Anda di halaman 1dari 63

Metode Penilaian Investasi

Ada 5 metode penilaian investasi yang biasa di pergunakan yaitu :


1. Pay Back Period (PB) :
Mengukur berapa lama jangka waktu pengembalian investasi, oleh karena itu satuan
ukuran yang digunakan adalah satuan waktu tahun, bulan, minggu dst. Metode pay back
period belum memperhitungkan nilai waktu dari uang di mana Cash Flow setiap periode
nya belum di present value kan.
2. Discounted Pay Back Period (DPB) :
Sama seperti metode pay back period, mengukur berapa lama jangka waktu
pengembalian investasi, yang membedakannya adalah cash flow setiap periodenya
sudah di “present value kan” atau sudah di “diskontokan” dengan tingkat bunga atau “rate
of return” yang disyaratkan. Metode Discounted Pay Back (DPB) dipakai untuk mengatasi
kelemahan metode Pay Back karena pada kenyataannya uang dengan nilai nominal
yang sama nilainya berbeda setiap periodenya, analoginya 10 juta uang sekarang tidak
sama nilainya dengan 10 juta lima tahun yang akan datang.
3. Net Present Value (NPV)
Sesuai dengan namanya “Net Present Value” yang berarti present value neto atas cash
flow yang berarti selisih antara Total Present Value dengan “Initial Cash Flow” atau
investasi awal. Investasi awal berarti semua pengeluaran untuk investasi yang belum
menghasilkan cash flow. Jika NPV positif berarti terjadi pertambahan kemakmuran, oleh
karena jika NPV positif maka proyek yang di usulkan layak diterima, bahkan ada
pendapat yang menyatakan bahwa jika NPV sama dengan nol juga layak diterima
dimana total present value yang dihasilkan atas investasi proyek dengan tingkat bunga
yang disyaratkan sama besar dengan besarnya investasi yang di keluarkan.
4. Internal Rate of Return (IRR)
Yaitu suatu tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash flow dengan
initial investment, dimana pada tingkat bunga tersebut present value cash flow yang
dihasilkan setiap periodenya jika di total sama besarnya dengan Investasi awal. Untuk
itu Initial Investment (investasi awal) ada di periode ke nol dan arus kasnya di beri tanda
negatif yang berarti adalah pengeluaran-pengeluaran kas untuk berbagai pengeluaran
aktiva tetap dsb. Untuk mencari IRR jika dengan program exel begitu mudah tinggal ketik
sama dengan (semua perhitungan exel diawali dengan tanda “= IRR” terus ‘kurung buka”
blok arus kas dari tahun ke nol (cash flow tahun ke nol negatif) sampai dengan akhir
tahun investasi terus ‘kurung tutup” kemudian tinggal enter maka akan langsung di
dapatkan tinggal bunga IRR yang dicari dan jika hasil yang ditampilkan dalam persen
maka pada “cell cursor” di seting dalam persen. Untuk perhitungan secara manual atau
konvensional dengan cara “trial and error” akan di bahas secara khusus pada bagian
tersendiri.
5. Profitability Index (PI) kadang di sebut juga Benefit Cost Ratio (BCR)
Yaitu membandingkan Total Present Value Cash Flow (PVCF) dengan Investasi Awal,
jika rasio PI > 1 maka usulan proyek investasi di terima
Contoh.1 (diambil dari file exel bunga majemuk sheet 1)
Misalkan ada suatu proyek jangka waktu 5 tahun dengan investasi 30 ribu dengan cash flow
seperti pada tabel dengan biaya modal (bunga) atau discounta factor = df 15%
Tahun Cash Flow (CF) df (discount factor) 15% PVCF
n
kolom 1 kolom 2 1/(1 + 0,15) kolom 3 kolom 2 x kolom 3 = kolom 4
0
0 -30.000 1/(1+0) =1,000000 – 30.000
1
1 5.000 1/(1,15) =0,869565 4.347,83
2 10.000 1/(1,15)2=0,756144 7.561,44
3
3 20.000 1/(1,15) =0,657516 13.150,32
4
4 14.000 1/(1,15) =0,571753 8.004,55
5
5 7.000 1/(1,15) =0,497177 3.480,24
Total PVCF 36.544,37
Net Present Value 6.544,37
Evaluasi proyek tersebut dengan metode :
a. Pay Back Period (PB)
b. Discounted Pay Back Period
c. Net Present Value (NPV) sudah di jawab lihat tabel
d. Internal Rate of Return (IRR)
e. Profitability Indeks
Jawab :
a. Pay Back Period (PB)
CF yang dibutuhkan untuk Investasi Kembali
PB = Tahun sebelum Investasi Kembali +
CF di tahun Investasi telah kembali
Kalau kita jumlahkan Cash Flow dari tahun pertama dan tahun ke dua jumlahnya 15.000
sedangkan investasinya 30.000 jadi pada tahun ke dua investasi belum kembali dan cash
flow yang dibutuhkan masih 15.000 lagi supaya investasi tersebut kembali sepenuhnya.
Baru di tahun ke tiga investasi sudah kembali, oleh karena itu :
15.000
PB = 2 + = 2,75 tahun atau 2 + 0,75x12 = 2 tahun 9 bulan
20.000
b. Discounted Pay Back Period (DPB)
Prinsipnya sama dengan metode Pay Back hanya saja pada metode Discounted Pay
Back yang dipakai adalah Present Value Cash Flow atau Cash Flow yang sudah di
diskontokan. Jika Present Value Cash Flow (PVCF di kolom 4) tahun pertama hingga
tahun ke tiga kita jumlahkan jumlahnya baru mencapai 25.059,59 berarti pada tahun ke
tiga investasi tersebut belum kembali dan masih di butuhkan 4.940,41 supaya investasi
tersebut kembali sepenuhnya, oleh karena itu :
4.940,41
DPB = 3 + = 3,617 tahun atau 3 + 0,617x12 = 3 tahun 7,4 bulan
8.004,55
c. Net Present Value (NPV)
Jika kita jumlahkan PVCF dari tahun pertama hingga tahun ke lima hasilnya 36.544,37
sementara investasi yang dikeluarkan sebesar 30 ribu oleh karena selisih bersih (neto)
NPV = 6.544,37 (bisa dilihat di tabel)
d. Internal Rate of Return (IRR)
NPV r1
IRR = r1 + x (r2 – r1)
NPV r1 – NPV r2
di mana syaratnya :
r1 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
r2 = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
r2 > r1
Untuk mencari IRR dengan metode trial and error atau coba coba atau dengan kata lain
dengan metode konvensional bukan dengan program misalnya excel di sini dengan cara
melakukan “interpolasi”. Dari jawaban pertanyaan c tentang Net Present Value (NPV) di
ketahui bahwa pada tingkat bunga 15% menghasilkan NPV 6.544,37 yang mana
merupakan NPV positif, di sini berarti r1 = 15%. Langkah berikutnya adalah mencari
tingkat bunga r2 yang akan menghasilkan NPV negatif yaitu dengan cara menaikan
tingkat bunganya, sesuai dengan karakteristik present value yaitu jika semakin tinggi
tingkat bunganya dan semakin lama periodenya maka nilainya akan semakin kecil.
Pertanyaannya adalah berapa tingkat bunga r2 tersebut dan bagaimana cara mencarinya
atau menebaknya ?. Jawabannya adalah di sini kita bebas menentukan tingkat bunga r2
tersebut yang penting telah menghasilkan NPV negatif tidak peduli seberapa besar
tingkat/nilai negatifnya dengan cara menaikan tingkat bunga di atas tingkat bunga r1
sampai mendapatkan NPV negatif. Jika tingkat bunga r2 masih menghasilkan NPV positif
maka tingkat bunga tersebut harus di naikan lagi sampai mendapatkan NPV negatif.
Hanya saja jika nilai negatifnya terlalu besar atau semakin jauh dari nol tingkat akurasi
yang diperoleh juga semakin jauh ketepatannya, tetapi secara konsep jawaban yang
dihasilkan tersebut tetap benar meskipun tidak seakurat jika menggunakan program
excel. Baiklah supaya Anda benar benar paham di sini akan dipakai dua tingkat bunga r2
yang sama-sama menghasilkan NPV negatif yaitu 23,1% dan 30%. Pada tingkat bunga
23,1% mewakili dekat dengan nilai akuratnya sementara yang 30% mewakili jauh dari
nilai akurat, dimana pedoman nilai akurat di sini adalah jika dijawab dengan program
Excel. Dari lampiran excel “bunga majemuk” di sheet 1 pada tingkat bunga 23,1%
diperoleh NPV = – 44,63 sementara pada tingkat bunga 30% diperoleh NPV = –
4.346,27. Sehingga jika diselesaikan dengan cara Interpolasi sbb :
Jika r2 = 23,1% maka :
6.544,37
IRR = 15% + x (23,1% – 15%)
6.544,37 – (– 44,63 )
6.544,37
15% + x 8,1%
6.589,00
15% + (0,99322703 x 0,081)
15% + 0,08045139
15% + 8,045139%
IRR = 23,04514% mendekati perhitungan Excel 23,0363% bedanya hanya 0,00884%
Jika r2 = 30,00% maka :
6.544,37
IRR = 15% + x (30% – 15%)
6.544,37 – (– 4.346,27 )
6.544,37
15% + x 15%
10.890,64
15% + (0,600917 x 0,15)
15% + 0,090138
15% + 9,0138%
IRR = 24,0138% agak jauh, perhitungan excel 23,0363% tetap betul karena
perbedaannya hanya 24,0138% – 23,0363% = 0,99069%
Mungkin di antara Anda ada yang bertanya “pak kita kan ga pakai excel sementara kalau
ujian waktunya juga terbatas terus bagaimana cara menebak atau memperkirakan tingkat
bunga r2 yang langsung diperoleh NPV negatif dan hasilnya agak mendekati nilai akurat
excel”. Jawabannya adalah dengan membandingkan atau menghitung rasio nilai NPV
dengan Investasi awal perhatikan pada Investasi awal 30.000 dengan NPV 6.544,37 kalau
dihitung rasio antara NPV dengan Investasi sekitar 21,8146% ya perkiraan nilai IRR pada
kisaran antara 50% sd 60% an di atas 15% atau di atas r1. Sekedar pembuktian dengan
tingkat bunga r1 = 15% sementara nilai IRR yang diperoleh 23,0363% yang berarti nilai IRR
53, 575% di atas r1 (23,0363% – 15%)/15% = 53,575%). Kemudian Anda perhatikan pada
sheet 1 dimana Investasi awal 25.000 dengan NPV 2.755,55 jika dihitung rasio NPV dengan
Investasi sekitar 11,022% ya “feeling” nya antara 20% sd 30% di atas r1 (16,664% –-
13%/13% = 28,185%). Kesimpulannya adalah jika rasio antara NPV dengan Investasi awal
semakin besar maka besaran nilai IRR juga semakin jauh di atas tingkat bunga r1,
sebaliknya jika rasio antara NPV dengan Investasi semakin kecil maka kisaran nilai IRR juga
semakin dekat dengan tingkat bunga r1.
e. Profitability Indeks (PI) atau Benefit Cost Ratio (BCR)
Dari jawaban contoh di atas diperoleh :
Total PVCF 36.544,37
PI = = = 1,218146
Initial Investment 30.000

Kriteria Penerimaan/Penolakan usulan Investasi


a. Metode Pay Back dan Discounted Pay Back
semakin cepat investasi tersebut kembali maka investasi tersebut semakin layak untuk
dipilih sebaliknya jika pengembalian invesatsi terlalu lama maka sebaiknya di tolak
b. Metode Net Present Value (NPV)
Jika NPV > 0 (NPV positif) bahkan jika NPV = 0 Investasi tersebut layak di terima
Jika NPV < 0 (NPV negatif) maka Investasi di tolak
c. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Jika IRR > df atau bunga maka Investasi layak di terima
d. Profitability Indeks (PI) atau Benefit Cost Ratio (BCR)
Jika PI atau BCR > 1 maka investasi layak di terima
Jika PI atau BCR < 1 maka investasi sebaiknya di tolak
Contoh soal UAS tahun yang lalu :
PT. INTAN sedang mempertimbangkan suatu proyek investasi di bidang pertambangan,
membutuhkan investasi peralatan pertambangan sebesar Rp 100 juta dan modal kerja
sebesar Rp 50 juta. Usia proyek 5 tahun dan setelah proyek berakhir peralatan
pertambangan diperkirakan dapat dijual dengan harga Rp 10 juta, metode penyusutan yang
dipakai adalah garis lurus. Estimasi laporan keuangan proforma proyek setiap tahun selama
5 tahun sebagai berikut:
Pendapatan Rp 205 juta
Biaya-biaya (diluar depresiasi) Rp 150 juta
Bunga Rp 10 juta
Perusahaan menetapkan biaya modal sebesar 16% dan tarif pajak 20%
Dari data tesebut diatas, saudara diminta untuk:
a. membuat estimasi arus kas (proceed)
b. berapa discounted pay back period
c. menghitung NPV dan IRR proyek tersebut
d. apakah proyek tersebut layak dijalankan atau tidak?
Jawaban :
Penyusutan metode garis lurus :
Harga aktiva – Nilai Sisa aktiva) 100 juta – 10 juta
= = 18 juta per tahun
Umur Aktiva 5
Laporan keuangan proforma :
Pendapatan Rp 200 juta
Biaya-biaya (diluar depresiasi) Rp 150 juta
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Rp 50 juta
Bunga Rp 10 juta
Laba sebelum pajak (EBT) Rp 40 juta
Pajak 20% Rp 8 juta
Laba bersih (EAT) Rp 32 juta
Proceed = EAT + Penyusutan + Bunga x (1 – Pajak)
= 32 juta + 18 juta + 10 juta x (1 – 20%)
= 32 juta + 18 juta + 8 juta = 58 juta setiap tahun selama 5 tahun dan di tahun ke
ada kas masuk dari penjualan nilai aktiva sebesar 10 juta sehingga arus kas di tahun ke 5
sebesar 68 juta (58 juta + 10 juta)
Tahun Cash Flow (.000) df=pv=16% PVCF (.000)
0 -150.000. 1,000000 -150.000
1 58.000 0,862069 50.000
2 58.000 0,743163 43.103
3 58.000 0,640658 37.158
4 58.000 0,552291 32.033
5 68.000 0,476113 32.376
Total PVCF 194.670
NPV 44.670
IRR (excel) 27,92%

Kesimpulan : Usulan Investasi tersebut layak untuk dilaksanakan


Perhitungan dengan microsoft excel ada di sheet 1 file “bunga majemuk”
Annuitas
Annuitas adalah suatu seri pembayaran atau penerimaan kas dalam jumlah yang sama atau
seragam setiap periodenya. Aplikasi annuitas dalam kehidupan sehari hari banyak dipakai
dalam pembayaran asuransi, investasi, angsuran pinjaman dsb. Ada beberapa macam
annuitas seperti; annuitas nilai sekarang, annuitas nilai yang akan datang, annuitas di muka,
annuitas di tunda
Present Value Annuity atau Anuitas Nilai Sekarang
(1 – (1+i) –n)
PV = A
i
dimana :
PV = Nilai Sekarang
i = Tingkat Bunga
A = Angsuran periodik

(1 – (1+i) –n)
= Present Value Interest Factor Annuity (PVIFAi%,n)
i
Aplikasi Annuitas Nilai Sekarang
Metode Penilaian Investasi dengan NPV dan IRR dengan cash flow sama atau
seragam setiap periodenya (sumber sheet 1 bunga majemuk)
Misalkan suatu proyek dengan investasi 40.000 umur proyek 5 tahun dengan cash flow
15.000 per tahun selama 5 tahun dengan bunga 15%.
Jawaban
Jika dikerjakan menggunakan cara biasa seperti halnya cash flow nya berbeda Anda bisa
lihat di lampiran excel sheet 1 kolom F sd I baris sd baris 12 tentu saja memerlukan waktu
yang lebih lama. Dengan cash flow yang sama atau seragam setiap periodenya maka
dipergunakan rumus faktor nilai sekarang annuitas. Dengan discount faktor (df) atau bunga
15% sementara periodenya 5 tahun maka kita hitung terlebih dahulu:
(1 – (1,15)-5 ) 502823265
PVIFA15%,5 = = = 3,3521551
0,15 0,15
Contoh perhitungan di atas adalah dihitung secara bertahap, perhitungan secara langsung
juga dapat Anda lakukan. Sekarang Anda perhatikan di excel sheet 1 bahwa 3,352155 (6
decimal) di cell H11 adalah hasil dari penjumlahan setiap faktor bunga 15% dari tahun
pertama hingga tahun ke lima, dimana hasilnya sama persis dengan perhitungan
menggunakan rumus PVIFA15%,5 di cell H12. Di sinilah pentingnya penggunaan rumus
annuitas jika arus kasnya seragam karena akan lebih praktis. Perhitungan metode analisis
dengan metode IRR jika arus kasnya sama pada prinsipnya sama seperti yang sudah
dijelaskan di atas. Jika pada tingkat bunga yang disyaratkan df atau r1 diperoleh NPV positif
Anda tinggal menaikan tingkat bunganya (bunga r2) terus Anda kalikan dengan cash flow
annuitasnya sampai hasil NPV nya negatif maka proses selanjutnya lakukan interpolasi.
Mungkin di antara Anda ada yang bertanya “bagaimana jika dengan tingkat bunga r1 yang
ditetapkan hasil NPV nya negatif, apakah perlu menghitung bunga r2 ?”. Jawabannya tidak
perlu karena jika dengan bunga r1 diperoleh NPV negatif maka berarti usulan proyek
investasi tersebut ditolak.

Amortisasi Pinjaman Tahunan


Amortisasi Pinjaman adalah penyesuaian nilai suatu pinjaman setiap periodenya. Di bawah
ini akan diberikan contoh, amortisasi dari suatu pinjaman. Misalkan Anda melakukan
pinjaman sebesar Rp 30 juta untuk jangka waktu 5 tahun dengan bunga 12% p.a (p.a = per
annum = per tahun). Angsuran Periodik (A) di cari dengan menggunakan rumus :
PV 30 Juta
A= = = 8.322.292
PVIFA 12%,5 3,60477620

Untuk mencari Angsuran Bulanan prinsipnya sama hanya saja perlu ada penyesuaian dalam
tingkat bunga dan periode pinjaman. Jika bunga per tahun adalah 12% maka bunga per
bulan adalah 12%/12 = 1% per bulan, sementara jangka waktu 5 tahun jika dikonversi
bulanan menjadi 5x12 = 60 bulan. Sehingga angsuran bulanan sebagai berikut :

PV 30 Juta 30 Juta
A= = = = 667.333
-60
PVIFA 1%,60 (1 – (1,01) ) 44,9550384

0,01
Pada tabel di bawah ini ditampilkan tabel amortisasi pinjaman untuk periode tahunan :

Tahun Angsuran Bunga per Tahun Pokok Pinjaman Saldo Utang


per Tahun
0 30.000.000
1 8.322.292 12%x30 juta=3.600.000 4.722.292 (angs - bunga) 25.277.708
2 8.322.292 3.033.325 5.288.967 19.988.741
3 8.322.292 2.398.649 5.923.643 14.065.098
4 8.322.292 1.687.812 6.634.480 7.340.618
5 8.322.292 891.674 7.430.618 0
Jumla 41.611.460 11.611.460 30.000.000
h

Penjelasan perhitungan tabel di atas :


Angsuran per tahun adalah Pinjaman (PV) dibagi PVIFA, seperti pada penjelasan di atas.
Bunga per tahun adalah 12% kali saldo utang tahun sebelumnya, oleh karena itu bunga
tahun pertama 12%x30 juta, bunga tahun ke dua 12%x25.277.708 dan seterusnya.
Saldo utang harus dimulai di tahun ke nol, saldo utang tahun pertama adalah saldo utang
tahun ke 0 yaitu 30 juta di kurangi pokok pinjaman tahun pertama. Saldo utang tahun ke dua
adalah saldo utang tahun pertama dikurangi pokok pinjaman tahun ke dua dan di akhir
periode saldo utang nol, tetapi jika perhitungan Anda tidak nol bisa positif mendekati nol
atau bahkan negatif mendekati nol jawaban Anda tetap benar perbedaan selisih tersebut
karena faktor pembulatan desimal. Pokok Pinjaman adalah angsuran per tahun dikurangi
bunga per tahun. Angsuran per tahun itu terdiri dari bunga dan pokok pinjaman.
Perhatikan di kolom jumlah, jumlah pokok pinjaman 30 juta yang tidak lain adalah besarnya
pinjaman. Jumlah angsuran 41.611.460 terdiri dari bunga 11.611.460 di tambah pinjaman
30 juta. Anda bisa melihat proses perhitungan tabel di atas dengan program microsoft excel
di sheet 3 “bunga majemuk”. Sekali lagi jika perhitungan manual Anda tidak sama persis
dengan modul ini di mana ada sedikit perbedaan, maka selisih tersebut semata mata karena
faktor pembulatan decimal dan jawaban Anda tetap betul. Untuk tabel amortisasi pinjaman
dalam periode bulanan di sini hanya akan ditampilkan dari bulan pertama sampai bulan ke
lima sedangkan tampilan secara utuh sampai selesai sampai dengan bulan ke enam puluh
dapat Anda lihat di sheet 4 “bunga majemuk” .
Tabel Amortisasi Pinjaman Bulanan sd bulan ke 5 tampilan lengkap di sheet 4
Bulan Angsuran per Bunga per Bulan Pokok Pinjaman Saldo Utang
Bulan
0 30.000.000
1 667.333 300.000 367.333 29.632.667
2 667.333 296.327 371.007 29.261.660
3 667.333 292.617 374.717 28.886.943
4 667.333 288.869 378.464 28.508.479
5 667.333 285.085 382.249 28.126.230
6
7
Penjelasan Tabel :
Besarnya angsuran per bulan sudah di jawab dan dijelaskan di atas, bunga per bulan adalah
1% dikalikan saldo utang bulan sebelumnya. Pinjaman 30 juta di taruh di bulan ke nol.
Angsuran per bulan terdiri dari bunga per bulan ditambah pokok pinjaman, oleh karena itu
pokok pinjaman diperoleh dari angsuran per bulan dikurangi bunga per bulan. Saldo utang
bulan ke satu diperoleh dari saldo utang bulan ke nol dikurangi pokok pinjaman bulan ke
satu, saldo utang bulan ke dua diperoleh dari saldo utang bulan ke satu dikurangi pokok
pinjaman bulan ke dua, saldo utang bulan ke tiga di peroleh dari saldo utang bulan ke dua
dikurangi pokok pinjaman bulan ke tiga dan seterusnya. Jika Anda memperhatikan jawaban
dengan excel perhatikan rumus tiap cell sehingga ketika ‘copy paste” hasilnya tidak
mengalami perubahan. Untuk perhitungan dengan microsoft excel di bawah kolom akhir
periode pada kolom angsuran per tahun atau per bulan jika kita cek dengan menggunakan
rumus irr dengan cara =irr(blok arus kas dari tahun ke nol sd akhir periode) akan di
dapatkan tingkat bunga yang sesuai. Catatan untuk excel arus kas tahun ke nol negatif
karena menunjukan arus kas keluar.
Pinjaman Model Flat
Pada kenyataannya proses pembayaran angsuran pinjaman ketika saya (dan mungkin Anda
nanti) melakukan pinjaman di Bank model pembayaran angsuran yang dipakai Bank
bukanlah model amortisasi pinjaman, akan tetapi model flat di mana besarnya tingkat bunga
adalah tetap setiap periodenya. Dengan menggunakan contoh yang sama dengan pinjaman
30 juta bunga 12% jangka waktu 5 tahun, proses perhitungan angsuran periodik sbb:
bunga per tahun = 12% x 30 juta = 3.600.000 per tahun
bunga selama 5 tahun = 5 x 3,6 juta = 18 juta
total pinjaman + bunga = 30 juta + 18 juta = 48 juta
angsuran per tahun 48 juta dibagi 5 = 9,6 juta per tahun
Angsuran model flat lebih 9,6 juta besar jika dibandingkan dengan model amortisasi
8.322.292 per tahun dan jika dihitung irr menggunakan excel hasilnya 18,03% atau 1,50 kali
lebih tinggi dari tingkat bunga yang dinyatakan yaitu 12%.
Model Angsuran Rumah : (Excel sheet 2 “bunga majemuk)
Suatu pengembang menawarkan rumah type 36 dengan harga Rp 600 juta dengan jangka
waktu angsuran (tenor) 15 tahun. Pengembang mensyaratkan Down Payament (DP) atau
uang muka sebesar 20%. Pengembang menggandeng Bank BUMN untuk pembiayaannya
dengan menetapkan tingkat bunga 11,7% p.a (per annum = per tahun), tentukan :
a. Angsuran per bulan
b. Saldo utang tahun ke 5
c. Pokok pinjaman tahun ke 6
d. Bunga di bayar pada taun ke 6
Jawaban :
Sebelum menjawab pertanyaan di atas terlebih dahulu kita melakukan penyesuaian data
terutama bunga dan jangka waktu yang tahunan untuk disesuaikan menjadi data bulanan.
Jika bunga per tahun 11,7% maka bunga per bulan 11,7%/12 = 0,975% per bulan atau
0,00975 sementara jangka 15 tahun dirubah menjadi 15 x 12= 180 bulan. Adanya
persyaratan uang muka 20% akan mengurangi harga rumah menjadi 480 juta (600 juta
dikurangi 20% x 600 juta atau 80% x 600 juta). Sehingga Present Value (PV) harga
rumahnya menjadi 480 juta
a. Angsuran bulanannya adalah :

PV 480 juta 480 juta


A= = = = 5.668.490
PVIFA%,n PVIFA0,975%,180 84,67863686

Untuk ketelitian gunakan desimal sebanyak mungkin untuk perhitungan nilai sekarang
faktor bunga annuitas (PVIFA) sedangkan untuk angsuran maksimal 2 desimal bahkan
tanpa desimal pun juga gpp
b. Saldo utang tahun ke lima
Saldo utang tahun ke lima artinya konsumen telah membayar angsuran selama lima
tahun, berarti sisa angsuran masih 10 tahun lagi atau masih tersisa 120 bulan angsuran
PV = A x PVIFA0,975%,120 = 5.668.490 x 70,55069061 = 399.915.879
c. Pokok Pinjaman tahun ke 6
Secara konsep pokok pinjaman tahun ke 6 adalah saldo utang tahun ke 5 dikurangi saldo
utang tahun ke 6. Saldo utang tahun ke 5 sudah dijawab di pertanyaan b di atas yaitu
399.915.879. Sementara saldo utang tahun ke 6 artinya konsumen telah membayar
angsuran selama 6 tahun berarti sisa angsuran masih 9 tahun lagi atau masih 108 bulan
lagi, maka saldo utang tahun ke 6 adalah :
PV = A x PVIFA0,975%,108 = 5.668.490 x 66,59759197 = 377.507.779
Pokok pinjaman tahun ke 6 adalah 399.915.879 dikurangi 377.507.779 = 22.408.100
d. Bunga dibayar tahun ke 6
Dari pembahasan amortisasi pinjaman diketahui bahwa angsuran terdiri dari bunga dan
pokok pinjaman, oleh karena itu bunga adalah angsuran dikurangi pokok pinjaman.
Hanya saja sebelum menjawab pertanyaan di atas disini perlu ada penyesuaian waktu
dari tahunan menjadi bulanan terutama dalam hal angsuran tahunan menjadi 12 kali
angsuran bulanan. Bunga di bayar pada tahun ke 6 diperoleh dari angsuran tahun ke 6
yang tidak lain adalah 12 kali angsuran bulanan dikurangi pokok pinjaman tahun ke 6.
Sedangkan bunga dibayar tahun ke 6 =(12 x angsuran bulanan) dikurangi pokok
pinjaman tahun ke 6 oleh karena itu :
Bunga dibayar tahun ke 6 = (12x5.668.490) – (22.408.100) = 45.613.779
Setelah Anda memahami contoh ini silahkan Anda pahami contoh 4.6 hal 67 (edisi 3)
atau contoh 4.6 hal 84 (edisi 4)
Mencari Tingkat Bunga (Contoh 4.9 pada buku edisi 3 ataupun edisi 4)
Di sini akan Bp bahas dengan pendekatan yang berbeda dengan yang di buku karena
jawaban yang ada di buku sesungguhanya jawaban yang sudah “di setting” agar
jawabannya mendekati nilai akuratnya, sehingga seringkali menimbulkan pertanyaan dan
juga membingungkan mahasiswa yaitu dari mana asal muasal menentukan dua tingkat
bunga yang rentangnya sangat kecil yaitu 18% per tahun dan 18,5% per tahun.
1. Sebuah perhiasan bernilai Rp 30 juta tunai, dapat dibeli dengan 12 kali angsuran
bulanan masing-masing sebesar Rp 2.758.973,49. Berapa tingkat bunganya.
Jawaban:
Disini hanya ada dua data yaitu n = 12 dan PV = 30 juta maka kita menentukan terlebih
dahulu tingkat bunga tingkat bunga yaitu r1 yang diharapkan akan menghasilkan NPV
positif atau dengan kata lain perkalian antara nilai sekarang faktor bunga annuitas atau
biasa disingkat PVIFA%,n di kali angsuran periodik hasilnya di atas 30 juta, tidak peduli
berapa besaran nilainya yang penting di atas 30 juta. Misalkan kita tentukan r1 sebesar
12% p.a atau 1% per bulan terus dikalikan angsuran periodiknya maka PV =
PVIFA1%,12 x 2.758.973,49 = 11,25507747 x 2.758.973,49 = 31.052.460,38 sehingga
NPV1 = 31.052.460,38 – 30 juta = 1.052.460,38.
Dengan metode Interpolasi yang telah dijelaskan di atas pada prinsipnya kita
menentukan dua tingkat bunga yaitu r1 yang akan menghasilkan NPV positif dan tingkat
bunga yaitu r2 yang akan menghasilkan NPV negatif, tentu saja bunga yaitu r2 > tingkat
bunga yaitu r1. Misalkan kita tentukan r2 sebesar 24% p.a atau 2% per bulan maka nilai
PV = PVIFA2%,12 x 2.758.973,49 = 10,57534122 x 2.758.973,49 = 29.177.086,08
NPV2 = 29.177.086,08 – 30.000.000 = – 822.913,92
1.052.460,38
IRR = 1% + x (2% – 1%)
1.052.460,38 – (– 822.913,92)
1.052.460,38
IRR = 1% + x 1%
1.875.374,30
IRR = 1% + (0,56120017 x 0,01)
IRR = 1% + 0,005612002
IRR = 1% + 0,5612002% = 1,5612002% per bulan atau
IRR = 18,7344% per tahun
di buku Matematika Keuangan tingkat bunganya 1,55 % per bulan atau 18,6% per tahun,
kalau kita hitung perbedaannya hanya 0,134% orang bilang “bety” artinya beda tipis hehehe.
2. Harga rumah 800 Juta DP 20% Tenor / Jangka Waktu 13 tahun angsuran bulanannya
sebesar 9.345.839,77 Berapa tingkat bunganya ?
Untuk menjawab soal di atas, maka PV harga rumah adalah 80%x800 juta = 640 juta
Selanjutnya kita cari tingkat bunga r1 yang akan menghasilkan NPV positif misalnya 9% p.a
atau bunga per bulan 9%/12 = 0,75% atau 0,0075 maka kita cari nilai PVIFA0,75%,156:
( 1 – (1,0075) – 156 )
PVIFA0,75%,156 = = 91,77001765 (sheet 2 cell H36)
0,0075
PV1 = PVIFA0,75%,156 x A = 91,77001765 x 9.345.839,77 = 857.667.880,332
NPV1 = 857.667.880,332 – 640 juta = 217.667.880,332
Selanjutnya kita cari tingkat bunga r2 yang akan menghasilkan NPV negatif misalnya 18%
p.a atau 1,5% per bulan atau 0,015 maka kita cari nilai PVIFA1,5%,156
( 1 – (1,015) – 156 )
PVIFA1,5%,156 = = 60,13226014 (sheet 2 cell H39)
0,015
PV2 = PVIFA1,5%,156 x A = 60,13226014 x 9.345.839,77 = 561.986.468,019
NPV2 = 561.986.468,019 – 640 juta = – 78.013.531,981
Selanjutnya kita interpolasi :
217.667.880,332
IRR = 0,75% + (1,5% – 0,75%)
217.667.880,332 – (–78.013.531,981)
217.667.880,332
IRR = 0,75% + 0,75%
295.681.412,314
IRR = 0,75% + (0,736156793 x 0,0075)
IRR = 0,75% + 0,5521176%

IRR = 1,3021176% per bulan

IRR = 15,6254111% p.a

Jika dihitung dengan menggunakan exel dimana tingkat bunganya adalah 15% (sheet 2
pada kolom H excel bunga majemuk) sedangkan dengan interpolasi sebesar 15,6254111%
orang bilang “bety” artinya “beda tipis” hehehe karena selisihnya hanya sebesar
0,6254111% kalau dihitung variannya 0,6254111% / 15% = 4,6194% masih dibawah 5%,
dimana dalam penelitian ilmu sosial kesalahan di bawah 5% atau tingkat kenyakinan 95%
adalah sesuatu yang wajar dan masih dapat diterima. Pencarian tingkat bunga dengan
metode interpolasi meskipun tidak bisa menghasilkan akurasi yang sempurna, meskipun
demikian jawabannya yang diperoleh tetaplah betul
Mencari Jumlah Periode (contoh 4.7 edisi 3 atau edisi 4)
KPR sebesar Rp 210 juta dengan bunga 18% p.a, Jika besarnya angsuran per bulan adalah
Rp 3.783.889,18, dalam jangka waktu berapa lama KPR tersebut akan lunas
Jawaban :
PV = 210 juta i = 18% p.a = 1,5% = 0,015 per bulan A = 3.783.889,18

log 1 – PV x i
A
n =–
log (1 + i)

210.000.000 x 0,15
log 1–
3.783.889,18
n = –`
log (1 + 0,15)

log 0,167523188
n = –
log 0,15

n = – (–120)
n = 120 bulan atau 10 tahun
Untuk membuktikan bahwa jawaban di atas benar dimana lamanya periode angsuran
adalah 120 bulan atau 10 tahun, maka soal di atas dapat kita modifikasi atau kita balik
kembali dengan mencari besarnya angsuran per bulan, sebagai gantinya pada soal tersebut
kita tambahkan periode angsuran 10 tahun atau 120 bulan yang baru saja diperoleh. Jadi
soal barunya sebagai berikut “KPR sebesar Rp 210 juta dengan bunga 18% p.a, jangka
waktu angsuran 10 tahun, berapa angsuran bulanannya”
Jawaban :
PV = 210.000.000 n = 120 i = 18% p.a = 1,5% per bulan A=?
PV
A=
PVIFA1,5%,120
210.000.000
A= (1 – (1,015)-120)
0,015
210.000.000
A=
55,49845411

A = 3.783.889,18
Ternyata besarnya angsuran yang diperoleh sama persis dengan soal sebelumnya, hal ini
menunjukkan bahwa jawaban pertanyaan sebelumnya yang menanyakan n periode adalah
betul. Perhitungan dengan menggunakan excel ada di sheet 3 “bunga majemuk” silahkan
lihat di sheet 3 Excel “bunga majemuk post” baris 17 sd 27 kolom fgh.
Pembiayaan Kembali Pinjaman :
Jika pihak kreditur menetapkan tingkat bunga mengambang dimana jika terjadi perubahan
tingkat bunga maka akan berubah pula pembayaran angsurannya, jika tingkat bunga
meningkat akan meningkat pula angsuran pinjamannya, sebaliknya jika tingkat bunga
menurun akan menurun pula angsuran pinjamannya.
Contoh 7.6 hal 104 Edisi 3 Revisi
Tuan Bento meminjam Rp 400 juta dari Bank Abu Nawas untuk membeli rumah. Pinjaman
itu akan dilunasi dengan angsuran selama 15 tahun dengan bunga 21% p.a. Setelah
melakukan pembayaran selama 2 tahun tingkat bunga turun menjadi 15%, sehingga Tuan
Bento berniat akan melunasi pinjamannya yang berbunga 21% dengan pinjaman baru yang
berbunga 15%. Ketika Tuan Bento hendak melunasi pinjaman lebih cepat pihak Bank
mensyaratkan adanya denda sebanyak 18 kali angsuran bulanan. Keputusan apakah yang
sebaiknya diambil Tuan Bento ?
Jawaban:
Yang pertama kita akan hitung besarnya pinjaman baru yang berbunga 15% yang akan
digunakan untuk melunasi pinjaman sebelumnya yang berbunga 21%. Di mana besarnya
pinjaman adalah sebesar saldo utang setelah 24 kali angsuran ditambah denda 18 kali
angsuran.
PV = 400.000.000
n = 15 tahun x 12 = 180
i = 21%/12 = 1,75% = 0,0175

PV 400.000.000
A= =
PVIFA1,75%,180 PVIFA1,75%,180

PV 400.000.000 400.000.000
A= = = = 7.332.449,08
1 – (1 + i) – n 1 – (1,0175) – 180 54,62653216

i 0,0175

Denda pelunasan lebih cepat = 18 x 7,332449,08 = 131.804.083,39


Saldo setelah 24 kali angsuran :
–156
1 – (1,0175)
PV = PVIFA1,75%,156 x A = x 7.332.449,08 = 390.484.200,00
0,0175

Besarnya pinjaman yang harus diperoleh untuk pelunasan sebesar :


131.804.083,39 + 390.484.200,00 = 522.288.283,39
Selanjutnya dengan bunga 15% p.a kita menghitung angsuran angsuran bulanan selama
156 bulan jika pinjaman baru sebesar 522.288.283,39 jadi dilakukan:
PV = 522.288.283,39; n = 156; i = 15%/12 = 1,25% = 0,0125 maka :
A = PV dibagi PVIFA1,25%,156 = 522.288.283,39 / 68,47966753 = 7.626.910,33
Kalau kita bandingkan angsuran baru 7.626.910,33 ternyata lebih besar dari angsuran
sebelumnya 7.332.449,08 maka keputusannya tetap meneruskan angsuran sebelumnya
dan tidak perlu melakukan pinjaman baru. Terus bagaimana kalau denda pelunasannya
sebesar 14 kali angsuran bulanan silahkan hitung sendiri untuk latihan....
Penilaian Obligasi
Obligasi adalah surat utang jangka panjang dimana pemegang obligasi mempunyai klaim
hutang terhadap perusahaan yang menerbitkan obligasi. Yang akan dibahas di sini adalah
obligasi berbunga yang biasanya memuat :
1. Nilai Nominal / Nilai Par / Nilai Pari, yaitu besarnya utang yang akan dilunasi /
ditebus oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi pada saat jatuh tempo.
2. Tanggal Jatuh Tempo, yaitu tanggal pelunasan utang obligasi
3. Tingkat Bunga (kupon) yang biasanya dinyatakan per tahun (per annum = p.a)
4. Tanggal pembayaran bunga, yang menjelaskan apakah bunga obligasi dibayar
setahun sekali (tahunan) atau atau setahun dua kali (semesteran)
Lazimnya besarnya tingkat bunga kupon adalah tetap / konstan, oleh karena itu maka arus
kas pendapatan bunga yang diterima oleh pemegang obligasi adalah seragam setiap
periodenya dan di akhir periode ada arus kas yang berasal dari pembayaran kembali
sebesar nilai nominalnya. Penilaian nilai wajar obligasi pada prinsipnya adalah present value
annuitas dari bunga dan present value nilai nominal pada tingkat pengembalian yang
disyaratkan investor (yield), sehingga penentuan nilai wajar obligasi sebagai berikut :
( 1 – (1 + i) - n ) F
P = xC +
-n
i (1+i)
P = C x PVIFAi%,n + F x PVIFi%,n
dimana :
C = bunga (kupon) obligasi i = yield
F = nilai nominal / par obilgasi n = periode
P = harga wajar obligasi m = 2 semesteran, m = 4 triwulan
Jika pembayaran dilakukan secara semesteran atau tri wulan maka penentuan nilai wajar:
P = C/m x PVIFAi/m%,nxm + F x PVIFi%/mxn
Contoh 9.1 halaman 205, Edisi 3 Matematika Keuangan
Sebuah obligasi bernilai nominal 100 juta dengan bunga j2 = 12%, (j2 artinya kupon dibayar
semesteran, j4 artinya kupon dibayar tri wulanan) jatuh tempo dalam 10 tahun.Jika investor
mengharapkan yield 14% dan 10% berapa harga wajar obligasi jika kupon dibayar tahunan,
semesteran dan tri wulanan.
Jawaban jika kupon di bayar semesteran dengan yield 14%.
Perlu dicatat bahwa jawaban di buku Matematika Keuangan tidak ada penjelasan kupon
dibayar semesteran hanya kode j2 artinya kupon dibayar semesteran dan tidak membahas
jika kupon dibayar tahunan ataupun tri wulan, jadi maksud Bp adalah untuk menambah
wawasan ketika Anda nanti mendapat mata kuliah manajemen keuangan termasuk juga
penggunaan variabel PVIFA%,n dalam banyak perhitungan.
Besarnya kupon C = 12%/2x100 juta = 6%x100 juta = 6 juta
PVIFA14/2%,10x2 = PVIFA7%,20 = 10,59401425 (sheet 2 bunga majemuk)
PVIF14%/2,10x2 = PVIF7%,20 = 0,258419003
P = 6 Juta x 10,59401425 + 100 Juta x 0,258419003 = 89.405.985,75 (discount bond)
Jawaban jika kupon di bayar semesteran dengan yield 10%.
PVIFA10%/2,10x2 = PVIFA5%,20 = 12,46221034
PVIF10%/2,10x2 = PVIF5%,20 = 0,376889483
P = 6 Juta x 12,46221034 + 100 Juta x 0,376889483 = 112.462.210,34 (premium bond)
Jawaban jika kupon di bayar semesteran dengan yield 12%.(di buku tidak ada)
PVIFA12%/2,10x2 = PVIFA6%,20 = 11,46992122
PVIF12%/2,10x2 = PVIF6%,20 = 0,311804727
P = 6 Juta x 11,46992122 + 100 Juta x 0,311804727 = 100.000.000
Kesimpulan : (salah satu karakteristik obligasi)
Jika yield lebih besar bunga obligasi (kupon) maka harga wajar obligasi / harga pasar
obligasi akan lebih kecil dari harga nominal ini yang disebut discount bond
Jika yield lebih kecil bunga obligasi (kupon) maka harga wajar obligasi / harga pasar
obligasi akan lebih besar dari harga nominal ini yang disebut premium bond
Jika yield sama dengan kupon maka harga pasar obligasi sama dengan nilai nominal.
Jawaban jika kupon di bayar triwulan dengan yield 14%
Besarnya kupon C = 12%/4x100 juta = 3%x100 Juta = 3 Juta
PVIFA14%/4,10x4 = PVIFA3,5%,40 = 21,35507234
PVIF14%,4,10x4 = PVIF3,5%,40 = 0,252572468
P = 3 Juta x 21,35507234 + 100 Juta x 0,252572468 = 89.322.463,83
Jawaban jika kupon di bayar triwulan dengan yield 10%
PVIFA10%/4,10x4 = PVIFA2,5%,40 = 25,10277505
PVIF10%/4,10x4 = PVIF2,5%,40 = 0,372430624
P = 3 Juta x 25,10277505 + 100 Juta x 0,372430624 = 112.551.387,55
Jawaban jika kupon di bayar tahunan dengan yield 14%
Besarnya kupon C = 12% x 100 Juta = 12 Juta
PVIFA14%,10 = 5,216115646
PVIF14%,10 = 0,26974381
P = 12 Juta x 5,216115646 + 100 Juta x 0,26974381 = 89.567.768,71
Jawaban jika kupon di bayar tahunan dengan yield 10%
PVIFA10%,10 = 6,144567106
PVIF10%,10 = 0,385543289
P = 112.289.134,21
Ketika yield > kupon yang berarti discount bond ketika kupon dibayar semi tahunan nilai
obligasinya cenderung turun dimana tri wulan lebih kecil dari semesteran (89.322.463,83 <
89.405.985,75) dan semesteran lebih kecil dari tahunan (89.405.985,75 < 89.567.768,71)
Sebaliknya jika yield < kupon yang berarti premium bond ketika kupon dibayar semi tahunan
triwulan > semesteran (112.551.387,55 > 112.462.210,34) dan semesteran > tahunan
(112.462.210,34 > 112.289.134,21). Itu semua karena pengaruh dari karakteristik
compunding atau sifat bunga majemuk.
Obligasi Dapat di Tebus
Umumnya obligasi akan dilunasi atau ditebus pada saat jatuh tempo, namun emiten
mempunyai hak untuk menebus obligasi sebelum jatuh tempo ini disebut Callable Bond.
Penebusan sebelum jatuh tempo dimungkinkan emiten jika tingkat bunga pasar sudah turun
dan sudah lebih rendah dari pada tingkat bunga obligasi sehingga akan merugikan
perusahaan jika obligasi tersebut terus dibiarkan dan baru ditebus pada saat jatuh tempo.
Contoh 9.2 halaman 207
Obligasi PT.CBA dengan nilai nominal 10 Milyar berjangka waktu (tenor) 20 tahun dengan
kupon j2 = 11% tetapi dapat ditebus pada nilai par setelah 15 tahun. Hitung harga pembelian
yang menjamin investor mendapatkan yield 13% dan 9%
Jawaban
a. Yield 13%
F = 10 Milyar
n = 20 tahun = 40 semester
n penebusan = 15 tahun = 30 semester
c = 11% p.a = 5,5% per semester = 0,055
C = 5,5% x 10 Milyar = 550 Juta
i = 13% p.a = 6,5% per semester = 0,065
(1 – (1 + i) – n)
P = F + (c – i) F x
i
(1 – (1,065) – 30)
P = 10 Milyar + (0,055 – 0,065) x 10 Milyar x
0,065
P = 10 Milyar – 100 Juta x 13,05867591
P = 10 Milyar – 1.305.867.591
P = 8.694.132.409
Jika obligasi dilunasi saat jatuh tempo setelah 20 tahun, maka harga wajarnya :
P = 10 Milyar – 100 Juta x PVIFA6,5%,40
P = 10 Milyar – 100 Juta x 14,14552687
P = 10 Milyar – 1.414.552.687
P = 8.585.447.313
Di sini terdapat perbedaan dengan buku Manajemen Keuangan dimana salah satu
karakteristik obligasi adalah pada saat jatuh tempo nilai obligasi adalah sebesar nilai
nominalnya. Dan Bp sendiri cenderung sependapat dengan yang di buku Manajemen
Keuangan bahwa pada saat Jatuh Tempo emiten akan menebus obligasi sebesar harga
nominalnya.
b. Yield 9%
P = 10 Milyar + (0,055 – 0,045) x 10 Milyar x PVIFA4,5%,30
P = 10 Milyar + 100 Juta x 16,28888854
p = 11.628.888.854
Contoh 9.3 halaman 207
PT XYZ menerbitkan obligasi dengan nilai pari 1 Milyar berjangka waktu 20 tahun dengan
bunga j2 = 12%, obligasi itu dapat ditebus pada akhir tahun ke 10 pada harga 110 atau pada
akhir tahun ke 15 pada harga 105. Berapa harga obligasi yang menjamin investor
memperoleh yield minimum 11%
Jawaban : Perhitungan Excel ada di sheet 2
F = P20 = 1 Milyar
P10 = 110% x 1 Milyar = 1,1 Milyar
P15 = 105% x 1 Milyar = 1,05 Milyar
n = 20 tahun = 40 semester
n penebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)
c = 12% p.a =6% per semester =0,06
C = 6% x 1 Milyar = 60 Juta
i = 11% p.a = 5,5% per semester = 0,055
Harga wajar jika obligasi di tebus setelah 10 tahun:
P = 60 Juta x PVIFA5,5%,20 + 1,1 M x PVIF5,5%,20
P = 60 Juta x 11,95038248 + 1,1M x 0,342728963
P = 1.094.024.808,76
Harga wajar jika obligasi di tebus setelah 15 tahun
P = 60 Juta x PVIFA5,5%,30 + 1,05 M x PVIF5,5%,30
P = 60 Juta x 14,53374517 + 1,05 M x 0,200644016
P = 1.082.700.926,64
Annuitas Nilai Akan Datang (Future Value Annuitas = FVA)
((1 + i)n – 1)
FVA = A
i
((1 + i)n – 1)
FVIFA%,n =
i
dimana :
FVIFA%,n = Future Value Interest Factor Annuity = Nilai Masa Depan Faktor Bunga Anuitas
A = Pembayaran Periodik
Yang perlu diperhatikan disini adalah bunga diperhitungkan di akhir periode, dan untuk
memudahkan pemahaan di asumsikan kita menabung di akhir tahun sehingga besarnya
tabungan masih sama dengan tabungan periodik.
Contoh:
Anggaplah kita secara rutin menabung Rp 10 juta per tahun selama 5 tahun, berapa saldo
tabungan kita setelah 5 tahun jika tingkat bunga tabungan 12% p.a
Jawaban :
((1,12)5 – 1)
FVA = x 10 Juta
0,12
= 6,35284736 x 10 Juta
= 63.528.473,60
Tampilan dalam bentuk tabel seperti ditunjukkan tabel berikut :
Tahun Tabungan Bunga Tabungan Saldo Akhir Tahun
Per
Tahun
1 10.000.000 – 10.000.000
2 10.000.000 12%x10Jt =1.200.000 10Jt + 10Jt + 1,2 Jt = 21.200.000
3 10.000.000 12%x21,2Jt = 2.544.000 21,Jt + 10 Jt + 2,544 Jt = 33.744.000
4 10.000.000 12%x33,744Jt = 4.049.280 33,744Jt+10Jt+4.049.280 = 47.793.280
5 10.000.000 12%x47.793.280=5.735.193,6 47.793.280+10Jt+5.735.193,6=63.528.473,60

Jika pembayaran periodiknya dilakukan bulanan maka tingkat bunga yang dinyatakan dalam
per tahun (p.a) dan jangka waktu yang tahunan di sesuaikan menjadi bulanan.
Contoh :
Suatu perusahana investasi menawarkan bunga atau return 12% p.a dengan jangka waktu
10 tahun. Jika Anda memutuskan ikut berinvestasi dengan pembayaran investasi 500 ribu
per bulan, berapa nilai investasi Anda setelah 10 tahun.
Jawaban :
n = 12 x 10 = 120 bulan i = 12% /12 = 1% per bulan = 0,01
FVA1%,120 = FVIFA1%,120 x A
((1,01)^120 – 1)
FVA = x 500.000
0,01
= 230,03868946 x 500.000
FVA = 115.019.344,73
Penjelasan perhitungan secara tabel untuk bulanan kalau dikerjakan secara manual sama
seperti halnya penjelasan tabel di atas tetapi tentu akan memakan waktu yang lama, oleh
karena kita akan terbantu jika perhitungan menggunakan excel yang ada di sheet 4 copy of
bunga majemuk

Menghitung Pembayaran Periodik ( A )


FVA
A=
FVIFA%,n
Soal di atas dapat kita pergunakan lagi untuk menghitung atau mencari besarnya
pembayaran periodik. Dari soal di atas kita tahu angsuran investasi per bulan sebesar 500
ribu, tentu saja ada tambahan data yaitu 115.019.344,73 sebagai nilai masa depan anuitas,
maka soalnya akan sebagai berikut :
Suatu perusahana investasi menawarkan bunga sebesar 12% p.a dengan
menjanjikan kepada calon investor atau nasabah uang sebesar 115.019.344,73 di akhir
tahun ke 10 melalui angsuran bulanan kepada perusahaan investasi tersebut. Berapa besar
angsuran bulanan yang harus dibayar oleh para calon nasabah tersebut.
Jawaban :
i = 12% p.a maka bunga per bulan i = 12%/12 = 1% atau 0,01
n = 10 x 12 = 120 sementara FVA1%,120 = 115.019.344,73
berapa A ???
FVA1%,120 115.019.344,73
A= = = 500.000 (secara cepat dengan excel)
FVIFA1%,120 230,03868946
115.019.344,73
=
(( 1,01)120 – 1)

0,01
115.019.344,73
=
230,03868946
= 500.000
Perhitungan menggunakan excel ada di sheet 3 bunga majemuk
Menghitung Jumlah Periode Tabungan ( n )

FVA x i
log 1 +
A
n=
log ( 1 + i )
Misalkan soal di atas kita gunakan lagi akan tetapi yang ingin kita cari adalah jumlah
periodenya (soal di atas periodenya 120), sementara nilai masa depan anuitas yang
diperoleh sebesar 115.019.344,73 kita masukan sebagai tambahan data, jadi soalnya
sebagai berikut :
Suatu perusahana investasi menawarkan bunga atau return 12% p.a yang akan
menghasilkan uang sebesar 115.019.344,73 dengan syarat Anda secara rutin membayar
500 ribu per bulan untuk investasi tersebut. Berapa lama jangka waktu investasi tersebut :
Jawaban
115.019.344,73 x 0,01
log 1+
500.000
n=
log ( 1 + 0,01 )

log ( 1 + 2,300386895 )
n=
log (1,01)
log 3, 300386895
n=
log 1,01
n = 120
Lampiran perhitungan dengan excel ada di sheet 3 bunga majemuk
Untuk mendapatkan hasil yang akurat Anda harus menggunakan desimal yang banyak
paling tidak 8 atau 9 desimal karena jika desimal yang sedikit bisa jadi akan sedikit berbeda
hasilnya.
Mencari Tingkat Bunga Bunga Tabungan
Pencarian tingkat bunga tabungan pada prisipnya sama dengan pencarian tingkat bunga
dari pembayaran angsuran pinjaman yaitu dengan metode interpolasi. Model persamaan
untuk mencari tingkat bunga adalah :
FVA
FVIFA%,n =
A
Masih menggunakan contoh soal di atas dimana variabelnya kita “putar-putar” supaya Anda
makin paham dan “tidak perlu pusing”.
Suatu perusahaan Investasi yang menjanjikan uang sebesar Rp 115.019.344,73
pada akhir tahun ke 10 melalui pembayaran tabungan bulanan sebesar 500 ribu. Berapa
tingkat bunga tabungan investasi tersebut ?
115.019.344,73
FVIFA%,n = = 230,03868946
500.000
Pertanyaannya adalah 230,03868946 hasil dari nilai masa depan faktor bunga annuitas
(FVIFA%,n) pada tingkat berapa persen ??? dengan asumsi kita belum tau jawabannya
berapa persen. Karena angsurannya adalah dalam bulanan maka tingkat bunganya juga
harus disesuaikan dalam bulanan. Untuk kali Bapak akan mencoba dengan cara interpolasi
tetapi yang hasilnya mendekati nilai akuratnya, tetapi konsekuensinya kita coba beberapa
tingkat bunga yang berbeda-beda. Bapak yakin Anda “tidak jenuh” karena Anda sudah
beberapa kali mempelajari menghitung tingkat bunga dengan cara interpolasi, maka Bapak
anggap Anda akan “bersemangat” karena Anda “makin paham”. Prinsipnya adalah kita
hitung FVIFA dengan tingkat bunga tertentu dengan n = 120 (karena bulanan). Misalnya kita
coba dengan bunga 9% p.a atau 0,75% per bulan atau 0,0075 selanjutnya kita hitung
FVIFA0,75%,120
((1,0075)120 – 1)
FVIFA0,75%,120 = = 145,13570781
0,0075
Selanjutnya nilai 145,13570781 kita kalikan dengan angsurannya yaitu 500.000 diperoleh :
Rp 72.567.853,91 dimana hasil ini masih agak jauh di bawah Rp 115.019.344,73 sehingga
perlu kita naikan lagi. Misalkan kita naikan menjadi 0,90% per bulan atau 0,009 kita cari FVA
((1,0090)120 – 1)
FVIFA0,90%,120 = = 214,49866749 x 500.000 = Rp 107.249.333,74
0,0090
Dimana nilai Rp 107.249.333,74 sudah cukup dekat dengan Rp 115.019.344,73. Terus kita
coba naikan dikit lagi misalnya 0,975% atau 0,00975 kita dapatkan nilai 226,02927415 terus
kita kalikan 500 ribu didapat Rp 113.014.637,08 anggaplah ini adalah nilai terdekat dibawah
nilai FVA yaitu Rp 115.019.344,73 Sekali lagi asumsinya kita belum tau kalau jawabannya
adalah 1% per bulan, maka Anda “tidak boleh” menggunakan nilai 1% per bulan. Maka
langkah berikutnya adalah kita naikan lagi tingkat bunganya sampai didapat nilai lebih
besar dari Rp115.019.344,73. Misalkan kita coba 1,025% per bulan atau 0,01025 di dapat
FVIFA1,025%,120 = 234,13425611 x 500 ribu = Rp 117.067.128,06 Anggaplah ini adalah
nilai terdekat diatas nilai FVA yaitu Rp 115.019.344,73, sehingga kita telah mendapat dua
tingkat bunga yaitu r1 sebesar 0,975% dan nilai r2 sebesar 1,025% selanjutnya kita cari Net
Future Value (NFV) r1 dengan bunga 0,975% yaitu Rp 113.014.637,08 – 115.019.344,73 =
– Rp 2.004.707,65 sementara untuk Net Future Value r 2 dengan bunga 1,025% yaitu Rp
117.067.128,06 – Rp 115.019.344,73 = Rp 2.047.783,33. Interpolasi dengan IRR maka:
NVPr1
IRR = r1 + x (r2 – r1)
NVPr1 – NVPr2

– Rp 2.004.707,65
IRR = 0,00975 + x (0,01025 – 0,00975)
– Rp 2.004.707,65 – Rp 2.047.783,33

– Rp 2.004.707,65
= 0,00975 + x 0,0005
– Rp 4.052.490,98

= 0,00975 + ( 0,494685284) x (0,0005 )


= 0,00975 + 0,000247343
= 0,00999734
= 0,999734% per bulan x 12
= 11,9968112% per tahun
Selisihnya sebesar 12% – 11,9968112% = 0,0032% atau tingkat “kesalahannya” sebesar
0,0032%/12% = 0,0265736% atau tingkat “kebenarannya” atau tingkat akurasinya sebesar
99,9734% atau hampir mendekati 100%.
Lampiran perhitungan excel ada di sheet 3 bunga majemuk

Anda mungkin juga menyukai