Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KELOMPOK

BLOCKCHAIN

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Perbankan

Dosen pengampu: Murdiyah Hayati, M.M.

Disusun Oleh:

 Muhammad Fauzan (11170810000005)


 Nabila Nur Safitri (11170810000024)
 Putri Dwi Nurdiati (11170810000019)
 Zehan Amelza Ambaryanti (11170810000001)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah S.W.T yang maha pengasih, maha penyayang, kami haturkan
puji dan syukur ke hadirat-NYA atas limpahan nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Block Chain” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
“Manajemen Perbankan”. Terima kasih kepada pihak yang ikut serta dalam makalah ini.

Demikian kami menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam makalah ini, maka
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai evaluasi kami.

Kami harap makalah ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa, semoga dapat
meningkatkan pengetahuan dibidang Manajemen Perbankan.

Tangerang Selatan, 18 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ……………………...……………….….........................


1.1 Latar Belakang ...………………….......………………….....................
1.2 Rumusan Masalah .…………....……....……..……...……....................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
1.4 Manfaat ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ......................................…………….……………...........


2.1 Pengertian Blockchain ...........................................................................
2.2 Sejarah Blockchain ................................................................................
2.3 Cara kerja atau Mekanisme Blockchain .............................................
2.4 Manfaat Blockchain ...............................................................................
2.5 Perkembangan Blockchain di Indonesia .............................................
2.6 Hubungan Blockchain dengan Mata Uang Krypto atau virtual .......
2.7 Kasus Terkait Blockchain .....................................................................

BAB III PENUTUP ....................................………………………….......................


3.1 Kesimpulan ..................…………...………………………………….…
3.2 Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................……………….……...….........................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kita tengah menghadapai era industri 4.0, teknologi berkembang sangat pesat
disetiap lini kehidupan termasuk di dalamnya terkait transaksi keuangan. Kita ketahui
bersama saat ini transaksi dengan mata uang konvensional terkait erat dengan interaksi sosial
yang mempertemukan antara penjual dan pembeli. Di era modern seperti saat ini hal-hal
terkait transaksi konvensional mulai ditinggalkan, sebab yang mendasarinya adalah efisiensi
waktu.

Hal ini ditopang dengan berkembangnya mata uang virtual seperti bitcoin, yang
mengusung misi dalam rangka efisiensi waktu transaksi. Akhir-akhir ini mata uang virtual
bukan hanya sebagai alat transaksi namun demikian dimanfaatkan sebagai lahan investasi,
menjamurnya trader-trader yang tergiur keuntungan.

Berkembangnya mata uang virtual sejalan dengan ditemukannya teknologi Block Chain,
yang nyatanya mayoritas masyarakat lebih mengenal mata uang virtual dari pada Block
Chain sebagai fondasi mata uang virtual. Secara pengertian Block Chain adalah sistem
pencatatan transaksi termasuk catatan transaksi mata uang virtual.

Demikian menurut Bill Gates founder microsoft yang dikutip melalui media online
seputar forex, dia menyatakan bahwa Block Chain adalah alasan lahirnya transaksi virtual
yang mengusung misi efisiensi waktu dan biaya.

Demikian kami akan mengulas perihal Block Chain, terkait pengertian secara luas,
manfaat yang ditimbulkan terkait penggunaannya, hingga kasus-kasus yang terkait Block
Chain.

Kami harapkan melalui makalah ini dapat memperdalam khasanah keilmuan kita
khususnya terkait Block Chain, sehingga selain mengenal mata uang virtual seperti Bitcoin
namun juga mengenal Block Chain sebagai teknologi yang menggagas terciptanya mata
uang virtual.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Blockchain
2. Sejarah Blockchain
3. Cara Kerja atau Mekanisme Blockchain
4. Manfaat Blockchain
5. Perkembangan Blockchain di Indonesia
6. Hubungan Blockchain dengan Mata Uang Crypto atau Virtual
7. Kasus Terkait Blockchain

1.3 Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai bahan edukasi atau memperdalam
khasanah keilmuan seputar Block Chain terkait cara kerjanya, manfaatnya, hingga
perkembangannya di Indonesia. Makalah ini juga memuat perihal hubungan antara
Block Chain dan mata uang virtual sehingga dapat berperan sebagai bahan acuan atau
pengetahuan sebelum melakukan transaksi virtual.

1.4 Manfaat

Manfaat untuk Pembaca, sebagai berikut:

1. Pembaca memahami pengertian dasar terkait Block Chain


2. Pembaca memahami cara kerja Block Chain
3. Wawasan terkait Block Chain memuat manfaat hingga perkembangan di
Indonesia
4. Mampu memaparkan hubungan antara Block Chain dengan mata uang virtual

Manfaat untuk Pemakalah, sebagai berikut:

1. Memahami pengetahuan seputar Block Chain


2. Wawasan sebagai bahan pertimbangan dalam bertransaksi virtual

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Blockchain

Block Chain adalah sistem penyimpanan data terdistribusi, setiap data yang terekam
diamankan dengan kunci kriptografi yang kekal, sehingga upaya yang dilakukan terkait
merubah data dapat dideteksi dengan mudah.

Setiap Blok biasanya memuat Hash kriptografis dari Blok sebelumnya, timestamp,
dan data transaksi. Desain Block Chain resistan atau memiliki daya tahan terhadap
modifikasi data, sehingga setiap perubahan terhadap data dapat diidentifikasi.

Block Chain adalah diumpamakan buku besar terdistribusi (distributed ledger)


terbuka yang mampu mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien dan mampu
diverifikasi secara permanen. Block Chain umumnya dikelola melalui jaringan peer-to-peer
secara kolektif dengan protokol tertentu sebagai komunikasi antar node dan mengkonfirmasi
munculnya Blok baru. Kemudian setelah direkam, data yang terdapat pada Blok tidak dapat
diubah secara retroaktif atau tanpa disertai perubahan terhadap Blok-Blok berikutnya, yang
mengharuskan konsensus mayoritas jaringan atau keputusan bersama yang terlibat dalam
jaringan.

Block Chain dirancang dengan mengdepankan asas keamanan (secure by design) dan
sebagai pengaplikasian sistem komputasi terdistribusi dengan Byzantine Fault Tolerance
(BFT) yang tinggi. Konsensus terdesentralisasi dapat dicapai dengan blockchain.

Hal ini tentunya Block Chain tepat untuk merekam setiap peristiwa, catatan medis,
dan aktivitas pengelolaan pencatatan lainnya, seperti manajemen identitas, pemrosesan
transaksi, dokumentasi barang bukti, hingga pemungutan suara (voting).

Block Chain sampai saat ini dimanfaatkan sebagai buku besar yang mencatat
transaksi publik cryptocurrency bitcoin. Penemuan Block Chain dan penerapannya pada

6
Bitcoin menjadikannya mata uang digital atau virtual pertama yang dapat mengatasi masalah
double-spending tanpa memerlukan otoritas tepercaya atau pencatat pusat.

2.2 Sejarah Blockchain

Hasil karya pertama terkait rangkaian Blok yang dilindungi secara kriptografi telah
dikembangkan oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta pada tahun 1991. Mereka berusaha
menciptakan suatu sistem yang pada penerapannya timestamp pada dokumen tidak dapat
dirusak atau tidak mudah diubah. Pada tahun 1992, Bayer, Haber dan Stornetta
mengaplikasikan Merkle tree ke dalam rancangannya, dan meningkatkan efisiensinya
dengan kemampuannya dalam mengumpulkan beberapa dokumen dalam satu Blok.

Block Chain pertama melalui gagasan dan konsep oleh seorang yang dikenal sebagai
Satoshi Nakamoto pada tahun 2008. Kemudian dikembangkan tahun berikutnya oleh
Nakamoto sebagai komponen inti terhadap penggunaan Bitcoin, Block Chain dalam hal ini
difungsikan sebagai buku besar yang mencatat semua transaksi dalam jaringan, dengan
memanfaatkan Block Chain, Bitcoin mampu berkembang sebagai mata uang digital atau
virtual pertama yang mampu mengatasi double-spending tanpa otoritas tepercaya dan telah
menjadi inspirasi bagi banyak aplikasi lainnya.

Tepatnya Agustus 2014, ukuran dokumen Block Chain yang terdapat pada Bitcoin yang
memuat rekaman transaksi dalam jaringan mencapai 20 GB, yang tentunya ukuran yang
cukup besar. Bulan Januari 2015, ukuran Block Chain meningkat signifikan mencapai angka
30 GB, dan pada Januari 2016 hingga Januari 2017, Block Chain Bitcoin ukurannya tumbuh
dari 50 GB sampai pada angka 100 GB. Hal ini mencerminkan tumbunya Block Chain
secara signifikan yang tentunya bermanfaat terhadap pencatatan virtual.

Ketika awal dipublikasikan kata "Block" dan "Chain" dituliskan secara terpisah dalam
penelitian asli Satoshi Nakamoto, namun demikian akhirnya dipopulerkan sebagai satu kata
"Blockchain" pada tahun 2016. Istilah blockchain 2.0 didasari pada aplikasi basis data
Blockchain terdistribusi versi baru yang pertama kali muncul pada tahun 2014.

Blockchain generasi kedua lahir sebagai bahasa pemrograman yang memungkinkan


pengguna menulis kontrak cerdas yang lebih canggih, menciptakan faktur yang mampu

7
melakukan transaksi pembayaran pesanan sendiri atau berbagi sertifikat yang secara
otomatis mengirim dividen kepada pemiliknya dengan syarat apabila keuntungan mencapai
suatu tingkat tertentu yang dikehendaki.

Teknologi Blockchain 2.0 memfasilitasi siapapun dalam rangka mengahadapi tantangan


industri global, sebagai alat yang melindungi privasi anggotanya, dan memfasilitasi
kemampuan terhadap pihak pengembang yang diberi kompensasi atas kekayaan
intelektualnya. Teknologi Blockchain hingga tahun 2016, masih bergantung terhadap mesin
oracle off-chain terkait keperluan mengakses data luar atau peristiwa-peristiwa berdasarkan
waktu serta kondisi pasar yang terkait interaksi dengan Blockchain.

Pada tahun 2016, National Settlement Depository (NSD) Federasi Rusia mengumumkan
proyek percontohan yang akan mengeksplorasi penggunaan sistem voting otomatis berbasis
Blockchain. Pada bulan Juli 2016 IBM mendirikan sebuah pusat penelitian inovasi
blockchain di Singapura.

2.3 Cara Kerja atau Mekanisme Blockchain

Cara kerja Blockchain sebagai aplikasi yang melakukan pencatatan pada dasarnya sesuai
dengan mekanisme buku besar, sebagai contoh pengaplikasiannya kami terapkan dalam soal
cerita berikut, Yusril melakukan transaksi pembayaran dengan nominal Rp 50.000 kepada
Zair dengan tujuan melakukan pembelian terhadap satu lusin pena, demikian transaksi
tersebut dicatat pada satu baris dalam satu laman buku besar.

Sekarang bayangkan buku besar tersebut disalin hingga 100 kali lalu didistribusikan.
Setiap salinan buku besar tersebut terdapat catatan transaksi antara Yusril dan Zair.
Kemudian, bagaimana proses pencatatan transaksi berikutnya setelah buku besar
didistribusikan kepada seluruh pemilik dengan kata lain didistribusikan kepada 100 pihak
yang akan secara bersama mencatat transaksi berikutnya dengan tata cara dan nilai yang
sama.

Kasus berikutnya apabila satu salinan buku besar yang dimiliki salah seorang pihak yang
karena suatu alasan tertentu, dia ingin merubah catatan transaksi yang terdapat dalam buku
besar. Namun, tindakan merubah demikian dengan mudah terdeteksi, apabila disesuaikan
dengan 99 salinan buku besar lainnya.

8
Maka dari itu dia harus merubah hampir semua salinan buku besar tersebut, usaha atau
tindakan ini jauh lebih berat jika proses transaksi berikutnya masih berjalan.

Peristiwa demikian dapat diantisipasi atau diaplikasikan melalui Blockchain. Setiap


Block berfungsi sama dengan setiap laman pada buku besar. Setiap transaksi yang tercatat
dari awal hingga terkini akan tersusun secara urut (kronologis) dan diamankan oleh kunci
kriptografis pada setiap Block-nya, sedangkan setiap pemegang buku besar adalah para
Miner dengan kekuatan komputasi dalam rangka menyusun sandi kronologis yang berujung
pada terciptanya satu unit Block.

Ilustrasi cara kerja Blockchain yang lainnya digambarkan sebagai berikut. Terkait
pelaksanaan sistem Blockchain, harus terpenuhi syarat anggota yang cukup banyak demikian
setelah itu dapat terbentuk jaringan Blockchain. Jumlah user dalam pengaplikasian
Blockchain setidaknya terdapat tiga orang pengguna. Apabila masing-masing pengguna
sudah bertemu dan menyepakati ketentuan yang ada, antara pengguna dapat berkomunikasi
melalui akun masing-masing tanpa harus mengetahui identitas asli dari masing-masing
pengguna. Hal yang terkait dengan cara kerja Blockchain sebagai berikut:

1. Folder Kosong

Setiap pengguna memiliki folder kosong yang selanjutnya masing-masing pengguna


akan memperbarui halaman ke folder kosong masing-masing pengguna dengan adanya
transaksi, baik yang dilakukan individu sendiri atau pengguna lainnya. Kumpulan
halaman ini akan menciptakan register yang melacak setiap transaksi.

2. Terjadi Transaksi

Semua pengguna di jaringan dengan halaman kosong dan sebuah pena di tangannya.
Semua pengguna siap melakukan pencatatan menulis transaksi di dalam sistem. Misal
dilakukan transaksi antara pengguna 1 yang mentransfer uangnya dengan nominal
Rp.10.000 kepada pengguna 5, demikian pengguna 1 sebagai pelaku yang melakukan
transfer berteriak pada seluruh pengguna bahwasannya Dia melakukan transfer kepada
pengguna 5, silahkan kalian catat transaksi ini. Seluruh pengguna pun melakukan
pemeriksaan terkait saldo pengguna 1 apakah cukup, apabila dinyatakan cukup maka
seluruh pengguna mencatat transaksinya dan transaksi dinyatakan selesai.

9
3. Transaksi Terus Terjadi

Mekanisme yang sama terus berlanjut terkait transfer yang dilakukan sampai
kapasitas maksimum halaman terpenuhi. Demikian jika halaman dinyatakan penuh dan
tidak mampu menampung transaksi berikutnya, halaman yang penuh disimpan dalam
folder yang disiapkan halaman baru terkait pencatatan yang terus berlanjut.

4. Menempatkan Catatan Transaksi Pada Folder dan Menguncinya

Selanjutnya terkait menyimpan halaman atau catatan transaksi dalam folder,


pengguna menyegelnya dengan segel yang unik dan disetujui setiap pengguna. Akhirnya
folder tersegel dan baik folder asli atau salinan yang diterima setiap pengguna tidak dapat
dirubah. Penyegelan halaman ini adalah inti dari pada mekanisme Blockhain.

2.4 Manfaat Blockchain

Sampai saat ini manfaat Blockchain dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari


mayoritas didominasi aplikasi-aplikasi mata uang kripto atau mata uang virtual. Mulai dari
sistem autentikasi transaksi, sistem manajemen dompet virtual (E-wallet), sistem
manajemen bursa penukaran, dan sebagainya.

Demikian manfaat Blockchain tidak terbatas hanya terkait transaksi mata uang kripto.
Masa depan tentunya menjanjikan pemanfaatan Blockchain yang lebih luas sebagai berikut:

 Pembayaran lintas negara, mekanisme pembayaran lintas negara umumnya menuntut


biaya dan waktu yang lama, sehingga transaksi tingkat ritel mengalami hambatan.
Masalah efisiensi biaya dan waktu ini dapat teratasi dengan penerapan sistem
Blockchain, karena mekanisme transaksi demikian tanpa melibatkan agen kliring
atau bank serta sistem secara otomatis mengkonversi mata uang, sehingga biaya dan
waktu transaksi dapat dipangka demi efisiensi.

10
 Kliring dan Settlement, transaksi produk finansial seperti obligasi, saham dan
kontrak berjangka tentunya terdapat jeda waktu hari dari proses administrasi,
verifikasi, hingga Settlement dana ke akun klien. Inovasi Blockchain akan
mempercepat proses transaksi dengan meringkas proses administrasi, sehingga dana
dapat masuk ke dalam akun dalam waktu singkat.
 Smart Contract, proses jual atau beli barang dan jasa tergantung pada kontrak kerja
sama antara pihak yang bersangkutan. Umumnya, kontrak dengan nilai yang relatif
tinggi pihak penjual dan pembeli memerlukan pihak yang berperan sebagai penengah
yang menjembatani anatar penjual dan permbeli seperti agen kliring dan bank dalam
rangka mengesahkan kontrak. Proses yang dapat dikatakan rumit tersebut dapat
dipersingkat melalui inovasi Blockchain sehingga kontrak dapat disahkan langsung
tanpa keraguan dari kedua pihak.
 Smart Asset, secara konvensional mekanisme manufaktur hingga pengiriman produk
berharga umumnya terdapat proses administrasi (Paperwork) panjang dan rentan
terdampak faktor human-error. Inovasi Blockchain mampu meningkatkan waktu
pencatatan, sehingga konsumen dapat mengakses proses produksi dan distribusi,
serta keaslian produk.
 Identitas (KTP) Digital, saat ini aplikasi identitas digital belum mampu diterapkan
dengan sempurna karena masalah trust-gap dan attack-vulnerabilty pada server
utama. Melalui solusi inovasi Blockchain, kumpulan data identitas digital dapat di
manajemen atau dikelola dengan tingkat keamanan super ketat. Bahkan, identitas
digital dapat menyertakan catatan Smart Asset dan Smart Contract.

2.5 Perkembangan Blockchain di Indonesia

Blockchain di Indonesia berkembang cukup pesat, hal ini ditengarai karena arus
globalisasi yang cukup signifikan. Mayoritas masyarakat Indonesia tentu mengenal mata
uang viartual atau krypto seperti Bitcoin, bahkan trader atau investor pada lini mata uang
virtual kini lumrah ditemui di Indonesia. Kita jumpai bersama pernah seorang mempelai pria
menggunakan Bitcoin sebagai mahar pernikahannya, hal ini tentunya cerminan
berkembangnya mata uang virtual di Indonesia dan sejalan dengan itu Blockchain
mengalami perkembangan yang cukup pesat.

11
Seperti diutarakan Scott Moses Sunarto selaku Founder Indonesia Blockchain
Academy, yang dalam pernyataannya mengatakan perusahaan Blockchain di Indonesia
cukup banyak dan mudah ditemui dikuti dari coinvestasi.com.

Pernyataan yang nyatanya miris dikatakannya bahwa dari banyaknya perusahaan


Blockchain di Indonesia mayoritas atau hampir seluruhnya menggunakan sumber daya ahli
dari luar Indonesia.

Tentunya ironi di negara seperti Indonesia dengan jumlah populasi yang tinggi masih
sulit dijumpai tenaga ahli bidang Blockchain. Demikian sunarto menginisiasi berbagai
Workshop dan Goes to campus dengan tujuan meningkatkan minat milenial khususnya
terhadap bidang Blockchain sehingga kedepannya kita tidak perlu mengimpor tenaga ahli.
Salah satu wadah yang mewadahi minat masyarakat Indonesia akan Blockchain adalah
Indonesia Blockchain Academy ini yang memfasilitasi atau menyajikan pelatihan bagi
masyarakat yang berminat menggeluti Blockchain.

2.5 Hubungan Block Chain dengan Mata Uang Crypto atau Virtual

Sistem buku besar terdistribusi atau Blockchain diperkenalkan tahun 2008 dalam
proposal berjudul, “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System”.

Proposal demikian belum memuat istilah Blockchain, namun konsep dasarnya


diaplikasikan melalui Bitcoin sebagai alternatif pembayaran elektronik melalui
verifikasi peer to peer. Bitcoin tentunya mengusung kemudahan transaksi antara pihak
penjual dan pembeli tanpa perantara pengesahan dari pihak institusional (agen kliring, bank,
dsb.)

Perkembangan revolusioner yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sistem


Bitcoin (dengan dukungan Blockchain) mampu mengesahkan perpindahan kepemilikan
obyek digital dari satu pihak ke pihak lain tanpa pihak penengah dan efek double-spending.

Sebelum inovasi Blockchain ditemukan, obyek digital seperti data file, musik atau
film dengan mudah dapat diduplikasi, sehingga siapa saja yang memiliki salinan asalnya
dapat menyebarluaskan duplikasi kepada pihak lain tanpa batasan. Double-spending adalah

12
fenomena seseorang berusaha memindah tangankan suatu obyek digital kepada pihak lain,
namun obyek digital terkait telah diduplikasi lebih dari satu kali. Tentu saja karena
kelemahan tersebut, obyek digital kehilangan nilainya.

Alternatifnya, transaksi obyek digital harus diverifikasi oleh pihak ketiga atau
penengah seperti misalnya agen kliring (bank) atau server tersentralisasi untuk mengecek
autentikasi di dalam jaringannya. Masalah lain muncul dari ketergantungan terhadap pihak
ketiga, yaitu trust-gap dan attack-vulnerability. Asumsinya, pengguna jasa pihak ketiga
secara terpaksa harus mempercayai (trust-gap) pihak ketiga walaupun server utama suatu
saat dapat diretas oleh pihak tidak bertanggungjawab (attack-vulnerability). Setelah inovasi
Blockchain muncul, masalah double-spending dan ketergantungan pada pihak ketiga dapat
diatasi dengan mudah.

Demikian mengapa Blockchain memiliki keterkaitan erat dengan Bitcoin atau mata
uang virtual lainnya, karena mata uang virtual adalah media utama atau pertama dalam
penerapan Blockchain sehingga kedua sulit dipisahkan. Melalui mata uang virtual yang
menginisiasi sistem Blockchain sebagian masalah utama dapat diatasi. Maka dari itu
hubungan keduanya erat mata uang virtual sebagai media penerapan sistem Blockchain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi Blockchain menciptakan berbagai kemudahan dan dampak positif dari


pada transaksi secara virtual terutama terkait mekanisme pencatatan yang sebelumnya
ditemui celah atau kekurangan. Blockchain menginisiasi perkembangan diberbagai sendi
kehidupan, keamanan setiap transaksi terkait data dan lainnya yang dahulu sangat
diharapkan, kini diwujudkan melalui teknologi Blockchain.

Perkembangannya di Indonesia pun cukup pesat, perusahaan yang membidangi


Blockchain muncul di Indonesia. Keterkaitannya dengan mata uang virtual adalah langkah
awal perkembangan pencatatan virtual. Demikian diharapkan Blockchain kedepannya

13
berkembang dengan cukup pesat bukan hanya dalam transaksi keuangan namun dalam
bidang lainnya yang tentunya menginginkan keamaan data.

3.2 Saran

Kami memiliki harapan dan saran ke depannya Pemerintah lebih memberdayakan


Sumber Daya Manusia dalam negri terkait Blockchain, khususnya kita selaku kaula muda
agen perubahan, mari kita lebih mengenal Blockchain dan berperan serta dalam
mengembangkan Blockchain di Indonesia kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip melalui:
https://id.wikipedia.org/wiki/Blockchain
https://www.seputarforex.com/artikel/bitcoin
https://coinvestasi.com/berita/perkembangan-blockchain-di-indonesia/
https://medium.com/techlab-institute/prinsip-kerja-blockchain-part-1

14
15

Anda mungkin juga menyukai