Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


ARUS DANA INTERNASIONAL

Kelompok :1
Kelas :F

CYNTIA CLARA SIRAIT


1610111075

PROGAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
AGUSTUS 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Arus Dana Internasional” dengan baik.
Makalah ini bertujuan sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen Keuangan
Internasional yang dibimbing oleh Ardhiani Fadila, SST, ME.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulisan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan pembaca dimasa yang
akan datang. Atas perhatian, bimbingan, dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih

Jakarta, 24 Agustus 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar .................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................... 5
II. PEMBAHASAN
2.1 Teori ........................................................................................................................ 6
2.2 Pembahasan............................................................................................................. 8
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 18
3.2 Saran ....................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

3
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak 62 tahun silam, rupiah menjadi mata uang yang digunakan sebagai
alat transaksi yang sah. Namun, siapa sangka mata uang yang dibanggakan
tersebut ternyata tak cukup kuat ditimpa inflasi dan guncangan mata uang lainnya
seperti dolar AS. Bahkan, sebagian masyarakat lebih memilih investasi simpanan
dalam mata uang dolar AS, termasuk para pejabat pemerintahan sebagaimana
tersinyalir dalam artikel di salah satu koran nasional. Alasannya, dolar AS lebih
kuat dibandingkan rupiah. Akibat jatuhnya nilai rupiah terhadap dolar AS tersebut
menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Harga-harga barang
impor melonjak tajam yang juga diikuti lonjakan harga barang dalam negeri. Tak
lepas dari itu, BBM (bahan bakar minyak) pun ikut merangkak naik. Impasnya
banyak perusahaan gulung tikar dan terpaksa melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK). Hal tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran
dan berbagai dampak sosial lain.
Oleh sebab itulah, dari pernyataan diatas, pelaku bisnis terutama
perusahaan multinasional yang berexpansi dan melakukan transaksi secara
internasional tidak lepas dari berhadapan dengan fluktuasi tingkat mata uang
antara suatu negara dengan negara lain. Dari fluktuasi mata uang inilah terdapat
suatu risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan, yakni risiko valas (valuta asing).
Dengan adanya risiko ini menimbulkan dua hal yang akan dihadapi oleh suatu
perusahaan MNC, diuntungkan ataukah dirugikan akibat dari fluktuasi mata uang
suatu negara. Sejauh ini, sudah saatnya kita harus bersikap hati-hati dalam
menghindari kondisi seperti ini karena fluktuasi mata uang tersebut sangatlah
tidak jelas. Dengan demikian, perlunya menerapkan risk management yang baik
dan terstruktur sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perkembangan
mutakhir dari fluktuasi harga valas dunia dan dapat segera mengambil langkah-
langkah pengamanan yang tepat. Dengan demikian kesulitan financial seperti
yang terjadi pada saat krisis ekonomi dapat dihindari.

4
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja komponen inti neraca pembayaran?
2. Bagaimana arus perdagangan internasional?
3. Apa saja faktor arus perdagangan internasional?
4. Bagaimana arus modal internasional?
5. Apa saja organisasi keuangan internasional

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa saja komponen dari neraca pembayaran
2. Untuk mengetahui bagaimana arus perdagangan internasional
3. Untuk mengetahui apa saja faktor arus perdagangan internasional
4. Untuk mengetahui bagaimana arus modal internasional
5. Untuk mengetahui apa saja organisasi keuangan internasional

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diperoleh dari makalah ini adalah:
1. Bagi Pembaca, makalah ini dapat memberikan informasi secara tertulis
mengenai arus dana internasional.
2. Bagi Penulis, berharap dari penulisan makalah ini akan mampu menambah
wawasan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori yang didapat selama
proses perkuliahan.

5
II. PEMBAHASAN

2.1 Teori
A. Pengertian arus dana internasional
Arus Modal Internasional adalah hubungan kausal/timbal balik
antara transaksi perdagangan barang internasional dan modal sebagai salah
satu faktor produksi tertentu akan menimbulkan arus modal secara
internasional karena adanya suatu negara yang memiliki banyak modal dan
ada pula yang mengalami kelangkaan modal. Semakin banyak modal maka
semakin kecil renumerasi (return) yang diperoleh. Demikian
sebaliknya, semakin langka modal semakin tinggi hasil yang diperoleh. Hal
inilah yang menyebabkan timbulnya arus modal internasional yang mengalir
dari suatu wilayah yang kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan
modal.
Secara umum arus modal internasional ini dapat bersifat sebagai berikut :
1) Portofolio Invesment
Yaitu arus modal internasional dalam bentuk asset-aset financial, seperti
saham (Stock), obligasi (Bond) dan commercial paperlain. Arus Portofolio
saat ini paling cepat dan paling banyak mengalir keseluruh penjuru dunia
melalui pasar uang dan pasar modal dipusat pusat keuangan seperti di New
York, London, Paris, Frankfurt, Tokyo, Hongkong, Singapura.
2) Foreign Direct Invesment (Investasi Asing Langsung)
Yaitu Investasi Riil dalam bentuk pendirian perusahaan, pembangunan
pabrik, pembelian barang modal, tanah, dan bahan baku, dan persediaan,
dimana investor terlibat langsung dalam menejemen perusahaan dan
mengontrol penanaman modal tersebut.
Pendirian perusahaan biasanya dimulai dari pendirian atau pembelian
saham dalam bentuk investasi, ini biasanya dilakukan oleh MNC/
Perusahaan Multinasional.
Perbedaan utama antara investasi asing langsung dan investasi portofolio
adalah sebagai berikut:
a) Investasi asing langsung sebagian besar dilakukan oleh korporasi dan jarang
dilakukan oleh individual
b) Kontrol perusahaan multinasional sepenuhnya ada ditangan perusahaan
induk, sedangkan investasi portofolio pengelolaannya dapat dilakukan oleh
manajer-manajer setempat.

6
Sedangkan motif arus modal internasional dari kedua jenis investasi ini adalah:
1. Investasi Portofolio
a. High Return
Yaitu mencari return yang lebih tinggi, yaitu sesuai dengan teori H
suatu negara akan membeli saham atau obligasi dari perusahaan yang
berada di negara lain yang memberikan pengembalian tertinggi.
b. Risk Diversification
Diversifikasi resiko, hal ini sesuai dengan portofolio theory, yang
menyatakan bahwa investasi di berbagai negara akan menghasilkan
return tertentu dengan resiko yang lebih kecil, atau return yang lebih
tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu.
2. Investasi Asing Langsung
a. Mendapatkan return yang lebih tinggi melalui :
1) Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi;
2) Perpajakan yang lebih menguntungkan; dan
3) Infrastruktur yang lebih baik
b. Difersifikasi risiko
Sama dengan penelasan pada point Investasi Portofolio yang
menyatakan bahwa investasi di berbagai negara akan menghasilkan
return tertentu dengan resiko yang lebih kecil, atau return yang lebih
tinggi dapat dihasilkan dengan risiko tertentu.
c. Dapat melakukan direct control, melalui:
1) Ekspansi vertikal yaitu pendirian cabang diluar negeri untuk
menghasilkan input bagi perusahaan induk, misalnya perusahaan
minyak mendirikan cabang diluar negeri dimana terdapat sumber
minyak yang kemudian diproses lebih lanjut di perusahaan induk
2) Ekspansi horizontal yaitu mendirikan cabang diluar negeri dengan
melakukan kegiatan yang hampir sama dengan perusahaan induk
d. Untuk menghindari tariff dan nontariff yang dibebankan kepada
importirdan sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk
subsidi yang diberikan pemerintah lokal untuk mendorong foreign direct
investment tersebut.
Biasanya untuk mengurangi dampak negatif (biasanya monopoli
atau oligopoli) dari perusahaan multinasional, banyak negara membuat
ketentuan agar investasi asing dipadu dengan dana dari dalam negeri
dalam bentuk perusahaan patungan (joint venture). Manfaat yang dapat
diperoleh dari joint venture diantaranya adalah alih teknologi,
pengalaman berusaha, relasi usaha dan mengurangi resiko
ketidakpastian usaha.

7
2.2 Pembahasan
A. Komponen Inti Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payments) adalah neraca pembayaran
merupakan ringkasan transaksi pada suatu negara tertentu antara warga negara
domestik dan asing pada periode tertentu. Neraca ini menggambarkan akuntansi
dari transaksi internasional suatu negara pada satu periode, biasanya selama satu
kuartal atau satu tahun. Neraca ini mencatat transaksi usaha, individu suatu
Negara.
Necara pembayaran dapat dipecahkan ke dalam berbagai komponen.
Komponen yang paling penting adalah necara berjalan dan neraca modal:
1. Neraca Berjalan
Adalah ukuran perdagangan barang dan jasa internasional suatu
negara yang paling luas. Komponen utamanya adalah neraca perdagangan
(balance of trade), yaitu selisih antara ekspor dan impor. Jika impor lebih
tinggi dari ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan.
Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari impor, yang terjadi adalah surplus.
Neraca barang dan jasa (balance of goods and services) adalah
neraca perdagangan ditambah pembayaran dividen dan bunga netto kepada
investor-investor asing dan da
ri investasi di luar negeri, serta penerimaan dan pembayaran yang
berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi lain.
Neraca berjalan mencerminkan neraca barang dan jasa ditambah transfer
unilateral (unilateral transfers), yaitu dana bantuan swasta dan pemerintah
asing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca berjalan :
a. Inflasi
Jika laju inflasi sebuah negara meningkat relatif terhadap negara-
negara mitra dagangnya, neraca berjalannya akan menurun (dengan
asumsi hal-hal lain tidak berubah). Konsumen dan
kerjasama/persekutuan dalam ngara tersebut akan membeli lebih banyak

8
barang dari luar negeri (karena tingginya inflasi lokal), sementara ekspor
ke negara-negara lain akan menurun.
b. Pendapatan Nasional
Jika tingkat pendapatan nasional sebuah negara meningkat dengan
persentase relatif lebih tinggi dari negara-negara lain, neraca berjalannya
akan menurun, cateris paribus. Jika pendapatan riil (yaitu, pendapatan
yang telah disesuaikan dengan inflasi) meningkat, konsumsi barang juga
meningkat.
Contoh: Runtuhnya Tembok Berlin telah mendorong pertumbuhan
ekonomi Eropa pada akhir tahun 1989 dan tahun 1990, yang
menyebabkan meningkatnya permintaan atas barang-barang AS.
Bahkan, AS mengalami surplus neraca perdagangan dengan Eropa Barat
sepanjang 4 bulan pertama tahun 1990.
c. Restriksi Pemerintah
Jika pemerintah sebuah negara mengenakan pajak atas barang-
barang impor (yang sering disebut dengan tarif), harga dari barang-
barang impor tersebut bagi konsumen akan meningkat. Selain tarif,
pemerintah dapat mengurangi impor dengan menciptakan kuota (quota),
atau jumlah maksimum yang bisa diimpor.
d. Nilai Tukar (kurs) Valuta
Valuta tiap negara dinilai dari perspektif valuta lain memakai
konsep nilai tukar (kurs), agar valuta-valuta dapat saling dipertukarkan
dan mempermudah transakti-transaksi internasional. Nilai dari sebagian
valuta berfluktuasi sepanjang waktu karena pengaruh pasar dan
pemerintah. Jika nilai valuta sebuah negara mulai naik relatif terhadap
valuta-valuta negara lain, ceteris paribus, saldo neraca berjalannya akan
menurun. Produk-produk yang diekspor oleh negara tersebut akan
menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengimpor. Konsekuensinya
permintaan atas produk-produk tersebut akan menurun.

9
2. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca Modal mencerminkan perubahan-perubahan dalam
kepemilikan aset jangka panjang dan jangka pendek. Investasi luar
negeri jangka panjang mengukur semua investasi modal antarnegara,
termasuk investasi asing langsung dan pembelian sekuritas yang
berjangka waktu jatuh tempo lebih dari 1 tahun. Investasi asing jangka
pendek mengukur arus dana yang diinvestasikan dalam sekuritas-
sekuritas yang berjangka waktu kurang dari setahun.

B. Arus Perdagangan Internasional


Kanada, Prancis, Jerman, dan negara Eropa lainnya lebih tergantung pada
perdagangan dibandingkan dengan AS. Volume perdagangan ekspor dan impor
Kanada tiap tahun bernilai lebih dari 50% dari produk domestik bruto (PDB)
per tahunnya. Volume perdagangan negara-negara Eropa biasanya berkisar
antara 30% hingga 40% dari PDB masing-masing. Volume perdagangan AS dan
Jepang biasanya berkisar antara 10% hingga 20% dari PDB masing-masing
negara tersebut.
Sebanyak 24% dari total ekspor AS ditujukan ke Kanada, sementara 14%
ekspor AS ditujukan ke Meksiko. Kanada, China, Meksiko, dan Jepang
merupakan eksportir utama AS. Secara keseluruhan, negara-negara tersebut
mencakup lebih dari separuh total impor AS.
a) Tren Neraca Perdagangan AS
Neraca perdagangan suatu negara dapat berubah banyak seiring
waktu. Tidak lama setelah perang dunia kedua, AS mengalami surplus
perdagangan yang sangat besar karena Eropa mengandalkan ekspor AS saat
Eropa sedang dibangun kembali. Selama dekade terakhir, AS mengalami
defisit neraca perdagangan karena tingginya permintaan AS atas barang
impor yang diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan barang
sama yang diproduksi di AS.

10
b) Kesepakatan Perdagangan
Banyak kesepakatan perdagangan yang terjadi selama bertahun-
tahun untuk mengurangi pembatasan perdagangan. Pada Januari 1988, AS
dan Kanada menyepakati suatu fakta perdagangan bebas yang secara
bertahap selesai ditahun 1998. Perjanjian ini mengurangi batasan
perdagangan pada beberapa produk dan meningkatkan kompetisi global
pada sebagian industri. Pada Desember 1993 perjanjian GATT yang
disepakati oleh 117 negara berisi tentang kesepakatan bea masuk (tariff)
yang lebih rendah diseluruh penjuru dunia. Berikutnya, perjanjian NAFTA
disepakati, yang berisi penghapusan batasan-batasan perdagangan antara
Kanada, Meksiko, dan AS. Perjanjian ini merupakan kelanjutan dari
perjanjian tahun 1989 yang berisi pengurangan batasan perdagangan.
NAFTA juga mengurangi sebagian batasan atas investasi asing langsung di
Meksiko.
Selama tahun 1990 an, batasan perdagangan antara negara-negara
Eropa dihapuskan. Salah satu batasan perdagangan yang implisit adalah
berbagai peraturan yang berbeda-beda antara negara-negara tersebut. MNC
tidak dapat menjual produknya diseluruh negara di Eropa karena setiap
negara mempunyai spesifikasi yang berbeda (yang berhubungan dengan
ukuran dan komposisi produk). Standardisasi spesifikasi produk diseluruh
Eropa selama tahun 1990-an menghapus sebagian besar batasan
perdagangan. Digunakan Euro sebagai mata uang tunggal di sebagian besar
negara Eropa juga mendukung perdagangan antar negara Eropa. Euro
menghapus kekhawatiran resiko nilai tukar bagi produsen dan konsumen
Eropa yang melakukan perdagangan dengan negara Eropa lainnya.
c) Ketidaksepakatan dalam Perdagangan
Kebijakan perdagangan internasional turut menentukan perusahaan
mana yang akan memperoleh sebagian besar pangsa pasar dalam industri.
Kebijakan ini mempengaruhi tingkat pengangguran, pendapatan, dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Meskipun kesepakatan perdagangan
telah mengurangi bea masuk dan kuota, sebagian besar negara tetap

11
mempertahankan batasan perdagangan atas produk tertentu guna melindungi
perusahaan domestik negara tersebut.
Mereka yang akan bekerja pada sektor yang sangat terpengaruh
oleh perdagangan internasional cenderung untuk mendukung kebijakan
perdagangan internasional. Umumnya, sebagian besar setuju bahwa
perdagangan bebas akan bermanfaat karena mendorong persaingan lebih
ketat antar perusahaan, yang membuat konsumen dapat memperoleh produk
dengan kualitas tertinggi dan harga rendah. Perdagangan bebas akan
memindahkan produksi ke negara-negara yang dapat melakukannya secara
paling efisien. Pemerintah pada tiap negara ingin meningkatkan ekspor
karena ekspor menghasilkan produksi dan pendapatan yang lebih tinggi
serta menciptakan lapangan kerja.
Banyak pendapat yang tidak setuju dengan bentuk strategi yang
boleh dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pangsa negaranya pada
pasar global. Mereka sepakat bahwa bea masuk atau kuota atas barang
impor akan membatasi perdagangan bebas dan secara tidak adil
menguntungkan perusahaan domestik pada pasar mereka sendiri. Namun
mereka tidak sepakat mengenai apakah pemerintah diperbolehkan untuk
menggunakan batasan perdagangan yang lebih lunak terhadap perusahaan
asing atau memberikan insentif yang secara tidak adil menguntungkan
perusahaan domestik dalam merebut pangsa pasar global. Perhatikan situasi
yang biasa terjadi berikut ini :
1. Perusahaan pada suatu negara tidak terkena batasan lingkungan dan,
karenanya, dapat berproduksi dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan perusahaan di negara lain.
2. Perusahaan pada suatu negara tidak terkena undang-undang tenaga kerja
anak dan dapat berproduksi dengan biaya yang lebih rendah
dibandingkan perusahaan pada negara lain, dengan mengandalkan
tenaga kerja anak-anak pada proses produksinya.
3. Perusahaan pada suatu negara memperoleh ijin pemerintah untuk
menyuap pelanggan besar saat berusaha memperoleh transaksi bisnis

12
pada industri tertentu. Mereka memiliki keunggulan kompetitif
dibandingkan perusahaan negara lain yang tidak diperkenankan
melakukan suap.
4. Perusahaan pada suatu negara memperoleh subsidi dari pemerintahnya,
selama perusahaan mengekspor produknya. Ekspor produk yang
diproduksi dengan bantuan subsidi pemerintah biasanya disebut
dumping. Perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang lebih
rendah dibandingkan pesaingnya dinegara lain.
5. Perusahaan pada suatu negara menerima potongan pajak khusus untuk
industri tertentu. Praktik ini bukan merupakan subsidi, tetapi tetap
merupakan bentuk dukungan keuangan dari pemerintah.
Pada seluruh situasi tersebut, perusahaan pada suatu negara
memperoleh keunggulan diatas perusahaan pada negara lain. Setiap
pemerintahan menggunakan beberapa strategi yang dapat
menguntungkan perusahaan domestik dalam persaingan merebut pangsa
pasar global. Karena itulah perebutan pangsa pasar global mungkin tidak
berlaku adil bagi semua negara. Namun, tidak ada rumusan yang dapat
memastikan persaingan yang adil untuk merebut pangsa pasar.
Meskipun terdapat kemajuan dalam perjanjian perdagangan
internasional, pemerintah selalu dapat menemukan strategi yang akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan domestik dalam mengekspor
barang.

C. Faktor arus Perdagangan Internasional


Karena perdagangan internasional dapat secara signifikan mempengaruhi
perekonomian suatu negara, maka penting untuk mengidentifikasi dan
mengawasi faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang memiliki
pengaruh penting adalah:
1. Dampak Inflasi, jika inflasi suatu negara meningkat relatif dibandingkan
negara-negara rekanan dagangnya, maka neraca berjalan negara tersebut
akan menurun, jika faktor lain tidak berubah. Konsumen dan perusahaan

13
pada negara tersebut mungkin membeli lebih banyak barang diluar negri
(karena tingginya inflasi lokal), sementara ekspor negara tersebut akan
menurun.
2. Dampak Pendapatan nasional, jika tingkat pendapatan suatu negara
(pendapatan nasional) meningkat dalam persentase yang lebih tinggi
dibandingkan dengan negara lain, maka neraca berjalan akan menurun, jika
faktor lain tidak berubah. Ketika pendapatan riil meningkat (setelah
disesuaikan dengan inflasi), maka konsumsi barang akan meningkat.
Persentase peningkatan konsumsi kemungkinan besar mencerminkan
peningkatan permintaan barang asing.
3. Dampak Restriksi Pemerintah, pemerintah suatu negara dapat membatasi
atau menghalangi impor dari negara lain. Dengan menggunakan batasan
tersebut, pemerintah mengacaukan arus perdagangan. Batasan perdagangan
yang paling sering digunakan antara lain adalah bea masuk dan kuota. Jika
pemerintah suatu negara mengenakan pajak atas barang impor (seringkali
disebut bea masuk atau tariff) harga barang asing untuk konsumen secara
efektif meningkat. Selain bea masuk, pemerintah dapat mengurangi impor
melalui kuota, atau jumlah maksimum yang dapat diimpor.
4. Dampak Nilai Tukar (Kurs dan mata uang), mata uang tiap negara dinilai
dalam kaitannya dengan mata uang lain melalui kurs mata uang, sehingga
mata uang dapat ditukar untuk memfasilitasi transaksi internasional. Nilai
dari sebagian besar mata uang dapat berfluktuasi sepanjang waktu karena
kekuatan pasar dan pemerintah. Jika mata uang suatu negara meningkat
nilainya dibandingkan dengan mata uang lain, maka saldo neraca berjalan
akan turun, jika hal lain tidak berubah. Saat mata uang menguat, barang
yang diekspor oleh negara tersebut akan menjadi lebih mahal bagi negara
pengimpor. Akibatnya, permintaan barang tersebut akan berkurang.
5. Interaksi Antar Faktor
Karena faktor – faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan
saling berinteraksi dampak simultan mereka atas neraca perdagangan
sangatlah kompleks, sebagai contoh karena inflasi AS yang tinggi

14
mengurangi neraca berjalan, inflasi tersebut juga menekan nilai dollar untuk
menurun. Karena dollar yang lemah dapat memperbaiki neraca berjalan,
maka sebagian dampak inflasi atas neraca berjalan akan ditutupi oleh
dampak dari melemahnya dollar.

D. Arus modal internasional


Arus modal internasional terjadi karena adanya wilayah yang memiliki
banyak modal (capital-abundant) dan ada pula yang mengalami kelangkaan
modal (capital-scare). Sebagai suatu faktor produksi yang memiliki marginal
product,semakin banyak modal maka semakin kecil renumerasi (return) yang
diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin langka modal semakin tinggi hasil
yang diperoleh. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya arus modal
internasional yang mengalir dari suatu wilayah yang kelebihan modal ke
wilayah yang kekurangan modal.
Secara umum arus modal internasional ini dapat bersifat sebagai berikut:
1. Portofolio Invesment
Yaitu arus modal internasional dalam bentuk asset-aset financial,
seperti saham (Stock), obligasi (Bond) dan commercial paperlain. Arus
Partofolio saat ini paling cepat dan paling banyak mengalir keseluruh
penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal dipusat pusat keuangan
seperti di New York , London, Paris, Frankfur, Tokyo,Hongkong,
hbSingapura.
2. Direct Invesment
Yaitu Investasi Riil dalam bentuk pendirian perusahaan,
pembangunan pabrik, pembelian barang modal, tanah, bahan baku, dan
persediaan, dimana investor terlibat langsung dalam menejemen perusahaan
dan mengontrol penanaman modal tersebut. Pendirian perusahaan biasanya
dimulai dari pendirian perusahaan. Biasanya dimulai dengan pendirian atau
pembelian saham dalam bentuk investasi , ini biasanya dilakukan oleh
MNC/ Perusahaan Multinasional.

15
E. Organisasi keuangan internasional
Berbagai organisasi telah dibentuk untuk memfasilitasi perdagangan dan
transaksi keuangan internasional. Organisasi tersebut yaitu:
1. International Monetary Fund (IMF). IMF didirikan pada tahun 1944 dengan
tujuan utamanya yaitu:
a. Membantu kerjasama antar negara terkait masalah moneter
internasional.
b. Mengupayakan kestabilan kurs mata uang.
c. Menyediakan dana sementara pada negara anggota yang berusaha
mengoreksi ketidakseimbangan pembayaran internasional.
d. Mengusahakan mobilitas arus dana gratis antar negara.
e. Mengupayakan perdagangan bebas.
Salah satu tugas IMF adalah fasilitas kompensasi pendanaan yang
berusaha untuk mengurangi dampak ketidakstabilan ekspor pada
perekonomian negara.
2. World Bank (WB)
World Bank (WB) didirikan pada tahun 1944. Tujuan utamanya
adalah memberikan pinjaman pada suatu negara untuk memperkuat
pembangunan ekonominya. Sumber dana utama adalah penjualan obligasi
dan instrumen utang lainnya pada investor swasta dan pemerintah. Landasan
WB adalah untuk memperoleh laba. Karenanya, pinjaman yang diberikan
bukan hibah tetapi diberikan sesuai tingkat bunga pasar.
3. World Trade Organization (WTO)
World Trade Organization (WTO) didirikan sebagai hasil
perundingan Uruguay Round yang mengarah pada perjanjian GATT pada
tahun 1993. Organisasi ini didirikan sebagai forum negosiasi perdagangan
multilateral dan tunuk menyelesaikan perselisihan perdagangan terkait
perjanjian GATT.
4. International Financial Corporation (IFC)
International Financial Corporation (IFC) dibentuk tahun 1956
untuk membantu pendirian perusahaan dalam suatu negara. IFC bekerja

16
untuk membantu perkembangan ekonomi melalui sektor swasta bukan
sektor pemerintah. Organisasi ini tidak hanya memberikan pinjaman pada
perusahaan tetapi juga membeli sahamnya sehingga menjadi pemilik bukan
hanya menjadi kreditor.
5. International Development Association (IDA)
International Development Association (IDA) didirikan tahun 1960
dengan tujuan untuk membangun perekonomian yang hampir serupa dengan
tujuan World Bank. Namun kebijakan pemberian pinjamannya lebih sesuai
untuk negara yang kurang mampu. IDA memberikan pinjaman dengan
tingkat bunga rendah untuk negara miskin yang tidak dapat memperoleh
pinjaman dari World Bank.
6. Bank For International Settlements (BIS)
Bank For International Settlements (BIS) didirikan untuk
memfasilitasi kerjasama antar negara terkait dengan transaksi internasional.
BIS juga menyediakan bantuan pada negara yang mengalami krisis
keuangan. BIS memegang peranan penting untuk mendukung negara kurang
berkembang saat terjadi krisis hutang internasional pada awal dan
pertengahan tahun 1980 an.

17
III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Komponen – komponen utama dalam neraca pembayaran adalah neraca
berjalan dan neraca modal. Neraca berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan
internasional yang luas. Neraca modal ukuran adalah investasi jangka pendek dan
jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung dan investasi dalam
sekuritas. Neraca berjalan suatu negara dipengaruhi oleh inflasi, tingkat
pendapatan nasional, restriksi pemerintah dan nilai tukar (kurs dan mata uang).

B. Saran
Untuk mahasiswa seharusnya lebih mengetahui perkembangan zaman di
era modern seperti sekarang ini. Lebih memahami dan mengerti tentang arus dana
internasional, karena pada masa sekarang ini semua orang dituntut untuk dapat
bersaing bebas bersama negara lain dalam bidang ekonomi. Untuk memperdalam
lagi pemahaman kita terhadap materi yang bersangkutan dan menyarakan kepada
rekan-rekan untuk mencari referensi yang lain sebagai perbandingan atas apa
yang dijelaskan dalam makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://nurwiddy.wordpress.com/2016/11/30/arus-dana-internasional/. Diunduh pada tanggal 25


Agustus 2018, pukul 19:00 WIB.

http://lilisariyani.blogspot.com/2012/11/arus-dana-internasional.html. Diunduh pada tanggal 25


Agustus 2018, pukul 21:00 WIB.

http://lonelygirl302.blogspot.com/2012/09/arus-dana-internasional.html. Diunduh pada tanggal


27 Agustus 2018, pukul 20:30 WIB.

http://aurora-game.blogspot.com/2014/11/makalah-perdagangan-internasional.html. Diunduh
pada tanggal 28 Agustus 2018, pukul 19:00 WIB.

19

Anda mungkin juga menyukai