain tiga golongan tujuan: 1. Keandalan informasi keuangan. 2. Kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang laku. 3. Efektivitas dan efisiensi operasi

C. Unsur Pengendalian Internal


SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan
menyebutkan lima unsur pokok pengendalian internal:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)


2. Penaksiran Risiko

26
3. Informasi Dan Komunikasi
4. Aktivitas Pengendalian
5. Pemantauan (Monitoring)

D. Pemahaman atas Pengendalian Intern dan Pengujian Pengendalian


Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian intern kliennya
untuk perencanaan auditnya. Secara khusus, pemahaman auditor tentang pengendalian
intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan berikut
ini: 1. Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan. 2. Salah saji material yang
potensial dapat terjadi. 3. Resiko deteksi. 4. Perancangan pengujian substantif.

E. Dokumentasi Informasi Tentang Pengendalian Intern yang Berlaku


Ada tiga cara yang biasanya digunakan oleh auditor untuk mendokumentasikan informasi
mengenai pengendalian intern yang berlaku dalam perusahaan: 1. Kuesioner pengendalian
intern baku (standard intern control questionnaire), 2. Uraian tertulis (written description),
3. Sistem Bagan Alir (flowchart system).

F. Sumber Informasi Untuk Memperoleh Gambaran Pengendalian Intern yang


Berlaku
Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan studi terhadap
pengendalian intern kliennya adalah:
1. Bagan Organisasi dan deskripsi jabatan.
2. Buku pedoman akun (account manusal)
3. Buku pedoman sistem akuntansi.
4. Permintaan keterangan kepada karyawan inti.
5. Permintaan keterangan kepada karyawan pelaksana.
6. Laporan, kertas kerja, dan program audit auditor intern (internal auditor).
7. Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi, dokumen, peralatan mekanis, dan media
lain yang digunakan untuk mencatat transaksi, mengolah data keuangan dan data
operasi
8. Kunjungan ke seluruh kantor dan pabrik.
9. Laporan mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan laporan auditor
tahun sebelumnya yang telah diterbitkan.

G. Hasil Pemahaman Terhadap Pengendalian Intern


Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern klien dicantumkan dalam suatu kertas
kerja, yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian intern tersebut terhadap luas

27
prosedur audit yang akan dilaksanakan dan rekomendasi yang ditujukan kepada klien
untuk memperbaiki bagian-bagian yang lemah dalam pengendalian intern.

BAB VI AUDIT INTERNAL


A. Pengertian Audit Internal
Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang dilakukan oleh orang dalam bagian
perusahaan terhadap seluruh operasional yang terjadi di perusahaan guna membantu pihak
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

B. Misi Audit Internal & Fungsi Satuan Kerja Audit Internal (SKAI)

Tugas SKAI adalah membuat analisis dan penelitian di bidang keuangan, akuntansi,
operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan secara on-site dan pemantauan
secara off-site, serta memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang
kegiatan yang direview kepada semua tingkatan manajemen. Selain itu harus mampu
mengidentifikasikan segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dan dana.

C. Hubungan Audit Internal Dengan Efektifitas Pengendalian Internal


Audit internal mempunyai peranan yang penting di dalam mengefektifan pengendalian
internal atas kredit investasi, karena melalui fungsi ini kesepadanan dan keefektifan
pengendalian internal selalu dikaji atau dinilai secara kontinyu dan tidak memihak
(independent) sehingga pengendalian internal atas kredit investasi dapat dijaga agar tetap
memadai dan berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

D. Fungsi, Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal


1. Fungsi Audit Internal. Fungsi audit intern merupakan kegiatan penilaian yang bebas,
yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan cara memeriksa akuntansi, keuangan dan
kegiatan lain, untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung
jawab mereka.

2. Tujuan Audit Internal Tujuan utama audit intern menurut Hiro Tugiman adalah
meyakinkan keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi; kesesuaian dengan berbagai
kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan; perlindungan
terhadap harta organisasi; penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta
tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

3. Ruang Lingkup Audit Internal Ruang lingkup audit intern yaitu menilai keefektifan
sistem pengendalian intern, pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifan sistem
pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab
yang diberikan.

28
E. Tahap Pelaksanaan Audit Internal
Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit intern adalah sebagai berikut: 1. Tahap
perencanaan audit 2. Tahap pengujian dan pengevaluasian informasi 3. Tahap
penyampaian hasil audit 4. Tahap tindak lanjut (follow up) hasil audit.

F. Laporan Auditor Internal


Laporan internal auditor merupakan sarana pertanggung jawaban internal auditor atas
penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal auditor akan
mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan keberhasilan yang dapat
dicapai. Sebelum membuat laporan, internal auditor terlebih dahulu mengadakan
pemeriksaan terhadap bagian yang diperiksa. Dalam melaksanakan internal auditor
terlebih dahulu menyusun rencana kerja periksaan yang disetujui pimpinan perusahaan.

G. Peran Audir Internal di Era Globalisasi


Globalisasi yang membawa liberalisasi pada segala bidang, termasuk liberalisasi ekonomi
mendorong profesi internalaudit untuk lebih responsif terhadap kebutuhan manajemen
dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif di pasar bisnis. Di era globalisasi,
auditor internal akan menghadapi tantangan yang lebih berat terutama adanya
perkembangan yang pesat dalam bidang teknologi informasi serta lingkungan yang
turbulensi. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang bersifat penyimpangan atau
kecurangan, diharapkan auditor internal dan auditor eksternal meningkatkan kerja sama
yang baik untuk mencegah terjadintya penyimpangan. Kalau terjadi penyimpangan segera
diambil solusinya agar laporan-laporan keuangan yang tidak mengikuti ketetapan yang
telah ditentukan undang-undang, dapat segera diperbaiki untuk mencegah terjadinya
kecurangan.

BAB VII
AUDIT PEMASARAN
A. Definisi Audit Pemasaran
Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan ktivitas
perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang
masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan
tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran. Audit pemasaran adalah pengujian yang
komprehensip, sistematis, independen, dan di lakukan secara periodik terhadap lingkungan
pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan

29
peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan
untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.

B. Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran


Tujuan diadakannya audit pemasaran, yaitu bertujuan untuk mencari dan
mengidentifikasikan masalah-masalah atau ancaman-ancaman pemasaran yang mungkin
akan atau sedang dihadapi oleh perusahaan dan membuat sebuah perencanaan perbaikkan
yang perlu dilakukan untuk mengatasi dan menghilangi masalah-masalah tersebut,
sehingga diharapkan aktifitas pemasaran dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

C. Tipe Audit Pemasaran


Selanjutnya di dalam Audit pemasaran terdapat dua tipe audit pemasaran, yaitu:
1. Audit Fungsional (Vertikal)
Yaitu merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen
pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagian
yang diaudit tersebut.
2. Audit Menyeluruh (Horizontal)
Yaitu yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.

BAB VIII
AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pengertian Audit Sumber Daya Manusia
Audit Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan penilaian dan analisis yang
konfrehensif terhadap program-progam sumber daya manusia. Audit sumber daya manusia
menekankan penilaian (evaluasi) terhadap berbagai aktivitas sumber daya manusia yang
terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas akivitas tersebut telah
berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan
rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang terjadi pada aktivitas sumber daya
manusia yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/ aktvitas tersebut.

B. Tujuan Audit Sumber Daya Manusia


Suatu organisasi melakukan audit sumber daya manusia untuk menentukan apa
yang sudah dilakukan, apa yang saat ini dilaksanakan untuk memperbaiki fungsi sumber

30
daya manusia (human resources function). Organisasi melakukan review terhadap semua
aspek dari human resources-nya, untuk meyakinkan bahwa peraturan pemerintah dan
kebijakan perusahaan telah dipatuhi (compliance audit) dan organisasi telah melakukan
yang terbaik yang dinamakan best practices audit.

BAB IX
AUDIT LINGKUNGAN
A. Pengertian Audit Lingkungan
Audit lingkungan adalah alat pemeriksaan komprehensif dalam sistem manajemen
lingkungan untuk memverifikasi secara objektif upaya manajemen lingkungan dan dapat
membantu mencari langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan performasi lingkungan,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan merupakan upaya proaktif suatu perusahaan
untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu perusahan meningkatkan efisiensi
dan pengendalian emisi, polutan yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif dari
masyarakat terhadap perusahaan. Audit lingkungan hidup adalah suatu proses evaluasi
yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk menilai tingkat
ketaatan terhadap persyaratan hukum yang berlaku dan/atau kebijaksanaan dan standar
yang ditetapkan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan
( Pasal 1 (23), 28,29 UU No 23/1997 )

BAB X
AUDIT SISTEM MANAJEMEN MUTU
A. Konsep Audit Sistem Manajemen Mutu
Konsep mutu harus diadopsi oleh segenap komponen perusahaan, mulai dari
perencanaan produksi sampai bagian keuangan. Konsep ini disebut sebagai Manajemen
Mutu Total (Total Quality Management) atau TQM. Auditor memiliki peranan besar
dalam pelaksanaan TQM, yaitu:
1. Harus memahami manajemen Mutu ketika melaksanakan fungsinya mengawasi
kegiatan atau aktivitas fungsi-fungsi perusahaan.
2. Harus berpartisipasi aktif dalam menjalankan program TQM melalui pengawasan
ketat terhadap program mutu yang dijalankan perusahaan dan menjalankan
aktivitas mutu ketika melaksanakan pekerjaannya agar semakin memahami maksud
dan tujuan manajemen mutu tersebut.

31
B. Definisi Audit Sistem Manajemen Mutu
Audit Sistem Manajemen Mutu adalah proses sistematis, mandiri, dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti objektif dan menilainya secara objektif untuk
menentukan sejauh mana kriteria audit telah dipenuhi. Audit ini dirancang untuk menilai
aktivitas, praktik, atau kebijakan perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan
memiliki kemampuan untuk memenuhi standar Mutu yang telah ditetapkan dalam
operasinya. Upaya pemeriksaan dilakukan dalam dua cara, yaitu secara random yang
bersifat jangka pendek dan terus-menerus yang bersifat jangka panjang.

BAB XI
AUDIT KECURANGAN
A. Pengertian Audit Kecurangan
Fraud auditing atau audit kecurangan adalah upaya untuk mendeteksi dan
mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit
kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua
keterampilan, yaitu sebagai auditor yang terlatih dan criminal investigator.

B. Cara Mendeteksi Kecurangan


Dalam melakukan pendeteksian terhadap kecurangan, tentunya tidak dapat
dilepaskan dari pengetahuan tentang hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya kecurangan
dan siapa atau pihak mana yang kemungkinan dapat melakukan kecurangan.Hal ini sangat
perlu diketahui oleh pihak yang mendapat tugas untuk melakukan pendeteksian
kecurangan, karena dengan mengetahui faktor pemicu terjadinya kecurangan pendeteksian
akan lebih terarah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendeteksi kecurangan
adalah :
1. Jangan mengabaikan hal-hal yang jelas. Karena dalam prekteknya, kebanyakan
perbuatan kecurangan meninggalkan jejak yang jelas.
2. Berikan perhatian pada penyimpangan yang terjadi, jangan selalu mencari
penyelesaian yang kompleks, dan mulailah dengan mencari penyelesaian yang
paling sederhana..
3. Pendeteksian dan pencegahan kecurangan merupakan aspek rutin, bukan suatu hal
yang hanya dilakukan sekali.

32
4. Tujuan utama mendeteksi kecurangan adalah mencegah terjadinya, bukan
mendeteksi seluruh kecurangan.

BAB XII
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PROSES AUDIT
A. Teknologi Informasi
1. Pengertian Tekhnologi Informasi
Perkembangan teknologi berlangsung secara evolutif. Secara etimologis, akar kata
teknologi adalah “techne” yang berarti serangkaian prinsip atau metode rasional yang
berkaitan dengan pembuatan suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan
tentang prinsip-prinsip atau metode dan seni.
2. Perkembangan Tekhnologi
Teknologi Informasi merupakan teknologi yang dibangun dengan basis utama
teknologi komputer. Perkembangan teknologi komputer yang terus berlanjut membawa
implikasi utama teknologi ini pada proses pengolahan data yang berujung
pada informasi. Hasil keluaran dari teknologi computer yang merupakan komponen yang
lebih berguna dari sekedar tumpukan data, membuat teknologi komputer dan teknologi
pendukung proses operasinya mendapat julukan baru, yaitu teknologi informasi.
3. Dampak Teknologi Informasi
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah pendukung utama bagi
terselenggaranya globalisasi. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat
memang memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengakses secara real-time
informasi terkini yang terjadi di belahan dunia manapun dan tidak ada batasan sama sekali
(borderless).

BAB XIII
KESELURUHAN PERENCANAAN DAN PROGRAM AUDIT
A. Pengertian Perencanaan dan Program Audit
Perencanaan adalah merupakan total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor
untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan
program audit seluruh variable ini di ukur dengan menggunakan jam perencanaan audit
keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat di tentukan oleh kualitas perencanaan
audit yang dibuat oleh auditor. Program audit adalah serangkaian prosedur yang

33
mengarahkan bagaimana evaluasi atas suatu bisnis dilakukan. Program audit berisikan
perintah spesifik tentang apa dan berapa banyak bukti yang harus
dikumpulkan/dievaluasijuga siapa yang harus memberikan data dan kapan pengambilan
data dilakukan. Program audit digunakan untuk mengecek kinerja, keuangan, kondisi
ekonomi, efesiensi, serta efektifitas perusahaan dan pada umumnya ditujukan untuk tujuan
yang spesifik.

Rancangan Program Audit


Program audit pada kebanyakan audit dirancang dalam 3 bagian pengujian atas
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo, yaitu:
1. Pengujian Atas transaksi
Program audit pengujian atas transaksi ini biasanya mencakup bagian penjelasan
yang mendokumentasikan pemahaman yang diperoleh mengenai struktur pengendalian
intern.Juga disukai untuk memasukkan gambaran prosedur yang dilaksanakan untuk
memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern dan rencana tingkat resiko
pengendalian yang ditetapkan. Prosedur Audit pendekatan untuk merancang pengujian atas
transaksi menekankan pada pemenuhan tujuan pengendalian.
2. Prosedur Analitis
Karena relatif tidak mahal, maka banyak auditor yang melakukan prosedur analitis
yang ekstensif dalam seluruh audit. Sebagaimana yang pernah dibahas,bahwa prosedur
analitis dilakukan pada 3 tahap audit yang berbeda yaitu, dalam tahap perencanaan untuk
membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang diperlukan untuk memenuhi resiko
audit yang diinginkan (disyaratkan), selama pelaksanaan audit bersama-sama dengan
pengujian atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo (bebas pilih) dan mendekati
penyelesaian akhir audit sebgai pengujian kelayakan akhir.
3. Pengujian Terinci Atas Saldo
Metodologi untuk merancang pengujian terinci atas saldo di orientasikan kepada
tujuan audit. Misalkan, jika auditor memverifikasi piutang usaha, pengujian yang
direncanakan harus mencakup untuk memenuhi masing-masing tujuan.

BUKU PEMBANDING 2

BAB 1.

34
Akuntansi adalah seni pencatatan, mengklasifikasikan dan meringkas transaksi dan
kejadian yang dari karakter keuangan dalam hal uang, dan menafsirkan hasil daripadanya.
Tiga cabang utama akuntansi adalah akuntansi keuangan, akuntansi biaya dan akuntansi
manajemen. fungsi akuntansi: menyimpan catatan sistematis; melindungi dan
mengendalikan sifat bisnis; memastikan operasional laba / rugi; memastikan posisi
keuangan bisnis; dan memfasilitasi pembuatan keputusan rasional. Akuntansi adalah
bahasa bisnis dan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dan lainnya
kepada pihak yang berkepentingan yang berbeda seperti pemilik, manajer, kreditor,
investor, peneliti, pemerintah dll Informasi akuntansi harus relevan, dapat diandalkan,
sebanding, dimengerti, tepat waktu, netral, diverifikasi dan lengkap. Akuntansi dapat
didasarkan pada uang tunai atau sistem akrual. Dalam sistem cash, entri akuntansi berlalu
hanya ketika kas diterima atau dibayar sedangkan pada sistem akrual, transaksi dicatat atas
dasar jumlah yang telah jatuh tempo untuk pembayaran atau penerimaan. Pembukuan
berbeda dari akuntansi. pembukuan berkaitan dengan rekaman permanen atau
mempertahankan semua transaksi secara sistematis untuk menunjukkan efek keuangan
pada bisnis. Akuntansi berkaitan dengan meringkas nya dari transcations direkam. prinsip
akuntansi adalah pedoman untuk menetapkan standar praktik akuntansi suara dan prosedur
dalam melaporkan status keuangan bisnis. Prinsip-prinsip ini dapat konsep akuntansi dan
konvensi akuntansi. konsep akuntansi didefinisikan sebagai asumsi dasar atas dasar yang
laporan keuangan badan usaha dipersiapkan. Sementara 'konvensi' menunjukkan kebiasaan
atau tradisi atau praktek berdasarkan kesepakatan umum antara badan akuntansi yang
memandu akuntan sementara penyusunan laporan keuangan. Beberapa konsep akuntansi
penting adalah: badan usaha konsep, konsep pengukuran uang, konsep biaya, akan konsep
perhatian, konsep aspek ganda, konsep realisasi, konsep akrual, akuntansi konsep periode
dan konsep pertandingan pendapatan. konvensi akuntansi yang konsistensi, keterbukaan,
konservatisme dan materialitas. standar akuntansi (ASS) ditulis dokumen kebijakan yang
dikeluarkan oleh tubuh akuntansi ahli atau oleh pemerintah atau badan pengawas lainnya.
Dua kelas rekening yang rekening pribadi dan rekening impersonal. account impersonal
dapat diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam rekening riil dan nominal. Persamaan
Akuntansi menyatakan bahwa jumlah sumber daya (aset) sama dengan kewajiban (modal
dan kewajiban) bisnis.

BAB 2

siklus akuntansi meliputi mengidentifikasi, merekam, mengklasifikasikan dan meringkas


transaksi. Setiap transaksi dicatat dalam Journal sebelum diposting ke buku besar. Ini
adalah buku rekening yang transaksi dicatat dalam urutan kronologis. Merekam dalam
jurnal tersebut selesai mengikuti aturan debit dan kredit. Posting adalah proses pencatatan
transaksi dalam buku besar berdasarkan entri dalam jurnal. Fungsi utama dari buku besar
adalah untuk mengklasifikasikan atau memilah-milah semua item muncul dalam jurnal
atau buku-buku anak lain di bawah account yang sesuai mereka sehingga pada akhir
ringkasan periode akuntansi masing-masing akun mudah tersedia. Menyeimbangkan
rekening buku besar melibatkan pemerataan kedua sisi akun dengan menempatkan
perbedaan di sisi mana jumlahnya singkat. Berbagai anak buku adalah: pembelian buku;

35
buku penjualan; pembelian kembali buku; retur penjualan buku; tagihan buku piutang;
tagihan buku hutang dan buku kas. Petty Cash Book dapat dipertahankan di bawah Imprest
Sistem kas kecil. Jurnal Umum atau jurnal yang tepat dipertahankan untuk merekam
transaksi-transaksi yang tidak ada buku agendanya anak perusahaan lainnya. Neraca Saldo
disusun setelah posting entri dalam buku besar untuk memverifikasi keakuratan aritmatika
entri yang dibuat dalam buku besar.

BAB 3

kesalahan akuntansi dapat diklasifikasikan ke dalam kesalahan prinsip dan kesalahan


administrasi. kesalahan administrasi diklasifikasikan lebih lanjut ke kesalahan dari
kelalaian, kesalahan komisi dan kompensasi kesalahan. Beberapa kesalahan
mempengaruhi kesepakatan neraca saldo dan diungkapkan oleh kesalahan neraca saldo
misalnya dalam casting, membawa ke depan, total, menyeimbangkan rekening dll
beberapa kesalahan tidak mempengaruhi kesepakatan dari neraca saldo dan karenanya
tidak diungkapkan seperti kesalahan dari kelalaian lengkap, kesalahan komisi, kompensasi
kesalahan dan kesalahan prinsip. Sebagian besar kesalahan yang diperbaiki dengan
melewati entri jurnal. Perbedaan neraca saldo ditransfer ke ketegangan Akun jika
kesalahan tidak diidentifikasi. Laba & Rugi Penyesuaian Akun dibuka untuk memperbaiki
yang melibatkan rekening nominal pada periode menurut berikutnya.

BAB 4

Semua item belanja modal diambil dalam neraca sementara semua item alam pendapatan
yang diambil dalam laporan laba rugi. pengeluaran pendapatan ditangguhkan adalah
pendapatan dalam karakter tapi manfaat itu tidak habis di tahun yang sama, atau berlaku
baik seluruhnya atau sebagian dari tahun-tahun mendatang, atau disengaja dengan jumlah
berat dan tidak bijaksana untuk mengisi terhadap keuntungan satu tahun. penerimaan
pendapatan harus berangkat terhadap biaya pendapatan untuk menghitung laba atau rugi
dari bisnis dalam suatu periode akuntansi. penerimaan modal dan pengeluaran tidak
memiliki bantalan pada laporan laba rugi untuk periode akuntansi. keuntungan pendapatan
muncul dalam laporan laba rugi dan tersedia untuk distribusi sebagai keuntungan, atau
untuk menciptakan cadangan dan dana, atau untuk digunakan dalam bisnis. keuntungan
modal baik dikapitalisasi yaitu ditransfer ke rekening modal atau ditransfer ke rekening
cadangan modal yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kerugian modal. Aset
kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena ini dapat mengakibatkan
pengakuan pendapatan yang mungkin tidak pernah terwujud. kewajiban kontinjensi dicatat
dalam rekening perusahaan dan ditampilkan dalam neraca hanya ketika kedua
kemungkinan dan cukup diduga.

BAB 5

bisnis utama bank adalah untuk menerima deposito dan meminjamkan uang. Uang dapat
disimpan dengan bank di Berulang jenis Deposit rekening: Giro, bentuk Rekening
Tabungan mainand Rekening Deposito Tetap. Lulus buku adalah salinan dari akun klien
dalam buku bank. Saldo per bank buku yang ditunjukkan dalam buku bank yang lulus

36
disebut saldo bank sebagai per buku lulus. Rekonsiliasi Bank Statement adalah pernyataan
disiapkan sebagai pada tanggal tertentu untuk mendamaikan saldo bank sesuai buku kas
dengan saldo per buku lulus dengan menunjukkan semua penyebab perbedaan antara
keduanya keseimbangan. Cerukan berarti bahwa uang yang ditarik dari rekening bank
adalah lebih dari uang yang disimpan di bank. Berikut ini adalah penyebab biasa
perbedaan antara saldo seperti yang ditunjukkan oleh buku kas dan lulus buku. Cek
dikeluarkan tetapi tidak disajikan untuk pembayaran. Cek disimpan dengan bank tapi
belum diambil dan dikreditkan bank. biaya bank tidak masuk dalam buku kas. Bunga
dikreditkan atau didebet oleh bank tidak masuk dalam buku kas. Jumlah yang
dikumpulkan oleh bank atas nama pelanggan. Jumlah yang dibayarkan oleh bank atas
instruksi dari pelanggan berdiri. Aib cek (s) / bill (s). Cek diterima dan masuk dalam buku
kas tapi dihilangkan untuk dibayarkan ke bank. Kesalahan baik dalam buku kas atau buku
lulus. Cek diterima dan masuk dalam buku kas tapi dihilangkan untuk dibayarkan ke bank.
Kesalahan baik dalam buku kas atau buku lulus. Cek diterima dan masuk dalam buku kas
tapi dihilangkan untuk dibayarkan ke bank. Kesalahan baik dalam buku kas atau buku
lulus.

BAB 6

Penyusutan adalah proses alokasi biaya aset untuk masa pakainya. Ini bukan proses valuasi
aset. Penyusutan digunakan untuk merekam utilitas kadaluarsa dari aset fisik. Penyebab
penyusutan adalah: pemakaian dan kerusakan fisik; penurunan nilai aset; tidak digunakan;
penipisan; keusangan; kecelakaan, dll Penyusutan disediakan untuk: memastikan
keuntungan yang benar; menyajikan posisi keuangan yang benar; membuat ketentuan
untuk penggantian aset; memastikan biaya yang tepat dari produk; mempertahankan
tingkat seragam pengembalian; mencapai manfaat pajak maksimum; untuk memenuhi
persyaratan hukum, dll Faktor utama dalam pengukuran penyusutan adalah: total biaya
aset; taksiran masa manfaat; Diperkirakan nilai sisa, dll berbagai metode penyusutan
adalah: metode angsuran tetap atau metode garis lurus; mengurangi metode saldo atau
metode nilai ditulis dan metode lainnya. Dalam rangka untuk menyesuaikan penyusutan
untuk periode masa lalu karena perubahan metode, penyusutan harus dihitung untuk
periode masa lalu dari aset yang digunakan baik oleh yang ada serta dengan metode
berubah dan selisihnya dalam akun aset tahun berjalan dengan memberikan debit atau
kredit untuk akun laba dan rugi.

BAB 7

rekening akhir adalah produk akhir dari proses akuntansi keuangan. Ini terdiri dari
perdagangan dan laba rugi account dan rekening Manufacturing neraca menunjukkan
biaya produksi; akun perdagangan menunjukkan laba kotor atau rugi kotor sementara laba
dan rugi menunjukkan laba bersih yang diperoleh atau rugi bersih yang diderita oleh
organisasi selama periode tertentu. Neraca mengungkapkan posisi keuangan yaitu aktiva,
kewajiban, dan modal usaha sebagai pada tanggal tertentu. neraca disiapkan dengan aset di
sisi kanan dan kewajiban di sisi kiri. Aktiva dan kewajiban diklasifikasikan ke dalam tetap
dan saat ini dan ditampilkan dalam neraca baik dalam urutan likuiditas atau permanen.

37
entri penyesuaian dilewatkan pada akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan berbagai
rekening nominal untuk mengetahui keuntungan atau kerugian yang benar. Menutup entri
jurnal yang diperlukan untuk mentransfer semua akun yang berkaitan dengan biaya dan
keuntungan ke rekening perdagangan dan keuntungan kerugian.

BAB 8

Kemitraan adalah hubungan antara orang-orang yang telah setuju untuk berbagi
keuntungan dari usaha yang dijalankan oleh semua atau salah satu dari mereka bertindak
untuk semua. Berikut ini adalah fitur dari kemitraan: Harus ada kesepakatan yang
ditandatangani oleh semua orang yang bersangkutan. Harus ada 'bisnis' dan untuk bisnis
tujuan ini akan mencakup perdagangan, profesi atau pekerjaan. bisnis harus dijalankan
untuk tujuan keuntungan produktif yang akan dibagi di antara para mitra. bisnis harus
dijalankan oleh beberapa atau semua mitra untuk kepentingan mereka semua. Dalam
rekening kemitraan, rekening modal dari mitra dapat diperbaiki atau berfluktuasi
tergantung pada metode pencatatan. Laba rugi apropriasi akun disiapkan untuk melakukan
penyesuaian mengenai gaji kepada mitra, bunga modal dan menggambar, komisi, dll dan
kemudian keuntungan didistribusikan di antara para mitra dalam rasio yang disepakati.
Ketika ada perubahan dalam rasio bagi hasil, itu menghasilkan keuntungan untuk satu
pasangan dan kerugian terhadap orang lain. Tentang penerimaan pasangan baru, salah satu
yang diperlukan untuk: menghitung nisbah bagi hasil yang baru, cari tahu mengorbankan
rasio, mengatur ulang nilai aset dan kewajiban, mengobati goodwill, dan membuat
penyesuaian untuk cadangan, laba masa lalu atau rugi dan modal menurut untuk rasio bagi
hasil yang baru. Perbedaan antara rasio lama dan rasio baru dikenal sebagai mengorbankan
rasio. akun revaluasi siap untuk mengetahui efek dari penilaian kembali aktiva dan
kewajiban pada masuk dan pensiun / kematian pasangan dan efek kenaikan bersih atau
penurunan aktiva dan kewajiban ditransfer ke mitra lama di nisbah bagi hasil tua. Pada
penerimaan pasangan baru, ibukota dari semua mitra mungkin diperlukan untuk sebanding
dengan saham masing-masing laba dan modal yang dibawa oleh pasangan baru dapat
diambil sebagai dasar. Pada pensiun dari pasangan, penyesuaian dapat dilakukan untuk
cadangan dan laba yang tidak dibagikan, penilaian kembali aktiva dan kewajiban, nisbah
bagi hasil, goodwill, pangsa mitra dalam laba atau rugi sampai dengan tanggal pensiun,
pangsa kebijakan hidup bersama, dll jumlah bersih yang dibayarkan kepada mitra pensiun
setelah membuat semua penyesuaian akan diselesaikan dengan membayar tunai atau
dengan mentransfer ke rekening pinjaman yang terpisah. Setiap kali pasangan meninggal,
berbagi pasangan almarhum dihitung dan pembayaran dilakukan kepada perwakilan
hukum dari mitra almarhum. Pembubaran kemitraan berbeda dari pembubaran perusahaan.
Dalam kasus pembubaran perusahaan, perusahaan berhenti untuk melanjutkan usaha tetapi
dalam kasus pembubaran kemitraan, bisnis perusahaan dilanjutkan. Pada pembubaran,
pembukuan dari perusahaan ditutup. Untuk ini, account realisasi disiapkan. rekening
modal mitra juga disiapkan, mitra dengan saldo debit dalam rekening modal mereka
diwajibkan membawa uang tunai yang diperlukan sementara mitra dengan saldo kredit
dalam rekening modal mereka lunas. Ketika pasangan tidak bisa membawa uang tunai
karena kebangkrutan, para mitra lainnya harus berbagi kekurangan tersebut sesuai dengan

38
aturan yang ditetapkan dalam Garner vs Murray. pembukuan dari perusahaan ditutup.
Untuk ini, account realisasi disiapkan. rekening modal mitra juga disiapkan, mitra dengan
saldo debit dalam rekening modal mereka diwajibkan membawa uang tunai yang
diperlukan sementara mitra dengan saldo kredit dalam rekening modal mereka lunas.
Ketika pasangan tidak bisa membawa uang tunai karena kebangkrutan, para mitra lainnya
harus berbagi kekurangan tersebut sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam Garner vs
Murray. pembukuan dari perusahaan ditutup. Untuk ini, account realisasi disiapkan.
rekening modal mitra juga disiapkan, mitra dengan saldo debit dalam rekening modal
mereka diwajibkan membawa uang tunai yang diperlukan sementara mitra dengan saldo
kredit dalam rekening modal mereka lunas. Ketika pasangan tidak bisa membawa uang
tunai karena kebangkrutan, para mitra lainnya harus berbagi kekurangan tersebut sesuai
dengan aturan yang ditetapkan dalam Garner vs Murray.

BAB 9

Ada dua tipe dasar dari modal saham yang dapat diterbitkan oleh sebuah perusahaan di
bawah Companies Act, 2013 yaitu (a) preferensi saham dan saham (b) ekuitas. saham
preferen adalah mereka yang membawa hak istimewa untuk pembayaran dividen pada
tingkat bunga tetap; dan kembalinya modal pada penutupan perusahaan. Pangsa ekuitas
adalah salah satu yang tidak berbagi preferensi. saham ekuitas risiko bantalan saham.
modal saham suatu perusahaan dapat dikategorikan sebagai: Modal Nominal atau Resmi;
Modal ditempatkan; Berlangganan Modal; Dipanggil Modal dan Modal Disetor. Saham
suatu perusahaan dapat dikeluarkan pada nominal, pada premium atau diskon. Ketika
saham yang dikeluarkan dengan harga lebih tinggi dari nilai nominal, mereka mengatakan
akan diterbitkan pada premium. Ketika saham yang dikeluarkan dengan harga lebih rendah
dari nilai nominal, mereka mengatakan akan diterbitkan dengan harga diskon. Penyitaan
saham dapat dikatakan penghentian wajib keanggotaan dengan cara hukuman untuk non-
pembayaran penjatahan dan / atau call money. Saham hangus dapat diterbitkan kembali
pada nilai nominal, pada premium atau bahkan di diskon. Jika saham hangus yang
diterbitkan kembali di diskon, jumlah diskon bisa, dalam kasus tidak, melebihi jumlah
dikreditkan ke Saham yang gagal dieksekusi Akun. Sebuah perusahaan dibatasi oleh
saham mungkin, jika diizinkan oleh artikel yang, masalah saham preferen, yang, atau pada
pilihan dari perusahaan bertanggung jawab untuk ditebus. Mereka harus ditebus dalam
waktu 20 tahun dari tanggal penerbitan. Surat Utang dapat diterbitkan pada nilai nominal,
atau pada premium, atau di diskon. Surat Utang mungkin dikeluarkan oleh perusahaan
untuk uang tunai, untuk pertimbangan selain uang tunai, atau sebagai jaminan yang.
Masalah obligasi untuk vendor dikenal sebagai masalah obligasi untuk dipertimbangkan
selain uang tunai. Sebuah perusahaan dapat menerbitkan surat utang pada kondisi tertentu
untuk penebusan seperti: dikeluarkan pada par dan dipertukarkan par, dikeluarkan dengan
diskon diuangkan setara, dikeluarkan pada premium dan dipertukarkan nominal, yang
dikeluarkan pada nominal dan diuangkan pada premium, dikeluarkan di diskon, tapi
diuangkan pada premium. Ketika sebuah perusahaan menerbitkan surat utang itu
menyanggupi untuk membayar bunganya pada persentase tetap. Pembayaran bunga utang
adalah wajib pada bagian dari perusahaan mengeluarkan mereka terlepas dari fakta apakah

39
perusahaan memperoleh keuntungan atau tidak dan dibayarkan pada obligasi bunga adalah
biaya terhadap keuntungan perusahaan. Diskon pada isu obligasi adalah hilangnya modal
perusahaan dan diperlukan untuk ditampilkan pada kewajiban sideof Neraca bawah judul
“Penebusan dan Surplus” sampai dihapuskan. Ketika sebuah perusahaan menerbitkan surat
hutang di par atau diskon yang dapat ditarik pada premi, premi dibayarkan pada penebusan
obligasi diperlakukan sebagai kerugian modal. Saham preferensi dapat ditebus dari
keuntungan atau keluar dari hasil isu segar saham ekuitas atau preferensi atau kombinasi
keduanya. Saham preferensi dapat ditebus dengan premium juga. Jika saham preferen
ditukarkan ditebus keluar dari keuntungan perusahaan yang dinyatakan akan tersedia untuk
dividen, yang “Penebusan Modal Reserve Account” harus dikreditkan yang akan mewakili
saham preferen ditukarkan di neraca setelah penebusan. Jika saham preferen ditukarkan
ditebus dari hasil isu segar saham, Rekening baru Share Modal dibesarkan oleh isu segar
mengambil tempat Rekening Modal Preference Share ditukarkan setelah penebusan.

BAB 10

Audit adalah pemeriksaan independen informasi keuangan atau non-keuangan entitas


apapun; ketika pemeriksaan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengungkapkan
padanya pendapat. Aspek utama untuk beCovered di Audit: sistem pengendalian internal,
review sistem dan prosedur, prinsip akuntansi, buku dan laporan, verifikasi aset, verifikasi
kewajiban, pandangan yang benar dan adil, kepatuhan hukum dan laporan. Manfaat Audit:
kepuasan pemilik, deteksi dan pencegahan kesalahan dan penipuan, verifikasi Pembukuan,
pendapat independen, cek moral, perlindungan hak-hak dan kepentingan pemegang saham,
memastikan kepatuhan dengan persyaratan hukum, memperkuat dan memperkuat sistem
pengendalian internal dan ketergantungan oleh pihak luar. Keterbatasan Audit: Audit
melibatkan biaya yang lebih tinggi, audit yang melibatkan jangka waktu yang wajar,
berdasarkan pemeriksaan tes, bukti yang diperoleh oleh auditor yang persuasif daripada
konklusif, auditor tidak dapat menentukan kelayakan estimasi akuntansi karena
ketidakpastian yang terlibat di dalamnya dan audit berdasarkan informasi yang diberikan
oleh manajemen. Perbedaan antara Investigasi dan Audit: Investigasi menyiratkan
pemeriksaan sistematis, kritis dan khusus dari catatan bisnis untuk tujuan tertentu
sedangkan audit independen pemeriksaan informasi keuangan dari setiap entitas, ketika
pemeriksaan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengekspresikan pendapat di
atasnya.

BAB 11

Dalam pelajaran ini, kita telah membahas berbagai jenis audit seperti audit internal, audit
keuangan, audit sekretaris, pemeriksaan biaya, pemeriksaan pajak dll Internal Audit. Audit
internal merupakan evaluasi dan analisis operasi bisnis yang dilakukan oleh staf audit
internal. Ini adalah bagian dari sistem secara keseluruhan pengendalian internal yang
didirikan dalam suatu organisasi. Tujuan dari internal Audit- kontrol yang tepat, sistem
akuntansi, bantuan manajemen, review kerja, perlindungan aset, internal check, pernyataan
adil, memeriksa kesalahan, mendeteksi penipuan, menentukan kewajiban, membantu
dalam audit independen, penilaian kinerja, memberikan saran, ide-ide baru, penggunaan

40
sumber daya, kebijakan akuntansi, investigasi khusus. Manfaat Audit Internal. sistem yang
tepat akuntansi, manajemen yang lebih baik, review progresif, kontrol yang efektif,
perlindungan aset, pembagian kerja, tidak ada kesalahan dan penipuan, memperbaiki
tanggung jawab, membantu audit eksternal, meningkatkan kinerja, investigasi, penggunaan
yang tepat dari sumber daya. Keterbatasan internal Audit- kekurangan staf, jeda waktu,
kesalahan, tanggung jawab, tugas. Audit keuangan. Audit keuangan independen umumnya
dilakukan untuk memastikan apakah neraca dan laba & rugi menyajikan pandangan yang
benar dan wajar posisi keuangan dan hasil kerja organisasi yang diaudit. Audit sekretaris.
Audit sekretaris adalah proses untuk memeriksa kepatuhan dengan ketentuan berbagai
undang-undang dan aturan / peraturan / prosedur, pemeliharaan buku, catatan dll, oleh
profesional yang independen untuk memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi
persyaratan hukum dan prosedural dan juga mengikuti proses hukum. Ini pada dasarnya
adalah mekanisme untuk memantau kepatuhan dengan persyaratan hukum menyatakan.
Sebuah Sekretaris Perusahaan dalam Praktek telah ditetapkan peran Sekretaris Auditor di
bawah bagian 2 (2) (c) (v) Perusahaan Sekretaris Act, 1980. Biaya Audit. Sebuah sistem
audit diperkenalkan oleh Pemerintah India untuk meninjau, pemeriksaan, dan penilaian
dari catatan akuntansi biaya dan informasi petugas, yang harus dipelihara oleh industri
tertentu. Audit Pajak: Tujuan dari audit tersebut adalah untuk membantu otoritas pajak
dalam membuat ketetapan pajak penghasilan yang benar dari mengaji bersangkutan. Audit
Bank: The Pengaturan Perbankan Act 1949 berisi ketentuan yang berkaitan dengan
pemeliharaan rekening dan audit mereka. Koperasi Masyarakat Audit: Pengelolaan urusan
masyarakat koperasi adalah di tangan hanya beberapa anggota terpilih. Hal ini
memerlukan audit keuangan independen dari rekening masyarakat koperasi. Asuransi
Audit: Asuransi Peraturan dan Pembangunan, Act 1999 berisi ketentuan pemeliharaan
rekening dan audit perusahaan asuransi. Kemitraan Firm Audit: Saat ini, perusahaan-
perusahaan kemitraan di India tidak secara hukum diperlukan untuk mendapatkan laporan
keuangan mereka diaudit. Namun, banyak perusahaan mendapatkan laporan keuangan
mereka diaudit. Audit Perusahaan Perseorangan: Seperti perusahaan kemitraan,
kekhawatiran proprietary tunggal juga tidak diwajibkan secara hukum untuk mendapatkan
laporan keuangan mereka diaudit oleh auditor keuangan independen. Audit pemerintah: Ini
adalah tugas dari Comptroller dan Auditor General of India (C & AG) untuk mengaudit
penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Uni dan Pemerintah Negara. Manajemen Audit:
Ini adalah review terstruktur dari sistem dan prosedur organisasi untuk mengevaluasi
apakah mereka sedang dilakukan secara efisien dan efektif. Kepatutan Audit: Di bawah ini
jenis audit, pengeluaran dianalisis dengan maksud untuk memastikan kasus yang tidak
tepat, dihindari atau pengeluaran fructuous meskipun pengeluaran telah terjadi sesuai
dengan aturan dan peraturan yang ada. Efisiensi Audit: Audit efisiensi atau audit kinerja
merupakan bentuk audit yang sedang dilakukan untuk memastikan efisiensi / kinerja
sistem / proses / input. Ini adalah review terstruktur dari sistem dan prosedur organisasi
untuk mengevaluasi apakah mereka sedang dilakukan secara efisien dan efektif. Kepatutan
Audit: Di bawah ini jenis audit, pengeluaran dianalisis dengan maksud untuk memastikan
kasus yang tidak tepat, dihindari atau pengeluaran fructuous meskipun pengeluaran telah
terjadi sesuai dengan aturan dan peraturan yang ada. Efisiensi Audit: Audit efisiensi atau

41
audit kinerja merupakan bentuk audit yang sedang dilakukan untuk memastikan efisiensi /
kinerja sistem / proses / input. Ini adalah review terstruktur dari sistem dan prosedur
organisasi untuk mengevaluasi apakah mereka sedang dilakukan secara efisien dan efektif.
Kepatutan Audit: Di bawah ini jenis audit, pengeluaran dianalisis dengan maksud untuk
memastikan kasus yang tidak tepat, dihindari atau pengeluaran fructuous meskipun
pengeluaran telah terjadi sesuai dengan aturan dan peraturan yang ada. Efisiensi Audit:
Audit efisiensi atau audit kinerja merupakan bentuk audit yang sedang dilakukan untuk
memastikan efisiensi / kinerja sistem / proses / input. dihindari atau pengeluaran fructuous
meskipun pengeluaran telah terjadi sesuai dengan aturan dan peraturan yang ada. Efisiensi
Audit: Audit efisiensi atau audit kinerja merupakan bentuk audit yang sedang dilakukan
untuk memastikan efisiensi / kinerja sistem / proses / input. dihindari atau pengeluaran
fructuous meskipun pengeluaran telah terjadi sesuai dengan aturan dan peraturan yang ada.
Efisiensi Audit: Audit efisiensi atau audit kinerja merupakan bentuk audit yang sedang
dilakukan untuk memastikan efisiensi / kinerja sistem / proses / input.

BAB 12

Rencana audit menjabarkan strategi yang harus diikuti untuk melakukan audit. Ini
termasuk sifat, waktu dan luasnya prosedur audit yang akan dilakukan. auditor harus
mempertimbangkan hal-hal berikut saat meletakkan rencana audit: (a) Ketentuan
keterlibatan dan setiap tanggung jawab hukum. (B) Alam dan waktu laporan atau
komunikasi lainnya. kebijakan (c) Akuntansi diikuti oleh perusahaan dan perubahan
kebijakan tersebut. (D) Pengaruh akuntansi atau audit persyaratan baru. (E) Identifikasi
daerah audit yang signifikan. (F) Penetapan tingkat materialitas untuk tujuan audit. (G)
Tingkat ketergantungan diharapkan untuk ditempatkan pada sistem akuntansi dan
pengendalian internal. (H) Sifat dan tingkat bukti audit. (I) Pekerjaan auditor internal. (J)
Menetapkan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf. Program Audit adalah satu set
instruksi yang harus diikuti untuk pelaksanaan yang tepat dari audit. Program audit berisi
langkah-langkah yang umumnya digunakan untuk menentukan apa, dan berapa banyak
bukti harus dikumpulkan dan dievaluasi. Hal ini juga meletakkan tanggung jawab untuk
tim audit keseluruhan untuk melaksanakan tugas yang berbeda. Keuntungan dari Program
Audit. Ini memastikan bahwa semua bidang penting yang dibahas selama audit;
mendistribusikan pekerjaan antara asisten sesuai kompetensi mereka; memberikan
instruksi kepada staf dan mengurangi ruang lingkup untuk kesalahpahaman; itu perbaikan
tanggung jawab untuk pekerjaan yang dilakukan; membantu dalam menilai kemajuan
pekerjaan; itu berfungsi sebagai bukti terhadap tuduhan kelalaian; melayani tujuan dari
catatan audit yang mungkin berguna untuk referensi di masa mendatang. Kekurangan dari
Program Audit. Kehilangan fleksibilitas; Membunuh inisiatif orang yang mampu; itu

42
adalah mekanik; Tidak cocok untuk audit kecil; masalah baru timbul dapat lebih tampak
dalam Program audit. Tindakan perbaikan. Program harus fleksibel, staf harus didorong
untuk menarik perhatian setiap cacat, Staf harus didorong untuk mengeksplorasi transaksi
sepenuhnya tidak biasa, Audit Kertas Kerja adalah dokumen yang disiapkan atau diperoleh
auditor dan ditahan oleh dia sehubungan dengan audit. kertas kerja mencakup semua bukti
yang dikumpulkan oleh auditor. Keuntungan Pemeliharaan Kertas Kerja. Mereka
membantu dalam perencanaan yang tepat dan kinerja audit, senior dapat mengawasi
pekerjaan audit, itu memberikan sebagai bukti dari pekerjaan audit yang dilakukan. auditor
dapat membagi kertas kerjanya menjadi dua bagian: (a) Tetap Audit File- Data dalam file
ini adalah informasi, yang menarik kontinu dan relevansi untuk berhasil audit. (B) Current
Berkas Audit. File ini berisi informasi yang berkaitan dengan audit periode berjalan. Bukti
Audit adalah informasi yang dikumpulkan dan digunakan untuk memberikan dasar faktual
untuk mengembangkan observasi dan kesimpulan terhadap tujuan audit. Bukti
memberikan alasan untuk percaya bahwa hal tertentu benar atau tidak dengan memberikan
dukungan persuasif untuk fakta atau titik yang dimaksud. Audit harus memiliki bukti yang
cukup tepat untuk mendukung isi laporan audit. Untuk bukti yang tepat, informasi harus
relevan, dapat diandalkan dan valid. Kuantitas bukti cukup jika ketika diambil secara
keseluruhan beratnya adalah cukup untuk memberikan dukungan persuasif untuk isi
laporan audit. Teknik Mendapatkan Bukti: Inspeksi,

BAB 13

Seorang auditor adalah seorang profesional yang menumpuk dan mengevaluasi bukti
untuk melaporkan apakah perusahaan sesuai dengan set didirikan prosedur atau standar.
Ketika auditor bekerja untuk organisasi, ia biasanya disebut sebagai auditor internal. Di
mana lembaga eksternal independen yang dikenal sebagai auditor eksternal organisasi.
Ketentuan sehubungan dengan penunjukan auditor dapat dibagi menjadi tiga kategori: -
auditor Pertama. Oleh direksi dalam waktu satu bulan dari tanggal pendaftaran perusahaan.
Auditor berikutnya. setiap perusahaan harus menunjuk auditor atau auditor di setiap
pertemuan umum tahunan. Mengisi Casual Vacancy. lowongan kasual di kantor auditor
dapat diisi oleh Dewan. Tapi di mana kekosongan disebabkan oleh pengunduran diri
auditor, lowongan itu hanya dapat diisi oleh perusahaan dalam rapat umum. Kekuatan
Pemerintah Pusat untuk Tunjuk Auditor. Jika tidak ada auditor yang ditunjuk atau diangkat
kembali pada pertemuan umum tahunan, Pemerintah Pusat dapat menunjuk seseorang
untuk mengisi kekosongan tersebut. Kualifikasi Auditor. Hanya Chartered Accountant
dalam praktek dalam arti of Chartered Accountants Act 1949 dapat bertindak sebagai
auditor dari sebuah perusahaan terbatas. Sebuah perusahaan kadarnya semua mitra berlatih
Chartered Accountants dapat ditunjuk oleh nama perusahaan sebagai auditor dalam kasus

43
seperti mitra apapun dapat bertindak atas nama perusahaan. Diskualifikasi Auditor. Tak
satu pun dari hal berikut ini akan memenuhi syarat untuk diangkat sebagai auditor dari
sebuah perusahaan: Sebuah badan; Pejabat atau karyawan perusahaan ( 'petugas' termasuk
direktur, manager atau sekretaris); Seseorang yang pasangan atau yang dalam pekerjaan
itu, dari pejabat atau karyawan perusahaan; Seseorang yang berhutang kepada perusahaan
untuk lebih dari Rs. 1000 / - atau yang telah menjamin pelunasan setiap utang lebih dari
Rs. 1000 / - karena perusahaan oleh orang ketiga; Seseorang memegang setiap keamanan
perusahaan yang setelah jangka waktu satu tahun sejak tanggal dimulainya perusahaan
(Amandemen) Undang-Undang 2000 yaitu 13 Desember 2000; Seseorang yang
didiskualifikasi untuk diangkat sebagai auditor dari anak perusahaan atau perusahaan
induk, atau anak perusahaan dari perusahaan induk; auditor hukum tidak dapat bertindak
auditor sebagai internal perusahaan. Hak dan kekuasaan Auditor. Hak untuk akses ke
buku, rekening dan voucher; Hak untuk memperoleh informasi dan penjelasan; Hak untuk
menandatangani laporan audit; Hak untuk menerima pemberitahuan dan menghadiri Rapat
Umum; Hak untuk menerima remunerasi; Yang tepat untuk mengunjungi kantor cabang
dan hak untuk mengakses buku. Tugas Auditor. Auditor untuk menanyakan: apakah
pinjaman dan kemajuan yang dibuat oleh perusahaan adalah benar aman dan persyaratan
yang mereka telah dibuat tidak merugikan perusahaan; Buku entri transaksi tidak
merugikan kepentingan perusahaan; dalam kasus non-investasi atau perusahaan perbankan,
apakah saham, obligasi dan surat berharga lainnya telah dijual dengan harga kurang dari
harga pembelian; apakah pinjaman dan kemajuan yang dibuat oleh perusahaan telah
terbukti sebagai deposito; tidak ada pengeluaran pribadi telah dikenakan keuntungan;
apakah cash sebenarnya telah diterima sehubungan dengan saham yang ditampilkan dalam
buku telah dialokasikan untuk kas; Apakah buku-buku yang tidak menyesatkan. Laporan
auditor. Laporan ini harus tegas menyatakan: Apakah, menurutnya rekening memberikan
informasi yang diperlukan oleh Undang-Undang dan dengan cara yang diperlukan;
Apakah neraca dan perhitungan laba rugi memberikan pandangan yang benar dan adil;
Apakah ia telah memperoleh semua informasi dan penjelasan yang diperlukan; Apakah,
menurut pendapatnya, buku yang tepat dari akun diwajibkan oleh hukum telah disimpan
oleh perusahaan, dan kembali tepat untuk tujuan audit nya telah diterima dari cabang-
cabang tidak dikunjungi oleh dia; Apakah neraca perusahaan dan laba rugi yang sesuai
dengan buku-buku; Apakah menurut pendapatnya, laporan laba rugi dan neraca mematuhi
AS; pengamatan auditor atau komentar; Apakah direktur setiap didiskualifikasi dari janji;
Alasan untuk jawaban negatif. Essentials Laporan Audit. Judul; Penerima; Identifikasi;
Referensi Standar Audit; Pendapat; Tanda tangan; Alamat auditor; Tanggal Laporan. Jenis
pendapat auditor. pendapat wajar tanpa pengecualian; Merugikan atau negatif Opini; Opini
yang berkualitas; Disclaimer pendapat.

44
BAB IV

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

Kelebihan Buku Dan Kelemahan Buku

 Jika dilihat dari segi tampilan buku (tata letak) maka baik buku utama,
pembanding1, dan pembanding 2 dapat dikatakan sudah rapi dan sesuai kaidah
penulisan.
 Buku utama berisikan pengalaman penulis sebagai seorang internal
audit(pendekatan praktisi) yang hanya membahas tentang internal audit sedangkan
buku pembanding 1 lebih membahas auditing di sisi eksternal auditor dan buku
pembanding 2 membahas auditing secara menyeluruh baik secara internal maupun
eksternal.
 Disetiap akhir bab buku pembanding 1diberikan pertanyaan yang dapat menguji
kemampuan pembaca dalam memahami materi yang diajarkan. Sedangkan buku
utama dan pembanding 2 tidak.
 Penjelasan memuat ilustrasi tertentu sehingga pembaca lebih mudah memahami hal
yang disampaikan penulis pada setiap buku.
 Dalam setiap bab buku pembanding 1 terlebih dahulu diberitahukan pratinjau
babnya sehingga pembaca mengetahui materi apa saja yang akan dibahas pada bab
tersebut. Sedangkan buku utama dan pembanding 2 tidak.
 Karena buku utama adalah taxt book berbahasa inggris, maka lebih sulit untuk
memahami maksud dari si penulis dalam kalimatnya. Sehingga buku pembanding 1
dan 2 lebih mudah untuk dipahami.
 Dari segi tampilan baik buku utama, pembanding 1, dan 2 cukup membosankan
dan kurang menarik.
 Dalam beberapa materi, penjelasan yang diberikan masih kurang dapat dipahami
karena tidak memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami.
 Terdapat materi yang kurang dijelaskan secara lebih mendalam.

45
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membandingkan dan mengkristisi ketiga buku tersebut, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tiap-tiap buku memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Perbedaan materi yang tiap buku sajikan mungkin dikarenakan latar belakang pendidikan
dan pengalaman penulis yang berbeda-beda. Sehingga perbedaan materi yang disajikan
mungkin terjadi. Dikarenakan oleh perbedaan meteri itulah tercipta sebagian besar materi
yang tidak dapat diperbandingkan dan dikritisi pada makalah ini.

B. Saran

Mencoba membaca dan memiliki buku yang berbeda-beda untuk satu mata kuliah
mungkin dapat sangat menambah wawasan mahasiswa. Karena hampir setiap buku tidak
membahas hal yang serupa dengan cara yang serupa walaupun terkadang dalam materi
yang sama. Dalam laporan ini, kami berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan tugas berikutnya.

46

Anda mungkin juga menyukai