“KEUANGAN DERIVATIF ”
Dosen Pengampu : Dr. Atim Djazuli, SE.,MM.
Disusun Oleh :
Ainy Nurhidayati F 165020201111043
Pasar keuangan dunia tumbuh dengan pesat antara lain dengan ditandai
adanya penemuan produk keuangan generasi baru guna mendapatkan hasil yang
tinggi dengan tingkat risiko yang terkendali. Beberapa produk dimaksud
dinamakan dengan transaksi ”Derivative”. Sejak tahun 1980-an, transaksi
derivatif berkembang sangat pesat dan banyak perusahaan besar tingkat dunia
mempergunakan instrumen ini guna mendapatkan sumber pendanaan yang
murah. Bagi yang meguasai dan dapat mengelola produk derivatif akan
mendapatkan minimalisasi risiko dengan maksimalisasi hasil. Sebaliknya,
terhadap para pihak yang kurang mengenal secara mendalam dan tidak dapat
mengelola secara benar, maka bukannya hasil maksimal yang diperoleh, tetapi
kerugian yang sangat besar. Ibaratnya, instrumen derivatif bagaikan pedang
bermata dua yang dapat berfungsi sebagai sarana konstruktif, sekaligus bisa
destruktif. Transaksi derivatif itu sendiri sebenarnya merupakan bentuk
instrumen keuangan yang dipakai untuk mengurangi risiko yang muncul akibat
pergerakan harga.
Pengertian Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrument
keuangan (financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada
nilai dari aktiva, instrument, atau komoditas yang lain. Definisi ini bisa didapat
di berbagai situs di internet maupun buku-buku teks. Secara ringkas, bisa
dikatakan bahwa derivative hanya ada kalau aktiva, instrumen, atau komoditas
lain sebagai instrument utamanya ada. Contoh dariderivatif adalah opsi right.
Selain pengertian derivative, ada satu istilah yang berkaitan eratdengan
derivative yaitu “manajemen risiko”.Manajemen risiko dapat didefinisikan
sebagai proses keseluruhan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan
meminimalkan pengaruh dari ke tidak pastian suatu kejadian.
1
2. Apa saja Jenis Instrumen Keuangan Derivatif?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Keuangan Derivatif
2. Mengetahui Jenis Instrumen Derivatif
3. Meningkatkan kemampuan, serta menambah wawasan tentang Keuangan
Derivatif
BAB II
PEMBAHASAN
Instrumen keuangan derivatif bisa diartikan sebagai instrumen keuangan
yang nilainya tergantung dari (diturunkan, derive from) nilai aset yang menjadi
dasarnya (underlying asset). Instrumen derivatif relatif belum banyak
diperdagangkan di Indonesia. Tetapi, instrumen tersebut mempunyai potensi yang
besar untuk membantu manajemen risiko. Dengan demikian pemahaman
mengenai mekanisme instrumen ini akan sangat bermanfaat, meskipun belum bisa
langsung diaplikasikan. Adapun jenis instrumen keuangan meliputi: (1) Forward
(2) Futures (3) Opsi (4) Swap (5) Waran dan Konvertibel.
2.1 FORWARD
Instrumen forward barangkali merupakan instrumen keuangan derivatif
yang paling tua. Kontrak forward bisa dibedakan dengan kontrak spot. Contoh
2
kontrak dan dan kurs spot yang sering kita jumpai adalah pada valuta asing.
Misalkan, surat kabar menyajikan informasi kurs Rp.5 adalah Rp.9.000,00/$.
Biasanya kurs tersebut adalah kurs spot. Kurs spot mempunyai arti sebagai berikut
ini. Jika kita ingin membeli (menjual doalr) , berarti kita harus menyediakan
(memperoleh) rupiah sebesar Rp.9.000,00 . Dolar akan kita terima saat ini juga
( pada saat transaksi dilakukan). Transaksi spot dengan demikian mempunyai arti
kurs berlau saat ini dan penyerahan barang dilakukan juga pada saat ini.
Kurs forward berbeda dengan kurs spot dalam hal penyebaran barangnya.
Misalnya kurs forward 3 bulan untuk Rp.5 adalah Rp.9.400,00/$ . Kurs semacam
ini berati bahwa kita bisa membeli (menjual) dolar dengan kurs Rp.9.400,00
(ditetapkan saat ini), tetapi perolehan (penyerahan) dolar dilakukan tiga bulan
mendatang. Tiga bulan mendatang, kita harus menyediakan ( memperoleh ) rupiah
sebesar Rp.9.400,00 jika kita membeli (menjual) dolar forward . Tidak seperti
kurs spot , kurs forward tidak banyak dipublikasikan , karena perdagangan
forward untuk Rp.5 barangkali belum banyak dilakukan . Untuk mata uang besar ,
perdagangan forward sudah biasa dilakukan . Sebagai contoh perdagangan antara
$ dengan Yen Jepang sudah biasa dilakukan dipasar forward.
Bagan berikut ini menunjukkan contoh kurs spot dan forward untuk mata
uang didunia. Seperti yang disajikan oleh Wall Street Journal. Terlihat untuk mata
uang yang mempunyai nilai transasaksi yang besar dengan dolar AS, kurs forward
dicantumkan . Jangka waktu forward bisa mencapai 3 bulan. Untuk jangka waktu
yang lebih lama. Perundingan secara langsung bisa dilakukan dengan penjual
forward . Untuk mata uang yang lebih kecil, seperti rupiah, perundingan dengan
penjula forward bisa dilakukan
3
Forward bisa dipakai untuk manajemen resiko. Lebih spesifik lagi forward
bisa dipakai untuk hedging (lindung nilai), Misalkan seorang importir Indonesia
membeli barang dari Amerika Serikat senilai S1 Juta (satu juta dolar) . Barag
sudah dikirimkan sekarang dan ( dan dijual sekarang )tetapi pembayaran jatuh
tempo buan mendatang . Saat ii kurs Rp/$ adalah Rp/9.400,00/$ . Misalkan barang
dijual dengan harga Rp.10.000,00 , kemudian harga perolehan dipatok
Rp.9.000,00 ( sesuai dengan kurs Rp/$ saat ini). Untung rugi bisa dihitung sebagai
berikut :
4
tersebut , rupiah bisa menguat ataupun melemah . Kolom 3 dan 4 menyajikan laba
rugi jika kurs Rp/$ berubah dari Rp.9.000,oo/$ Pada kolom 3 misalkan rupiah
melemah menjadi Rp.12.000,00/$ . Pada situasi ini perusahaan mengalami
kerugian sebesar Rp.2.000,00 Pada kolom 4 jika rupiah menguat , perusahaan
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.000,00 per produknya , karena perusahaan
menyediakan rupiah yang lebih sedikit.
Perusahaan dalam hal ini mengalami ketidakpastian perubahan kurs,
perusahaan bisa membiarkan kondisis tersebut seperti apa adanya. Tatapi tugas
perusahaan adalah membuat produk yang bisa memuaskan kebutuhan pelanggan,
bukan berspekulasi terhadap arah pergerakan kurs. Untuk menghindari
ketidakpastian tersebut, perusahaan tersebut bisa memasuki kontrak forward yaitu
dengan cara membeli dolar forwatd. Misalkan kurs forward tiga bulan untuk Rp/$
adalah Rp.9.000,00/$ akan sama seperti kurs saat ini. Dengan kontrak tersebut
perusahaan bisa membeli $1 dengan harga Rp.9000,00. Penyairan dolar tersebut
dilakukan tiga bulan mendatang (kurs ditetapkan saat ini). Dengan memasuki
kontrak tersebut perusahaan bisa menetapkan cost (harga produk produksi)
dengan pasti yaitu Rp.000. Bagan berikut ini menyajikan perhitungan laba rugi
setelah perusahaan memasuki kontrak forward dolar AS.
Tabel 2 Laba/Rugi untuk Kurs yang berbeda (dengan Hedging)
5
Posisi kontrak seperti ini yang dijalankan dimuka, juga bisa digambarkan
melalui grafik. Importir indonesia membutuhkan dolar AS tiga bulan mendatang.
Posisi butuh tersebut bisa dikatakan dengan bahasa yang lebih teknis sebagai
posisi short dolar AS . Posisi jual dolar A juga merupakan istilah lain. Posisi
importir yang dihadapi tersebut sering disebut sebagai posisi spot, atau posisi
kasnya. Dengan kata lain, kita bisa mengatakan perusahaan tersebut mempunyai
spt berupa short dolar . Gambar berikut ini menyajikan struktur Pay-off posisi
tersebut.
Posisi short dolar digambarkan sebagai garis miring 45’ dengan slope -1 .
Kenapa digambarkan demikian? Jika tiga bulan mendatang kurs rupiah menguat
menjadi Rp.8.000,00/$ untuk membeli$1, dia harus menyediakan Rp 8.000,00/$ .
Importir indonesia tersebut bisa menghemat sebesar Rp 1000,00 (9000-8000)
dibandingkan dengan kurs saat ini. Sebaliknya jika kurs rupiah melemah menjadi
Rp.10.000,00/$ importir tersebut harus menyediakan Rp 10.000,00 untuk
membeli satu dolar, yang berarti harus menyediakan Rp 1.000,00 lebih banyak
dibandingkan dengan kurs saat ini. Importir tersebut mengalami kerugian sebesar
6
Rp 1000,00 Jika titik-titik yang menghubungkan kerugian/keuntungan dengan
kurs, maka akan diperoleh garis miring 45’ dengan slope -1 seperti dalam gambar
diatas.
7
pasar sebenarnya lebih rendah (Rp 8000,00 ). Sebaliknya jika kurs menjadi
Rp.10.000,00/$ , perusahaan memperoleh keuntungan ,karena membayar $1
dngan rupiah yang lebih sedikit (Rp.9000,00).
Jika posisi spot dan forward digabungkan, maka kita akan meperoleh
posisi gabungan sebagai berikut ini. Posisi gabungan menunjukkan bahwa
kerugian dari posisi spot akan dikompensasi oleh keuntungan dari posisi forward.
Sebaliknya, jika posisi spot memperoleh keuntungan , posisi forward mengalami
kerugian. Gabungan spot dan forward menghasilkan garis mendatar . Garis
tersebut menunjukkan bahwa perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap
keuntungan/kerugianperusahaan tersebut. Bagan berikut ini menunjukkan posisi
gabungan antara posisi spot dengan forward yan dipunyai oleh importir indonesia
tersebut. Pada bagian berikutnya, disajikan tabel yang menjelaskan situasi tersebut
dengan angka-angka.
8
Tabel 3 Gabungan Posisi Spot dengan Forward
2.2 FUTURES
9
jatuh tempo. Fleksibilitas semacam itu menguntungkan di satu sisi (karena bisa
mengakomodasi, kebutuhan yang berbeda-beda), di lain pihak, fleksibilitas
semacam itu tidak menguntungkan . Fleksibilitas semacam itu cenderung
menghambat likuiditas. Produk yang tida standart tersebut menjadi lebih sulit
diperdagangkan. Jika likuiditas kecil, maka biaya transkasi menjadi lebih besar.
Biaya hedging dengan demikian akan semain tinggi jika likuiditas rendah.
10
Secara spesifik, berikut ini contoh informasi perdagangan futures (Lihat
bagan berikut) atas emas di Bursa Berjangka Jakarta. Terlihat bahwa futures
menggunakan features yang standart . sebagai contoh, future atas emas
mempunyai nilai kontrak sebesar 1 kilogram (1.000 gram), jatuh tempo setiap dua
bulan. Dengan standarisasin semacam itu, instrumen futures menjadi lebih mudah
di perjualbelikan. Likuiditas futures meningkat, dan biaya transaksi futures lebih
renda dibandingkan dengan biaya transaksi forward . kemudian, denga
menggunakan mekaisme marking to market, akumulasi kerugian pada saat jatuh
tempo bisa dikurangi. Karena di pasar futures pihak-pihak yang terkait menjual
atau membeli futures dari bursa keuangan (bukannya langsung dari pihak pembeli/
penjual), risiko default (tidak bisa membayar) juga akan berkurang. Bursa
11
keuangan dalam hal ini mempertemukan pembeli dan penjual, dan bursa keuangan
yang akan menjamin kontrak futures tersebut.
12
pada rekeningnya di bursa keuangan. Jika ia menahan keuntunganya, maka
simpananya menjadi $5.500 ($3.000 + $2.500).
Pada hari kedua kurs $/DM turun menjadi $0,55. Pedagang tersebut
mengalami kerugian sebesar $15.000 (($0,67 - $0,55) x DM125.000), dan
kerugian tersebut diambil dari rekeningnya yang berada di bursa keuangan.
Karena kerugian tersebut cukup besar ($15.000) , simpanan di bursa keuangan
terkuras habis .Simpanan tersebut menjadi negative $9.500, padahal saldo
minimal yang harus dicapai adalah $2.000. Dalam situasi ini, pedagang tersebut
akan memperoleh margin call dari bursa keuangan, yang isinya meminta
perdagangan tersebut menyerahkan uang agar saldo minimal terpenuhi . Dalam
hal ini pedagang tersebut harus menyerahkan minimal $11.500 ($9.500 + $
2.000). Jika pedagang tersebut tidak mampu bayar , maka kontrak futures akan
dihapus, pedagang tersebut tidak berhak lagi atas kontrak futures tersebut. Missal
pedagang tersebut membayar kas tambahan sehingga kontrak futures masih
berlaku uang simpanan pedagang tersebut menjadi $2.000.
Misalkan pada hari ketiga futures jatuh tempo dan kurs yang terjadi adalah
$0,45, kerugian yang dialami adalah $12.500 [($0,55/DM - $0,45/DM)x
DM125.000]. Pedagang tersebut kemudian menambah kas tambahan sebesar
$12.500 untuk menjaga saldo minimal. Kemudian pedagang tersebut membeli
(memperoleh) DM 125.000 dengan menyerahkan dolar sebesar $0,45 x DM
125.000 = $56.250
Kerugian total yang dialami oleh pembeli futures trsebut adalah +$2.500 -
$15.000 - $22.000. Kerugian tersebut sama dengan kerugian pada kontak forward,
dengan kurs yang sama. Jika kontrak forward yang dibeli, dengan kurs $0,65 /
DM, maka dengan posisi long, kerugian yang diperoleh adalah -$22.000 atau
$0,45/DM - $0,65/DM x (DM125.000). Perbedaanya adalah “ timing” aliran kas
yang diterima. Dalam kontak forward, kas akan diterima sekaligus pada akhir
kontrak, sedangkan pada waktu kontrak tidak lama, maka present value dari aliran
kas kontrak forward dengan present value dari aliran kas kontrak futures tidak
banyak berbeda.
13
Ringkasan proses marking to market bisa dilihat dalam tabel berikut ini :
14
mekanisme marking to market, akumulasi kerugian pada akhir periode bisa terjadi
dan bisa membuat perusahaan yang membeli futures mengalami kebangkrutan.
2.3 OPSI
Sebagai contoh misal kita membeli opsi call dolar dengan harga eksekusi
Rp 9.000/$. Jika harga kurs Rp/$ menjadi Rp 10.000/$, kita akan mengeksekusi
opsi kita. Hal tersebut berarti kita bisa membeli satu dollar AS dengan harga yang
lebih murah dari harga pasar. Dengan kata lain kita memperoleh keuntungan
sebesar Rp1.000. Jika kurs Rp/$ turun menjadi Rp 8.000/$, kita akan mengalami
kerugian jika mengeksekusi hak kita, karena membeli dolar dengan rupiah lebih
banyak dibandingkan dengan jika beli dari pasar. Karena itu, kita tidak perlu
mengeksekusi hak kita dalam situasi tersebut. Dengan demikian kita tidak
memperoleh keuntungan atau kerugian dalam situasi tersebut.
15
Tentunya hal semacam itu terlalu menguntungkan bagi pembeli opsi
(karena tidak pernah rugi). Semua orang ingin membeli opsi call, tidak ada yang
ingin menjual. Tentunya situasi semacam itu tidak akan terjadi. Pada
kenyataannya, pembeli opsi akan membayar fee (disebut juga sebagai premi atau
harga opsi) tertentu kepada penjual opsi. Misal opsi call diatas mempunyai harga
atau premi sebesar Rp200, jika kurs Rp/$ menjadi Rp 10.000 pembeli opsi
memperoleh untung bersih sebesar Rp 1.800 (10.000-9.000-200). Sebaliknya,
penjual opsi memperoleh kerugian sebesar Rp 1.800. Jika kurs turun menjadi Rp
8.000 , pembeli opsi tidak mengeksekusi haknya, dan membiarkan kontrak opsi
berakhir. Dia mengalami kerugian sebesar premi yang dibayarkan dan penjual
opsi memperoleh keuntungan (Rp200). Perhatikan bahwa, keuntungan (kerugian)
penjual opsi menjadi kerugian (keuntungan) pembeli opsi. Maka opsi sering
dikatakan sebagai zero-sum game, yaitu permainan yang bila dijumlah akan
menghasilkan nol. Berikut bagan yang menggambarkan sturktur payy-off pembeli
dan penjual opsi.
Dalam bagan tersebut, transaksi opsi bisa dilihat sebagai zero-sum game.
Keuntungan pembeli opsi menjadi kerugian penjual opsi dan sebaliknya.
Sedangkan untuk opsi put menunjukkan hak untuk menjual suatu saham dengan
harga tertentu pada waktu tertentu (atau sebelumnya). Untuk opsi put, berikut ini
bagan yang menyajikan kerugian dan keuntungan pembeli dan penjual opsi put,
dengan memasukkan premi (misal sebesar Rp150) untuk opsi put.
16
Bagan 6 Struktur Pay Off Opsi Put
17
150. Kerugian tersebut menjadi keuntungan penjual opsi put. Sama seperti opsi
call, opsi put menghasilkan zero-sum game.
Sama halnya dengan forward futures, opsi juga bisa digunakan untuk
hedge (manajemen risiko). Kembali ke contoh importir di muka, yang membutuhkan
dolar tiga bulan mendatang. Posisi spot importir tersebut adalah short dolar, yaitu
garis miring 45 derajat dengan slope-1. Bagaimana melakukan hedge dengan
instrumen opsi? Yang perlu dilindungi adalah posisi negatif, yaitu posisi diatas Rp
9.000/$ (lihat bagan 2 di muka). Opsi call bisa mengkompensasi kerugian yang terjadi
jika kurs rupiah melemah (di atas Rp 9.000/$). Bagan berikut ini menunjukkan hedge
semacam itu (diasumsikan premi opsi adalah 0).
2.4 SWAP
18
Swap merupakan pertukaran aliran kas antara dua pihak. Misalkan ada dua
perusahaan yang mempunyai neraca sebagai berikut ini.
PT A PT A
______________________ ______________________
Aset 12% Pinjaman Aset 12% Pinjaman 10%
LIBOR +2% LIBOR +4%
Misalkan LIBOR meningkat menjadi 12%, berikut ini spread yang diperoleh PT A
dan B:
Jika LIBOR turun menjadi 3%, berikut ini spread yang diperoleh PT A dan B:
19
PT A PT A
______________________ ______________________
Aset 12% Pinjaman 10% Aset 12% Pinjaman 10%
LIBOR +4% LIBOR +2%
20
Perhatikan bahwa triple B (BBB) mempunyai risiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan triple A (AAA). Karena itu BBB membayar tingkat bunga
lebih tinggi dibandingkan AAA baik di pasar mengambang maupun di pasar tetap.
Tetapi perbedaan antara AAA dengan BBB (premi risiko) berbeda di pasar
mengambang (0,5%) dan tetap (2%). Misalka AAA ingin meminjam di pasar
mengambang sementara BBB ingin meminjam di pasar tetap. Asimetri premi
risiko tersebut bisa dimanfaatkan untuk menghemat bunga melalui swap,
sedmikian rupa sehingga AAA akan membayar bunga lebih rendah dari 12%.
Pembicaraan lebih lanjut bisa dijumpai di buku teks manajemen keuangan
internasional.
2.5.1 Waran
21
haknya,maka penjual opsi akan menyediakan saham untuk pembeli opsi call
tersebut. Dengan demikian,saham akan berpindah tangan,tidak ada saham baru
diterbitkan.
Kaitan antara harga waran dan harga saham sama dengan kaitan harga opsi
dengan harga saham. Harga waran tidak akan pernah lebih besar dibandingkan
dengan harga sahamnya. Dari contoh diatas, harga saham tidak akan lebih dari
Rp.400. Investor akan lebih baik membeli saham langsung dari pasar. Sebalinya,
harga waran tidak akan lebih rendah fari harga pasar dikurangi harga eksekusi.
Contoh,misal harga eksekusi Rp.100,00(500-400). Jika harga waran lebih rendah
dibandingkan 100 akan terjadi proses arbitrase, contoh jika harga waran
Rp.50,00 ,maka investor akan membeli waran. Dia berhak mengeksekusi haknya
dengan membeli saham pada harga eksekusi yaitu Rp.400,00. Ia bisa menjual
sahamnya di pasar dengan harga 500. Keuntungan bersih yang ia peroleh adalah
50,00 (500-400-50). Dengan demikian harga waran dibatasi oleh harga pasar
saham(batas atas) dan harga pasar –harga eksekusi (batas bawah).
22
obligasi konvertibel tersebut ditukar menjadi saham. Obligasi konvertibel mirip
dengan obligasi yang disertai waran. Perbedaanya ,waran bisa langsung
dipisahkan dari obligasi sedangkan hak pembelian obligasi konvertibel tidak bisa
dipisahkan dari obligasinya.
P= +...... +
P = 92.790,45
Nilai konvertibel akan lebih besar dibandingkan dengan nilai obligasi
biasa,karena konvertibel bisa ditukar menjadi saham jika harga saham lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai obligasi.Nilai pertukaran adalah nilai obligasi jika
obligasi tersebut langsung ditukar menjadi saham.
23
dengan nilai obligasi). Karena itu hak opsi mempunyai nilai . Harga obligasi
konvertibel bisa ditulis sebagai berikut :
Harga konvertibel = nilai yang lebih tinggi (obligasi biasa,nilai konversi)+ Nilai
opsi
24
barangkali lebih rendah dibandingkan kerugian tersebut. Akan lebih
menguntungkan jika perusahaan menerbitkan obligasi biasa. Jika harga saham
turun,pemegang waran/konvertibel tidak akan menukarkan menjadi saham.
Perusahaan membayar bunga yang lebih rendah,dan dengan demikian
memperoleh keuntungan. Dalam situasi ini,obligasi waran/konvertibel akan lebih
menguntungkan . dengan demikian jika harga saham turun ,waran/konvertibel
akan lebih menguntungkan,sedangkan jika harga saham naik,obligasi biasa lebih
menguntungkan.
2.5.3.3 Ringkasan
25
mendatang. Sayangnya ,kita tidak bisa memperkirakan secara pasti harga saham
di masa mendatang. Juga keuntungan/kerugian akan sangat tergantung ,tidak
hanya naik atau turun tetapi seberapa besar harga saham turun atau meningkat.
Perkiraan pasti semacam itu juga semakin sulit dilakukan.
Alasannya adalah biaya bunga yang lebih rendah karena adanya pemanis.
Secara keseluruhan diharapkan waran/konvertibel bisa menurunkan total biaya
keseluruhan. Tetapi, alasan tersebut tidak masuk akaldi pasar yang efisien. Berikut
ini beberapa alasan yang lebih masuk akal kenapa perusahaan menerbitkan
waran/konvertibel .
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
Untuk kesempurnaan makalah ini diharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca agar makalah ini lebih baik kedepannya. Terima kasih
28