KELOMPOK 5
ANGGOTA KELOMPOK :
YOGYAKARTA
2019
KOMPENSASI MANAJEMEN
A. Pengertian Kompensasi
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan
kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang
tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan
dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan
karyawan. Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena
kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan
kesejahteraan karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak
memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan,
bahkan dapat menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.
B. Fungsi Kompensasi
Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat perusahaan
terhadap karyawannya, faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor pendorong
seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang
cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan. Menurut
Martoyo (1994), fungsi kompensasi adalah :
1. Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif
Kompensasi yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi bahwa
organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari karyawan yang
bersangkutan karena besarnya kompensasi sangat ditentukan oleh tinggi/rendahnya
produktivitas kerja karyawan yang bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi
kompensasi yang tinggi berarti semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi.
Banyaknya karyawan yang berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk
kerja-kerja yang tidak perlu (yang diakibatkan oleh kurang efisien dan efektifitasnya
kerja). Dengan demikian pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM
secara lebih efisien dan lebih efektif.
3. Menjamin keadilan
Pemberian kompensasi yang baik juga bertujuan untuk menjamin keadilan.
Dalam arti, perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau
prestasi kerja yang diberikan pada organisasi.
5. Mengendalikan biaya-biaya
Dalam jangka pendek, pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi
akan memperbesar biaya. Namun secara jangka panjang, kerja karyawan yang lebih
efektif dan efisien akibat pemberian kompensasi yang baik dapat mengendalikan biaya-
biaya yang tidak perlu. Organisasi sering kali mengeluarkan biaya-biaya yang tidak
perlu akibat rendahnya produktifitas atau kurang efekif dan efisiennya kerja karyawan.
Seringkali biaya yang tidak perlu ini besarnya melebihi biaya tetap. Pemberian
komensasi yang baik diharapkan dapat mendorong karyawan untuk lebih produktif dan
lebih efisien serta efektif dalam bekerja sehingga organisasi dapat memperkecil atau
mengendalikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan memperbesar
pemasukannya.
6. Memenuhi peraturan-peraturan legal
Selain lima tujuan di atas, kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi
peraturan-peraturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan Lembur,
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan fasilitas
lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Martoyo (1994) berpendapat bahwa tujuan kompensasi
adalah :
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan economic security
bagi karyawan
2. Mendorong agar karyawan lebih baik dan lebih giat.
3. Menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kemajuan.
4. Menunjukkan penghargaan dan perlakuan adil organisasi terhadap karyawannya
(adanya keseimbangan antara input yang diberikan karyawan terhadap perusahaan
dan output atau besarnya imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan).
Berikut ini kami sampaikan beberapa bahasan yang berkenaan dengan Kompensasi
Manajemen dalam Sistem Pengendalian Manajemen.
Kunci untuk memotivasi orang untuk berperilaku dalam sikap yang memajukan tujuan
organisasi terletak pada cara insentif organisasi yang menghubungkan dengan tujuan
individu. Insentif dapat digolongkan menjadi :
a. Insentif positif atau “imbalan (reward)” merupakan hasil yang menambah kepuasan dari
kebutuhan individu
b. Insentif negatif atau “hukuman” adalah hasil yang mengurangi kepuasan dari kebutuhan
individu.
Imbalan berupa insentif adalah daya tarik untuk memuaskan kebutuhan mereka yang
setiap individu tidak dapat memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi tersebut.
a. Individu cenderung lebih termotivasi oleh potensi imbalan yang diperolehdaripada oleh
ketakutan hukuman, sehingga sistem pengendalian manajemen harusberorientasi
terhadap imbalan.
b. Imbalan pribadi bersifat relatif atau situasional. Kompensasi moneter adalah alatyang
penting untuk memuaskan kebutuhan.
d. Setiap individu akan lebih termotivasi tinggi apabila menerima laporan atauumpan balik
kinerja mereka
e. Insentif menjadi kurang efektif apabila periode antara tindakan dan umpan baliksemakin
lama.
f. Motivasi akan melemah apabila insentif tidak akan tercapai atau terlalu mudahtercapai.
g. Insentif yang didasarkan anggaran atau laporan tujuan lain akan menghasilkanyang
terbaik apabila para manajer bekerja secara maksimum untuk mencapai jumlahyang
dianggarkan.
Paket kompensasi total untuk manajer terdiri dari tiga komponen yaitu:
a. Gaji adalah suatu bentuk pembayaran periodik dari seorang majikan pada
karyawannya yang dinyatakan dalam suatu kontrak kerja.
Tiga komponen itu saling bergantung, tetapi yang ketiga berhubungan secara spesifik
dengan fungsi pengendalian manajemen.
Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi rencana insentif jangka pendek
dan rencana insentif jangka panjang.
2) Carryovers
Asumsi dasar dari rencana ini adalah pertumbuhan nilai saham biasa perusahaan
yang merefleksikan kinerja jangka panjang.
Pada rencana kinerja unit, bonus tunai dibayarkan ketika target-target jangka
panjangtertentu tercapai. Metode ini merupakan penggabungan hak apresiasi saham
dengankinerja saham.
Total bonus pool dibagi untuk manajer korporat dan manajer unit bisnis. Setiap
manajer korporat, kecuali CEO, bertanggung jawab atas sebagian kinerja perusahaan
secarakeseluruhan, sehingga atas bonus (biasanya bersifat subyektif, karena sulit
mengukur). Kompensasi untuk CEO biasanya didiskusikan oleh dewan direksi berupa
komite kompensasi.
Setiap pejabat korporasi (kecuali CEO) bertanggungjawab sebagain atas kinerja
keseluruhan organisasi. Para pejabat korporasi dimotivasi oleh, dan berhak untuk
menerima bonus untuk kinerja yang baik. Akan tetapi, sebagian kinerja yang
dihasilkan olah masing-masing dari pejabat korporasi tidak dapat diukur. Misalnya,
bagaimana seseorang dapat mengukur kontribusi terhadap laba yang dibuat oleh
seorang wakil direktur sumber daya manusia atau kepala penasehat perusahaan.
Untuk menstimulasi motivasi, biasanya CEO (yang merekomendasi
penghargaan untuk komite kompensasi dewan komisaris) mendasarkan penghargaan
pada penilaian terhadap kinerja masing-masing orang. Tentu saja, penilaian ini berifat
subjektif. Beberapa organisasi menggunakan dasar Management By Objectives (MBO),
dimana tujuan/target tertentu telah disetujui di awal tahun dan pencapaiannya dinilai
oleh CEO.
Pada umumnya,kompensasi CEO didiskusikan oleh komite kompensasi dewan
komisaris, setelah CEO tersebut mempresentasikan rekomendasi kompensasi untuk
bawahannya. Dalam presentasi tersebut,sikap/tindakan/keputusan CEO terhadap
persentase/besaran untuk kompensasi insentif pejabat korporasi di suatu tahun
sangatlah jelas. Dalam kondisi umum, komite kompensasi dewan komisaris akan
menerapkan persentase/besaran yang sama untuk kompensasi CEO. Namun
demikian, komite kompensasi dewan komisaris kemungkinan memberikan tanda-
tanda penilaian yang berbeda untuk kinerja CEO dengan memutuskan persentase
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Hal tersebut merupakan suatu tanda-tanda
penting mengenai bagaimana komite kompensasi dewan komisaris menilai kinerja
CEO. Sebaiknya, penilaian tersebut disertai dengan penjelasan yang jujur
mengenai alasan dari keputusan tersebut
4. Insentif Untuk Manajer Unit Bisnis
a. Jenis Insentif
Dalam hal ini pembagian menurut jenis insentif dibedakan menjadi 2 yaitu :
b) Peningkatan tanggungjawab
c) Peningkatan otonomi
e) Pengakuan
Ada dua pemikiran tentang bagaimana komposisi imbalan tetap (gaji dan
tunjangan) dan variable (bonus insentif) dalam total kompensasi manajer. Pemikiran
pertama, merekrut orang baik, membayar mereka dengan baik dan mengharap
kinerja baik. Pemikiran yang lain, kita merekrut orang baik, mengharap mereka
bekerja dengan baik dan membayar mereka dangan baik jika kinerja sesungguhnya
baik.
1) Tingkat Batas (Cut off Levels) merupakan rencana bonus mempunyai tingkat
batas atas (bonus maksimum yang dicapai) dan batas bawah (tidak diberi
bonus).
2) Tingkat Batas Atas, merupakan pembagian bonus kepada pihak yang memiliki
posisi sejajar di atas atau sebagai para manajmen. Dalam hal ini pembagian
pihak menengah kebawah tidak diberi bonus.
3) Gabungan keduanya, yang mana laba yang diperolah antara kontribusi laba
perusahaan dan laba perusahaan sendiri tidak ada pembeda yang artinya di
jadikan satu.
1) Berdasarkan Rumus yaitu bisa saja didasarkan pada tenggang waktu lamanya
bekerja, sehingga bagi mereka karyawan lama maupun baru yang mungkin
medapatkan pembagian bonus, tetap saja dalam perhitungan rumusnya pihak
karyawan lama yang akan mendapatkan jauh lebih banyak.
e. Kriteria Kinerja
Dalam insentif untuk manager unit bisnis, terdapat beberapa kriteria diantaranya :
1) Kriteria keuangan
3) Periode waktu
5) Bobot relatif yang diberikan kepada kriteria keuangan dan non keuangan.
3) Opsi saham adalah adalah suatu hak yang didasarkan pada suatu perjanjian
untuk membeli atau menjual suatu komoditi, surat berharga keuangan, atau
suatu mata uang asing pada suatu tingkat harga yang telah disetujui pada setiap
waktu dalam masa tiga bulan kontrak
4) Saham fantom adalah adalah jenis bonus tunai ditunda di mana jumlah bonus
merupakan suatu fungsi dari harga pasar dari saham perusahaan.
5. Teori Agensi
Teori keagenan atau teori agensi adalah teori yang menjelaskan tentang hubungan
kerja antara pemilik perusahaan (pemegang saham) dan manajemen. Atas nama
pemegang saham. Teori keagenan atau teori agensi muncul ketika pemegang saham
mempekerjakan pihak lain.
Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk
memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini berusaha
untuk menggambarkan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam
merancang kontrak insentif. Suatu kontrak insentif, sebagaimana yang digunakan
dalam teori agensi, adalah sama dengan pengaturan kompensasi insentif yang
didiskusikan dalam bab ini.
Teori agensi berusaha untuk menyatakan hubungan hubungan ini dalam model
matematis. Pendahuluan ini membahas ide umum dari teori agensi tanpa memberikan
model yang aktual. Pada teori agensi setidaknya ada 3 macam konflik kepentingan yang
bisa terjadi pada perusahaan:
1) Pemegang saham vs manajemen
3) Manajemen vs bawahan
Teori agensi atau teori keagenan pada dasarnya hanya menyangkut hal hal seperti
dibawah ini:
1) Kontrol pemegang saham terhadap manajemen
2) Biaya yang menyertai hubungan keagenan
KESIMPULAN
1. Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada
karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap.
2. Fungsi dari kompensasi salah satunya adalah :
a. Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif